Strategi Dakwah

25
Strategi Dakwah Kata “strategi” sangat banyak digunakan dalam organisasi, perusahaan ataupun perkumpulan bahkan Negara. Selain itu kata strategi juga sering digunakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang lebih besar. Dengan demikian perlu kiranya untuk mendefinisikannya kembali. Strategi berasal dari kata “strategos” bahasa yunani yang berarti jenderal dalam militer. Hal ini tidaklah mengherankan karena pada awalnya penggunaan kata “strategi” didominasi oleh kalangan militer yang tentunya juga untuk kepentingan militer saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutannya kata ini menjadi akrab dan berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi didefinisikan sebagai: 1. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(-bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai 2. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan: sebagai komandan ia memang menguasai betul -- seorang perwira di medan perang 3. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus 4. Tempat yang baik menurut siasat perang. Terdapat empat unsur penting yang harus diperhatikan dalam pengertian strategi, yaitu: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Olehnya itu kata “Strategi” dibedakan dengan kata “taktik”. “Taktik” memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, meski pada umumnya orang sering kali orang tidak dapat membedakan keduanya. Untuk memahaminya perhatikan Contoh berikut, Kata "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan sedangkan “taktik“ untuk memenangkan satu pertandingan". Adapun kata “dakwah” diambil dari bahasa arab yaitu ةَ وْ عَ د- ْ وُ عْ دَ ا – يَ عَ دyang berarti memanggil, mengundang, seruan, ajakan dan panggilan. Sehingga apapun yang bersifat mengajak, memanggil dan mengundang dapat diartikan sebagai dakwah, seperti undangan dalam bahasa arab disebut dengan nama da’wah. Keumuman kata dakwah dari segi bahasa ini juga dapat ditemukan dalam Al-Qur'an surat Fatir ayat 6, yang menunjukan bahwa kata dakwah juga dipergunakan tidak hanya untuk kebaikan akan tetapi juga dipergunakan dalam rangka mengajak kepada perbuatan dosa dan maksiat. Lihat Qur’an surat Fatir (35) : 6; Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2134916-strategi-dakwah/#ixzz1surtJKjr PENGERTIAN STRATEGI DAKWAH A. PENGERTIAN STRATEGI DAKWAH Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencpai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana tekhnik (cara) operasionalnya. Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara tekhnik (taktik) harus dilakukan, dalam arti kat bahwa pendekatan (approach) bias berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.Untuk mantapnya strategi dakwah, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell, yaitu: * Who? (Siapa da'i atau penyampai pesan dakwahnya?) * Says What? (Pesan apa yang disampaikan?) * In Which Channel? (Media apa yang digunakan?) * To Whom? (Siapa Mad'unya atau pendengarnya?) * With what Effect? (Efek apa yang diharapkan?) Pertanyaan "efek apa yang diharapkan" secara emplisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut, yakni : > When (Kapan dilaksanakannya?) > How (Bagaimana melaksanakannya?) > Why (Mengapa dilaksanakan demikian?) Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi dakwah sangat penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan dakwah bisa berjenis-jenis, yakni : > Menyebarkan Informasi > Melakukan Persuasi > Melaksanakan Instruksi.

Transcript of Strategi Dakwah

Page 1: Strategi Dakwah

Strategi Dakwah 

Kata “strategi” sangat banyak digunakan dalam organisasi, perusahaan ataupun perkumpulan bahkan Negara. Selain itu kata strategi juga sering digunakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang lebih besar. Dengan demikian perlu kiranya untuk mendefinisikannya kembali.Strategi berasal dari kata “strategos” bahasa yunani yang berarti jenderal dalam militer. Hal ini tidaklah mengherankan karena pada awalnya penggunaan kata “strategi” didominasi oleh kalangan militer yang tentunya juga untuk kepentingan militer saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutannya kata ini menjadi akrab dan berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi didefinisikan sebagai:1. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(-bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai2. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan: sebagai komandan ia memang menguasai betul -- seorang perwira di medan perang3. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus4. Tempat yang baik menurut siasat perang. 

Terdapat empat unsur penting yang harus diperhatikan dalam pengertian strategi, yaitu: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Olehnya itu kata “Strategi” dibedakan dengan kata “taktik”. “Taktik” memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, meski pada umumnya orang sering kali orang tidak dapat membedakan keduanya. Untuk memahaminya perhatikan Contoh berikut, Kata "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan sedangkan “taktik“ untuk memenangkan satu pertandingan". Adapun kata “dakwah” diambil dari bahasa arab yaitu - – َد�ْع�َو�ة �ْد�ْع�َو� َي yang berarti memanggil, mengundang, seruan, ajakan dan panggilan. Sehingga apapun َد�ْع�اyang bersifat mengajak, memanggil dan mengundang dapat diartikan sebagai dakwah, seperti undangan dalam bahasa arab disebut dengan nama da’wah.Keumuman kata dakwah dari segi bahasa ini juga dapat ditemukan dalam Al-Qur'an surat Fatir ayat 6, yang menunjukan bahwa kata dakwah juga dipergunakan tidak hanya untuk kebaikan akan tetapi juga dipergunakan dalam rangka mengajak kepada perbuatan dosa dan maksiat. Lihat Qur’an surat Fatir (35) : 6;

Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2134916-strategi-dakwah/#ixzz1surtJKjr

PENGERTIAN STRATEGI DAKWAH

A. PENGERTIAN STRATEGI DAKWAH

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencpai tujuan tersebut,

strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana tekhnik (cara)

operasionalnya.

Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di

dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara tekhnik (taktik) harus dilakukan, dalam

arti kat bahwa pendekatan (approach) bias berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.Untuk mantapnya strategi dakwah, maka

segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell, yaitu:

* Who? (Siapa da'i atau penyampai pesan dakwahnya?)

* Says What? (Pesan apa yang disampaikan?)

* In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)

* To Whom? (Siapa Mad'unya atau pendengarnya?)

* With what Effect? (Efek apa yang diharapkan?)

Pertanyaan "efek apa yang diharapkan" secara emplisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut, yakni :

> When (Kapan dilaksanakannya?)

> How (Bagaimana melaksanakannya?)

> Why (Mengapa dilaksanakan demikian?)

Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi dakwah sangat penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu

kegiatan dakwah bisa berjenis-jenis, yakni :

> Menyebarkan Informasi

> Melakukan Persuasi

> Melaksanakan Instruksi.

B. PENTINGNYA STRATEGI DAKWAH

Pentingnya strategi dakwah adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan pentingnya suatu tujuan adalah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Fokus perhatian dari ahli dakwah memang penting untuk ditujukan kepada strategi dakwah, karena berhasil tidaknya kegiatan dakwah secara efektif

banyak ditentukan oleh strategi dakwah itu sendiri.

Dengan demikian strategi dakwah, baik secara makro maupun secar mikro mempunyai funsi ganda, yaitu :

a. Menyebarluaskan pesan-pesan dakwah yang bersifat informative, persuasive dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh

hasil optimal.

Page 2: Strategi Dakwah

b. Menjembatani "Cultur Gap" akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan

akan merusak nilaii-nilai dan norma-norma agama maupun budaya.

Bahasan ini sifatnya sederhana saja, meskipun demikian diharapkan dapat menggugah perhatian para ahli dakwah dan para calon pendakwah yang

sedang atau akan bergerak dalam kegiatan dakwah secara makro, untuk memperdalaminya.

Jika kita sudah tau dan memahami sifat-sifat mad'u, dan tahu pula efek apa yang kita kehendaki dari mereka, memilih cara mana yang kita ambil untuk

berdakwah sangatlah penting, karena ini ada kitannya dengan media yang harus kita gunakan. Cara bagaimana kita menyampaikan pesan dakwah

tersebut, kita bias mengambil salah satu dari dua tatanan di bawah ini :

a. Dakwah secara tatap muka (face to face)

- Dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behavior change) dari mad'u.

- Sewaktu menyampaikan memerlukan umpan balik langsung (immediate feedback).

- Dapat saling melihat secara langsung dan bisa mengetahui apakah mad'u memperhatikan kita dan mengerti apa yang kita sampaikan. Sehingga

umpan balik tetap menyenangkan kita.

- Kelemahannya mad'u yang dapat diubah tingkah lakunya relative, sejauh bisa berdialog dengannya.

b. Dakwah melalui media.

- Pada umumnya banyak digunakan untuk dakwah informatife.

- Tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku.

- Kelemhannya tidak persuasive

- Kelebihannya dapat mencapai mad'u dalam jumlah yang besar.

C. PERANAN DA'I DALAM STRATEGI DAKWAH

Dalam strategi dakwah peranan dakwah sangatlah penting. Strategi dakwah harus luwes sedemikian rupa sehingga da'i sebagai pelaksana dapat

segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat proses dakwah bisa datang sewaktu-

waktu, lebih-lebih jika proses dakwah berlangsung melalui media.

Menurut konsep A.A Prosedure, bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan, apa yang disebut A-A Proceedure atau

From Attention to Action Procedure yang di singkat AIDDA. Lengkapnya adalah sebagai berikut :

A Attention (Perhatian)

I Interest (Minat)

D Desire (Hasrat)

D Decision (keputusan)

A Action (Kegiatan)

Maknanya :

# Proses pentahapannya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini pada diri seorang da'i harus menimbulkan daya tarik

(source attactiveness).

# Sikap da'i berusaha menciptakan kesamaan atau menyamakan diri deengan mad'u sehingga menimbulkan simpati mad'u pada da'i.

# Dalam membangkitkan perhatian hindarkan kemunculan himbauan (appeal) yang negative sehingga menumbuhkan kegelisahan dan rasa takut.

# Apabila perhatian mad'u telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat lebih tinggi

dari perhatian.

# Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan

mad'u.

# Hasrat saja pada diri mad'u belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan keputusan (decission), yakni keputusan untuk melakukan

kegiatan (action) sebagaimana diharapkan da'i.

D. STRATEGI DAKWAH

Dengan strategi dakwah seorang da'i harus berfikir secara konseptual dan bertindak secara sistematik. Sebab komunikasi tersebut bersifat

paradigmatik.

Page 3: Strategi Dakwah

Paradigma adalah pola yang mencakup sejumlah komponen yang terkorelasikan secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan.

Suatu paradigma mengandung tujuan. Dan tujuan pada paradigma tesebut , yakni "mengubah sika, opini atau pandangan dan perilaku". (to change the

attitude, opinion and behavior), sehingga timbul pada diri mad'u efek afektif, efek kognitif, dan efek konatif atau behavioral.

1. Proses Dakwah

§ Dalam menyusun strategi dakwah harus menghayati proses komunikasi yang akan dilancarkan.

§ Proses dakwah harus berlangsung secara "berputar"(circular), tidak "melurus" (linear). Maksudnya, pesan yang sampai kepada mad'u efeknya dalam

bentuk tanggapan mengarus menjadi umpan balik.

§ Mengevaluasi efek dari umpan balik terseut negative atau positif.

2. Da'i

§ Mendalami pengetahuan Alqur'an dan Hadits, pengetahuan huukum Islam lainnya. Sejarah nabi, ibadah, muamalah, akhlak, dan pengetahuan Islam

lainnya.

§ Menggabungkan pengetahuan lama dan modern.

§ Menguasai bahasa setempat.

§ Mengetahui cara berdakwah, system pendidikan dan pengajaran, mengawasi dan mengarahkan.

§ Berakhlak mulia.

§ Para da'i harus bijaksana, dan berpenampilan yang baik.

§ Para da'i haus pandai memilih judul, dan menjauhkan yang membawa kepada keraguan.

§ Da'i adalah imam dan pemimpin.

3. Pesan Dakwah

§ Sistematis dan objektif.

§ Bahasanya ringan sesuai dengan situasi dan kondisi.

§ Tidak harus panjang lebar.

§ Pesan dakwah sesuai dengan Alqur'an dan Hadits.

§ Meyakinkan tidak meragukan.

§ Isinya menggambarkan tema pesan secara menyeluruh.

4. Media Dakwah

§ Radio

§ Mimbar

§ Televisi

§ Dan Publikasi lainnya

§ Film Teater

§ Majalah

§ Reklame

§ Surat Kabar

5. Mad'u

§ Komponen yang paling banyak meminta perhatian.

§ Sifatnya, heterogen dan kompleks.

§ Selektif dan kritis memperhatikan suatu pesan dakwah, khususnya jika berkaitan dengan kepentingannya

6. Efek Dakwah

§ Efek kognitif (cognitive effect), berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak

memahami, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Contohnya; berita, tajuk rencana, artikel dan sebagainya.

§ Efek afektif, berkaitan dengan perasaan. Misalnya, perasaan marah, kecewa, kesal, gembira, benci dan masih banyak lagi.

§ Efek konatif (efek behavioral), bersangkutan deengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Efek konatif

timbul setelah muncul efek kognitif dan afektif. Misalnya, seorang suami yang bertekad berkeluaga dengan dua anak saja merupakan efek konatif

Page 4: Strategi Dakwah

setelah ia menyaksikan fragmen acara televisi, betapa bahagianya beranak dua dan sebaliknya betapa repotnya beranak banyak.

Daftar Pustaka

v Hafidz, Abdullah Cholis, dkk. Dakwah Transformatif. Jakarta: PP LAKPESDAM NU. 2006.

v Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikas. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti 2003.

v Syihata, Abdullah. Dakwah Islamiyah. Jakarta: Depag. 1986.

