Post on 21-Mar-2019
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Landasan Hukum .......................................................................... 5
1.3 Hubungan Antar Dokumen ........................................................... 7
1.3.1 RPJM Nasional .................................................................... 8
1.3.2 Renja-SKPD ........................................................................ 8
1.4 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 9
1.4.1 Maksud ......................................................................... 9
1.4.2 Tujuan ......................................................................... 10
1.5 Sismatika RKPD ........................................................................... 10
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 3
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ............................................... 13
2.1.1 Aspek Geografi .................................................................... 13
2.1.2 Aspek Demografi ................................................................. 34
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ......................................... 37
2.1.4 Aspek Kesejahteraan Sosial ................................................. 55
2.1.5 Aspek Pelayanan Umum ...................................................... 68
2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah.................................................... 78 2.2
Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
RKPD Tahun 2014 ....................................................................... 84
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah ............................................ 85
2.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan
Dengan Prioritas dan Sasaran
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Pembangunan Daerah .......................................................... 85
2.3.2 Identifikasi Permasalahan
Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah ........................................................ 86
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH 2015 ............................................................... 88
3.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan
Tahun 2014 ..................................................................................... 91
........................ 3.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................... 92
3.1.2 PDRB Harga Berlaku ........................................................... 92
........................ 3.1.3 PDRB Harga Konstan ........................................................... 95
........ 3.1.4 .... Pertumbuhan Ekonomi ......................................................... 98
......... 3.1.5.... Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB ................ 99
......... 3.1.6.... Produk Domestik Regional Bruto Perkapita ......................... 100
......... 3.1.7 Perkembangan Harga (Inflasi) .............................................. 101
......... 3.1.8 Investasi ............................................................................... 102
3.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian
Daerah Tahun 2015 .......................................................................... 103
......................... 3.2.1 Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2015 ....................... 103
3.2.2 Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 .............................. 104
3.2.3 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ............................................ 105
3.2.4 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka
....... Pendanaan ...................................................................... 114
3.2.5 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ....................................... 117
3.2.6 Arah Kebijakan Belanja Daerah ............................................ 134
3.2.7 Pengelolaan Pembiayaan ........................................................ 153
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ............ 88
4.1 Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Daerah .................................... 159
4.2 Tema Pembangunan Tahun 2015… ................................................... 165
4.3 Prioritas dan sasaran Pembangunan Tahun 2015….. .......................... 191
4.3.1 Pengembangan Wilayah ........................................................ .. 195
4.3.2 Pengelolaan Keuangan Daerah .................................................. 198
Bab V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS
DAERAH
BAB VI PENUTUP .............................................................................................88
LAMPIRAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD
Kabupaten/Kota ............................................................................. 4
Gambar 1.2 Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen
Lainnya di Tingkat Daerah ............................................................ 7
Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat ................................... 14
Gambar 2.2 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pesisir Barat ............................ 16
Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Pesisir Barat ............................ 18
Gambar 2.4 Peta Geologi Kabupaten Pesisir Barat .............................................. 19
Gambar 2.5 Peta Curah Hujan Di Kabupaten Pesisir Barat .................................. 22
Gambar 2.6 Peta Pola Ruang Di Kabupaten Pesisir Barat .................................... 26
Gambar 2.7 Peta Pola Ruang Di Kabupaten Pesisir Barat .................................... 28
Gambar 2.8 Grafik PDRB Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2011-2013 dan Prediksi Tahun 2014 ................................................ 48
Gambar 2.9 Laju PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga KonstanTahun 2012-2014 ...................................................... 49
Gambar 2.10 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)....... 50
Gambar 2.11 Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen) ......................... 51
Gambar 2.12 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2014 .................................... 83
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan pembangunan yang baik dan berkualitas menjadi salah satu faktor
keberhasilan pembangunan, baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, mengamanatkan bahwa
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan
pembangunan nasional.
Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Kemudian untuk
memenuhi amanat Undang-Undang tersebut diatas maka pemerintah telah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Selanjutnya untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, yang didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD.
Terkait dengan amanat Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat menyusun
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Penyusunan RKPD bertujuan untuk
memberikan panduan kepada seluruh SKPD Kabupaten Pesisir Barat dalam menyusun
rancangan Renja SKPD dan berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah
dalam waktu kurun 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan pendekatan teknokratis
dan partisipatif, bottom-up dan top-down.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Rencana Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan
pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD), yakni sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Dokumen ini
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana
kerja, dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
RKPD sebagaimana dimaksud diatas, disusun dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan Penyusunan RKPD
Pada tahapan ini meliputi pembentukan tim penyusun RKPD, orientasi mengenai
RKPD, penyusunan agenda kerja, serta penyiapan data dan informasi perencanaan
pembangunan daerah.
2. Penyusunan Rancangan awal RKPD
Tahapan ini diawali dengan perumusan rancangan awal RKPD untuk memberikan
panduan kepada seluruh SKPD dalam menyusun rancangan kerja SKPD dan
berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah dalam waktu 1 (satu)
tahun yang disusun dengan pendekatan teknokratis dan partisipatif.
3. Penyusunan Rancangan RKPD
Pada tahap ini dokumen rancangan awal RKPD dirumuskan menjadi rancangan
RKPD. Perumusan Rancangan RKPD pada dasarnya adalah menyempurnakan
rancangan awal melalui proses pengintegrasian dan harmonisasi program dan
kegiatan prioritas yang tercantum dalam rancangan Renja SKPD.
4. Pelaksanaan Musrenbang RKPD
Pelaksanaan Musrenbang sangat berguna untuk perumusan rancangan akhir
RKPD, pada tahapan ini dilakukan proses identifikasi dan evaluasi terhadap
prioritas dan sasaran pembangunan nasional, provinsi, dan daerah yang bersinergi
berdasarkan peraturan yang berlaku.
5. Perumusan Rancangan Akhir RKPD
Pada tahapan ini hasil musrenbang nasional serta musrenbang provinsi dievaluasi
serta disinkronisasi dengan hasil musrenbang tingkat daerah sampai tingkat
kecamatan untuk penyelarasan penyajian rancangan akhir RKPD.
6. Penetapan RKPD
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Penetapan RKPD dilakukan setelah rancangan akhir RKPD kabupaten/kota
disetujui oleh Bupati/Walikota setelah berkonsultasi terebih dahulu dengan daerah
Tingkat I/Provinsi kemudian baru dilakukan penetapan peraturan KDH tentang
RKPD kabupaten/kota.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
Gambar 1.1
Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD Kabupaten/Kota
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 89 -
1.2 Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah sebanyak dua kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
6. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2012 tentang pembentukan Daerah Otonomi Baru
Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor
5364);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana
Kerja Pemerintah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 90 -
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48);
16. Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
18. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri
Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK
95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terkhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
22. Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 02 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan secara
Mutatis Mutandis Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat di Kabupaten
Pesisir Barat;
23. Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 06 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 01 Tahun 2013 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat.
1.3 Hubungan Antar Dokumen
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2015 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional kurun waktu satu tahun yang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 91 -
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
yang masih mengacu kepada dokumen RPJMD kabupaen induk Lampung Barat.
Dokumen RPJMD dalam penyusunannya berpedoman kepada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Selain itu RKPD memiliki hubungan dengan berbagai
dokumen perencanaan lainnya, yakni disusun dengan memperhatikan RPJP Nasional
Tahun 2005 – 2025 yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 dan
tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005, RPJM
Nasional Tahun 2010 - 2014 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2010.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat 2015 yang berisi
sasaran, arah kebijakan, program, dan prioritas kegiatan, menjadi rujukan sekaligus
landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (PPAS), Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dan
Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta penyusunan
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) kepala daerah, sekaligus menjadi
tolok ukur kinerja kepala daerah.
Penyusunan RKPD Kabupaten Pesisir Barat merupakan rangkaian mulai dari
penyusunan rancangan awal RKPD dan berakhir pada penetapan RKPD. Tahapan dan
hubungan antar dokumen dalam penyusunan rancangan RKPD Kabupaten Pesisir Barat di
tingkat daerah melalui proses sebagai berikut:
Gambar 1.2
Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Lainnya di Tingkat Daerah
Sumber : Permendagri No.54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
Secara garis besar Penyusunan RKPD Kabupaten Pesisir Barat mengunakan sejumlah
dokumen perencanaan dari tingkat nasional maupun tingkat daerah, yaitu sebagai berikut :
1.3.1 RPJM Nasional
RPJM Nasional sudah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 5
Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
RPJP
Daerah
RPJM
Daerah
Rancanga
n RKPD
RKPD
RAPBD
APBD
Renstra
SKPD
Rancangan
Renja SKPD Renja SKPD
RKA SKPD
Rincian
APBD
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 92 -
2010-2014, pada tanggal 15 Januari 2010. Ada 3 (tiga) dokumen sebagai lampiran
dari Perpres Nomor 5 Tahun 2010, yaitu: (i) Buku I dengan judul: ”Terwujudnya
Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”, (ii) Buku II dengan
judul: ”Memperkuat Sinergi Antar bidang Pembangunan”, dan (iii) Buku III
dengan judul: ”Memperkuat Sinergi Antara Pusat dan Daerah dan Antar Daerah”.
RPJM Nasional tersebut menjadi acuan penyusunan Rancangan Awal
RKPD Kabupaten Pesisir Barat, khususnya dalam menjabarkan program-program
sektoral dan program kewilayahan/ regional. Program yang bersifat sektoral,
antara lain dapat dilihat pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Program Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres ini memuat program-program
yang dinaungi ke dalam Program Pro-Rakyat, Program Keadilan untuk Semua
(justice for all); dan Program Pencapaian Tujuan Milenium (Millenium
Development Goals - MDGs).
1.3.2 Renja-SKPD
Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1)
tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.
Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang harus
dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD definitif. Rancangan
Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2015 merupakan basis data bahan penyusunan
Rancangan RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015. Prinsip-prinsip didalam
penyusunan Rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut :
a. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2015, yang digunakan sebagai
acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan pagu indikatif
dalam Renja SKPD Tahun 2015, sesuai dengan rencana program prioritas pada
rancangan awal RKPD Tahun 2015.
b. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode
sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif dan/atau baru untuk
tercapainya sasaran Renstra SKPD berdasarkan pelaksanaan Renja SKPD
tahun-tahun sebelumnya.
c. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan perumusan tujuan,
sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan maju
dalam rancangan Renja SKPD, serta dapat menjawab berbagai isu-isu penting
terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.
d. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait
dengan SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam rancangan Renja
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 93 -
SKPD mengakomodir usulan masyarakat yang selaras dengan program
prioritas yang tercantum dalam rancangan awal RKPD.
e. Serta memasukkan kesepakatan hasil Focus Group Discussion terhadap
program unggulan dan intervensi yang harus dilaksanakan oleh SKPD terkait
pada tahun 2015
1.4 Maksud dan Tujuan
1.4.1 Maksud
Penyusunan Dokumen Rancangan RKPD dimaksudkan untuk
menghasilkan suatu dokumen rencana tahunan yang menitikberatkan pada
pembahasan sinkronisasi rencana kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing dan usulan masyarakat
dalam pencapaian tujuan pembangunan daerah, sebagai pedoman dalam
penyusunan Penetapan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2015, Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas
Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, yang
selanjutnya KUA dan PPAS tersebut, jika DPRD definitif telah terbentuk; akan
disepakati bersama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat dan DPRD
Kabupaten Pesisir Barat, sebagai acuan dalam penyusunan APBD Kabupaten
Pesisir Barat Tahun Anggaran 2015.
Oleh karena itu, Rancangan RKPD akan memuat beberapa pembahasan
antara lain Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu, Rancangan Kerangka
Ekonomi Daerah Beserta Kerangka Pendanaan, Program dan Sasaran
Pembangunan Daerah Tahun 2015, Rencana Program dan Kegiatan Prioritas
Daerah.
1.4.2 Tujuan
Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Kabupaten Pesisir Barat adalah:
1) Mencapai keterpaduan perencanaan tahunan daerah secara efesien dan efektif serta
untuk mempertajam prioritas pembangunan berdasarkan isu strategis dan masalah
mendesak daerah saat ini, juga sebagai acuan dalam rangka penyusunan RAPBD
Tahun Anggaran 2015.
2) Terwujudnya keselarasan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan program pembangunan.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 94 -
3) Sebagai acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Daerah dan DPRD dalam
menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari
APBD dan sumber pembiayaan lainnya.
4) Menjadi pedoman dalam menyusun APBD, karena memuat prioritas
pembangunan satu tahun.
5) Terjaringnya aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang sejalan dengan visi dan
misi Kabupaten Pesisir Barat.
6) Mensinergikan komitmen pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan
global.
1.5 Sistematika RKPD
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 disusun
berdasarkan sistematika sebagai berikut :
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan gambaran umum tahapan-tahapan penyusunan
rancangan awal RKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami
dengan baik, dengan sub bab sebagai berikut :
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Hubungan Antar Dokumen
1.3.1 RPJM Nasional
1.3.2 Renja-SKPD
1.4. Maksud dan Tujuan
1.4.1 Maksud
1.4.2 Tujuan
1.5. Sistematika Penyusunan Dokumen Penyusunan Rancangan RKPD
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
Berisi Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil
evaluasi RKPD tahun lalu, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan,
dan permasalahan pembangunan, dengan sub bab sebagai berikut :
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1 Aspek Geografi
2.1.2 Aspek Demografi
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.4 Aspek Kesejahteraan Sosial
2.1.5 Aspek Pelayanan Umum
2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 95 -
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
2.3.1 Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun 2014 dan perkiraan tahun
2015, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah,
sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan
dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja
daerah dan pembiayaan daerah, dengan pembagian sub bab sebagai berikut :
3.1. Kondisi Ekonomi DaerahTahun 2013 dan Perkiraan Tahun
2014
3.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
3.1.2 PDRB Harga Berlaku
3.1.3 PDRB Harga Konstan
3.1.4 Pertumbuhan Ekonomi
3.1.5 Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB
3.1.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita
3.1.7 Perkembangan Harga (Inflasi)
3.1.8 Investasi
3.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015
3.2.1 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015
3.2.2 Prospek Perekonomian Tahun 2015
3.2.3 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.4 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka
Pendanaan
3.2.5 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
3.2.6 Arah Kebijakan Belanja Daerah
3.2.7 Pengelolaan Pembiayaan
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD
tahun 2014, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah
dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka
pendanaan.
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi prioritas
kegiatannya, juga memperhatikan usulan SKPD berdasarkan prakiraan maju
pada RKPD tahun 2016, terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 96 -
4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
4.2. Tema Pembangunan Daerah 2015
4.3 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2015
4.3.1 Pengembangan Wilayah
4.3.2 Pengelolaan Keuangan Daerah
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Pada bab ini dikemukakan 7 (tujuh) prioritas pembangunan daerah Kabupaten
Pesisir Barat yang dijelaskan dalam tabel Indikator Prioritas Pembangunan.
BAB VI PENUTUP
Berisi penegasan bahwa dalam melaksanakan RKPD Kabupaten Pesisir Barat
2015 diperlukan sinergisitas yang mantap di jajaran pemerintah Kabupaten
Pesisir Barat, DPRD, pihak swasta dan seluruh lapisan masyarakat.
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
II.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui adalah salah satu dari Lima belas
kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-
Undang No. 22 Tahun 2012 (Lembaran Negara Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5364) tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru Kabupaten Pesisir Barat Provinsi
Lampung tertanggal 16 November 2012 dan diundangkan pada tanggal 17 November 2012.
II.1.1 Aspek Geografi
a. Letak, Luas dan Batas Wilayah
Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terletak di ujung bagian Barat Provinsi Lampung
yang bagian barat wilayahnya merupakan garis pantai Samudera Hindia dengan letak wilayah
bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Lampung
Barat, wilayah bagian Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan
wilayah bagian barat merupakan garis pantai Samudera Hindia. Kabupaten Pesisir Barat Letak
administratif ini menjadikan Kabupaten Pesisir Barat sebagai lalu lintas penghubung antara
kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu - Kabupaten Pesisir Barat - Kabupaten Lampung Barat -
Kabupaten Tanggamus.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 97 -
Posisi Kabupaten Pesisir Barat sebagai lalu lintas melalui jalur darat lintas merupakan potensi
pengembangan di sektor perdagangan, jasa, dan transportasi. Posisi Kabupaten Pesisir Barat
yang berada pada garis pantai Samudera Hindia merupakan potensi disektor perikanan dan
kelautan dan pengembangan sektor pariwisata yang dapat diandalkan untuk tingkat lokal
maupun Internasional. Hal ini selaras dengan RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015-2019
yang tercantum pada Misi 1 yaitu “Meningkatkan Pembangunan Ekonomi dan Memperkuat
Kemandirian Daerah” yang pada penjabarannya difokuskan untuk pengembangan pariwisata
unggulan Provinsi Lampung dan juga selaras dengan Misi Kabupaten Pesisir Barat yaitu pada
misi 1 “meningkatnya Pemanfaatan Potensi Perikanan dan Kelautan Secara Maksimal Bagi
Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Pesisir Barat” dan Misi 2 yaitu “Meningkatnya
Pengelolaan Pariwisata dan Budaya Daerah” dan juga masuk pada prioritas (prioritas 3)
pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 yaitu “Penguatan Perekonomian
Daerah Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan, Pengelolaan Sumberdaya Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan serta Pengelolaan Sumberdaya Air dan Energi”.
Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) yang baru berusia kurang dari 2 (dua) Tahun
Kabupaten Pesisir Barat diharapkan dapat bersaing dengan kabupaten kabupaten lain dan
dapat menjadi kabupaten yang mandiri dengan melakukan percepatan pembangunan dan
menggali potensi potensi lain selain pertanian dan perikanan melalui pengembangan
pengembangan potensi di sektor perkebunan, kehutanan, perdagangan, jasa, dan pariwisata.
Gambar II.1
Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
Batas wilayah administratif Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagai berikut :Sebelah utara
berbatasan dengan Desa Ujung Rembun, Desa Pancur Mas, Desa Sukabanjar Kecamatan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 98 -
Lumbok Seminung, Desa Kubu Prahu Kecamatan Balik Bukit, Desa Kutabesi, Desa
Sukabumi Kecamatan Batu Brak, Desa Sukamarga, Desa Ringinsari, Desa Sumber Agung,
Desa Tuguratu, Desa Banding Agung Kecamatan Suoh, Desa Hantatai, Desa Tembelang,
Desa Gunung Ratu Kecamatan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat, Desa Gunung
Doh Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Desa Ngarit, Desa Rejosari, Desa Petekayu, Desa
Sirnagalih Kecamatan Ulu Belu, Desa Datar Lebuay Kecamatan Naningan Kabupaten
Tanggamus, Desa Way Beluah, dan Desa Melaya Kecamatan Banding Agung Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan;
a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tampang Tua Kecamatan Pematang Sawa, Desa
Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus;
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan
c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tebing Rambutan Kecamatan Nasal Kabupaten
Kaur Provinsi Bengkulu.
TABEL II.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Pesisir Barat
No Kecamatan Luas (Km²) Persentase
(%)
1. PESISIR SELATAN 23.526 14,17
2. PESISIR TENGAH 18.588 7,45
3. PESISIR UTARA 8.719 32,69
4. KARYA PENGGAWA 15.386 11,33
5. LEMONG 12.807 4,18
6. BENGKUNAT 9.756 7,31
7. NGAMBUR 20.357 1,42
8. BENGKUNAT BELIMBING 24.009 1,26
9. WAY KRUI 9.469 2,92
10. KRUI SELATAN 10.657 15,76
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 99 -
11. PULAU PISANG 1.908 1,51
Sumber: BPS Lampung Barat 2013
Wilayah Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas ± 2.907,23 Km2 atau 8,39% dari Luas
Wilayah Provinsi Lampung, memiliki garis pantai 221,5 Km (Daratan dan garis pulau –
pulau) dan garis pantai daratan 210 Km dengan jumlah penduduk sebesar ± 155.182 jiwa
dengan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduknya sebagai petani dan nelayan.
Wilayah Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terdiri dari 11 kecamatan dengan 116
desa (di Pesisir Barat disebut Pekon) dan 2 Kelurahan, dengan kecamatan terluas adalah
Kecamatan Bengkunat Belimbing dengan luas 943,70 Km² dan kecamatan terkecil adalah
Kecamatan Krui Selatan dengan luas 36,25 Km².
Kabupaten Pesisir Barat lebih dari 60% luas wilayahnya adalah kawasan hutan lebat yang
merupakan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dengan luas ± 185.200
Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) ±H33.358 Ha dan Hutan Non Register ±9.692.1 Ha, hal
ini menunjukan Kabupaten Pesisir Barat mempunyai peranan penting sebagai Daerah
Tampung air (catchment area), paru paru bagi provinsi lampung bahkan dunia, sebagai
wilayah konservasi ekosistem Hutan Tropis salah satunya adalah Harimau Sumatera.
Gambar II.2
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pesisir Barat
Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
a. Keadaan Tanah
1. Tanah Pada Sistem Alluvial
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 100 -
Tanah sistem ini terbentuk dari bahan endapan sungai dan hasil alluvial/koliviasi di kaki
lereng perbukitan/pegunungan yang landai. Tersebar antara ketinggian 0 - 100 meter dari
pemukaan laut di sepanjang jalur aliran sungai daerah Peisisir Selatan, Pesisir Tengah, dan
Pesisir Utara.
2. Tanah Pada Sistem Marine
Tanah sistem ini terbentuk dari bahan endapan laut yang bersusun halus sampai kasar dan
merupakan dataran rendah yang memanjang pada ketinggian antara 0 - 20 meter dari
permukaan laut, berupa dataran pasang surut berlumpur, beting-beting pantai dan cekungan
antar pantai.
3. Tanah Pada Sistem Teras Marine
Jenis tanah ini terdapat di sepanjang garis pantai mulai dari Pesisir Utara, terletak pada
ketinggian antara 0 - 20 meter dari permukaan laut, bentuk wilayah berombak sampai
bergelombang dengan variasi lereng antara 3 - 5 %. Terbentuk dari tufa masam dan batuan
sedimen.
4. Tanah Pada Sistem Vulkan
Secara umum tanah pada sistem ini dapat dibedakan berdasarkan bahan induknya yaitu dari
bahan induk andesitis dan basal terletak pada ketinggian 25-200 meter dari permukaan laut.
Lereng atas dan tengah telah mengalami pengikisan lanjut, berlereng curam dengan lereng
lebih dari 30 sedangkan lereng bawahnya berlereng kurang dari 16 %.
5. Tanah Pada Sistem Perbukitan
Keadaan topografi yang bervariasi pada sistem ini memberikan pengaruh terhadap proses
pembentukan dan perkembangan tanah. Umumnya tanah telah mengalami dan menunjukan
perkembangan lanjut, kecuali di daerah yang tererosi. Daerahnya terletak di lereng
pegunungan vulkan terutama di sepanjang Bukit Barisan. Bahan pembentuknya berupa bahan
vulkan, sedimen, plutonik masam dan batuan metamorf setempat yang ditutupi oleh bahan
tufa masam ranau.
b. Topografi
Jika dilihat dari gambar II.3, lebih dari 60% wilayah Kabupaten Pesisir Barat merupakan
wilayah dengan kemiringan di atas 15%. Jika pengembangan wilayah pemukiman melebar ke
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 101 -
wilayah yang berlereng dan tidak datar harus dimbangi dengan menjaga kestabilan ekosistem
sekitar agar tidak merusak dan mengakibatkan bencana terutama bencana tanah longsor.
