Post on 29-Nov-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Orang sering mengira bahwa kemampuan mengingat suatu informasi atau
pengetahuan merupakan kemampuan bawaan. Tidak jarang kita sering mendengar pernyataan
bahwa seseorang memiliki memori yang tinggi, sementara orang yang lain memiliki memori
yang rendah. Memori adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui.
Orang dapat mengingat suatu pengalaman yang telah terjadi atau sesuatu pengetahuan yang
telah dipelajari pada waktu yang lampau. Keberadaan memori ini, ternyata memiliki kekuatan
yang luar biasa dalam diri seseorang. Dengan memori seseorang mampu mempersepsikan
lingkungan, berpikir, bahkan memecahkan permasalahan. Segala macam belajar melibatkan
ingatan. Jika kita tidak dapat mengingat pengalaman kita, maka kita tidak akan bisa belajar.
Pada kenyataannya banyak siswa yang belum mampu menggunakan memori (ingatan)
yang dimiliki secara optimal atau dapat dikatakan kurang mampu mengingat materi pelajaran
yang telah diberikan sebelumnya. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengingat materi
pelajaran berakibat pada rendahnya kualitas pendidikan yang dihasilkan. Rendahnya kualitas
pendidikan itu selain dapat dilihat dari hasil ujian nasional juga dapat dilihat melalui
perkembangan setiap harinya. Banyak orang tua merasa resah karena anak-anak selalu
mendapatkan nilai jelek ketika ulangan. Itu merupakan suatu problema yang dialami pada
dunia pendidikan khususnya di Negara kita. Berdasarkan pemaparan masalah tersebut maka
penulis di sini ingin mengkaji lebih dalam terkait daya pikir siswa melalui makalah yang
berjudul “Meningkatkan Daya Ingat Siswa”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan daya ingat (memory)?
2. Apa saja jenis daya ingat (memori)?
3. Bagaimana permasalahan daya ingat yang sering dialami siswa?
4. Apa faktor yang mempengaruhi daya ingat siswa?
5. Bagaimana cara meningkatkan daya ingat siswa?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui pengertian daya ingat (memori).
2. Mengetahui jenis-jenis daya ingat.
3. Mengetahui permasalahan yang sering dialami siswa terkait daya ingat.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi daya ingat.
5. Mengetahui cara meningkatkan daya ingat.
1.4 Manfaat
Bagi siswa:
1. Mengetahui cara meningkatkan daya ingat terhadapa pengetahuan yang telah diperoleh.
Bagi guru:
1. Mengetahui pengertian faktor yang mempengaruhi daya ingat siswa
2. Mendapat masukan terkait cara meningkatkan daya ingat siswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Pengertian Daya Ingat (memory)
Berdasarkan arti katanya, daya merupakan kemampuan melakukan sesuatu atau
tindakan dan ingat berarti berada dalam pikiran. Daya ingat berarti kemampuan
mengingat kembali. Menurut walgito (1994) memori atau daya ingat diartikan tidak
hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialami namun juga termasuk
kemampuan untuk menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah
diketahui. Kemampuan tersebut disebut dengan encoding (pengkodean), storage
(penyimpanan), dan retrival (pemulihan kembali terhadap apa yang telah dialami atau
diketahui).
a. Proses encoding merupakan suatu proses mengubah suatu sifat sebuah informasi ke
dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organismea. Proses ini sangat
mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan. Proses ini dapat berlangsung
sengaja atau tidak sengaja.
b. Proses storage merupakan proses mengendapkan informasi yang diterimanya pada
suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori
baik itu memori jangka pendek maupun memori jangka panjang.
c. Proses retrival merupakan proses mencari dan menemukan kembali informasi yang
telah disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Mekanisme dalam proses
mengingat sangat membantu siswa untuk mengatasi permasalahan sehari-hari
sehingga sering dikatakan “belajar dari pengalaman”. Hal ini terjadi apabila siswa
mampu menggunakan informasi yang telah diterima di masa lalu untuk
memecahkan permasalahan yang ada di masa sekarang.