A. Konsep Dasar Strategi Dakwah

Dakwah pada dasarnya adalah suatu proses yang berkesinambungan yang merupakan aktivitas dinamis yang mengarah kepada kebaikan,

pembinaan dan pembentukan masyarakat yang bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan yang kontinyu kepada kebaikan serta mencegah

mereka dari hal-hal yang mungkar. Oleh sebab itulah, maka kegiatan dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan, baik

secara individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing maupun secara berkelompok atau kelembagaan yang

diorganisir secara rapi dan modern, dikemas secara apik dan profesional serta dikembangkan secara terus menerus mengikuti irama dan

dinamika perubahan zaman dan masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dan untuk mencapai keberhasilan dakwah, maka efektifitas dan efisiensi dalam menyelenggarakan

dakwah merupakan suatu hal yang harus mendapat perhatian dengan diproses melalui strategi dakwah yang mapan. Untuk memperoleh

batasan terhadap pengertian strategi dakwah, maka terlebih dahulu kita berikan terhadap kata strategi dan lafadz dakwah secara terpisah,

sebagai berikut:1. 1. Pengertian Strategi

Perkataan strategi pada mulanya dihubungkan dengan operasi militer dalam skala besar-besaran. Oleh sebab itu, strategi dapat berarti “ilmu

tentang perencanaan dan pengarahan operasi militer secara besar-besaran”.[1] Di samping itu dapat pula berarti “kemampuan yang terampil

dalam menangani dan merencanakan sesuatu”.[2] Sedangkan tujuan suatu strategi ialah untuk merebut kemenangan atau meraih suatu hasil

yang diinginkan.1. 2. Pengertian Dakwah2. Dakwah Menurut Bahasa

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab dalam bentuk masdar dari kata kerja  artinya ??? ? ???? ? ???? “ajakan, seruan, panggilan, undangan

atau mengajak, memanggil atau menyeru”.[3]

Menurut ahli bahasa, kata dakwah di ambil dari perkataan “ ?????? ??? ?? ”   yang artinya menyeru (mengajak kepada sesuatu). (Salahuddin

Sanusi, 1994).

Dakwah dengan arti seperti itu dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Di antaranya surah an-Nahl ayat 125:

í÷?$# 4?n<Î) È@?Î6y? y7În/u? ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï?»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }?Ïd ß`|¡ômr& 4…

Terjemahnya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS. 16:

125).[4]1. Dakwah Menurut Istilah

Dakwah menurut istilah adalah:

Segala sesuatu dan kegiatan yang disengaja dan berencana dalam wujud sikap, ucapan dan perbuatan yang mengandung ajakan dan seruan,

baik langsung atau tidak langsung ditujukan kepada orang perorangan, masyarakat atau golongan supaya tergugah jiwanya, terpanggil

hatinya kepada ajaran Islam untuk selanjutnya mempelajari dan menghayati serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.[5]

Adapun dakwah menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Al-Bahi Khuli (1979) menyatakan bahwa dakwah adalah memindahkan suatu situasi manusia kepada situasi yang lebih baik.[6]

Syekh Muhammad Abduh dan Mochtar Husein (1986), dakwah adalah memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi petunjuk kepada

orang-orang kafir untuk memeluk Islam.[7]

Syekh Ali Mahfudz (1970), memberi batasan mengenai:

Dakwah adalah mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh mereka berbuat kebajikan dan melarang

mereka dari perbuatan kemungkaran agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.[8]

Prof. Toha Yahya Omar, MA (1971) menyatakan bahwa dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan

yang benar, sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.[9]

Salahuddin Sanusi (1964) menyatakan bahwa:

Dakwah ialah mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan menuruti petunjuk menyuruh mereka berbuat kebajikan, dan melarang mereka

dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.[10]

Hafidz Abdurrahman memberikan pengertian dakwah adalah:

Seruan kepada orang lain agar melakukan kemakrufan dan mencegah daripada kemungkaran. Atau dapat juga didefinisikan dengan usaha

untuk merubah keadaan yang tidak islami, menjadi baik sesuai Islam.[11]

Prof. A. Hasyimi mendefinisikan bahwa dakwah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah Islam yang

terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah (Dai) sendiri.[12]

Dari sekian banyak pengertian dakwah yang dikemukakan oleh para ahli dakwah, maka dapat disimpulkan bahwa:

Dakwah pada hakekatnya adalah suatu kegiatan usaha atau aktivtias yang mengandung jakan, seruan, dorongan dan panggilan kepada

seluruh umat manusia untuk berbuat baik dan mengikuti petunjuk (kebenaran) dari Allah dan Rasul-Nya, amar ma’ruf nahi munkar untuk

mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.[13]1. 3. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah Islam adalah “merubah keadaan yang tidak islami menjadi islami agar dapat mendekatkan diri kepada Allah swt”.[14]

Adapun secara rinci tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:1. Menyeru orang kafir agar masuk Islam

Page 5: Strategi Dakwah

2. Menyeru kepada orang Islam agar melaksanakan hukum Islam secara total.3. Menegakkan kema’rufan dan mencegah kemunkaran, yang meliputi semua bentuk kema’rufan dan semua bentuk kemunkaran. Baik

kemungkaran yang dilakukan oleh pribadi, kelompok, maupun masyarakat serta negara. Juga meliputi kema’rufan yang diserukan kepada pribadi, kelompok, maupun negara.[15]

Inilah yang digambarkan dan dimaksudkan oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran Ayat 104 yang berbunyi:

`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããô?t? ?n<Î) Î?ös?ø:$# tbrããBù’t?ur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Zt?ur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9′ré&ur ãNèd ?� � � �cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ

Terjemahnya:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari

yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.[16]

Adapun nilai yang ingin diwujudkan ketika melaksanakan aktivitas dakwah Islam adalah nilai spiritual, yaitu meningkatnya hubungan seorang

pengemban dakwah dengan Allah swt. dengan jalan merubah orang, kelompok atau negara yang rusak menjadi baik, sesuai dengan perintah

dan larangan Allah. Yang dengan begitu, hubungan orang tersebut menjadi dekat dengan-Nya.

B. Subyek, Obyek dan Materi Dakwah

1. Subyek Dakwah

Orang yang melaksanakan dakwah Islam adalah orang yang terkena taklif syar’i dakwah Islam, yaitu orang Islam, baligh dan berakal. Apakah

laki-laki, ataukah perempuan, semuanya sama saja, semua wajib memikul kewajiban dakwah. Akan tetapi untuk memudahkan pembagian

tersebut, dapat pula dibagi menjadi:1. Pribadi2. Kelompok (jamaah)3. Negara

Pembagian ini untuk memudahkan pembagian bentuk aktifitas dakwah yang wajib dipikul oleh masing-masing kelompok. Sebab, hukum syara

telah menetapkan perbedaan yang wajib dipikul oleh masing-masing kelompok tersebut.[17]1. 2. Obyek Dakwah

Obyek dakwah ialah sasaran, penerima, khalayak, jamaah, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decorder atau komunikan yang

menerima dakwah (Islam).[18]

Adapun sasaran dakwah yang dimaksudkan adalah:1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis, misalnya masyarakat terasing, pedesaan, kota besar

dan kecil, serta masyarakat di daerah.2. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah, dan

keluarga.3. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi sosial kultural, seperti golongan priyayi, abangan dan santri,

khususnya pada masyarakat Jawa.4. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat usia, seperti golongan anak-anak, remaja dan

orang tua.5. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi profesi atau pekerjaan, seperti golongan petani,

pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri dan lain-lain.6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial ekonomi seperti golongan orang kaya,

menengah dan miskin.7. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi jenis kelamin seperti laki-laki dan perempuan.8. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi khusus, seperti golongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna

karya, narapidana dan sebagainya.

Sayyid Abdullah bin Alwi al-Haddad (1980) menerangkan delapan macam-macam dakwah (golongan manusia), yakni :

Pertama       : Golongan para ulama

Kedua          : Golongan ahli Zuhud dan Ibadah

Ketiga          : Golongan penguasa dan pemerintah

Keempat      : Golongan kaum pedagang dan pegawai

Kelima         : Golongan kaum lemah dan fakir miskin

Keenam       : Golongan keluarga dan para hamba

Ketujuh       : Golongan ahli taat dan durhaka dari orang-orang yang biasa

Kedelapan : Golongan orang yang tak mau menerima dakwah Allah dan Rasulullah, dan tak mau beriman kepada Allah dan Rasulullah .[19]1. 3. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, keseluruhan ajaran

Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya, yang pada pokoknya mengandung tiga prinsip, yaitu:1. Aqidah, yang menyangkut sistem keimanan/kepercayaan terhadap Allah swt. dan ini menjadi landasan yang fundamental dalam

keseluruhan aktifitas seorang muslim, baik yang menyangkut sikap mental maupun sikap lakunya dan sifat-sifat yang dimiliki.2. Syariat, yaitu rangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya, mana

yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh, mana yang halal dan haram, mana yang mubah dan sebagainya. Dan ini juga menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya (hablun minallah dan hablun minannas).

3. Akhlaq, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah swt. maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk-makhluk Allah.[20]

1. C. Azas-Azas yang Menentukan Strategi Dakwah

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa strategi dakwah adalah merupakan metode, siasat, taktik atau manuver yang

dipergunakan dalam aktivitas atau kegiatan dakwah, yang peranannya sangat menentukan sekali dalam proses pencapaian tujuan dakwah.

Guna optimalisasi strategi dakwah dalam memenuhi target dan tujuan, maka operasionalisasi dakwah harus memperhatikan beberapa azas

dakwah antara lain:1. Azas Filosofis

Azas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam

aktivitas dakwah.1. Azas kemampuan dan keahlian dai (achievement and professional)

Azas ini membahas mengenai kepribadian seorang da’i yang pada dasarnya mencakup masalah sifat, sikap dan kemampuan diri pribadi da’i

yang ketiganya sudah dapat mencakup keseluruhan kepribadian yang harus dimilikinya. Sebab, jaya atau suksesnya suatu dakwah sangat

tergantung pada kepribadian dari pembawa dakwah itu sendiri.1. Azas Sosiologis

Page 6: Strategi Dakwah

Azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat,

mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasasaran dakwah. Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya.1. Azas Psychologis

Azas ini membahas masalah-masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah manusia, begitupun sasaran

dakwahnya yang memiliki karakteristik (kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan

masalah idiologi atau kepercayaan (rohaniah) tak luput dari masalah-masalah psychology sebagai azas (dasar) dakwahnya.1. Azas Efektifitas dan Efisiensi

Azas ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus berusaha menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang

dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin

atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.[21]1. D. Konsep Pembinaan Mental

Penekanan utama bangsa Indonesia dalam pembangunan adalah diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

diharapkan di samping menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga harus memiliki mental (akhlak) yang benar demi terwujudnya

manusia Indonesia seutuhnya. Untuk itulah diperlukan upaya pembinaan moral terutama pada kalangan remaja. Mangunhardjana

mengemukakan bahwa: “Pembinaan dimengerti sebagai terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu training yang berarti latihan, pendidikan,

pembinaan. Pembinaan lebih menekankan perkembangan manusia pada segi praktis berupa pengembangan sikap mental, pengetahuan dan

kecakapan.[22]

Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa: “Pembinaan mental adalah pengembangan kepribadian (personality development training) atau

pembinaan sikap (Attitude training)”. Jadi, pembinaan mental adalah suatu kegiatan untuk membantu seseorang (peserta) agar mengenal

dan mengembangkan diri menurut gambaran dan cita-cita hidup yang sehat dan benar.

Muslimin Nurdin mengatakan bahwa: “Pembinaan berarti mengembangkan fitrah anak agar kebaikan yang masih berupa potensi dapat

terpelihara dan ditingkatkan melalui pengetahuan dan penghayatan sehingga melahirkan keyakinan dan diimplimentasikan dalam perbuatan

sehari-hari”.[23]

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Zamaluddin Bukhari bahwa:

“Pembinaan mental merupakan pembinaan kelakuan yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai masyarakat), yang timbul dari hati yang

disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan atau tindakan tersebut. Melalui tindakan inilah yang tercermin hasil terbinanya mental

seseorang”.[24] Dengan kata lain upaya pembinaan mental diarahkan pada tercapainya tingkah laku atau perbuatan yang sesuai dengan

nilai-nilai atau norma yang berlaku dalam masyarakat.

Selanjutnya, beliau mengungkapkan bahwa: “Pembinaan mental adalah pembinaan jiwa. Ketenangan jiwa dapat diupayakan melalui kegiatan

bimbingan dan binaan, didikan dan arahan. Ketenangan jiwa dapat pula dilakukan dengan beragama sungguh-sungguh, karena agama itu

sendiri merupakan psikoterapi”.

Sementara itu, menurut Zakiah Darajat, bahwa: pembinaan mental adalah terkait erat dengan pembinaan keyakinan, karena menjadi bagian

dari kepribadian seseorang. Pembinaan mental yang paling baik sebenarnya terdapat dalam ajaran agama, karena nilai-nilai mental dapat

dipatuhi dengan kesadaran sendiri, datangnya dari keyakinan beragama.

Wahyuanto dan Taslim Suyitno menyatakan bahwa: “Pembinaan mental adalah pemberian pemahaman dan penghayatan dalam jiwa

seseorang termasuk pikiran, emosi, sikap dan perasaan. Dengan upaya pembinaan mental ini diharapkan tertanam prilaku yang baik serta

pengamalan perilaku-perilaku yang baik tersebut dalam kehidupannya”.[25] Hal ini berarti bahwa pembinaan mental merupakan upaya untuk

memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman yang kemudian dihayati serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembinaan mental meliputi berbagai unsur di antaranya adalah sikap, perasaan emosi dan kesadaran yang menggabung dalam kepribadian

seseorang, sehingga selayaknya sejak kecil seseorang dilatih dibimbing dan dibina mentalnya. Dengan demikian pembinaan mental yang

dimaksudkan adalah upaya pemberian bimbingan, pendidikan dan latihan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kepribadian dan mental

atau jiwa seseorang yang hasilnya dapat berwujud dalam perilaku-perilaku yang baik dan terpuji.