Gambar II.3
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
Secara Topografi Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah yaitu:
1. Daerah dataran rendah (ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan laut);
2. Daerah berbukit (ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan laut);
3. Daerah pegunungan (Daerah ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari
permukaan laut).Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai
berombak dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%. Di bagian Barat Laut Kabupaten
Pesisir Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung Pugung (1.964 m),
Gunung Sebayan (1.744 m),Gunung Telalawan (1.753 m) dan Gunung Tampak Tunggak
(1.749 m). Dengan kondisi topografi tersebut, maka kawasan permukiman pada
umumnya berlokasi di daerah yang relatif datar, tetapi dengan kondisi luas lahan yang
terbatas ada kemungkinan arah pengembangan pemukiman ke daerah-daerah yang
bertopografi dan kolektor kontur tajam.
TABEL II.2
Nama Gunung dan Tingginya
Di Kabupaten Pesisir Barat
No Kecamatan Tinggi (m) Letak
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 102 -
1. Gunung Sebayan 1.774 Pesisir Tengah
2. Gunung Pugung 1.964 Pesisir Utara
3. Gunung Telalawan 1.753 Pesisir Utara
4. Gunung Tampak Tunggak 1.749 Pesisir Utara
Sumber: BPS Lampung Barat 2013
Bentuk fisik Kabupaten Pesisir Barat saat ini relatif memanjang mengikuti jaringan jalan
arteri. Dengan kondisi fisik tersebut, kecenderungan pertumbuhan alamiah Kabupaten Pesisir
Barat adalah di sepanjang jalan arteri.
c. Geologi
Gambar II.4
Peta Geologi Kabupaten Pesisir Barat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 103 -
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
Sedangkan berdasarkan peta geologi Provinsi Lampung skala 1 : 250.000
yang disusun oleh S. Gafoer, TC Amin, Andi Mangga (1989), Pesisir Barat
terdiri dari batuan vulkan tua (Old QuarternaryYoung), Formasi Simpang Aur,
Formasi Ranau, Formasi Bal, Batuan Intrusive.
1. Pertambangan
Mengingat geologi wilayah Pesisir Barat cukup kompleks
menyebabkan keanekaragaman endapan mineral/bahan galian sebagai
potensi alam yang sangat bermanfaat bagi pembangunan. Sebaran bahan
galian golongan A (strategis) yang diperkirakan ada yaitu Batubara dan
Radio aktif, tetapi masih perlu dilakukan penyelidikan dan penelitian lebih
lanjut. Bahan galian golongan B yang ada yaitu Emas, Perak, Timbal,
Tembaga, Seng,Belerang, Pasir Besi, Mangan dan sebagainya masih perlu
penyelidikan secara mendetail.Bahan galian golongan C meliputi Batu
apung, Tufa, Perlit, Tras, Batuan Beku, Batu Gamping,Marmer, Pasir,
Krakas, Diatoxmi, Kaolin, Tanah Liat dan sebagainya. Pengusahaan bahan
galian ini masih diusahakan pada skala kecil atau rumah tangga.
Beberapa potensi sumberdaya pertambangan yang sudah
dimanfaatkan seperti terlihat pada Tabel II.3.
TABEL II.3
Potensi Sumberdaya Pertambangan
Di Kabupaten Pesisir Barat
No Potensi Produksi Desa Kecamatan
1. Pasir 2.314³ Tulung Bamban Pesisir Tengah
2. Batu Andesit 1.215³ Tebakak Karya Penggawa
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 104 -
Kota Jawa Bengkunat Belimbing
Lemong Lemong
3. Pasir Besi 25.613³
Baturaj Pesisir Utara
Pelita Jaya Pesisir Selatan
Malaya Lemong
Bandar Pugung Lemong
Sumber: BPS Lampung Barat 2013
2. Energi
Daerah Pesisir Barat cukup kaya akan berbagai sumber daya energi
seperti gas bumi/panas bumi, tenaga air (air terjun, air deras dan gelombang
laut, tenaga angin dan sebagainya). Perlu diadakan penelitian dan
pengembangan lebih lanjut sumber energi tersebut agar dapat digunakan
sebagai energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat. Pada
Tabel II.4 menunjukan pemanfaatan energi alternatif sebagai sumber listrik.
TABEL II.4
Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH)
Di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber Energi Produksi
Lokasi
Desa Kecamatan
Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro
Hydro (PLTMH)
3.22 MW Tanjung Rejo Bengkunat Belimbing
2-2.5 MW Way Ngambur Bengkunat
2-2.5 MW Way Tembulih Ngambur
69 KW Ulok Mukti Ngambur
4.57 MW Way Simpang Kanan, Laay Karya Penggawa
8-20 MW Way Simpang Kiri, Laay Karya Penggawa
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 105 -
7.21 MW Way Simpang Balak Pesisir Utara
3.81 MW Way Simpang Lunik Pesisir Utara
1.25 MW Khampang Kota Karang Pesisir Utara
2-2.5 MW Way Malaya Lemong
4.20 MW Way Melesom Lemong
2.13 MW Way Halami Lemong
Sumber: BPS Lampung Barat 2013
1
d. Hidrologi
Wilayah Pesisir Barat di bagian barat mempunyai sungai-sungai yang
mengalir pendek dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini
ditandai dengan jarangnya banjir sebab pada saat musim hujan datang bersamaan
air tidak terkonsentrasi dan timing lagnya menjadi lambat. Delta marine ditandai
dengan agregat kasar hasil endapan aluvial vulkanik, hal ini menyebabkan bila
air besar muara sungai sering berpindah (meander). Sungai – sungai yang
berukuran pendek dan mengalir di lereng terjal seperti ini sukar dikembangkan
untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta pantai, umumnya
mudah dikembangkan walaupun masih terkena pengaruh pasang surut laut.
Pada bagian timur wilayah Pesisir Barat merupakan daerah tangkapan air
(catchment area) sungai-sungai besar yang mengalir ke arah timur antara lain :
Way Besai, Way Seputih dan sebagainya. Proses erosi yang sudah lanjut,
besarnya material yang terangkut (sediment load) menyebabkan makin cepatnya
daerah ini mengalami kemiskinan unsur hara tanah. Dengan berkurangnya flora
penutup tanah dan sifat drainase tanah yang baik (terdiri dari lempung pesiran
bergeluh) praktis daya simpan air daerah ini sangat kecil, ini menyebabkan
fluktuasi aliran permukaan (run off) makin besar, sungai-sungai yang mengalir
ke sebelah timur menjadi terganggu kestabilannya. Umumnya sungai - sungai
yang mengalir ke sebelah barat masih stabil karena didukung oleh banyaknya
flora penutup tanah dan belum terganggunya air tanah dangkal sebagai sumber
mata air.
e. Klimatologi
Menurut Oldeman, Irsal L Darwis (1979), akibat pengaruh dari rantai
pegunungan Bukit Barisan, maka Pesisir Barat memiliki 2 (dua) zone iklim
yaitu:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 106 -
1. Zone A (Jumlah bulan basah > 9 Bulan) terdapat di bagian barat Taman Bukit
Barisan Selatan Termasuk Krui dan Bintuhan.
2. Zone BL (Jumlah bulan basah 7 - 9 bulan) terdapat di bagian timur Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan. Berdasarkan curah hujan dari Lembaga
Meteorologi dan Geofisika, curah hujan Pesisir Barat berkisar antara 2.500 -
3.000 milimeter setahun.
Gambar II.5
Peta Curah Hujan Di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
f. Penggunaan Lahan
Dari luas lahan secara keseluruhan di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun
2014, terdiri dari lahan untuk penggunaan Tanah Sawah sekitar 8.594 Ha dan
Tanah Bukan Sawah (Tanah Kering) sekitar 64.120 Ha. Adapun luas lahan yang
digunakan untuk usaha pertanian sampai tahun 2014 sebesar 16.752 Ha atau 5.76
persen dari seluruh luas tanah di Kabupaten Pesisir Barat. Rincian untuk
penggunaan lahan pertanian adalah tanah sawah sebesar ±8.594 Ha (51,30% dari
luas lahan pertanian), Perkebunan 28.938 Ha, Kawasan Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan 192.575 Ha, Hutan Lindung Pesisir 9.360 Ha,Hutan Produksi
Terbatas (HPT)33.358Ha(31.86%), Padang Pengembalaan/Rumput 171 Ha, dan
Lahan Terlantar yang tidak diusahakan 11.453 Ha.Gambaran penggunaan lahan
di Kabupaten Pesisir Barattahun 2014. Besarnya potensi lahan pertanian belum
diimbangi dengan produktifitasnya, produktifitas lahan pertanian baru mencapai
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 107 -
rata – rata 4,80 Ton gabah kering/Ha/Tahun dimana produksi tersebut masih
tergolong rendah.Rendahnya produktifitas tersebut salah satu kendalanya adalah
masih kurangnya fasilitas irigasi teknis dan rendahnya penerapan teknologi
pertanian serta seringnya terjadi kelangkaan pupuk pada saat dibutuhkan.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel ll.5
Luas Tanah (Ha) Menurut Penggunaan
Di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
No Jenis Lahan Luas(Ha)
1. Sawah Irigasi 4.732 Ha
2. Tadah Hujan 3.535 Ha
3. Rawa 191 Ha
4. Lainnya (folder, rembesan dll) 136 Ha
5. Tegalan/Kebun 15.962 Ha
6. Ladang / Huma 7.596 Ha
7. Perkebunan 28.938 Ha
8. Padang Penggembalaan/Rumput 171 Ha
9. Lahan Terlantar Tidak Diusahakan 11.453 Ha
10. Hutan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) 192.575 Ha
11. Hutan Lindung Pesisir 9.360 Ha
12. Hutan Produksi Terbatas 33.358 Ha
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir BaratTahun 2014
g. Vegetasi Alam
Vegetasi utama yang menyusun bukit barisan adalah Hutan hujan dataran
rendah yang terdiri dari :
a. Formasi Hutan Pantai (Littoral Forest)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 108 -
Di samping semenanjung selatan Taman Nasional Bukit Barisan, di
pantai barat yang terendah pada ketinggian 0 - 2 meter dari permukaan laut.
Jenis-jenis vegetasinya antara lain Terminalia, Ahesbiskus Sp,
Barbaringtonia, Calophylum, Casuarina Sp, Pandanus Sp, dan Ficus Sp.
b. Formasi Dataran Rendah (Lowland Planis)
Tipe formasi ini terletak di sepenanjung selatan (pertengahan jalan
ke utara) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang memiliki ketinggian
0 - 500 meter dari permukaan laut.
c. Formasi Hutan Hujan Bawah.
Tipe hutan ini terletak di sebelah Danau Ranau bagian barat dan
selatan dan berada pada ketinggian 500 - 1.000 meter dari permukaan laut.
Jenis – jenis pohon yang ada adalah.dari famili Dipterocarpaceae,
Myrtaceae dan Annonaceae antara lain Uqenia oferculuta dan Nauclea
purpurescens. Jenis - jenis tumbuhan bawah dan semak antara lain
Neolitcea cassinefolia, Psychotria rhinocerotis, Arecea Sp dan Globba
pandela.
d. Formasi Hutan Hujan Tengah (Lower Montain Rain Forest)
Tipe hutan ini terletak di daerah Sekincau di tengah pegunungan
sebelah utara pada ketinggian 1.000 - 1.500 meter dari permukaan laut.
Jenis-jenis tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae, Lauraceae, Myrtaceae
dan Fagaceae antara lain Qercus Sp, selain itu terdapat juga padang rumput
(grazing area) di daerah Danau Mengukut, Jenis vegetasi yang terdapat
adalah gajah (Penesetum purpureum).
h. Fauna
Jenis-jenis fauna yang ada di Taman Nasional Bukit Barisan meliputi
jenis mamalia (Gajah, Badak Sumatra dan sebagainya), jenis herbivora besar
(Babi Hutan, Tapir, Muncak, dan sebagainya), jenis binatang buas (Harimau,
Macan Tutul, Ajak dan sebagainya). Jenis primata yang terdapat adalah
Siamang, Kera, Macan berekor panjang, Monyet Pemakan daun dan sebagainya,
juga dijumpai adanya Kerbau Liar, Kelelawar Buah, selain itu dijumpai pula
adanya Biawak, Ular Phyton, Cobra serta Penyu Hijau.
i. Cagar Budaya dan Cagar Alam
Disekitar jalan Krui merupakan perkampungan penduduk. Bangunan
perumahan merupakan arsitektur Lampung, sebagian kecil telah mengalami
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 109 -
perubahan dari aslinya. Untuk itu perlu mendapat perhatian sehingga ciri khas
daerah dapat dipertahankan dan tetap lestari, juga daerah Lombok dan Suka
Banjar merupakan perkampungan tua, dengan rumah khas Lampung tetapi
dengan tata letak yang berbeda. Adanya Mitos "Keramat Manula" yang terletak
antara Rata Agung sampai Air Manula (berjarak 2 km dari jalan ke arah pantai,
masuk melalui pinggir Way Sahung) menyebabkan kawasan relatif aman dari
gangguan. Keramat ini berbentuk makam yang sering dikunjungi oleh penduduk
sekitarnya. Perlu adanya pendataan cagar-cagar budaya lain yang belum
terpublikasi dan perlu adanya pelestarian sebagai budaya dan kearifan lokal.
j. Potensi Pengembangan Wilayah
Faktor-faktor yang merupakan daya dukung Kabupaten Pesisir Barat, dan
yang menjadi potensi bagi pengembangan Kabupaten Pesisir Barat
diakomodasikan pada visi misi sementaran Kabupaten Pesisir Barat dan prioritas
pembangunan tahunan Kabupaten Pesisir Barat dan nantinya tertuang dalam
Rencana Kerja (Renja) Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015.
Pesisir Barat Sebagai Kabupaten termuda di Provinsi Lampung memiliki
banyak potensi yang bisa dikembangkan dari berbagai sektor seperti Perikanan
Laut/tangkap, Pertanian, Perkebunan Pariwisata dan perdangan dan jasa. Dari
semua sektor perekonomian yang ada di Kabupaten Pesisir Barat sektor
Perdagangan dan Pengembangan Pariwisata yang paling memungkinkan untuk
meningkat. Kedepannya untuk mewujudkan Visi Jangka Panjang sementara
Kabupaten Pesisir Barat yaitu “Pesisir Barat Menuju Kota Modern Berbasis
Lingkungan” diharapkan Potensi Pengembangan Wilayah dapat sesuai dan
berkelanjutan. Potensi pengembangan wilayah juga sangat mungkin di berbagai
sektor terutama sektor-sektor yang mendukung keadaan wilayah dan kearifan
lokal Kabupaten Pesisir Barat.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 110 -
Gambar II.6
Peta Pola Ruang Di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
1) Kawasan Lindung
Kondisi Alam Kabupaten Pesisir Barat secara umum dibatasi oleh
kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang
membentang dari wilayah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Tanggamus sebelah Barat dengan Kabupaten Lampung Barat, sebelah
Utara dengan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu dan sebelah Timur
dengan Samudera Hindia.Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah
masih maraknya ilegal logging dan perambahan hutan serta mengakibatkan
beberapa wilayah kawasan lindung menjadi rusak. Berdasarkan
administrasi kehutanan terdapat 3 register kawasan hutan :
Tabel ll.6
Kawasan Lindung dan Konservasi Di Kabupaten Pesisir Barat
No Jenis Hutan Luas(Ha)
1. Hutan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) 192.575 Ha
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 111 -
2. Hutan Lindung Pesisir
9.360 Ha
3. Hutan Produksi Terbatas
33.358 Ha
Total 235.293 Ha
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabu[aten Pesisir Barat
Selain kawasan lindung berupa hutan terdapat juga kawasan lindung
berupa cagar alam laut (CAL) yaitu Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD) di Pekon Muara Tambulih (Kecamatan Ngambur), merupakan
tempat konservasi penyu langka antara lain Penyu Lekang, Penyu
Belimbing, Penyu Sisik dan Penyu Hijau.
2) Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang diidentifikasi
berpotensi tinggi mengalami bencana. Untuk Kabupaten Pesisir Barat
kawasan yang berpotensi tinggi sebagai kawasan rawan bencana adalah
daerah garis pantai yang merupakan kawasan rawan bencana Tsunami, luas
kawasan rawan bencana Tsunami ±25.283 Ha meliputi 11 wilayah
Kecamatan. Kawasan rawan bencana banjir berada di sekitar Daerah Aliran
Sungai (DAS), Kabupaten Pesisir Barat memiliki ±12 Daerah Aliran
Sungai (DAS) pendek yang langsung bermuara ke laut. Secara Topologi
Kabupaten Pesisir Barat juga memiliki kawasan berpotensi mengalami
bencana tanah longsor terutama daerah-daerah yang berbukit dan berada di
lereng-lereng gunung.
Daerah-daerah yang merupakan kawasan rawan bencana perlu juga
menjadi acuan pengembangan wilayah Kabupaten Pesisir Barat agar tidak
merusak kestabilan ekosistem yang dapat menimbulkan bencana.
3) Kawasan Budidaya
Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Pesisir Barat saat
ini sedang menyusun Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah
sebagai acuan pengembangan kawasan yang berkelanjutan. Sebagai
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 112 -
perwujudan Visi Kabupaten Pesisir Barat pengambangan kawasan
budidaya (pemukiman, Perkantoran, Industri, dan Pertanian) tidak merusak
kultur dan lingkungan yang ada.
Setelah tersusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah diharapkan
pengembangan wilayah di Kabupaten Pesisir Barat dapat terarah dan
merata di setiap unit wilayah kabupaten pesisir barat sehingga dapat
meratakan pembangunan Kabupaten Pesisir Barat.
Gambar II.7
Peta Pola Ruang Di Kabupaten Pesisir Barat
Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2014
a. Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman menyebar di seluruh unit
lingkungan yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Secara
eksisting perumahan di Kabupaten Pesisir Barat masih belum terlalu
padat kecuali di kawasan perniagaan, kawasan pemerintahan dan
disepanjang jalan arteri.
b. Kawasan Perdagangan/Jasa
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 113 -
Selama tahun 2009 – 2013 perekonomian di Kabupaten Pesisir
Barat masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor pertanian.
Sedangkan perdagangan selama tahun 2009 – 2013 merupakan
penyumbang kedua PDRB Kabupaten Pesisir Barat yaitu rata-rata
sebesar 14 – 16 % atas dasar harga berlaku, untuk sektor industri
menunjukkan pertumbuhan yang relatif tetap. Besaran kontribusi
sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat terutama
ditentukan oleh besarnya peran aktif sektor swasta dalam mendukung
pengembangan perekonomian, walaupun kinerja belum mencapai
optimal. Kawasan perdagangan di Kabupaten Pesisir Barat terpusat
berada di pasar-pasar yang ada di setiap kecamatan dan merupakan
pasar besar (pasar kota). Kondisi saat ini sebagian besar pemerintah
desa kurang berdaya dalam mengelola aset desa, hal ini disebabkan
keterbatasan kewenangan yang dimiliki sehingga pada akhirnya
pemerintah desa dan masyarakat belum dapat memanfaatkan secara
optimal semua aset yang ada untuk membangun perekonomian desa.
Oleh karenanya, dengan adanya kemauan dan keinginan yang kuat
masyarakat di perdesaan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraannya
serta adanya komitmen dan dukungan keberpihakan semua pihak-pihak
yang berkompeten terhadap pemberdayaan desa, merupakan peluang
untuk meningkatkan perekonomian desa sekaligus membangun sistem
ekonomi perdesaan melalui pengembangan aset desa secara efektif
Perlu adanya perhatian khusus dan penataan pasar-pasar yang
merupakan aset desa yang bisa menjadi BUMDesa (Badan Usaha
Milik Desa) dapat menambah sumber Pendapatan Asli Desa/Daerah.
Pada Tabel II.7 adalah daftar Pasar Desa yang ada di Kabupaten Pesisir
Barat.
Tabel ll.7
Jumlah Pasar Desa Di Kabupaten Pesisir Barat
No Kecamatan Nama Pasar
1 Pesisir Selatan Bangun Negara, Biha, Sumur Jaya,
2 Bengkunat Belimbing Pagar Bukit, Penyandingan
3 Ngambur Negeri Ratu Ngambur, Sumber Agung,
Cahya Kuningan,
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 114 -
4 Pesisir Utara Kerbang Langgar, Gedau,
5 Lemong Lemong, Pagar Dalam, Rata Agung,
6 Karya Penggawa Penggawa V Tengah, Menyancang,
Laay, Penggawa V Ulu, Penengahan,
Way Sindi, Kebuayan,
7 Way Krui Gunung Kemala, Gunung Kemala
Timur.
8 Krui Selatan Balai Kencana, Way Napal, Lintik
9 Bengkunat Sukarame
Sumber: BPMPP Kabupaten Pesisir Barat 2014,
c. Kawasan Perkantoran/Pemerintahan
Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Pesisir Barat
masih menyusun Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah yang
nantinya akan menjadi acuan pengembangan wilayah di Kabupaten
Pesisir Barat termasuk untuk kawasan perkantoran/pemerintahan.
Untuk sementara ini kawasan perkantoran/pemerintahan masih
menumpang/menyewa di gedung milik pemerintah atau gedung –
gedung milik masyarakat dan swasta.
Lokasi sementara Kawasan perkantoran/pemerintahan utama
berada menyebar di Kecamatan Pesisir Tengah dan Krui Selatan.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sedang disusun untuk
Kabupaten Pesisir Barat di harapkan pengembangan wilayah Fasilitas
perkantoran utama yang diarahkan untuk dikembangkan di kawasan
perkantoran nantinya antara lain meliputi perkantoran pusat
pemerintahan Kabupaten Pesisir Barat, kantor dinas/instansi
pemerintahan Kabupaten Pesisir Barat, kantor instansi vertikal di
Kabupaten Pesisir Barat, kantor pemerintahan kecamatan, maupun
sarana perkantoran niaga. Fasilitas/ kegiatan lain yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan ekonomi, sosial dan budaya yang layak
dan dapat dikembangkan di kawasan perkantoran antara lain meliputi
kantor pemerintah kelurahan, kantor niaga dan perbankan, koperasi,
kantor jasa, gedung pertemuan, museum, fasilitas kesehatan skala lokal,
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 115 -
peribadatan skala lokal, rekreasi/olah raga skala lokal, dan kegiatan-
kegiatan lain yang layak peruntukannya.
d. Kawasan Pendidikan
Pengembangan fasilitas pendidikan diarahkan menyebar di
seluruh unit lingkungan yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Barat
guna memeratakan fasilitas pendidikan.
e. Kawasan Kesehatan
Rencana pengembangan fasilitas kesehatan diarahkan tersebar
pada seluruh wilayah guna memeratakan sistem pelayanan kepada
masyarakat.
f. Kawasan Peribadatan
Ketersediaan fasilitas peribadatan di Kabupaten Pesisir Barat
jika dilihat pada kondisi eksisting yang ada saat ini sudah sangat
mencukupi. Sehingga dalam pengembangannya hanya berorientasi
pada perbaikan atau peningkatan kondisi dari fasilitas peribadatan yang
ada.Pengembangan kawasan peribadatan penting diarahkan di seluruh
unit wilayah Kabupaten Pesisir Barat.
g. Kawasan Rekreasi
Kabupaten Pesisir Barat yang merupakan kabupaten dengan
garis pantai sekitar 210 Km merupakan potensi untuk pengembangan
pariwisata. Selain sebagai tempat rekreasi pantai di Kabupaten Pesisir
Barat merupakan pantai yang dapat digunakan untuk olahraga terutama
olahraga surfing. Ombak yang terdapat di pantai kabupaten Pesisir
Barat hampir semuanya bisa digunakan untuk olahraga surfing, bahkan
wisata Pantai Tanjung Setia yang berada di Kecamatan Pesisir Selatan
termasuk salah satu dari 6 pantai di dunia dengan ombak tertingi dan
merupakan sasaran wisatawan mancanegara dengan jumlah wisatawan
±1.350 wisatawan/Tahun. Perlu juga penyediaan kawasan rekreasi
berupa taman hijau yang bisa menjadi icon selain kawasan wisata yang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 116 -
sudah ada yang peruntukanya untuk keluarga, aman bagi anak-anak
dan orang tua
h. Pertanian
Di Kabupaten Pesisir Barat sektor pertanian (secara umum)
masih merupakan salah satu pilar utama bagi perkembangan wilayah
dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap
PDRB Kabupaten Pesisir Barat. Dukungan sektor pertanian terhadap
PDRB dicapai melalui peningkatan produksi tanaman pangan dan
hortikultura.
a) Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Komoditas utama tanaman pangan di Kabupaten Pesisir
Barat adalah : padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu
dan ubi jalar. Adapun komoditas paling utama di Kabupaten Pesisir
Barat adalah padi baik padi sawah maupun padi ladang. Produksi
padi mendukung ketersediaan pangan masyarakat Kabupaten
Pesisir Barat (dalam bentuk beras). Sentra padi di Kabupaten
Pesisir Barat adalah kecamatan : Pesisir Selatan, Karya Penggawa,
Ngambur, Bengkunat Belimbing.
