Post on 01-Jul-2019
1
DAKWAH DAN POLITIK :
STUDY ATAS DRS. H. RACHMAT YASIN, MM
Oleh :
Ilham Maulana
NIM: 105051001856
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/1430 H
2
DAKWAH DAN POLITIK :
STUDY ATAS DRS. H. RACHMAT YASIN, MM
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Oleh :
Ilham Maulana
NIM: 105051001856
Dibawah Bimbingan
Drs. Jumroni, M.Si NIP. 150254959
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/1430 H
3
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini berjudul “DAKWAH DAN POLITIK STUDY ATAS DRS. H.
RACHMAT YASIN, MM” Telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
25 Mei 2009. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Program Studi Strata Satu (S1) Fakultas
Dakwah dan Komunikasi.
Jakarta, 25 Mei 2009
Sidang Munaqasah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
DR. H. Arief Subhan, MA Umi Musyarofah, MA
NIP. 150 262 442 NIP. 150 281 980
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs. Studi Rizal, LK, MA Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP. 150 262 876 NIP. 150 276 299
Pembimbing
Drs. Jumroni, M,Si NIP. 150 254 959
4
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi saya merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang digunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa ini adalah karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Mei 2009
Ilham Maulana
5
ABSTRAK
Ilham Maulana
Dakwah dan Politik :
Study Atas Drs. H. Rachmat Yasin, MM
Banyak Pemikiran tentang dakwah dan politik, ada yang mengatakan
bahwa agama hanyalah mengatur urusan manusia dengan Tuhannya sehingga tidak ada politik didalam kehidupan beragama dan bernegara, atau ada juga yang
mengatakan bahwa dakwah dan politik ibarat air dan minyak yang tidak mungkin
menyatu. Namun, dalam Islam yang ajarannya komprehensif tidak ada satu pun
dimensi dalam hidup yang tidak diatur. Seperti apa yang dikatakan oleh Eric
Fromm, bahwa risalah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul tidak bercorak
spiritual murni melainkan dimensi social politik. Mereka tidak hanya
berkecimpung pada keselamatan di dunia. Mereka bukan hanya pemimpin rohani,
tetapi juga pemimpin politik dan pemimpin masyarakat.
Menurut sebagian orang awam, menyebut kata politik dalam dakwah
mungkin tidaklah sesuai. Karena antara keduanya memiliki dimensi dan wilayah
kajian yang berbeda. Dalam konteks Islam, dakwah berada pada dimensi spiritual
agama, sedangkan politik berada pada tatanan non spiritual, bahkan tatanan
sekuler yang penuh kepalsuan, kelicikan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, penulis menemukan bagaimana kiprah Drs. H. Rachmat Yasin, MM. yakni seorang da’i sekaligus
politikus yang kini menjadi Bupati Bogor. Mengenai dakwah dan politiknya. Melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, akhirnya diketahui bahwa
selama ini Drs. H. Rachmat Yasin, MM telah berdakwah dan berpolitik. Baginya, berpolitik itu adalah bagian dari dakwah yang mempunyai keterkaitan dalam
kehidupan ukhrowi dan duniawi. Dakwah yang merupakan ajaran warisan dari Nabi Muhammad Saw harus
menjadi kegiatan kolektif yang terus menerus dilaksanakan hingga hari kiamat.
Kewajiban berdakwah bagi setiap muslim memang akan bergantung dengan
kemampuan yang dimiliki oleh individu itu sendiri, namun dakwah tidak hanya
menggunakan metode-metode yang biasa seperti ruang ceramah, tabligh akbar,
atau mimbar jum’at, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Selain
itu, dakwah juga harus perhatian pada permasalahan-permasalahan umat yang
harus dicari bersama-sama solusinya. Itulah antara lain pemikiran dakwah dan
politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM. yang penulis temukan.
6
KATA PENGANTAR
������ �� �� �������
��������
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, shalawat dan salam
untuk Baginda Rasulullah Saw. Keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman. Skripsi ini adalah puncak perjuangan pendidikan penulis di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tiada kata yang layak diucapkan kecuali
Alhamdulillahirrabbil Alamin.
Penulis menyadari, bahwa dalam pelaksanaan kuliah, penelitian hingga
penulisan skripsi ini tidak bisa berjalan sendiri, karenanya penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, kepada :
1. Bpk. Dr. Murodi, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Bpk.
Drs. Wahidin Saputra, M.Ag. Selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, serta Bpk. Drs. Arief Subhan MA, selaku Pembimbing
Akademik. Dan Bpk Drs. Jumroni. M.Si selaku dosen pembimbing skripsi.
2. Bpk. Drs. H. Rachmat Yasin, MM selaku narasumber dalam penelitian ini.
Untuk semua kerja sama dan bantuan serta arahannya. Kepada Bpk. S.
Ramilus dan Bpk. Abdul Muiz Istikhori untuk bantuan informasi, do’a, dan
dukungannya, juga kepada sekertaris DPC PPP Teuku Hanibal, SE beserta staf
dan jajarannya, penulis ucapkan terima kasih banyak.
3. Para dosen yang telah banyak membagi pengetahuan kepada penulis selama
menempuh pendidikan. Karena itu, penulis akan selalu teringat dengan do’a
dan nasihatnya. Semoga Allah membalas jasa Ibu dan Bapak dengan ganjaran
yang paling terbaik.
7
4. Petugas Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengakses berbagai informasi
dan data-data yang diperlukan.
Skripsi ini hanya sedikit cerita dari perjalanan panjang penulis selama
menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya juga untuk orang-orang
penting dibalik perjalanan ini, dan mereka adalah :
1. Ibunda tercinta, Hj. Mariam HS untuk perjuangan dan doanya selama ini
tiada yang lebih indah untuk penulis selain senyum beliau. Beserta ayah H.
Nasar yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil, tetehku
tersayang, Novi Megawati. Dan Adikku Imam Ginanjar, penulis mencintai
kalian semua.
2. Sahabat-sahabatku tercinta seperjuangan di KPI A 2005, teman-teman
KKS dan semua yang selalu mendukung perjuangan penulis.
3. Civitas akademika di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, terima kasih untuk semua sarana dan
prasarananya.
Pada akhirnya kepada Allah jualah ini semua disadarkan, penulis sadar
bahwa karya ini sangat jauh dari kesempurnaan, namun penuh harap semoga
karya ini bisa menjadi jembatan ilmu dan keingintahuan yang lebih banyak di
massa depan bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya.
Parung, 28 Januari 2009
Penulis
8
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6
D. Metodologi Penelitian ....................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan........................................................................ 8
BAB II. LANDASAN TEORI KONSEP DAKWAH DAN POLITIK .......... 10
A. Konsep Dakwah ............................................................................... 10 1. Pengertian Dakwah...................................................................... 10
2. Unsur-unsur Dakwah................................................................... 11 3. Hukum Dakwah........................................................................... 19
4. Prinsip-prinsip Dakwah ............................................................... 22 B. Konsep Politik Islam ......................................................................... 27
1. Pengertian Politik ........................................................................ 27 2. Politik Dalam Pandangan Islam ................................................... 32
3. Hubungan dan Keterkaitan Dakwah dan Politik ........................... 34
BAB III. PROFIL DRS. H. RACHMAT YASIN, MM.................................. 39
A. Riwayat Hidup dan Pendidikan Drs. H. Rachmat Yasin, MM ............ 39
1. Latar Belakang Keluarga ............................................................ 42
2. Latar Belakang Pendidikan .......................................................... 46
B. Aktivitas Dakwah dan Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM............... 48
1. Aktivitas Drs. H. Rachmat Yasin, MM Dalam Berdakwah .......... 48
2. Aktivitas Drs. H. Rachmat Yasin, MM Dalam Berpolitik....... 50
C. Konsep Dakwah & Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM Menuju
Kursi Bupati Bogor. ......................................................................... 53
BAB IV. ANALISIS KIPRAH DRS. H. RACHMAT YASIN, MM.............. 61
A. Alasan dan Tujuan Dakwah dan Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM ............................................................. 61
B. Kiprah Dakwah dan Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM ................. 63 1. Kiprah Dakwah Drs. H. Rachmat Yasin, MM.............................. 63
2. Kiprah Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM................................. 65
9
C. Pandangan Masyarakat Bogor Terhadap Peranan Drs. H. Rachmat
Yasin, MM Dalam Berdakwah dan Berpolitik. .................................. 69
BAB V. PENUTUP ...................................................................................... 71
A. .......................................................................................................Kesi
mpulan .............................................................................................. 71 B. .......................................................................................................Saran
-saran ................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Artikel opini yang ditulis Didin Hafidhuddin berjudul Aktivitas Dakwah
dalam Dunia Politik (Republika, 7/8), bukan saja menggugah, tetapi juga menarik
untuk dicermati. Dia memaparkan hubungan dan persinggungan antara dakwah
dan politik dan mengingatkan kita semua mengenai kewajiban dakwah tersebut.
Seperti yang dikemukakan diawal tulisannya, tugas dan kewajiban dakwah (dalam
pengertian yang luas) adalah tanggung jawab setiap muslim kapan dan dimana
pun, apa pun posisi, jabatan, profesi dan keahliannya. Karena ruang, waktu,
kedudukan, dan pekerjaan tidak dibatasi dalam hal kewajiban dakwah ini, maka
dalam politik pun dakwah mendapat tempatnya.
Dalam pandangan Didin Hafidhuddin, ketika dakwah yang menjadi jalan
dan tujuan berlandasakan nilai-nilai kebaikan, keikhlasan, kejujuran, kebersihan,
serta kebersamaan dimunculkan, politik akan menjadi alat dan sarana untuk
mencapi tujuan yang baik dan mulia tersebut, kurang lebih seperti itulah
gambaran harmonis mengenai hubungan dakwah dengan politik.
Persoalan hubungan antara dakwah dan politik tidak jarang menimbukan
persoalan yang ekses. Dalam konteks seperti ini peringatan Buya Ahmad Syafii
Maarif relevan untuk dikutip, dakwah itu merangkul sedangkan politik memecah-
belah. Dakwah itu memperbanyak kawan, sedangkan politik memperbanyak
11
lawan. Persinggungan bahkan pergesekan antara dakwah dan politik terjadi ketika
secara institutional dakwah dan politik diimpitkan atau dicoba disatukan.
Misalnya partai politik yang merangkap sebagai lembaga dakwah. Modus politik
semacam ini bukan saja melahirkan ambiguitas status pada institusi partai politik
bersangkutan, tetapi juga menciptakan gesekan dan konflik dengan ormas Islam
yang sejak awal memilih jalur dakwah bukan politik praktis.
Di sini politik dan dakwah tampak merupakan dua dunia yang tidak sama,
baik dalam prinsip nilai maupun metode dan tujuannya. Karena itu hubungan
antara dakwah dan politik akan menghasilkan pola dan kesimpulan yang berbeda,
tergantung pada penempatannya di mana dan memfungsikannya, apakah dakwah
dalam politik atau politik dalam dakwah.
Jika dakwah diletakan dalam politik, dakwah menjadi instrumen dan
sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan politik partai bersangkutan.
Dakwah merupakan subordinat dari kepentingan politik, karena rawan
disalahgunakan. Posisi dakwah dalam parati politik (parpol) seperti ini selain telah
kehilangan nilai dan makna hakikinya, juga visi dan misi dakwah menjadi
tercemar.
Dalam politik mustahil sebuah partai tidak memiliki kepentingan politik
untuk berkuasa. Oleh karena itu, dakwah dari parpol bertujuan untuk kepentingan
dakwah politik, seperti untuk merebut kekuasaan atau mempertahankannya.
Karena itu, yang dilakukan parpol sejatinya politisasi dakwah atau dakwah
politik. Implikasinya, dimensi kerisalahan dakwah berubah menjadi kursi
kekuasan dimensi kerahmatan berubah menjadi orientasi kedudukan. Hal ini
12
terjadi karena dakwah oleh parpol tidak murni lagi sebagai dakwah. Akibatnya,
sering muncul kesan negatif di masyarakat mengenai Islam yang diperalat untuk
menyalurkan syahwat politik dan hasrat berkuasa pihak tertentu.
Tidak jarang gesekan dengan ormas Islam terjadi karena dakwah parpol
menjadi ekspansi ke dalam organisasi dan kehidupan jamaah ormas Islam, seperti
melalui pengajian dan pengurusan masjid. Begitu juga ketika terjadi becana alam,
bantuan dan sumbangan yang dikelola oleh parpol bejubah dakwah itu bisa
diberikan dengan syarat punya kartu (atau menjadi) anggota partai. Kerap bantuan
dari pihak lain diklaim atau diberi stempel partai Islam bersangkutan.
Berkaca pada kasus tersebut, dakwah yang menjadi istrumen parpol telah
menjadi sesuatu yang profan, tidak ada bedanya dengan program dan kebijakan
partai yang diorientasikan sekadar meraih kekuasaan dan menumpuk kekayaan.
Dengan begitu, dakwah kehilangan adab dan akhlaknya yang mulia. Padahal,
seperti yang ditegaskan oleh almarhum Mohammad Natsir (1991), dakwah dan
akhlqul-alkarimah adalah dua hal yang tidak bisa dipisakan antara satu sama lain.
Berbeda dengan implikasi dari posisi dakwah dalam partai politik, politik
dalam dakwah, misalnya dalam gerakan dakwah ormas Islam, merupakan salah
satu jalan dan instrument untuk kepentingan dakwah.
Dalam konteks tersebut, politik bukan sekadar pertarungan mencari atau
meraih kekuasaan, atau mengutip C Calhoun (2002), the ways in which people
gain, use, and lose power. Poitik juga berkaitan dengan proses dan sistem yang
berlangsung untuk menghasilkan kebijakan pemerintah dan keputusan legislatif
yang berpihak pada kepentingan rakyat dan kedaulatan negara bangsa.
13
Dalam proses politik itu terdapat peluang politik yang bisa disi oleh ormas
Islam dengan gerakan dakwahnya. Ormas Islam politik untuk mendukung gerakan
dakwah atau disebut juga sebagai politik dakwah, yang terkait dengan strategi dan
kebijakan dakwah yang substantif sehingga bisa efektif dalam mempengaruhi dan
mewarnai keputusan politik pemerintah.
Sikap dan kebijikan dakwah seperti itu sejalan dengan politik kebangsaan.
Muhammadiyah misalnya, menerapkan model dakwah berupa peran-peran baru
sebagai wujud aktualisasi gerakan dakwah dan tajdid yang dapat dikembangkan
Muhammadiyah. Antara lain dalam menjalankan peran politik kebangsaan guna
mewujudkan reformasi nasional dan mengawal perjalanan bangsa tanpa terjebak
pada politik praktis (politik kepartaian).
Kebijakan dan sikap berpolitik yang berbeda langgamnya dengan parpol
dakwah merupakan suatu ikhtiar dalam mengapresiasi dakwah dan politik secara
proporsional. Dengan penempatan yang layak ini, hubungan antara dakwah dan
politik bisa dipahami dalam dua hal.
Pertama, mengembalikan makna pada substansi nilai dan prinsipnya
sebagaimana digariskan oleh Allah (QS. Ali-Imran: 104 dan An-Nahl: 125 serta
Fushilat: 33), yakni fungsi dan tujuan dakwah tidak boleh dibelokkan dan
diselewengkan dari jalan Allah bagi kemaslahatan hidup manusia di dunia dan
akhirat. Karena itu keterlaluan dan semena-mena kalau dakwah disubordinasi oleh
parpol dan dimanipulasi bagi kepentingan politik praktis untuk merebut
kekuasaan.
14
Kedua, sebagai kewajiban bagi setiap umat Islam, penulis sepakat dakwah
harus dilakukan dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Misalnya, setiap politisi
Muslim baik dari ruang lingkup Rt/Rw, Camat, Bupati, Gubernur sekalipun
Presiden yang bergelut di dunia politik berkewajiban melaksanakan dakwah,
tetapi sekali lagi bukan berdakwah untuk kepentingan politik. Melainkan
berpolitik untuk kepentingan dakwah.
Beragkat dari sini penulis tertarik untuk menganalisis "DAKWAH DAN
POLITIK: STUDY ATAS DRS. H. RACHMAT YASIN, MM", karena dalam
hal berpolitik dan berdakwah, tokoh yang satu ini merupakan tokoh yang pantas
untuk dianalisis. Beliau adalah putra kedua dari sembilan bersaudara pasangan
(alm) HM. Yasin – Hj Nuryati dan merupakan keturunan ulama besar KH Basri
atau yang dikenal dengan nama Mama Basri Kedaung dan HM. Syarifudin, salah
satu pejuang Bogor. Bakat politiknya (Drs. H. Rachmat Yasin MM) menurun dari
ayahandanya (alm), HM Yasin seorang perintis, pendiri dan tokoh kharismatis
PPP di Bogor dan pernah menjabat sebagai anggota DPRD kabupaten Bogor dan
anggota DPRD Kota Bogor.
Mudah-mudahan dari hipotesa ini, penulis bisa mengambil hakikat makna
relevansi atas dakwah politik yang dimaksud. Dan mengimplementasikannya
dalam kehidupan riil guna mengabdi dan mengangkat harkat martabat umat Islam
dalam perpolitikan di Indonesia.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
15
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis hanya membatasi Konsep
Dakwah dan Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM Menuju Kursi Bupati Bogor.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, secara sederhana perumusan masalah
tersebut dapat disimpulkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa konsep Dakwah menurut Drs. H. Rachmat Yasin MM?
2. Apa Konsep Politik Menurut Drs. H. Rachmat Yasin MM?
2. Bagaimana korelasinya antara dakwah dan Politik menurut H. Rachmat
Yasin MM?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari Penelitian Skripsi Ini Adalah :
a. Untuk mengetahui konsep pemikiran Drs. H. Rachmat Yasin MM
tentang dakwah dan politik.
b. Untuk megetahui perjalanan dan pergerakan dakwah dan politik
Drs. H. Rachmat Yasin MM
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai acuan untuk mengetahui konsep
dakwah dan politik Drs. H. Rachmat Yasin MM sebagai Bupati Kabupaten
Bogor 2008.
1. Secara Akademis, dengan tulisan ini diharapkan bisa memberi
tambahan wacana dan referensi untuk keperluan studi dan menjadi
bahan bacaan kepustakaan.
2. Secara Praktis, penulis berharap dengan tulisan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang media garapan
16
dakwah terutama bagaimana kiat dakwah melalui jalur atau
pendekatan politik yang dilakukan oleh Bupati Bogor Drs. H.
Rachmat Yasin MM. karena menurut penulis dakwah disertai
dengan politik, pada saat ini menjadi alternatif yang sangat
berpeluang dan menjanjikan dalam menyiarkan Islam di bumi
pertiwi.
D. Metodologi Penelitian
1. Subjek, Objek dan Sumber Data Penelitian.
a. Subjek dalam penelitian ini adalah H. Rachmat Yasin MM
b. Objek penelitian ini adalah apa-apa yang berkenaan dengan dakwah
dan politik H. Rachmat Yasin MM di Partai Persatuan Pembangunan
c. Sumber data penelitian pada penelitian ini adalah hasil konsep dakwah
dan politik di Rachmat Yasin (RY) Center.
2. Bentuk Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metodologi
penelitian lapangan (fields research) yang diperlukan untuk mendapatkan
data-data pada Drs. H. Rachmat Yasin MM. Dan untuk menunjang tulisan
ini, penulis juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research)
dengan menghimpun buku-buku atau tulisan yang kaitannya dengan
masalah yang dibahas.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data dan informasi sesuai dengan
permasalahan penelitian ini, penulis mengadakan komunikasi secara
17
langsung dan tidak langsung, dengan menggunakan alat (instrument)
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Wawancara (Interview)
Yakni teknik mengumpulkan data melalui metode tanya jawab
berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan langsung kepada yang
bersangkutan. Yaitu Drs. H. Rachmat Yasin MM mengenai Kiprah,
alasan dan tujuan beliau tentang dakwah dan politik.
b. Observasi
Demi menunjang sebuah penelitian yang sempurna, penulis
mengobservasi langsung subjeck dan objek penelitian langsung kepada
H. Rachmat Yasin dengan menggunakan metode penelitian lapangan
dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan dengan segala
aktivitas beliau baik dalam berdakwah dan berpolitik.
c. Dokumentasi (Documentation)
Yakni teknik mengumpulkan data melalui pengumpulan
dokumen-dokumen untuk memperkuat informasi. Dalam penelitian ini
dokumen yang bisa dijadikan sumber penelitian yaitu seperti buku-
buku, model yang memuat dan dijadikan media dakwah dan politik
serta artikel-artikel yang membuat pemberitaan mengenai H. Rachmat
Yasin MM.
E. Sistematika Penulisan
18
Untuk memudahkan susunan penyusunan laporan akhir (skripsi) maka
dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab dan bab-bab
tersebut memiliki beberapa sub bab, yakni sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari, latar belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori yang terdiri dari, konsep dakwah yang terdiri dari
Dakwah dan Politik: Pengertian Dakwah, Pengertian Politik,
Pandangan Islam Tentang Politik dan Dakwah Melalui Partai Politik,
Konsep Politik Dalam Islam.
Bab III Profil Drs. H. Rachmat Yasin MM yang terdiri dari Riwayat Hidup
dan Pendidikan Drs. H. Rachmat Yasin MM,. Kiprah Dakwah dan
Politik Drs. H. Rachmat Yasin MM, Kiprah Dakwah Drs. H. Rachmat
Yasin MM, Konsep Dakwah & Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM
menuju kursi Bupati Bogor.
Bab IV Aktivitas Dakwah dan Politik Drs. H. Rachmat Yasin MM di
Kabupaten - Bogor, Aktivitas Drs. H. Rachmat Yasin MM Dalam
Berdakwah, Aktivitas Drs. H. Rachmat Yasin MM Dalam Berpolitik,
Penerapan Dakwah dan Politik Drs. H. Rachmat Yasin MM di -
Kabupaten Bogor, Pandangan Masyarakat Bogor Terhadap Peranan
Drs. H. Rachmat Yasin MM Dalam Berdakwah dan Berpolitik di
Kabupaten Bogor.
Bab V Berisi Penutup yang memuat kesimpulan dan saran.
19
Bagian Terakhir Memuat Daftar Pustaka dan Lampian.
10
BAB II
KONSEP DAKWAH DAN POLITIK
A. Konsep Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah ditinjau dari Etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk
isim Masdar dari kata daa'aa yad'u da'watan yang artinya menyeru, memanggil,
mengajak dan menjamu.1 Berdasarkan Ensiklopedi Islam, dakwah adalah masdar
(kata dasar) dari kata kerja da'a-yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.2
Kata da'a mengandung arti mengajak, menyeru dan memanggil, maka sebagai
ajakan, seruan, panggilan kepada Islam.