3
Hubungan antara ketiga proses tersebut terlihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Pemrosesan informasi pada memori
Memori memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Selama proses
berpikir maupun menalar, maka sebagian besar menggunakan fakta dari
memori atau ingatan tersebut. Kita menggunakan konsep waktu dengan
menghubung-hubungkan masa sekarang dengan masa lalu serta
membuat perencanaan untuk masa datang. Hal tersebut dimungkinkan
dengan adanya fasilitas fungsi memori yang kuat dan dapat disesuaikan
pada berbagai situasi. Oleh karena adanya memori inilah manusia dapat
dikatakan makhluk bersejarah. Artinya, manusia merupakan makhluk
yang tidak ditentukan oleh pengaruh proses dari hal yang terjadi pada
zaman ini saja, tetapi berkembang dalam sejarah masa lalunya yang
masih dimiliki dan sewaktu-waktu dapat dihidupkannya kembali. Inilah
yang menjadi fungsi ataupun peranan memori dalam pemrosesan
informasi.
2. 2. Jenis Daya Ingat (memory)
Daya ingat dibedakan menjadi daya ingat jangka pendek (short term memory) dan daya
ingat jangka panjang (long term memori).
Daya Ingat Jangka Pendek
Daya ingat jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang dapat menahan
informasi dalam jumlah terbatas selama beberapa detik (Slavin, 2008). Ini adalah
bagian daya ingat yang menjadi tempat informasi yang saat itu dipikirkan. Saat kita
berhenti memikirkan hal tersebut maka hal itu akan hilang dari memori jangka pendek
kita. Memori ini juga dikenal dengan istilah daya ingat kerja (work memory). Artinya,
semacam memori yang diibaratkan seperti meja kerja mental di mana informasi
dikelola atau dimanipulasi dan dipadukan untuk membantu dalam membuat keputusan,
4
memecahkan masalah, dan memahami informasi dari luar. Memori kerja ini merupakan
sistem memori yang sangat aktif bukan hanya sekedar tempat menyimpan informasi
belaka.
Daya ingat jangka pendek dapat dibayangkan seperti leher botol. Melalui leher
tersebut informasi dari lingkungan dapat mencapai daya ingat jangka panjang. Masing-
masing orang akan memiliki perbedaan kapasitas daya ingat jangka pendek mereka
untuk menyelesaikan tugas tertentu. Salah satu faktor utama dalam meningkatkan
kapasitas ini adalah latar belakang pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan tentang
sesuatu, orang tersebut akan makin sanggup mengorganisasikan dan menyerap
informasi baru. Memori jangka pendek dipandang sebagai media penyimpan
temporal, dalam bentuk terkodekan. Misalnya untuk mengingat nomor
telepon, posisi bidak pada permainan catur dan sebagainya. Penelitian
menyebutkan bahwa memori kapasitas rendah hanya mempunyai jangka
waktu penyimpanan antara 20 - 30 detik, tetapi dapat ditingkatkan dengan
latihan dan pengalaman.
Daya Ingat Jangka Panjang
Daya ingat jangka panjang adalah bagian sistem daya ingat yang menjadi tempat
menyimpan informasi dalam kurun waktu yang lama (Slavin, 2008). Daya ingat jangka
panjang dianggap sebagai suatu penyimpanan yang kapasitas sangat besar dan berdaya
ingat sangat jangka panjang. Para ahli membagi daya ingat jangka panjang menjadi tiga
bagian yaitu daya ingat episodik, daya ingat semantik, dan daya ingat prosedural. Daya
ingat episodik (episodic memory) adalah daya ingat pengalaman pribadi tentang hal-hal
yang kita lihat dan dengar. Daya ingat semantik (semantic memory) adalah jangka
panjang yang berisi fakta dan informasi yang digeneralisasi yang kita ketahui, konsep,
prinsip atau aturan bagaimana kita menggunakannya. Kebanyakan hal yang diingat
dalam pelajaran sekolah merupakan daya ingat sematik. Menurut Solso (dalam Slavin,
2008) daya ingat prosedural merujuk pada “mengetahui bagaimana” bukannya
“mengetahui bahwa”.
Daya ingat episodik, sematik dan prosedural menyimpan dan mengorganisasikan
informasi dengan cara yang berbeda. Informasi dalam daya ingat episodik disimpan
dalam bentuk citra yang diorganisasikan berdasarkan kapan dan dimana berlangsung
peristiwa-peristiwa. Informasi dalam daya ingat sematik diorganisasikan dalam bentuk
jaringan gagasan. Informasi dalam daya ingat prosedural disimpan sebagai suatu
kompleks pasangan rangsangan-tanggapan.