Hortikultura terdiri dari sayuran dan buah-buahan. Untuk
sayuran komoditas utama adalah : kubis, sawi, bawang daun,
tomat, cabe besar dan labu siam. Produksi sayuran di Kabupaten
Pesisir Barat digunakan untuk mencukupi kebutuhan daerah sendiri
dan dipasarkan keluar Kabupaten Pesisir Barat. Buah-buahan
utama Lampung Barat adalah : durian, duku, alpukat dan pisang.
Hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten Pesisir
Barat sendiri dan keluar Pesisir Barat.
b) Tanaman Perkebunan
Peran dan kontribusi subsektor perkebunan selama ini
menunjukkan hasil yang signifikan dalam mendukung, khususnya
pembangunan sektor pertanian dan secara umum pembangunan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 117 -
wilayah, baik berperan langsung terhadap pendapatan produk
domestik regional bruto (PDRB), penyedia lapangan kerja, sumber
pendapatan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan menjaga
kelangsungan program ketahanan pangan, maupun berperan tidak
langsung dalam membangun hubungan sinergis dengan subsektor
yang lain. Komoditi Damar Mata Kucing merupakan hasil
perkebunan andalan Kabupaten Pesisir Barat disamping hasil
kebun lainnya seperti cengkeh, lada, kopi, sawit, karet dan lain
sebagainya. Untuk meningkatkan produksi komoditi perkebunan
tersebut, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat melalui Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan melakukan berbagai upaya,
antara lain :
1. Melaksanakan penyuluhan dan pembinaan kepada petani dalam
hal penanaman pohon pelindung, pengendalian gulma dan
perawatan tanaman.
2. Menggerakkan petani untuk menanam tanaman sela diantara
tanaman utama dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan
petani dari hasil tanaman sela.
i. Sektor Peternakan
Populasi ternak besar seperti sapi dan kerbau dominan berada di
wilayah pesisir sedangkan ternak kecil seperti kambing dan domba
dominan di wilayah pegunungan.
j. Perikanan
Potensi Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Pesisir Barat
tersebar di 11 kecamatan terdiri potensi perikanan tangkap dan
perikanan budidaya. Perikanan tangkap Kabupaten Pesisir Barat
sepanjang ± 210 km dari garis pantai atau 19% dari panjang garis
pantai Provinsi Lampung, yang langsung berhadapan dengan Samudera
Hindia. Sejauh 0 – 4 mil (± 168.941 ha) adalah merupakan wilayah
tangkap yang dikelola Kabupaten Pesisir Barat dengan Jumlah nelayan
mencapai 2.252 orang.
Potensi penangkapan mencapai 142.197 ton/th (Tim IPB,1999)
dengan total produksi mencapai 10.977,8 ton (tahun 2011) atau hanya
7,7%. Potensi ikan bernilai ekonomis tinggi diantaranya Tuna, Setuhuk
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 118 -
(Blue marlin) lobster dan lain-lain. Selain perikanan tangkap
Kabupaten Pesisir Barat juga memiliki potensi untuk pengembangan
perikanan air tawar dan budidaya, karena masih terdapat banyak rawa
yang bisa diberdayakan menjadi kolam budidaya air tawar dan sungai-
sungai yang dimanfaatkan airnya sebagai sumber pengairan kolam-
kolam tersebut.
Setiap tahun terjadi peningkatan konsumsi ikan yang disebabkan
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dan tingkat pengetahuan
bahwa kandungan protein pada ikan yang sangat tinggi yang
bermanfaat bagi kesehatan dan menambah kecerdasan anak.
k. Kehutanan
Permasalahan umum yang menyangkut kawasan hutan dan
menyebabkan perambahan setiap tahun selalu bertambah, yang
menyebabkan tekanan terhadap kawasan hutan meningkat dan pada
akhirnya bermuara pada meningkatnya lahan kritis adalah tata batas
lahan yang tidak jelas atau bergeser karena banyaknya patok penanda
kawasan hutan yang hilang, besarnya tuntutan atas pemukiman,
tuntutan masyarakat akan tanah dan sengketa pengelola izin wisata
buru. Solusi atas permasalahan diatas melibatkan multipihak dan
memerlukan proses rekonstruksi batas wilayah hutan yang memerlukan
dana dan sumberdaya yang tidak sedikit.
l. Pertambangan, Energi dan Penggalian
Pertambangan dan Energi di wilayah Pesisir Barat dipengaruhi
oleh faktor dan proses geologi yang terjadi didaerah tersebut. Daerah
kecamatan Lemong, Pesisir utara, Karya Penggawa, Pesisir tengah,
Pesisir selatan dan Bengkunat,memiliki potensi batuan asam granit,
batu gamping batuan malihan/metamorftuf Lampung dan aluvium serta
potensi listrik mikro hidro. Berdasar analisa lokasi didapatkan bahwa
didaerah Pesisir selatan terdapat batubara, emas di Pesisir selatan,
Pesisir tengah dan lemong. Tanah diatome ada di Bengkunat, Trass di
kecamatan Pesisir utara.
m. Industri Pengolahan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 119 -
Usaha Industri unggulan Kabupaten Pesisir Barat yaitu Kawasan
Usaha Agro Terpadu (KUAT) di Kecamatan Pesisir Selatan disamping
Industri kecil mempunyai peran cukup penting dalam mengatasi
masalah pengangguran, akan tetapi jumlah usaha IKM ini kurang
mengembirakan disebabkan inovasi dan kreasi produk IKM amat
minim, pemasaran yang terbatas, penguasaan teknologi yang masih
sederhana.
II.1.2 Aspek Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Pesisir Barat pada tiap kecamatan tidak
stabil yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain penduduk pindah, datang,
lahir dan meninggal.
Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat adalah 155.182
orang yang terdiri dari 78.877 orang penduduk laki-laki dan 78.877 orang
penduduk perempuan. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk Kabupaten
Pesisir Barat tahun 2014.
Tabel II.8
Jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat
Berdasarkan Jenis Kelamin Per-Bulan Maret Tahun 2014
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 PESISIR SELATAN 12.150 11.376 23.526
2 PESISIR TENGAH 9.634 8.954 18.588
3 PESISIR UTARA 4.496 4.223 8.719
4 KARYA PENGGAWA 7.868 7.518 15.386
5 LEMONG 6.815 5.992 12.807
6 BENGKUNAT 5.042 4.714 9.756
7 NGAMBUR 10.479 9.878 20.357
8 BENGKUNAT BELIMBING 11.144 12.865 24.009
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 120 -
9 WAY KRUI 4.860 4.609 9.469
10 KRUI SELATAN 5.428 5.229 10.657
11 PULAU PISANG 961 947 1.908
Jumlah 78.877 76.305 155.182
Sumber: Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Penduduk Kabupaten Pesisir Barat pada umumnya menempati wilayah
yang memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan wilayah lain dan
menempati daerah yang nyaman. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten
Pesisir Barat menunjukkan trend yang meningkat seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk di Kabupaten Pesisir Barat yang meningkat. Kepadatan
penduduk menunjukkan tingkat perbandingan antara jumlah penduduk dan luas
lahan di Kabupaten Pesisir Barat, semakin tinggi kepadatan penduduk
mengindikasikan pada tingkat kerapatan penggunaan lahan untuk kawasan
terbangun, sehingga bisa dikatakan semakin tinggi beban lingkungan hidup.
Penduduk Kabupaten Pesisir Barat tersebar dalam 11 kecamatan dengan
kepadatan yang berbeda pada setiap kecamatan. Penduduk di Kecamatan
Bangkunat Belimbing merupakan penyumbangpenduduk terbesar pada Kabupaten
Pesisir Barat, sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah di
Kecamatan Pulau Pisang.Wilayah dengan penduduk paling padat adalah di
kecamatan Krui Selatan dengan kepadatan ±294 orang/Km dimana memang
wilayah ini merupakan wilayah datar yang cocok untuk wilayah pemukiman.
Tabel II.9
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan Di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013 dan Tahun 2014
Kecamatan
Luas
Tahun 2013 Tahun 2014
Penduduk
(Orang) Kepadatan
Penduduk
(Orang/Km)
Penduduk
(Orang) Kepadatan
Penduduk
(Orang/Km) Km² % Jumlah % Jumlah %
PESISIR
SELATAN 409,17 14,07 21.762 14,98 53 23.526 15,16 57
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 121 -
PESISIR
TENGAH 120,64 4,15 18.358 12,64 152 18.588 11,98 154
PESISIR
UTARA 84,27 2,90 8.202 5,65 97 8.719 5,62 103
KARYA
PENGGAWA 211,13 7,26 14.292 9,84 68 15.386 9,91 73
LEMONG 454,99 15,65 14.365 9,89 32 12.807 8,25 28
BENGKUNAT 215,03 7,40 7.620 5,25 35 9.756 6,29 45
NGAMBUR 327,17 11,25 17.953 12,36 55 20.357 13,12 62
BENGKUNAT
BELIMBING 943,7 32,46 24.009 16,53 25 24.009 15,47 25
WAY KRUI 40,92 1,41 8.328 5,73 204 9.469 6,10 231
KRUI
SELATAN 36,25 1,25 8.531 5,87 235 10.657 6,87 294
PULAU
PISANG 64 2,20 1.858 1,28 29 1.908 1,23 30
Sumber: BPS Tahun 2013, Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014 diolah.
Berdasarkan struktur umur penduduk, penduduk Kabupaten Pesisir Barat
tergolong penduduk early intermediate. Struktur umur penduduk tipe ini
menunjukkan tingkat kelahiran bayi sudah mulai dapat dikendalikan dan angka
kematian mulai menurun. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Pesisir Barat
sebesar 111 menerangkan bahwa setiap 100 perempuan terdapat 111 laki-laki.
Penduduk Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel II.10
Jumlah Penduduk Pesisir Barat Berdasarkan Kelompok Umur
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
KELOMPOK
UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 122 -
0-4 5.614 5.869 11.483
5-9 6.949 6.711 13.660
10-14 7133 6936 124.506
15-19 6299 6711 2.992
20-24 6920 6234 2.541
25-29 6699 6486 11.483
Bersambung...
Sambungan Tabel II.10
KELOMPOK
UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
30-34 6515 6171 13.660
35-39 6586 6425 124.506
40-44 5481 5310 2.992
45-49 5256 5071 2.541
50-54 4196 3951 13.660
55-59 3320 3245 124.506
60-64 3000 2653 2.992
65-69 2007 1901 2.541
70-74 1567 1425 13.660
75+ 1335 1206 124.506
Jumlah / Total 78.877 76.305 155.182
Sumber : Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
II.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 123 -
Kesejahteraan masyarakat merupakan issu penting dan strategis dalam
RKP 2013 disamping penguatan perekonomian. Kebijakan nasional tersebut
sudah layaknya ditangkap oleh seluruh pemerintah baik provinsi maupun
kabupaten/kota, yang pada 2013 mengambil tema kebijakan pembangunan
”PEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN
DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT”, dengan Unsur – unsur
pokok tema sebagai berikut :
1. Daya Saing
2. Daya Tahan Ekonomi (resilience)
3. Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat
4. Stabilitas Sosial dan Politik
Kondisi perekonomian Nasional mencatat bahwa perekonomian
Indonesia pada 2013 ditargetkan tumbuh cukup tinggi sebesar 6,8%.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi yang terus meningkat dan
investasi yang tetap kuat, sementara ekspor diprakirakan akan membaik.
Meskipun pertumbuhan 2013 sedikit di bawah target APBN 2013 sebesar 6,5
persen, capaian pertumbuhan pada kisaran 6,3 persen merupakan sebuah prestasi
yang patut diapresiasi karena dicapai pada saat perekonomian global mengalami
perlambatan. Secara kuantitas maupun kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia
meningkat menjadi 5.0 persen pada tahun 2004 dalam periode 2005-2013.
Sementara itu, Inflasi 2012 mencapai 4,30% (yoy) dan ke depan, Bank Indonesia
meyakini inflasi akan tetap terkendali, dengan asumsi dasar ekonomi makro
sebagai berikut :
Tabel II.11
Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2007-2014
Indikator 2007
LKPP
2008
LKPP
2009
LKPP
2010
LKPP
2011
LKPP
2012
APBNP
2013
APBN
2014
APBN
Pertumbuhan ekonomi (%
yoy)
6,3 6,0 4,6 6,2 6,5 6,5 6,8 6,0 %
Inflasi (% yoy) 6,6 11,1 2,8 6,96 3,79 6,8 4,9 5,5 %
NIlai tukar rupiah (Rp/$) 9.140 9.691 10.408 9.087 8.779 9.000 9.300 10.500
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 124 -
SukuBunga SPN 3 bulan rata-
rata (%)*)
8,0 9,3 7,6 6,6 4,8 5,0 5,0 5,5
Harga Minyak mentah
Indonesia ($/barrel)
72,3 97 61,6 79,4 111,5 105,0 100,0 105
Lifting MInyak (ribu barel/hr) 899 931 944 954 900 930 900 870
Lifting Gas (ribu barel/hr
setara minyak)
- - - - - - 1.360 1240
Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan
pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro
ekonomi yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen.
Komponen- komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
1) Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Barat (Kabupaten Induk
dimana Kabupaten Pesisir Barat masih tergabung di dalamnya) atas dasar
harga berlaku pada tahun 2011 adalah Rp. 1.106.887,31, tahun 2012
menjadi Rp.1.266.944,39, tahun 2013 mencapai Rp.1.392.640,31 dan tahun
2014 diperkirakan akan naik menjadi Rp.1.601.536,36* Jika dilihat dari
PDRB pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Barat pada Tahun 2012
naik 14.46% dari tahun sebelumnya , pada Tahun 2013 hanya naik 9.92%
dan pada Tahun 2014 diharapkan dapat naik minimal 12,19% asumsi ini
didasarkan pada rata-rata kenaikan PDRB dua tahun sebelumnya. Bahwa
Kabupaten Pesisir Barat yang sudah berubah status menjadi Daerah
Otonomi Baru (DOB) mempunyai banyak sektor yang masih sangat mampu
untuk lebih dikembangkan lagi sebagi penyumbang PDRB. Sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan pada tahun tahun 2011 sebesar
Rp.507.766,14, tahun 2012 naik menjadi sebesar Rp.547.164,14, tahun
2013 menjadi Rp.570.948,50, tahun 2014 diperkirakan akan naik menjadi
Rp.656.590,77(angka sementara dengan asumsi kenaikan 15%). Kondisi
perekonomian Kabupaten Pesisir Barat dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) PDRB Harga Berlaku
Pada Tahun 2013 PDRB ADHB penyumbang tertinggi
Kabupaten Pesisir Barat adalah disektor pertanian dengan PDRB Rp.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 125 -
761.162,75 atau 54,66% dan kedua dari sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran sebesar Rp.189.057,90 atau 13,57% (ADHB). Peningkatan
PDRB Kabupaten Pesisir Barat dari sektor sektor lain masih sangat
mungkin dapat ditingkatkan terutama di sektor industri dan
Transportasi. PDRB Kabupaten Pesisir Barat menurut harga berlaku
dapat dilihat pada Tabel II.12 dibawah ini:
Tabel II.12
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PESISIR BARAT
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
TAHUN 2011- 2014
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
1. PERTANIAN 602.048,79 703.023,74 761.162,75 853.948,48
2. PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN
30.018,87 32.601,19 35.960,76 40.344,38
3. INDUSTRI
PENGOLAHAN
32.586,07 35.255,19 40.096,20 44.983,93
a. Industri Tanpa Migas 32.586,07 35.255,19 40.096,20 44.983,93
4. LISTRIK, GAS & AIR
BERSIH
4.557,87 4.987,01 5.836,08 6.547,50
a. Listrik 4.325,99 4.701,92 5.496,14 6.166,12
b. Gas
c. Air Bersih 231,88 285,09 339,94 381,38
5. BANGUNAN 32.350,48 34.612,48 37.225,02 41.762,75
6. PERDAG., HOTEL &
RESTORAN
152.469,07 166.352,79 189.057,90 212.104,06
a. Perdagangan Besar &
Eceran
145.639,24 158.412,68 179.979,78 201.919,32
b. Hotel 1.029,96 1.363,23 1.531,39 1.718,06
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 126 -
c. Restoran 5.799,87 6.576,88 7.546,73 8.466,68
7. PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI
48.429,60 56.232,70 63.673,10 71.434,86
a. Pengangkutan 26.575,56 33.050,53 38.392,36 43.072,39
Bersambung...
Sambungan Tabel II.12
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
1. Angkutan Rel
2. Angkutan Jalan Raya 26.575,56 33.050,53 38.373,36 43.051,07
3. Angkutan Laut
4. Angk. Sungai, Danau &
Penyebr.
5. Angkutan Udara 21,32
6. Jasa Penunjang
Angkutan
b. Komunikasi 21.854,05 23.182,17 25.280,75 28.362,47
1. Pos dan
Telekomunikasi
2. Jasa Penunjang
Komunikasi
8. KEU. PERSEWAAN, &
JASA PERUSAHAAN
34.587,88 37.839,43 43.863,30 49.210,23
a. Bank 16.478,15 17.554,73 21.307,29 23.904,65
b. Lembaga Keuangan
tanpa Bank
673,59 713,97 806,67 905,00
c. Jasa Penunjang
Keuangan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 127 -
d. Sewa Bangunan 16.532,80 18.563,61 20.553,04 23.058,46
e. Jasa Perusahaan 903,33 1.007,12 1.196,29 1.342,12
9. JASA-JASA 169.838,69 196.039,86 215.765,20 242.066,98
a. Pemerintahan Umum 153.431,65 177.082,66 194.447,08 218.150,18
1. Adm. Pemerintah &
Pertahanan
102.032,23 117.759,97 130.279,54 146.160,62
2. Jasa Pemerintah lainnya 51.399,41 59.322,69 64.167,54 71.989,56
b. Swasta 16.407,04 18.957,20 21.318,12 23.916,80
1. Sosial Kemasyarakatan 14.080,52 16.476,23 18.573,28 20.837,36
2. Hiburan & Rekreasi 381,21 425,82 495,57 555,98
3. Perorangan &
Rumahtangga
1.945,31 2.055,15 2.249,27 2.523,45
PDRB DENGAN MIGAS 1.106.887,31 1.266.944,39 1.392.640,31 1.562.403,17
Sumber : BPS Lampung Barat 2014
*Angka Prediksi
Laju pertumbuhan PDRB menurut harga berlaku selama tiga
tahun terakhir cenderung berfluktuasi, hampir disemua sektor,
walaupun dengan trend yang berbeda. Namun demikian mengingat
dalam kurun tiga tahun terakhir merupakan tahun awal terbentuk dan
berdirinya Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi Baru
(DOB) yang sudah terpisah dengan kabupaten induk (Kabupaten
Lampung Barat) menurunnya laju PDRB ADHB diharapkan akan
kembali stabil di Tahun 2015 yang akan datang.
Walaupun kondisi laju pertumbuhan berfluktuasi, namun dalam
kurun tiga tahun terakhir tidak ada kecenderungan pergeseran peran,
sektor Perdagangan, Hotel dan Rentoran tetap menjadi primadona
sebagai penyumbang PDRB dan laju pertumbuhannya naik 2,5-5%.
Dalam Tabel II.13, diinformasikan struktur, total dan laju
pertumbuhan masing-masing sektor serta laju pertumbuhan PDRB
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 128 -
tahun 2014. Mengingat sampai dengan saat ini PDRB 2014 belum
terpublikasikan, maka angka-angka tersebut adalah angka perkiraan
yang bersifat sementara yang diperoleh atas dasar laju pertumbuhan
series PDRB dua tahun sebelumnya yang merupakan masa peralihan
kabupaten Pesisir Barat berpisah dari Kabupaten Lampung Barat.
Tabel II.13
LAJU PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PESISIR BARAT
ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2012- 2014 (Persen)
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
1. PERTANIAN 16,77 8,27 12,52
a. Tanaman Bahan Makanan 26,12 14,52 20,32
b. Tanaman Perkebunan 9,72 8,53 9,12
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 11,05 8,87 9,96
d. Kehutanan 15,45 4,63 10,04
e. Perikanan 17,50 5,08 11,29
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8,60 10,31 9,45
a. Minyak dan Gas Bumi
b. Pertambangan tanpa Migas
c. Penggalian 8,60 10,31 9,45
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 8,19 13,73 10,96
a. Industri Migas
1. Pengilangan Minyak Bumi
2. Gas Alam Cair
b. Industri Tanpa Migas 8,19 13,73 10,96
1. Makanan, Minuman dan Tembakau
Bersambung...
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 129 -
Sambungan Tabel II.13
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya
4. Kertas dan Barang Cetakan
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet
6. Semen & Brg. Galian bukan logam
7. Logam Dasar Besi & Baja
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya
9. Barang lainnya
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 9,42 17,03 13,22
a. Listrik 8,69 16,89 12,79
b. Gas
c. Air Bersih 22,95 19,24 21,09
5. BANGUNAN 6,99 7,55 7,27
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9,11 13,65 11,38
a. Perdagangan Besar & Eceran 8,77 13,61 11,19
b. Hotel 32,36 12,34 22,35
c. Restoran 13,40 14,75 14,07
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 16,11 13,23 14,67
a. Pengangkutan 24,36 16,16 20,26
1. Angkutan Rel
2. Angkutan Jalan Raya 24,36 16,11 20,23
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 130 -
3. Angkutan Laut
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr.
5. Angkutan Udara
6. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi 6,08 9,05 7,56
1. Pos dan Telekomunikasi
2. Jasa Penunjang Komunikasi
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9,40 15,92 12,66
a. Bank 6,53 21,38 13,95
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 6,00 12,98 9,49
c. Jasa Penunjang Keuangan
Bersambung...
Sambungan Tabel II.13
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
d. Sewa Bangunan 12,28 10,72 11,50
e. Jasa Perusahaan 11,49 18,78 15,14
9. JASA-JASA 15,43 10,06 12,74
a. Pemerintahan Umum 15,41 9,81 12,61
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 15,41 10,63 13,02
2. Jasa Pemerintah lainnya 15,42 8,17 11,79
b. Swasta 15,54 12,45 14,00
1. Sosial Kemasyarakatan 17,01 12,73 14,87
2. Hiburan & Rekreasi 11,70 16,38 14,04
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 131 -
3. Perorangan & Rumahtangga 5,65 9,45 7,55
PDRB DENGAN MIGAS 14,46 9,92 12,19
PDRB TANPA MIGAS -- - -
Sumber : BPS Lampung Barat 2014
*Angka Prediksi
2). PDRB Harga Konstan
Secara konstan selama kurun waktu (2011-2013) PDRB tumbuh
antara 3,00 hingga 9,00 %.Kuatnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
dalam struktur perekonomian Kabupaten Pesisir Barat merupakan indikasi
bahwa sektor ini merupakan sektor yang sangat layak dikembangkan menjadi
strategi pembangunan Kabupaten Pesisir Barat selain sektor pertanian yang
tetap menempati ururtan pertama dan sektor pertanian juga masih dapat
ditingkatkan lagi. Kondisi perekonomian 2014, diperkirakan tetap tumbuh
walaupun tidak tajam, angka prediksi 4,03 % relatif aman sebagai fondasi
perekonomian Kabupaten Pesisir Barat, dimana angka tersebut berada pada
laju rata – rata PDRB ADHK kurun waktu dua tahun (2012-2013).
