Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

16
BAB 7 DESAIN TATA LETAK A. Pendahuluan Lahan kosong di Indonesia semakin tahun berkurang dan harganya semakin tahun meningkat. Sedangkan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun bertambah. Oleh karena itu tidak jarang kita menemui masyarakat yang tidak mempunyai tempat tinggal segingga mereka membanggun rumah di tepi sunggai, bawah jembatan dan tidur di emperan toko. Minimnya lahan kosong dan mahalnya lahan saat ini menyebabkan masyarakat tega menebanggi hutan dan menjadikan lahan persawahan sebagai pemukiman. Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, adalah akibat dari ditebangnya pohon-pohon sehingga kurangnya tempat tadah hujan. Bahan makanan harus impor dari luar negeri semua itu juga akibat dari kurangnya lahan pertanian, sehingga hasil tanaman tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Semua itu berimbas lagi pada rakyat kecil. Dalam hal ini desain tata letak sangat dibutuhkan bagi seluruh golongan. Bagi Pemerintah desain tata letak sanggat dibutuhkan untuk menata tata letak kota sehingga tidak akan ada lagi pemukkiman kumuh, pemukiman tepi sungai dan lain-lain. Bagi para Arsitek, desain tata letak berguna untuk membuat suatu bangunan mewah tanpa memerlukan lahan yang banyak. Para Penggusaha memerlukan desain tata letak untuk efesiensi bisnis dan dapat mengurangi biaya operasional. ~ 73 ~

Transcript of Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Page 1: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

BAB 7

DESAIN TATA LETAK

A. Pendahuluan

Lahan kosong di Indonesia semakin tahun berkurang

dan harganya semakin tahun meningkat. Sedangkan

pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun bertambah.

Oleh karena itu tidak jarang kita menemui masyarakat

yang tidak mempunyai tempat tinggal segingga mereka

membanggun rumah di tepi sunggai, bawah jembatan dan

tidur di emperan toko. Minimnya lahan kosong dan

mahalnya lahan saat ini menyebabkan masyarakat tega

menebanggi hutan dan menjadikan lahan persawahan

sebagai pemukiman.

Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, adalah

akibat dari ditebangnya pohon-pohon sehingga kurangnya

tempat tadah hujan. Bahan makanan harus impor dari luar

negeri semua itu juga akibat dari kurangnya lahan

pertanian, sehingga hasil tanaman tidak bisa mencukupi

kebutuhan masyarakat. Semua itu berimbas lagi pada

rakyat kecil.

Dalam hal ini desain tata letak sangat dibutuhkan bagi

seluruh golongan. Bagi Pemerintah desain tata letak

sanggat dibutuhkan untuk menata tata letak kota sehingga

tidak akan ada lagi pemukkiman kumuh, pemukiman tepi

sungai dan lain-lain. Bagi para Arsitek, desain tata letak

berguna untuk membuat suatu bangunan mewah tanpa

memerlukan lahan yang banyak. Para Penggusaha

memerlukan desain tata letak untuk efesiensi bisnis dan

dapat mengurangi biaya operasional.

~ 73 ~

Page 2: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

B. Definisi Tata Letak

Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara

pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang

kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan

memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin

atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran

gerakan–gerakan material, penyimpanan material (storage)

baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil

pekerja dan sebagainya.

Tata letak merupakan keputusan kunci yang

menentukan efesiensi operasi jangka panjang. Tata letak

mempunyai sejumlah implikasi strategi karena hal tersebut

dapat menyusun prioritas persaingan perusahaan yang

berkaitan dengan kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya

seperti kualitas kehidupan kerja, kontak pelanggan dan

penampilan.

C. Tipe Layout

Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan

mesin pada tempat terbaik (dalam pengaturan produksi),

kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor) atau pusat

pelayanan (dalam penaturan rumah sakit atau departemen

store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya

aliran bahan, manusia dan informasi di dalam suatu wilayah

dan antar wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam

pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan-

pendekatan tersebut:

1. Tata letak dengan posisi tetap, guna memenuhi

persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan

memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal laut

dan gedung.