E. Bentuk Pembinaan Mental

Pembinaan mental diwujudkan dalam rangka menggali potensi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu, dalam rangka

pembinaan mental remaja diterapkan dalam berbagai bentuk pembinaan mental. Sebagaimana dikemukakan oleh Jusuf Suit dan Almasdi,

bahwa secara garis besar pembinaan sikap mental dapat dibagi dalam beberapa hal, yaitu:

(a) Membiasakan diri belajar dan bekerja, (b) membiasakan diri menghargai dan memanfaatkan waktu, (c) membiasakan diri berlaku jujur, (d)

membiasakan diri berjuang dan menghadapi tantangan, (e) membiasakan diri bersikap sungguh-sungguh, (f) membiasakan diri memberikan

rasa kepedulian, (g) membiasakan diri bertanggung jawab, (h) membiasakan diri memelihara kesehatan, (i) membiasakan mengendalikan

atau menahan diri dan berhemat, (j) membiasakan diri menjauhkan rasa benci atau dendam, (k) membiasakan diri berperilaku tertib dan

sopan, dan (l) membiasakan diri menghargai hak dan pendapat orang lain.[26]

Pendapat di atas memberi gambaran bahwa bentuk pembinaan mental lebih ditekankan pada upaya membiasakan berperilaku yang baik

dalam kehidupan, sehingga perlu diperhatikan hal-hal berupa contoh yang baik serta pembentukan tingkah laku yang baik pula.

Bagi umat Islam bentuk pembinaan anak dan remaja dapat dilakukan dengan memberi contoh dan membiasakan melakukan perbuatan-

perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mahjudin yang mengatakan bahwa:

Menanamkan nilai-nilai akhlak/moral kepada anak remaja dapat dilakukan dalam bentuk: (1) mengarahkan dan mengajak untuk selalu

mengerjakan ibadah, karena ibadah dapat meluhurkan perbuatan manusia, (2) mengarahkan agar rajin mengikuti pengajian-pengajian,

ceramah-ceramah agama dan kegiatan keagamaan lainnya, karena dalam kegiatan-kegiatan itu terkandung ajakan untuk selalu berbuat baik.

[27]

Pendapat di atas memberi gambaran bahwa bentuk-bentuk pembinaan mental lebih ditekankan pada pemberian arahan dan bimbingan

dalam membentuk ajaran-ajaran agama, misalnya ibadah, pengajian-pengajian, ceramah agama maupun kegiatan-kegiatan keagamaan

lainnya. Selanjutnya Anwar Masy’ari mengatakan bahwa:

Bentuk-bentuk pembinaan mental keislaman bagi remaja-remaja Islam dapat ditempuh melalui pengajian Al-Qur’an yang dapat dilakukan

setiap saat guna menumbuhkembangkan kegemaran remaja membaca Al-Qur’an dan belajar (ceramah) dan diskusi tentang keislaman serta

kegiatan-kegiatan sosial seperti peringatan hari-hari besar Islam dan mengarahkan remaja untuk terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan

yang bercirikan Islam[28]

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk membina mental remaja pada umumnya, dapat ditempuh melalui beberapa bentuk

pembinaan seperti melalui pengajian-pengajian, ceramah agama, diskusi-diskusi serta melalui kegiatan sosial keagamaan yang

memperkokoh keimanan dan memperluas pemahamannya tentang kehidupan bermasyarakat dan beragama.

F. Hambatan Pembinaan Mental

Page 7: Strategi Dakwah

Dalam upaya pembinaan mental generasi muda, tentu tidak selamanya berjalan lancar, atau dengan kata lain pembinaan mental tersebut

belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terjadi karena masih ditemukan adanya hambatan-hambatan dalam

pelaksanaannya. Menurut B. Simanjuntak mengemukakan bahwa:

Secara umum hambatan dalam membina generasi muda, antara lain adalah: (1) kekurangserasian hubungan antara lingkungan sosial, orang

tua dengan remaja (pemuda), (2) tidak seimbangnya jumlah remaja (pemuda) dengan fasilitas (sarana/prasarana) pembinaan, (3) belum

adanya aturan perundang-undangan yang secara jelas mengatur tentang pembinaan remaja (generasi muda).[29]

Pendapat di atas memberi gambaran bahwa upaya pembinaan generasi muda masih terhambat dengan kurangnya sarana dan prasarana

penunjang dan kurangnya acuan yang jelas tentang pembinaan serta belum adanya hubungan atau kerjasama yang baik antara orang tua,

masyarakat termasuk pemerintah.

Sejalan dengan itu, Anwar Masy’ari mengemukakan bahwa: ada beberapa hambatan dalam pembinaan pada lembaga-lembaga Islam, yakni:

(1) adanya kegiatan lain yang diikuti oleh pihak Pembina, (2) kurangnya kerjasama/perhatian orang tua, dan (3) kurangnya sarana dan

prasarana penunjang”.[30]

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa hambatan-hambatan dalam upaya

pembinaan mental generasi muda, yaitu belum profesionalnya tenaga pembina, adanya kegiatan lain yang diikuti, kurangnya kerjasama

orang tua, masyarakat dan pemerintah, kurang sarana dan prasarana penunjang, serta kurang aktifnya tenaga pembina.

[1]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 964.

[2]Ibid., h. 964.

[3]Zulkifli Musthan, Ilmu Dakwah, Jilid I; (Makassar: Yayasan Fatiya, 2002), h. 1.

[4]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Toha, 1989), h. 421.

[5]Zulkifli Musthan, op.cit., h. 3.

[6]Ibid.

[7]Ibid.

[8]Ibid.

[9]Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah (Cet. I; Jakarta: Widjaya, 1967), h. 1.

[10]Zulkifli Musthan, op.cit., h. 4.

[11]Hafidz Abdurrahman, Islam Politik dan Spiritual (Cet. I; Singapura: Lisan al-Haq, 1998), h. 231.

[12]M. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), h. 10.

[13]Zulkifli Musthan, op.cit., h. 5.

[14]Hafidz Abdurrahman, op.cit, h. 233.

[15]Zulkifli Musthan, loc.cit.

[16]Departemen Agama RI, op.cit., h. 93.

[17]Hafidz Abdurrahman, op.cit, h. 233-234.

[18]Zulkifli Musthan, op.cit., h. 113.

[19]Ibid., h. 124.

[20]M. Hafi Anshari, op.cit., h. 146.

[21]Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 32.

[22]Mangunhardjana, Pembinaan, Arti dan Metodenya (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 11.

[23]Muslimin Nurdin, Moral dan Kognisi Islam (Jakarta: CV. Rajawali, 1995), h. 13.

[24]Zamaluddin Bukhari, Kedudukan Agama dalam Keluarga Masa Depan (Jakarta: Sinar Harapan, 1990), h. 76.

[25]Wahyuanto dan Taslim Suyitno, Pentingnya Pembinaan Moral Generasi Muda dalam Pembangunan Bangsa, (Jakarta: Bulan Bintang,

1987), h. 13.

[26]Jusuf Suit dan Almasdi, Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Ghalilea Indonesia, 1996), h. 55.

[27]Mahjuddin, Membina Anak-anak (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), h. 75.

[28]Anwar Masy’ari, Membentuk Pribadi Muslim (Jakarta: Al-Maarif, 1995), h. 76.

[29]B. Simanjuntak, Membina dan Mengembangkan Generasi Muda (Bandung: Tarsito, 1980), h. 74.

[30]Anwar Masy’ari, op.cit., h. 97.

Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia. 

dakwah dengan media elektronik

DAKWAH DENGAN MEDIA ELEKTRONIK

PENGERTIAN DAKWAH

Pengertian dakwah bagi kalangan awam disalahartikan dengan pengertian yang sempit terbatas pada ceramah, khutbah atau

pengajian saja. Pengertian dakwah bisa kita lihat dari segi bahasa dan istilah. Berikut akan kita bahas pengertian dakwah secara

etimologis dan pengertian dakwah secara terminologis.

a. Etimologis

Kata dakwah adalah derivasi dari bahasa Arab “Da’wah”. Kata kerjanya da’aa yang berarti memanggil, mengundang atau

mengajak. Ism fa’ilnya (red. pelaku) adalah da’I yang berarti pendakwah. Di dalam kamus al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lam

disebutkan makna da’I sebagai orang yang memangggil (mengajak) manusia kepada agamanya atau mazhabnya . Merujuk pada

Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh. Ali Aziz (2009:6), kata da’a mempunyai beberapa makna antara lain

Page 8: Strategi Dakwah

memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan,

mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi. Dalam Al-Quran kata dakwah ditemukan tidak kurang dari 198 kali dengan

makna yang berbeda-beda setidaknya ada 10 macam yaitu: 

1. Mengajak dan menyeru, 

2. Berdo’a, 

3. Mendakwa (red. Menuduh), 

4. Mengadu, 

5. Memanggil, 

6. Meminta, 

7. Mengundang, 

8. Malaikat Israfil, 

9. Gelar, 

10. Anak angkat. 

Dari makna yang berbeda tersebut sebenarnya semuanya tidak terlepas dari unsur aktifitas memanggil. Mengajak adalah

memanggil seseorang untuk mengikuti kita, berdoa adalah memanggil Tuhan agar mendengarkan dan mengabulkan permohonan

kita, mendakwa/menuduh adalah memanggil orang dengan anggapan tidak baik, mengadu adalah memanggil untuk menyampaikan

keluh kesah, meminta hampir sama dengan berdoa hanya saja objeknya lebih umum bukan hanya tuhan, mengundang adalah

memanggil seseorang untuk menghadiri acara, malaikat Israfil adalah yang memanggil manusia untuk berkumpul di padang

Masyhar dengan tiupan Sangkakala, gelar adalah panggilan atau sebutan bagi seseorang, anak angkat adalah orang yang dipanggil

sebagai anak kita walaupun bukan dari keturunan kita. Kata memanggil pun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia meliputi

beberapa makna yang diberikan Al-Quran yaitu mengajak, meminta, menyeru, mengundang, menyebut dan menamakan. Maka bila

digeneralkan makna dakwah adalah memanggil.

b. Terminologis 

Definisi dakwah dari literature yang ditulis oleh pakar-pakar dakwah antara lain adalah:

Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar

dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik (Aboebakar Atjeh, 1971:6)

Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran

agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (Syekh Muhammad Al-Khadir Husain).

Dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh manusia dan mempraktikkannya dalam kehidupan

nyata (M. Abul Fath al-Bayanuni).

Dakwah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran

Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat) (A. Masykur Amin)

Dari defenisi para ahli di atas maka bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim mau

pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk

dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat. Singkatnya, dakwah, seperti yang

ditulis Abdul Karim Zaidan, adalah mengajak kepada agama Allah, yaitu Islam.

Setelah kita ketahui makna dakwah secara etimologis dan terminologis maka kita akan dapatkan semua makna dakwah tersebut

membawa misi persuasive bukan represif, karena sifatnya hanyalah panggilan dan seruan bukan paksaan. Hal ini bersesuaian

dengan firman Allah (ayat la ikraha fiddin) bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Maka penyebaran Islam dengan pedang atau

pun terror tidaklah bisa dikatakan sesusai dengan misi dakwah.

Pengertian dakwah secara bahasa berarti mengajak. Secara istilah pengertian dakwah Islam diartikan sebagai upaya atau usaha

mengajak seseorang kepada ketaatan terhadap perintah dan ajaran Islam.

Ajakan ini disebabkan karena ketidak tahuan seseorang, ketidak pahaman seseorang, kebelum tahuan seseorang atau memang

Page 9: Strategi Dakwah

karena keengganan seseorang untuk melaksanakan perintah dan syariat agama. Dakwah Islam meliputi banyak aspek; aspek

akidah, akhlak, ibadah, jihad, interaksi sosial di masyarakat dan sebagainya.

Pengertian dakwah Islam pada masa Rasulullah merupakan upaya yang dilakukan Rasulullah untuk mengenalkan agama Allah yang

pada awalnya menitik beratkan pada pemurnian aspek akidah seseorang. Setelah seseorang memiliki akidah yang murni

bersumber pada Allah semata, selanjutnya dikenalkan pada ketaatan ibadah, perbaikan akhlak dan kewajiban untuk melaksanakan

jihad agama Allah.

KARAKTERISTIK DAKWAH

Dakwah merupakan sebuah amal ibadah yang menjadi warisan panjang dan turun temurun. Ulama dan orang-orang sahleh dewasa

ini merupakan generasi pewaris dakwah Islam. Dakwah memiliki beberapa karakter khas yang perlu dipahami dan diketahui oleh

orang-orang yang akan menjalani dakwah tersebut.

Hal ini agar menjadi pedoman bagi orang-orang yang akan melibatkan dirinya dengan aktivitas mulia ini. Ketidak tahuan seseorang

terhadap karakteristik sebuah jalan dakwah mengakibatkan banyaknya orang-orang yang akan berjatuhan saat melalui jalan

dakwah tersebut. Oleh sebab itu pengertian dakwah Islam dan karakteristiknya perlu diketahui dan dipahami. 

Berikut ini beberapa macam karakteristik jalan dakwah:

Jalan dakwah adalah perjalanan yang panjang

Dakwah bukanlah pekerjaan sehari dua hari yang bakal selesai untuk dikerjakan. Perjalanan dakwah adalah perjalanan yang telah

dirintis oleh Rasulullah, dan hingga hari ini akan terus berjalan sampai pada masa yang telah Allah janjikan. Dakwah berorientasi

pada tertegaknya hukum-hukum Allah dan izzah ummat Islam di muka bumi.

Oleh sebab itu jangan pernah lelah mengarungi jalan dakwah, sebab jalan dakwah memanglah perjalanan jauh para pejuang Islam

yang siap mengorbankan segala macam hal yang menjadi milik diri, baik harta, waktu, keluarga mapun jiwa diri sendiri.

Demikianlah pengertian dakwah Islam itu dimaknai, tidak hanya sekedar definisi, namun juga karakteristik nyata dari dakwah itu

sendiri.

Jalan dakwah adalah jalan yang penuh rintangan

Sudah menjadi sunnatullah, dakwah dipenuhi dengan berbagai macam hambatan dan rintangan. Seseorang yang telah

mengikrarkan dirinya siap untuk bergabung bersama barisan dakwah adalah mereka yang sudah siap untuk mendapatkan berbagai

bentuk ujian di jalan dakwah tersebut. Ujian-ujian di jalan dakwah yang diberikan tak lain bertujuan untuk memuliakan orang-

orang yang berdakwah.

Jika seseorang tersebut sanggup melaluinya, maka akan bertambahlah kemuliaan diri seseorang tersebut. Sebaliknya jika ia gagal

atau justru menyebabkan ia berputus asa dari jalan dakwah, maka Allah telah mempersiapkan orang-orang yang akan

menggantikan posisinya dengan kualitas keimanan yang lebih baik lagi.