5
Memori jangka panjang
Pengetahuan ProseduralPengetahuan Deklaratif
Memori Episodik Memori Semantik
Gambar 2. Hierarki isi memori jangka panjang
Memori jangka panjangKemampuan yang tidak terbatas.Beberapa pendapat menyatakan memori ini memiliki kemampuan penyimpanan yang yang permanen.Menyimpan informasi dengan teratur dan berdasarkansistem indeks.
dilupakan ditransfer dilupakan
Ditransfer/diperoleh kembali
Memori jangka pendekKemampuan terbatas.Kemampuan menyimpan item-item untuk waktu singkat (hingga 30 detik tanpa pengulangan).Melibatkan pemrosesan informasi yang dilakukan pada tataran conscious.
Register sensorikKemampuan yang besar.Memuat informasi sensorik.Ingatan sangat singkat mengenai gambar (hingga ½ detik untuk visual dan 2 detik untuk auditori).
dipanggil kembaliInformasi dari lingkungan
Gambar 3. Model Tiga Simpanan Utama Memori (diadaptasi dari model Atkinson-Shiffrin)
Menurut Bartlet & Squire (dalam Santrock, 2008), terdapat hierarki isi dalam memori
jangka panjang seperti tampak pada Gambar 2.
Informasi dalam memori jangka pendek dapat dikirim ke memori jangka
panjang dengan usaha dan latihan dalam kondisi sadar dan dengan proses yang
berulang-ulang. Memori ini berbasis semantik dan diakses secara asosiatif (paralel).
Belum ada penelitian secara pasti tentang kapasitas memori jangka panjang pada
manusia, bervariasi pada setiap orang. Sebagai catatan, informasi yang paling baru dan
paling sering digunakan merupakan memori yang paling siap diakses.
Konsep penyimpanan memori dalam tiga tahap seperti dijelaskan di atas dikemukakan
pertama kali oleh Atkinson dan Shiffrin (dalam Santrock, 2008; Wage & Tavris, 2007)
seperti tampak pada Gambar 3.
6
2. 3. Permasalahan Daya Ingat Yang Sering Dialami Siswa
Daya ingat yang baik merupakan kebutuhan setiap siswa untuk belajar optimal.
Ini karena hasil belajar siswa di sekolah diukur berdasarkan penguasaan siswa atas
materi pelajaran yang prosesnya tidak terlepas dari kegiatan mengingat (kemampuan
menggunakan daya ingat). Daya ingat yang baik akan menyebabkan siswa dapat belajar
dengan mudah dan mencapai hasil optimal, namun tidak setiap siswa memiliki daya
ingat yang baik. Setiap kelas misalnya, pasti ada siswa yang memiliki daya ingat baik
dan ada pula yang memiliki daya ingat buruk. Tentu saja, proses pembelajaran di kelas
akan berlangsung lancar bila seluruh siswa memiliki daya ingat yang baik. Tetapi
ketika sebagian besar siswa memiliki daya ingat buruk (ditandai dengan kesulitan siswa
dalam mengingat materi pelajaran) tentunya akan timbul masalah karena proses
pembelajaran menjadi lamban.
Daya ingat merupakan komponen yang penting dalam belajar, terkadang banyak
siswa yang sangat mudah lupa materi pelajaran yan telah diajarkan, bahkan yang baru
saja diajarkan. Hal ini terjadi karena siswa menyimpan materi yang diajarkan hanya
pada short term memory bukan pasa long term memori.
Fenomena yang sering terjadi adalah kurang ketertarikannya siswa terhadap
pembelajaran sehingga materi yang diberikan cepat dilupakan begitu saja oleh siswa,
sehingga guru sulit untuk meneruskan pembelajaran berikutnya dikarenakan
pemahaman terhadap pembelajaran sebelumnya belum dipahami.
2. 4. Faktor Yang Mempengaruhi Daya Ingat Siswa.