Manajemen Operasional 74

Page 3: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

2. Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan

dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi

tinggi (juga disebut “job shop” atau produksi sesaat).

3. Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan,

dan ruangan guna melancarkan aliran informasi.

4. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan

tanggapan atas perilaku pelanggan.

5. Tata letak gudang, melihat Kelebihan dan kekurangan

antara ruangan dan sistem penanganan bahan.

6. Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari

utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam

produksi yang continue atau berulang.

D. Macam-macam Tipe Tata Layout

Pada umumnya terdapat empat tipe tata letak, yaitu:

1. Tata Letak Aliran Fleksibel

Tata letak ini digunakan pada kantor yang langsung

berhubungan dengan pelanggan (front office) dan jop

proses dengan aliran kerja beragam, volume rendah, dan

kastemisasi tinggi. Keunggulan tipe tata letak fleksibel

adalah diatur secara linier, menggunakan peralatan

yang bersifat umum dan dengan sumber daya yang

sedikit, lebih fleksibel dalam menangani perubahan

dalam bauran produk, karyawan lebih ahli dalam

pengtahuan teknis, dan peralatan yang multi fungsi.

2. Tata Letak Aliran Lini

Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (black office)

dan proses lini yang memiliki aliran kerja linier dan

tugas yang berulang-ulang. Manejer harus menentukan

sumber daya bagi pelayanan, produk, atau tugas

individual.

Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 75

Page 4: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

3. Tata letak Campuran

Tata letak mengkombinasi elemen-elemen dari

proses yang berbeda dan proses lini. Beberapa fasilitas

diatur dalam tata letak dengan aliran fleksibel dan yang

lain diatur dengan tata letak lini. Tata letak campuran

digunakan dalam fasilitas yang mempunyai kegiatan

operasi pabikasi dan rakitan (assembly). Operasi

pablikasi merupakan komponen yang dibuat dari bahan

mentah dengan aliran campuran, sedangkan pada

operasi rakitan, komponennya dirakit menjadi produk

akhir.

4. Tata Letak Posisi Tetap

Tipe tata letak ini digunakan dalam perusahaan

manufaktur dan jasa dengan lokasi yang tetap,

sementara karyawan dan pelaratan di datangkan ke

lokasi tersebut. Tata letak posisi tetap digunakan

apabila produk yang dihasilkan sulit di bawah, seperti

gedung, lokomotif bendungan.

E. Pola Tata Letak

Secara umum, ada empat pola dasar tata letak, yakni: tata

letak fungsional, tata letak produk, tata letak kelompok, dan

tata letak posisi tetap. Masing-masing pola tata letak

digunakan sesuai dengan proses dalam produksinya.

1. Tata letak fungsional (jop lot lay out)

Mesin dan peralatan yang mempuyai karakter atau

fungsi yang sama ditempatkan dalam satu departemen.

Misalnya mesin bubut, mesin drill, dan mesin las. Layout

proses dapat digunakan sebagai suatu tipe yang

menyediakan keluwesan output atau produksi berdasar

pesanan, desain produk, dan metode-metode proses

Manajemen Operasional 76

Page 5: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

pabrikasinya. Layout proses adalah karakteristik yang

cocok untuk proses manufacturing yang terputus-putus.

Tata letak ini berkaitan dengan proses produksi dengan

volume rendah dan variasi tinggi, seperti mesin dan

peralatan yang dikelompokkan bersama.

Tata letak yang berorientasi pada proses sangat baik

untuk menangani produksi komponen dalam batch kecil,

atau disebut job-lot, dan untuk memproduksi beragam

komponen dalam bentuk dan ukuran yang berbeda.

Kelemahan tata letak ini pada pada peralatan yang

biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan

menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam

sistem karena penjadualan sangat sulit, penyetelan mesin

beruba, dan penanganan bahan yang unik.