Berani berdakwah berarti berani mendapatkan aneka ujian, intimidasi dan segala macam bentuk tribulasi atau hambatan lainnya.

Bersabar dengan segala macam hambatan tersebut akan menambah kualitas kemuliaan seseorang. Ujian dan rintangan tersebut

dapat datang dari diri sendiri maupun orang lain.

Jumlah orang yang mau berdakwah itu sedikit

Dakwah ibarat jamu yang terasa pahit untuk dirasakan secara fisik, namun akan menyehatkan tubuh di masa yang akan datang.

Banyak orang yang tidak suka jamu lantaran disebabkan alasan pahit yang ia rasakan disaat awal mencicipinya. Seperti itu pulalah

dakwah.

Banyak orang yang tak mau ikut berdakwah karena justru mengetahui kesulitan yang akan ia hadapi saat ikut berdakwah. Orang-

orang akan enggan dengan konskwensi yang harus ia laksanakan sebagai akibat bergabungnya ia ke dalam barisan dakwah.

PENGERTIAN MEDIA

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. namun penegertian

media dalam proses pemebelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Media Dakwah dan Pengelolaannya

Islam memandang dan memposisikan media massa sebagai salah satu sarana pemercepat kebangkitan gerakan Islam itu sendiri.

Page 10: Strategi Dakwah

Media merupakan ruang luas yang memiliki beragam potensi. Media banyak ditempatkan sebagai alat untuk mencapai aneka

macam tujuan orang-orang yang menggunakannya. 

Di samping sebagai fungsi media sebagai alat kontrol sosial kehidupan bermasyarakat dan bernegara, meda juga memiliki aneka

fungsi sesuaikan tujuan yang ingin dicapai orang-orang yang terlibat di dalamnya. Misalnya untuk kepentingan bisnis, kepentingan

politik, kepentingan ekonomi, kepentingan sosial dan sebagainya. 

Sementara Islam menempatkan media sebagai kepentingan dakwah dari nilai-nilai Islam itu sendiri. Dengan demikian terbentuklah

apa yang disebut dengan media dakwah Islam, dimana media di sini berfungsi semata-mata untuk kepentingan dakwah Islam.

Ada banyak macam-macam media dakwah Islam. Sama halnya dengan media pada umumnya, bedanya hanya terletak pada ideologi

yang mendasarinya. Ada media dakwah Islam cetak dan ada pula yang bersifat online. Media-media tersebut meskipun

disampaikan dengan aneka cara yang berbeda, namun pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama yakni untuk kebangkitan dan

tersebarnya nilai-nilai Islam.

Mengelola sebuah media dakwah Islam bukanlah perkara yang mudah. Terlebih untuk media-media yang berbentuk cetak.

Membutuhkan banyak perjuangan dan energi untuk menjaga konsistensinya. Ada beberapa hambatan klasikal yang terus

membayang-bayangi pengelolaan sebuah media massa Islam. Yang pertama dan paling utama adalah soal dana finansial. 

Rata-rata media cetak sulit bertahan dengan mulai suramnya kondisi bisnis media cetak. Media Islam senantiasa konsisten untuk

menjaga sumber dana halal pengelolaan media tersebut. Biasanya pihak pengelola tidak akan menerima iklan-iklan yang

bertentangan dengan visi misi sebuah media dakwah Islam. Alhasil kondisi ini menuntut keberanian yang besar para pengelolanya

untuk dapat bertahan dengan kondisi keminiman dana. 

Masalah kedua biasanya soal kualitas SDM pengelola. Meskipun hal ini tak seberapa berpengaruh, namun bagi media-media

amatiran dalam skala kecil misalnya di kampus, hal ini sangat-sangat menjadi faktor kegagalan pengelolaan sebuah media dakwah.

MACAM-MACAM MEDIA DAKWAH

MELALUI INTERNET

Kelebihan Internet Sebagai Media Dakwah

Dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan :

1. Karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi

keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.

2. Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak

rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya.

3. Sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual

mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang

ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan.

Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan

internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya. 

Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pada umat Islam itu sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan

mereka dalam berdakwah via internet, serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan

intern dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya misi suci ini. Untuk itulah diantara kewajiban para pemimpin

aliran-aliran dalam Islam agar berusaha semaksimal mungkin untuk dapat merukunkan dan meminimalisisir titik perbedaan dan

berusaha mengedepankan titik persamaan. jika di dalamnya terdapatnya unsur ajakan kepada yang hak dan memperingatkan akan

yang bathil.

Dapat disimpulkan bahwa metode ini termasuk jenis dakwah Dakwah bitTadwi yaitu pola dakwah (dakwah melalui tulisan) baik

dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat

penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i, atau penulisnya sudah

wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari

darahnya para syuhada”.

Ada dua komponen penerapan dakwah lewat internet bisa digunakan, yakni lewat mailing list atau email dan penyaluran informasi

Page 11: Strategi Dakwah

melalui web-site. Namun saat ini yang paling optimal adalah melalui email. Karena kita tahu, email tidak terlalu membutuhkan

teknologi tinggi. Dan dari segi statistik pun, populasi pengguna email sudah sangat banyak. Sedangkan bila kita menggunakan

web-site atau situs-situs, kebalikannya dengan email, yakni membutuhkan proses yang lebih panjang dan rumit kendati dari segi

tampilan mungkin menarik. Di samping itu, harus pula ada provider dan koneksivitas lebih dulu. 

F. Pemanfaatan Internet Untuk Berdakwah

Semangat dakwah yang disebut diatas; meskipun hanya satu ayat, merupakan satu bentuk “tanggung jawab moril” yang sangat

mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya untuk melakukan dakwah terus dilakukan, hingga kini. Setelah beratus

tahun berselang sejak dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah menggunakan medium bit,

binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di buku, koran, majalah, tv dan radio mendapatkan komplementernya berupa text

dan hypertext di Internet.

Internet adalah media dan sumber informasi yang paling canggih saat ini sebab teknologi ini menawarkan berbagai kemudahan,

kecepatan, ketepatan akses dan kemampuan menyediakan berbagai kebutuhan informasi setiap orang, kapan saja, dimana saja dan

pada tingkat apa saja. Berbagai informasi yang dapat diperoleh melalui Internet antara lain lapangan pekerjaan, olahraga, seni,

belanja, perjalanan, kesehatan, permainan, berita, komunikasi lewat email, mailing list, dan chating, bahkan artikel-artikel ilmiah

dalam berbagai disiplin ilmu, dan lain sebagainya. Hampir semua bidang tugas manusia, apapun jenisnya, dapat dicari melalui

Internet. Internet sebagai sumber informasi memungkinkan semua orang untuk terus belajar seumur hidup, kapan dan dimanapun

serta untuk keperluan apapun. Dan untuk kebutuhan belajar bagi setiap individu, Internet tidak hanya menyediakan fasilitas

penelusuran informasi tetapi juga komunikasi.

Berdakwah merupakan kewajiban setiap manusia, setiap orang dalam berbagai profesi bisa melaksanakan da’wah. Sebab

berda’wah dapat dilakukan dalam multidemiensi kehidupan. Sebagaimana telah diketahui bahwa dakwah Islam tidak hanya bi al-

lisan (dengan ungkapan/kata-kata), melainkan juga bi al-kitab (sengan tulis-menulis), bi at-tadbir (manajemen/pengorganisasian)

dan bi al-hal (aksi sosial). Seorang dai atau muballigh yang baik tidak hanya menguasai materi dakwah, melainkan juga harus

memahami budaya masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya. Hal itu akan mempermudah dai dalam memilih kata dan

menemukan metode apa yang harus digunakan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Berbicaralah kepada manusia menurut

kadar kecerdasan mereka.” (HR. Muslim).

Matthew DeBell dari The Education Statistics Services Institute (ESSI) mengatakan bahwa penggunaan komputer dan Internet

dapat meningkatkan kualitas hidup orang setiap hari dan meningkatkan prospek pasar kerja mereka. Tingkat penggunaan

komputer dan Internet dapat dianggap sebagai indikator standar hidup. Diantara berbagai tujuan orang memanfaatkan Internet

antara lain: Berbagi data penelitian dan pekerjaan diantara rekan sejawat dan individu-individu dalam profesi yang sama.

Berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim file melalui e-mail. Meminta dan memberikan bantuan dengan mengajukan

permasalahan dan pertanyaan. Memasarkan dan mempublikasikan produk dan jasa. Mengumpulkan umpan balik dan saran-saran

dari para pelanggan dan rekan bisnis.

Menurut Buxbaum memahami informasi berkaitan dengan keahlian teknologi informasi, tetapi memberikan pengaruh yang lebih

luas kepada individu, sistem pendidikan, dan masyarakat. Keahlian teknologi informasi membuat seseorang dapat menggunakan

komputer, aplikasi perangkat lunak, database, dan teknologi lain untuk mencapai berbagai tujuan akademis, pribadi, dan tujuan

yang berkaitan dengan pekerjaan. Individu yang memiliki kemampuan memahami informasi perlu mengembangkan beberapa

keahlian teknologi.

Secara survey, sejauh ini memang belum ada penelitian mengenai efektivitas pemanfaatan internet bagi kepentingan dakwah

Islam. Tapi yang pasti, di kalangan akademisi telah memanfaatkan sarana internet secara optimal bagi pengembangan syiar agama.

Hal tersebut misalnya ditandai dengan banyak bermunculan situs baru bernuansakan Islam. Sebab itu, bisa dikatakan dakwah

melalui internet ini sangat efektif karena didukung oleh sifat internet yang tidak terbatas ruang dan waktu. Materi keislaman dan

dakwah bisa disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya pun menjadi sangat murah. Informasi yang disebarkan lewat

internet, dapat menjangkau siapapun dan di manapun asalkan yang bersangkutan mengakses internet. Umat Islam bisa

memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan bisnis islami, silaturahmi dan lain-lain.

Dengan adanya globalisasi kompetisi akan semakin berat, sehingga kita perlu berlomba-lomba menguasai teknologi informasi serta

Page 12: Strategi Dakwah

mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, oleh karenanya penguasaan teknologi informasi mutlak diperlukan oleh umat

Islam, karena hal itu merupakan salah satu cara paling efektif guna menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai agama

Islam.

G. Strategi Berdakwah Melalui Internet

Perkataan strategi pada mulanya dihubungkan dengan operasi militer dalam skala besar-besaran. Oleh sebab itu, strategi dapat

berarti “ilmu tentang perencanaan dan pengarahan operasi militer secara besar-besaran”. Di samping itu dapat pula berarti

“kemampuan yang terampil dalam menangani dan merencanakan sesuatu”. Sedangkan tujuan suatu strategi ialah untuk merebut

kemenangan atau meraih suatu hasil yang diinginkan.

Strategi dakwah adalah merupakan metode, siasat, taktik atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas atau kegiatan dakwah,

yang peranannya sangat menentukan sekali dalam proses pencapaian tujuan dakwah. Seiring dengan berkembangnya zaman,

globalisasi sebagai fenomena terbuka luasnya ruang dan waktu bukan hanya sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditampik,

melainkan juga menguntungkan bagi interaksi peradaban seluruh umat manusia. Kemunculannya dengan kemajuan peradaban

manusia menjadikan globalisasi sebagai sebuah ideologi bagi masyarakat masa kini yang juga disebut sebagai masyarakat

informasi.

Untuk dapat mencapai tujuan yang tepat dan mendapatkan kebehasilan, maka seorang da’i harus pandai dalam memilih media

dakwah. Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga

kecanggihan teknologi mau tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat. Kecanggihan teknologi

telah membuka sekat dan menghilangkan batas ruang dan waktu, sehingga memilih dan menggunakan media dakwah yang tepat

sudah merupakan keharusan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah

yang dilakukan.

Pendakwah di zaman ini tidak lagi mapan dengan hanya kebolehan berpidato atau berceramah. Tetapi pendakwah zaman ini adalah

penyelidik dan penggerak kepada penyelesaian masalah semasa secara praktis. Artinya dalam posisi ini mempunyai kesadaran dan

telah menempatkan pada posisi startegis dengan menghadirkan dan mengikutsertakan teknologi informasi sebagai mitranya dalam

dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Keberadaan internet sebagai media dakwah sudah bukan lagi pada tataran wacana lagi. Seharusnya para ulama, da’i, dan para

pemimpin-pemimpin Islam sudah menyadari dan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga dan mentarbiyah

generasi-generasi muda kita agar siap dan matang dalam menghadapi serangan-serangan negatif dari media internet.

Sebuah langkah yang baik telah banyak dilakukan oleh ulama-ulama di timur tengah dan para cendekiawan Islam di Eropa dan

Amerika yang menyambut media internet sebagai senjata dakwah. Langkah-langkah untuk berdakwah melalui internet dapat

dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan tentang Islam, diantaranya: cybermuslim atau cyberdakwah, Situs Dakwah Islam,

YoutubeIslam atau IslamTube, Website, Blog dan Jaringan sosial seperti: Facebook dan twitter. Masing-masing cyber tersebut

menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya.

Sebagai contoh, situs seorang ulama bernama Salman Audah yang menjadi direktur situs dakwah Islam (www.islamtoday.com)

dengan empat bahasa besar utama dunia, Inggris, Arab, Prancis, dan Mandarin. Selain Salman, masih ada sosok muallaf bernama

Yusuf Estes yang terkenal dengan YoutubeIslam.com-nya (sekarang IslamTube.com). Sebuah situs seperti Youtube yang dikelola

secara islami. Yusuf juga diketahui mengelola banyak situs lainnya. Dari dakwahnyalah diketahui bahwa banyak ratusan bahkan

ribuan orang kafir menerima dakwah islam. Dan jutaan remaja Islam mengenal agamanya dengan baik. Di Indonesia, telah tampil

beberapa situs Islam terkemuka seperti www.muslimdaily.net, www.eramuslim.com, www.hidayatullah.com dan beberapa situs

Islam lainnya dengan beraneka latar belakangnya.