Kemampuan mengingat seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi belajar seseorang yaitu intelegensi, motivasi,
kondisi fisik, modalitas belajar individu dan kemampuan mengingat khususnya
kemampuan untuk mengingat kembali materi yang telah disampaikan atau kemampuan
untuk melakukan recall memory.
a. Intelegensi
b. Motivasi
Motivasi belajar merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
siswa. Seorang siswa yang tidak termotivasi akan merasa kesulitan dalam menerima
materi yang disampaikan sehingga daya ingat terhadap materi yang diberikan
7
menjadi rendah, demikian sebalikanya apabila siswa merasa termotivasi saat
melakukan proses pembelajaran maka siswa tersebut akan lebih lama mengingat
materi tersebut.
c. Kondisi fisik
Kesehatan jasmani memberi pengaruh pada siswa dalam mengingat suatu pelajaran.
Sakit, kurang tidur atau kelelahan akan berdampak pada turunnya prestasi ingatan.
d. Modalitas belajar individu
Daya ingat siswa baik itu short term memory atau long term memory dipengaruhi
oleh sejauh mana siswa telah mempelajari serta memahami materi yang diajarkan
sejak awal.
e. Kemampuan mengingat
f. Gangguan
Salah satu alasan penting yang mempengaruhi daya ingat siswa dalam mengingat
pelajaran yang telah diberikan adalah adanya gangguan. Gangguan terjadi ketika
informasi bercampur-campur atau disingkirkan oleh informasi lainnya.
g. Emosi
Siswa akan mengingat sesuatu dengan baik apabila peristiwa-peristiwa itu
menyentuh perasaan atau menyenangkan bagi siswa. Masalah-masalah yng sudah
dipahami benar dan dipertimbangkan baik-baik akan lebih melekat diingatan
(Ahmadi, 1991)
Faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar seseorang antara lain adalah
lingkungan tempat terjadinya proses belajar seperti suasana lingkungan belajar, dan
materi pelajaran yang dipelajarinya. Suasana lingkungan belajar sendiri menurut Saroni
(2006), adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan. Suasana lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu suasana
lingkungan fisik dan suasana lingkungan sosial. Oleh karena itu dalam hal ini suasana
lingkungan mempunyai kontribusi yang sangat besar.
a. Suasana lingkungan fisik yang meliputi: kondisi ruang dalam kelas, bau kelas
(dapat masuk dalam stimulus), kebersihan kelas, ventilasi kelas, pengaturan
ruangan kelas, panjang kelas dll
b. Suasana lingkungan sosial, yaitu suasana lingkungan yang berhubungan pola
interaksi antar personil yang ada di lingkungan kelas. Misal interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa lainnya dll.
8
Sidi (2005) menegaskan bahwa suasana lingkungan kelas adalah merupakan
situasi buatan yang menyangkut lingkungan fisik maupun yang menyangkut lingkungan
sosial. Dengan demikian suasana lingkungan kelas dapat diciptakan sedemikian rupa,
sehingga mampu memfasilitasi siswa dalam proses belajar.
2. 5. Cara Meningkatkan Daya Ingat Jangka Panjang Siswa.
Cara meningkatkan daya ingat jangka panjang siswa terhadap pembelajaran dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Memperbaiki strategi mengajar
Strategi pengajaran yang aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran akan
berperan dalam meningkatkan ingatan jangka panjang siswa. Strategi yang
digunakan diharapkan 1) mengembangkan emosi dan kemauan siswa agar proses
pembelajaran lebih menyenangkan, 2) guru tidak menerangkan suatu materi
pembelajaran terlalu cepat atau terlalu lambat yang membuat anak bosan, 3)
berpusat pada siswa (student center learning) dengan mengikutsertakan seluruh
indera yang dimiliki untuk mengkonstruksi suatu pengetahuan (Ahmadi, 1991). Hal
ini ditunjukkan melalui hasil penelitian yang dilakukan Specht dan Sandling (dalam
Slavin 2008) yang membandingkan mahasiswa sarjana yang mempelajari akutansi
dari dosen melalui pembelajaran tradisional di kelas dengan mahasiswa lain yang
mempelajarinya melalui permainan peran. Setelah 6 minggu siswa yang diajari
secara tradisional kehilangan 54% kinerja pemecahan masalah mereka sedangkan
kelompok yang bermain peran hanya kehilangan 13%.