Peralatan yang memiliki kegunaan umum

membutuhkan tenaga kerja terampil, dan persediaan

barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya

ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil

yang dibutuhkan juga meningkat, dan jumlah barang

setengah jadi cukup tinggi sehingga mengakibatkan

kebutuhan modal meningkat.

2. Layout produk (tata letak garis/line layout)

Pengaturan tata letak fasilitas produksi berdasar

aliran produk. Tipe ini sangat popular dan sering

digunakan pada pabrik yang menghasilkan produk

secara massal (mass production), dengan tipe produk

relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif

lama. Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari

satu bagian ke bagian lain hingga produk selesai

diproses.

Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 77

Page 6: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

Tujuan utama layout ini adalah mengurangi

pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan.

Misalnya pabrik perakitan mobil, lemari pendingin,

dan televisi. Layout produk adalah karakteristik yang

cocok untuk proses manufacturing yang terus menerus.

3. Layout kelompok (group layout)

Tata letak kelompok ini memisakan ruangan-

ruangan dan kelompok-kelompok mesin untuk

membuat komponen yang memerlukan pemrosesan

yang sama. Masing-masing komponen akan di produksi

di ruangan yang khusus, dengan suatu rangkaian mesin

yang ditempatkan dalam ruangan tersebut.

4. Layout posisi tetap (fixed position layout)

Pengaturan material atau komponen produk akan

tetap pada posisinya, sedangkan fasilitas produksi

seperti peralatan, perkakas, mesin, dan pekerja yang

bergerak berpindah menuju lokasi material tersebut.

Misalnya pabrik perakitan pesawat terbang, perakitan

kapal, dan pembuatan gedung. Layout ini mengatasi

kebutuhna tata letak proyek yang tidak berpindah atau

proyek yang menyita tempat yang luas.

F. Metode Desain Tata Letak

Dalam membuat sebuah tata letak pabrik, ada langkah-

langkah yang berurutan sebagai prosedur perencanaan

tata letak pabrik. Berikut adalah uraian beberapa metode

yang telah dikembangkan dari beberapa sumber antara

lain: Tompkins, Engineering Approach, Richard Muther

dan Metode Konvensional.

Manajemen Operasional 78

Page 7: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

1. Metode Desain Fasilitas menurut Tompkins, et.al.

Tompkins, et.al. menggambarkan siklus

perencanaan fasilitas sebagai mana terlihat pada

gambar 7.1. Adapun metodenya adalah dengan langkah

pertama menentukan aktivitas-aktivitas yang terkait

untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.

Kedua tentukan kebutuhan ruang untuk semua

aktivitas. Ketiga apakah kondisi yang ada telah dapat

terpenuhi? Bila belum terpenuhi tentukan lokasi

fasilitas yang lebih tepat.

Bila ya lakukan langkah selanjutnya, yakni

menggambarkan rencana alternatif-alternatif yang

dapat dilakukan sekaligus melakukan evaluasi. Setelah

itu menentukan pilihan rencana fasilitas dari rencana

alternatif-alternatif dan hasil evaluasi yang dilakukan.

Langkah terakhir melakukan implementasi rencana

yang ditetapkan. Setelah rencana terimplementasi, perlu

dilakukan pemeliharaan dan perbaikan berkelanjutan.

Gambar 7.1 Siklus Perencanaan Fasilitas

Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 79

Page 8: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

2. Metode Engineering Design Approach

Engineering Approach sebagai pendekatan untuk

merancang tata letak pabrik. Pendekatan ini terdiri dari

tujuh langkah, yaitu:

a. Mengidentifikasikan masalah.

b. Mengumpulkan data.

c. Memformulasikan model dari masalah.

d. Mengembangkan algorima penyelesaian model.

e. Membangun alternatif, mengevaluasi, dan memilih.

f. Mengimplementasikan solusi.

g. Tinjauan terus-menerus setelah implementasi.