Menurunnya laju pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat di
Tahun 2013 disebabkan penghitungan komponen PDRB ADHK yang
semakin menyempit sejak Kabupaten Pesisir Barat berpisah dari Kabupaten
Lampung Barat.
Secara komparatif kondisi PDRB dan laju pertumbuhannya antara
tahun 2011-2013 dan prediksi 2014 bisa dilihat pula pada Tabel II.4 dan
Tabel II.15 sebagai berikut :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 132 -
Tabel II.14
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PESISIR BARAT ATAS DASAR
HARGA KONSTAN TAHUN 2011- 2014
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014
1. PERTANIAN 282.278,33 306.77,36 315.946,94 328.234,62
2. PERTAMBANGAN
& PENGGALIAN
15.294,32 15.924,48 16.894,63 17.469,75
a. Minyak dan Gas Bumi - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - -
c. Penggalian 15.294,32 15.924,48 16.894,63 17.469,75
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 18.255,23 18.805,15 20.270,30 0,30
a. Industri Tanpa Migas 18.255,23 18.805,15 20.270,30 20.270,30
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.555,12 2.686,31 3.063,65 3.259,52
a. Listrik 2.360,22 2.463,60 2.806,98 2.978,38
b. Gas
c. Air Bersih 194,91 222,71 256,67 281,92
5. BANGUNAN 22.188,70 23.172,04 24.752,26 24.752,26
6. PERDAG., HOTEL
& RESTORAN
105.094,79 111.315,06 116.457,47 120.548,39
a. Perdagangan Besar & Eceran 99.763,22 105.297,97 109.932,09 113.577,75
b. Hotel 542,45 611,78 658,09 702,74
c. Restoran 4.789,12 5.405,30 5.867,28 6.286,07
7. PENGANGKUTAN
& KOMUNIKASI
21.552,84 24.268,72 25.921,98 27.599,42
a. Pengangkutan 12.186,00 14.363,58 15.332,67 16.590,79
1. Angkutan Rel
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 133 -
2. Angkutan Jalan Raya 12.186,00 14.363,58 15.322,89 16.576,73
3. Angkutan Laut
4. Angk. Sungai, Danau
& Penyebr.
5. Angkutan Udara 9,78 9,78
6. Jasa Penunjang Angkutan
b. Komunikasi 9.366,84 9.905,15 10.589,31 11.035,97
1. Pos dan Telekomunikasi
2. Jasa Penunjang Komunikasi
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA
PERUSAHAAN
17.109,54 17.951,54 19.443,00 20.300,40
a. Bank 7.609,73 7.956,17 8.479,60 8.794,24
b. Lembaga Keuangan tanpa
Bank
251,92 262,84 285,73 298,15
c. Jasa Penunjang Keuangan
Bersambung...
Sambungan Tabel II.14
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014
d. Sewa Bangunan 8.642,00 9.093,17 10.002,78 10.510,38
e. Jasa Perusahaan 605,90 639,36 674,90 699,82
9. JASA-JASA 23.457,27 26.293,48 28.198,28 30.015,69
a. Pemerintahan Umum 16.886,27 19.274,39 20.622,82 22.075,92
1. Adm. Pemerintah
& Pertahanan
11.229,37 12.861,74 13.817,29 14.828,99
2. Jasa Pemerintah lainnya 5.656,90 6.412,65 6.805,53 7.247,58
b. Swasta 6.571,00 7.019,09 7.575,46 7.947,82
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 134 -
1. Sosial Kemasyarakatan 5.342,67 5.735,80 6.203,95 6.524,91
2. Hiburan & Rekreasi 91,53 97,30 105,55 110,75
3. Perorangan
& Rumahtangga
1.136,80 1.185,99 1.265,96 1.312,68
TOTAL PDRB DENGAN MIGAS 507.786,14 547.164,14 570.948,50 593.979,95
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014
* Angka Prediksi
Tabel II.15
LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
TAHUN 2011 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
1. PERTANIAN 8,67 3,00 5,83
a. Tanaman Bahan Makanan 20,84 6,44 13,64
b. Tanaman Perkebunan 6,86 3,10 4,98
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,81 2,30 3,56
d. Kehutanan 3,13 0,66 1,89
e. Perikanan 3,57 0,82 2,19
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,12 6,09 5,11
a. Minyak dan Gas Bumi -
b. Pertambangan tanpa Migas -
c. Penggalian 4,12 6,09 5,11
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,01 7,79 5,40
a. Industri Migas -
1. Pengilangan Minyak Bumi -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 135 -
Bersambung..
Sambungan Tabel II.15
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
2. Gas Alam Cair -
b. Industri Tanpa Migas 3,01 7,79 5,40
1. Makanan, Minuman dan Tembakau -
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki -
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya -
4. Kertas dan Barang Cetakan -
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet -
6. Semen & Brg. Galian bukan logam -
7. Logam Dasar Besi & Baja -
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya -
9. Barang lainnya -
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5,13 14,05 9,59
a. Listrik 4,38 13,94 9,16
b. Gas -
c. Air Bersih 14,27 15,25 14,76
5. BANGUNAN 4,43 6,82 5,63
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5,92 4,62 5,27
a. Perdagangan Besar & Eceran 5,55 4,40 4,97
b. Hotel 12,78 7,57 10,18
c. Restoran 12,87 8,55 10,71
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 12,60 6,81 9,71
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 136 -
a. Pengangkutan 17,87 6,75 12,31
1. Angkutan Rel -
2. Angkutan Jalan Raya 17,87 6,68 12,27
3. Angkutan Laut -
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. -
5. Angkutan Udara -
6. Jasa Penunjang Angkutan -
b. Komunikasi 5,75 6,91 6,33
1. Pos dan Telekomunikasi -
2. Jasa Penunjang Komunikasi -
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 4,92 8,31 6,61
Bersambung..
Sambungan Tabel II.15
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
a. Bank 4,55 6,58 5,57
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 4,34 8,71 6,52
c. Jasa Penunjang Keuangan -
d. Sewa Bangunan 5,22 10,00 7,61
e. Jasa Perusahaan 5,52 5,56 5,54
9. JASA-JASA 12,09 7,24 9,67
a. Pemerintahan Umum 14,14 7,00 10,57
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 14,54 7,43 10,98
2. Jasa Pemerintah lainnya 13,36 6,13 9,74
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 137 -
b. Swasta 6,82 7,93 7,37
1. Sosial Kemasyarakatan 7,36 8,16 7,76
2. Hiburan & Rekreasi 6,30 8,48 7,39
3. Perorangan & Rumahtangga 4,33 6,74 5,54
PDRB DENGAN MIGAS 7,75 4,35 6,05
PDRB TANPA MIGAS
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014
* Angka Prediksi
Persentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Pesisir
Barat tahun 2011 s.d 2014 atas dasar konstan selama empat tahun terakhir
cukup seimbang artinya dari nilai kontribusi masing-masing sektor terhadap
PDRB nilainya konstan. Dari kesembilan sektor yang ada sektor Primer
merupakan sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling besar. Sektor
ini terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; penggalian;
industri pengolahan; listrik dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan
restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan; dan jasa-jasa. Pada tahun 2013 sektor yang memberikan
kontribusi paling tinggi terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat adalah
sektor pertanian, yaitu sebesar 55,33 %,sedangkan sektor perdagangan, hotel
dan restoran berada di urutan kedua yaitu sebesar 20,39 %. Sedangkan
sektor lain yang kontribusinya terhadap PDRB kecil masih dapat
ditingkatka karena pada dasarnya semua sektor penunjang PDRB Kabupaten
Pesisir Barat merupakan potensi yang layak dikembangkan dan menjadi
penunjang perekonomian Kabupaten Pesisir Barat.
Tabel II.16
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2014
Tahun
PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
2011 1.106.887,31 507.786,14
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 138 -
2012 1.266.944,39 547.164,14
2013 1.392.640,31 570.948,50
2014* 1.562.403,17 589.649,80
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
*Angka Prediksi
Gambar II.8
Grafik PDRB Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2011-2013 dan Prediksi Tahun 2014
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
*Angka Prediksi
Tabel II.17
Laju PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan
Tahun 2011-2014
Tahun PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
2012 14,46 7,75
2013 9,92 4,35
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 139 -
2014* 12,19 6,05
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
*Angka Prediksi
Gambar II.9
Laju PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan
Atas Dasar Harga KonstanTahun 2012-2014
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
*Angka Prediksi
3) Konstribusi Sektor Perekonomian Terhadap PDRB
Ada tiga kelompok sektor dalam PDRB menurut lapangan usaha,
yaitu kelompok sektor Primer, kelompok Sektor Sekunder dan kelompok
Sektor Tersier. Kelompok Sektor Primer terdiri dari sektor Pertanian dan
Pertambangan, Kelompok sektor Sekunder terdiri dari sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor konstruksi dan
bangunan, sedangkan kelompok sektor tersier terdiri dari 4 (empat) sektor
lainnya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan
dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta
sektor jasa-jasa lainnya. Dari tabel di atas, kelompok sektor Primer
memegang dominasi paling kuat dalam struktur ekonomi Kabupaten Pesisir
Barat atau dapat dikatakan struktur ekonomi Kabupaten Pesisir Barat adalah
struktur ekonomi yang masih berbasis primer atau sektor tradisional, dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 140 -
pada urutan kedua penyumbang PDRB terbesar adalah di sektor Tersier dan
menunjukan angka yang stabil. Ini merupakan potensi bagi Kabupaten
Pesisir Barat untuk meningkatkan perekonomian di sektor Tersier dan mulai
mengembangkan potensi ekonomi modern yang tidak lagi berbasis atau
mengandalkan sektor Primer atau Tradisional.
Kontribusi sektor perekonomian PDRB Kabupaten Pesisir Barat
untuk masing-masing harga (Harga Berlaku dan Harga Konstan) terlihat
pada Tabel II.18 dan II.19 dan Gambar 10 dan 11.
Tabel II.18
Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
PRIMER 57,10 58,06 57,24 57,24
1. PERTANIAN 54,39 55,49 54,66 54,66
2. PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN 2,71 2,57 2,58 2,58
SEKUNDER 6,28 5,91 5,97 5,97
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2,94 2,78 2,88 2,88
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,41 0,39 0,42 0,42
5. KONSTRUKSI DAN BANGUNAN 2,92 2,73 2,67 2,67
TERSIER 36,62 36,03 36,79 36,79
1. PERDAGANGAN, HOTEL
& RESTORAN 13,77 13,13 13,58 13,58
2. PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI 4,38 4,44 4,57 4,57
3. KEUANGAN, PERSEWAAN, &
JS. PERUSAHAAN. 3,12 2,99 3,15 3,15
4. JASA-JASA 15,34 15,47 15,49 15,49
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 141 -
TOTAL PDRB (Ratus Rp) 1.106.887,31 1.266.944,39 1.392.640,31 1.601.536,36
Sumber : Analisa PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
*Angka Prediksi
Gambar II.10
Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)
Sumber : Analisa PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
*Angka Prediksi
Tabel II.19
Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
PRIMER 58,60 58,97 58,30 58,46
1. PERTANIAN 55,59 56,06 55,34 55,26
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,01 2,91 2,96 2,94
SEKUNDER 8,47 8,16 8,42 8,13
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,60 3,44 3,55 3,41
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 142 -
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,50 0,49 0,54 0,55
5. KONSTRUKSI DAN BANGUNAN 4,37 4,23 4,34 4,17
TERSIER 32,93 32,87 33,28 33,41
1. PERDAGANGAN, HOTEL
& RESTORAN
20,70 20,34 20,40 20,30
2. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 4,24 4,44 4,54 4,65
3. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS.
PERUSAHAAN.
3,37 3,28 3,41 3,42
4. JASA-JASA 4,62 4,81 4,94 5,05
TOTAL PDRB (Ratusan Rp)
507.786,14
547.164,14
570.948,50
589.649,80
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
*Angka Prediksi
Gambar II.11
Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 143 -
*Angka Prediksi
Lebih jauh ditinjau dari peran tertinggi hingga terendah dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Pesisir Barat selama empat tahun terakhir
baik menurut harga berlaku maupun harga konstan dapat dicermati pada
tabel sebagai berikut :
Tabel II.20
Peran Masing-Masing Sektor Dalam Membentuk PDRB
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014
LAPANGAN USAHA
DISTRIBUSI HB DISTRIBUSI HK
2011-2013 2014* 2011-2013 2014*
1. PERTANIAN 54,85 54,66 55,66 55,26
2. PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN 2,62 2,58 2,96 2,94
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2,87 2,88 2,96 3,41
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,41 0,42 0,51 0,55
5. KONSTRUKSI DAN BANGUNAN 2,78 2,67 4,31 4,17
6. PERDAGANGAN, HOTEL
& RESTORAN 13,49 13,58 20,47 20,30
7. PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI 4,46 4,57 4,41
4,65
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, &
JS. PERUSAHAAN. 3,09 3,15 3,35 3,42
9. JASA-JASA 15,44 15,49 4,79 5,05
TOTAL PDRB (Ratus Rp) 1.255.490,67 1.601.536,36 541.966,26 589.649,80
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 144 -
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
*Angka Prediksi
a) Sektor Pertanian
Sektor ini mempunyai peranan penting dalam menyumbang
PDRB Kabupaten Pesisir Barat, sektor ini sangat kuat dan stabil
dikarenakan basis perekonomian Kabupaten Pesisir Barat Masih
tergantung dengan sektor Primer seperti Pertanian, Perkebunan
Peternakan dan Perikanan. Kontribusi paling dominan penyumbang
PDRB 53-57% dari seluruh sektor. Pengembangan disektor ini masih
sangat memungkinkan karena Kabupaten Pesisir Barat memiliki banyak
produk produk unggulan di bidang pertanian tanaman
pangan,perkebunan, dan kehutanan.
Kabupaten Pesisir Barat memiliki Potensi dibidang Pertanian
yang cukup potensi dengan luas lahan persawahan mencapai ± 8.594
Ha. Selain lahan persawahan di Kabupaten Pesisir Barat memiliki lahan
pertanian bukan sawah mencapai ± 64.120 Ha. Besarnya potensi lahan
pertanian tersebut belum diimbangi dengan produktifitasnya,
produktifitas lahan pertanian baru mencapai rata-rata 4,80 Ton Gabah
Kering/ Ha /Tahun. Dimana produksi tersebut masih tergolong rendah.
Rendahnya produktifitas tersebut salah satu kendalanya adalah masih
kurangnya fasilitas irigasi teknis dan rendahnya penerapan teknologi
pertanian serta masih seringnya terjadi kelangkaan pupuk pada saat
dibutuhkan.
Luas tanam padi dan seluruh komoditi palawija cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul
( BLBU ) dan peningkatan kualitas infrastruktur irigasi mampu
meningkatkan pemanfaatan lahan pertahunnya ( indeks pertanaman )
atau dengan kata lain bahwa jumlah lahan pertanian yang tidak tergarap
petani menjadi semakin menurun. Sudah barang tentu dengan adanya
peningkatan luas tanam ini akan menigkatkan pula penyerapan tenaga
kerja di pedesaan sehingga tingkat pengangguran semakin rendah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 145 -
Selain luas tanam dan produksi, kinerja produksi merupakan
indikator berhasil atau tidaknya suatu kegiatan budidaya dilakukan,
karena merupakan titik akhir dari suatu proses budidaya. Apabila luasan
tanam maupun panen cukup tinggi namun total produksinya rendah
maka seluruh proses budidaya yang telah dilakukan dinilai gagal. Akan
tetapi tingkat produksi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan luas
tanam dan luas panen yang tinggi.
Tabel II.48
Lahan Sawah Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013
No Jenis Lahan Persawahan Luas Lahan
1. Sawah Irigasi 4.732 Ha.
2. Tadah Hujan 3.535 Ha.
3. Rawa 191 Ha.
4. Lainnya (folder, rembesan dll) 136 Ha.
TOTAL 8.594 Ha.
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Tabel II.49
Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
Pertanian Sampai Dengan Bulan April 2014 Di Kabupaten Pesisir Barat
No Kecamatan Jenis Pupuk
Urea ZA SP-36 NPK Organik
1 Lemong 0 4 22 55 9
2 Pesisir Utara 120 9 23 41 18
3 Pulau Pisang 0 0 0 0 0
4 Karya Penggawa 96 8 18 46 0
5 Way krui 0 0 0 0 0
6 Pesisir Tengah 104 0 16 64 0
7 Krui Selatan 0 0 0 8 0
8 Pesisir Selatan 190 0 22 92 0
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 146 -
9 Ngambur 98 25 75 265 36
10 Bengkunat 125 0 18 26 9
11 Bengkunat Belimbing 169 6 32 104 28
Total Penyaluran 902 52 226 701 100
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Dalam rangka peningkatan produksi, selain dipengaruhi oleh
kegiatan bantuan benih dan perbaikan infrastruktur irigasi, peningkatan
kemampuan petani tentang cara budidaya yang baik juga ikut
membantu tercapainya peningkatan produksi hasil pertanian. Upaya
peningkatan kemampuan petani tersebut dilaksanakan antara lain
melalui Sekolah Lapang, baik itu Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) maupun Sekolah Lapang Pengendalian
Hama Terpadu (SL-PHT). Melalui pola Sekolah Lapang,
petani dapat menerapkan cara-cara budidaya yang benar dan lebih
intensif dalam mengamati pertumbuhan tanamannya, dari mulai tanam
hingga masa panen. Dengan demikian ancaman-ancaman yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman dapat ditangani lebih dini dan
resiko kegagalan panen dapat ditekan serendah mungkin.
Kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-
PTT) dan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) telah menjadi pilihan
utama bagi upaya pengamanan pertanaman dalam rangka mencapai
hasil produksi yang maksimal. Penerapan SL-PTT dan SL-PHT di
seluruh hamparan pertanaman terbukti telah mampu mengamankan dari
serangan-serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sehingga
pertumbuhan tanaman yang sehat dapat terjaga hingga masa panen.
Kehutanan juga merupakan potensi penyumbang PDRB sektor
Pertanian dengan Luasnya kawasan hutan yang berada di Kabupaten
Pesisir Barat ditambah dengan letak geografisnya yang merupakan
daerah hulu dari beberapa sungai besar, menjadikan Kabupaten ini
memiliki peranan penting sebagai penyeimbang siklus hidrologis,
daerah tangkapan air (catchment area), habitat beberapa flora dan fauna
yang dilindungi, dan penghasil oksigen bagi Provinsi Lampung.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 147 -
Adapun manfaat langsung dari hutan berhubungan erat dengan
fungsi produksi berupa kayu, getah damar, rotan dll yang bersifat
Tangible. Kondisi ini merupakan daya tarik yang kuat untuk terjadinya
eksploitasi terhadap hutan. Eksploitasi berlebihan terhadap hutan dapat
menyebabkan bertambah luasnya lahan kritis, peningkatan illegal
logging, kebakaran hutan dan lain-lain.
Tabel II.50
Hutan Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013
No Jenis Hutan Luas Hutan (Ha)
1. Hutan TNBBS 192.575,0
2. Hutan Lindung Pesisir 9.360,0
3. Hutan Produksi Terbatas 33.358,0
TOTAL 235.293,0
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
b) Sektor Jasa-jasa :
Sektor Jasa-jasa merupakan sektor dengan kontribusi kedua,
yaitu 15-20%. Sektor jasa-jasa terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan
umum dan sub sektor jasa swasta, dimana dalam pembentukan PDRB
sektor ini didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum
sementara sektor swasta yang lebih dominan berperan adalah jasa
hiburan dan rekreasi diikuti jasa sosial dan kemasyarakatan, lalu jasa
perorangan dan rumah tangga. Sektor ini sangat layak dan potensial
untuk dikembangkan dikarenakan sektor jasa dapat masuk dan terlibat
disektor – sektor lainnya.
c) Sektor Perdagangan, hotel dan restoran.
Penyumbang PDRB terbesar ketiga adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran berkisar antara 13,49 %. Laju perkembangan Sektor
ini bekisar antara 9-14% semua sub sektor di sektor ini mengalami
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 148 -
peningkatan. Peningkatan dan pengembangan di sektor ini sangat
mungkin dilakukan di karenakan Kabupaten Pesisir Barat merupakan
wilayah dengan potensi pariwisata yang besar dan sudah dikenal di
tingkat internasional.
d) Sektor Pengangkutan dan komunikasi.
Peran terbesar keempat dalam membentuk PDRB Kabupaten
Pesisir Barat adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
4,46% dibentuk oleh sub sektor pengangkutan 24,36%, khususnya
angkutan jalan raya dan 24,36% dipengaruhi oleh sub sektor
komunikasi 6,08%. Kondisi ini semakin memperkuat peran
Kabupaten Pesisir Barat sebagai kabupaten jasa.
e) Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
Sektor ini perannya menempati urutan kelima dalam
membentuk PDRB total Kabupaten Pesisir Barat. Sesuai visi
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Kota Modern Berbasis Lingkungan,
sektor ini masih sangat mungkin –dikembangan.
f) Sektor Konstruksi dan Bangunan
Sektor ini menempati urutan keenam dalam membentuk PDRB
Kabupaten Pesisir Barat. Sektor ini diharapkan dapat mendongkrak laju
pertumbuhan ekonomi, lebih banyak menyerap tenaga kerja sehingga
pengangguran semakin berkurang dan kesejahteraan rakyat meningkat.
Laju pertumbuhan sektor ini hanya sekitar bekisar 2,78%. Seiring
pengembangan dan pembangunan disegala sektor diharapkan sektor
inipun akan ikut naik.
g) Sektor Industri Pengolahan
Sektor ini menepati urutan ketujuh yaitu sekitar 2,87% dalam
menyumbang PDRB. Pengembangan sektor ini masih sangat mungkin
untuk dikembangkan. Perlu adanya promosi untuk untuk mengundang
investor agar sektor industri juga dapat menjadi sumber perekonomian.
kesilnya sumbangan PDRB disektor ini dikarenakan sektor ini baru
dikelola oleh usaha-usaha kecil dan skala rumah tangga. Peningkatan
sektor ini harus diimbangi perbaikan infrastruktur, penunjang seperti
listrik dan pengelolaan limbah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 149 -
h) Sektor pertambagan dan galian.
Sektor ini menempati urutan kedelapan dalam menyumbang
PDRB Kabupaten Pesisir Barat yaitu bekisar 2,62%. Sektor ini masih
sangat mungkin dapat dikembangkan karena masih banyak di unit -
unit wilayah Kabupaten Pesisir Barat sektor pertambangan yang masih
diusahakan dalam skala kecil. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
untuk lebih mengetahui sumber Daya Alam di sektor pertambangan
yang dapat digali dan diusahakan.
i) Sektor Listrik, Gas dan Air.
Sektor ini adalah penyumbang terkecil PDRB Kabupaten Pesisir
Barat hanya bekisar 0,4% yang kontribusinya adalah sub sektor Listrik
dan Air Bersih.