Adapula pengertian lain mengatakan kata dakwah diambil dari kata da'a
yang artinya memanggil, menyeru, dan menghimpun manusia untuk suatu perkara
dan menganjurkan mereka untuk mengamalkannya sebagaimana yang terdapat
dalam QS. Yunus/10: 253 :
���� �������� !"#$�% '(�
�� #)��� *��+,���� ��-
./��012 !"#$�% 345�678
9:;�%�<��=- �>�?
Artinya : "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)". (QS. Yunus: 25)
1 Muhammad Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemahan/
penafsiran Al-Qur'an (1973), h. 127 2 Ensiklopedi Islam, Vol-1 (Jakarta: PT Ichtiar BARU Van Hoeve, 1997) h. 280.
3 Ismah Ismail, Vol-1 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997) h. 280.
11
Sedangkan secara istilah dakwah didefinisikan dengan mengemukakan
pendapat bahwa dakwah ialah sebagai setiap kegiatan yang bersifat menyeru,
mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Swt. Sesuai
dengan garis akidah, yaitu syariat dan akhlak Islamiyah.4
Dalam buku Prinsip dan Kode Etik Dakwah, dakwah ialah mengajak dan
mengumpulkan manusia untuk kebaikan serta membimbing mereka kepada
petunjuk dengan cara ber amar ma'ruf nahyi munkar.5
Menurut H.N.S Nasrudin Latif, dakwah artinya usaha atau aktivitas
dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia
lainnya untuk beriman dan menaati Allah Swt. Sesuai dengan garis-garis aqidah
dan syariat serta akhlak Islamiyah.6 Ghulusy menjelaskan bahwa dakwah ialah
pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti ajaran
Islam sesuai dengan ketentuan syariat Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadist Nabi.7
Sedangkan Konsep dakwah menurut penulis adalah seruan atau ajakan
terrhadap amar ma’ruf nahyi munkar baik melalui tindakan maupun perkataan.
2. Unsur-unsur Dakwah
a). Da'i (Subjek Dakwah)
Da’i secara Etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata da’a yang
merupakan bentuk Isim fail (kata yang menunjukan pelaku) yang artinya orang
4 Muhammad Sayyid al-wakil, Prinsip dan Kode Eti Dakwah, Penerjemahan Nabhani Idris
(Jakarta Akadamika Pressindo, 2002).h.1 5 Ensiklopedi Isam, h.280
6 al-wakil, Prinsip dan Kode Etik Dakwah. H.1-2
7 A. Rosyid Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Cet. Ke 1 (Jakarta: Bulan Bintang, 1997)h. 280
12
melakukan dakwah. Sedangkan secara terminologis da'i yaitu setiap muslim yang
berakal Mukallaf (aqil baligh) dengan kewajiban dakwah.8
Definisi terminologis tersebut memberi pengertian, bahwa kewajiban
dakwah terbebani kepada setiap muslim yang telah mencapai usia baligh, aqil dan
mukallaf, baik lelaki maupun perempuan. Sehingga secara luas dakwah bukan
hanya aktifitas yang diperlukan oleh seelompok orang, tetapi hanya diaktifkan
oleh para ulama, tidak hanya oleh para aktivis kampus, tetapi seluruh elemen dan
komponen masyarakat yang mempunyai kewajiban yang sama.9
Menjadi seorang dai adalah suatu tugas yang sangat mulia dan memiliki
beban tersendiri, karena semua yang telah didakwahkannya harus bisa masuk dan
diaplikasikan dalam kehidupan keseharian dari objek dakwahnya. Idris Abdul
Somad dalam Diktat Ilmu Dakwah membagi bekal yang harus dimiliki oleh
seorang da'i menjadi tiga bekal utama yakni :
1. Pemahaman yang benar dan tepat, maksudnya ialah pengetahuan tentang hal-
hal yang terkait dengan dakwah dan konsekuensinya. Baik pengetahuan ke
Islaman maupun pengetahuan ilmu dakwah serta pengetahuan umum yang
dapat menunjang dakwahnya.
2. Ke-Islaman yang kokoh, maksudnya ialah keyakinan da’i tentang kebenaran
Islam sebagai isu utama dakwahnya, yakni keimanan yang melahirkan
kecintaannya kepada Allah Swt. Rasul-Nya dan kepada al-Islam, keimanan
yang mewujudkan rasa takut hanya kepada Allah Swt. Dan rasa harap kepada
rahmat dan keberkahan (daya guna) dari-Nya.
8 Ismah Ismail, "Strategi Dakwah di Era Millenium," h.2
9 Idris Abdu; Somad, Diktat Ilmu Dakwah (Depok: T.pn.,2004),h.6
13
3. Hubungan kuat dengan Allah Swt, yaitu keterkaitan da'i kepada Allah dan
sikap tawakal hanya kepada-Nya, karena kayakinannya bahwa Allah Maha
Esa dalam penciptaan Alam Semesta, Pemeliharaan, Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
b). Mad'u (Objek Dakwah)
Mad'u secara Etimologis berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata Da’a
Yad’u yang merupakan bentuk isim maf'ul yang artinya orang yang diajak, atau
dikenakan perbuatan dakwah. Secara terminologis Mad'u adalah objek dan
sekaligus subjek yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali.10
Siapapun mereka, laki-
laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru lahir ataupun
orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad'u dalam dakwah Islam. Dakwah
tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi juga kepada orang-orang diluar
Islam. Intinya dakwah itu ditujukan untuk siapa saja tanpa melihat status
sosialnya, ekonomi dan latar belakang mereka. Peryataan ini sesuai dengan QS.
Saba: 28
���-�� (@ 1AB)(C+'�D EF�% GHIB�JK
MMA)�N� G6��01� O� �P�Q��
R�7S T��� �6TAUK�D MMG� JF VW�☺#)�Z� �>[?
Artinya : "Dan Kami tidak mengutus kamu, malainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai peringatan,
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (QS. Saba: 28)
10 Ibid.,h.6
14
Secara inti mad'u sebagai sasaran dakwah dapat diklasifikasikan, sebagai
berikut11
:
1. Berdasarkan tempat tinggal
a. Masyarakat kota
b. Masyarakat desa
2. Berdasarkan struktur masyarakat
a. Masyarakat Industri
b. Masyarakat Agraris
3. Berdasarkan pendidikan
a. Berpendidikan
b. Tak berpendidikan
4. Berdasarkan kekuasaan
a. Kelompok elit (Pemerintah)
b. Kelompok rakyat
5. Berdasarkan agama
a. Islam
b. Bukan Islam
6. Berdasarkan sikap terhadap dakwah
a. Cinta kepada agamanya (Islam)
b. Simpatisan agama lain tetapi bukan Islam
c. Kelomok yang membenci Islam
7. Berdasarkan umur
a. Anak-anak (6-13 tahun)
b. Remaja (14-18 tahun)
c. Pemuda (18-35 tahun)
d. Orang tua (35-55 tahun)
e. Lanjut usia (55 taun keatas)
11 Cahaya Tata Irawan, Prinsip-prinsip Dakwah (Yogyakarta: Izzam Pustaka, 2005).h
15
c). Metode Dakwah
Secara Etimologis metode berasal dari 2 kata yaitu meta (melalui) dan
Hodos (jalan/cara). Dalam bahsa Yunanai metode berasal dari kata Methodos
yang artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut Thariq. Metode berarti cara
yang telah diatur dan melalui proses pemikiran yang mencapai suatu maksud.12
Sedangkan dakwah seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya
adalah ajakan, seruan manusia untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan
kasih sayang.13
Metode dakwah seperti yang terdapat dalam Q.S An-Nahl: 125
/\�� !"#$�% ?]P�^(C (@�#_�'
�H(☺S��a3�_
�HTb��+�(☺a��� �H�Gc�H�a3 � �da��� (e�� f�:I��_ g'�h
�c����D ! Mi�% (@j_�' ��Zh
4�#)���D �(☺�_ M]ck ���
l�D�P�^(C � ��Zh�� 4�#)���D
�m���o�d☺a��_ �k>�?
Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengeathui orang-
orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl:125)
Dari ayat diatas dapat dijelaskan pada dasarnya dakwah mempunyai beberapa
metode diantaranya :
Terbagi menjadi tiga metode dakwah, yaitu sebagai berikut :
1). al-Hikmah
12
M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Pemuda Media, 2006),.6 13 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h.43
16
Kata hikmah berbentuk masdarnya hukuman atau Hakama yang artinya
secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan dakwah akan
berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas
dakwah.14
al-Hikmah diartikan pula sebagai al-adl (keadilan), al-haq (kebenaran), al-
hilm (ketabahan), al-ilm (pengetahuan) dan an.nubuwah (kenabian), yang
tentunya dilihat dan porsinya. Hikmah dalam dunia dakwah mempunyai posisi
yang sangat penting, yaitu dapat menentukan sukses tidaknya dakwah. Oleh
karena itu, para Da'i dituntut untuk mampu mengerti memahami sekaligus
memanfaatkan latar belakangnya, sehingga ide-ide yang diterima dirasakan
sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukan kalbunya.
Lebih anjut Imam Abbdullah bin Ahmad Mahmud an-Nasafi mengartikan
hikmah yaitu dakwah bil hikmah dengan dakwah menggunakan perkataan yang
benar dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan
keraguan.15 Dengan demikian, jika dikaitkan dengan dakwah, akan ditemui bahwa
hikmah merupakan peringatan kepada juru dakwah untuk tidak menggunakan satu
metode saja. Sebaliknya, mereka harus konsisten dengan objek dakwah dan selalu
bersumber kepada Al-Qur'an dan Al-Hadist.
2). Al-Mau'idza Al-Hasanah
Secara bahasa Mau'izhah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu Mau'izhah
dan hasanah. Kata mau'izhah bersal dari kata Wa'adza ya'idzu-wa'adzun- I'dzatan
14
M. Munir, Metode Dakwah,h.8 15 Ibid.,h.10
17
yang berarti nasehat, bimbingan, pendidikan dan peringatan. Sementara hasanah
atau merupakan kebaikan dari sayyi'ah yang berarti kebaikan.16
adalah perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa
engkau memberikan nasehat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau
dengan Al-Qur'an.17
Sedangkan M. Munir dalam buku Metode Dakwah dalam
mengklasifikasikan mau'iizhah hasanah menjadi beberapa bentuk, yaitu :
a. Nasehat atau petuah
b. Bimbingan, Pengajaran (Pendidikan)
c. Kisah-Kisah
d. Kabar Gembira dan Peringatan (Al-Basyis dan Al-Nadzir)
e. Wasiat (Pesan-pesan positif)
3). al-Mujadalah Bi-al-lati hya ahsan
Dari segi etimologi langkah lafaz mujadalah terambil dari kata jadala
yang bermakna memintal atau melilit. Apabila ditambahkan Alif pada huruf jim
yang mengikuti wazan faa'ala, jadala dapat bermakna berarti berdebat, dan
Mujadalah perdebatan. Secara termonilogis al-Mujadala berarti upaya tukar
pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan
permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan
memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.18
16
Ibid.,h.15 17
Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakara: Pedoman Ilmu Jaya, 1996),h37 18 M. Munir, Metode Dakwah,h.19
18
d). Media Dakwah
Media dakwah adalah pengantar yang digunakan seorang da'i dalam upaya
dakwahnya. Media yang digunakan pada dasarnya adalah ceramah agama yang
disampaikan di majelis-majelis dan pengajian. Tetapi seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, media yang digunakan dalam
berdakwah menerima dakwah.
Media dakwah yang telah mengikuti perkembangan zaman saat ini,
misalnya seperti media massa cetak ataupun elektronik (televisi, radio, surat
kabar, majalah, buku-buku keagamaan, film dan intenet) sangat membantu para
da'i dalam menyebarkan pesan-pesan dakwahnya. Dalam bidang kesenian, seperti
lagu-lagu yang bergenre Islami juga dapat digunakan penyampaian dakwah.
Dengan kata lain, media dakwah tidak hanya sebatas melalui ceramah agama saja.
Tetapi dari tujuan dakwah yang utama yaitu amar makruf nahyi munkar.
e). Materi Dakwah
Materi dakwah adalah pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh para
da'i dan bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadist, materi-materi yang digunakan
secara umum menerangkan mengenai akidah (ketuhanan), ibadah (muamalah) dan
akhlak (budi pekerti) yang sangat menyeluruh dan menjelaskan hubungan dengan
Allah Swt. Sebagai tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan
lingkungan alam sekitarnya.
19
f). Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka
mencapai suatu tujuan. Tujuan ini dilakukan untuk memberikan arah atau
pedoman bagi gerakan langkah kegiatan dakwah, sebab tanpa tujuan yang jelas
seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia.19
Salah satu misi kerasulan dari zaman ke zaman senantiasa sama yaitu
sebagai da'i yang menyeru kejalan Allah, mereka mengajak umat-Nya agar
menyembah hanya kepada Allah Swt. Dan menjauhi illah selain Allah Swt. Atau
dengan kata lain bukan menyeru kepada jalan selain Allah Swt. Berupa ideologi,
isme-isme dan kepercayaan hidup lainnya. Sehingga tujuan dakwah adalah
mengajak umat manusia kepada jalan Islam yang benar dan diridhoi Allah Swt.
Agar hidup bahagia dan sejahtera didunia dan diakhirat yang pada dasarnya
menjadi tujuan akhir manusia hidup dimuka bumi ini.
3. Hukum Dakwah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum mengandung arti undang-
undang atau peraturan. Dengan demikian, hukum dakwah adalah sesuatu undang-
undang atau peraturan yang mengatur pelaksanaan dakwah, tentu saja undang-
undang atau peraturan ini didasarkan kepada hukum syariat Islam yakni yang
berunjuk kepada al-Qur'an dan al-Hadist.
Dakwah merupakan tugas mulia, karena dakwah itu tidak lain menunjuki
manusia kepada kebaikan dan megiring mereka untuk bersatu dalam satu kalimat
19 Hasanuddin, Manajemen Dakwah.,h.59
20
tauhid, mengajak mereka untuk menghadapi kezaliman dan kejahilan. Tidak ada
aturan amal dan tugas yang paling mulia dan utama selain pekerjaan dan tugas
dakwah ini. Rasulullah Saw dalam salah satu sabdanya Balligu Anni Wallau Ayyat
"Sampaikanlah diriku walaupun satu ayat".
Dakwah atau berdakwah hukumnya adalah wajib bagi yang mengaku
dirinya muslim, sehingga tidak benar bila orang beranggapan bahwa kewajiban
dakwah itu hanya terletak di pundak mereka yang mendapat julukan di
masyarakat sebagai ustadz, ulama, muballigh dan da'i. bagi seorang muslim,
dakwah merupakan manifestasi iman yang mantap dan didukung oleh tingkat
kesadaran yang tinggi. Iman dalam arti luas bukan hanya pengakuan hati yang
terdalam juga ucapan yang verbal dimulut akan tetapi, iman harus diaktualisasikan
dengan berupa tindakan-tindakan, perbuatan dalam rangka menegakkan syariat
Islam dimuka bumi ini.
"Pada dasarnya para ulama sepakat bahwa dakwah Islam itu wajib
hukumnya. Tetapi wajibnya ada yang berpendapat wajib 'ain, artinya seluruh umat
Islam dalam kedudukan apapun tanpa kecuali wajib melaksanakan dakwah, dan
adapula yang berpendapat wajib kifayah, artinya dakwah itu hanya diwajibkan
atas sebahagian umat Islam yang mengerti saja seluk-beluk agama Islam."20
Al-Qur'an dan Al-Hadist yang merupakan rujukan utama umat Islam
menjelaskan secara gamblang kewajiban dalam berdakwah sebagaimana ayat
dalam QS. Ali-Imran: 110
+poG/r �6+�(s tHM-uD �v(ew��suD
MMA)�� �i�.xyBzT
20 Syamsuri Siddiq. Dakwah dan Teknik Berkhutbah. (Bandung: PT al-Ma'rifat, 1981),h.12
21
7����Z(☺a��_ VW+�(d�AT��
���� w�⌧^G☺a� �i��G�-�TZ��
���_ S +�T��� V}�-�/ �]�h�D
�) �o7^a� �i~TST� G6+�(s pdI�
! �pd�G��- VW��A�-�T☺a�
�pZh6TAUK�D�� �i�b%7� ⌧�a�
�kk�?
Artinya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik." (Q.S Ali-Imran: 110)
Pernyataan pertama diperjelas dengan pendapat M. Natsir yang
mengatakan bahwa dakwah adalah kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap
muslim dan muslimah, tidak boleh muslim dan muslimah menghindari dari
padanya.21
Farid Makruf Noor, mengatakan alasan lain yang menetapkan hukum
dakwah wajib 'ain memberikan penjelasan kata "Minkum" sebagai "bayyinah"
(Penjelasan) dan "taukid" (menguatkan) terhadap kata "Waltakun".22
Kata "Mim" dalam ayat tersebut "Tab'idh" (sebahagian), maka kewajiban dakwah
dibebankan hanya kepada sebahagiaan umat saja dalam sebuah hadist Rasulullah
Saw telah bersabda :
"Siapa yang melihat kemunkaran maka hendaknya ia mecegah dengan
tangannya, atau dengan lisannya atau dengan hatinya, karena hati adalah
selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)
Mencermati pernyataan ini menjadikan dakwah bukanlah sesuatu yang
begitu mudah untuk dilakukan, dakwah memerlukan startegi dan metode yang
21
Ismah Ismail, 'Strategi Dakwah di Era Millenium", h.1 22
Farid Mak'ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah. Cet ke-1. Surabaya PT Bina
Ilmu,1981.h.47
22
sungguh dapat dijadikan patokan dalam proses penyampaiannya tentunya harus
pula memperhatikan situasi dan kondisi objek dakwah (mad'u) serta kemampuan
juru dakwah.
Hukum dakwah dalam kaitannya politik pemerintah dapat dikategorikan
kedalam hukum dakwah yang bersifat wajib kifayah, sebab tidak semua orang
yang memiliki kemampuan dalam bidang politik dan pemerintahan. Dengan
menjadi da'i ibarat sebatang lilin yang menyala, menerangi orang lain tetapi ia
sendiri terbakar (meleleh). Idealnya, jadilah seorang da'i seperti matahari yang
dapat menerangi manusia sehingga memberikan manfaatnya kepada orang lain.
4. Prinsip-Prinsip Dakwah
Prinsip mengandung pengertian dasar atau asas kebenaran yang menjadi
pokok pada dasarnya berfikir, bertindak dan sebagainya. Pada esensinya dakwah
adalah meletakkan prinsipnya kepada al-Qur'an dan al-Hadist. Dakwah dapat
diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan maksudnya suatu proses
yang bukan isidensial, melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi secara terus-menerus oleh para pengembang dakwah dalam rangka
mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan.23
Pada dasarnya prinsip dakwah yaitu amar ma'ruf nahyi munkar, meskipun
demikian tidak menjadikan dakwah sebagai suatu yang mudah untuk dilakukan,
tanpa mengindahkan tata cara yang sopan dan santun sebagaimana yang
23 Didin Hafidhuddin, Dakwah Faktual (Jakarta: Gema Insani Press,2001),h.77.
23
dicontohkan Rasulullah Saw karena dakwah adalah merupakan kewajiban
terhadap setiap muslim tanpa memandang asal golongan maupun sosial dari objek
dakwahnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan secara seksama agar dakwah dapat dilaksanakan dengan baik dan
menyejukan pendengar (mad'u) berdasarkan M. Munir yang terdapat dalam buku
Metode Dakwah24
yang memuat prinsip-prinsip dakwah yang menyejukkan yakni
sebagai berikut :
Pertama, mencari titik temu atau sisi kesamaan. Apabila diamati pola
dakwah Rasulullah Saw. Sebelum tiba masanya hijrah, tidak pernah menyeru
umatnya sendiri atau ahli kitab sebutan orang-orang kafir, musrik atau munafik.
Melainkan dengan seruan yang sama dengan dirinya yakni yaa ayyuhan naas
(wahai manusia) atau ya qaumii (wahai kaumku). Bahkan untuk orang-orang yang
munafik, sebelum jatuhnya kota mekkah Nabi Muhammad SAW mempergunakan
panggilan yaa ayyuhal ladziina aamanu (wahai orang-orang yang beriman), dan
sama sekali tidak pernah mengungkapkan secara terang-terangan kemunafikan
mereka dengan panggilan yaa ayyuhal munafiqun (wahai-orang-orang yang
munafik).
Kedua, menggembirakan sebelum menakut-nakuti. Sudah menjadi fitrah
manusia menyukai hal-hal yang menyenangkan dan membenci kepada yang
menakutkan, maka selayaknya bagi para da'i untuk memulai dakwahnya dengan
24 M. Munir, Metode Dakwah.h.50-58
24
memberi harapan yang menarik dan menggembirakan sebelum memberikan
ancaman. Rasulullah Saw berada dalam hadist yang diriwayatkan muslim
"Serulah manusia! Berilah kabar gembira dan janganlah membuat orang
lari. "Seorang da’i seharusnya terlebih dahulu memberikan targhib (kabar
gembira) sebelum tarhib (ancaman). Contohnya memberi tahu keutaman
menjalankan shalat pada waktunya sebelum memberi peringatan besarnya dosa
meninggalkan shalat. Kabar gembira dan ancaman memang sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan dalam berdakwah, karena targhib memberikan motivasi untuk
menumbuhkan harapan dan optimisme seseorang. Sedangkan tarhib memberikan
perenungan dan penyadaran kepada sesesorang untuk kembali kepada Jalan Allah
Swt.
Ketiga, memudahkan tidak mempersulit, Rasulullah Saw selalu
menerapkan metode yang mempermudah tidak mempersulit, karena pada
dasarnya Allah Swt menyukai yang mudah dan tidak mempersulit seperti yang
terdapat dalam (Q.S. Al-Baqarah: 185)
a��%�� �GB)(Z(e cva��@a�
GH�_T��- MMG)�N� AGa-�D��
��/P� �-�� ��- ��T%M-
s���h5��+_�% "�c��- � ��Q���d����
"#$�% s���h5��+_�% J]P�Z (☺�C�%��
i�D ���hdT sf�:aP�_
�m�����I�)�� V����7S (Za���
};EK����� ���b���� �k>�?
Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang
di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam
25
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Q.S. Al-Baqarah: 185)
Keempat, memperhatikan psikologi mad'u. mengingat bermacam-macam
tipe manusia yang dihadapi da'i dan berbagai jenis antara dia dengan mereka serta
kondisi psikologis mereka. Setiap da'i yang mengharapkan sejuk dalam aktivitas
dakwahnya harus memperhatikan kondisi psikologis mad'u. hal ini menjadi
penting, mengingat tidak semua pokok persoalan yang dihadapi seseorang dapat
diselesaikan dengan metode penyampaian yang sama.