Gambar 7.2 Tujuh Langkah

Engineering Design Problem Appproach

7. Continuously review after implementation

1. Identify the problem

2. Gather the required data

3. Formulate a model for the problem

4. Develop an algorithm for the model and solve it

5. Generate alternative solutions, evaluate, and select

6. Implement the solution

3. Metode SLP oleh Richard Muther

Metode SLP (Systematic Layout Planning) yang

dikembangkan oleh Richard Muther, yakni: dapat

dilihat pada Gambar 7.3 berikut ini.

a. Input data (pengumpulan data masukan dan aktivitas).

b. Flow of material (aliran material).

c. Activity relationship (analisa hubungan aktivitas kerja).

d. Relationship diagram (menyusun diagram hubungan).

Manajemen Operasional 80

Page 9: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

e. Space requiremant (luas ruang yang dibutuhkan).

f. Space available (pertimbangan terhadap luas ruang yang

tersedia).

g. Space relationship diagram (pembuatan diagram

hubungan ruangan).

h. Modifying constraints dan practical limitations (modifikasi

layout berdasarkan pertimbangan praktis).

i. Develop layout alternatives (membuat alternatif tata

letak).

j. Evaluation (evaluasi).

Gambar 7.3 Prosedur Systematic Layout Planning (SLP)

2. Aliran Material 3. ARC

4. ARD

1. Masuk Data

5. Kebutuhan Ruang 6. Kesediaan Ruang

7. Ruang Relationship

Diagram

8. Pertimbangan

Modifikasi

9. Pertimbangan

Praktis

10. Pembuatan

Alternatif Tata Letak

11. Evaluasi

Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 81

Page 10: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

4. Metode Konvensional

Tahapan yang perlu dilalui dalam teknik

konvensional terdiri atas tiga bagian, yaitu tahap

analisis tingkat hubungan, perencanaan kebutuhan luas

lantai, dan tata letak akhir. Teknik konvensional tidak

menggunakan formulasi matematis yang rumit,

sehingga mudah memahaminya. Namun, pada sisi lain

persyaratan utama dalam menerapkan teknik

konvensional adalah pengalaman perancang.

Berdasarkan tiga bagian utama teknik konvensional

perancanaan tata letak pabrik yang dirinci sebagai

berikut:

Gambar 7.4 Diagram Perancangan

dengan Teknik Konvensional

Manajemen Operasional 82

Page 11: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

a. Menidentifikasi aktivitas-aktivitas yang telah

didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas pabrik.

b. Menyiapkan lembaran Activity Relationship Chart

(ARC) dan mengisinya dengan nama-nama fasilitas

yang telah ditetapkan pada langkah 1.

c. Merumuskan alasan-alasan yang dapat dijadikan

dasar bahwa fasilitas-fasilitas dapat didekatkan atau

harus dijauhkan.

d. Memberikan penilaian berdasarkan sistem penilaian

yang telah disepakati.

e. Merangkum hasil penilaian ARC ke dalam Work

Sheet.

f. Menyiapkan Block Template sejumlah fasilitas yang

akan didesain tata letaknya.

g. Menyusun Activity Relationship Diagram (ARD)

berdasarkan tingkat hubungan.

h. Meyiapkan Area Template berdasarkan kebutuhan

luas lantai setiap fasilitas.

i. Membuat Area Allocation Diagram (AAD) sebagai tata

letak akhir rancangan.

G. Pentingnya Desain Tata Letak

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik

ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi

yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman,

dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja

dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak

yang baik akan dapat memberikan keuntungan-

keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain

sebagai berikut:

Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 83

Page 12: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

1. Menaikkan output produksi.

Suatu tata letak yang baik akan memberikan

keluaran (output) yang lebih besar atau lebih

sedikit, man hours yang lebih kecil, dan mengurangi jam

kerja mesin (machine hours).

2. Mengurangi waktu tunggu (delay)

Mengatur keseimbangan antara waktu operasi

produksi dan beban dari masing-masing departemen

atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang

bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik.

Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana

baik akan dapat mengurangi waktu tunggu (delay) yang

berlebihan.