4) Laju Inflasi
Laju inflasi di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2010 adalah 4,31 % dan
di tahun 2011 naik 9,89% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang
cukup signifikan sebesar 3,67%, begitu juga tahun 2013 turun hingga
mencapai 2,30%. Secara jelas terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel II.21
Tingkat Inflasi Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2010-2013
NO TAHUN INFLASI
KOMULATIF
1. 2010 4,31
2. 2011 9,89
3. 2012 3,67
4. 2013 2,30
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 150 -
II. 1.4 Aspek Kesejahteraan Sosial
1. Pendidikan
a. Angka Melek Huruf
Kesejahteraan sosial dengan beberapa Indikator keberhasilan
dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Pesisir
Barat (berdasarkan data Kabupaten Induk Lampung Barat dan
Kabupaten Pesisir Barat) terdapat perkembangan angka melek huruf
dan penurunan buta aksara setiap tahunnya, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel II.22
Perkembangan Angka Melek Huruf
Tahun 2013-2014
No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014
1. Angka Melek Huruf 99,64 99,66
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Pada tabel di atas, Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2014
dibandingkan dengan Tahun 2010 terdapat peningkatan sebesar 0.38.
Kenaikan Angka Melek Huruf karena meningkatnya jumlah penduduk
yang bersekolah sampai dengan daerah pelosok dengan bertambahnya
jumlah sekolah yang menyebar di setiap kecamatan yang ada di Pesisir
Barat. Untuk meningkatkan angka melek Kabupaten Pesisir Barat pada
Tahun Anggaran 2014 mendapat bantuan pembangunan infrastruktur
pendidikan berupa pembangunan Sekolah Terpadu Al-Kautsar Tahap I
yang pembangunannya saat ini sedang dilaksanakan dengan
pembiayaan melalui APBD Dinas Pendidikan Provinsi Lampung TA
2014, berlokasi di pekon Gedung Cahya Kuningan kecamatan Ngambur
kabupaten Pesisir Barat diatas lahan seluas 1,5 – 2,5 Ha.
Perkembangan penurunan buta aksara pada lima tahun terakhir
di Kabupaten Pesisir Barat, pada tabel :
Tabel II.23
Penurunan Buta Aksara Tahun 2010 – 2014
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 151 -
Tahun 2013 Tahun 2014
0,36 0,34
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
b. Angka Rata-rata Lama Sekolah
Angka Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Pesisir Barat
(Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) selama dua tahun
terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.24
Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2013-2014
No Kabupaten/Kota Tahun 2013 Tahun 2014
1. Kabupaten Pesisir Barat 7,42 9,8
Sumber Dinas Pendidikan Kabupaten PesisirBarat dan BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014
Lamanya sekolah atau years of schooling merupakan ukuran
akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan
sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan
individu tersebut. Rata-rata lama sekolah dapat dijadikan ukuran
akumulasi modal manusia suatu daerah. Rata-rata lama sekolah tahun
2014 di Kabupaten Pesisir Barat mengalami peningkatan sebesar 2,38
% dari tahun sebelumnya.
c. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Sekolah Dasar
merupakan gambaran jumlah penduduk yang sedang mengikuti
pendidikan jenjang sekolah dasar dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia sekolah dasar, gambaran umum APK SD Kabupaten
Pesisir Barat dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel II.25
APK Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 152 -
Uraian Tahun 2014
APK SD 108,20
Gedung Sekolah SD 114
Jumlah Murid 18.001
Jumlah Guru 1.496
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
Pada tahun 2014 Kabupaten Pesisir Barat memiliki Sekolah
Dasar (SD) sebanyak 114 Unit, jumlah murid sebanyak 18.001 siswa
dan jumlah Guru sebanyak 1.496 orang.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) merupakan gambaran jumlah penduduk yg sedang
mengikuti pendidikan jenjang Sekolah Menengah Pertama
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia Sekolah Menengah
Pertama. Gambaran umum APK Pendidikan SMP Kabupaten Pesisir
Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat) dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel II.26
APK Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
Uraian Tahun 2014
APK SMP 74,59
Gedung Sekolah SMP 32
Jumlah Murid 6.139
Jumlah Guru 605
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 153 -
Pada Tahun 2014 adalah data kabupaten Pesisir Barat
banyaknya gedung SMP/MTs 32 unit, jumlah murid 6139 Siswa dan
jumlah Guru sebanyak 606 Orang.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMA) merupakan gambaran jumlah penduduk yg sedang
mengikuti pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia Sekolah Menengah Atas. Gambaran
umum APK Pendidikan SMA Kabupaten Pesisir Barat untuk Tahun
2014 dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel II.27
APK Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
Uraian Tahun 2014
APK SMA 46,81
Gedung Sekolah SMA 12
Jumlah Murid 3.654
Jumlah Guru 323
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
Banyaknya gedung SMA/MA/SKM pada tahun 2014 di
Kabupaten Pesisir Barat adalah 12 unit. Total jumlah guru 323 dan
jumlah murid berjumlah 3.654 orang.
d. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
menggambarkan jumlah penduduk usia sekolah dasar yang mengikuti
jenjang pendidikan sekolah dasar, yang dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia sekolah dasar. Adapun APM Pendidikan Sekolah Dasar
di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk
Lampung Barat) dan data Tahun 2014 untuk Kabupaten Pesisir Barat
adalah sebagai berikut:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 154 -
Tabel II.28
APM Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
APM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (%)
Tahun 2014
108,2
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Untuk Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) menggambarkan jumlah penduduk usia
Sekolah Menengah Pertama yang mengikuti jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Pertama. Adapun APM Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan
Data Kabupaten Induk Lampung Barat) adalah sebagai berikut:
Tabel II.29
APM Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
APM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
(%)
Tahun 2014
89,51
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) menggambarkan jumlah penduduk usia Sekolah Menengah
Atas yang mengikuti jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Adapun APM Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung
Barat) adalah sebagai berikut :
Tabel II.30
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 155 -
APM Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
APM Pendidikan SMA (%)
Tahun 2014
46,810
Sumber Data : Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
3. Kesehatan
Pembangunan kesehatan tetap dititikberatkan pada peningkatan
pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat, promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, perbaikan gizi masyarakat, pengembangan
lingkungan sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
terutama yang sedang digalakkan saat ini sosialisasi dan pemberantasan
penyakit flu burung, mengingat jenis penyakit ini tergolong baru di
temukan di Indonesia dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat.
Selain itu upaya lain yang dilakukan adalah mengoptimalkan
peningkatan kualitas SDM dan sarana prasarana yang ada serta
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat dan
fungsi pelayanan kesehatan. Pada Tahun 2014 Dinas Kesehatan
Kabupaten Pesisir Barat melalui Anggaran APBD Provinsi Lampung
direncanakan akan membangun Rumah Sakit Pratama yang rencana
pembangunannya akan dilaksanakan pertengahan Tahun 2014 berlokasi
di Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Jumlah pasien
gakin yang mendapat askes sampai dengan tahun 2013 adalah 20.472
KK atau 83.778 jiwa (data merupakan data Kabupaten Induk Lampung
Barat dimana Kabupaten Pesisir Barat masih tergabung didalamnya
demikian juga untuk informasi ke depan merupakan data kompilasi
antara kedua kabupaten yang masih belum terpisah).
Berikut beberapa indikator pelayanan kesehatan :
a. Angka Kematian Ibu (AKI) berjumlah 4 kasus, hal ini disebabkan
antara lain karena terlambatnya rujukan pasien ke RSUD Liwa
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 156 -
mengingat kebanyakan mereka berasal dari pekon atau desa yang
lokasinya jauh dari RSUD sehingga terlambat dalam penangangan.
b. Angka Kematian Bayi, terjadi peningkatan dari tahun 2009 sebesar
33 kasus menjadi 42 kasus bayi lahir hidup ditahun 2010, 22 kasus
tahun 2009, 28 kasus tahun 2012, 21 kasus tahun 2013 dan 6 kasus
pada Tahun 2014 hal ini disebabkan karena sudah membaiknya
penanganan medis dan semakin tersedianya jumlah tenaga medis
dan perawat di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
c. Angka Kematian Balita mengalami penurunan dari tahun 2012
terjadi 2 kasus, 2013 terjadi 2 kasus dan Tahun 2014 hanya satu
kasus.
d. Status Gizi Buruk sampai dengan awal tahun 2014 terjadi 5 kasus
tetapi kasus gizi buruk ini disertai dengan penyakit penyerta seperti
TBC, bukan dikarenakan kurangnya asupan makanan dan gizi,
penanganan gizi buruk ini dengan penyedian obat dan tambahan
penyediaan tambahan makanan gizi di Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu.
e. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) tahun 2013 dan 2014
tidak terjadi kasus. Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering terjadi
antara lain kasus demam berdarah dengue (DBD), kasus tetanus
neonatorum (TN), kasus AFP, kasus suspect flu burung, kasus
keracunan makanan, kasus demam chikungunya, kasus filariasis.
Di Kabupaten Pesisir Barat Tersedia 9 Puskesmas dan 20
Puskesmas Pembantu yang tersebar di 11 Kecamatan. Rincian kinerja
pelayanan kesehatan dapat dilihat pada Tabel dan Gambar di bawah ini
:
Tabel II.31
Perkembangan Indikator Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2013– 2014
N0 Uraian Tahun Ket
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 157 -
2013 2014
1 Jumlah kematian
maternal
7 4
45 per 1.000
bayi
2 Angka kematian
bayi/AKB (kasus)
21 6
3 Angka kematian balita 2 1
4 Status gizi buruk 4 5
5 Kejadian Luar Biasa 0 0
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Tabel II.32
Persentase Balita menurut Tipe Daerah dan
Penolong Kelahiran Pertama Tahun 2014
Tipe Daerah Tenaga Kesehatan Bukan Tenaga
Kesehatan
Jumlah
Dokter Bidan Lainnya Dukun Family
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan 46.09 519 - 2.0 - 100.00
Perdesaan 30.34 63.86 - 5.8 - 100.00
Pesisir Barat 38.08 59.79 - 2.13 - 100.00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Air susu ibu (ASI) secara empiris terbukti paling baik
bagi bayi. Tidak ada makanan lain yang lebih lengkap
kandungan gizinya selain ASI. Bayi yang diberi ASI terbukti
memiliki kekebalan tubuh yang lebih, hal ini dikarenakan ASI
mengandung Collostrum. Karena itu indikator ini
menggambarkan kesadaran masyarakat terhadap penyiapan
sumber daya manusia sejak dini. Data Dinas Kesehatan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 158 -
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2014 menggambarkan tingkat
kesadaran masyarakat yang tinggi khususnya ibu dalam hal
pemberian ASI. Sebesar 98,9% balita umur 0-2 tahun pernah
diberi ASI oleh ibunya. Dari 98,9% balita yang pernah diberi
ASI, hanya 11,49% yang diberi ASI kurang dari 6 bulan.
19,30% bahkan diberi ASI hingga usia 2 tahun.
Tabel II.33
Persentase Balita 0-2 Tahun yang Pernah Disusui
menurut Tipe Daerah dan Lamanya Disusui
PERLAKUAN
TERHADAP ASI
PERKOTAAN PERDESAAN PESISIR
BARAT
Apakah pernah diberi ASI?
Ya 53.44% 60.06% 68.14%
Tidak 46.56% 39.94% 31.86%
Lama disusui (bulan):
≤ 5 60% 53% 56.5%
6 – 11 18% 25% 21.5%
12 – 17 11% 10% 10.5%
18 – 23 9% 8% 8.5%
≥ 24 2% 4% 3%
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2014
Indikator keluhan kesehatan bertujuan untuk
memperoleh informasi jenis keluhan apa saja yang sering
dirasakan oleh masyarakat, indikator ini dapat digunakan untuk
menentukan tingkat kesehatan masyarakat di suatu daerah.
Berikut merupakan persentase keluhan kesehatan untuk tiap-tiap
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 159 -
penyakit dari jumlah penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan.
Tabel II.34
Persentase Penduduk menurut Tipe Daerah dan Keluhan Kesehatan Selama
Sebulan Terakhir, 2012
Keluhan Kesehatan Jumlah
Tidak Pernah Pernah
Perkotaan 75.45 24.55 100
Perdesaan 75.76 24.24 100
Lampung Barat 75.74 24.26 100
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
Tabel II.35
Persentase Penduduk menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan
Kesehatan dalam Sebulan Terakhir, 2012
Jenis Keluhan
Kesehatan
Laki-laki Perempuan
Perkotaan Perdesaan Pesisir
Barat
Perkotaan Perdesaan Pesisir
Barat
Panas 6.58 9.24 9.05 4.40 6.67 6.48
Batuk 10.73 11.49 11.44 6.29 9.18 8.93
Pilek 9.69 11.82 11.67 7.86 9.30 9.18
Asma 1.04 1.93 1.87 0.31 0.83 0.79
Diare 0.69 1.40 1.35 0.94 0.72 0.73
Sakit Kepala
Berulang
4.84 4.40 4.43 4.40 3.69 3.75
Sakit Gigi 2.42 1.29 1.37 1.26 1.91 1.85
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 160 -
Keluhan
Lainnya
7.96 8.06 8.05 7.86 9.53 9.39
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
Berdasarkan data hasil susenas 2012, jumlah penduduk
yang mengalami keluhan kesehatan sebesar 24,26% menurun
jika dibandingkan kondisi pada tahun 2011 sebesar 30,70%
penduduk menyatakan pernah mengalami keluhan kesehatan
selama sebulan terakhir sebelum pencacahan (referensi waktu
survei). Keluhan kesehatan yang paling banyak diderita adalah
pilek, yaitu 11,7% untuk laki-laki dan 9,18% untuk perempuan.
Hal ini sesuai dengan keadaan iklim dan cuaca di Kabupaten
Pesisir Barat. Sakit kepala gigi lebih banyak diderita oleh
penduduk perempuan daripada laki-laki. Perempuan yang
mengalami keluhan kesehatan 1,85% diantaranya mengaku
mengalami sakit kepala berulang. Sementara pada penduduk
laki-laki angka ini hanya 1,37%. Penduduk laki-laki ternyata
lebih banyak mengeluh batuk, dan panas.
Rata-rata lama sakit menggambarkan tingkat intensitas
penyakit yang dialami penduduk. Selama periode pencacahan
susenas 2009, rata-rata lama sakit yang diderita oleh penduduk
Pesisir Barat adalah 6,51 hari. Penduduk perempuan memiliki
rata-rata lama hari sakit lebih panjang, yaitu 6,78 hari sedangkan
penduduk laki-laki 6,27 hari.
Tabel II.36
Persentase Penduduk yang Menderita Sakit selama Bulan Referensi menurut Jumlah
Hari Sakit, 2010-2013
Jumlah Hari Sakit 2010 2011 2012 2013
≤ 43,41 43,31 49,16 53,60
4 – 7 35,82 38,40 34,02 28,20
8 – 14 7,74 5,23 5,64 6,4
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 161 -
15 – 21 5,90 7,40 5,71 5,60
22 – 30 7,13 5,66 5,46 6,2
Sumber : Pengolahan SUSENAS KOR 2012 BPS Kab. Lampung Barat 2013
Tabel II.37
Persentase Penduduk Laki-laki yang Menderita Sakit selama
Bulan Referensi menurut Tipe Daerah dan Jumlah Hari Sakit, 2012
Jumlah Perkotaan Perdesaan Pesisir Barat
≤ 3 60.43 55.00 57.96
4 – 7 29.16 27.52 28.42
8 – 14 8.34 2.49 5.68
15 – 21 10.00 4.55
22 – 30 2.07 4.98 3.39
Sumber : Pengolahan SUSENAS KOR 2012 BPS Kab. Lampung Barat
Tabel II.38
Persentase Penduduk Perempuan yang Menderita Sakit selama Bulan Referensi menurut
Tipe Daerah dan Jumlah
JUMLAH HARI
SAKIT
PERKOTAAN PERDESAAN PESISIR BARAT
≤ 3 52.14 54.47 53.23
4 – 7 31.43 24.39 28.14
8 – 14 5.72 7.32 6.46
15 – 21 4.29 7.32 5.70
22 – 30 6.43 6.51 6.46
Sumber : Pengolahan SUSENAS KOR 2012 BPS Kab. Lampung Barat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 162 -
Dari tabel di atas terlihat bahwa data jumlah hari sakit
tidak menyebar secara normal-menceng kanan maka analisis
yang paling tepat untuk mendeskripsikan lama hari sakit adalah
dengan menggunakan median. Median lama hari sakit untuk
Penduduk Kabupaten Pesisir Barat adalah 3 hari, dan lama hari
sakit untuk penduduk laki-laki dan perempuan adalah 3 hari.
Jadi secara dekriptif tidak terdapat perbedaan lama hari sakit
antara penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Pesisir
Barat.
4. Tenaga Kerja
Pada tahun 2012 berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas), diperoleh TPAK Kabupaten Lampung Barat
(Kabupaten Induk) sebesar 82,50%, sebanyak 77,32 persen TPAK
bertempat tinggal di Perkotaan dan 82,76 persen di daerah pedesaan.
Berdasarkan jenis kelamin, TPAK penduduk laki-laki sebesar 90,43
persen dan TPAK penduduk perempuan sebesar 73,26 persen. TPAK
laki-laki lebih tinggi daripada perempuan karena 17,32 persen wanita
yang masuk dalam usia kerja (15-64 tahun) memiliki kegiatan utama
mengurus rumah tangga. Persentase pengangguran di Kabupaten
Lampung Barat (Kabupaten Induk) setiap tahun berfluktuasi dimana
pada tahun 2012 turun dari 6,16 persen pada tahun 2011 menjadi 4,31
persen. Sektor pertanian masih mendominasi lapangan pekerjaan
sebesar 81,22 persen bekerja di sektor pertanian.
5. Seni Budaya dan Olahraga
Dari data Tabel.II.37 sebagian besar merupakan organisasi
kesenian yang sifatnya insidentil dan tidak memiliki ARD, ART serta
kepengurusuan yang masih belum jelas. dimasa yang akan datang akan
dilakukan pendataan ulang terhadap sanggar-sanggar dimaksud untuk
mendapatkan data yang valid sehingga akan mempermudah dalam
pembinaan selanjutnya.
Tabel II.39
SENI DAN BUDAYA TAHUN 2013
MENURUT KECAMATAN KABUPATEN PESISIR BARAT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 163 -
NO KECAMATAN
JUMLAH GRUP
KESENIAN PER 1000
PENDUDUK
JUMLAH GEDUNG
KESENIAN PER
10.000 PENDUDUK
1 2 3 4
1 Pesisir Tengah 3 Tidak Ada
Bersambung......
Sambungan Tabel II.39
NO KECAMATAN
JUMLAH GRUP
KESENIAN PER 1000
PENDUDUK
JUMLAH GEDUNG
KESENIAN PER
10.000 PENDUDUK
2 Karya Penggawa Belum Terdata Tidak Ada
3 Pesisir Selatan 1 Tidak Ada
4 Bengkunat 1 Tidak Ada
5 Lemong Belum Terdata Tidak Ada
6 Pesisir Utara 3 Tidak Ada
7 Bengkunat
Belimbing
Belum Terdata Tidak Ada
8 Ngambur Belum Terdata Tidak Ada
9 Krui Selatan Belum Terdata Tidak Ada
10 Way Krui Belum Terdata Tidak Ada
11 Pulau Pisang Belum Terdata Tidak Ada
Jumlah 8 Nihil
Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013
Gedung Kesenian sebagai sarana untuk mengapresiasikan seni
para seniman sama sekali tidak terdapat di tiap-tiap kecamatan, bahkan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 164 -
di pusat pemerintahan belum terdapat gedung gedung kesenian yang
sangat dibutuhkan oleh para seniman sebagai tempat berekspresinya
para seniman Pesisir Barat.
Selain belum adanya gedung kesenian, minimnya sarana
prasarana dan infastruktur pendukung pengembangan sector
kepariwisataan juga menjadi masalah kurang berkembangnya sektor
wisata di Kabupaten Pesisir Barat. Untuk mengakomodir hal tersebut
pada Tahun Anggaran 2014 Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat
membuat program kegiatan perencanaan untuk pembangunan dan
pengembangan kawasan wisata Labuhan Jukung yang terletak di
Kecamatan Pesisir Tengah.
Tabel II.40
PERKEMBANGAN OLAHRAGA TAHUN 2013
MENURUT KECAMATAN KABUPATEN PESISIR BARAT
NO KECAMATAN
Jumlah Klub
Olahraga Per
10.000 Penduduk
Jumlah
Gedung
Olahraga
Per 10.000
Penduduk
1 Pesisir Tengah 81 -
2 Karya Penggawa 73 -
3 Pesisir Selatan 73 -
4 Bengkunat 16 -
5 Lemong 35 -
6 Pesisir Utara 39 -
7 Bengkunat Belimbing 19 -
8 Ngambur 11 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 165 -
9 Krui Selatan 59 -
10 Way Krui 23 -
11 Pulau Pisang - -
JUMLAH 429 -
Sumber : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014
II.1.5 Aspek Pelayanan Umum
A. Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
Dalam upaya pemenuhan 3 pilar pembangunan pendidikan
dilakukan melalui program pendidikan anak usia dini, wajib belajar
pendidikan dasar sembilan tahun, program pendidikan menengah,
pendidikan non formal, pendidikan luar biasa, program peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan, dan program manajemen pelayanan
pendidikan Kabupaten Pesisir Barat pada Tahun 2013 sebagai Daerah
Otonomi Baru (DOB) masih belum bisa mendukung upaya tersebut
dikarenakan kemampuan fiskal yang terbatas. Alokasi anggaran Belanja
Daerah untuk pembangunan urusan Pendidikan pada tahun 2013 adalah
Rp.361.300.000,- bersumber dari dana hibah Kabupaten Induk Lampung
Barat dan Provinsi Lampung. Selain Belanja Daerah untuk urusan
Pendidikan terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp. 4.400.000,-
yang berasal dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yaitu Sewa
Rumah Dinas di Kecamatan Pesisir Tengah, Karya Penggawa, dan Pesisir
Selatan. Fokus kebijakan dan program hanyalah bersifat rutin bagi
kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan. Dalam hal ini untuk urusan Kesehatan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggungjawab adalah Dinas
Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga.
2. Kesehatan
Kesehatan sangat menunjang aktivitas manusia sehingga
merupakan salah satu aspek utama pembangunan daerah. Pembangunan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 166 -
di bidang kesehatan akan menjadi utuh apabila mampu mewujudkan
sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Selain perlunya peningkatan
pelayanan di bidang kesehatan, pemerintah juga perlu untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan
budaya hidup sehat. Upaya promosi hidup sehat kepada masyarakat
sebagai upaya preventif harus banyak dilakukan dengan harapan
peningkatan derajat hidup sehat masyarakat dapat tercapai. Alokasi
anggaran Belanja Darah untuk pembangunan urusan kesehatan pada
tahun 2013 adalah sebesar Rp 261.300.000,- yang bersumber
pendanaannya dari hibah Kabupaten Induk Lampung Barat dan Provinsi
Lampung. Selain Belanja Daerah untuk urusan Pendidikan terdapat juga
Pendapatan Daerah sebesar Rp. 10.520.000,- yang berasal dari Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah hasil Penyewaan Rumah Dinas Puskesmas,
yaitu PKM Krui, PKM Karya Penggawa, PKM Pugung Tampak, PKM
Lemong, PKM Biha, PKM Ngambur, PKM Bengkunat, PKM Bengkunat
Belimbing. Di karenakan terbatasnya dana, upaya peningkatan
pembangunan bidang kesehatan pada Tahun 2013 fokus kebijakan dan
program hanya bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan
pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan. Dalam hal ini
untuk Urusan Wajib Kesehatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang bertanggungjawab adalah Dinas Kesehatan.
3. Pekerjaan Umum
Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan
Pekerjaan Umum Rp. 711.300.000,-. Selain Belanja Daerah untuk urusan
Pekerjaan Umum terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp.