Lebih lanjut Faizhah dan dan Lalu Muchsin Effendi dalam bukunya
Psikologi Dakwah25
menjelaskan bahwa agar dakwah menjadi efektif, msyarakat
dakwah khususnya para da'i harus memahami prinsip dakwah yang sesuai dengan
kenyataan dakwah dilapangan, yakni sebagai berikut:
1. Berdakwah itu harus dimulai kepada diri sendiri (Ibda' binafsik) dan kemudian
menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat, sebagaimana firman
Allah Swt yang terdapat dalam Q.S At-Tahrim: 6
H,V��z� � �m�~I�
���G�-�/ ���Z~ +_/Sc�b�Q�D
+_/SP�)�h�D�� A'�Q
(h��Z~�� .MMG�
/1�'(���a3�� H,+6#)��
�HTS�� #)�- �.J⌧�� ��(��I EF �i����Z� I� ��- +pZh���-�D
�i�Z)(Za�� �� �- �i�.xTy�T� ��?
25 Faizhah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2006),h.x-xii
26
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S At-
Tahrim: 6)
2. Secara mental, da'i harus siap menjadi pewaris para nabi yakni mewarisi
perjuangan yang beresiko seperti para nabi juga harus mengalami kesulitan
ketika berdakwah kepada kaumnya meski sudah dilengkapi dengan mu'jizat.
3. Da'i juga harus menydari bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk dapat
memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus memperhatikan
tahapan-tahapan sebagaimana dahulu Nabi Muhammad Saw harus melalui
tahapan periode Mekkah dan Madinah.
4. Da'i juga harus menyelami alam fikiran masyarakat sehingga kebenaran Islam
bisa disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat. Sebagaimana
pesan Rasul : Khatib an as'ala qadri 'uqulihim dalam menghadapi kesulitan,
da'i harus bersabar, jangan bersedih atas kearifan masyarakat dan jangan
terbelenggu dalam tipu daya setan, karena sudah menjadi sunatullah bahwa
setiap pembawa kebenaran pasti akan dilawan oleh orang kafir, bahkan setiap
nabi pun harus mengalami diusir oleh kaumnya. Seorang da'i harus bisa
mengajak, sedangkan yang memberi petunjuk adalah Allah Swt.
5. Citra positif dakwah akan sangat melancarkan komunikasi dakwah, sebaliknya
citra buruk dakwah akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi kontra
produktif. Citra positif bisa dibangun dengan kesungguhan dan konsisten
dalam waktu yang lama, tetapi citra buruk dapat terbangun hanya karena oleh
27
satu kesalahan fatal. Dalam hal ini, terbangun seketika hanya oleh satu
kesalahan fatal. Dalam hal ini, keberhasilan membangun komunitas Islam,
meski kecil akan sangat efektif untuk dakwah.
6. Da'i harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas
pertama berdakwah sehubungan dengan hal-hal yang bersifat universal. Yakni
Al-Khair adalah kebaikan universal yang datangnya secara normatif dari
tuhan, seperti keadilan dan kejujuran, sedangkan al-ma'ruf adalah sesuatu
yang secara "sosial" dipandang sebagai kepantasan.
B. Konsep Politik Islam
1. Pengertian Politik
Politik diambil dari kata "polis" dalam bahasa Yunani Kuno yang artinya
"Kota atau city" "kota" dalam bahasa itu adalah Negara yang berkuasa, menurut
istilah sekarang.26 Kata politik berasal dari bahasa Inggris yaitu politia yang
menunjukan sifat pribadi atau perbuatan, secara leksikal, kata asal tersebut berarti
acting or judging wisely, well judged, prudent.27 Politik secara lughah, berasal
dari kata 'sasa',yasuusu',siyasatan' yang berarti mengurus kepentingan seseorang.
Pengarang kamus al-Muhits mengatakan bahwa, Sustu ar-ra'iyata siyasatan atau
"Berarti saya memerintahnya dan melarangnya."28
Dalam soal ini didapatkan kata
Arab yang telah dipakai dalam bahasa Indonesia dalam arti sama "siasat". Dalam
26
Fuad. Muhd. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam,h.1 27
Abd. Muin Salim, Konsepsi Politik dalam Al-Qur'an (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1994).h.34 28 Abdul Qadim Zallum, Pemikiran Politik Islam.,h.11
28
arti demikian kata politik/siasat itu sangat luas jangkauannya dan pemakaiannya.
Sebab "Politik" yang demikian dipakai dalam segala tindak tanduk manusia.29
Secara istilah, "Politik" pertama kali dikenal melalui buku Plato yang
berjudul Politiea yang juga dikenal dengan Republik. Kemudian muncul karya
Aristoteles yang berjudul politeia dan menjalankan dua karya tersebut sebagai
pangkal pemikiran politik. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah
bermacam-macam kegiatan dalam satu sistem (atau Negara) yang menyangkut
proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara
beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah
dipilih itu.
Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakasanaan-
kebijaksanaan umum (Public Policies) yang mengatur pengaturan dan pembagian
(distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber yang ada. Untuk
melaksanakan kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan
(authority) yang akan dipakai dari proses ini. Cara yang dipakainya dapat bersifat
menyakinkan (persuasive) dan jika perlu paksaan (coercion).30
Berdasarkan uraian sebelumnya seperti yang dikemukakan oleh Miriam
Budiardjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik dapat disimpulkan bahwa
konsep-konsep politik itu terbagi menjadi sebagai berikut :
a. Negara (State)
Negara adalah suatu organisasi dalam sebuah wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Sarjana-sarjana yang
29
Fuad Muhd. Fachruddin: Pemikiran Politik Islam, h.2 30
Miriam BudiarBudiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Dian Rakyat, 1972: reprint,
Jakarta: PT Gramedia, 2002),h.8.
29
menekankan Negara sebagai inti dari politik (politics) memusatkan perhatiannya
pada lembaga-lembaga kenegaraan serta bentuk formulirnya dengan definisi yang
bersifat tradisional dan agak sempit ruang lingkupnya.
b. Kekuasaan (Power)
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan
dari pelaku sarjana-sarjana yang melihat kekuatan sebagai inti dari politik,
beranggapan bahwa politik adalah semua kegiatan yang menyangkut masalah
merebutkan dan mempertahankan kekuasaan yang biasanya dianggap bahwa
perjuangan kekuasaan (power struggle) ini mempunyai tujuan yang menyangkut
kepentingan seluruh masyarakat.
Pendekatan ini banyak terpengaruh oleh sosiologi, lebih luas ruang
lingkupnya dan juga menutup gejala-gejala sosial seperti serikat buruh, organisasi
keagamaan, organisasi kemahasiswaan dan kaum militer. Bidang ilmu yang
membahas khusus masalah ini disebut politikologi studi pembentukan pembagian
kekuasaan.
c. Konflik dan Kerjasama
Perbedaan politik yang menjadi ciri dan menjadi sumber dari tindakan-
tindakan dari tema-tema politik, adalah perbedaan antara kawan-lawan.
Pernyataan ini diperjelas dengan ucapan seseorang negarawan Inggris yang
menyatakan "We have no permanent friends but we have a permanent policies"
30
yang artinya kami tidak mempunyai teman yang tetap abadi, kami hanya
mempunyai kepentingan yang kekal abadi.31
Politik adalah perbuatan kemasyarakatan (yaitu perbuatan yang diarahkan
kepada kelakuan orang-orang lain) yaitu bertujun untuk mengatur secara mengikat
konflik-konflik kemasyarakatan mengenai nilai-nilai. Lebih lanjut dinyatakan,
politik terdiri dari pertarungan antara aktor-aktor yang mempunyai keinginan-
keinginan yang saling bertentangan mengenai pokok-pokok pertentangan
masyarakat.32
d. Kebijakan (Policy)
Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha
kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Kehidupan politik menurut pendirian yang
lazim, meliputi semua aktivitas yang berpengaruh terhadap kebijaksanaan ini.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa politik adalah tindakan yang dijalankan menurut
suatu rencana tertentu, terorganisasi dan terarah yang secara tekun berusaha
menghasilkan, mempertahankan atau merubah susunan kemasyarakatan.33
e. Pembagian (Distribution) atau Alokasi (Allocation)
Harold D. Laswell mengartikan politik dengan siapa memperoleh,
bilamana, dengan cara apa? J.J Jong mengartikan bahwa:
"….. Proses politik akan kita artikan sebagai keseluruhan dari perbuatan-
perbuatan dari pada dan interaksi-interaksi antara orang-orang dan hubungan-
hubungan dalam ruang ketegangan antara kuasa Negara dan rakyat Negara, antara
31
Fuad Mohd. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam,h.2 32
A. Hoogerwerf. Politikologi: Pengertian dan problem-problem (Jakarta: Erlangga, 1985), h.45 33 Ibid.,h.43
31
pemerintah dan warga penduduk, sebagaimana lebih lanjut dibatasi dan
dipengaruhi oleh data-data yuridis. "Pistis", social, ekonomi, teknik dan geografis,
sepanjang perbuatan-perbuatan dan interaksi-interaksi ini, pemerintahan ini, yang
merupakan pembagian (kembali) secara umum dari nilai-nilai non materiil yang
berorientasi pada keadilan dan bilamana perlu akan dipertahankan dengan tangan
besi." 34
Secara singkatnya Harold D. Laswell memberikan pengertian bahwa
politik masyarakat Who gets what, when dan how. What disini terutama berupa
kekuasaan atau otoritas politik. Sedangkan siapa, kapan, dan bagaimana adalah
masalah-masalah yang menentukan bentuk pengelolaan politik suatu
masyarakat.35
Abdul Qadim Zallum dalam bukunya Pemikiran Politik Islam mengatakan
politik adalah pemikiran yang berhubungan dengan mengurus kepentingan umat.
Pemikiran tersebut dapat berupa pedoman, keyakinan, hukum, atau aktivitas-
aktivitas yang telah, sedang, atau akan terjadi maupun informasi-informasi.
Apabila pemikiran itu berhubungan dengan realitas yang sedang atau akan terjadi,
maka pemikiran itu adalah politik.36
Menurut Deliar Noer politik adalah …..segala aktivitas atau sikap yang
berhubungan dengan kekuasaan dan bermaksud untuk mempengaruhi, dengan
jalan mengubah atau mempertahankan, suatu macam bentuk susunan
masyarakat.37
Sedangkan menurut Miriam Budiarjo politik adalah bermacam
34
Ibid.,45-46. 35
Amien Rais cakrawala Islam Antara cita dan fakta, (Bandung, Mizan, 1991)h.30 36
Abdul Qadim Zallum, Pemikiran Politik Islam, h.33 37 Abdul Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur'an, h.37
32
kagiatan dalam suatu sistem politik (atau nagara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tindakan-
tindakannya.38
2. Politik Dalam Pandangan Islam
Islam adalah sutu-satunya agama suci yakni agama Allah Swt yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw untuk menjadi penutup agama-agama
yang telah dibawa sebelumnya oleh para nabi. Islam adalah agama yang paling
sempurna. Didalamnya terdapat semua jawaban atas pernyataan dalam kehidupan
ini yang terdapat dalam al-qur'an yang merupakan mukjizat paling tinggi yang
diberikan Allah Swt kepada Rasulullah Saw. Dalam al-qur'an segala hal tentang
kehidupan manusia diatur dan diberikan petunjuknya, seperti tauhid, akhlak dan
ibadah (muamalah). Politik juga dapat disimpulkan atau dikategorikan kedalam
bidang ibadah (muamalah), yang didalamnya mengatur tentang hubungan manusia
dengan manusia dalam ruang lingkup pemerintahan.
Para ahli sepakat bahwa perkembangan pemikiran politik itu mempunyai
hubungan langsung yang tidak terpisah dengan perkembangan sejarah, hal ini
dibuktikan dengan jelas dalam "Pemikiran Politik Islam" dimana sejarah Islam itu
sendirilah yang membawa dan mencetuskan "Politik Islam" dengan "Sejarah
Islam" sejalan dengan masing-masing saling menyempurnakan ibarat darah dan
daging.39
38
Ibid.,h.37 39 Fuad Mohm. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam.,h.11
33
Dalam Islam politik pertama kali dilakukan oleh nabi-nabi, para nabi
diutus oleh Allah Swt untuk membentuk manusia, mengadakan masyarakat dan
ummat dengan tujuan untuk melaksanakan ajaran-ajaran dan perintah Allah Swt
dalam satu lembaga yang berkuasa "Divine Sovereignity". Sebagai contoh yang
dialami oleh Nabi Daud SA dan Nabi Sulaiman SA yang bertindak sebagai raja.
Bukti lain yang tidak kalah mengagumkannya yaitu ketika Nabi Muhammad Saw
sebagai Rasulullah mendirikan Negara Madinah yang dimulai dengan peringatan
hijrah. Dimana menurut H.A.R gibb hijriah dapat dipandang pada umumnya
sebagai satu titik perubahan yang memberi satu permulaan masa baru dalam hidup
"Muhammad" dan akhlaknya.40
Dengan sendirinya jika ditinjau negara yang didirikan Rasulullah Saw
beserta kaum muslimin di Madinah, maka ia telah melakukan satu tindakan politik
jika diukur dengan istilah politik dewasa ini.
Politik dalam Islam disebut Siyasah yang bermakna mengatur urusan
ummat, yang dilaksanakanoleh Negara (Pemerintah) maupun ummat. Dalam al-
qur'an tidak tertulis secara tekstuil mengenai kata siyasah. Namun dalam QS.
Annisa: 58-59 membahas tentang menyerahkan amanat dan penghormatan kepada
pemimpin.
� Mi�% I� +p/r���-Bz� i�D
����⌧TZ �v �G �-<� "#$�%
(d�)�h�D T��%�� �<�☺TS(�
�m���_ MMG� i�D ��☺/Sa��-
����(Za��_ ! Mi�% I�
j��Z�Q _/S�b�Z� �l���_ S Mi�%
I� �i~⌧r ☺ZP��⌧� G6�7��_
40 Ibid.,h.26
34
��[? H,V��z� � �m�~I�
����A�-�/ ���ZP��D I�
���ZP��D�� ���C���
"$z�uD�� x+y<� ��/SG�- � i��TB
�:/����* �GT "�m D/�f⌧� #�����TB
"#$�% �� ���C����� i�%
�:/�A/r �i��G�-�TZ ���_
��+��Pa��� w�7s<( ! (@��5T�
�6+�(s �c����D�� ⌧ �BzT ���?
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (58) Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S Annisa: 58-59)
Dua ayat diatas yaitu 58 dan 59 dalam Q.S Annisa adalah dasar yang telah
diturunkan oleh Allah Swt dengan wahyu sebagai pokok pertama didalam
mendirikan sesuatu kekuasaan, atau suatu pemerintahan, sekaligus untuk menaati
pemimpin yang memimpin umat.
Yang pertama adalah menyerahkan amanat kepada ahlinya. Tegasnya,
hendaklah seluruh pelaksana pemerintahan, seluruh aparat pemerintah diberikan
kepada orang yang bisa memegang amanat, orang yang ahli. Hak pertama ialah
pada rakyat, atau dalam istilah agama, pada ummat pilihan utama puncak
pimpinan Negara, yang juga bisa disebut dengan khalifah, sultan dan presiden.
Yang kedua ialah pemerintah untuk menaati Allah Swt. Rasul dan Ulil amri
(pemimpin), dengan syariat tidak bertentangan dengan hukum-hukum Allah Swt
35
yang terdapat dalam al-qur'an dan al-hadist yang menjadi petunjuk hidup ummat
Islam.41
3. Hubungan Dakwah dan Politik.
Secara umum politik selalu diidentikan sebagai sesuatu yang aktifitas yang
penuh dengan tipu muslihat yang buruk dan bernilai negatif. Politik selalu
berkaitan dengan kekuasaan (Power) dan sebagai mana dikatakan C. O Key. Ir.
Seorang pakar ilmu sosial, politik terutama terdiri dari hubungan antar
superiordinasi dan subordinasi, antara dominasi dan submisi, antar yang
memerintah dan yang diperintah. Bagi seorang sekularis, pragmatis, suatu
tindakan politik adalah baik bila dapat memberi “benefit” atau keuntungan praktis
dan manfaat materiil, sedangkan bagi seorang muslim tindakan politik adalah baik
bila tindakan tersebut berguna bagi seluruh rakyat sesuai dengan Rahmatan lil
Alamin.42
Dengan demikian dari tinjauan Islam ada dua jenis politik, yaitu Politik
kualitas tinggi (High politics) dan politik berkualitas rendah (low politics). Paling
tidak ada tiga ciri yang harus dimiliki politik berkualitas tinggi atau oleh mereka
yang mengizinkan terselenggaranya high politics Yakni:
Pertama, Setiap jabatan politik hakekatnya berupa amanah dari masyrakat
yang harus dipelihara sebaik baiknya. Amanah itu tidak boleh disalahgunakan,
misalnya untuk memperkaya diri atau menguntungkan kepentingan golongan
sendiri dan menelantarkan kepentingan umum.
41
Hamka, Tafsir Al-Azhar: Juz V (Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1983),h.136 42 Amin Rais, Cakrawala Islam : Antara cita dan fakta, h. 30
36
Kedua, erat yang disebut di atas, setiap jabatan politik mengandung dalam
dirinya Mas uliyyah atau pertanggung jawaban (accountability), sebagaimana
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, setiap orang pada dasarnya pemimpin
yang harus mempertanggung jawabkan kepemimpinannya dan tugas-tugasnya.
Kesadaran akan tanggung jawab ini bukan terbatas dihadapkan pada
institusi-institusi atau lembaga yang bersangkutan, lebih penting lagi adalah
tanggung jawab dihadapan Allah SWT, dan dihadapan mahkamah yang lebih adil
besok yakni Akhirat. Bagi umat Islam mutlak pentingnya Iman kepada Allah
SWT dan pertanggung jawaban kita dihadapannya. Seorang politikus, pejabat,
atau negarawan yang kesadaran tanggung jawabnya pada tuhan sangat dalam
secara otomatis memiliki built-in control yang tidak ada takarannya. Ia memiliki
kendali dari (self restrain) yang sangat kuat untuk tidak terperosok kedalam rawa-
rawa kemunafikan.
Ketiga, kegiatan politik harus dikaitkan secara ketat dengan prinsip
uhkuwah (brotherhood), yakni persaudaraan diantara sesama umat manusia.
Dalam arti luar meliputi batas-batas etnik, rasial, agama, latar belakang social,
keturunan dan lain sebagainya. Misalnya, setiap orang terlepas dari latar belakang
manapun ia datang, jika di pukul pasti merasa sakit, jika tidak makan pasti akan
merasa lapar dan seterusnya. Oleh karena itu, kegiatan politik kualitas tinggi akan
menyadari gaya politik konfrontatif yang penuh dengan konflik dan melihat pihak
lain sebagai pihak yang harus dieliminasi. Sebaliknya, gaya politik yang diambil
adalah penuh dengan uhkuwah mencari saling pengertian dan membangun
37
kerjasama dunia seoptimal mungkin dalam menunaikan tugas-tugas
kekhalifahan.43
High politik Dengan ciri-ciri minimal seperti disebutkan diatas sangat
kondusif bagi pelaksanaan Amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana yang
dimaksud dalam QS. Al-Hajj: 4
c)�o/r ��aP#)�� ���Q�D ��-
#EF��T ���Q�zTB ��D 7��
�� ��+,���� !"#$�% �t⌧P��
�6��Z��� �?
Artinya: "Yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa barang siapa yang
berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan
membawanya ke adzab neraka." (Hajj / 22 : 4)
Berbeda halnya dengan politik kualitas rendah yang pada umumnya justru
di masuki di Negara-negara terbelakang bahkan Negara muslim. Politik rendah
disini lebih dikenal dengan nama low politic. Apabila ditinjau dari sudut pandang
Islam, politik semacam ini tidak sesuai dengan tujuan dakwah, melainkan
sebaliknya justru menjagal dakwah, merusak rekonstruksi masyrakat yang Islami.
Berikut adalah ciri-ciri low politic yang dikutip Amin Rais dari buku The prince
karangan Machiavellis yang dikenal dengan Politik Machia vellies.44
Pertama, kekerasan (violence), brutalitas dan kekejaman merupakan cara-
cara yang sering kali perlu diambil oleh penguasa. Baginya, kekerasan, brutalitas
43
Ibid, h. 31-32 44
Ibid, h. 32. Istilah “Politik machiavellies” dikenal sebagai konsep politik yang berkonotasi tidak
sehat, penuh hipokrisi, kelicikan dan sebaginya. Dalam pembahasan akademis, Machiavellies itu
sendiri merupakan tokoh yang controversial. Namun ajaran politiknya yang terkandung dalam
bukunya The Prince memang merupakan jenis politik yang tidak bisa digolongkan kepada High
politics. Dan dari kaca mata dakwah jelas deskruktif, setidak tidaknya Counter-productive.
38
dan kekejaman dapat digunakan kapan saja, asalkan tujuan yang dikejar bisa
dicapai. Karena inilah terkenal dengan semboyan tujuan menghalalkan segala
cara.
Kedua, penaklukan total atas musuh-musuh politik nilai sebagai sumum
bunun (kebajikan puncak). Musuh tidak boleh diberikan kesempatan untuk
bangkit dan kalau perlu diperlukan sebagai bangkai bukan sebagai manusia.
Ketiga, menjalankan kehidupan politik seorang penguasa harus dapat
bermain seperti binatang buas, terutama seperti singa dan sekaligus anjing
pemburu.
Dari ketiga ciri politik kualitas rendah yang telah diungkapkan
sebelumnya, menyatakan bahwa politik kualitas rendah ala machiavellies juga
bicara sama sekali tentang pertanggung jawaban manusia di hadapan Allah SWT,
dan tidak akan berjalan parallel dengan tujuan dakwah yang mengajak umat
manusia berada di jalan Allah SWT.45
45 Ibid, h. 32-33.
39
BAB III
PROFIL DRS. H. RACHMAT YASIN, MM
A. Riwayat Hidup Drs. H. Rachmat Yasin, MM
Drs. H Rachmat Yasin MM adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor periode 2004-2009 yang dipilih secara
langsung oleh anggota DPRD Kabupaten Bogor. Selain menjabat sebagai Ketua
DPRD Kabupaten Bogor, beliau adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Bogor periode 2006-2011 untuk
masa bakti yang kedua. Di luar aktifitas politiknya, beliau dipercaya masyarakat
sepakbola Kabupaten Bogor sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Indonesia
Kabupaten Bogor (Persikabo) untuk periode kedua.
RY, seperti banyak masyarakat memanggilnya, lahir di Bogor, Jawa Barat
pada 4 November 1963. Seorang politikus dengan bekal akademis karena beliau
adalah Sarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas
Nasional Jakarta tahun 1983. Lanjutan studinya berlangsung di Universitas
Satyagama Jakarta dan berhasil meraih gelar Magister Management pada tahun
2001. Kini, beliau tengah melanjutkan Studi Doktoralnya di bidang Ilmu
Pemerintahan di Universitas Padjajaran Bandung.