3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material

handling)

Proses perencanaan dan perancangan tata letak

pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha–

usaha memindahkan aktivitas–aktivitas pemindahan

bahan pada saat proses produksi berlangsung.

4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi,

gudang dan service.

Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara

mesin–mesin yang berlebihan, dan lain–lain semuanya

akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik.

Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan

mencoba mengatasi segala masalah pemborosan

pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk

mengkoreksinya.

Manajemen Operasional 84

Page 13: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin,

tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya.

Faktor–faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan

lain–lain adalah erat kaitannya dengan biaya produksi.

Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak

membantu pendayagunaan elemen–elemen produksi

secara lebih efektif dan lebih efisien sebagai berikut:

a. Mengurangi inventory in process

Sistem produksi pada dasarnya menghendaki

sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari

suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat–

cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya

bahan setengah jadi (material in process). Problem ini

terutama bisa dilaksanakan dengan mengurangi waktu

tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk

segera diproses.

b. Proses manufacturing yang lebih singkat

Dengan memperpendek jarak antara operasi satu

dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang

menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka

waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk

berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam

pabrik dapat diperpendek sehingga secara total waktu

produksi akan dapat pula diperpendek.

c. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan

kerja

Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan

untuk membuat suasana kerja yang nyaman dan aman

bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal–hal yang

Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 85

Page 14: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan

keselamatan kerja dari operator haruslah dihindari.

d. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja

Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja

dalam suatu pabrik yang segala sesuatunya diatur

secara tertib, rapi dan baik. Penerangan yang cukup,

sirkulasi yang enak, dan lain–lain akan menciptakan

suasana lingkungan kerja yang menyenangkan

sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih

ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja

berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus

kearah peningkatan produktivitas kerja.

e. Mempermudah aktivitas supervise.

Tata letak pabrik yang terencana baik akan dapat

mempermudah aktivitas supervise. Dengan meletakkan

kantor atau ruangan diatas, maka seorang supervisor

akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas

yang sedang berlangsung diarea kerja yang berada

dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya.

f. Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran

Material yang menunggu, gerakan pemindahan

yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan

(intersection) dari lintas yang ada akan menyebabkan

kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kearah

kemacetan. Dengan memakai material secara langsung

dan secepatnya, serta menjaganya untuk selalu

bergerak, maka labor cost akan dapat dikurangi sekitar

40% dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi

problema kesimpangsiuran dan kemacetan didalam

aktivitas pemindahan bahan. Layout yang baik akan

Manajemen Operasional 86

Page 15: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

memberikan luasan yang cukup untuk seluruh operasi

yang diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah

dan sederhana.

g. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan

mempengaruhi kualitas dari bahan baku atau pun

produk jadi.

Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat

mengurangi kerusakan–kerusakan yang bisa terjadi

pada bahan baku ataupun produk jadi. Getaran–

getaran, debu, panas, dan lain–lain dapat secara mudah

merusak kualitas material ataupun produk yang

dihasilkan.

H. Kesimpulan

Desain tata letak berpengaruh besar terhadap efesiensi

operasi bisnis. Tujuan utama dari tata letak ialah mengatur

area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling

ekonomis untuk beroperasi produksi aman, dan nyaman

sehingga akan dapat menaikkan moral kerja

dan performance dari operator. Tata letak yang baik akan

dapat memberikan keuntungan–keuntungan dalam sistem

produksi.

Pemilihan desain yang tepat berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan kita. Ketika kita salah memilih desain

maka untuk jangka pendek atau jangka panjang pekerjaan

yang terjadi di perusahaan juga akan terganggu. Maka dari

itu sebelum memulai bisnis kita juga harus lebih

memperhatikan desain tata letak perusahaan kita.

Sugiantoro, Sanjaya, Rofiqi 87

Page 16: Desain Tata Letak for Manajemen Operasional

Desain Tata Letak

Manajemen Operasional 88