b. Menyediakan waktu untuk melakukan pengulangan
Pengulangan merupakan hal yang penting harus dilakukan untuk mengingat
kembali pembelajaran yang telah diperoleh. Ketika orang dicegah secara mental
untuk mengulangi informasi yang telah dipelajari maka pengetahuan tersebut hanya
akan berada pada daya ingat jangka pendek (short term memory). Proses
mempertahankan sesuatu dalam daya ingat adalah melalui pengulangan baik itu
memikirkan atau mengatakannya berulang-ulang. Guru harus menyediakan waktu
untuk melakukan pengulangan selama pembelajaran di ruang kelas. Mengajarkan
terlalu banyak informasi dengan terlalu cepat kemungkinasn tidak akan efektif.
Siswa harus diberikan waktu untuk mengulangi masing-masing penggalan
informasi baru dalam pikiran karena informasi berikutnya memungkinkan akan
9
mendesak informasi lama untuk keluar dari daya ingat siswa. Guru harus
memperhitungkan kapasitas terbatas dengan memberikan waktu kepada siswa untuk
menyerap dan melatih informasi baru sebelum memberikan mereka pengajaran
tambahan. Hal ini akan membantu siswa mengolah informasi dalam daya ingat
jangka pendek menuju daya ingat jangka panjang
c. Membuat pembelajaran menjadi bermakna
Untuk memiliki memori yang baik, anda harus secara sadar memasukkan tidak
hanya fakta, tetapi juga makna dan asosiasi. Jika informasi mempunyai makna bagi
anda. Anda akan lebih mudah mengingatnya daripada daftar fakta dan angka yang
acak. Untuk memaksimalkan memori, anda harus membuat informasi tersebut
bermakna. Yang Bermakna adalah memahami informasi dan memberinya makna
pribadi. Biasanya siswa tidak mengingat informasi saat ujian karena informasi itu
tak terlalu bermakna bagi mereka (hanya sekedar nama dan tanggal yang campur
aduk). Mengetahui apa pentingnya suatu informasi akan sangat membantu siswa
mengingatnya. Memberi makna pribadi mengasosiasikannya dengan hal-hal dari
kehidupan mereka sendiri juga akan membantu.
d. Overlearning
Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan
dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respons atau reaksi
tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respons tersebut dengan
cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk overlearning,
antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin dan Sabtu
memungkinkan ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.
e. Extra study time
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu
belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan
alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar, misalnya
dari satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi belajar berarti
siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari
menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi
memori dari kelupaan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian materi yang telah dipaparkan tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan beberapa hal berikut ini.
1. Memori merupakan ingatan atau retensi informasi dari waktu ke waktu yang melibatkan
pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pengambilan kembali (retrieval)
suatu informasi. Ada tiga simpanan utama memori, yaitu memori sensoris, memori jangka
pendek, dan memori jangka panjang.
2. Faktor yang mempengaruhi daya ingat siswa dibagi menjadi 2 yakni faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal diantaranya: 1) intelegensi, 1) motivasi, 3) kondisi fisik,
4) modalitas belajar individu, 5) kemampuan mengingat, 6) gangguan, 7) emosi. Faktor
eksternal diantaranya: 1) lingkungan fisik, 2) lingkungan sosial, 3)
3. Cara meningkatkan daya ingat siswa adalah melalui perbaikan strategi mengajar,
penyediaan waktu untuk pengulangan, membuat pembelajaran menjadi bermakna,
overlearning, extra study time.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu hendaknya kita sebagai seorang
pengajar menggunakan strategi yang inovatif sehingga siswa merasa proses pembelajaran
yang dilakukan bermakna dan termotivasi. Kebermaknaan tersebut akan mempengaruhi
pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas dan menyimpan dalam memori jangka
panjang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1991. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Makhfudin. 2008. Upaya Peningkatan Daya Ingat Siswa dalam Pembelajaran Matematika
melalui Metode Pemberian Tugas Umpan Balik. Skripsi. Tersedia pada:
http://www.gurusukses.com/daya-ingat-siswa (diakses pada tanggal 10 Desember
2011)
Santrock, J. W. 2008. Psikologi pendidikan: Edisi kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slavin, R. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: Pt. Indeks
Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta
12