Disaat umat lain telah berupaya menyebarkan ajaran dan pandangannya menggunakan iklan-iklan di televisi, di komunitas maya

menggunakan email, mailing list, forum diskusi, internet messenger, sampai yang ter-update saat ini (Facebook), Oleh karena itu

informasi yang akan disampaikan dalam berdakwah ini harus bersifat valid, terpercaya, bukan sebuah fitnah, bersifat konstruktif,

membuka dan memperdalam wawasan, terbuka untuk didiskusikan dan tidak mengandung unsur-unsur lain yang dapat merusak

makna dakwah itu sendiri. 

H. Situs-situs Dakwah

Page 13: Strategi Dakwah

Di Indonesia situs-situs Islam mulai marak sekitar awal tahun 1999. Situs myquran.com, al-islam.or.id, laskarjihad.or.id, kisdi.or.id,

pesantrenvirtual.com, iiman.co.id, hidayatullah.com, republika.co.id dan banyak lagi yang lainnya mulai menyemarakkan Internet

dengan berbagai format sajian. Perkembangannya kemudian semakin pesat di tahun 2000-an dengan masuknya berbagai investasi

asing di Indonesia yang berhubungan dengan Internet. Format penampilan pun berbeda-beda bahkan semakin tersegmentasi

sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat.

Myquran.com menampilkan situs komunitas kolaboratif dimana pengunjung situs dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada

seperti Al Qur’an online, direktori situs islam, forum diskusi, chatroom, berita serta artikel dan berbagai sarana interaktif lainnya

yang disumbangkan oleh para pengunjung dan anggotanya. Sasarannya adalah pemakai internet usia 17 sampai 35 tahun yang

merupakan segmen pemakai Internet terbesar dewsa ini. Situs pesantrenvirtual.com yang dikelola oleh para santri virtual

bimbingan KH. Mustopha Bisri merupakan contoh lain situs Islam yang menyajikan berbagai hasil konsultasi virtual dengan

Pengelola Pesantren. Situs ini awalnya merupakan komunitas milis yang kemudian di-online-kan menjadi situs.

PadhangMbulan.com merupakan contoh lain situs yang lahir dari komunitas milis yang dikelola oleh Budayawan Emha Aiunun

Najib. Cybernasyid.com menyediakan berbagai informasi dan perkembangan nasyid yang mengejutkan dunia seni suara di tanah

air. Moslemworld.co.id merupakan contoh situs Islam yang mendapat dukungan dana dari moslemworld.com dari Brunei

Darussalam yang menyajikan berbagai referensi dan informasi Islam terkini.

Demikian juga pesantren.net, tazkia.com, ukhuwah.or.id, eramuslim.com, pesantren-online.com, islamlib.com, cybernasyid.com,

indohalal.com dan banyak lagi yang lainnya yang merupakan representasi dakwah islamiyah baik langsung maupun tidak langsung

di Internet. Ini baru menyebutkan beberapa situs Islam saja. Perkembangan yang lebih pesat sebenarnya terjadi di komunitas milis

islam yang jumlahnya sekarang ini mencapai ribuan milis Islam dari Indonesia. Kecenderungan yang demikian tentunya

menggembirakan bagi dunia Islam. 

MEDIA DAKWAH, MAD’U, TUJUAN DAKWAH 

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl;125)

Dalam dakwah, ada dua segi dakwah yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan, yaitu menyangkut isi dan bentuk,

subtansi dan forma, pesan dan cara penyampaiannya, esensi dan metode. Dakwah menyangkut kedua-duanya sekaligus dan tidak

terpisahkan. Hanya saja, perlu disadari bahwa isi, substansi, pesan, dan esensi senantiasa mempunyai dimensi universal, yang

tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam hal ini subtansi dakwah adalah pesan keagamaan itu sendiri, itulah sisi pertama dalam

dakwah. Sisi kedua meskipun tidak kurang pentingnya dalam dakwah, yakni sisi bentuk, forma, cara penyampaian dan metode,

disebutkan dalam Alqur’an sebagai minhaj yang dapat berbeda-beda menurut tuntutan ruang dan waktu.1 

Berdasarkan paparan singkat di atas, dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.Apa (what), adalah ajaran islam dengan berbagai dimensi dan substansinya. Bisa dikutip dari sumbernya, yaitu Al-Qur’an dan

Hadits. Dikenal juga dengan materi atau pesan dakwah

2.Siapa pertama (who), yakni yang menyeru atau yang menyampaikan disebut da’i. Sering juga disebut juga mubaligh, juru

dakwah, penceramah, dan lain sebagainya.

3. Siapa kedua (whom), yaitu sasaran dakwah atau mad’u. Ia adalah peserta dakwah, baik perseorangan atau kolektif atau

kelompok, laki-laki atau perempuan, anak-anak ataupun dewasa, demikian seterusnya. 

4.Cara (how), menunjukkan metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah. Juga dapat disamakan sebagai alat dakwah yang

menjadi kelengkapan dari metode.

5.Saluran (channel), merupakan media yang digunakan dalam berdakwah. Ia dapat berupa tatap muka langsung (face to face). Juga

dapat berupa saluran dalam jarak jauh seperti telepon, radio, dan televise.

6.Untuk (why), menunjukkan tujuan dakwah. Tujuan dapat dipilah dengan isltilah target, objective, purpose, aim, dan goal

(intermediate goal dan ultimate goal).

Page 14: Strategi Dakwah

Kita akan membahas mengenai beberapa aspek dalam dakwah, yakni :

1.Media Dakwah

Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah gerakan yang penuh berkah (ash-shahwah al-mubarakah); gerakan yang

penuh moderat (shahwah mu’tadilah), terpada, terkendali, berkesinambunag dan jauh dari unsur ekstrimisme (at-tatharruf).2

Setiap melaksanakan dakwah, setiap da’i harus selalu mengikuti prinsip gerakan dakwah Rasulullah saw, tersebut, karena telah

terbukti keberhasilannya dan merupakan bentuk kecintaan kita sebagai pewaris para Nabi kepada beliau saw,. 

Membicarakan media dakwah tidak lepas dari metode yang dilakukan dalam melakukan dakwah. Pengembangan metode dakwah

tabligh sangat berkaitan media yang harus menyertainya. Seorang da’i harus mampu memilih media dakwah yang relevan denagn

kondisi mad’u yang telah dipelajari secara komprehensif dan berkesinambungan. Kegiatan dakwah yang dilakukan dengan

mempertimbangkan kondisi mad’u akan lebih memberikan dampak, karena kemudian dakwah dilakukan dengan media dan metode

yang sesuai. 

Seorang da’i hendaklah memilih metode dan media yang dari masa ke masa terus berkembang, seperti mimbar, panggung, media

cetak, atau elektronik (radio, internet, televisi, komputer). Kemudian dengan mengembangkan media atau metode kultural dan

struktural, yakni pranata sosial, seni, karya budaya, dan wisata alam. Juga dengan mengembangkan dan mengakomodasikan

metode dan media seni budaya masyarakat setempat yang relevan, seperti wayang, drama, musik, lukisan, dan sebagainya. 

Dengan penjelasan di atas, maka media dakwah terdiri dari :

Media Fisik :

Mimbar

Panggung

Media cetak (Majalah, Buletin, Surat Kabar, dll)

Media elektonik (Radio, Televisi, Internet, dll)

Media Kultural dan Struktural :

Pranata sosial

Seni (Wayang, Drama, Musik, Lukisan, cerita/dongeng, dll)

Karya budaya

Wisata alam

2.Mad’u

Mad’u adalah sasaran dakwah. Ia adalah peserta dakwah, baik perseorangan maupun kolektif atau kelompok, laki-laki atau

perempuan, anak-anak ataupun dewasa, demikian seterusnya.

Dari segi intelektualitas, mad’u dapat dibedakan menjadi :

a.Kaum cendekiawan, yaitu golongan yang dapat menerima penjelasan ilmu, amal, dan penjelasan aqidah dengan pengajaran,

b.Kaum yang mengakui, dan menerima kebenaran, tetapi sering lalai dan mengikuti hawa nafsu, maka dakwah dilakukan dengan

memberi nasihat yang baik (berupa motivasi dan ancaman),

c.Kaum yang keras hati (penentang), kepada mereka kita gunakan cara mujadalah yang baik dalam berdakwah,

d.Kaum penentang dan zhalim, maka dakwah yang dilakukan adalah dengan mujadalah yang baik, namun dapat pula dengan

menggunakan kekuatan sebagai cara pamungkas.

Pesan serta metode dakwah harus disesuaikan dengan mad’u agar dakwah kita berhasil. Berikut ragam pesan dakwah yang berisi

metode yang dapat disesuaikan dengan mad’u :

a.Nasihat yang baik

Berisi pengajaran

Berisi pembinaan moral

b.Memberi Motivasi dan Ancaman

Memberi motivasi dan kabar gembira

Page 15: Strategi Dakwah

Dengan janji, berisi janji-janji Allah bagi manusia yang taat, baik untuk di dunia maupun di akhirat

Dengan menyertakan macam-macam bentuk ketaatan

Memberi ancaman dan peringatan

Diberi azab, bagi orang yang inkar dan kufur terhadap Allah dan rasul-Nya. Baik yang akan ditimpakan juga yang telah menimpa

orang terdahulu

Diberi azab di akhirat kelak

Siksa mental di hari kiamat

Hukuman atas dosa yang bermacam-macam

c.Memberi contoh-contoh bijak

Kisah-kisah orang taat masa lalu dan kini

Perumpamaan-perumpamaan yang berhikmah

Melihat sifat orang-orang terpuji

Mad’u utama bagi setiap da’i adalah keluarga dan kerabatnya yang terdekat, karena dengan demikian ia telah membuat model

mad’u yang dapat ditiru oleh mad’u yang lebih luas.3 Kemudian seorang da’i harus mengkaji dan mempertimbangkan metode

pendekatan spiritual dengan mad’u, antara lain melalui shalat, dzikir, doa, silaturahim, dan sebagainya. Sehingga ada ikatan batin

yang kuat dan pesan dakwah pun akan mudah diterima, serta tujuan dakwah dapat tercapai dengan paripurna.

3.Tujuan Dakwah

Tujuan atau dalam bahasa Inggris dapat dipilah dengan isltilah target, objective, purpose, aim, dan goal (intermediate goal dan

ultimate goal). Adalah sesuatu yang hendak dicapai dalam sebuah kegiatan. Begitu pula dengan kegiatan dakwah, yang memiliki

tujuan-tujuan yang hendak dicapai. 

Dari prespektif Sosiologi, tujuan dakwah yaitu membawa masyarakat pada keadaan yang lebih baik dan lebih maju daripada

keadaan sebelumnya.4 Menurut para ahli sosiologi, teori tentang kemajuan selalu menyangkut dua lokus perkembangan. Pertama,

perkembangan dalam struktur atas atau kesadaran manusia tentang diri sendiri dan alam sekelilingnya. Kedua, perkembangan

struktur bawah atau kondisi social dan material dalam kehidupan manusia. Pemikir pertama pada zaman modern yang berbicara

mengenai kesadaran atau cara berpikir manusia adalah August Comte.5 Dengan adanya dakwah yang dilakukan dengan terencana

dan rapih serta dilakukan terus-menerus, maka mad’u (umat) akan masuk ke dalam suatu keadaan yang lebih baik dari keadaan

sebelum mereka menerima dakwah. 

Kondisi penduduk Makkah dan Madinah sebelum datangnya islam sungguh gelap, terjadi perampokan di mana-mana, perjudian,

perzinaan, pembunuhan, kecurangan dalam perdagangan. Namun setelah islam datang, secara perlahan tapi pasti keadaan

tersebut berbalik seratus delapan puluh derajat, bahkan seluruh penduduk di jazirah Arab menjadi model masyarakat terbaik yang

pernah ada di muka bumi. Terciptanya khairul bariyyah dan khairul ummah adalah tujuan dilakukannya dakwah islam yang utama.

Karena pembinaan individu harus bersamaan dengan pembinaan masyarakat, maka keduanya saling menunjang. Pribadi-pribadi

tersebut menunjang terjadinya masyarakat dan masyarakat pun mewarnai pribadi-pribadi dengan warna yang dimilikinya. 

Menurut Syukriadi Sambas,6 tujuan dakwah islam, yang merujuk pada Al-Qur’an sebagai kitab dakwah, dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1.Merupakan upaya mengeluarkan manusia dari kegelapan hidup (zhulumat) pada cahaya kehidupan yang terang (nur). (QS. Al-

Baqarah, 2: 257)

2.Menegakkan sibghah Allah (celupan hidup dari Allah) dalam kehidupan makhluk Allah. (QS. Al-Baqarah, 2: 138)

3.Menegakkan fitrah insaniah. (QS. Ar-Rum, 30: 30)

4.Memproporsikan tugas ibadah manusia sebagai hamba Allah. (QS. Al-Baqarah, 2: 21), (QS. An-Nisa, 4: 36), (QS. At-Taubah, 9:

31), dan (QS. Adz-Dzariat, 51: 56)

5.Mengestafetkan tugas kenabian dan kerasulan. (QS. Al-Hasyr, 59: 7)

6.Menegakkan aktualisasi pemeliharaan agama, jiwa, akal, generasi, dan sarana hidup. (QS. Asyuura, 42: 13), (QS. Ash-Shaaf, 61:

Page 16: Strategi Dakwah

14)

7.Perjuangan memenangkan agama Allah atas agama lain,dengan pengamalan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas

manusia. (QS. Al-Anfal, 8: 39), (QS. Ash-Shaaf, 61: 9)

Al-Qur’an menjelaskan islam sebagai pesan dakwah memiliki karakteristik unik dan selalu masa kini, yaitu :

1.Islam sebagai agama fitrah. (QS. Ar-Rum, 30: 30)

2.Islam sebagai agama rasional dan pemikiran. (QS. Al-Baqarah, 2: 164)

3.Islam sebagai agama ilmiah, hikmah, dan fiqhiyah. (QS. Al-Baqarah, 2: 269)

4.Islam sebagai agama argumentative (hujjah) dan demonstrative (burhan). (QS. An-Nisa, 4: 172), (QS. Al-An’am, 6: 83)

5.Islam sebagai agama hati (qalb), kesadaran (wijdan), dan nurani (dhamir). (QS. Qaaf, 50: 37), (QS. Asy-Syu’ara, 26: 88-89), (QS.