119.700.625,- yang berasal dari Hasil Pajak Daerah Pajak Pengambilan
Bahan Non Logam dan Batuan yaitu Pasir, Batu dan Tanah dan Pajak Air
Bawah Tanah. Fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi
kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan, terdapat juga capaian kinerja urusan pekerjaan
umum yang lain yaitu tersusunnya Master Plan Tata Ruang Pusat dan
Pemerintahan dan DED Kantor Bupati/Kantor Sekretariat Dewan. Untuk
Urusan Wajib Pekerjaan Umum Satuan Kerja Perangkan Daerah (SKPD)
yang bertanggungjawab adalah Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan
dan Energi.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 167 -
4. Perumahan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah
pada Layanan Urusan Wajib Perumahan dikarenakan masih terbatasnya
kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
5. Penataan Ruang
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah
pada Layanan Urusan Wajib Penataan Ruang dikarenakan masih
terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat. Proses penataan
ruang masih sebatas perencanaan sampai dengan diterbitkannya Perda
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
6. Perencanaan Pembangunan
Pada Tahun 2013 alokasi dana urusan Perencanaan Pembangunan
Rp. 517.900.000,- yang dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang bertanggungjawab adalah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Selain fokus kebijakan dan program
bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik
dalam upaya penguatan kelembagaan, capaian kinerja urusan
Perencanaan Daerah Tahun 2013 adalah tersusunnya statistik Pesisir
Barat Dalam Angka Tahun 2013, Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Pesisir Barat, Penyusunan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014, Penyusunan Rencana Kerja
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014, Penyusunan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) Tahun 2014 dan Penyusunan Prioritas dan Plapon
Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2014 dalam penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014.
7. Perhubungan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 168 -
Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan
Perhubungan adalah Rp. 261.300.000,- Selain Belanja Daerah untuk
urusan Perhubungan terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp.
268.784.450,- yang berasal dari Hasil Retribusi Daerah Retribusi Jasa
Umum, yaitu Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Rp.
7.259.000,-, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Rp. 26.167.500,-,
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Rp. 218.527.950,-,
Retribusi Jasa Usaha Retribusi Terminal Rp. 8.160.000,-, Retribusi
Tempat Khusus Parkir Rp. 7.356.000,- dan Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Izin Trayek Rp. 1.314.000,-. Fokus kebijakan dan program
bersifat rutin bagi kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik
dalam upaya penguatan kelembagaan. Pada Urusan Wajib Perhubungan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggungjawab adalah
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.
8. Lingkungan Hidup
Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan
Lingkungan Hidup adalah Rp. 172.700.00,- Selain Belanja Daerah untuk
urusan Lingkungan Hidup terdapat juga Pendapatan Daerah sebesar Rp.
16.320.000,- yang berasal dari Hasil Retribusi Daerah Retribusi Jasa
Umum, yaitu Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Rp.
16.320.000,-. Fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi
kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan. Pada urusan Lingkungan Hidup Satuan
Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung Jawab dalan
Pelaksanaannya adalah Dinas Lingkungan Hidup.
9. Pertanahan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah
pada Layanan Urusan Wajib Pertanahan dikarenakan masih terbatasnya
kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat. Proses penataan ruang masih
sebatas perencanaan sampai dengan diterbitkannya Perda Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 169 -
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah
pada Layanan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil
dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir
Barat. Sementara untuk pelayanan kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Pesisir Barat masih bergabung dengan Urusan Wajib Sosial.
11. Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah
pada Layanan Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dikarenakan
masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah
pada Layanan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
dikarenakan masih terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir
Barat.
13. Sosial
Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan Sosial
adalah Rp. 261.300.000,-. Fokus kebijakan dan program bersifat rutin
bagi kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan. Pada urusan Wajib Sosial Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung Jawab dalam
Pelaksanaannya adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Transmigrasi,
Kependudukan dan Catatan Sipil.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 170 -
14. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pada Tahun 2013 alokasi anggaran Belanja Daerah urusan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah Rp. 261.300.000,-. Selain
Belanja Daerah terdapat Pendapatan Daerah dengan nilai Rp.
84.840.000,-. Fokus kebijakan dan program bersifat rutin bagi
kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan. Pada urusan Sosial Satuan Perangkat Daerah
(SKPD) yang bertanggung Jawab dalam Pelaksanaannya adalah Dinas
Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan.
15. Penanaman Modal
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum dapat mengalokasikan angaran Belanja Daerah
pada Layanan Urusan Wajib Penanaman Modal dikarenakan masih
terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
16. Kebudayaan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan
Urusan Wajib Kebudayaan yang masih digabungkan dengan Urusan
Wajib Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, dikarenakan masih
terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
17. Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada Layanan
Urusan Wajib Pemuda dan Olah Raga yang masih digabungkan dengan
Urusan Wajib Pendidikan dan Kebudayaan, dikarenakan masih
terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 171 -
18.Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Pada Tahun 2013 Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung
Jawab dalam Pelaksanaannya adalah:
1. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Secara umum urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri yang dalam hal ini pelaksanaannya dilakukan oleh
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik meliputi Pengembangan
wawasan kebangsaan sebagai perwujudan kecintaan kepada tanah air
dan bangsa, termasuk didalamnya pencegahan dan penanggulangan
konflik antar kepentingan, penguatan hubungan kelembagaan
(organisasi sosial – politik) serta pendidikan politik masyarakat,
dalam upaya peningkatan partisipasi pemilih dalam Pemilu,
meningkatnya partisipasi perempuan baik dalam susunan pengurus
partai maupun dalam susunan lembaga legislatif serta berkurangnya
konflik yang disebabkan oleh pesta demokrasi. Alokasi anggaran
Belanja Daerah urusan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun
2013 adalah Rp. 172.700.000,-. Fokus Kebijakan dan Program
masih pada rutin pelaksanaan operasional dan kantor, pelayanan
publik dalam upaya penguatan kelembagaan.
2. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.
Untuk urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Kesatuan Polisi
Pamong Praja secara umum meliputi Penanganan ketentraman dan
ketertiban umum Penegakan Peraturan Daerah. Penanganan
ketentraman dan ketertiban umum meliputi penggalangan partisipasi
masyarakat dalam keamanan lingkungan, penekanan angka
kriminalitas, dan penyelesaian pelanggaran ketentraman dan
ketertiban umum. Penegakan Peraturan Daerah yang berkaitan
dengan ketentraman dan ketertiban melalui peningkatan jumlah dan
kapasitas aparatur SATPOL PP beserta kelengkapan sarana dan
prasarana, termasuk didalamnya upaya pemenuhan personil
SATPOL PP sesuai jumlah dan kapasitas yang diperlukan dalam
penanganan pelanggaran Peraturan Daerah serta penanganan
ketentraman dan ketertiban umum, serta penyediaan sarana dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 172 -
prasarana pengamanan sesuai standar. Alokasi Anggaran Belanja
Daerah untuk Kantor Satuan Polisi Pamong Praja adalah Rp.
183.700.000,-. Fokus kebijakan dan program Urusan Wajib
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri masih bersifat rutin bagi
kelangsungan operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya
penguatan kelembagaan.
19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Pada Tahun 2013 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Penanggung Jawab Pengelolaannya
dilakukan oleh:
1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKAD)
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKAD) pada Tahun
2013 mengelola Pendapatan Daerah sebesar Rp. 10.000.000.000,-.
Pendapatan tersebut didapat dari Hibah dari Pemerintah Provinsi
Lampung Rp.5.000.000.000,-, Hibah dari Kabupaten Induk Lampung
Barat Rp. 5.000.000.000,-. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKAD) pada Tahun 2013 mengelola Belanja Daerah sebesar Rp.
112.220.875,- yang digunakan untuk belaja tidak terduga.
2. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada Tahun 2013
mendapat alokasi Belanja Daerah sebesar Rp. 75.000.000,- yang
digunakan untuk Belanja Operasional Kepala Daerah.
3. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah pada Tahun 2013 mengelola pendapatan
Rp. 3.360.000,- yang didapat dari Retribusi Jasa Usaha Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah dan mendapat alokasi Belanja Daerah
Rp. 5.352.616.000,-. Fokus kebijakan dan program untuk kegiatan
rutin operasional kantor dan pelayanan publik dalam upaya penguatan
kelembagaan Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Barat.
4. Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 173 -
Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada
Tahun 2013 mengelola pendapatan Rp. 445.590.200,- yang didapat
dari Hasil Pajak Daerah diantaranya Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak BPHTB dan Hasil Retribusi
Daerah seperti Retribusi Perizinan Tertentu, Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan dan Retribusi Izin Gangguan. Untuk alokasi
Belanja Daerah pada Tahun 2013 mendapat Rp. 967.274.900,-.
Fokus kebijakan dan program untuk kegiatan rutin operasional
kantor, pelayanan publik dan pengelolaan Administrai Keuangan dan
Aset dalam upaya penguatan kelembagaan.
5. Inspektorat Kabupaten.
Inspektorat Kabupaten pada Tahun 2013 mendapat alokasi
Belanja Daerah Rp. 261.300.000,-. Fokus kebijakan dan program
untuk kegiatan rutin operasional kantor dan pelayanan publik dalam
upaya penguatan kelembagaan.
20. Ketahanan Pangan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada
Layanan Urusan Wajib Ketahanan Pangan masih digabungkan dengan
Urusan Pilihan pada Urusan Piliha Pertanian, dikarenakan masih
terbatasnya kemampuan fiskal kabupaten Pesisir Barat, tetapi diharapkan
pada Tahun 2015 Urusan Wajib Ketahanan Pangan sudah mendapat
alokasi Belanja Daerah sebagai upaya pengembangan dan pembangunan
untuk penguatan ketahanan pangan daerah.
21. Pemberdayaan Masyarakat Desa
Urusan Wajib Pemberdayaan Masyakarat Desa pada Tahun 2013
mendapat alokasi Belanja Daerah sebesar Rp. 261.300.000,-. dengan
kebijakan dan program pelaksanaan hanya untuk rutin operasional kantor
dan pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan. Urusan
Wajib ini pelaksanaannya dilakukan oleh Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Pekon Kabupaten Pesisir Barat.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 174 -
22. Statistik
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada
Layanan Urusan Wajib Satistik.
23. Kearsipan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah pada
Layanan Urusan Wajib Kearsipan.
24. Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB)
Pada Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah khusus
pada Layanan Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika. Urusan Wajib
Komunikasi dan Informatika masih digabungkan dengan Urusan Wajib
Perhubungan.
B. Layanan Urusan Pilihan
1. Pertanian
Pada Urusan Pilihan Pertanian pada Tahun 2013 Urusan Pilihan
ini masih digabungkan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan. Pada Tahun 2103 Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan mengelola Pendapatan Daerah sebesar Rp.
19.750.000,- yang didapat dari Hasil Pajak Daerah Pajak Sarang Burung
Walet dan Retribusi Jasa Usaha Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
Sedangkan untuk Belanja Daerah Mendapat alokasi sebesar Rp.
261.300.000,-. Alokasi Belanja Daerah tersebut masih digunakan sebatas
rutin operasional kantor, pelayanan publik dalam upaya penguatan
kelembagaan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutan. Diharapkan di
Tahun 2014 ini pengelolaan di bidang Pertanian, Perkebunan dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 175 -
Kehutanan dapat lebih dikembangkan lagi. Dengan asumsi dengan
bertambahnya Belanja Daerah dengan kebijakan dan program untuk
kegiatan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan di harapkan terjadi
peningkatan pembangunan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan di
Kabupaten Pesisir Barat.
2. Peternakan
Pada Urusan Pilihan Peternakan pada Tahun 2013 Urusan Pilihan
ini masih digabungkan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Pada Tahun 2103 Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan mengelola Pendapatan Daerah sebesar
Rp.2.182.500,- yang didapat dari Hasil Retribusi Daerah Retribusi Jasa
Usaha Retribusi Rumah Potong Hewan. Sedangkan untuk Belanja Daerah
Mendapat alokasi sebesar Rp. 261.300.000,-. Alokasi Belanja Daerah
tersebut masih digunakan sebatas rutin operasional kantor, pelayanan
publik dalam upaya penguatan kelembagaan Dinas Peternakan, Perikanan
dan Kelautan. Diharapkan di Tahun 2014 ini pengelolaan di bidang
Peternakan, Perikanan dan Kelautan dapat lebih dikembangkan lagi.
Dengan asumsi dengan bertambahnya Belanja Daerah dengan kebijakan
dan program untuk kegiatan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan
diharapkan terjadi peningkatan pembangunan sektor Peternakan, Perikanan
dan Kelautan di Kabupaten Pesisir Barat.
Sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan potensi yang
dapat dikembangkan mengingat banyak tersedia sumber pakan untuk ternak
seperti Sapi, Kerbau, Kambing dan Unggas. Perlu dukungan Pemerintah
Daerah dalam pengembangan sektor peternakan misalnya dengan
pemberian bantuan Ternak, Obat-obatan dan penambahan wawasan
masyarakat tentang pengembangan peternakan yang lebih intensif dan
menguntungkan.
Begitu juga untuk sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Pesisir
Barat, melihat secara wilayah Kabupaten Pesisir Barat memiliki garis
pantai disemua wilayah kecamatan. Secara alam ini merupakan dukungan
untuk dapat dikembangkan sektor perikanan terutama perikanan tangkap.
Pada sektor perikanan tangkap setiap tahunnya cenderung mengalami
kenaikan rata-rata sebesar 6,27 %. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun
2010 yang mengalami kenaikan sebesar 11,94 %. Hal dikarenakan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 176 -
dukungan sarana dan parasaran nelayan yang semakin meningkat dan
kondisi alam yang mendukung untuk melakukan penangkapan ikan di laut.
Kondisi di atas juga terwujud karena semakin meningkatnya kemandirian
dan motivasi nelayan serta keterampilan nelayan. Selain dukungan
Pemerintah Daerah, dukungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat
sangat diperlukan untuk dapat lebih mengembangkan Potensi disektor ini.
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada
Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah khusus pada
Layanan Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral. Urusan pilihan
ini masih bergabung dengan Urusan Wajib Pekerjaan Umum. Diharapkan
di Tahun 2014 Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral bisa
dianggarkan khusus mengingat pentingnya sektor Energi dan Sumber Daya
Mineral perlu Pengelolaan dan Pengembangan.
4. Pariwisata
Pada Urusan Pilihan Pariwisata penanggung jawab pelaksana
kebijakan dan program adalah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pada Tahun 2013 Urusan Pilihan ini mengelola Pendapatan Daerah sebesar
Rp.2.964.000,- yang didapat dari Hasil Retribusi Daerah Retribusi Jasa
Usaha Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga. Sedangkan untuk
Belanja Daerah Mendapat alokasi sebesar Rp. 261.300.000,-. Alokasi
Belanja Daerah tersebut masih digunakan sebatas rutin operasional kantor,
pelayanan publik dalam upaya penguatan kelembagaan Dinas Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
Potensi Pariwisata Kabupaten pesisir Barat memiliki Potensi alam
dan sejarah budaya yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata
alam dan wisata sejarah budaya. Perlu segera ditetapkan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Tata Kelola Ekowisata untuk menjadi
acuan Pengembangan Industri Wisata dalam Program Jangka Menengah
dan Jangka Panjang.
Jumlah objek wisata dan potensi wisata Kabupaten Pesisir Barat
pada prinsipnya sudah cukup dikenal oleh wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara, hanya saja diperlukan upaya bagaimana lebih
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 177 -
mempromosikannya serta didukung dengan peningkatan sarana dan
prasarana penunjang pariwisata. Selain dukungan Pemerintah Daerah,
dukungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat sangat diharapkan.
Karena potensi pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat yang sudah dikenal
oleh wisatawan lokal dan mancanegara.
Tabel II.47
Daftar Objek Wisata Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013
No. NAMA OBJEK WISATA ALAMAT SARANA DAN
PRASARANA
1 Pantai Labuhan Jukung Krui,Kec. Pss Tengah
2 Pantai Kuala Stabas Krui,Kec. Pss Tengah
3 Repong Damar Pahmungan,Kec Pss Tengah
4 Pantai Way Redak Krui,Kec. Pss Tengah
5 Pantai Tanjung Setia Tanjung Setia, Kec.Pss Selatan Jalan Batu
6 Pantai Wai Jambu Way Jambu,Kec.Pss Selatan
7 Pantai Penengahan Pesisir Utara
8 Pantai Mandiri Mandiri,Kec, Pss Selatan Losmen 2 buah
9 Muara Way La'ay Pekon La'ay,Kec.Karya
Penggawa
10 Pantai Harapan Kita Pekon Kebuayan,Kec.Karya
Penggawa
11 Pantai Way Sindi Karya Penggawa
12 Makam Syech Manula Pss Utara,Kec.Lemong
13 Pantai Suka Negara Bengkunat
14 Pantai Ujung Belimbing Bengkunat Belimbing
15 Pantai Teluk Bengkunat Bengkunat Belimbing
16 Way Canguk Bengkunat Belimbing
17 Tampang Belimbing Bengkunat Belimbing
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 178 -
18 Wisata Alam Belimbing Bengkunat Belimbing
19 Penangkaran Penyu Muara Tembulih,Kec.Ngambur
Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
5. Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada
Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah khusus pada
Layanan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan. Urusan pilihan ini masih
bergabung dengan Urusan Pilihan Peternakan. Diharapkan di Tahun 2014 Urusan
Pilihan Kelautan dan Perikanan bisa dianggarkan khusus mengingat pentingnya
sektor Kelautan dan Perikanan memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat
dikembangkan.
6. Perdagangan
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada
Tahun 2013 belum mengalokasikan angaran Belanja Daerah khusus pada
Layanan Urusan Pilihan Perdagangan. Urusan pilihan ini masih bergabung
dengan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Urusan Pilihan
Perdagangan juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai dukungan
Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
dan Sektor Jasa.
7. Transmigrasi
Kabupaten Pesisir Barat sebagai Daerah Otonomi baru (DOB) Pada
Tahun 2013 tidak mengalokasikan angaran Belanja Daerah khusus pada Layanan
Urusan Pilihan Transmigrasi. Urusan pilihan ini masih bergabung dengan Urusan
Wajib Sosial.
II.1.6 Aspek Daya Saing Daerah
1. Kemampuan Ekonomi Daerah
Produktivitas total daerah atau sering disebut sebagai output atau
produk domestik regional bruto (PDRB) mengalami peningkatan yang
signifikan. Di sisi lain jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha
menunjukkan kecenderungan yang berfluktuasi.
Tabel II.51
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 179 -
PDRB Daerah di Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk
Lampung Barat) Tahun 2009 s.d Tahun 2013
LAPANGAN
USAHA 2011 2012 2013 2014*
PDRB .106.887,31 1.266.944,39 1.392.640,31 1.562.403,17
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014
* Angka Prediksi
Dari tabel tersebut di atas, dapat ditunjukkan PDRB Kabupaten Pesisir Barat
mengalami peningkatan dari 1.266.944,39 juta
rupiah pada tahun 2012, 1.392.640,31 juta rupiah pada tahun 2013 dan di
prediksikan meningkat menjadi 1.562.403,17 juta rupiah pada tahun 2014.
2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
1) Infrastruktur Transportasi
Sampai dengan tahun 2011 kondisi jalan untuk kategori “jalan
rusak” sepanjang 457,59 km menurun 306,25 km sejak tahun 2007
dengan rata-rata terjadi penurunan 5,67% pertahun. Untuk jalan
kategori “sedang” pada tahun 2007 sepanjang 58,60 km meningkat
rata-rata pertahun 0,76 % sampai dengan tahun 2011 menjadi
sepanjang 86,80 km. Sedangkan unutk jalan dengan kategori “baik”
meningkat sepanjang 184,3 km yang pada tahun 2007 sepanjang 354,08
km menjadi 538,38 km pada tahun 2011 dengan rata-rata peningkatan
pertahun 4,91%. Untuk lebih lengkapnya rincian kondisi jalan
Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung
Barat) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.52
Kondisi Jalan Kabupaten Pesisir Barat 2013– 2014
Kondisi Jalan TAHUN
2013 2014
Baik (km) 80,35 174,35
Rusak Ringan (km) 45 95
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 180 -
Rusak Sedang (km) 56,95 56,95
Rusak Berat (Km) 206,5 285,85
Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013
Tabel II.53
PERKEMBANGAN KONDISI JALAN BERDASARKAN JENIS PERMUKAAN JALAN
TAHUN 2009 - 2013
TAHUN
ASPAL/BETON KERIKIL/TELFORD TANAH TOTAL
Km % Km % Km % Km
2009 400,20 34,02 146,34 12,44 629,98 53,55 1.176,52
2010 465,58 43,00 118,57 10,95 498,62 46,05 1.082,77
2011 492,78 45,51 104,82 9,68 485,17 44,81 1.082,77
2012 515,34 47,59 106,12 9,80 461,31 42,60 1.082,77
2013 543,33 50,18 105,22 9,72 434,22 40,10 1.082,77
Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pesisir Barat, Tahun 2013
Terdapat beberapa hambatan dan tantangan yang dihadapi
dalam penanganan infrastruktur jalan antara lain kondisi struktur tanah
yang labil mengakibatkan sering terjadi longsor ketika terjadi hujan
deras, kondisi demografi Kabupaten Pesisir Barat (jarak antar desa
yang cukup jauh terpisah) , kendaraan yang melintas melebihi tonase
yang diizinkan serta terbatasnya dana pemeliharaan jalan.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat tetap
berkomitmen untuk memprioritaskan penanganan di sektor jalan
melalui pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan dalam
rangka membuka keterisolasian wilayah dan memperlancar arus
transportasi daerah sentra produksi dengan sumber dana dari APBD
Kabupaten, APBD Provinsi serta APBN. Beberapa pembangunan jalan
yang akan dibangun dengan sumber dana APBD Kabupaten
diantaranya adalah peningkatan jalan Sp.Pahmung – Seray, Tugu
Tuhuk – Mandiri Sejati dan rencana pembukaan ruas jalan baru Gunung
Kemala – Ngambur. Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat juga tidak
henti-hentinya mendorong dan mengusulkan perbaikan jalan status
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 181 -
jalan provinsi dan nasional yang kewenangannya berada di Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat dengan sumber dana APBD Provinsi dan
APBN, diantaranya jalan Lombok – Melesom (APBD Provinsi), ruas
jalan Gunung Kemala – Krui – Biha – Bengkunat – Sanggi (APBN)
yang sejak tahun tahun 2009 berubah status dari jalan status jalan
provinsi menjadi jalan nasional yang merupakan ruas jalan lintas barat.
Indikator utama pelaksanaan pembangunan di bidang
perhubungan adalah terwujudnya kelancaran dan keselamatan
transportasi baik angkutan penumpang maupun barang. Untuk
mencapai sasaran indikator tersebut beberapa upaya telah dilaksanakan.
Upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung kelancaran
dan keselamatan lalu-lintas angkutan penumpang dan barang antara lain
adalah meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan.
Untuk perhubungan darat yang terdiri dari lalu-lintas angkutan
penumpang dan barang di jalan dan perairan telah dilaksanakan
pembangunan dan perbaikan fasilitas jalan sepanjang jalur Sanggi -
Bengkunat dan Bengkunat - Pesisir Selatan. Sedangkan untuk
perhubungan udara, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat telah berhasil
melaksanakan uji coba pendaratan dan penerbangan perdana di Bandar
Udara (Bandara) Pekon Serai di Kecamatan Pesisir Tengah yang
dibangun oleh Pemerintah Pusat. Selanjutnya masih diupayakan agar
Bandara tersebut dapat dioperasionalkan menjadi Bandara yang
menyelenggarakan penerbangan perintis. Pemerintah Kabupaten Pesisir
Barat terus berupaya bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi
Lampung dan Pemerintah Pusat dalam rangka membangun kelengkapan
berbagai fasilitas Bandara Pekon Serai tersebut agar nantinya dapat
berfungsi dan beroperasi dengan baik diantaranya dengan mengusulkan
penambahan lintasan runway sepanjang 200 meter dan peralatan
navigasi melalui dana APBN Tahun Anggaran 2014.