RY adalah putra kedua dari sembilan bersaudara pasangan (alm) HM.
Yasin – Hj Nuryati dan merupakan keturunan ulama besar KH Basri atau yang
dikenal dengan nama Mama Basri Kedaung dan HM. Syarifudin, salah satu
pejuang Bogor. Bakat politik RY menurun dari ayahandanya (alm), HM Yasin
40
seorang perintis, pendiri dan tokoh kharismatis PPP di Bogor dan pernah menjabat
sebaga anggota DPRD kabupaten Bogor dan anggota DPRD Kota Bogor.
RY tumbuh dan hidup dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU). Tak heran
jika beliau banyak berkecimpung di organisasi di bawah naungan NU. Kiprahnya
di Kabupaten Bogor dimulai ketika beliau diberi amanat sebagai Ketua Gerakan
Pemuda (GP) Anshor Kabupaten Bogor tahun 1984-1991. Jalannya di dunia
organisasi kepemudaan makin terang saat beliau dipercaya sebagai pengurus DPD
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor tahun 1982-1991.
Terakhir di KNPI beliau menjabat sebagai anggota Majelis Pertimbangan Pemuda
(MPP) DPD KNPI Kabupaten Bogor.
Di luar organisasi kepemudaan, RY dikenal sebagai aktifis di kampus di
masa orde baru. Pergaulannya yang luas membuat beliau banyak berhubungan
dengan para aktifis-aktifis yang berseberangan dengan pemerintahan yang
berkuasa waktu itu. Tak heran, jika langkah politiknya sempat terganjal ketika
beliau dicalonkan menjadi anggota DPRD kabupaten Bogor dari Partai Persatuan
Pembangunan karena penguasa kala itu tak berkenan RY duduk sebagai wakil
rakyat.
Momentum itu akhirnya datang. RY berhasil melenggang sebagai anggota
DPRD Kabupaten Bogor pada tahun 1997. Kali pertama menjadi anggota DPRD
Kabupaten Bogor, RY dipercaya sebagai ketua Komisi C DPRD Kabupaten
Bogor yang membidangi keuangan daerah. Kecerdasaannya terasah dan teruji di
Komisi C. Bahkan, beliau dinilai oleh berbagai kalangan sebagai “pakar keuangan
daerah”.
41
Rezim orde baru jatuh, Pemilu dipercepat maka pada Pemilu pertama di
era reformasi, beliau kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor
untuk periode 1999-2004. Di periode kedua, selain masih dipercaya sebagai Ketua
Komisi C, beliau juga di beri amanat sebagai Ketua Panitia Anggaran DPRD
Kabupaten Bogor di mana di daerah lain tradisi Ketua Panitia Anggaran.
Di PPP, beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris DPC Kabupaten Bogor
dua periode. Maka, pada tahun 2003 di Musyawarah Cabang (Muscab) ke IV di
Dramaga, Kabupaten Bogor, beliau terpilih menjadi Ketua DPC PPP Kabupaten
Bogor. Untuk kali kedua di Musyawarah Cabang (Muscab) ke V di Cipayung,
Puncak beliau kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPC PPP
Kabupaten Bogor periode 2006-2011.
Dalam Muscab tersebut, lahirlah salah satu rekomendasi Muscab agar DPC PPP
Kabupaten Bogor mencalonkan beliau sebagai calon Bupati Bogor periode 2008-
2013. Terpilihnya RY sebagai orang nomor satu di partai berlambah Ka’bah ini
melempangkan jalannya menjadi Ketua DPRD Kabupaten Bogor periode 2004-
2009, meneruskan kepemimpinan Ketua DPRD sebelumnya yang berasal dari
PPP.
RY adalah muslim yang taat. Beliau menikah dengan Hj. Eli Halimah dan
mereka dikaruniai tiga anak perempuan yaitu Amira Eka Pratiwi, Salma Isni
Ramadhani dan Naura Tri Kamilla 46
46 Rahmat Yasin (RY) Center
42
1. Latar Belakang Keluarga
Sungguh pengaruh lingkungan, terutama lingkungan keluarga amatlah
dominan dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia, baik
perkembangan fisik maupun psikisnya. Lingkungan keluarga dimana seorang itu
tinggal, terutama pada masa kecilnya akan sangat berpengaruh dan mewarnai
kehidupannya kelak saat dewasa, apakah kelak saat dewasa, apakah kelak ia
berada dalam keadaan jalan yang lurus dan benar ataukah ia berada dalam
keadaan sesat, yaitu jalan yang dibenci Sang Khaliq pemilik kehidupan.
Ada pepatah Sunda mengatakan: “uyah tara tees ka luhur” (garam tidak
pernah menetas ke atas). Hal ini mengutarakan bahwa apa dan bagaimanapun
seorang anak itu, jadi cermin bahwa demikianlah orang tuanya. Dengan kata lain,
sifat, sikap dan karakter seseorang merupakan hasil pengaruh dari orang tua dan
keluarganya, baik secara genetika maupun akibat terkondisi oleh lingkungannya.
Beruntunglah H. Rachmat Yasin, ia memiliki orang tua dan lingkungan
yang baik, yang mampu memberikan warna kebaikan pada kehidupannya. Betapa
tidak, buah pernikahan KH. Muhammad Yasin dengan Hj. Nuryati ini didik
kedalam lingkungan yang agamis dan menjungjung tinggi kebenaran serta
akhlakul karimah. Ayahandanya adalah seorang pendidik, ia berprofesi sebagai
‘Guru Madrasah’, yang mengabdikan diri sebagai seorang penyeru untuk kejayaan
ummat. Dimana keluarganya, terutama sang ayahanda telah menciptakan sebuah
kondisi lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan putra-
putrinya. Meski ia telah menjadi anggota DPRD tetapi profesi sejati sebagai guru
Tsanawiyah Sunanul Huda tak pernah dilepasnya.
43
Di samping berprofesi sebagai seorang ‘guru’, KH. Muhammad Yasin pun
menggeluti dunia politik praktis. Dimana beliau merupakan aktivis Partai
Nahdlatul ‘Ulama, yang kemudian bergabung dengan PPP setelah terjadi fusi
partai-partai politik. Selanjutnya ia menjadi sesepuh pada Partai Persatuan
Pembangunan Kabupaten Bogor. Beliau sempat duduk sebagi wakil rakyat selama
3 (tiga) periode di DPRD Kabupaten Bogor dan 1 (satu) periode di DPRD Kota
Bogor.
Aktivis dalam dunia politik sang ayah, menjadi stimulus yang membangun
minat dan talenta seseorang H. Rachmat Yasin dalam dunia pergerakan dan
politik yang digelutinya semenjak remaja hingga sekarang, sehingga ia dikenal
luas oleh masyarakat Kabupaten Bogor sebagai seorang politisi muda yang
mumpuni dan menjanjikan.
Sementara itu sang ibunda tercinta (Hj. Nuryati), satu-satunya orang tua
kandung yang masih hidup (ayahandanya telah lama wafat), disamping menjadi
pembimbing ruhani dan pengayom bagi putra-putrinya, ia masih tetap aktif
membina dan membimbing masyarakat, terutama kaum hawa. Saat ini ia
mengelola Majlis Ta’lim Nur Yasin, yang sengaja didirikan oleh H. Rachmat
Yasin di komplek tempat tinggalnya, untuk menjadi ladang amal soleh bagi
ibunda tercinta.47
47 S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
44
a) Keturunan ‘Ulama dan Pejuang
Sementara itu kakeknya, KH. Muhammad Syarifuddin, merupakan
seorang ‘ulama dan pejuang kemerdekaan yang memiliki hubungan keluarga
dengan ‘Kadaung’. Yaitu sebuah kampung yang terletak disebuah Kacamatan
Cigudeg, tepatnya di Desa Rengasjajar. Dimana pada masa lalu kampung tersebut
merupakan pusat penyebaran agama Islam dan basis perjuangan merebut banyak
lahir para ‘Ulama dan basis perjuangan merebut kemerdekaan, khususnya di
Bogor Barat. Dari kampung tersebut banyak lahir para ‘Ulama besar dan
kharismatik, yang merupakan keluarga KH. Muhammad Syarifuddin.
Diantaranya: KH. Muhammad Istichori Abdurrahman (Kiyai Ape) dan KH.
Muhammad Bashri (Mama Bashri Kadaung).
Kiprah H. Rachmat Yasin dalam menegakkan Syiar Islam tidaklah pernah
surut. Semenjak mudanya beliau sangat gigih membela Aqidah Ahlussunah wal
Jamaa’ah. Ia senantiasa berada pada barisan terdepan dalam memberantas ajaran
dan aliran sesat. karena mengalir darah sang kakek. Sehingga pada saat ummat
Islam membubarkan Jama’ah Ahmadiyah di Kemang Bogor pada tahun 2006
yang lalu, ia berada pada barisan terdepan, tanpa rasa takut terkena lemparan batu
yang saat itu beterbangan. Pembelaannya terhadap agama Islam dari penistaan
dan penodaan oleh Ahmadiyah itu, menyebabkan ia digugat ke Pengadilan dan
Komnas HAM.
Perhatian KH. Muhammad Syarifuddin terhadap kemajuan ummat
sangatlah besar, ia tidaklah hanya sekedar membina ‘agama’ masyarakat saja.
Namun beliau bergerak dan membina ‘ekonomi masyarakat. Beliau adalah
45
penggagas dan pendiri PKKB (Pusat Koperasi Keluarga Bogor), yang saat ini
gedungnya dijadikan kantor Dekopinda Kabupaten Bogor. Adapun tanah lokasi
gedung tersebut berdiri, merupakan hibah dari beliau, untuk kepentingan gerakan
Koperasi dan kesejahteraan masyarakat Bogor.
b) Keluarga
Perjuangan seorang H. Rachmat Yasin dalam meniti pahit getir dan suka
dukanya kehidupan, hingga meraih kesuksesan, hal ini merupakan sebuah
gambaran bahwa dibelakangnya pasti ada orang yang mampu mendorong,
memotivasi dan manjadi inspirasi dalam berjuang dan menjalani kehidupan
dengan segala rintangan yang menyertainya. Orang bijak mengatakan “Dibalik
kesuksesan seorang laki-laki, pastilah ada seorang perempuan tangguh yang
mendampinginya”. Dia adalah ibunda dan istri tercinta.48
Selain sang ibunda, dan perempuan tangguh dibalik suksesnya H. Rachmat
Yasin, adalah seorang istri yang setia, Hj. Elly Halimah. Ia lahir dan dibesarkan
sebagai ‘anak kalong’, ayahandanya adalah seorang yang berlatar belakang
militer, dari kesatuan Corp Polisi Militer (CPM). Buah kesabaran dan
ketangguhan perempuan kelahiran Bogor ini dalam mendampingi, menjadi tempat
berkeluh kesah dan pelipur lara serta tempat bertukar pikiran sang suami tercinta,
menuai hasil yang sepadan. Usai jalan terjal dan berbatu pasti akan ada jalan lurus
penuh bunga-bunga mekar dan wangi. Allah telah mengangkat derajat dan
melimpahi dengan keberkahan hidup bagi mereka. Dari pernikahannya, mereka
48 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 8 Januari 2009
46
dikarunia tiga (3) orang putri, yang semuanya perempuan. Mereka adalah Amira
Eka Pratiwi, Salma Isni Ramadhani dan Naura Tri Kamilla.
Bagi anak-anaknya, ia tetaplah ayah yang melimpahi mereka dengan kasih
sayang dan perhatian. Sesibuk apapun dan setinggi jabatan yang diembannya, ia
tetap memberikan atensi bagi perkembangan sang buah hati. Ia menyadari bahwa
keluarga merupakan asal darimana ia harus memulai langkah sebuah kemuskilan
baginya, mampu membina masyarakat yang berakhlak dan harmonis, sebelum ia
mampu membina dan membentuk keluarganya sendiri.49
2. Latar Belakang Pendidikan
Sebagai seorang yang hidup dalam keluarga ulama, pejuang dan guru, H.
Rachmat Yasin sangat menyadari betapa pantingnya arti pendidikan. Terutama
dalam membuka wawasan, mengembangkan intelegensi serta membentuk
kepribadian yang dapat menghantarkan seorang menuju kesuksesan dengan
prinsip demikian, ia tetap berupaya mengeyam pendidikan formal sampai jenjang
yang tinggi. Bahkan setelah ia berkeluarga dan menjadi anggota DPRD, gelar
akademik S2 pun mampu diraihnya, parnah pula ia mendaftar untuk program S3
di Jakarta, namun karena kesibukannya. Niat itu urung sementara “Kasihan
masyarakat dan amanat yang saya pikul sebagai ketua DPRD”, begitu ia berkata
dalam peliknya menghadapi dua pilihan tugas masyarakat atau sekolah lagi.50
Adapun lembaga tempat ia mengenyam pendidikan formalnya adalah :
Sekolah Dasar di SDN Sindangbarang Ciomas Kabupaten Bogor dan lulus tahun
49
S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008 50 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 8 Januari 2009
47
1975, kemudian melanjutkan di SMP Negeri IV Kota Bogor, lulus tahun 1979.
Sedangkan SMA ia tempuh di SMA Negeri 1 Bogor dan lulus tahun 1982.
Adapun gelar sarjana S1 diraihnya pada Fakultas Ilmu Politik Universitas
Nasional Jakarta, lulus tahun 1988. Gelar Magister Managemen disandangnya
tahun 2001, setelah menyelesaikan kuliah program S2 pada sekolah Pasca Sarjana
Universitas Satya Gama Jakarta.
Di samping pendidikan formal, orang tuanya sangat mementingkan
pendidikan agama, yang meliputi Aqidah, akhlak dan contoh teladan. H. Rachmat
Yasin didik dan dibina oleh kakek dan ayahandanya, yang merupakan pejuang
dan ahli agama. Berkat bimbingan merekalah ia mampu menguasai dan
mengamalkan ajaran agamanya. Sehingga banyak orang yang memberinya gelar
“Kiyai” karena fasihnya dalam mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist
disetiap sambutan atau pidato. Bahkan seringkali orang mengatakan ia sedang
berceramah, padahal saat itu dia sedang berpidato, memberikan pengarahan atau
sambutan.
Bahkan jika ia berada di depan ibu-ibu ucapan, nasehat dan tausiyahnya
seringkali memukau dan mengalahkan penceramah yang sesungguhnya.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini terlampir tabel riwayat pendidikan Drs.
H. Rachmat Yasin, MM
48
Tabel 1. Riwayat Pendidikan Drs. H. Rachmat Yasin, MM
Jenjang Pendidikan Satuan Pendidikan Tahun Lulus
Sekolah Dasar
(SD)
SD Negeri Sindangbarang I 1975
Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
SMP NegerI 4, Kota Bogor 1979
Sekolah Menengah Atas
(SMA)
SMA Negeri I, Kota Bogor 1982
Sarjana Strata 1
(S-1)
Fakultas Ilmu Politik,
Universitas Nasional, Jakarta
1988
Sarjana Strata 2
(S-2)
Program Magister manajemen,
Sekolah Paska Sarjana,
Universitas Setya Gama, Jakarta
2001
B. Aktivitas Dakwah dan Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM
1. Aktivitas Drs. H. Rachmat Yasin, MM Dalam Berdakwah
Sebagai seorang yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga ‘Ulama, ia pun
tidak pernah melupakan asal-usul dan jati dirinya. Seringkali ia berkata bahwa ia
adalah keturunan ‘kisantri’. Sehingga ia memahami karakter, kondisi dan
kehormatan ‘Ulama. Untuk itu dalam pergaulannya dengan kalangan ‘Ulama, ia
49
mampu membawa diri, tahu benar cara bertatakrama dan bertingkah laku yang
menjunjung tinggi kehormatan mereka.51
Dan sebagai seorang yang memiliki pengatahuan agama Islam, ia adalah
seorang Muslim yang senantiasa berupaya mengamalkan segala apa yang menjadi
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Keyakinan bahwa segala langkah
dan perbuatan dalam hidup harus dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah
Swt., melahirkan sebuah komitmen yang kuat dalam dirinya.
Salah satu bentuk dakwah keseharian H. Racmat Yasin adalah
membimbing dan mengarahkan pengajian kaum ibu, suasana pengajian rutin di
kediaman keluarga ‘RY’merupakan sebagai implementasi falsafah hidup yang di
anut.
Keyakinan bahwa apapun yang kita kerjakan adalah amal sholeh dan
ibadah kepada Allah Swt, selama ditujukan dan diniatkan untuk mancari Ridho-
Nya. Untuk itu ia senantiasa berupaya berbuat kebajikan, menjaga pergaulan,
bersikap amanah atas kepercayaan yang diembannya serta melaksanakan segala
kewajiban, baik kewajiban terhadap tuhannya maupun kewajiban terhadap
keluarga, masyarakat bangsa dan Negara. Ia yakin bahwa selama pemikiran,
langkah dan perjuangannya adalah dalam rangka manggapai ridho Allah,
merupakan amal ibadah dan menjadi amal sholeh yang akan dipetik hasilnya
kelak.
Sebuah pandangan hidup lain, yang merupakan nasihat ninik mamaknya
adalah “Sangu di imah kudu ngeunah kadahar kusemah”.52
Falsafah ini
51 S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
50
mengandung makna yang dalam, antara lain: Tamu itu adalah sebuah rahmat yang
dikirimkan Allah ke rumah kita. Kemudian dalam memberikan pelayanan kepada
tamu bukan hanya sekedar memberikan jamuan yang istimewa, namun yang
terpenting adalah bagaimana kita dan seisi rumah menerima dan menyambut
mereka. Jamuan bukanlah segalanya, tetapi sikap dan tindak-tanduk lebih utama,
sikap “soemah” harus senantiasa ditujukan kepada siapapun yang berkunjung.
Tidak membeda-bedakan antara kaya dan miskin. Pejabat maupun rakyat, semua
harus diperlukan dengan ramah tamah, disertai sikap bijaksana.
Sikap demikian diimplementasikannya dalam kehidupan keseharian.
Sehingga tidaklah aneh jika kediamannya senantiasa ramai dikunjungi tamu,
mereka berasal dari latar belakang dan strata sosial, yang datang dari berbagai
pelosok daerah di Kabupaten Bogor. Tamu yang hadir mengalir dari pagi sampai
larut malam, bahkan terkadang ia harus rela tersita waktu istirahatnya guna
menemani tamu yang berkunjung dini hari.
2. Aktivitas Drs. H. Rachmat Yasin, MM Dalam Berpolitik
Majunya H. Rachmat Yasin dalam pemilihan Umum Bupati dan wakil
Bupati periode th. 2008-2013, bukanlah langkah yang dilakukan secara tergesa-
gesa serta mendadak. Namun ia telah meniatkan dan mempersiapkan diri jauh-
jauh hari, sejak tiga tahun lalu, mandahului calon lainnya. Ia telah
menyosialisasikan dirinya kepada masyarakat, bahwa ia akan mencalonkan diri
sebagai Bupati Bogor peride 2008-2013. Dalam setiap kesempatan bertatap muka
52 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 8 Januari 2009
51
dengan warga, senantiasa ia sampaikan visi dan misi serta arah kebijakannya jika
kelak terpilih sebagai Bupati. Apalagi dengan menjadi ketua DPRD yang
merupakan sebuah keuntungan tersendiri baginya.
Kemudian guna lebih terarahnya perjuangan yang dilakukan, selain
melakukan konsolidasi internal partainya, ia pun mendirikan sebuah wadah
berbentuk perkumpulan yang dinamainya “Rachmat Yasin Center” (RYC),
dimana ia bertindak sebagai penggagas dan Dewan Pendiri. Yang didalamnya
berkumpul para tokoh ‘Ulama, Partai Politik, tokoh buruh, praktisi, seniman,
professional dan Ormas Islam dan lainnya. Termasuk juga pengusaha dan
cendekiawan. Keberhasilannya mendirikan RYC, menjadikan peluang RY
semakin terbuka jalan lebar guna menapaki puncak tangga kepemimpinan
Kabupaten Bogor. Mereka yang berkumpul dalam perkumpulan itu telah teruji
kapasitas dan kapabilitasnya, memiliki integritas pribadi yang kuat, diantara
mereka merupakan tokoh kharismatik. Mereka berjuang tanpa pamrih.53
Selain itu, H. Rachmat Yasin adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor periode 2004-2009 yang dipilih secara
langsung oleh anggota DPRD Kabupaten Bogor. Selain menjabat sebagai Ketua
DPRD Kabupaten Bogor, beliau adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Bogor periode 2006-2011 untuk
masa bakti yang kedua. Di luar aktifitas politiknya, beliau dipercaya masyarakat
53 S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
52
sepakbola Kabupaten Bogor sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Indonesia
Kabupaten Bogor (Persikabo) untuk periode kedua.54
Tabel 2. Aktivitas Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM
Instansi Jabatan/ Pekerjaan Tahun
Bupati Bogor Ketua 2008 – 2013
Persatuan Sepak Bola
Kabupaten Bogor
(Persikabo)
Ketua Umum 2006 – 2010
DPC PPP Kabupaten Bogor Ketua 2006 – ........
Ikatan Cendekiawan Muslim
Se-Indonesia (ICMI) Orwil
Bogor
Anggota Dewan Pakar 2005 – 2010
DPRD Kabupaten Bogor • Ketua
• Ketua Panitia Anggaran
1999 – 2004
54 Rahmat Yasin Center (RYC)
53
C. Konsep Dakwah & Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM Menuju Kursi
Bupati Bogor
1. Konsep Dakwah
Falsafah hidup seseorang akan sangat berpengaruh terhadap segala
perbuatan, tingkah laku pola pikir dan tujuan hidup. Termasuk batasan halal dan
haram. Apabila ia memiliki pandangan bahwa hidup hanyalah sekadar untuk
kehidupan itu sendiri. Ia tidak akan memperdulikan tata nilai ilahiah maupun
sosial.
Baginya yang terpenting adalah bagaimana menyelamatkan dan
memanjakan hidupnya dengan segala kesenangan sesaat. Lain halnya dengan
orang yang memandang bahwa hidup adalah untuk mengabdi pada Allah Swt. Ia
akan menjaga aspek kehidupannya agar tidak melanggar apa-apa yang digariskan
oleh Sang Khaliq Pemilik Kehidupan. Maka segenap pikir, sikap dan perilaku
hanya untuk keridhaan Allah semata.
Banyak hal dalam kehidupan seorang H. Rachmat Yasin yang dapat kita
petik sebagai pelajaran berharga dan teladan. Dalam pergaulan dengan sesama.
Antara lain :
Hidup Merupakan Ladang Amal Sholeh
Sebagai seorang yang memiliki pengetahuan Agama Islam, ia adalah
seorang Muslim yang senantiasa berupaya mengamalkan segala apa yang menjadi
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Keyakinan bahwa segala langkah
dan perbuatan dalam hidup harus dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah
Swt. Melahirkan komitmen yang kuat dalam dirinya.