Ar-Ra’d, 13: 70)

6.Islam sebagai agama kebebasan (huriyah) dan kemerdekaan (istiqlal). (QS. Al-Baqarah, 2: 170, 256), (QS. Al-Maidah, 5: 107) 

7.Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.(QS. Al-Anbiya, 21: 107) (QS. Luqman, 31: 3)

Fungsi Media Dakwah 

Beberapa fungsi dan peran utama sebuah media dakwah Islam dapat dirumuskan ke dalam poin-poin sebagai berikut;

1. Sebagai media alternatif rujukan yang akurat

Simpang siurnya arus informasi tentang identitas Islam di tengah-tengah media barat dan musuh-musuh Islam memberikan

tuntutan kepada Islam untuk dapat menghadirkan media alternatif sebagai pelurus informasi dan rujukan yang benar terhadap

tuduhan pihak-pihak yang tidak menyukai Islam. 

Media Islam adalah media rujukan yang shahih bagi ummat Islam itu sendiri. Dengan adanya media dakwah Islam diharapkan

kepada ummat Islam itu sendiri untuk dapat menjadikan media Islam sebagai media rujukan dalam mendapatkan informasi yang

benar. Tidak sembaranga mempercayai media-media yang memburuk-burukkan Islam.

2. Membantu percepatan gerak dakwah Islam

Media Islam juga berfungsi sebagai katalisator atau pemercepat gerakan dakwah Islam. Kehadiran media dakwah Islam ikut

membantu penyiaran dakwah yang dilakukan secara lisan. Media mewadahi sarana dakwah tulisan kepada para pendakwah. Media

merupakan sebuah ruang luas yang dapat menyebarkan informasi secara efektif dan berpengaruh bagi kehidupan sosial. 

Demikian pula jika nuansa dakwah mampu dikemas secara menarik melalui media. Nilainya akan dapat dirasakan lebih efektif dan

mengena. Hal ini merupakan bagian dari karakteristik dakwah bil qolam itu sendiri.

3. Senjata melawan ghazwul fikri

Ghazwul fikri atau perang pemikiran yang dilancarkan musuh-musuh Islam salah satunya dilakukan melalui senjata media. Media

dakwah Islam harus bangkit dan melawan arus serangan musuh ini.

PENUTUP

Dakwah dalam islam tidak dibatasi secara lisan bisa melalui media, seperti media internet, majalah, Koran dan lain. Inilah gunanya

media dizaman sekarang

Daftar pustaka

http://fajardawn.blogspot.com/2009/05/media-dakwah-madu-tujuan-dakwah.html

Page 17: Strategi Dakwah

https://zamrishabib.wordpress.com/2011/02/15/dakwah-melalui-dunia-maya/

Website

http://mafazaif.wordpress.com/2010/01/09/pemanfaatan-ti-untuk-kemajuan-dakwah/

http://www.kamisama86.co.cc/2009/11/metode-dakwah-melalui-internet.html

http//www.masjidkotabogor.com/index.php/news/view/107

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet

http://ilpi.multiply.com/journal/item/7 http//www.dhani.singcat.com//internet/modul.php?page/

http://stikom-pti2007-kelompok9.blogspot.com/2007/09/pengertian-internet.html

http://icus2ays.blogspot.com/2008/04/internet-media-dakwah-alternatif.html

http://mafazaif.wordpress.com/2010/01/09/pemanfaatan-ti-untuk-kemajuan-dakwah/

DAKWAH DAN MEDIA ELEKTRONIK

Share 0

Tuesday, 21 Sya'ban 1420

Selasa, 30 November 1999 14:00

Embrio globalisasi sebenarnya sudah ada sejak abad ke enam di saat  bangsa Quraisy di Makkah menjadi penghubung dua simbol perdagangan dunia yaitu Syam dan Yaman. Dari Syam berkembang jaringan perdagangan ke arah Utara dan Barat seperti Romawi, Perancis, Spanyol, Portugal, Balkan, Persia dan Asia Barat Daya. Dari Yaman perkembang jaringan ke Selatan dan Timur seperti ke Etiopia, Madagaskar, Afrika Selatan, Gujarat (India), Tiongkok, Malaka, Indonesia, dan Brunei. Di abad ke 20 globalisasi mengalami percepatan dengan dikembangnya teknologi  terutama teknologi informasi dan komunikasi, teknologi industri dan teknologi transportasi.

Keunggulan teknologi industri telah mencapai  effisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga mampu mengahsilkan alat-alat informasi, komunikasi dan transportasi sedemikian murahnya dan dalam waktu yang singkat. Tak  mengherankan kalau dunia entertaiment berkembang dengan pesat, memberikan hiburan secara live atau recorded, on-stage maupun broadcasted, cetak atau eleoktronik diginal.Oleh karena itu, tugas kita semakin berat, bukan saja siaran itu dapat membimbing umat Islam dalam pengamalan agama, tetapi juga memberikan motivasi kepada umat dan berupaya menggerakkannya agar meningkatkan partisipasinya secara maksimal dalam mensukseskan program-program pembinaan keagamaan.

Oleh sebab dengan itu, para pelaku dan pemilik program siaran keagamaan harus terlebih dahulu mengetahui strategi dan sasarannya, serta juga harus mengetahui bagaimana melaksanakan prgram dengan sebaik-baiknya? Tentu saja harus mengetahui pula dengan baik kelompok-kelmpok yang menjadi sasarannya dan menguasai dengan baik materi-materi siaran agama yang disampaikan. Kemudian, pengelola siaran agama, baik dipusat maupun didaerah, seharusnya menguasai medan dengan baik, sehingga dengan demikian mereka dapat menyusun program-program siaran agama yang sesuai dengan kenyataan, problem dan sasaran yang tepat.

Agama adalah bagian kehidupan manusia dan  merupakan hubungan ketundukan yang diambil manusia sebagai makhluk bebas dalam kaitannya dengan Dzat Yang Maha Tinggi. Agama bagi makhluk bukan terletak dalam substansinya sendiri melainkan dalam kondisinya sebagai objek usaha manusia yang merdeka. Sebab, agama adalah posisi keyakinan manusia pada konsep wujud untuk memperoleh petunjuk dalam mengetahui dan mengenal Allah. Maka  agama merupakan  unsur pertama dan utama dalam kehidupan perorangan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kehidupan bangsa Indonesia yang relijius perlu dibina dan dikembangkan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan. Kegiatan masyarakat dalam kehidupan keagamaan sangat besar dan sudah tercermin dalam peran serta umat Islam dalam pembangunan tempat-tempat ibadah, lembaga-lembaga pendidikan,  lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lain-lain. Karena agama menduduki tempat tersendiri, untuk itulah penghayatan dan pengamalan agama perlu dibina dan dikembangkan sehingga umat beragama mampu membangun dirinya, membangun bangsa dan negara dan agamanya.

Page 18: Strategi Dakwah

Pembangunan Indonesia bukan hanya pembangunan fisiknya saja, tetapi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yakni pembangunan lahir dan batin, rohani dan jasmani, material dan spiritual, kebaikan dunia-akhirat sesuai doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah, yaitu; “Rabbana atinaa fiddun-ya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar”.

Agama Islam jelas agama yang mempunyai motivasi yang kuat dalam usaha mewujudkan dan membina masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual. Islam tidak memisahkan antara kehidupan beragama dan bernegara, oleh karena itu motivasi agama merupakan alat yang ampuh dalam menggelorakan semangat masyarakat dalam kehidupannya. Agama dapat memberi bentuk kepada arti dan kualitas hidup, sebab kalau tidak demikian, maka kita akan kehilangan tujuan, keindahan dan keberkahan hidup. Tujuan ini harus ditanamkan dan disosialisasikan melalui berbagai cara dan kegiatan seperti melalui media elektronik.

Program siaran keagamaan melalui media televisi dan radio dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta dapat menembus ruang tanpa batas ini perlu dikemas dengan baik bagaimana suatu siaran keagamaan atau dakwah yang menjadi panutan dan diterima masyarakat secara lugas dan menyenangkan, memiliki daya tarik dan berhasil guna bagi audiens.

Media elektronika mempunyai peranan yang besar dan luas sekali sebagai alat penyampai informasi maupun sebagai alat komunikasi. Peranannya yang besar dan luas ini menempatkan posisinya begitu penting dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya. Bahkan dalam perkembangannya di Indonesia, media elektronika sudah bukan merupakan kebutuhan sekunder melainkan sudah menjadi kebutuhan primer. TV dan radio hampir tersebar merata keseluruh nusantara, dipelosok pedesaan dan wilayah terpencil. Melalui kedua media ini maka informasi dalam sekejap sudah merata dan diterima dalam waktu singkat.

Sisi lain dari peran elektronik adalah efektif dan efisien, terutama dalam hal biaya, tenaga dan waktu. Seorang mubaligh cukup berbicara di TV, radio atau website dalam waktu seketika informasi yang disampaikan sudah dapat dipantau oleh sekian puluh juta orang. Begitu pula suatu ide atau gagasan yang hendak disampaikan kepada kelompok masyarakat tertentu bahkan yang jauh dipelosok, tidak diperlukan lagi biaya besar untuk mendatangi kelompok tersebut melainkan cukup disampaikan melalui media baik TV dan radio.

Untuk lebih meningkatkan peranan siaran agama dalam dakwah, umat Islam sekurang kurangnya memiliki tiga kewajiban pokok;

1.      Umat Islam berkewajiban menyelamatkan Islam dan umatnya dari segala ancaman dan tindakan.

2.      Umat Islam berkewajiban meningkatkan kualitas umat Islam baik secara individu maupun kelompok.

3.      Umat Islam berkewajiban melakukan dakwah Islamiyah sesuai ajaran tuntunan agama Islam.

Melaksanakan dakwah melalui media elektronik adalah salah satu tugas suci yang diperintahkan Allah dalam Alqur’an dan hadist, telah diatur garis–garis besar tentang teknik dan  metodenya. Sekurang-kurangnya ada tiga macam pendekatan yang harus dilakukan dalam menyampaikan siaran keagamaan  agar mencapai hasil yang baik, yaitu;

1.      Pendekatan hikmah (filusuf) dan aqliyah (rasional).

2.      Pendekatan Mauu’izah (pengajaran).

3.      Pendekatan Mujadalah (diskusi, bertukar fikiran)

Semua itu, berpulang kepada kita semua, terutama pemerintah dalam hal ini Direktorat Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Departemen Agama yang menangani siaran keagamaan Islam melalui TV dan Radio.