Selain parasarana di atas, untuk tetap mendukung kelancaran
dan keselamatan transportasi angkutan penumpang dan barang di jalan,
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat telah berupaya melengkapi fasilitas
penunjang lalu-lintas di jalan antara lain melalui pengadaan marka
jalan, rambu-rambu lalu-lintas, rambu-rambu pendahulu penunjuk
jalan/jurusan (RPPJ), patok delineator, halte, dan lampu peringatan di
jalan (warning light). Adapun perkembangan jumlah fasilitas
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 182 -
kelengkapan jalan dalam rangka mendukung kelancaran dan
keselamatan lalu-lintas angkutan penumpang dan barang di jalan dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
Tabel II.54
Perkembangan Jumlah Fasilitas Kelengkapan Jalan
NO URAIAN
JUMLAH (UNIT)
2009 2010 2011 2012 2013
1. Rambu
Lalu-lintas
130 280 280 305 305
2. RPPJ - - 10 10 50
3. Halte 4 7 7 7 9
4. Warning
Light
- - - 1 2
Sumber : Dinas Perhubungan dan Kominfo Pesisir Barat tahun 2013
2) Infrastruktur Energi
Jaringan listrik di Kabupaten Pesisir Barat dikelola oleh
PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menggunakan pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD). Untuk memenuhi kebutuhan listrik, PT PLN telah
melayani hampir seluruh ibukota Kecamatan dan beberapa desa terdekat. Salah
satu potensi pembangkit listrik di Kabupaten Pesisir Barat adalah pemanfaatan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro hidro (PLTMH) yang terletak di kecamatan
Bengkunat Belimbing, Pesisir Utara dan Lemong.
Tabel II.55
Data Persentasi Rasio Elektrisasi Kabupaten Pesisir Barat oleh PLN
No Tahun (%) Keterangan
2009 2010 2011 2012
1 25 28 36 40 PLN
Sumber Dinas PU, Pertambangan dan Energi Kabupaten Pesisir Barat, Tahun 2013
3) Infrasuktur Irigasi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 183 -
Untuk mendukung program ketahanan pangan nasional dan
mewujudkan swasembada beras di Kabupaten Pesisir Barat, Pemerintah
Kabupaten Pesisir Barat melaksanakan Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya melalui
kegiatan Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi.
Pada tahun 2009, terlaksana 14 Daerah Irigasi, dan pada tahun 2008
terlaksana 13 Daerah Irigasi, pada tahun 2011 terlaksana 13 Daerah Irigasi dan
pada tahun 2012 terlaksana 10 Daerah Irigasi dan tahun 2013 terlaksana 13
Daerah Irigasi yang ditangani. Sehingga total dari tahun 2009 sampai dengan
tahun 2013 tertangani sebanyak 64 Daerah Irigasi. Pada tahun 2009 kondisi
irigasi dengan kategori ”baik” sebesar 19,66 % meningkat pada tahun 2010
menjadi 21, 69% dan sampai dengan tahun 2013 22,92%. Untuk kondisi irigasi
kategori ”rusak” pada tahun 2009 sebesar 17,48% menurun pada tahun 2010
menjadi 15,32% dan sampai dengan tahun 2013 menurun hingga 14,17 % dari
total luas irigasi seluas 16.852,39 Ha. Untuk lebih lengkapnya rincian kondisi
irigasi Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.56
Kondisi Irigasi Kabupaten Pesisir Barat (Data Tergabung dengan Kabupaten Induk
Lampung Barat)
Tahun 2009– 2013
URAIAN TAHUN
2009 2010 2011 2012 2013
Baik (Ha)
Sedang (Ha)
Rusak (Ha)
3.677,79
11.762,34
3,271,26
3.660,08
10.627,07
2.585,24
3.698,08
10.555,61
2.598,70
3.732,10
10.561,77
2.558,52
3.862,10
10,601,80
2.388,49
Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Barat
Kendala yang dihadapi adalah curah hujan yang tinggi yang
mengakibatkan banjir di jaringan irigasi serta kondisi alam Lampung Barat
yang berbukit-bukit sehingga tidak dapat di jadikan irigasi teknis serta peran
Kelompok Petani Pemakai Air Irigasi yang masih belum terselenggara dengan
baik.
4) Pasar
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 184 -
Selama tahun 2009 – 2013 perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat
masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor pertanian. Sedangkan
perdagangan selama tahun 2009 – 2013 merupakan penyumbang kedua PDRB
Kabupaten Pesisir Barat yaitu rata-rata sebesar 14 – 16 % atas dasar harga
berlaku, untuk sektor industri menunjukkan pertumbuhan yang relatif tetap.
Besaran kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Pesisir
Barat terutama ditentukan oleh besarnya peran aktif sektor swasta dalam
mendukung pengembangan perekonomian, walaupun kinerja belum mencapai
optimal.
5) Air Bersih
Disektor air bersih yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,
Sampai dengan tahun 2013, tingkat pelayanan air bersih di Kabupaten Pesisir
Barat (Berdasarkan Data Kabupaten Induk) yang dilayani melalui PDAM
berupa air minum perpipaan sistem perkotaan adalah 5.512 jiwa penduduk
terlayani atau 18,38 %. Sehingga capaian pelayanan penyediaan air bersih di
Kabupaten Pesisir Barat sampai dengan tahun 2013 baik melalui PDAM
maupun Pamsimas adalah 10.732 jiwa penduduk terfasilitasi layanan air bersih
dari total ± 155.182 jiwa penduduk di Kabupaten Pesisir Barat.
Sistem pengaliran pendistribusian air umumnya secara grafitasi.
Masalah sumber air baku yang dihadapi di Kabupaten Pesisir Barat merupakan
masalah umum untuk sistem penyediaan air bersih yang memanfaatkan air
permukaan sebagai sumber air baku, yaitu meningkatnya kekeruhan (turbidity)
berlainan, curah hujan tinggi di daerah tangkapan (catchment area). Sedangkan
masalah khusus adalah umumnya mata air sangat dipengaruhi oleh kondisi
musim. Pada musim kemarau mata air mengalami penurunan (drop) yang
cukup tinggi.
3. Sumber Daya Manusia
Perkembangan IPM yang selama lima tahun terakhir tentunya tidak
terlepas dari hasil kinerja pemerintah yang menunjukkan peningkatan dari
waktu ke waktu. Hal ini tercermin dari peningkatan tiga komponen utama IPM
yaitu, angka melek huruf, angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan
pengeluaran riil per kapita secara rinci terdapat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel II.57
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 185 -
Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2014
(Berdasarkan Data Kabupaten Induk Lampung Barat)
Komponen 2010 2011 2012 2013 2014
Angka Harapan Hidup (tahun) 65,9 66,2 66,52 66,83 67,14
Angka Melek Huruf (%) 95,08 95,75 95,75 96,67 97,28
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 7 7,17 7,17 7,35 7,42
Pengeluaran Riil per Kapita (000 Rp.) 590,35 596,65 600,87 602,32 603,43
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
*Angka Prediksi
Gambar II.12
Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2010-2014
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
Tahun 2014 Angka Prediksi
Perkembangan IPM Kabupaten Pesisir Barat (Berdasarkan Data
Kabupaten Induk) sepanjang lima tahun terakhir mengalami peningkatan
capaian IPM. Pada Tahun 2010 IPM 67,74, Tahun 2011 secara perlahan IPM
naik mencapai 68,21 dan terus bergerak naik pada tahun 2012 mencapai angka
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 186 -
68,83 dan pada Tahun 2013 ini capaian IPM melampaui angka 69, tepatnya
69,28, sedangkan untuk tahun 2014 diprediksikan IPM Kabupaten Pesisir
Barat mencapai angka 69,72.
II.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2013, Tahun Berjalan
dan Target Tahun 2105
Rencana Kerja Pembangunan Daerah, merupakan rencana pembangunan yang
diaktualisasikan dalam kebijakan dan program tahunan, dengan memanfaatkan seluruh
sumber daya pembangunan di daerah, dan tetap memperhatikan konsistensi
perencanaan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk menilai kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah, yang diimplementasikan dalam RKPD dilakukan
melalui proses evaluasi kinerja pembangunan daerah. Melalui evaluasi kinerja
pelaksanaan pembangunan akan dihasilkan informasi kinerja yang dapat menjadi
masukan bagi proses perencanaan dan penganggaran yang didukung oleh
ketersediaan informasi dan data yang lebih akurat. Dengan demikian, program
pembangunan menjadi lebih efisien, efektif, disertai dengan akuntabilitas
pelaksanaannya yang jelas.
Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun 2013 dan capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi status dan
kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi hasil
evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu dan realisasi RPJMD
yang bersumber dari telaahan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan
realisasi Renstra SKPD oleh masing-masing SKPD dan/atau dari laporan pertanggung
jawaban APBD menurut tahun-tahun yang berkenaan.
Evaluasi evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah
meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan
wajib/pilihan pemerintahan daerah, menyangkut realisasi capaian target kinerja
keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu.
Telaahan hasil evaluasi mencakup:
1. Realisasi program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil atau
keluaran yang direncanakan.
2. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil atau
keluaran yang direncanakan.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 187 -
3. Realisasi program atau kegiatan yang melebihi target kinerja hasil atau keluaran
yang direncanakan
4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja
program atau kegiatan
5. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program dan kinerja pembangunan
daerah
6. Kebijakan atau tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk
mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut.
Oleh karena itu, evaluasi kinerja kebijakan dan program, merupakan bagian
penting untuk menilai pencapaian program dan kegiatan terhadap tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan, yang pada gilirannya menjadi bahan masukan bagi penyusunan
rencana kebijakan dan program selanjutnya. Dalam hal evaluasi terhadap rencana kerja
Tahun 2014, dimana Kabupaten Pesisir Barat selaku Daerah Otonomi Baru yang
Sumber Pendanaannya hanya dari Hibah dan sebagian kecil dari Pendapatan Asli
Daerah berupa retribusi.
Fokus kebijakan dan program pada tahun 2013 hanyalah bersifat rutin bagi
keberlangsungan operasional kantor dan pelayanan publik, dimana Program dan
kegiatan tersebut saat ini masih berlangsung. Penilaian kinerja kebijakan dan program
pembangunan Tahun 2013 adalah pada penilaian capaian target terhadap realisasi
rencana pembangunan tahunan daerah yang didukung oleh sumber dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pesisir Barat. Adapun hasil
evaluasi tersebut dituangkan berdasarkan capaian kinerja program dan kegiatan pada
urusan wajib dan urusan pilihan. Secara rinci dapat dilihat pada LAMPIRAN 2.
II.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
II.3.1 Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2015 merupakan gambaran rencana prioritas pembangunan Pemerintah
Kabupaten Pesisir Barat yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015.
Berdasarkan evaluasi capaian hasil pembangunan Tahun sebelumnya. Evaluasi
dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan yang telah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 188 -
dilaksanakan, untuk kemudian dibuat analisisnya sebagai bahan perencanaan
pembangunan selanjutnya.
Perencanaan pembangunan yang telah disusun bersama ini tidak
mungkin seluruhnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di
Kabupaten Pesisir Barat, namun demikian, melalui program/kegiatan yang telah
direncanakan diharapkan dapat mengurangi permasalahan pembangunan,
terutama permasalahan pembangunan yang terkait dengan kebutuhan dasar
masyarakat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2014 disusun berdasarkan hasil analisis untuk kemudian disusun isu strategis
dan prioritas pembangunan daerah dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan
Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir Barat.
Permasalahan pembangunan yang dihadapi sebagai berikut :
1. Masih terbatasnya anggaran daerah maupun dari pemerintah pusat
2. Masih tingginya angka rumah tangga miskin
3. Tingginya pengangguran
4. Masih banyaknya pekon tertinggal
5. Kondisi infrastruktur yang belum memadai
6. Fluktuasi harga komoditas daerah
7. Lambatnya pertumbuhan UMKM dan sektor perdagangan
8. Tingginya tingkat kerawanan bencana daerah
II.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
Tabel II.58
Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah
NO. KRITERIA / ASPEK URUSAN
FAKTOR-FAKTOR
PENENTU
KEBERHASILAN
PERMASALAHAN
I Kinerja Penyelenggaraan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 189 -
Pemerintahan Daerah
Bersambung....
Sambungan Tabel II.58
NO. KRITERIA / ASPEK URUSAN
FAKTOR-FAKTOR
PENENTU
KEBERHASILAN
PERMASALAHAN
a. Tataran Pengambil Kebijakan
Ketentraman dan ketertiban
umum daerah
Wajib Tersedianya Pelayanan
Masyarakat seperti
Kepolisian, Tentara
Nasional Indonesia (TNI),
Satuan Polisi Pamong
Praja termasuk juga
Personil Dinas
Perhubungan yang cukup
untuk menjaga Kondisi
umum daerah agar tetap
kondusif dan Tertib
1. Kepolisian Masih
Setingkat
Kepolisian Sektor
2. Masih terbatasnya
personil Satuan
Polisi Pamong
Praja
Keselarasan dan efektivitas
hubungan antara pemerintahan
daerah dan Pemerintah Provinsi
serta antar pemerintahan daerah
dalam rangka pengembangan
otonomi daerah
Wajib Masuk dalam agenda
rencana kerja
pembangunan daerah
Belum konsistensi
pelaksanaan di tingkat
SKPD
Keselarasan antara kebijakan
pemerintahan daerah dengan
kebijakan Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Pusat
Wajib Masuk dalam agenda
RPJM Nasional, RPJMD
Provinsi dan Rencana
Kerja Pembangunan
Daerah Kabupaten Pesisir
Barat
Belum konsistensi
pelaksanaan di tingkat
SKPD
Efektivitas proses pengambilan
keputusan oleh Kepala Daerah
beserta tindak lanjut
pelaksanaan keputusan
Wajib Masuk dalam agenda
Rencana Kerja
Pembangunan Daerah
Belum konsistensi
pelaksanaan di tingkat
SKPD
Ketaatan pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan
daerah pada peraturan
perundang- undangan
Wajib Masuk dalam agenda
RKPD, Renstra, Renja
Tidak semua SKPD
menyusun Renstra dan
Renja
Intensitas dan efektivitas proses
konsultasi publik antara
pemerintah daerah dengan
masyarakat atas penetapan
kebijakan publik yang strategis
dan relevan untuk Daerah
Wajib Musrenbang -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 190 -
Transparansi dalam
pemanfaatan alokasi, pencairan
dan penyerapan DAU, DAK,
dan Bagi Hasil
Wajib - -
Intensitas, efektivitas, dan
transparansi pemungutan
sumber- sumber pendapatan asli
daerah dan pinjaman/obligasi
daerah
Wajib Mutatis Mutandis
Peraturan Daerah Tentang
PAD pada Kabupaten
Induk (Kabupaten
Lampung Barat)
Masih mengacu pada
perda Kabupaten
Induk
Efektivitas perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan tata
usaha, pertanggung jawaban,
dan pengawasan APBD
Wajib LPj Pelaksanaan Anggaran -
Pengelolaan potensi daerah Wajib Masuk dalam agenda
Rencana Kerja
Pembangunan Daerah
-
Bersambung...
Sambungan Tabel II.58
NO. KRITERIA / ASPEK URUSAN
FAKTOR-FAKTOR
PENENTU
KEBERHASILAN
PERMASALAHAN
Terobosan/inovasi baru dalam
penyelenggaraan pemerintahan
daerah
- -
b. Tataran Pelaksana Kebijakan
Kebijakan teknis
penyelenggaraan urusan
pemerintahan
Wajib Dirumuskan dalam RKPD -
Ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan
Wajib Langsung ditangani Bupati
melalui rapat koordinasi
Belum konsisten
dalam pelaksanaannya
Tingkat capaian SPM (Standar
Pelayanan Minimal)
Wajib - Perlunya penetapan
kinerja dalam Tugas
Pokok dan Fungsi
- Pengintegrasian ke
dalam kebijakan
perencanaan dan
penganggaran.
penyusunan Renstra
dan Renja
Penataan kelembagaan daerah Wajib Peraturan Bupati -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 191 -
Pengelolaan kepegawaian
daerah
Wajib - Tersedianya pegawai
dengan kompetensi yang
sesuai.
- Pendistribusian dan
penempatan pegawai
sesuai kebutuhan dan
keahliannya.
Pendistribusian dan
penempatan pegawai
belum optimal sesuai
kebutuhan serta
jumlahnya belum
memadai
Perencanaan pembangunan
daerah
Wajib Proses perencanaan dari
musrenbang pekon sampai
musrenbangkab
Masih mengacu pada
hasil musrenbang
Kabupaten Induk
Pengelolaan keuangan daerah Wajib - Proses penyampaian
APBD tepat waktu
- Administrasi dan
Pengelolaan Anggaran
berdasarkan rencana
kerja dan jadwal
APBD yang masih
sangat terbatas
Pengelolaan barang milik
daerah
Wajib Perbub mengenai
pengelolaan barang milik
daerah
Belum ada
penyerahan Aset dari
Kabupaten Induk
Pemberian fasilitasi terhadap
partisipasi masyarakat
Wajib Peraturan Bupati Banyak masyarakat
yang belum
memahaminya II Kemampuan Penyelenggaraan
Otonomi Daerah
Kesejahteraan masyarakat Wajib - TKPKD (Tim
Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan Daerah)
- Pengendalian Infalsi
-
Pelayanan umum Wajib Peraturan dan SOP -
Daya saing daerah Wajib - pembangunan di setiap
sektor yang dapat
menunjang peningkatan
perkenonomian.
- Perbaikan dan
peningkatan
insfrastruktur.
- Kondusifitas iklim
investasi.
- Promosi
-
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 192 -
Berikut adalah tabel Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan
Nasional/Provinsi dan Lingkungan Eksternal Lainnya.
Tabel II.59
Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional/Provinsi
dan Lingkungan Eksternal Lainnya
NO. ISU PENTING DAN MASALAH MENDESAK
TINGKAT NASIONAL TINGKAT PROVINSI LINGKUNGAN
EKSTERNAL LAINNYA
1. Peningkatan Iklim Investasi dan
Usaha (Ease of Doing Business)
Infrastruktur Tingginya harga komoditi
dunia termasuk harga minyak
mentah
2. Percepatan Pembangunan
Infrastruktur: National Connectivity
Energi Pasar Global/Pasar Bebas
3. Peningkatan Pembangunan Industri
di Berbagai Koridor Ekonomi
Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana
Perubahan iklim global
4. Penciptaan Kesempatan Kerja
khususnya Tenaga Kerja Muda
Revitalisasi Pertanian dan
Ketahanan Pangan
Sering terjadinya bencana
alam
5. Peningkatan Ketahanan Pangan:
Menuju Pencapaian Surplus Beras
10 juta ton
Reformasi Birokrasi dan Sinergi
Pembangunan Kabupaten/Kota
Pasar Global
6. Peningkatan Rasio Elektrifikasi
dan Konversi Energi
Pendidikan
7. Peningkatan Pembangunan
Sumberdaya Manusia;
Kesehatan
8. Percepatan Pengurangan
Kemiskinan : Sinergi Klaster I-IV;
Penanggulangan Kemiskinan
9. Persiapan Pemilu 2014; Kebudayaan, Kreativitas, dan
Inovasi Teknologi
10. Perbaikan Kinerja Birokrasi dan
Pemberantasan Korupsi;
Pemilihan Gubernur dan
Perubahan Kebijakan Gubernur
yang Baru
11. Percepatan Pembangunan Minimum
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 193 -
Essential Force.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 194 -
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
TAHUN 2015
Kondisi perekonomian Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 berikut karakteristiknya
serta proyeksi perekonomian Tahun 2015 dapat digambarkan melalui Rancangan Kerangka
Ekonomi Daerah yang juga merupakan penjelasan atas analisis statistik perekonomian daerah.
Bab ini juga membahas kinerja perekonomian daerah Kabupaten Pesisir Barat berikut
dinamika faktor eksternal dan internalnya.
Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka disusun
berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan untuk menghadapi tantangan dan
penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan daerah tahun 2015 dapat dicapai
sesuai dengan sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada sisi yang lain, perkiraan
sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan
dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis kinerja secara
efektif dan efisien.
Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kerangka Pendanaan dalam Rancangan RKPD
Tahun 2015 ini memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten Pesisir Barat
serta pengaruh perekonomian regional, nasional maupun perekonomian global. Pada sisi yang
lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor
potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikannya secara efektif dan
efisien dengan pendekatan perencanaan anggaran berbasis kinerja.
3.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun 2014
Secara teoritis, situasi perekonomian suatu daerah, termasuk Kabupaten Pesisir
Barat, dipengaruhi oleh faktor endogen yang berasal dari internal, maupun faktor lain
dari tataran ekonomi level diatasnya seperti perkembangan perekonomian regional,
nasional bahkan internasional. Meski demikian gejolak level nasional ke atas belum
tentu secara langsung mempengaruhi kondisi perekonomian di wilayah
Kabupaten/Kota, pusaran dinamika pembangunan apalagi krisis yang terjadi akan
mempengaruhi ekonomi maupun kebijakan ekonomi nasional. Imbasnya,
perkeonomian daerah sebagai bagian tidak terpisahkan dari sistem perekonomian
nasional harus mampu menyesuaikan.
Terdapat berbagai faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh
daerah seperti menyangkut kebijakan pemerintah pusat di sektor moneter maupun
sektor riil. Disamping itu, perekonomian daerah juga dipengaruhi perekonomian global
seperti naik turunnya harga minyak dunia dan nilai tukar mata uang asing, serta
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 195 -
pengaruh krisis keuangan global yang telah berdampak pada meningkatnya pemutusan
hubungan kerja dan kelesuan pasar ekspor. Namun pengalaman memberikan pelajaran
bahwa kondisi perekonomian daerah (kabupaten/kota) apabila ada gejolak tidak
separah nasional maupun global.
3.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan alat kontrol
dalam menentukan kebijakan pembangunan. PDRB nominal (harga berlaku)
dan PDRB riil (harga konstan), masing-masing mempunyai peran masing-
masing. Seperti halnya dalam PDB (Produk Domestik Bruto), PDRB
mempunyai tiga pendekatan dalam menghitungnya yaitu pendekatan
produksi atau lebih dikenal dengan PDRB Sektoral atau PDRB menurut
Lapangan Usaha, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Barat (Kabupaten Induk
dimana Kabupaten Pesisir Barat masih tergabung didalamnya) atas dasar
harga berlaku pada tahun 2011 adalah Rp. 1.106.887,31, tahun 2012
menjadi Rp.1.266.944,39, tahun 2013 mencapai Rp.1.392.640,31 dan tahun
2014 diperkirakan akan naik menjadi Rp.1.601.536,36*. Jika dilihat dari
PDRB pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2012 naik
14.46% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2013 hanya naik 9.92% dan pada
tahun 2014 diharapkan dapat naik minimal 12,19%, asumsi ini didasarkan
pada rata-rata kenaikan PDRB dua tahun sebelumnya. Bahwa Kabupaten
Pesisir Barat yang sudah berubah status menjadi Daerah Otonomi Baru
(DOB) mempunyai banyak sektor yang masih sangat mampu untuk lebih
dikembangkan lagi sebagi penyumbang PDRB.
3.1.2 PDRB Harga Berlaku
PDRB harga berlaku digunakan untuk menunjukkan kemampuan
sumber-sumber ekonomi dalam suatu wilayah. Dalam konteks PDRB yang
sangat familiar (menurut lapangan usaha), sumber-sumber ekonomi/sektor-
sektor/lapangan usaha tersebut terdiri dari 9 (sembilan) sektor yang
dikelompokkan kembali menjadi tiga kelompok sektor yaitu primer,
sekunder dan tersier.