54
Keyakinan bahwa apapun yang kita kerjakan adalah amal sholeh dan
ibadah kepada Allah Swt. Selama itu senantiasa berupaya berbuat kebajikan,
menjaga pergaulan, bersikap amanah atas kepercayaan yang diembannya serta
melaksanakan segala aspek kewajiban terhadap tuhannya meupun kewajiban
terhadap keluarga, msayarakat, bangsa dan Negara.ia yakin bahwa selama
pemikiran, langkah dan perjuangannya adalah dalam rangka menggapai ridho
Allah, merupakan amal ibadah dan menjadi amal sholeh yang akan dipetik
hasilnya kelak.
Prinsip hidup bahwa kebesaran dan kesuksesan seseorang itu pasti ada jasa
orang lain yang menyokong diraihnya hal tersebut. Dalam kaitan ini, H Rachmat
Yasin mengistilahkannya dengan bahasa “Sawah Sakotak Digarap Kulobaan”. Hal
ini mengandung makna, bahwa sukses dan keberhasilannya mencapai posisi
apapun adalah berkat peran serta kawan-kawan yang kadang berjuang tak kenal
waktu dan tanpa pamih, kolega dan masyarakat luas. Masyarakatlha yang mejadi
sababiah keberhasilannya. Masyarakatlah yang menghantarkan dia menuju
gerbang kesuksesan, sehingga saat ini menjadi top leader di Kabupaten Bogor.
Sebagai politisi sejati, pandangan dan keyakinan demikian melahirkan
sebuah sikap dan perbuatan yang mengedepankan kepentingan masyarakat
banyak. Ia senantiasa berada pada garda terdepan dalam membela kepentingan
masyarakatnya, baik diminta maupun tidak diminta. Kesadaran akan hal itu
menjadikannya senantiasa menyisihkan sebagian rizki yang diperolehnya untuk
kepentingan dan membantu masyarakat. Terutama untuk kegiatan-kegiatan dan
sarana milik ummat Islam. Seringkali ia merasa menyesal manakala ada
55
permintaan bantuan dari warganya, namun saat itu dia sedang tidak memiliki
kemampuan untuk menolong dan mengabulkan permintaan tersebut. Namun
apapun kondisinya, ia senantiasa berupaya agar tamu yang berkunjung dapat
dibekali ongkos transport.55
Kemudian. Ia juga mengisitilahkan sebuah pandangan hidup lain, yang
merupakan nasihat ninik mamaknya adalah “Sangu di Imah Kudu Ngeunah di
Dahar Kusemah”. Falsafah ini mengandung makna yang dalam, antara lain: tamu
itu adalah sebuah rahmat yang dikirimkan oleh Allah ke rumah kita. Kemudian,
dalam memberikan pelayanan kepada tamu bukan hanya sekedar memberikan
jamuan yang istimewa, namun yang terpenting adalah bagaimana kita dan seisi
rumah menerima dan menyambut mereka. Jamuan bukanlah segalanya, tetapi
sikap dan tindak tanduknya lebih utama, sikap “someah” harus senantiasa
ditujukan kepada siapapun yang datang berkunjung. Tidak membeda-bedakan
antara kaya dan miskin, pejabat maupun rakyat. Semua harus diperlakukan
dengan ramah tamah, disertai sikap bijaksana.
Sikap demikian diimplementasikannya dalam kehidupan keseharian.
Sehingga tidaklah aneh jika kediamannya senantiasa ramai dikunjungi tamu.
Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan strata social, yang datang dari
berbagai pelosok daerah dikabupaten Bogor. Tamu yang hadir mengalir dari pagi
sampai larut malam, bahkan terkadang ia harus rela tersita waktu istirahatnya
guna menemani tamu yang berkunjung dini hari.
55 S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
56
2. Konsep Politik
Dengan slogan “Sekali menang tetap menang” mesin politik pendukung
pasangan Rachmat Yasin terus dipacu. Berbagai upaya terus dilakukan. Koalisi
rakyat digaungkan secara langsung oleh sang calon Bupati, inisiator tim sukses
dan semua elemen pendukungnya. Lobi-lobi pun dilakukan oleh masing-masing
tim, mereka melakukan komunikasi dengan pasangan calon yang tidak berhasil
lolos ke putaran kedua.
Tanpa mengecilkan arti peran partai politik, dibanding lobi terhadap para
pentolan Parpol, ternyata lobi lebih berhasil dan efektif dilakukan pada tokoh-
tokoh local yang ada di masyarakat. Baik RT dan Ketua RW maupun para Kepala
Desa, maupun melakukan pendekatan langsung kepada kelompok-kelompok
masyarakat yang ada. Hal ini membuktikan keyakinan Rachmat Yasin, bahwa
koalisi akan berhasil bila dilakukan langsung dengan rakyat.
Walaupun harus berhadapan dengan “Koalisi Gajah”, keberhasilan dan
kemenangan sebenarnya telah diprediksikan sebelumnya, bahwa pasangan
Racmat Yasin dan Karyawan Fatturrahman yang disingkat menjadi (Rahman)
akan menjadi pilihan utama masyarakat kabupaten Bogor.56
Majunya H. Rachmat Yasin dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil
Bupati periode th. 2008-2013, bukanlah langkah yang dilakukan secara tergesa-
gesa serta mendadak. Namun ia telah meniatkan dan mempersiapkan diri jauh-
jauh hari sejak tiga tahun lalu, mendahului calon lainnya. Ia telah
mensosialisasikan dirinya kepada masyarakat, bahwa ia akan mencalonkan diri
56 S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
57
sebagai Bupati Bogor periode 2008-2013. dalam setiap kesempatan bertatap muka
dengan warga, senantiasa ia sampaikan visi dan misi serta arah kebijakannya jika
kelak terpilih sebagai Bupati. Apalagi dengan menjadi ketua DPRD yang
merupakan sebuah keuntungan tersendiri baginya. Sementara yang lain belum
memiliki kepastian atas pencalonannya, ia telah ditetapkan dan diusung partainya.
Sehingga ia telah menang satu langkah dari para pesaingnya. Sementara
pesaingnya masih terlelap tidur, ia telah berlari kencang.
Popularitasnya terus meningkat di mata masyarakat Kabupaten Bogor,
sehingga hasil penelitian lembaga-lembaga survey selalu menempatkan
popularitas kang Rachmat pada posisi teratas. Sejalan dengan waktu, ia mampu
membangun imej bahwa ia calon yang paling layak, paling siap dan paling pantas
dari aspek manapun untuk memimpin. Bahkan kelebihan fisik pun dapat ia
jadikan modal untuk merebut hati pemilih.
Fitnah Menghadang
Sebagai figur paling popular dan terkuat diantara calon yang lain,
tantangan yang dihadapi oleh pasangan nomor 5 ini dangatlah berat. Berbagai
fitnah digulirkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan satu tujuan
menghancurkan dan menjatuhkan kredibilitas H. Rachmat Yasin dimata umat
Islam. Sebagai pemilik suara terbesar di Kabupaten Bogor.
Sebuah fitnah dilancarkan pihak lain, disebarkan secara terencana diseluruh
wilayah dan pelosok kabupaten Bogor. Selebaran yang mengatasnamakan sebuah
lembaga non Muslim, menyatakan bahwa Rachmat Yasin adalah sebagai orang
yang menyetujui pendirian rumah ibadah terbesar se Asia, yang berlokasi di
58
Sentul Babakanmadang. Dalam selebaran tersebut dikatakan pula bahwa ia akan
memfasilitasi pendirian rumah ibadah itu disetiap kecamatan se Kabupaten Bogor.
Kemenangan Yang Tertunda
Pemilihan yang dilaksanakan tanggal 24 Agustus 2008, dan hasilnya
disyahkan oleh KPUD pada tanggal 20 September 2008, Dimana hasilnya tidak
sesuai dengan fakta dan data yang dikumpulkan oleh tim sukses dari tiap-tiap
TPS, yang mencapai 7.000 buah. Ada indikasi kecurangan yang dilakukan oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab. Gugatan ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat
pun dilayangkan oleh Tim Sukses pasangan Rahman dan bernomor urut 5 ini.
Beberapa indikasi kelemahan tersebut dikarenakan: Pertama, banyak TPS
yang tidak memiliki saksi dari pasangan ini. Baik karena tidak tersedianya
personal maupun akibat kelalaian petugas yang ditunjuk, sehingga ditolak oleh
PPS.
Kedua, lemahnya pengawasan dan pengamanan terhadap kotak suara, baik
saat dibawa maupun ketika berada di PPK. Terlihat bagaimana suasana
dikediaman H. Rachmat Yasin, yang dijadkan tabulasi penghitungan suara.
Dan yang ketiga, tidak lengkapnya data hasil pemilihan, form-form data
hasil pemilihan yang seharusnya menjadi bahan bahan bagi tim ternyata tidak ada
bahkan yang adapun tidak memiliki legalitas. Karena tidak ditanda tangani oleh
petugas yang berwenang pada masing-masing tingkatannya.
Akhirnya lepas sudah kemenangan yang sudah digenggam, yang
diperjuangkan dengan penuh pengorbanan semua elemen pendukung. Terjadilah
Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati menjadi dua putaran. Dan
59
kemenangan pun akhirnya jatuh pada pasangan Rahman dengan perbandingan
63,48 % untuk Rahman dan 36,52 % untuk Nusae yang dihitung oleh LSI dan
KPUD Kabupaten Bogor.
60
BAB IV
ANALISIS KIPRAH DRS. H. RACHMAT YASIN, MM
A. Alasan dan Tujuan Dakwah dan Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM.
Setiap individu dalam menentukan aktivitas di kehidupan ini pasti
mempunyai alasan yang menjadi faktor pendorong seseorang melakukan suatu
aktivitas tersebut. Bagi RY alasan yang menjadikan beliau melakukan dakwah
sekaligus politik dengan menggunakan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
sebagai partai penyalur aspirasinya dan pendukungnya adalah didorong karena
kegemarannya pada seluruh kegiatan organisasi dari semasa sekolah hingga beliau
aktif di PPP saat ini.
Alasan lain yang mendorong beliau melakukan dakwah dan politik yakni
karena beliau menginginkan seluruh aktivitas setiap muslim di kehidupan ini.
Sebagai individu dan khalifah Allah Swt seyogyanya bersuasana dan bernuansa
Islami. Karena beliau menilai sebagai partai Islam PPP dapat menyalurkan
aspirasinya yang juga aspirasi masyarakat yang telah memberikannya kesempatan
kepadanya dalam kepengurusan partai tersebut.57
Menurutnya kedua alasan yang
menjadi pendorong beliau mendirikan dan melakukan dakwah dan politik karena
menurutnya dakwah dan politik adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupannya. Karena menurutnya politik sebagai suatu seni mengatur suatu
bangsa atau Negara menjadi sejahtera, sehingga mensejahterakan bangsa adalah
57 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
61
bagian dari dakwah58
. Yang bertujuan mengantarkan setiap umat untuk
memperoleh kebahagiaan dan mensejahterakan dalam kehidupan dengan petunjuk
dan ajaran Islam.
Peryataan PPP diatas sejalan dan diperkuat dengan visi59 dan misi60
sebagai berikut :
Visi Partai Persatuan Pembangunan, yakni mewujudkan masyarakat yang
bertaqwa kepada Allah Swt dan Negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera,
bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hokum, penghormatan terhadap Hak
Asasi Manusia (HAM), serta menunjang tinggi harkat martabat kemanusiaan dan
keadilan social yang berlandaskan kepada nilai-nilai ke Islaman.
Misi Partai Persatuan Pembangunan (khidmat perjuangan), yakni :
1. PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia serta masyarakat yang beriman dan bertataqwa, mengembangkan
ukhwah Islamiyah (persaudaraan sesamaq muslim). 2. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan mempertahankan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam,
dengan mengembangkan Ukhah basyariyah (Persaudaraan sesama manusia).
3. PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman, mempertahankan
dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan
mengembangkan Ukhwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa).
4. PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan mengembangkan
kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat
yang sejati dengan perinsip dengan prinsip musyawarah untuk mencapai
mufakat.
5. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai oleh Allah Swt.
Baldatun Thayyibatun wa rabbun ghafur.
Tujuan yang ingin dicapai H. Racmat Yasin MM dalam dakwah dan
politik yang beliau lakukan yakni, dimasa yang akan datang beliau menginginkan
58
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009 59
PPP. Ketetapan Muktamar VI Partai Persatuan Pembangunan tentang khittah dan program
perjuangan PPP (Jakarta: Dewan Pimpinan Cabang, Partai Persatuan Pembangunan
2007),h.12 60 Ibid.,h. 14-15
62
Indonesia tercipta menjadi Negara yang aman, damai, sejahtera dan bisa menjadi
salah satu Negara yang dapat disejajarkan dengan Negara-negara lainnya di dunia
dengan tetap mempertahankan identitasnya sebagai Negara yang kaya akan
keberagamaan dan keunikan.61 Hal ini dirasa penting sekali karena sebagai
bangsa citra baik dalam didalam international, dengan banyaknya tindakan
terorisme dan aksi kekerasan yang terjadi di Negara ini menurutnya menjadikan
Indoensia ini tenang, tentram, damai, sejahtera atau menjadikan Indonesia ini
Islam, yaitu menjadikan rakyat Indonesia yang Islam, melalui politik, budaya dan
ormas-ormasnya. Bukan dalam pengertian menjadi Negara Islam. Karena
menurutnya identitas bangsa Indonesia yang beragam tidak apat diubah kehidupan
yang telah disesuaikan dengan consensus bersama yakni pancasila.62
B. Kiprah Dakwah dan Politik H. Rachmat Yasin MM
1. Kiprah Dakwah H. Rachmat Yasin MM
Sebagai seorang pendakwah yang juga berkecimpung dalam dunia politik,
H. Rachmat Yasin MM mengemukakan dakwah adalah seruan dan ajaran kepada
hal-hal yang bisa membawa manusia itu bahagia dunia dan akhirat. Pengertian
seruan membawa menusia itu bahagia dunia dan akhirat. Pengertian seruan dalam
hal ini, sangat luas sekali bukan hanya sekedar pidato dan ceramah tetapi seluruh
aktivitas yang bersifat positif. Beliau mencontohkan seorang seniman dengan
keahlian seninya bisa mempengaruhi masyarakat pada hal-hal yang positif, maka
61
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009 62 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
63
hal yang demikian itu telah dikatakan dakwah. Padahal seniman dikalangan orang
awam dianggapnya sebagai sesuatu yang tabu.63
Analisa yang dapat diperoleh mengenai ungkapan dakwah menurut H.
Rachmat Yasin MM yaitu beliau lebih menekankan dakwah ialah suatu proses
yang mempunyai tujuan akhir yakni membawa manusia untuk bahagia didunia
dan diakhirat dan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang positif yang sesuai
dengan ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist dan tidak dibatasi dengan profesi yang
disandang mereka ketika ingin berdakwah, termasuk dalam bidang politik yang
ditekuninya.
Bagi secara individu seorang da’i harus berkepribadian ikhlas,
professional, memahami ajaran-ajaran agama dan berakhlak serta memberi contoh
yang baik dengan perilakunya.64
Sehingga penyampaian ajaran agama Islam dapat
diterima dengan baik dan benar, tanpa membatasi dalam penerapannya dilapangan
yang implementasi baik untuk masyarakat.
Aplikasi dari maksud hal-hal positif yang dikemukakan H. Rachmat Yasin
MM sebelumnya tidak hanya membatasi dakwah dengan menggunakan metode
dakwah bil-lisan, tetapi juga dalam ruang lingkup yang lebih luas yakni dengan
mengacu pada metode dakwah bil-hikmah dan bil-hall yang beliau lakukan hingga
saat ini. Bahkan beliau mengatakan bahwa keberadaannya di PPP membawanya
dapat berdakwah keseluruh elemen masyarakat.65
Banyak sekali kesempatan
63
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009 64
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009 65 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
64
dakwah yang telah dilakukannya ke hampir seluruh provinsi di Indonesia. Dan
sebagai bagian dari dakwah beliau sekaligus untuk menyosialisasikan partainya.66
2. Kiprah Politik H. Rachmat Yasin MM
Sebagai seorang politisi yang telah berkarir selama hampir tiga puluh tujuh
tahun didunia politik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kontribusi H.
Rachmat Yasin MM terhadap partai yang telah menjadi panyalur aspirasi macam
cara. Karena H. Rachmat Yasin MM mengatakan politik sebagai sebuah seni
bagaimana mencari jalan yang terbaik untuk menjadikan suatu bangsa dan Negara
itu sejahtera. Oleh karena itu politik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
dengan tidak menjadikan politik harus indah, berhubung politik indah maka
politik harus beretika dan bermoral, sehingga politik harus dilakukan dengan
beretika dan bermoral.67
Upaya nyata yang harus dilakukan untuk menjadikan politik itu sesuatu
seni yang indah, harus memulainya dengan merubah metode yang selama ini
ditetapkan dalam perpolitikan Indonesia yang dimulai dengan merubah metode
yang selama ini diterapkan dalam perpolitikan Indonesia yang dimulai dengan
merubah managemen kepemimpinan dan kaderisasi partai didalam struktur
organisasi suatu partai politik. Mengingat saat ini banyak parpol yang
memperebutkan legitimasi kepemimpinan seseorang dalam parpolnya.
Menurut Rachmat Yasin, partai politik adalah sebuah institusi untuk
mengorganisasikan secara stabil sekelompok orang sehingga salah satu tujuannya
66
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009 67 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
65
adalah untuk mengamankan atau memelihara penugasan para pemimpinnya
(status quo) atas suatu pemerintahan yang kemudian ditujukan untuk
memeberikan keuntungan serta kelebihan-kelebihan ideal bagi para anggotanya.
Selain itu partai politik juga bertindak sebagai suatu unit politik. Dengan kekuatan
voting yang dimilikinya, partai politik kemudian mengontrol pemerintah dalam
melaksanakan kebijakan umum mereka. Sehingga partai politik tidak lain ialah
sebuah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai
orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan mengamankan,
memelihara dan mengorganisasikan anggotanya.68
Sesuai dengan cita-cita Rachmat Yasin untuk PPP dan Indonesia, yakni
menginginkan PPP menjadi partai politik yang bisa menjadikan Indonesia ini
tenang, aman, tentram damai sejahtera dengan konsep yang Islami melalui partai
politik, budaya dan ormas-ormasnya.69 Maka kepemimpinan dalam suatu partai
politik adalah faktor yang paling mendukung terlaksananya hal tersebut.
Upaya yang dilakukan untuk menyiapkan dan mendorong seluruh
kemampuan PPP dalam memaksimalkan kontribusinya yang signifikan bagi
proses deepening democracy dan developing an effective governance maka
langkah-langkah yang dapat ditempuh yakni :
1. Penguatan institusi partai. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan kader partai dalam managemen sumber data
manusia, managemen orang dan managemen keuangan partai.
2. Melakukan penguatan kapasitas partai dalam pengelolaan pemilu,
langkahnya adalah dengan meningkatkan pemahaman kader partai
mengenai sistem dan proses pemilu baik dalam pemilihan presiden,
DPR/D, DPD dan kepala daerah, pemahaman kader partai mengenai
68
S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008 69 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
66
konstituen dan pemilih, serta strategi menjaga dan mengembangkan
konstituen dan pemilih.
3. Penguatan kapasitas partai dalam menjalankan peran di parlemen dan
pemerintahan. Upaya ini dilakukan Rachmat Yasin untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan kader di partai terkait dengan fungsi lembaga
legislatif serta managemen fungsi partai dilembaga perwakilan.70
Masalah kepemimpinan dan kederisasi dalam PPP sangat signifikan bagi
masa depan partai jika salah mengambil pekutusan, maka yang demikian itu
sangat sangat berbahaya bagi keberlangsungan partai di masa depan. Pemimpin
yang baik yakni tidak menghalang-halangi lahirnya kader baru dan menjauhkan
sikap menganggap bahwa Cuma segelintir orang saja yang mampu menjadi
pemimpin. Dan kader yang terbaik adalah pemimpin yang bagi diri sendiri untuk
orang lain yang bersedia menjalani visi dan misi partai sebagai bagian dari
aktivitas politiknya.
Dalam buku system pelatihan kader partai persatuan pembangunan
disebtkan bahwa kader partai persatuan pembangunan pada hakikatnya adalah
kader bangsa dan kader pembangunan yang memiliki karakteristik sebagai berikut
:
1. Beriman, bertaqwa, ikhlas dan istiqomah
2. Berwawasan luas, ke Islaman secara kaffah (utuh)
3. Berwawasan lingkungan, ke Indonesiaan dan Global
4. Cerdas, kreatif dan dinamis
5. Berkemampuan memimpin dan menggrakan organisasi
70 Rachmat Yasin, Managemen Kepemimpinan Partai.
67
6. Berkomitmen terhadap nilai-nilai Islami, nilai-nilai luhur bangsa dan
nilai-nilai kemampuan universal.71
Menurut Rachmat Yasin fenomena selebritas yang sedikit direkrut partai
menjadi kader bahkan diminta untuk duduk menjadi kader adalah sesuatu yang
lemah, karena pada dasarnya partailah yang membutuhkan keberadaan mereka
untuk menjadikan partai lebih beragam dari segi pengkaderisasian dan tidak di
munaffikan untuk pendulang suara (vote getter), dan sebagai bagian dari
sosialisasi partai politik yang dinilai sebagai sesuatu yang kaku dan keras
dimasyarakat.72
Dalam hal itu, Partai Persatuan Pembangunan dari dahulu hingga sekarang
dalam pandangan harus memiliki sejumlah kader dengan berbagai keahlian, skill
dan concern, bahkan kader yang militan disetiap sektor kehidupan masyarakat,
baik itu sektor sosial dan politik, ekonomi, agama, kebudayaan dan kesenian,
keolahragaan, pertanian dan kelautan. Lingkungan hidup dan sebagainya. Dengan
catatan tidak meninggalkan kader yang menjadi bagian dari basis Partai Persatuan
Pembangunan. Yaitu habaib, para da’I, guru ngaji, mubalig dan sebagainya.
Proses kaderisasi dalam tubuh partai dimaksudkan untuk menciptakan
lahirnya pemimpin dan kaderisasi politik di tujukan untuk menjadi wakil partai
politik yang nantinya akan duduk dalam jajaran eksekutif dan legislative, seperti
duduk pada posisi sebagai seorang presiden, pemimpin daerah, mentri kabinet dan
anggota dewan perwakilan.
71
PPP, Sistem Pelatihan kader PPP (Jakarta: DPP Partai Persatuan Pembangunan Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan, 2005)h.7 72 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
68
C. Pandangan Masyarakat Bogor Terhadap Peranan Drs. H. Rachmat
Yasin MM Dalam Berdakwah dan Berpolitik.