DAKWAH MELALUI DUNIA MAYA

15022011

Page 19: Strategi Dakwah

By Zamris Habib

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahTeknologi di era globalisasi telah mengalami kemajuan yang begitu pesatnya, beragam macam media komunikasi bersaing dalam memberikan informasi yang tanpa batas. Dunia kini telah dan sedang berubah, bergulir dalam proses revolusi informasi dan komunikasi yang melahirkan peradaban baru sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas sosial. Kehadiran media massa, seperti surat kabar, radio, televisi dan internet, sebagai komunikasi abad modern telah berpengaruh luas. Suatu pesan atau berita dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat dalam waktu yang relatif singkat.Fasilitas internet merupakan yang terlengkap dan terefisien, dimana segala bentuk dan macam informasi dapat diakses dengan mudah dan murah, didukung dengan semakin menjamurnya warung internet yang memasang tarif murah, kemana dan dengan siapapun kita berkomunikasi dapat kita lakukan dengan mengunakan fasilitas internet, fasilitas tersebut biasa dikenal dengan istilah mailing list, yaitu komunikasi yang dilakukan melalui tulisan yang bersifat langsung.Seorang ahli telematika Roy Suryo Mengatakan bahwa, internet merupakan media komunikasi yang lahir di Era 60-an adalah fenomenal dan canggih. Konsep teknologi komunikasi canggih ini pertama kali digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat sejak tahun 1980. Pada 1980 internet mulai digunakan untuk umum dan awal 1995 internet mulai merebak di Asia dan khususnya Indonesia, dan pada tahun yang sama internet difungsikan sebagai media dakwah, untuk menjalin hubungan antar muslim Indonesia di Kairo dan muslim di Kanada dan beberapa negara barat lainnya. Sejak itulah terbentuk cyber-cyber Islam media komunikasi dakwah.Hingga saat ini aktivitas dakwah di kalangan umat muslim masih tetap berlangsung dan perhatian pada dakwah semakin besar. Dakwah tidak lagi dilakukan sebatas pemberian khutbah di masjid/mushalla, kantor-kantor, sekolah dan lembaga formil lainnya. Tapi seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi informasi penyebaran dakwah Islamiyah tersebar melalui media teknologi, khususnya teknologi informasi seperti Internet. Dengan trend digital life, sesungguhnya kemudahan dari Allah SWT untuk nasyrul fikrah semakin terbuka lebar.Penguasaan terhadap jaringan Internet adalah sebuah terobosan bagi efisiensi dan efektifitas dakwah, karena hal ini berhubungan erat dengan transformasi pemikiran, terutama di kalangan educated middle class sebagai elemen strategis dari unsur perubahan masyarakat. Selaku penggerak bagi perjalanan masyarakat, kalangan ini selalu mencari tatanan terbaik yang akan meningkatkan kualitas masyarakat di masa depan. Faktanya pula mereka adalah kalangan yang paling intens berinteraksi dengan dunia cyber (Internet) dan jumlahnya terus meningkat secara eksponensial. Komunitas cyber menstimulir seseorang untuk menjadi lebih sensitif dengan berbagai hal yang terjadi di seluruh pelosok negeri Islam. Hal ini dapat diakses melalui berbagai fasilitas Internet seperti mailing list, halaman web/situs, dan lain-lain yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya.Kegiatan dakwah akan dapat berjalan secara efektif dan efisien harus menggunakan cara-cara yang strategis dan tepat dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi sarana dan prasarana dalam hal ini adalah media dakwah, karena dakwah merupakan kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau semua segi kehidupan manusia, maka dalam penyampaiaannya pun harus dapat menyentuh semua lapisan atau tingkatan baik dari sudut budaya, sosial, ekonomi, pemdidikan dan kemajuan teknologi lainnya.Seiring dengan kemajuan teknologi, sehingga cara berdakwah pun sekarang mengalami perkembangan. Dakwah tidak lagi dilakukan secara sederhana, tetapi mulai memanfaatkan kemajuan teknologi. Hal ini dilakukan agar segmen dakwah lebih meluas dan agar dakwah bisa dilakukan lebih insentif. Dakwah bisa dilakukan melalui media massa dan diterima oleh orang banyak. Karena sifatnya massal maka penerima pesan dakwah tidak hanya dikalangan tertentu saja. Kalangan yang dijangkau bisa luas begitu pula dampak yang ditimbulkannya.Oleh karena itu, kini berdakwah mempunyai tantangan sendiri. Media komunikasi pun terbagi menjadi dua yaitu, memanfaatkan jalur cetak atau konvenkuensi. Selain itu ada pula yang bersifat elektronik, yang merupakan implikasi dari kemajuan teknologi. Media komunikasi cetak misalnya surat kabar, majalah, selembaran dan lain sebagainya. Sedangkan media komunikasi elektronik misalnya pesawat televisi, dan yang paling mutakhir adalah internet.Dakwah Islam sebagai konsep maupun sebagai aktifitas telah memasuki seluruh wilayah dan ruang lingkup kehidupan manusia, sehingga seluruh aspek kehidupan tidak dapat dilepaskan dari sudut pandang dakwah itu sendiri. Sejalan dengan pengertian dakwah sebagai nila-nilai Islam kedalam semua aspek kehidupan manusia. Lebih lanjut ia tegas bahwa makna dakwah itu sendiri tidak hanya sebatas tabligh seperti yang berlangsung dan mendominasi aktifitas dakwah selama ini.Dakwah melalui internet merupakan suatu inovasi terbaru dalam syiar Islam, dan tentunya akan memudahkan para da’i dalam melebarkan sayap-sayap dakwahnya. Penggunaan media internet sebagai media dakwah merupakan kesempatan dan tantangan untuk mengembangkan dan memperluas cakrawala dakwah Islamiyah. Kesempatan yang dimaksud ialah bagaimana orang-orang yang peduli terhadap kemampuan dakwah maupun memanfaatkan media internet tersebut sebagai sarana dan media dakwah untuk menunjang proses dakwah Islamiyah. Sementara mewujudkannya mulai dari tenaga, pikiran dan sumber daya manusia yang mengerti akan dakwah dan internet.Umat Muslim harus mampu menguasai dan memanfaatkan sebesar-besranya perkembangan teknologi informasi, ”Dari sisi dakwah, kekuatan internet sangat potensial untuk dimanfaatkan,” kata Dr. Kun Wardhana Abiyoto, ketua Muslim Information Technology Association (MIFTA). Lebih jauh menurutnya, internet dapat mempererat ikatan ukhuwah Islamiyah yang terkadang dibatasi lingkup wilayah. Singkatnya, banyak manfaat dan kegunaan bila kemajuan teknologi internet ini bisa dioptimalkan oleh umat Islam secara luas.Teknologi internet (International Networking) sebenernya bukanlah suatu teknologi yang baru berkembang. Teknologi ini sudah ada sejak 10 tahun yang lalu dimanfaatkan, namun penggunaan secara luas, khusunya lagi upaya penyebaran informasi tentang agama Islam, terjadi pada setidaknya lima tahun lalu. Sesuai namanya, internet merupakan konsep jaringan dan tukar menukar informasi satu sama lain. Dalam konteks dakwah berarti saling tukar informasi antarumat. Jadi hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa dakwah bisa dilakukan melalui teknologi internet.PEMBAHASAN

A. Pengertian DakwahSecara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah” yang berarti: Seruan-Ajakan-Panggilan. Dengan demikian secara etimologi dakwah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut. Ada banyak pendapat dari beberapa ulama mengenai pengertian ilmu dakwah, diantaranya sebagai berikut:• H. Endang S. Anshari, dakwah merupakan penjabaran, penterjemahan dan pelaksanaan Islam dalam perikehidupan dan penghidupan manusia termasuk didalamnya politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, kekeluargaan dan sebagainya.• Prof. Thoha Yahya Omar MA, dakwah Islam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.• Anwar Masy’ari, dakwah adalah “proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja berupa ajakan kepada orang lain untuk beriman dan menaati Allah, amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Secara umum, definisi dakwah yang dikemukakan para ahli menunjuk pada kegiatan yang bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman. Dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi Islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Untuk itu dakwah harus dikemas dengan cara yang menarik dan tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Dimana aktual berarti dapat memecahkan masalah-masalah yang kekinian dan hangat di tengah masyarakat. Faktual berarti konkret dan nyata, sedangkan kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.Agama Islam sebagai suatu ajaran tidaklah berarti, manakala manusia tidak dimanifestasikan dalam perbuatan amalia. Ini dikarenakan agama tersebut, bukanlah agama yang semata-mata menyoroti satu sisi dari kehidupan manusia saja, akan tetapi Islam meliputi dan menyoroti semua persoalan hidup manusia secara total.Pengertian dakwah tidak lain adalah komunikasi, hanya saja yang secara khas dibedakan dari bentuk komunikasi yang lainnya terletak pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Didalam komunikasi mengharapkan adanya partisipasi dari komunikan atas idea-idea atau pesan-pesan yang disampaikan oleh pihak komunikator sehingga dengan pesan-pesan yang disampaikan tersebut terjadilah perubahan sikap dan tingkahlaku yang diharapkan.Seorang muballigh sebagai komunikator mengharapkan adanya partisipasi dari pihak komunikator dan kemudian berharap agar komunikannya dapat bersikap dan berbuat sesuai dengan isi pesan yang disampaikannya. Ciri khas yang membedakan adalah terletak pada pendekatanya yang dilakukan secara persuasive, dan juga tujuannya yaitu mengharapkan terjadinya perubahan/pembentukkan sikap dan tingkahlaku sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam. Dakwah merupakan proses komunikasi, tetapi tidak semua proses komunikasi merupakan proses dakwah.Dalam sunnah Rasul banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan tentang ungensinya aktifitas dakwah. Seperti sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadits tersebut menjelaskan tentang tahapan-tahapan untuk melawan kemungkaran dan secara otomatis mengajak pelakunya untuk kembali kepada jalan yang lurus. Rasul pun pernah bersabda “Sampaikan dari saya kepada mereka walaupun hanya satu ayat”. Pada kesempatan lain beliau berkata “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana pelakunya”.Dakwah dalam Islam dapat ditinjau dari beberapa sudut, diantaranya dari sejarah awal penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad SAW pembawa risalah Allah. Secara global dakwah Islamiyah pada zaman Rasul dapat dikategorikan kepada empat tahapan :

Page 20: Strategi Dakwah

1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi. Dakwah ini dilaksanakan Nabi selama tiga tahun.2. Dakwah secara terang-terangan hanya dengan lisan saja. Dakwah ini berlangsung sampai hijrah Rasulullah.3. Dakwah secara terang-terangan sekaligus memerangi kaum musyrik yang berlaku zalim dan menantang untuk berperang. Fase ini berlangsung sampai perjanjian perdamaian hudaibiyah.4. Dakwah secara terang-terangan sekaligus memerangi setiap orang yang menolak untuk masuk Islam dan mencoba menghalau aktifitas dakwah dan proses ini berlanjut sampai tegaknya syari’at dan timbulnya hukum jihad dalam Islam.Setiap muslim hanya bertanggung jawab dalam hal dakwah sesuai dengan kedudukan dan kemampuannya. Apabila seorang muslim tidak mampu melaksanakan kewajiban dakwah dengan sendirinya, maka dia masih bisa berdakwah dengan menjadi donatur (baik berupa harta, tulisan maupun pandangan) kepada para akar dan ulama yang mampu melaksanakan misi suci ini.

B. Pengertian Dunia Maya/InternetIstilah dunia maya biasa dikenal dengan nama internet. Internet berasal dari bahasa latin yaitu ”inter” yang berarti ”antara”. Secara bahasa kata perkata internet berarti jaringan antara atau penghubung, internet dapat menghubungkan jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa sehingga mereka dapat berkomunikasi. Menurut artikel stikom-pti2007-kelompok9.blogspot.com Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya.Dari berbagai pengertian dapat dipahami bahwa internet merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telephone dan satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data. Dan fungsi internet merupakan media komunikasi dan informasi modern.Untuk dapat ikut serta menggunakan fasilitas Internet, kita harus berlangganan ke salah satu ISP (Internet Service Provider) yang ada dan melayani daerah. ISP ini biasanya disebut penyelenggara jasa internet. kita bisa menggunakan fasilitas dari Telkom seperti Telkomnet Instan, speedy dan juga layanan ISP lain seperti first media, netzip dan sebagainya.Internet (Inter-Network) merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersil, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chat), diskusi (usen news, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (world wide web), dan aneka layanan lainnya.Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya. Internet ini memungkinkan pengguna komputer di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi dengan cara saling mengirimkan email, menghubungkan komputer satu ke ke komputer yang lain, mengirim dan menerima file dalam bentuk text, audio, video, membahas topik tertentu pada newsgroup, website social networking dan lain-lain.

C. Sejarah InternetInternet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.Oleh sebab itu ARPANET dipecah menjadi dua, yaitu “MILNET” untuk keperluan militer dan “ARPANET” baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.Tahun 1972, Ray Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan ARPANET. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web.Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator.

D. Dakwah Melalui InternetHadirnya akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak diakses oleh masyarakat internasional, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi.Pada saat pertama kali internet diperkenalkan oleh para ilmuan barat, hampir dari kebanyakan tokoh Islam merasa curiga dan khawatir akan efek dari temuan teknologi tersebut. Namun pemikir Islam adalah Syria Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi berkata: ternyata jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru dunia adalah merupakan lahan luas yang disitu bertebaran podium-podium yang menyuarakan kepentingan Islam dengan memperkenalkan, mengajak (dakwah), membela dan memecahkan berbagai problema.Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan, diantaranya : Mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau, Pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah. Para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar’i, Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari, Cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.

Page 21: Strategi Dakwah

Apabila dakwah itu sendiri tidak diartikan dengan makna yang sempit, seperti yang telah diyakini oleh sebagian kalangan komunitas muslim. Dengan menggembar-gemborkan dakwah harus secara formalitas, seperti berpakaian gamis, kopiyah menempel di atas kepala, dengan jenggot menghelai panjang, tasbih menggayut ditangan kanan dan keliling berjalan kaki door to door. Pada hakekatnya ada metode lain yang bisa di sampaikan yaitu : Dengan menggunakan fasilitas website seperti yang telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam maupun tokoh-tokoh ulama. Berdakwah dengan menggunakan fasilitas ini dianggap lebih fleksibel dan luas jika dibandingkan dengan dua fasilitas berikutnya. Dengan menggunakan fasilitas mailing list dengan mengajak diskusi keagamaan atau mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya. Dengan menggunakan fasilitas chatting yang memungkinkan untuk berinteraksi secara langsung. Dengan cara tulisan yang diakses di internet dan nantinya disebarluaskan agar para komunitas internet bisa membacanya

E. Kelebihan Internet Sebagai Media DakwahDibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan :1. Karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.2. Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya.3. Sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.

Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pada umat Islam itu sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam berdakwah via internet, serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan intern dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya misi suci ini. Untuk itulah diantara kewajiban para pemimpin aliran-aliran dalam Islam agar berusaha semaksimal mungkin untuk dapat merukunkan dan meminimalisisir titik perbedaan dan berusaha mengedepankan titik persamaan. jika di dalamnya terdapatnya unsur ajakan kepada yang hak dan memperingatkan akan yang bathil.Dapat disimpulkan bahwa metode ini termasuk jenis dakwah Dakwah bitTadwi yaitu pola dakwah (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.Ada dua komponen penerapan dakwah lewat internet bisa digunakan, yakni lewat mailing list atau email dan penyaluran informasi melalui web-site. Namun saat ini yang paling optimal adalah melalui email. Karena kita tahu, email tidak terlalu membutuhkan teknologi tinggi. Dan dari segi statistik pun, populasi pengguna email sudah sangat banyak. Sedangkan bila kita menggunakan web-site atau situs-situs, kebalikannya dengan email, yakni membutuhkan proses yang lebih panjang dan rumit kendati dari segi tampilan mungkin menarik. Di samping itu, harus pula ada provider dan koneksivitas lebih dulu.