KH. Nu’man Istichori
(Ulama, Pimpinan PP. Darut Tafsir Bogor)
Tidak ada satu manusia pun di dunia ini, selain Muhammad Rasulullah
Saw. Yang sempurna, bebas dari kekurangan dan kesalahan. Manusia adalah
tempat berpadunya segala sifat makhluk Allah lainnya. Pada diri seseorang
manusia terdapat sifat dan watak malaikat, pada dirinya pun terdapat watak syaten
dan hewan.
Karena itu, bagi saya H. Rachmat Yasin ia sama seperti diri kita, banyak
memiliki kekurangan disamping kelebihan-kelebihan yang melekat pada dirinya.
Hanya saja barangkali, ada satu kelebihan pada dirinya, ia memiliki motivasi yang
kuat untuk memperbaiki segala kekurangan dan kesalahan yang pernah
dilakukannya. Ia pun siap dan mendengar serta mengikuti apa yang dinasihatkan
dan difatwakan ‘Ulama.
Bagi saya kemenangannya dalam pemilihan umum Bupati dan Wakil
Bupati yang baru saja berlalu, merupakan sesuatu yang tidak luar biasa, sebab
saya sudah memperkirakan dan menyakini kemenangannya. Hal ini adalah
dikarenakan pada saat istikhoroh tentang siapa Bupati 2008-2013, nama dan
wajah dialah yang selalu muncul. Demikian pula halnya keterangan para ‘Ulama
sahabat-sahabat saya, yang saya minta untuk istihoroh, mereka mengatakan bahwa
menurut petunjuk yang mereka peroleh, H. Rachmat Yasin lah Bupati pilihan
rakyat Kabupaten Bogor.
69
Saya berpesan kepadanya, baik sebagai orang tua maupun sebagai sahabat;
ingatlah, engkau adlah refresentatif ‘kisantri’. Jagalah nama baik dirimu dan
seluruh masyarakat Bogor. Mereka memperhatikan engkau.
KH. Drs. Moh. Zaini Zainuddin
(Ulama, Pimpinan PP. Al-Madinah Singgasari Jonggol)
Rachmat Yasin adalah sosok pemimpin yang punya pengaruh dan daya
tarik yang luar biasa, disamping itu Rachmat Yasin juga telah berpengalaman
dalam memimpin dan menentukan arah kebijakan dalam pembangunan
Kab.Bogor, pada masa dia menjadi ketua DPRD.
Rachmat Yasin pantas dijadikan sebagai figur, karena dalam dirinya
memiliki keteladanan, Rachmat Yasin juga berasal dari keluarga Ulama dan tokoh
masyarakat, selain berpendidikan tinggi, cerdas. Inovatif dan yang terpenting
mempunyai akhlakul karimah.
Salah satu kelebihan Rachmat Yasin adalah tidak putus-putusnya menjalin
silaturrahmi dengan ulama, tokoh masyarakat sampai masyarakat biasa. Dia selalu
menerima siapa saja bila kita bersilaturrahmi ke rumahnya dan malah lebih sering
dia yang bersilaturrahmi ke masyarakat sampai ke kampung-kampung.73
73 S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
670
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ulasan panjang mengenai dakwah dan politik yang dilakukan oleh
Drs. H. Rachmat Yasin, MM. Maka penelitian ini akhirnya menarik kesimpulan,
bahwa :
1. Konsep dakwah menurut Drs. H. Rachmat Yasin, MM adalah salah satu
sarana untuk mengajak orang berbuat kebaikan, memberikan manfaat, dan
mengajak orang untuk mengenal Allah sebagai Tuhannya, mengenal Nabi
Muhammad sebagai Rasul dan teladan, kemudian mengajak orang untuk
memiliki kepedulian sosial dan memiliki akhlak mulia. Dan dakwah juga
adalah sebuah upaya proses penyadaran manusia terhadap nilai-nilai
kebaikan Islam yang universal termasuk bagi kalangan non muslim. Bagi
Rachmat Yasin, dakwah ialah suatu kegiatan yang harus selalu
dilaksanakan sampai hari kiamat dan dakwah Islam haruslah secara
kolektif karena ia merupakan amal jama’i.
2. konsep politik menurut Drs. H. Racmat Yasin adalah adalah segala
aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan bermaksud
untuk mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau mempertahankan,
suatu macam bentuk susunan masyarakat.kualitas tinggi (High politics)
dan politik berkualitas rendah (low politics). menurutnya cirri-ciri yang
671
harus dimiliki oleh politikus berkualitas tinggi atau oleh mereka yang
mengizinkan terselenggaranya high politics Yakni:
Pertama, Setiap jabatan politik hakekatnya berupa amanah dari masyrakat
yang harus dipelihara sebaik baiknya. Kedua, erat yang disebut di atas,
setiap jabatan politik mengandung dalam dirinya Mas uliyyah atau
pertanggung jawaban (accountability).
3. Korelasi antara dakwah dan politik menurut Drs. H. Rachmat Yasin, MM
adalah seni untuk memanage suatu bangsa atau Negara menjadi lebih baik
dan sejahtera, ia juga berkesimpulan bahwa ini semua adalah cara agar
bagaimana seseorang bisa menjalankan nilai ibadah dalam bernegara,
sehingga apa-apa saja yang terdapat dialamnya tiada lain adalah upaya
mensejahterakan bangsa dan Negara adalah bagian dari dakwah.
B. Saran
Untuk kemajuan selanjutnya dari penemuan yang dihasilkan dari
penelitian ini, maka peneliti mencoba memberikan rekomendasi atau saran bagi
objek penelitian, antara lain :
1. Kiprah dakwah H. Rachmat Yasin yang telah melewati batas Nusantara.
Pangalaman dan hubungannya dengan banyak orang handaklah dibagi
kepada generasi muda melalui pelatihan atau sarasehan untuk bisa
mengikuti jejaknya. Pemikiran dalam dakwah hendaklah diaplikasikan
dalam langkah kerja yang lebih riil sehingga dengan pemikiran itu bisa
dicapai kesepakatan yang sama bagi semua orang, terutama tentang
pentingnya dakwah untuk kemajuan umat.
672
2. Politik H. Rachmat Yasin bisa dikatakan sebagai politik dakwah,
hendaklah ditunjukan dan disosialisasikan lebih jauh kepada masyarakat
luas agar pemikiran masyarakat awam tentang citra buruk politik lebur.
Pemikiran H. Rachmat Yasin tentang dakwah mestinya juga bisa
disepakati oleh para politikus terutama yang muslim bahwa perjuangan
membangun ummat adalah tanggung jawab sebagian orang dalam
pemerintahan melalui kewenangan yang dimilikinya.
673
BAB IV
ANALISIS KONSEP DAKWAH DAN POLITIK
DRS. H. RACHMAT YASIN, MM
A. Konsep Dakwah Drs. H. Rachmat Yasin, MM.
Sebagai seorang da’i, Drs. H. Rachmat Yasin, MM berkomitmen penuh
untuk senantiasa menyerukan amal ma’ruf nahyi munkar. Hal tersebut tergambar
dari konsep dakwahnya yaitu mengajak orang untuk berbuat kebaikan,
memberikan manfaat, dan mendekatkan diri pada Allah sebagai Tuhannya,
mengenal Nabi Muhammad sebagai Rasul, kemudian mengajak orang untuk
memiliki kepedulian sosial dan memiliki akhlak mulia.
“Dakwah menurut konsep saya adalah seruan dan ajakan kepada hal-hal
yang bisa membawa manusia itu bahagia di dunia dan di akhirat. Pengertian
seruan dalam hal ini, sangat luas sekali bukan hanya sekadar pidato dan ceramah,
tetapi seluruh aktivitas yang bersifat positif. Contohnya, ada seorang seniman
yang dengan seninya itu dia bisa mempengaruhi masyarakat pada hal-hal yang
positif. Hal itu menurut saya adalah dakwah. Padahalkan seniman dikalangan
orang awam dianggapnya sebagai sesuatu yang tabu kan…. Padahal dari seni itu
dia bisa menarik orang. Jadi intinya dakwah adalah segala bentuk aktivitas yang
bisa menjadikan orang menuju ke arah yang lebih baik,”74
kata Rahmat Yasin.
Secara istilah dakwah didefinisikan dengan mengemukakan pendapat
bahwa dakwah ialah sebagai setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan
74 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
674
memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Swt. Sesuai dengan garis
akidah, yaitu syariat dan akhlak Islamiyah.75
Sehubungan dengan hal tersebut ia
menyakini bahwa kriteria seorang da’i itu haruslah profesional dalam artian satu
kata satu perbuatan.
“Menurut saya yang paling utama yaitu jika kita sebagai da’i, maka
seorang da’i itu haruslah ikhlas, professional, atau tahu betul dengan seluk beluk
ajaran agama, jangan sampai salah menyampaikan salah satu kepada orang lain
atau mad’u kita. Selanjutnya harus berakhlak teladan dan memberi contoh yang
baik sesuai dengan perkataan dan perilakunya,”76
sambung Rahmat.
Dari pernyataannya tersebut, lebih lanjut RY menuturkan bahwa dakwah
baginya adalah sebuah upaya proses penyadaran manusia terhadap nilai-nilai
kebaikan Islam yang universal termasuk bagi kalangan non muslim. selain itu
baginya juga dakwah ialah sebuah seni yakni untuk sesuatu kegiatan yang harus
selalu dilaksanakan sampai hari kiamat dan dakwah Islam haruslah secara kolektif
karena ia merupakan amal jama’i.
Menjadi seorang dai adalah suatu tugas yang sangat mulia dan memiliki
beban tersendiri, karena semua yang telah didakwahkannya harus bisa masuk dan
diaplikasikan dalam kehidupan keseharian dari objek dakwahnya. Idris Abdul
Somad dalam Diktat Ilmu Dakwah membagi bekal yang harus dimiliki oleh
seorang da'i menjadi tiga bekal utama yakni :
1. Pemahaman yang benar dan tepat, maksudnya ialah pengetahuan tentang hal-
hal yang terkait dengan dakwah dan konsekuensinya. Baik pengetahuan ke
75
Muhammad Sayyid al-wakil, Prinsip dan Kode Eti Dakwah, Penerjemahan Nabhani Idris
(Jakarta Akadamika Pressindo, 2002).h.1 76 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
675
Islaman maupun pengetahuan ilmu dakwah serta pengetahuan umum yang
dapat menunjang dakwahnya.
2. Ke-Islaman yang kokoh, maksudnya ialah keyakinan da’i tentang kebenaran
Islam sebagai isu utama dakwahnya, yakni keimanan yang melahirkan
kecintaannya kepada Allah Swt. Rasul-Nya dan kepada al-Islam, keimanan
yang mewujudkan rasa takut hanya kepada Allah Swt. Dan rasa harap kepada
rahmat dan keberkahan (daya guna) dari-Nya.
3. Hubungan kuat dengan Allah Swt, yaitu keterkaitan da'i kepada Allah dan
sikap tawakal hanya kepada-Nya, karena kayakinannya bahwa Allah Maha
Esa dalam penciptaan Alam Semesta, Pemeliharaan, Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu.77
Sejalan dengan hal diatas, untuk meluangkan dakwahnya akhirnya
Rachmat Yasin menilai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah partai Islam
yang dapat menyalurkan aspirasinya untuk masyarakat yang telah memberikannya
kesempatan. Menurutnya dakwah dan politik adalah dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupannya. Karena menurutnya politik sebagai suatu seni
mengatur suatu bangsa atau Negara menjadi sejahtera, sehingga mensejahterakan
bangsa adalah bagian dari dakwah.
“Berhubung politik itu seni untuk memanage suatu bangsa atau Negara
menjadi lebih baik dan sejahtera, maka saya berkesimpulan bahwa ini semua
adalah cara agar bagaimana seseorang bisa menjalankan nilai ibadah dalam
bernegara, sehingga apa-apa saja yang terdapat dialamnya tiada lain adalah upaya
77 Idris Abdu; Somad, Diktat Ilmu Dakwah (Depok: T.pn.,2004),h.6
676
mensejahterakan bangsa dan Negara adalah bagian dari dakwah,”78
papar
Rachmat.
Peryataan Rachmat Yasin tersebut sejalan dengan pernyataan PPP dan
diperkuat dengan visi79 dan misi80 partai yaitu sebagai berikut :
Visi Partai Persatuan Pembangunan, yakni mewujudkan masyarakat yang
bertaqwa kepada Allah Swt dan Negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak
Asasi Manusia (HAM), serta menunjang tinggi harkat martabat kemanusiaan dan
keadilan sosial yang berlandaskan kepada nilai-nilai ke Islaman.
Misi Partai Persatuan Pembangunan (khidmat perjuangan), yakni :
6. PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina
manusia serta masyarakat yang beriman dan bertataqwa, mengembangkan
ukhwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim). 7. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan mempertahankan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam,
dengan mengembangkan Ukhah basyariyah (Persaudaraan sesama manusia).
8. PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman, mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan
mengembangkan Ukhwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa).
9. PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan mengembangkan
kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat
yang sejati dengan perinsip dengan prinsip musyawarah untuk mencapai
mufakat.
10. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai oleh Allah Swt.
Baldatun Thayyibatun wa rabbun ghafur.
Tujuan yang ingin dicapai H. Racmat Yasin MM dalam dakwah yakni,
dimasa yang akan datang beliau menginginkan Indonesia tercipta menjadi Negara
yang aman, damai, sejahtera dan bisa menjadi salah satu Negara yang dapat
disejajarkan dengan Negara-negara lainnya di dunia dengan tetap
78
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
79
PPP. Ketetapan Muktamar VI Partai Persatuan Pembangunan tentang khittah dan program
perjuangan PPP (Jakarta: Dewan Pimpinan Cabang, Partai Persatuan Pembangunan 2007),h.12 80 Ibid.,h. 14-15
677
mempertahankan identitasnya sebagai Negara yang kaya akan keberagamaan dan
keunikan.
“PPP harus menjadikan parpol yang bisa menjadikan Indonesia ini tenang,
tentram, damai, sejahtera atau menjadikan Indonesia ini Islami, yaitu masyarakat
yang Islami melalui politik, budaya, dan ormas-ormasnya. Buku dalam pengertian
menjadi Negara Islam, karena pada dasarnya kita sudah mempunyai konsensus
bersama yakni pancasila,”81
tandas Rachmat.
Hal ini dirasa penting sekali karena sebagai bangsa citra baik dalam
didalam international, dengan banyaknya tindakan terorisme dan aksi kekerasan
yang terjadi di Negara ini menurutnya menjadikan Indonesia ini tenang, tentram,
damai, sejahtera atau menjadikan Indonesia ini Islam, yaitu menjadikan rakyat
Indonesia yang Islam, melalui politik, budaya dan ormas-ormasnya. Bukan dalam
pengertian menjadi Negara Islam. Karena menurutnya identitas bangsa Indonesia
yang beragam tidak dapat diubah kehidupan yang telah disesuaikan dengan
konsensus bersama yakni pancasila.
Dalam pandangan lain, keterkaitan dakwah dengan politik saat ini sangat
jelas berbeda, baik dari segi ruang lingkup, sarana dan objek. sebagaimana ia
mengutif pendapatnya Buya A. Syafi’i Maarif bahwa dakwah itu memperbanyak
kawan sedangkan politik itu memperbanyak lawan.
“Jangan membuat stigmatisasi bahwa politik itu malah memperbanyak
lawan, ya.. itu boleh saja menjadi pendapatnya Buya… sebetulnya artis-artis itu
kepartai menjadikan partai yang mengambil dalam rangka memperkenalkan partai
81 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
678
kepada seluruh aspek kehidupan. Maksudnya kita juga sebagai partai punya
kader-kader dari kalangan seniman,”82
Tandas RY.
Dari peryataannya tersebut ia membedakan objek dakwah baik artis,
seniman, kader partai maupun mad’u. Namun terminologis Mad'u sendiri adalah
objek dan sekaligus subjek yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali.83 Jadi siapapun
mereka, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru
lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad'u dalam dakwah
Islam. Dakwah tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi juga kepada
orang-orang diluar Islam. Intinya dakwah itu ditujukan untuk siapa saja tanpa
melihat status sosialnya, ekonomi dan latar belakang mereka.
Sedangkan menurut RY dalam segi materi adakalanya seorang da’i tahu
persis latar belakang mad’u-nya. entah itu di desa atau di kota, intelektual atau
tidak dan lain sebagainya. sebab hal tersebut akan mempengaruhi da’i dan
materinya itu sendiri. sebagaimana ia mengungkapkan :
“Materinya, harus melihat masyarakat yang kita dakwahi. Kalau kita
berhadapan dengan orang awam dalam menyampaikan dakwah atau materinya
jangan terlalu tinggi, begitu pula apabila kita menyampaikan dakwah di kalangan
intelektual haruslah menggunakan materi yang bersifat ilmiah. Cotohnya ketika
kita menyampaikan materi harus mengenai kepada mereka. Namun tetap
berpegang kepada al-Quran dan al-Hadist dengan tidak meninggalkan perhatian
kepada kesenangan masyarakat itu sendiri,”84 tambah RY.
82
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009 83
Ismah Ismail, "Strategi Dakwah di Era Millenium," h.2 84 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
679
B. Konsep Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM
Sebagai seorang politisi yang telah berkarir selama hampir tiga puluh tujuh
tahun didunia politik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, H.
Rachmat Yasin MM mengatakan politik sebagai sebuah seni.
“Menurut saya politik adalah seni bagaimana mencari jalan yang terbaik
untuk menjadikan suatu bangsa dan Negara itu sejahtera. Jadi saya lebih
cenderung kapada seni. Seni untuk menjadikan atau memanage suatu bangsa atau
Negara lebih baik. Oleh karenanya berhubung politik merupakan seni atau art, jadi
cara-cara itu bisa bermacam-macam jadi kalau ada orang bilang yang menyatakan
politik itu kaku, keras dan kejam menurut saya salah, justru karena politik adalah
suatu seni maka politik harus indah, dan berhubung politik itu indah maka politik
harus juga beretika dan bermoral. Jadi artinya kita harus berpolitik dan bermoral
dalam ruang lingkup secara umum,”85 imbuh Rachmat
Konsep politik menurut Drs. H. Racmat Yasin adalah segala aktivitas atau
sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan bermaksud untuk mempengaruhi,
dengan jalan mengubah atau mempertahankan, suatu macam bentuk susunan
masyarakat. kualitas tinggi (High politics) dan politik berkualitas rendah (low
politics). menurutnya ciri-ciri yang harus dimiliki oleh politikus berkualitas tinggi
atau oleh mereka yang mengizinkan terselenggaranya high politics Yakni:
Pertama, Setiap jabatan politik hakekatnya berupa amanah dari masyrakat
yang harus dipelihara sebaik baiknya. Kedua, erat yang disebut di atas, setiap
85 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
680
jabatan politik mengandung dalam dirinya Mas uliyyah atau pertanggung jawaban
(accountability).86
Sebagai seorang politisi yang telah berkarir selama hampir tiga puluh tujuh
tahun didunia politik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kontribusi H.
Rachmat Yasin MM terhadap partai yang telah menjadi panyalur aspirasi macam
cara. Karena H. Rachmat Yasin MM mengatakan politik sebagai sebuah seni
bagaimana mencari jalan yang terbaik untuk menjadikan suatu bangsa dan Negara
itu sejahtera. Oleh karena itu politik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
dengan tidak menjadikan politik harus indah, berhubung politik indah maka
politik harus beretika dan bermoral, sehingga politik harus dilakukan dengan
beretika dan bermoral.
“Justru karena politik adalah suatu seni maka politik harus indah, dan
berhubung politik itu indah maka politik harus juga beretika dan bermoral. Jadi
artinya kita harus berpolitik dan bermoral dalam ruang lingkup secara umum,”87
kata Rachmat.
Upaya nyata yang harus dilakukan untuk menjadikan politik itu sesuatu
seni yang indah, harus memulainya dengan merubah metode yang selama ini
ditetapkan dalam perpolitikan Indonesia yang dimulai dengan merubah metode
yang selama ini diterapkan dalam perpolitikan Indonesia yang dimulai dengan
merubah managemen kepemimpinan dan kaderisasi partai didalam struktur
organisasi suatu partai politik. Mengingat saat ini banyak parpol yang
memperebutkan legitimasi kepemimpinan seseorang dalam parpolnya.
86
Abdul Qadim Zallum, Pemikiran Politik Islam, h.33 87 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
681
Menurut Rachmat Yasin, partai politik adalah sebuah institusi untuk
mengorganisasikan secara stabil sekelompok orang sehingga salah satu tujuannya
adalah untuk mengamankan atau memelihara penugasan para pemimpinnya
(status quo) atas suatu pemerintahan yang kemudian ditujukan untuk memberikan
keuntungan serta kelebihan-kelebihan ideal bagi para anggotanya. Selain itu partai
politik juga bertindak sebagai suatu unit politik. Dengan kekuatan voting yang
dimilikinya, partai politik kemudian mengontrol pemerintah dalam melaksanakan
kebijakan umum mereka. Sehingga partai politik tidak lain ialah sebuah kelompok
yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama dengan tujuan mengamankan, memelihara dan
mengorganisasikan anggotanya.88
Sesuai dengan cita-cita Rachmat Yasin untuk PPP dan Indonesia, yakni
menginginkan PPP menjadi partai politik yang bisa menjadikan Indonesia ini
tenang, aman, tentram damai sejahtera dengan konsep yang Islami melalui partai
politik, budaya dan ormas-ormasnya.
“PPP harus menjadikan parpol yang bisa menjadikan Indonesia ini tenang,
tentram, damai, sejahtera atau menjadikan Indonesia ini Islami, yaitu masyarakat
yang Islami melalui politik, budaya, dan ormas-ormasnya. Buku dalam pengertian
menjadi Negara Islam, karena pada dasarnya kita sudah mempunyai konsensus
bersama yakni pancasila,”89
tandas Rachmat.
Kepemimpinan dalam suatu partai politik adalah faktor yang paling
mendukung terlaksananya hal tersebut.
88
S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008 89 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
682
Upaya yang dilakukan untuk menyiapkan dan mendorong seluruh
kemampuan PPP dalam memaksimalkan kontribusinya yang signifikan bagi
proses deepening democracy dan developing an effective governance maka
langkah-langkah yang dapat ditempuh yakni :
4. Penguatan institusi partai. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan kader partai dalam managemen sumber data manusia, managemen orang dan managemen keuangan partai.
5. Melakukan penguatan kapasitas partai dalam pengelolaan pemilu,
langkahnya adalah dengan meningkatkan pemahaman kader partai
mengenai sistem dan proses pemilu baik dalam pemilihan presiden,
DPR/D, DPD dan kepala daerah, pemahaman kader partai mengenai
konstituen dan pemilih, serta strategi menjaga dan mengembangkan
konstituen dan pemilih.
6. Penguatan kapasitas partai dalam menjalankan peran di parlemen dan
pemerintahan. Upaya ini dilakukan Rachmat Yasin untuk meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan kader di partai terkait dengan fungsi lembaga
legislatif serta managemen fungsi partai dilembaga perwakilan.90
Masalah kepemimpinan dan kederisasi dalam PPP sangat signifikan bagi
masa depan partai jika salah mengambil keputusan, maka yang demikian itu
sangat sangat berbahaya bagi keberlangsungan partai di masa depan. Pemimpin
yang baik yakni tidak menghalang-halangi lahirnya kader baru dan menjauhkan
sikap menganggap bahwa Cuma segelintir orang saja yang mampu menjadi
pemimpin. Dan kader yang terbaik adalah pemimpin yang bagi diri sendiri untuk
orang lain yang bersedia menjalani visi dan misi partai sebagai bagian dari
aktivitas politiknya.
Dalam buku sistem pelatihan kader partai persatuan pembangunan
disebutkan bahwa kader partai persatuan pembangunan pada hakikatnya adalah
kader bangsa dan kader pembangunan yang memiliki karakteristik sebagai berikut
90 Rachmat Yasin, Managemen Kepemimpinan Partai.
683
7. Beriman, bertaqwa, ikhlas dan istiqomah
8. Berwawasan luas, ke Islaman secara kaffah (utuh)
9. Berwawasan lingkungan, ke Indonesiaan dan Global
10. Cerdas, kreatif dan dinamis
11. Berkemampuan memimpin dan menggrakan organisasi
12. Berkomitmen terhadap nilai-nilai Islami, nilai-nilai luhur bangsa dan
nilai-nilai kemampuan universal.91
Menurut Rachmat Yasin fenomena selebritas yang sedikit direkrut partai
menjadi kader bahkan diminta untuk duduk menjadi kader adalah sesuatu yang
lemah, karena pada dasarnya partailah yang membutuhkan keberadaan mereka
untuk menjadikan partai lebih beragam dari segi pengkaderisasian dan tidak di
munaffikan untuk pendulang suara (vote getter), dan sebagai bagian dari
sosialisasi partai politik yang dinilai sebagai sesuatu yang kaku dan keras
dimasyarakat.
“Pendapat saya bagus-bagus saja…. Seniman kan?! Dan kalo dicermati
biasanya artis malah ga mau ambil bagian jadi bagian dari politisi. Contohnya
seperti Dedy Mizwar, meskipun ia cukup terkenal tapi nyatanya ia enggan untuk
berkiprah di dunia perpolitikan,”92
kata Rachmat.
Dalam hal itu, Partai Persatuan Pembangunan dari dahulu hingga sekarang
dalam pandangan harus memiliki sejumlah kader dengan berbagai keahlian, skill
dan concern, bahkan kader yang militan disetiap sektor kehidupan masyarakat,
baik itu sektor sosial dan politik, ekonomi, agama, kebudayaan dan kesenian,
91
PPP, Sistem Pelatihan kader PPP (Jakarta: DPP Partai Persatuan Pembangunan Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan, 2005)h.7 92 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
684
keolahragaan, pertanian dan kelautan. Lingkungan hidup dan sebagainya. Dengan
catatan tidak meninggalkan kader yang menjadi bagian dari basis Partai Persatuan
Pembangunan. Yaitu Habaib, Para Da’i, Guru Ngaji, Mubalig dan sebagainya.
“Ya…jelas… para ulama ini duduk sebagai penasehat-penasehat, sebagai
dewan syuro yang dijadikan oleh kami sebagai tempat meminta fatwa dan
nasehat. Jadi yang harus menemui mereka adalah kita, bukan mereka yang
berkeliling kemana-mana. Tetapi hal yang demikian tetap menjadi basis kekuatan
Partai Persatuan Pembangunan,”93
kata Rachmat.
Proses kaderisasi dalam tubuh partai dimaksudkan untuk menciptakan
lahirnya pemimpin dan kaderisasi politik di tujukan untuk menjadi wakil partai
politik yang nantinya akan duduk dalam jajaran eksekutif dan legislative, seperti
duduk pada posisi sebagai seorang presiden, pemimpin daerah, mentri kabinet dan
anggota dewan perwakilan.
Namun jika dilihat Dari segi perpolitikan di Indonesia saat ini, ia
menyayangkan jika sampai saat ini masih ada partai politik yang dijadikan roda
kekuasaan demi menduduki satu kursi kekuasaan, yang substansinya diragukan
akan kebenarannya.
“Sebetulnya secara objektif harus kita akui bahwa demokrasi di Indonesia
ini berkembang yang tadinya ada rasa was-was, rasa takut dan gelisah, tertekan
sudah tidak ada sekarang… Cuma memang kita ini mengalami Euforia, sehingga
akibat dari pada itu sering kebablasan. Tapi jika ditinjau dari segi demokrasi
bagus dan berkembang dibandingkan yang dulu. Dan kita itu seolah-olah
93 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
685
ditentukan segalanya oleh presiden, seperti partai PPP tidak boleh menjadi partai
yang besar,”94
kata Rachmat.
C. Korelasi Antara Dakwah dan Politik Menurut H. Rachmat Yasin, MM
Secara umum politik selalu diidentikan sebagai sesuatu yang aktifitas yang
penuh dengan tipu muslihat yang buruk dan bernilai negatif. Politik selalu
berkaitan dengan kekuasaan (Power) dan sebagai mana dikatakan C. O Key. Ir.
Seorang pakar ilmu sosial, politik terutama terdiri dari hubungan antar
superiordinasi dan subordinasi, antara dominasi dan submisi, antar yang
memerintah dan yang diperintah. Bagi seorang sekularis, pragmatis, suatu
tindakan politik adalah baik bila dapat memberi “benefit” atau keuntungan praktis
dan manfaat materiil, sedangkan bagi seorang muslim tindakan politik adalah baik
bila tindakan tersebut berguna bagi seluruh rakyat sesuai dengan Rahmatan lil
Alamin.95
Disamping Banyak Pemikiran tentang dakwah dan politik, menurutnya
ada yang mengatakan bahwa agama hanyalah mengatur urusan manusia dengan
Tuhannya sehingga tidak ada politik didalam kehidupan beragama dan bernegara,
atau ada juga yang mengatakan bahwa dakwah dan politik ibarat air dan minyak
yang tidak mungkin menyatu. Namun, dalam Islam yang ajarannya komprehensif
tidak ada satu pun dimensi dalam hidup yang tidak diatur. Seperti apa yang
dikatakan oleh Eric Fromm, bahwa risalah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul
tidak bercorak spiritual murni melainkan dimensi sosial politik. Mereka tidak
94
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009 95 Amin Rais, Cakrawala Islam : Antara cita dan fakta, h. 30
686
hanya berkecimpung pada keselamatan di dunia. Mereka bukan hanya pemimpin
rohani, tetapi juga pemimpin politik dan pemimpin masyarakat.
“Berhubung politik itu seni untuk memanage suatu bangsa atau Negara
menjadi lebih baik dan sejahtera, maka saya berkesimpulan bahwa ini semua
adalah cara agar bagaimana seseorang bisa menjalankan nilai ibadah dalam
bernegara, sehingga apa-apa saja yang terdapat dialamnya tiada lain adalah upaya
mensejahterakan bangsa dan Negara adalah bagian dari dakwah,”96
tutur Rachmat.
Oleh karena itu, menurut sebagian orang awam, menyebut kata politik
dalam dakwah mungkin tidaklah sesuai. Karena antara keduanya memiliki
dimensi dan wilayah kajian yang berbeda. Dalam konteks Islam, dakwah berada
pada dimensi spiritual agama, sedangkan politik berada pada tatanan non spiritual,
bahkan tatanan sekuler yang penuh kepalsuan, kelicikan dan lain sebagainya.
“Jangan membuat stigmatisasi bahwa politik itu malah memperbanyak
lawan, ya.. itu boleh saja menjadi pendapatnya Buya… sebetulnya artis-artis itu
kepartai menjadikan partai yang mengambil dalam rangka memperkenalkan partai
kepada seluruh aspek kehidupan. Maksudnya kita juga sebagai partai punya
kader-kader dari kalangan seniman,”97
kata Rachmat.
Para ahli sepakat bahwa perkembangan pemikiran politik itu mempunyai
hubungan langsung yang tidak terpisah dengan perkembangan sejarah, hal ini
dibuktikan dengan jelas dalam "Pemikiran Politik Islam" dimana sejarah Islam itu
sendirilah yang membawa dan mencetuskan "Politik Islam" dengan "Sejarah
96
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009 97 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
687
Islam" sejalan dengan masing-masing saling menyempurnakan ibarat darah dan
daging.98
Sesuai dengan cita-cita Rachmat Yasin untuk PPP dan Indonesia, yakni
menginginkan PPP menjadi partai politik yang bisa menjadikan Indonesia ini
tenang, aman, tentram damai sejahtera dengan konsep yang Islami melalui partai
politik, budaya dan ormas-ormasnya.
“Dimasa yang akan datang saya menginginkan Indonesia tercipta menjadi
Negara yang aman, damai, sejahtera dan bias menjadi salah satu Negara yang
dapat disejajarkan dengan Negara-negara lainnya di dunia dengan tetap
mempertahankan identifikasinya sebagai Negara yang kaya akan keberagaman
dan keunikan,”99
kata Rachmat.
Dengan sendirinya jika ditinjau negara yang didirikan Rasulullah Saw
beserta kaum muslimin di Madinah, maka ia telah melakukan satu tindakan politik
jika diukur dengan istilah politik dakwah dewasa ini.
Politik dalam Islam disebut Siyasah yang bermakna mengatur urusan
ummat, yang dilaksanakanoleh Negara (Pemerintah) maupun ummat. Dalam al-
qur'an tidak tertulis secara tekstuil mengenai kata siyasah. Namun dalam QS.
Annisa: 58-59 yang artinya membahas tentang menyerahkan amanat dan
penghormatan kepada pemimpin.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
98
Fuad Mohm. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam.,h.11 99 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 3 Januari 2009
688
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (58) Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (Q.S Annisa: 58-59).
689
DAFTAR PUSTAKA
A. Rosyid Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Cet. Ke 1 (Jakarta: Bulan Bintang,
1997)h. 280
Abd. Muin Salim, Konsepsi Politik dalam Al-Qur'an (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994).h.34
Abdul Qadim Zallum, Pemikiran Politik Islam.,h.11
A. Hoogerwerf. Politikologi: Pengertian dan problem-problem (Jakarta: Erlangga,
1985), h.45
Amien Rais cakrawala Islam Antara cita dan fakta, (Bandung, Mizan, 1991)h.30
Abdul Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur'an, h.37
Cahaya Tata Irawan, Prinsip-prinsip Dakwah (Yogyakarta: Izzam Pustaka,
2005).h
Didin Hafidhuddin, Dakwah Faktual (Jakarta: Gema Insani Press,2001),h.77.
Ensiklopedi Islam, Vol-1 (Jakarta: PT Ichtiar BARU Van Hoeve, 1997) h. 280.
Farid Mak'ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah. Cet ke-1. Surabaya PT Bina
Ilmu,1981.h.47
Faizhah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2006),h.x-xii
Fuad. Muhd. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam,h.1
Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakara: Pedoman Ilmu Jaya, 1996),h37
Hamka, Tafsir Al-Azhar: Juz V (Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1983),h.136
Ismah Ismail, Vol-1 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997) h. 280.
Idris Abdu; Somad, Diktat Ilmu Dakwah (Depok: T.pn.,2004),h.6
Muhammad Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemahan/ penafsiran Al-Qur'an (1973), h. 127
690
Muhammad Sayyid al-wakil, Prinsip dan Kode Eti Dakwah, Penerjemahan
Nabhani Idris (Jakarta Akadamika Pressindo, 2002).h.1
M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Pemuda Media, 2006),.6
Miriam BudiarBudiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Dian Rakyat, 1972:, Jakarta: PT Gramedia, 2002),h.8.
Rahmat Yasin (RY) Center.
Syamsuri Siddiq. Dakwah dan Teknik Berkhutbah. (Bandung: PT al-
Ma'rifat,),h.12
Syafi’I Ma’arif, Islam dan politik: upaya membingkai peradaban. Cirebon
Pustaka Dinamika, 1990
S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h.43
Zulham, “Pemikiran Dakwah Prof. K.H Ali Yafie,” Skripsi SI Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2006
INTERNET
Google.com /Media Cetak Pakuan Raya/ Opini Politik. 11/8/09 at 5:14 p.m.
Google.com /Muktamar PPP. 11/8/09 at 6:14 p.m.
www. RY Center.com. 11/8/09 at 11:59 p.m
Blogspot, dakwah dan politik.com
KORAN DAN DOKUMEN
Dokumen dari Asisten Pribadi
Majalah, “Bupati Bogor Pertama Pilihan Rakyat”
Dokumen dari DPC PPP “Ketetapan-ketetapan Muktamar VI” 2007-2008
Pakuan Raya, 29 Januari 2008, Artikel Buya A. Syafi’i Ma’arif. “Politisasi Islam
terhadap Politik” .
691
DOKUMENTASI
Program kunjungan antar wilayah se-Kabupaten Bogor di Kecamatan Parung.
Sekaligus menjadi pembicara pada malam pengajian.
Famplet : Slogan Bupati Drs. H. Rachmat Yasin, MM yang digunakan dalam
berkampanye politik pada pemutaran Pilbub 2008-2013.
692
Sejarah PPP dalam Lintasan Perpolitikan Nasional
Partai Persatuan Pembagunan (PPP) didirikan tanggal 5 Januari 1973, sebagai
hasil fusi politik empat partai Islam, Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Perti.
PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai Islam
peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok persatuan pembangunan, semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah;
* KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama;
* H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin
Indonesia
(Parmusi);
* Haji Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII;
* Haji Rusli Halil, Ketua Umum Partai Islam Perti; dan
* Haji Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR.
PPP berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah. Akan tetapi dalam
perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, PPP pernah
menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan
sistem politik dan peratururan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984.
Pada Muktamar I PPP tahun 1984 PPP secara resmi menggunakan asas Pancasila dan lambang partai berupa bintang dalam segi lima. Setelah tumbangnya Orde
Baru yang ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998 dan dia digantikan oleh Wakil Presiden B.J.Habibie, PPP kembali menggunakan asas
Islam dan lambang Ka'bah. Secara resmi hal itu dilakukan melalui Muktamar IV akhir tahun 1998.
Sesuai dengan Anggaran Dasar PPP yang dihasilkan Muktamar V tahun 2003,
pada pasal 3 disebutkan bahwa tujuan Partai Persatuan Pembangunan adalah
terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera lahir bathin dan demokratis
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di
bawah ridho Allah Subhanahu Wata'ala.
Menurut pasal 4 Anggaran Dasar PPP usaha PPP adalah :
(1) Untuk mencapai tujuan, Partai Persatuan Pembangunan melaksanakan usaha-
usaha sebagai berikut:
a. Melaksanakan ajaran Islam dalam hidup perorangan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
693
b. Mendorong terciptanya iklim yang sebaik-baiknya bagi terlaksananya
kegiatan peribadatan menurut syariat Islam.
c. Memupuk ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah
basariyah untuk mengukuhkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dalam segala kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan.
d. Menegakkan, membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. Memperluas dan memperdalam pengetahuan rakyat supaya lebih sadar akan hak dan kewajibannya selaku warganegara dari Negara Hukum yang
merdeka, berdaulat, demokratis, dan menghormati Hak Asasi Manusia. f. Menggairahkan partisipasi seluruh rakyat dalam pembangunan Negara dan
mengusahakan adanya keseimbangan pembangunan rohani dan jasmani.
g. Mengadakan kerjasama dengan partai-partai politik dan golongan
masyarakat lainnya untuk mencapai tujuan bersama atas dasar toleransi
dan harga menghargai.
h. Memberantas paham komunisme/atheisme dan paham-paham lain yang
bertentangan dengan Islam dan Pancasila.
i. Turut memelihara persahabatan antara Republik Indonesia dengan Negara-
negara atas dasar hormat menghormati dan bekerja sama menuju
terwujudnya perdamaian dunia yang adil dan beradab.
j. Melaksanakan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan asas dan
tujuan partai.
(2) Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara demokratis dan konstitusional.
Ketua Umum DPP PPP yang pertama adalah H.Mohammad Syafaat Mintaredja,
SH yang menjadi Ketua Umum, sejak tanggal 5 Januari 1973 sampai mengundurkan diri tahun 1978. Selain jabatan Ketua Umum pada awal berdirinya
PPP juga mengenal presidium partai yang terdiri dari KH.Idham Chalid sebagai Presiden Partai, H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Drs.H.Th.M.Gobel, Haji
Rusli Halil dan Haji Masykur, masing-masing sebagai Wakil Presiden.
Ketua Umum DPP PPP yang kedua adalah H. Jailani Naro, SH. Dia menjabat dua
periode. Pertama tahun 1978 ketika H.Mohammad Syafaat Mintaredja
mengundurkan diri sampai diselenggarakannya Muktamar I PPP tahun 1984.
Dalam Muktamar I itu Naro terpilih lagi menjadi Ketua Umum DPP PPP.
Ketua Umum DPP PPP yang ketiga adalah H. Ismail Hasan Metareum, SH, yang
menjabat sejak terpilih dalam Muktamar II PPP tahun 1989 dan kemudian terpilih
kembali dalam Muktamar III tahun 1994.
Ketua Umum DPP PPP yang keempat adalah H. Hamzah Haz yang terpilih dalam
Muktamar IV tahun 1998 dan kemudian terpilih kembali dalam Muktamar V tahun 2003. Hasil Muktamar V tahun 2003 juga menetapkan jabatan Wakil Ketua
694
Umum Pimpinan Harian Pusat DPP PPP, yang dipercayakan muktamar kepada
mantan Sekjen DPP PPP, H. Alimawarwan Hanan,SH.
Ketua Umum DPP PPP yang kelima adalah H. Suryadharma Ali yang terpilih dalam Muktamar VI tahun 2007 dengan Sekretaris Jenderal H. Irgan Chairul
Mahfiz sedangkan Wakil Ketua Umum dipercayakan oleh muktamar kepada Drs. HA. Chozin Chumaidy.
PPP sudah mengikuti sebanyak enam kali sejak tahun 1977 sampai pemilu
dipercepat tahun 1999[1] dengan hasil yang fluktuatif, turun naik.
* Dilihat dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1977 PPP meraih 18.745.565
suara atau 29,29 persen). Sedangkan dari sisi perolehan kursi, PPP mendapatkan
99 kursi atau 27,12 persen dari 360 kursi yang diperebutkan
* Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1982 PPP meraih 20.871.800 suara
atau 27,78 persen. Dari perolehan kursi, PPP mendapatkan 94 kursi atau 26,11
persen dari 364 kursi yang diperebutkan.
* Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1987 PPP meraih 13.701.428 suara
arau 15,97 persen. Sedangkan dari perolehan kursi, PPP meraih 61 kursi atau
15,25 persen dari 400 kursi yang diperebutkan.
* Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1992 PPP meraih 16.624.647 suara atau 14,59 persen. Dari sisi perolehan kursi PPP meraih 62 kursi atau 15,50 persen
dari 400 kursi yang diperebutkan.
* Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1997 PPP meraih 25.340.018 suara. Sedangkan dari sisi perolehan kursi, PPP meraih 89 kursi atau 20,94 persen dari
425 kursi yang diperebutkan.
* Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1999 PPP meraih 11.329.905 suara
atau 10,71 persen. Dari sisi perolehan kursi, PPP meraih 58 kursi atau 12,55
persen dari 462 kursi yang diperebutkan.
* Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 2004 PPP meraih 9.248.764 atau 8,14
persen. Dari sisi perolehan kursi, PPP tetap meraih 58 kursi atau 10,54 persen dari
550 kursi yang diperebutkan.
* Pada Pemilu 1977, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 84,62 persen dari
26 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi
Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Irian Jaya.
* Pada Pemilu 1982, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 81,84 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi
695
Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timur
Timur.
* Pada Pemilu 1987, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 81,84 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi
Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timur Timur.
* Pada Pemilu 1992, PPP meraih kursi pada 18 provinsi atau 66,66 persen dari
27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi adalah Jambi, Bengkulu, Lampung, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timor
Timur.
* Pada Pemilu 1997, PPP meraih kursi pada 18 provinsi atau 66,66 persen dari
27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Jambi,
Bengkulu, Lampung, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan
Timor Timur.
* Pada Pemilu dipercepat tahun 1999, PPP meraih kursi pada 24 provinsi atau
88,88 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP
adalah Bali, Irian Jaya, dan Timur Timur.
* Pada Pemilu 2004, PPP meraih kursi pada 23 provinsi atau 69.69 persen dari
33 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Babel, Kepri, DIY, Bali, NTT, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya Barat,
dan Papua .
Selama pemilu yang diselenggarakan pemerintahan otoriter Orde Baru, PPP selalu berada dalam keadaan tertindas, kader-kader PPP dengan segala alat
kekuasaan Orde Baru dipaksa meninggalkan partai, kalau tidak akan dianiaya. Selama masa Orde Baru banyak kader-kader PPP terutama di daerah yang
ditembak, dipukul, dan malah ada yang dibunuh. Saksi-saksi PPP diancam, suara
yang diberikan rakyat ke PPP dimanipulasi untuk kemenangan Golkar, mesin
politik Orde Baru. Jadi kalau ada yang menyatakan PPP adalah bagian dari Orde
Baru, mereka yang menyatakan itulah yang justru antek-antek Orde Baru atau
mereka yang selama ini bersembunyi di balik ketiak Orde Baru. ( Pemilu 1977,
1982, 1987, 1992, dan 1997 adalah pemilu di bawah rezim Orde Baru yang
otoriter, di mana peserta pemilu hanya PPP, Golkar, dan PDI. Pemilu 1999 adalah
pemilu rezim reformasi dengan peserta 48 partai politik).
VISI
Berdasarkan sejarah perjuangan dan jati diri di atas, maka visi PPP adalah
"Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara
Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya
supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta
696
menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang
berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman".
Di bidang agama, platform PPP menegaskan tentang ;
1) perlunya penataan kehidupan masyarakat yang Islami dan berakhlaqul karimah dengan prinsip amar makruf nahi munkar;
2) pentingnya peran agama (Islam) sebagai panduan moral dan sumber inspirasi
dalam kehidupan kenegaraan;
3) paradigma hubungan antara Islam dan negara yang bersifat simbiotik, sinergis
serta saling membutuhkan dan memelihara, yang berpegang pada prinsip
harmoni antara universalitas Islam dan lokalitas keindonesiaan, dan
4) komitmen pada prinsip dan sikap toleransi antar umat beragama.