F. Pemanfaatan Internet Untuk BerdakwahSemangat dakwah yang disebut diatas; meskipun hanya satu ayat, merupakan satu bentuk “tanggung jawab moril” yang sangat mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya untuk melakukan dakwah terus dilakukan, hingga kini. Setelah beratus tahun berselang sejak dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah menggunakan medium bit, binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di buku, koran, majalah, tv dan radio mendapatkan komplementernya berupa text dan hypertext di Internet.Internet adalah media dan sumber informasi yang paling canggih saat ini sebab teknologi ini menawarkan berbagai kemudahan, kecepatan, ketepatan akses dan kemampuan menyediakan berbagai kebutuhan informasi setiap orang, kapan saja, dimana saja dan pada tingkat apa saja. Berbagai informasi yang dapat diperoleh melalui Internet antara lain lapangan pekerjaan, olahraga, seni, belanja, perjalanan, kesehatan, permainan, berita, komunikasi lewat email, mailing list, dan chating, bahkan artikel-artikel ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu, dan lain sebagainya. Hampir semua bidang tugas manusia, apapun jenisnya, dapat dicari melalui Internet. Internet sebagai sumber informasi memungkinkan semua orang untuk terus belajar seumur hidup, kapan dan dimanapun serta untuk keperluan apapun. Dan untuk kebutuhan belajar bagi setiap individu, Internet tidak hanya menyediakan fasilitas penelusuran informasi tetapi juga komunikasi.Berdakwah merupakan kewajiban setiap manusia, setiap orang dalam berbagai profesi bisa melaksanakan da’wah. Sebab berda’wah dapat dilakukan dalam multidemiensi kehidupan. Sebagaimana telah diketahui bahwa dakwah Islam tidak hanya bi al-lisan (dengan ungkapan/kata-kata), melainkan juga bi al-kitab (sengan tulis-menulis), bi at-tadbir (manajemen/pengorganisasian) dan bi al-hal (aksi sosial). Seorang dai atau muballigh yang baik tidak hanya menguasai materi dakwah, melainkan juga harus memahami budaya masyarakat yang menjadi sasaran dakwahnya. Hal itu akan mempermudah dai dalam memilih kata dan menemukan metode apa yang harus digunakan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Berbicaralah kepada manusia menurut kadar kecerdasan mereka.” (HR. Muslim).Matthew DeBell dari The Education Statistics Services Institute (ESSI) mengatakan bahwa penggunaan komputer dan Internet dapat meningkatkan kualitas hidup orang setiap hari dan meningkatkan prospek pasar kerja mereka. Tingkat penggunaan komputer dan Internet dapat dianggap sebagai indikator standar hidup. Diantara berbagai tujuan orang memanfaatkan Internet antara lain: Berbagi data penelitian dan pekerjaan diantara rekan sejawat dan individu-individu dalam profesi yang sama. Berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim file melalui e-mail. Meminta dan memberikan bantuan dengan mengajukan permasalahan dan pertanyaan. Memasarkan dan mempublikasikan produk dan jasa. Mengumpulkan umpan balik dan saran-saran dari para pelanggan dan rekan bisnis.Menurut Buxbaum memahami informasi berkaitan dengan keahlian teknologi informasi, tetapi memberikan pengaruh yang lebih luas kepada individu, sistem pendidikan, dan masyarakat. Keahlian teknologi informasi membuat seseorang dapat menggunakan komputer, aplikasi perangkat lunak, database, dan teknologi lain untuk mencapai berbagai tujuan akademis, pribadi, dan tujuan yang berkaitan dengan pekerjaan. Individu yang memiliki kemampuan memahami informasi perlu mengembangkan beberapa keahlian teknologi.Secara survey, sejauh ini memang belum ada penelitian mengenai efektivitas pemanfaatan internet bagi kepentingan dakwah Islam. Tapi yang pasti, di kalangan akademisi telah memanfaatkan sarana internet secara optimal bagi pengembangan syiar agama. Hal tersebut misalnya ditandai dengan banyak bermunculan situs baru bernuansakan Islam. Sebab itu, bisa dikatakan dakwah melalui internet ini sangat efektif karena didukung oleh sifat internet yang tidak terbatas ruang dan waktu. Materi keislaman dan dakwah bisa disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya pun menjadi sangat murah. Informasi yang disebarkan lewat internet, dapat menjangkau siapapun dan di manapun asalkan yang bersangkutan mengakses internet. Umat Islam bisa memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan bisnis islami, silaturahmi dan lain-lain.Dengan adanya globalisasi kompetisi akan semakin berat, sehingga kita perlu berlomba-lomba menguasai teknologi informasi serta mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, oleh karenanya penguasaan teknologi informasi mutlak diperlukan oleh umat Islam, karena hal itu merupakan salah satu cara paling efektif guna menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai agama Islam.

G. Strategi Berdakwah Melalui InternetPerkataan strategi pada mulanya dihubungkan dengan operasi militer dalam skala besar-besaran. Oleh sebab itu, strategi dapat berarti “ilmu tentang perencanaan dan pengarahan operasi militer secara besar-besaran”. Di samping itu dapat pula berarti “kemampuan yang terampil dalam menangani dan merencanakan sesuatu”. Sedangkan tujuan suatu strategi ialah untuk merebut kemenangan atau meraih suatu hasil yang diinginkan.Strategi dakwah adalah merupakan metode, siasat, taktik atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas atau kegiatan dakwah, yang peranannya sangat menentukan sekali dalam proses pencapaian tujuan dakwah. Seiring dengan berkembangnya zaman, globalisasi sebagai fenomena terbuka luasnya ruang dan waktu bukan hanya sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditampik, melainkan juga menguntungkan bagi interaksi peradaban seluruh umat manusia. Kemunculannya dengan kemajuan peradaban manusia menjadikan globalisasi sebagai sebuah ideologi bagi masyarakat masa kini yang juga disebut sebagai masyarakat informasi.Untuk dapat mencapai tujuan yang tepat dan mendapatkan kebehasilan, maka seorang da’i harus pandai dalam memilih media dakwah. Masyarakat masa kini adalah masyarakat plural yang berkembang dengan berbagai kebutuhan yang praktis, sehingga kecanggihan teknologi mau tidak mau akan menghadapi dan menjadi idaman dalam kehidupan masyarakat. Kecanggihan teknologi telah membuka sekat dan menghilangkan batas ruang dan waktu, sehingga memilih dan menggunakan media dakwah yang tepat sudah merupakan keharusan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan dakwah yang dilakukan.Pendakwah di zaman ini tidak lagi mapan dengan hanya kebolehan berpidato atau berceramah. Tetapi pendakwah zaman ini adalah penyelidik dan penggerak kepada penyelesaian masalah semasa secara praktis. Artinya dalam posisi ini mempunyai kesadaran dan telah menempatkan pada posisi startegis dengan menghadirkan dan mengikutsertakan teknologi informasi sebagai mitranya dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar.Keberadaan internet sebagai media dakwah sudah bukan lagi pada tataran wacana lagi. Seharusnya para ulama, da’i, dan para pemimpin-pemimpin Islam sudah menyadari dan segera melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga dan mentarbiyah generasi-generasi muda kita agar siap dan matang dalam menghadapi serangan-serangan negatif dari media internet.

Page 22: Strategi Dakwah

Sebuah langkah yang baik telah banyak dilakukan oleh ulama-ulama di timur tengah dan para cendekiawan Islam di Eropa dan Amerika yang menyambut media internet sebagai senjata dakwah. Langkah-langkah untuk berdakwah melalui internet dapat dilakukan dengan membuat jaringan-jaringan tentang Islam, diantaranya: cybermuslim atau cyberdakwah, Situs Dakwah Islam, YoutubeIslam atau IslamTube, Website, Blog dan Jaringan sosial seperti: Facebook dan twitter. Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan metode yang beragam variasinya.Sebagai contoh, situs seorang ulama bernama Salman Audah yang menjadi direktur situs dakwah Islam (www.islamtoday.com) dengan empat bahasa besar utama dunia, Inggris, Arab, Prancis, dan Mandarin. Selain Salman, masih ada sosok muallaf bernama Yusuf Estes yang terkenal dengan YoutubeIslam.com-nya (sekarang IslamTube.com). Sebuah situs seperti Youtube yang dikelola secara islami. Yusuf juga diketahui mengelola banyak situs lainnya. Dari dakwahnyalah diketahui bahwa banyak ratusan bahkan ribuan orang kafir menerima dakwah islam. Dan jutaan remaja Islam mengenal agamanya dengan baik. Di Indonesia, telah tampil beberapa situs Islam terkemuka seperti www.muslimdaily.net, www.eramuslim.com, www.hidayatullah.com dan beberapa situs Islam lainnya dengan beraneka latar belakangnya.Disaat umat lain telah berupaya menyebarkan ajaran dan pandangannya menggunakan iklan-iklan di televisi, di komunitas maya menggunakan email, mailing list, forum diskusi, internet messenger, sampai yang ter-update saat ini (Facebook), Oleh karena itu informasi yang akan disampaikan dalam berdakwah ini harus bersifat valid, terpercaya, bukan sebuah fitnah, bersifat konstruktif, membuka dan memperdalam wawasan, terbuka untuk didiskusikan dan tidak mengandung unsur-unsur lain yang dapat merusak makna dakwah itu sendiri.

H. Situs-situs DakwahDi Indonesia situs-situs Islam mulai marak sekitar awal tahun 1999. Situs myquran.com, al-islam.or.id, laskarjihad.or.id, kisdi.or.id, pesantrenvirtual.com, iiman.co.id, hidayatullah.com, republika.co.id dan banyak lagi yang lainnya mulai menyemarakkan Internet dengan berbagai format sajian. Perkembangannya kemudian semakin pesat di tahun 2000-an dengan masuknya berbagai investasi asing di Indonesia yang berhubungan dengan Internet. Format penampilan pun berbeda-beda bahkan semakin tersegmentasi sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat.Myquran.com menampilkan situs komunitas kolaboratif dimana pengunjung situs dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada seperti Al Qur’an online, direktori situs islam, forum diskusi, chatroom, berita serta artikel dan berbagai sarana interaktif lainnya yang disumbangkan oleh para pengunjung dan anggotanya. Sasarannya adalah pemakai internet usia 17 sampai 35 tahun yang merupakan segmen pemakai Internet terbesar dewsa ini. Situs pesantrenvirtual.com yang dikelola oleh para santri virtual bimbingan KH. Mustopha Bisri merupakan contoh lain situs Islam yang menyajikan berbagai hasil konsultasi virtual dengan Pengelola Pesantren. Situs ini awalnya merupakan komunitas milis yang kemudian di-online-kan menjadi situs.PadhangMbulan.com merupakan contoh lain situs yang lahir dari komunitas milis yang dikelola oleh Budayawan Emha Aiunun Najib. Cybernasyid.com menyediakan berbagai informasi dan perkembangan nasyid yang mengejutkan dunia seni suara di tanah air. Moslemworld.co.id merupakan contoh situs Islam yang mendapat dukungan dana dari moslemworld.com dari Brunei Darussalam yang menyajikan berbagai referensi dan informasi Islam terkini.Demikian juga pesantren.net, tazkia.com, ukhuwah.or.id, eramuslim.com, pesantren-online.com, islamlib.com, cybernasyid.com, indohalal.com dan banyak lagi yang lainnya yang merupakan representasi dakwah islamiyah baik langsung maupun tidak langsung di Internet. Ini baru menyebutkan beberapa situs Islam saja. Perkembangan yang lebih pesat sebenarnya terjadi di komunitas milis islam yang jumlahnya sekarang ini mencapai ribuan milis Islam dari Indonesia. Kecenderungan yang demikian tentunya menggembirakan bagi dunia Islam.

PENUTUP

Internet memberikan banyak sekali manfaat, ada yang bisa memberikan manfaat baik dan buruk. Baik bila digunakan untuk pembelajaran informasi dan buruk bila digunakan untuk hal yang berbau pornografi, informasi kekerasan, dan lain-lainnya yang negatif. Pada akhirnya nilai positif atau negatif produk teknologi akan ditentukan oleh niat dan motivasi yang akan menjadi penentu apakah suatu alat akan menjadi bermanfaat atau mudharat.Internet ini memungkinkan pengguna komputer di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi dengan cara saling mengirimkan email, menghubungkan komputer satu ke ke komputer yang lain, mengirim dan menerima file dalam bentuk text, audio, video, membahas topik tertentu pada newsgroup, website social networking dan lain-lain.Pemanfaatan Internet sebagai media berdakwah sangatlah efektif, karena didukung oleh sifat internet yang tidak terbatas ruang dan waktu. Materi keislaman dan dakwah bias disebarkan dengan cepat dan efisien. Dari segi biaya pun menjadi sangat murah. Informasi yang disebarkan lewat internet dapat menjangkau siapapun dan dimanapun asalkan yng bersangkutan mengakses internet. Tak hanya konsep dakwah konvensional yang dapat diberikan melalui internet. Umat Islam bisa memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan bisnis islami, silaturahmi dan lain-lain, oleh sebab itu, umat Muslim harus mampu menguasai dan memanfaatkan sebesar-besarnya perkembangan teknologi informasi.Pada hakekatnya metode dan sarana untuk berdakwah sangat banyak dan luas atau bahkan mungkin tidak akan ada batasnya. Sebab semua yang bisa dikerjakan oleh manusia dan apa yang ada di muka bumi ini selagi tidak berbenturan dengan doktrin Islam, maka hal itu boleh dijadikan sebagai metode dan sarana untuk berdakwah. Akan tetapi, ada kekurangan bila berdakwah melalui internet diantaranya sasarannya yang mungkin terbatas yaitu hanya bagi orang yang menggunakan internet dan mereka mampu untuk mengakses internet. Sedangkan orang-orang yang mempunyai internet, bisa di kategorikan menengah ke atas. Dengan demikian berdakwah melalui internet atau dunia maya memiliki cakupan yang sangat luas, bisa sampai pada tahapan intenational bukan lagi nasional .(Oleh Zamris Habib dan Rosidatun M)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Azis, Moh, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Jakarta: Kencana, 2009Anshari, Endang S. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, Jakarta: Usaha Enterprises, 1976Arbi, Armawati Dakwah dan komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003Bachtiar, Wardi, Metode Penelitian Ilmu Dakwah, Logos, Jakarta, 1997Badjuri, Adi, Santri Virtual, Kuliah Umum Informatika, UIN Jakarta, Oktober 2005Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga, 1994Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991Hidayatullah, Syarif, Islam Virtual, Keberadaan Dunia Islam Di Internet, MIFTA, 2004Masy’ari, Anwar Study Tentang Ilmu Dakwah, Surabaya: Bina Ilmu, 1981Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997Suryo, Roy, Wawancara dengan majalah Az-Zahra, edisi no. 14 tahun ke-2 Januari 2006Syukir, Asmuni Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983

Website

http://mafazaif.wordpress.com/2010/01/09/pemanfaatan-ti-untuk-kemajuan-dakwah/

http://www.kamisama86.co.cc/2009/11/metode-dakwah-melalui-internet.html

http//www.masjidkotabogor.com/index.php/news/view/107

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet

http://ilpi.multiply.com/journal/item/7 http//www.dhani.singcat.com//internet/modul.php?page/

http://stikom-pti2007-kelompok9.blogspot.com/2007/09/pengertian-internet.html

http://icus2ays.blogspot.com/2008/04/internet-media-dakwah-alternatif.html

http://mafazaif.wordpress.com/2010/01/09/pemanfaatan-ti-untuk-kemajuan-dakwah/