Sementara itu di bidang politik, PPP berkomitmen untuk meningkatkan kualitas
kehidupan demokrasi di Indonesia, terutama pada aspek penguatan kelembagaan,
mekanisme dan budaya politik yang demokratis dan berakhlaqul karimah. PPP
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), menghargai kebebasan
berekspresi, berpendapat dan berorganisasi, terwujudnya good and clean
goverment, dan upaya mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Platform ekonomi PPP mempertegas keberpihakannya pada konsep dan sistem
ekonomi kerakyatan, terwujudnya keadilan ekonomi, penyediaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, penguasaan negara terhadap cabang-cabang ekonomi
yang menguasai hidup orang banyak, maksimalisasi peran BUMN dan BUMD, dan mendorong peningkatan keswadayaan nasional (unit usaha
keluarga/individual, usaha swasta, badan usaha negara dan koperasi) demi terwujudnya kemandirian ekonomi masyarakat dan bangsa Indonesia.
PPP berkomitmen pada upaya tegaknya supremasi hukum, penegakan HAM,
terwujudnya tradisi kepatuhan hukum dan tradisi berkonstitusi, pemberantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme, pembaruan hukum nasional, terciptanya tertib sipil
dan rasa aman masyarakat, penguatan institusi dan instrumen penegak hukum,
serta penguatan moralitas penegak hukum.
PPP berjuang demi terwujudnya kehidupan sosial yang religius dan bermoral,
toleran dan menjunjung tinggi persatuan, taat hukum dan tertib sipil, kritis dan
kreatif, mandiri, menghilangkan budaya kekerasan, terpenuhinya rasa aman
masyarakat, mencegah segala upaya marjinalisasi dan kolonisasi budaya lokal
baik atas nama agama maupun modernitas dan pembangunan, mengembangkan
nilai-nilai sosial budaya yang bersumber pada ajaran etik, moral dan spiritual agama, serta mengembangkan seni budaya tradisional dan daerah yang
697
memperkaya seni budaya nasional yang didalamnya dijiwai oleh nilai-nilai
keagamaan.
PPP berkomitmen pada terwujudnya manusia Indonesia yang berkualitas yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai serta kualitas kesehatan
yang baik. Program pembangunan kesejahteraan hendaknya diarahkan pada peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan umum seperti pendidikan,
kesehatan dan jaminan sosial yang adil dan merata serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat. PPP bertekad menjadikan bidang pendidikan sebagai prioritas
dan titik tolak pembangunan kesejahtaraan, yang darinya diharapkan lahir manusia Indonesia yang cerdas, trampil, mandiri dan berdaya saing tinggi.
Visi politik luar negeri PPP diorientasikan pada upaya mengembangkan politik
luar negeri yang bebas dan aktif, dalam arti bahwa Indonesia ikut aktif
memajukan perdamaian dunia dan menentang segala bentuk penjajahan, menolak
ketergantungan terhadap pihak luar manapun yang dapat mengurangi kedaulatan
Indonesia, memelihara persahabatan antara negara Republik Indonesia dengan
negara-negara lain atas dasar saling menghormati dan kerjasama menuju
terwujudnya perdamaian dunia yang adil, beradab dan dengan prinsip
keseimbangan.
MISI
1. PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia
dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan ukhuwah
Islamiyah (persaudaraan sesama muslim). Dengan demikian PPP mencegah
berkembangnya faham-faham atheisme, komunisme/marxisme/leninisme,
serta sekularisme, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa
Indonesia.
2. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan kewajiban
dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memperhatikan nilai-
nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan
ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia). Dengan demikian PPP
mencegah dan menentang berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang
melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya kekerasan.
3. PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman, mempertahankan dan
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa). Dengan demikian PPP
mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang ber-bhineka tunggal
mika.
698
4. PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan mengembangkan
kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat yang
sejati dengan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang setiap bentuk otoritarianisme, fasisme,
kediktatoran, hegemoni, serta kesewenang-wenangan yang mendzalimi rakyat.
5. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridlai oleh Allah SWT,
baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Dengan demikian PPP mencegah berbagai bentuk kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi, kesenjangan
budaya, pola kehidupan yang konsumeristis, materialistis, permisif, dan
hedonistis di tengah-tengah kehidupan rakyat banyak yang masih hidup di
bawah garis kemiskinan.
Prinsip Perjuangan PPP
1. Prinsip Ibadah: PPP senantiasa berupaya mendasari perjuangannya dengan
prinsip ibadah, dalam arti yang seluas-luasnya yaitu untuk mencapai keridhaan
Allah SWT. Oleh karena itu, seluruh kegiatan berpolitik jajaran partai adalah
merupakan keterpanggilan untuk beribadah.
2. Prinsip Amar Ma`ruf Nahi Munkar: PPP mendasarkan perjuangannya atas
prinsip menyeru dan mendorong melaksanakan segala perbuatan yang baik
serta mencegah segala perbuatan yang tercela (munkar). Prinsip ini juga melandasi segala landasan perjuangan dalam melaksanakan fungsi untuk
menyerap, menampung, menyalurkan, memperjuangkan dan membela aspirasi rakyat dan melaksanakan pengawasan atau kontrol sosial. Dengan prinsip ini
partai berusaha untuk mendorong budaya kritis dalam kehidupan masyarakat keseluruhan sehingga tidak terjadi political decay (pembusukan politik) yang
mengakibatkan kemungkaran yang lebih jauh oleh sikap tatanan masyarakat secara keseluruhan. Prinsip ini juga menumbuhkan keberanian dalam
menegakkan kebenaran.
3. Prinsip Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan: Perjuangan PPP selalu
didasarkan pada penegakan dan pembelaan prinsip kebenaran dalam
kehidupan bermasyarakat. Perjuangan partai mengarah pada perlawanan
terhadap kebatilan karena kebenaran berhadapan secara diametral dengan
kebatilan. Meskipun begitu kebenaran yang mutlak hanya Allah SWT yang
Maha Benar. Karena itu sepanjang kebenaran itu masih bersifat manusiawi
kebenaran itu bukanlah monopoli siapapun. Sementara itu, Prinsip kejujuran
atau amanah bersifat sentral dan esensial dalam perjuangan PPP. Dengan
prinsip kejujuran ini perjuangan dalam bentuk apapun akan menjamin
tegaknya saling pengertian, keharmonisan, keserasian dan ketenteraman.
Prinsip kejujuran merupakan penunaian amanah dan kepercayaan rakyat yang perlu terus dijaga sehingga terhindar dari perbuatan yang menghianati amanah
rakyat. PPP juga akan terus mempertahankan prinsip keadilan di dalam setiap
699
gerak langkah perjuangannya. Tegaknya keadilan (justice) adalah essensial
dalam kehidpan masyarakat, bangsa dan negara. Dengan prinsip keadilan
maka segala aturan dapat terlaksana dan berjalan baik sehingga menimbulkan
keharmonisan, keselarasan, keseimbanan, ketenteraman dan sekaligus akan menghilangkan kedzaliman, kesenjangan, keresahan, dan konflik.
4. Prinsip Musyawarah: PPP berpendirian bahwa musyawarah untuk mencapai
mufakat merupakan dasar dalam proses pengambilan keputusan. Dengan musyawarah dapat dipelihara sikap saling pengertian, saling menghargai dan
menjamin kemantapan hasilnya serta menumbuhkan tanggung jawab bersama sehingga demokrasi yang sejati dapat terwujud dengan baik dan nyata.
Disamping itu keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan
secara moral kepada Allah SWT. Apabila dengan musyawarah tidak dicapai
mufakat maka tidak tertutup kemungkinan pengambilan keputusan ditempuh
dengan suara terbanyak dengan mencegah munculnya diktator mayoritas.
5. Prinsip Persamaan, Kebersamaan dan Persatuan: PPP mendasarkan
perjuangan atas dasar prinsip persamaan derajat manusia di hadapan Allah
SWT. Ini adalah keyakinan yang mendasar, yang dapat memberikan motivasi
perjuangan kepada seluruh jajaran partai sehingga terhindar dari bahaya kultus
individu dan neo-feodalisme yang dapat memerosotkan kualitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. PPP berjuang untuk
mengembangkan nilai-nilai kebersamaan dalam memikul beban dan tanggung
jawab kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan secara proporsional sehingga terhindar dari dominasi, perasaan ditinggalkan, dan dikucilkan.
Disamping itu, perjuangan PPP juga didasarkan atas prinsip menegakkan dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terhindar dari
bahaya disintegrasi dan perpecahan.
6. Prinsip Istiqomah: PPP menjadikan prinsip istiqomah atau konsisten sebagai prinsip perjuangan. Artinya, PPP sebagai institusi dan kader-kadernya harus
gigih, kokoh, terguh pendirian dan selalu konsisten dalam memperjuangkan
aspirasi rakyat berdasarkan nilai-nilai kebenaran. Atas dasar istiqomah sebagai
nilai-nilai dasar perjuangan partai, maka keberhasilan akan dapat ditegakkan
dan kemantapan dalam perjuangan partai dalam konteks perjuangan bangsa
untuk mencapai cita-cita nasional.
Google.com Update: 03/02/2009 at 19.32
6100
SUSUNAN PERSONALIA PENGURUS
DEWAN PIMPINAN PUSAT
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
MASA BAKTI 2007 – 2012
Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat :
Ketua Umum : Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si
Wakil ketua umum : Drs. HA. Chozin Chumaidy
Ketua : H. Ali Hardi Kiaidemak, SH. M.Si
Ketua : Drs. Arief Mudatsir Mandan, M.Si
Ketua : H.M. Natsir Djakfar
Ketua : Drs. H. Hasrul Azwar, MM
Ketua : Drs. H.A. Muqowwam
Ketua : H. Emron Pangkapi
Ketua : Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin
Ketua : H. Rusdi Hanafi
Ketua : Drs. H. Endin AJ. Soefihara, MMA
Ketua : Drs. H. Imam Suhardjo, HM
Ketua : Drs. H. Anwar Sanusi, SH. MM
Ketua : Dra. Hj. Ermalena, MHS Ketua : H. Achmad Farial
Ketua : H. Wan Abubakar, SH. M.Si Ketua : Ir. Nurhayati Payapo
Sekertaris Jendral : Drs. H. Irgan Chairul Mahfiz
Wakil Sekjen : Ir. Moh. Romahurmuziy, MT Wakil Sekjen : Drs. H. Lukman Hakim Hasibuan
Wakil Sekjen : Drs. H. Zainut Tauhid Sa’adi
Wakil Sekjen : H. Sofyan Usman
Wakil Sekjen : Dra. Nur Kholisoh, M.Si
Wakil Sekjen : A. Rahman, S.Sn (Rahman Yacob)
Wakil Sekjen : Dra. Hj. Mursyidah Thahir, MA
Wakil Sekjen : H. Somali Abdul Malik, SH
Wakil Sekjen : Moh. Arwani Thomafi, S.Ag
Wakil Sekjen : Drs. H. Husnan Bey Fananie, MA
Wakil Sekjen : H. Usamah Al-Haddar
Wakil Sekjen : Drs. Ngudi Astuti, M.Si
Wakil Sekjen : Umar Husin SH. MH
Wakil Sekjen : Drs. Teuku Taufiqulhadi
Wakil Sekjen : Drs. Suryadi
Bendahara : H. Suharso Monoarfa
6101
Wk. Bendahara : Hj. Mahsusoh Ujiati
Wk. Bendahara : Drs. H. Machmud Yunus
Wk. Bendahara : Dr. Reni Marlinawati
Pimpinan Majelis Pertimbangan Pusat :
Ketua : H. Bachtiar Chamsyah, SE
Wk. Ketua : Drs. H. Zarkasih Nur Wk. Ketua : H. Saifulah Yusuf
Wk. Ketua : H. Rhoma Irama Wk. Ketua : H. Yudo Puripurno, SH
Wk. Ketua : H. Urai Faisal Harmid, SH
Wk. Ketua : H.M. Yunus Yosfiah
Wk. Ketua : Ir. H. Ibrahim Arif, SH.M. Agr
Wk. Ketua : H. Sukardi Harun
Wk. Ketua : Drs. H. Badrun Taman Achda
Wk. Ketua : Dr. H. Qomari Anwar, MA
Wk. Ketua : Mudrick Sangidoe
Pimpinan Majelis Syarih Pusat :
Ketua : KH. Maemoen Zubair
Wk. Ketua : KH. Dr. Nur Muhammad Iskandar
Wk. Ketua : KH. Alawy Muhammad Iskandar Wk. Ketua : Husein Umar. H
Wk. Ketua : Ridwan Ibrahim Lubis, KH. Drs Wk. Ketua : KH. Dr. Abdul Muchit Fatah
Wk. Ketua : KH. Nuruddin Wk. Ketua : KH. Tubagus Abdurrahman Anwar, SH
Wk. Ketua : KH. Fachrurrozi Ishaq
6102
6103
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Drs. H. Rachmat Yasin, MM Pewawancara : Ilham Maulana
Tgl / Waktu : 3 Januari 2009 pukul 09.00 WIB Tempat : Dramaga, Bogor
1. Bagaimana konsep dakwah menurut Bapak?
Dakwah menurut konsep saya adalah seruan dan ajakan kepada hal-hal yang
bisa membawa manusia itu bahagia di dunia dan di akhirat. Pengertian seruan
dalam hal ini, sangat luas sekali bukan hanya sekadar pidato dan ceramah, tetapi
seluruh aktivitas yang bersifat positif. Contohnya, ada seorang seniman yang
dengan seninya itu dia bisa mempengaruhi masyarakat pada hal-hal yang positif.
Hal itu menurut saya adalah dakwah. Padahalkan seniman dikalangan orang
awam dianggapnya sebagai sesuatu yang tabu kan …. Padahal dari seni itu dia
bisa menarik orang. Jadi intinya dakwah adalah segala bentuk aktivitas yang bisa
menjadikan orang menuju ke arah yang lebih baik.
2. Bagaimana konsep politik menurut Bapak?
Menurut saya politik adalah seni bagaimana mencari jalan yang terbaik untuk
menjadikan suatu bangsa dan Negara itu sejahtera. Jadi saya lebih cenderung
kapada seni. Seni untuk menjadikan atau memanage suatu bangsa atau Negara
lebih baik. Oleh karenanya berhubung politik merupakan seni atau art, jadi cara-
cara itu bisa bermacam-macam jadi kalau ada orang bilang yang menyatakan
politik itu kaku, keras dan kejam menurut saya salah, justru karena politik adalah
suatu seni maka politik harus indah, dan berhubung politik itu indah maka politik
harus juga beretika dan bermoral. Jadi artinya kita harus berpolitik dan bermoral
dalam ruang lingkup secara umum.
3. Apa keterkaitan dakwah dan politik menurut Bapak?
6104
Berhubung politik itu seni untuk memanage suatu bangsa atau Negara
menjadi lebih baik dan sejahtera, maka saya berkesimpulan bahwa ini semua
adalah cara agar bagaimana seseorang bisa menjalankan nilai ibadah dalam
bernegara, sehingga apa-apa saja yang terdapat dialamnya tiada lain adalah
upaya mensejahterakan bangsa dan Negara adalah bagian dari dakwah.
4. Bagaimana pendapat bapak mengenai ulama yang terjun kedunia politik
saat ini, misalnya seperti Zainuddin MZ?
Sebetulnya saya lebih cenderung kepada kawan-kawan yang sudah bergerak
dibidang dakwah, karena ulama-ulama besar pasti memiliki pesantren yang tidak
terjun kedalam politik. Terlebih pesantern itu sedang berkembang kearah
kebesarannya sebaiknya jangan terjun ke dunia politik.
5. Apa alasannya?
Ya… karena di Peantren itu memiliki fulltimer yakni waktu yang penuh untuk
di manage didalamnya. Jadi perlu ada sitilah symbol ketokohan, semacam ada
pusat bapaknya sehingga menurut saya beliau tidak ada hal demikian pesantern
atau pemimpinnya sudah aktif di partai. Karena partai pasti memerlukan waktu
untuk kegiatan partai.
6. Lalu bagaimana dengan pengaruh ulama-ulama dalam tubuh PPP
sendiri?
Ya…jelas… para ulama ini duduk sebagai penasehat-penasehat, sebagai
dewan syuro yang dijadikan oleh kami sebagai tempat meminta fatwa dan
nasehat. Jadi yang harus menemui mereka adalah kita, bukan mereka yang
berkeliling kemana-mana. Tetapi hal yang demikian tetap menjadi basis kekuatan
Partai Persatuan Pembangunan.
7. Bagaimana pendapat bapak mengenai masuknya artis-artis yang terjun
ke dunia politik saat ini, misalnya seperti Helmi Yahya, Dede Yusuf?
6105
Pendapat saya bagus-bagus saja…. Seniman kan?! Dan kalo dicermati
biasanya artis malah ga mau ambil bagian jadi bagian dari politisi. Contohnya
seperti Dedy Mizwar, meskipun ia cukup terkenal tapi nyatanya ia enggan untuk
berkiprah di dunia perpolitikan.
8. Mengutip pendapatnya Buya A. Syafi’i Maarif bahwa dakwah itu
memperbanyak kawan sedangkan politik itu memperbanyak lawan?
Jangan membuat stigmatisasi bahwa politik itu malah memperbanyak lawan,
ya.. itu boleh saja menjadi pendapatnya Buya… sebetulnya artis-artis itu kepartai
menjadikan partai yang mengambil dalam rangka memperkenalkan partai kepada
seluruh aspek kehidupan. Maksudnya kita juga sebagai partai punya kader-kader
dari kalangan seniman.
9. Pandangan Bapak tentang politik Indonesia saat ini?
Sebetulnya secara objectif harus kita akui bahwa demokrasi di Indonesia ini
berkembang yang tadinya ada rasa was-was, rasa takut dan gelisah, tertekan
sudah tidak ada sekarang… Cuma memang kita ini mengalami Euforia, sehingga
akibat dari pada itu sering kebablasan. Tapi jika ditinjau dari segi demokrasi
bagus dan berkembang dibandingkan yang dulu. Dan kita itu seolah-olah
ditentukan segalanya oleh presiden, seperti partai PPP tidak boleh menjadi
partai yang besar.
10. Bagaimana Konsep Bapak Tentang Partai Politik?
Menurut saya partai politik adalah sebuah institusi untuk mengorganisasikan
secara stabil sekelompok orang. Sehingga salah satu tujuannya adalah untuk
mengamankan atau memelihara penugasan para pemimpinnya (status quo). Atas
suatu pemerintahan yang kemudian ditujukan untuk memberikan keuntungan
serta kelebihan-kelebihan ideal bagi para anggotanya. Selain itu partai politik
juga bertindak sebagai unit poitik. Dan kekuatan voting yang dimilikinya. Partai
politik kemudian mengontrol pemerintah dalam melaksanakan kebijakan umum
mereka. Sehingga partai politik tidak lain ialah sebuah kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-
6106
cita yang sama dengan tujuan mengamankan, memelihara dan
mengorganisasikan anggotanya.
11. Apa yang Bapak cita-citakan untuk PPP dimasa depan?
PPP harus menjadikan parpol yang bisa menjadikan Indonesia ini tenang,
tentram, damai, sejahtera atau menjadikan Indonesia ini Islami, yaitu masyarakat
yang Islami melalui politik, budaya, dan ormas-ormasnya. Buku dalam
pengertian menjadi Negara Islam, karena pada dasarnya kita sudah mempunyai
konsensus bersama yakni pancasila.
12. Menurut Bapak apa yang paling penting dalam berdakwah?
Menurut saya yang paling utama yaitu kita sendiri jika sebagai da’i. Seorang
da’i itu harus ikhlas, professional, atau tahu betul dengan seluk beluk ajaran
agama, jangan sampai salah menyampaikan salah satu kepada orang lain atau
mad’u kita. Selanjutnya harus berakhlak teladan dan memberi contoh yang baik
dengan perilakunya.
Kedua adalah materinya, harus melihat masyarakat yang kita dakwahi. Kalau
kita berhadapan dengan orang awam dalam menyampaikan dakwah atau
materinya jangan terlalu tinggi, begitu pula apabila kita menyampaikan dakwah
di kalangan intelektual haruslah menggunakan materi yang bersifat ilmiah.
Cotohnya ketika kita menyampaikan materi harus mengenai kepada mereka.
Namun tetap berpegang kepada al-Quran dan al-Hadist dengan tidak
meninggalkan perhatian kepada kesenangan masyarakat itu sendiri.
Sehingga menurut saya yang paling penting dalam sebuah dakwah adalah
da’inya, materinya dan mad’unya yang harus kita perhatikan betul secara
keseluruhan.
13. Sementara itu apabila dikategorikan, Bapak da’i yang bagaimana dari
segi penyampaian materi dakwahnya dan segmentasinya?
6107
Saya sendiri juga tidak tahu pasti dalam kategori yang mana, karena semua
itu orang lain yang menilai. Kalau ditanya mengenai segi penyampaian dan
segmentasinya saya rasa umum saja tidak ada kategorisasi ketika saya
berdakwah.
14. Semenjak reformasi hingga saat ini, Indonesia dilanda berbagai masalah
yang komplek seperti dalam bidang ekonomi. Menurut bapak apa
sebenarnya yang telah menjadi pnyebab bagi Indonesia ini?
Sebenarnya waktu sekarang dan dulu sama saja, Cuma dulu ketika Pak Harto
menjadi presiden dia meminjam uang trilyunan dengan menggunakan istilah
bantuan luar negeri yang pada hakikatnya adalah pinjaman dengan tujuan
masyarakat senang. Kalau saat inikan jumlah pinjaman dibatasi oleh pemerintah.
Mudahnya begini saja, waktu kepemimpinan Pak Harto seolah kita semua berada
dalam sebuah rumah tangga yang mempunyai bapak yang menyediakan semua
keperluan anak-anaknya untuk hidup nyaman tanpa kita sadari itu adalah uang
hasil pinjaman.
15. Saat ini bapak menjadi Bupati Bogor, apa tugas yang bapak emban?
Salah satunya memberikan pertimbangan-pertimbangan, nasihat dan arahan-
arahan dalam hal yang berkenaan dengan politik, seperti untuk bidang syariah
berarti membahas tentang agama. Adalagi bidang majelis pakar intelektual
misalnya memagari persoalan-persoalan pertambangan, pertanian dan
sebagainya.
16. Apa yang Bapak Inginkan untuk Indonesia dimasa depan?
Dimasa yang akan datang saya menginginkan Indonesia tercipta menjadi
Negara yang aman, damai, sejahtera dan bias menjadi salah satu Negara yang
dapat disejajarkan dengan Negara-negara lainnya di dunia dengan tetap
mempertahankan identifikasinya sebagai Negara yang kaya akan keberagaman
dan keunikan.
6108
Narasumber
Bupati Bogor 2008-2013
Drs. H. Rachmat Yasin, MM