Pada Tahun 2013 PDRB ADHB penyumbang tertinggi Kabupaten
Pesisir Barat adalah disektor pertanian dengan PDRB Rp. 761.162,75 atau
54,66% dan kedua dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
Rp.189.057,90 atau 13,57% (ADHB). Peningkatan PDRB Kabupaten
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 196 -
Pesisir Barat dari sector-sektor lain masih sangat mungkin dapat
ditingkatkan terutama di sektor industri dan transportasi. PDRB Kabupaten
Pesisir Barat menurut harga berlaku dapat dilihat pada Tabel III.1 di bawah
ini:
Tabel III.1
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PESISIR BARAT
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
TAHUN 2011- 2014
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
1. PERTANIAN 602.048,79 703.023,74 761.162,75 853.948,48
2. PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN
30.018,87 32.601,19 35.960,76 40.344,38
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 32.586,07 35.255,19 40.096,20 44.983,93
a. Industri Tanpa Migas 32.586,07 35.255,19 40.096,20 44.983,93
4. LISTRIK, GAS & AIR
BERSIH
4.557,87 4.987,01 5.836,08 6.547,50
a. Listrik 4.325,99 4.701,92 5.496,14 6.166,12
b. Gas
c. Air Bersih 231,88 285,09 339,94 381,38
5. BANGUNAN 32.350,48 34.612,48 37.225,02 41.762,75
6. PERDAGANGAN HOTEL &
RESTORAN
152.469,07 166.352,79 189.057,90 212.104,06
a. Perdagangan Besar &
Eceran
145.639,24 158.412,68 179.979,78 201.919,32
b. Hotel 1.029,96 1.363,23 1.531,39 1.718,06
c. Restoran 5.799,87 6.576,88 7.546,73 8.466,68
7. PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI
48.429,60 56.232,70 63.673,10 71.434,86
a. Pengangkutan 26.575,56 33.050,53 38.392,36 43.072,39
1. Angkutan Rel
Bersambung...
Bersambung Tabel III.1
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
2. Angkutan Jalan Raya 26.575,56 33.050,53 38.373,36 43.051,07
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 197 -
3. Angkutan Laut
4. Angk. Sungai, Danau &
Penyebr.
5. Angkutan Udara 21,32
6. Jasa Penunjang
Angkutan
b. Komunikasi 21.854,05 23.182,17 25.280,75 28.362,47
1. Pos dan Telekomunikasi
2. Jasa Penunjang
Komunikasi
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA
PERUSAHAAN
34.587,88 37.839,43 43.863,30 49.210,23
a. Bank 16.478,15 17.554,73 21.307,29 23.904,65
b. Lembaga Keuangan tanpa
Bank
673,59 713,97 806,67 905,00
c. Jasa Penunjang Keuangan
d. Sewa Bangunan 16.532,80 18.563,61 20.553,04 23.058,46
e. Jasa Perusahaan 903,33 1.007,12 1.196,29 1.342,12
9. JASA-JASA 169.838,69 196.039,86 215.765,20 242.066,98
a. Pemerintahan Umum 153.431,65 177.082,66 194.447,08 218.150,18
1. Adm. Pemerintah &
Pertahanan
102.032,23 117.759,97 30.279,54 146.160,62
2. Jasa Pemerintah lainnya 51.399,41 59.322,69 64.167,54 71.989,56
b. Swasta 16.407,04 8.957,20 21.318,12 23.916,80
1. Sosial Kemasyarakatan 14.080,52 16.476,23 18.573,28 20.837,36
2. Hiburan & Rekreasi 381,21 425,82 495,57 555,98
3. Perorangan &
Rumahtangga
1.945,31 2.055,15 2.249,27 2.523,45
PDRB DENGAN MIGAS 1.106.887,31 1.266.944,39 1.392.640,31 1.562.403,17
Sumber : BPS Lampung Barat 2014
*Angka Prediksi
3.1.3 PDRB Harga Konstan
Secara terminologi PDRB harga konstan atau PDRB riil
menunjukkan kondisi perekonomian secara riil suatu wilayah. PDRB ini
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 198 -
digunakan untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau
setiap sektor dari tahun ke tahun. Secara konstan selama kurun waktu tahun
(2011-2013) PDRB tumbuh antara 3,00 hingga 9,00%. Kuatnya sektor
perdagangan, hotel dan restoran dalam struktur perekonomian Kabupaten
Pesisir Barat merupakan indikasi bahwa sektor ini merupakan sektor yang
sangat layak dikembangkan menjadi strategi pembangunan Kabupaten
Pesisir Barat. Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto Kabupaten
Pesisir Barat atas dasar Harga Konstan dapat dilihat pada Tabel III.2 di
bawah ini:
Tabel III.2
LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN
TAHUN 2012 - 2014 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
1. PERTANIAN 8,67 3,00 5,83
a. Tanaman Bahan Makanan 20,84 6,44 13,64
b. Tanaman Perkebunan 6,86 3,10 4,98
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,81 2,30 3,56
d. Kehutanan 3,13 0,66 1,89
e. Perikanan 3,57 0,82 2,19
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,12 6,09 5,11
a. Minyak dan Gas Bumi -
b. Pertambangan tanpa Migas -
c. Penggalian 4,12 6,09 5,11
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,01 7,79 5,40
a. Industri Migas -
1. Pengilangan Minyak Bumi -
Bersambung...
Sambungan Tabel.III.3
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
2. Gas Alam Cair -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 199 -
b. Industri Tanpa Migas 3,01 7,79 5,40
1. Makanan, Minuman dan Tembakau -
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki -
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya -
4. Kertas dan Barang Cetakan -
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet -
6. Semen & Brg. Galian bukan logam -
7. Logam Dasar Besi & Baja -
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya -
9. Barang lainnya -
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5,13 14,05 9,59
a. Listrik 4,38 13,94 9,16
b. Gas -
c. Air Bersih 14,27 15,25 14,76
5. BANGUNAN 4,43 6,82 5,63
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5,92 4,62 5,27
a. Perdagangan Besar & Eceran 5,55 4,40 4,97
b. Hotel 12,78 7,57 10,18
c. Restoran 12,87 8,55 10,71
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 12,60 6,81 9,71
a. Pengangkutan 17,87 6,75 12,31
1. Angkutan Rel -
2. Angkutan Jalan Raya 17,87 6,68 12,27
3. Angkutan Laut -
Bersambung...
Sambungan Tabel.III.3
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014*
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 200 -
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. -
5. Angkutan Udara -
6. Jasa Penunjang Angkutan -
b. Komunikasi 5,75 6,91 6,33
1. Pos dan Telekomunikasi -
2. Jasa Penunjang Komunikasi -
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 4,92 8,31 6,61
a. Bank 4,55 6,58 5,57
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 4,34 8,71 6,52
c. Jasa Penunjang Keuangan -
d. Sewa Bangunan 5,22 10,00 7,61
e. Jasa Perusahaan 5,52 5,56 5,54
9. JASA-JASA 12,09 7,24 9,67
a. Pemerintahan Umum 14,14 7,00 10,57
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 14,54 7,43 10,98
2. Jasa Pemerintah lainnya 13,36 6,13 9,74
b. Swasta 6,82 7,93 7,37
1. Sosial Kemasyarakatan 7,36 8,16 7,76
2. Hiburan & Rekreasi 6,30 8,48 7,39
3. Perorangan & Rumahtangga 4,33 6,74 5,54
PDRB DENGAN MIGAS 7,75 4,35 6,05
PDRB TANPA MIGAS
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014
* Angka Prediksi
3.1.4 Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat memprediksi laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 12,19% sampai dengan 15%. Ada beberapa sektor yang
diharapkan akan naik pertumbuhan ekonominya yaitu sektor pertanian,
perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, serta sektor
jasa-jasa. Beberapa sektor di atas dapat digunakan untuk mengukur
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 201 -
kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan. Sebagai dasar proyeksi atau
perkiraan penerimaan wilayah untuk perencanaan pembangunan baik
sektoral maupun regional. Berikut ini tabel laju pertumbuhan ekonomi Atas
Dasar Harga Konstan pada Tabel III.3 di bawah ini:
Tabel llI.3
LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN PESISIR BARAT ATAS DASAR HARGA KONSTAN
TAHUN 2011 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014* 1. PERTANIAN 8,67 3,00 5,83
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,12 6,09 5,11
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,01 7,79 5,40
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5,13 14,05 9,59
5. BANGUNAN 4,43 6,82 5,63
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5,92 4,62 5,27
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 12,60 6,81 9,71
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 4,92 8,31 6,61
9. JASA-JASA 12,09 7,24 9,67
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2014
* Angka Prediksi
3.1.5 Kontribusi Sektor Perekonomian terhadap PDRB
Seiring laju pertumbuhan ekonomi sebagaimana analisa di atas,
kesembilan sektor mengalami perubahan peran dalam pembentukan PDRB
baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Berikut tabel kontribusi
sektor perekonomian terhadap PDRB berdasarkan ADHB dan ADHK.
Tabel lII.4
Kontribusi Per Sektor PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
PRIMER 57,10 58,06 57,24 57,24
1. PERTANIAN 54,39 55,49 54,66 54,66
2. PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN 2,71 2,57 2,58 2,58
Bersambung.....
Sambungan Tabel III.4
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 202 -
SEKUNDER 6,28 5,91 5,97 5,97
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2,94 2,78 2,88 2,88
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,41 0,39 0,42 0,42
5. KONSTRUKSI DAN
BANGUNAN 2,92 2,73 2,67 2,67
TERSIER 36,62 36,03 36,79 36,79
1. PERDAGANGAN, HOTEL
& RESTORAN 13,77 13,13 13,58 13,58
2. PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI 4,38 4,44 4,57 4,57
3. KEUANGAN, PERSEWAAN,
& JS. PERUSAHAAN. 3,12 2,99 3,15 3,15
4. JASA-JASA 15,34 15,47 15,49 15,49
TOTAL PDRB (Ratus Rp)
1.106.887,31 1.266.944,39 1.392.640,31
1.601.536,36
Sumber : Analisa PDRB ADHB Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
*Angka Prediksi
Tabel III.5
Kontribusi Per Sektor PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2011-2013 dan Prediksi 2014 (Persen)
LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014*
PRIMER 58,60 58,97 58,30 58,20
1. PERTANIAN 55,59 56,06 55,34 55,26
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,01 2,91 2,96 2,94
SEKUNDER 8,47 8,16 8,42 8,13
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,60 3,44 3,55 3,41
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,50 0,49 0,54 0,55
5. KONSTRUKSI DAN BANGUNAN 4,37 4,23 4,34 4,17
TERSIER 32,93 32,87 33,28 33,41
1. PERDAGANGAN, HOTEL
& RESTORAN 20,70 20,34 20,40 20,30
2. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 4,24 4,44 4,54 4,65
3. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS.
PERUSAHAAN. 3,37 3,28 3,41 3,42
4. JASA-JASA 4,62 4,81 4,94 5,05
TOTAL PDRB (Ratusan Rp)
507.786,14
547.164,14
570.948,50
589.649,80
Sumber : Analisa PDRB ADHK Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013, diolah
*Angka Prediksi
3.1.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 203 -
Sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi, bahwa PDRB
perkapita Kabupaten Pesisir Barat juga akan bergerak sesuai perkembangan
yang ada. Pada tahun 2012 PDRB perkapita riil per bulan adalah Rp
314.977,- dan secara nominal mampu mencapai Rp 729.321,- per bulan.
Sedangkan pada tahun 2013 PDRB per kapita riil per bulan adalah Rp
302.298,34,- dengan nilai nominal perkapita adalah sebesar Rp 737.357,- .
Dapat diilustrasikan, bahwa setiap penduduk Kabupaten Pesisir
Barat pada tahun 2013 yang jumlah penduduk tengah tahunnya diperkirakan
157.391 jiwa, berpendapatan rata-rata 737 ribu rupiah untuk setiap
bulannya. Yang dimaksud pendapatan disini adalah nilai tambah bruto
(upah, gaji, laba, sewa tanah, bunga uang, penyusutan dan pajak tak
langsung neto), bukan nilai produksi (perkalian dari jumlah produksi dengan
harga satuannya). Nilai tambah bruto merupakan bagian dari nilai produksi.
Berikut ini tabel III.6 PDRB perkapita Kabupaten Pesisir Barat tahun 2012-
2013
Tabel III.6
Rata-rata PDRB Perkapita Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2012 dan 2013
URAIAN 2012 2013
PDRB HK (JUTA RUPIAH) 547.164,14 570.948,50
PDRB HB (JUTA RUPIAH) 1.266.944,39 1.392.640,31
Jumlah penduduk tengah tahun 144.763 157.391
PDRB per kapita HK Rp 3.779.724 3.627.580
PDRB per kapita HB Rp 8.751.852 8.848.284
Sumber data : BPS Lampung Barat 2013
Pada tahun 2012 PDRB perkapita riil per bulan adalah Rp 314.977,-
dan secara nominal mampu mencapai Rp 729.321,- per bulan. Sedangkan
pada tahun 2013 PDRB per kapita riil per bulan adalah Rp 302.298,34,-
dengan nilai nominal perkapita adalah sebesar Rp 737.357,-
Dapat diilustrasikan, bahwa setiap penduduk Kabupaten Pesisir
Barat pada tahun 2013 yang jumlah penduduk tengah tahunnya diperkirakan
157.391 jiwa, berpendapatan rata-rata 737 ribu rupiah untuk setiap
bulannya. Yang dimaksud pendapatan disini adalah nilai tambah bruto
(upah, gaji, laba, sewa tanah, bunga uang, penyusutan dan pajak tak
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 204 -
langsung neto), bukan nilai produksi (perkalian dari jumlah produksi dengan
harga satuannya). Nilai tambah bruto merupakan bagian dari nilai produksi.
3.1.7 Perkembangan Harga (Inflasi)
Perubahan harga barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi
rumah tangga merupakan hal yang dapat dielakkan dalam sebuah
perekonomian. Perubahan harga tersebut dapat berupa kenaikan, penurunan.
Rata-rata tertimbang perubahan harga tersebut pada kurun waktu tertentu
dalam suatu wilayah itulah yang kita kenal dengan inflasi.
Laju inflasi di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2010 adalah 4,31 %
dan di tahun 2011 naik 9,89% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan
yang cukup signifikan sebesar 3,67%, begitu juga tahun 2013 turun hingga
mencapai 2,30%. Secara jelas terlihat pada Tabel.III.7 berikut ini :
Tabel III.7
Tingkat Inflasi Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2010-2013
NO TAHUN INFLASI KOMULATIF
1. 2010 4,31
2. 2011 9,89
3. 2012 3,67
4. 2013 2,30
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
3.1.8 Investasi
Investasi merupakan salah satu unsur dalam PDRB yang dihitung
atas dasar penggunaan, selain konsumsi dan ekspor netto (Ekspor–Impor).
PDRB sektor investasi dipengaruhi oleh dua unsur yaitu pembentukan modal
tetap bruto (PMTB) dan perubahan stok yang meliputi persediaan barang
mentah, barang setengah jadi dan barang jadi. Pengeluaran-pengeluaran
yang mempengaruhi tinggi/rendah pembentukan modal tetap bruto meliputi
berbagai macam pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan dan pembelian
barang modal baru yang dihasilkan disuatu wilayah (region) atau impor
yang selanjutnya dipergunakan sebagai alat produksi barang atau jasa.
Perhitungan PMTB ini dapat diperoleh berdasarkan pengeluaran untuk
pembelian barang modal oleh tiap-tiap lapangan usaha atau juga berdasarkan
arus barang.
Penggunaan PDRB untuk investasi diprediksikan pada tahun 2012 akan
meningkat 10,59% menurut harga berlaku dan 5,73% menurut harga
konstan. Harapan kedepan, investasi ini akan terus melaju dengan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 205 -
pertumbuhan yang signifikan karena memiliki multy player effect luar biasa
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tabel III.8
PDRB Penggunaan Sektor Investasi
Tahun 2013 (juta rupiah)
Tahun
PDRB Penggunaan Sektor Investasi
Berdasarkan atas Harga Berlaku Berdasarkan atas Harga Konstan
Nominal (Rp) Pertumbuhan
(%)
Nominal (Rp) Pertumbuhan
2012 1,035,627.31 10.59 539,066.35 5.73
2013 1,176,866.15 13.64 574,868.71 6.64 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2013
3.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015
3.2.1 Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2015
Perekonomian Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2014-2015 masih
akan menghadapi sejumlah tantangan akibat dari pengaruh lingkungan
perekonomian global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Tantangan
yang diperkirakan masih akan dihadapi adalah:
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengembangkan
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dominan, yang bertumpu pada
peran ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Pertumbuhan ekonomi
dengan percepatan yang lebih tinggi, terjaganya stabilitas ekonomi
makro. Dengan pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil,
diharapkan akan dapat mendorong peningkatan investasi dan
menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama untuk
menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Dalam hal ini
diperlukan strategi kebijakan yang tepat dengan menempatkan prioritas
pengembangan pada sektor-sektor yang mempunyai efek pengganda
tinggi dalam menciptakan kesempatan kerja;
b) Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan tantangan
yang cukup berat karena ini menyangkut beberapa peraturan baik
tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim investasi perlu dilakukan
pemerintah daerah dengan menyikapi atas perbaikan di bidang
peraturan perundang-undangan di daerah, perbaikan pelayanan dan
penyederhanaan birokrasi.
c) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini
merupakan prasyarat agar dapat mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur yang
tidak memadai akan menjadi kendala bagi masuknya investasi;
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 206 -
d) Meningkatkan daya saing ekspor daerah, untuk mencapai peningkatan
pertumbuhan nilai ekspor. Pertumbuhan ekspor akan mempengaruhi
keberlangsungan usaha dan perekonomian daerah sehingga dapat
mempertahankan ketersediaan lapangan kerja bahkan mungkin dapat
menambah lapangan kerja;
e) Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah,
masyarakat dan swasta (public-private partnership). Tantangan ini
menjadi cukup penting karena terbatasnya sumber daya pemerintah
dalam pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi
pembiayaan investasi dan penyediaan infrastruktur yang bervariasi dan
berkualitas;
f) Meningkatkan pelayanan dan penyediaan fasilitas ekonomi seperti
pasar dan kawasan khusus PKL (pedagang kaki lima) secara memadai
bagi pelaku ekonomi dan masyarakat luas untuk mendukung kegiatan
bisnis di Kabupaten Pesisir Barat, disamping menciptakan lapangan
kerja;
g) Mengembangkan program-program bagi perusahaan yang berskala
mikro dengan menyediakan modal umpan (seed capital) melalui
pendekatan pemberian pinjaman kelompok (a group lending approach)
dalam rangka membangun modal sosial kolektif serta meningkatkan
kepemilikan dan pembentukan modal lokal di Kabupaten Pesisir Barat;
h) Memfasilitasi pengembangan koperasi diberbagai bidang dan lokasi
usaha di Kabupaten Pesisir Barat sebagai bentuk bisnis yang dimiliki
dan dikelola bersama-sama oleh pekerja untuk meningkatkan
kemampuan menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan melalui
sumber daya bersama; dan
i) Membangun promosi bersama (joint marketing) dalam memasarkan
potensi daerah dengan melalui kerjasama pemerintah dengan
pemerintah dan pemerintah dengan swasta serta masyarakat.
3.2.2 Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015
Kondisi ekonomi global, selain berpengaruh terhadap ekonomi
nasional dan regional juga akan berpengaruh terhadap kondisi
perekonomian Kabupaten Pesisir Barat. Mendasarkan pada kondisi
perekonomian tahun 2012 dan tahun 2013 serta perkiraan 2014, maka
tantangan yang dihadapi maka Prospek perekonomian pada tahun 2015
adalah sebagai berikut :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 207 -
a) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 menurut
harga konstan diperkirakan akan mengalami perbaikan dan diharapkan
dapat tumbuh sekitar 5-6%;
b) Inflasi pada Tahun 2015 diperkirakan pada kisaran angka 5% ±1%;
c) Laju pertambahan penduduk pada Tahun 2015 diperkirakan sekitar
0.3%;
d) PDRB Harga Berlaku pada tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp
3.542.765,47;
e) PDRB Harga Konstan pada tahun 2015 diperkirakan sebesar
Rp.1.468.524.32;
f) PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada Tahun 2015
diperkirakan sebesar Rp. 12.635.685,24; dan
g) PDRB perkapita atas dasar harga berlaku pada Tahun 2015
diperkirakan sebesar Rp. 31.254.785,26.
Untuk mencapai kondisi tersebut membutuhkan investasi kurang
lebih Rp 551,245.18 juta rupiah menurut harga konstan dan Rp
1.856.849.24 juta rupiah menurut harga berlaku dengan asumsi cateris
paribus.
3.2.3 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Penyelenggaraan pemerintah akan berfungsi optimal, efektif dan
efisien apabila penyelenggara urusan pemerintahan didukung dengan
instrumen-instrumen yang sudah dirumuskan dalam kebijakan, program
dan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Jangka Panjang, Jangka Menengah dan Jangka Pendek (Rencana Kerja
Pemerintah Daerah) yang disusun setiap tahun. Untuk melaksanakan
instrumen-intrumen tersebut tentunya didukung dengan pendanaan/sumber-
sumber penerimaan yang cukup berdasarkan peraturan perundang-
undangan (money follow function). Dalam rangka melaksanakan kegiatan-
kegiatan guna mencapai tujuan serta mengenai sasaran yang yang
diinginkan maka harus didukung dengan penganggaran untuk memenuhi
kebutuhan belanja pembangunan tersebut. Dalam rangka mendukung
kebutuhan belanja pembangunan daerah tidak bisa terlepas dengan
kapasitas fiskal (kemampuan keuangan daerah) yang dimiliki dan dikelola
oleh pemerintah daerah tersebut, karena kapasitas fiskal merupakan
penopang utama dan sumber pembiayaan pembangunan daerah tersebut,
meskipun sumber pembiayaan pembangunan bisa juga diperoleh dari
sumber-sumber dana Non APBD, seperti dana hibah dari pusat maupun
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 208 -
dari daerah lain, dana kemitraan dengan masyarakat maupun pihak ketiga,
swadaya masyarakat, serta kontribusi pelaku usaha melalui Corporate
Social Responsibility (CSR).
Salah satu instrumen yang konkret yang digunakan untuk
merencanakan dan dijadikan dasar pelaksanaan program-program dan
kegiatan-kegiatan pembangunan di daerah diwujudkan dalam bentuk
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sesuai dengan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Daerah merupakan wujud dari
pengelolaan keuangan negara yang dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam
pengelolaan keuangan daerah tersebut harus sesuai dengan prosedur,
dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisiensi, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
Perencanaan pembangunan daerah yang dinamis, yang telah
diseimbangkan dengan prioritas pembangunan, sinkronisasi dan integrasi
kebijakan pemerintah pusat, pemerintah provinsi serta sesuai dengan realita
di lapangan kemudian dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dimana sebelumnya telah melalui proses yang cukup panjang
mulai dari Pemerintah Daerah menjaring aspirasi kegiatan dan program-
program yang akan dilaksanakan dengan cara melakukan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda), evaluasi pelaksanaan
program-program dan kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya sampai dengan
verifikasi dan penyelarasan kegiatan-kegiatan yang relevan dengan
program, tujuan dan sasaran yang akan dicapainya. Langkah selanjutnya
setelah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ditetapkan menjadi
Peraturan Kepala Daerah, dokumen tersebut dipergunakan sebagai dasar
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon
Anggaran Sementara (PPAS). Dari kedua dokumen inilah Rancangan
Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Daerah (RAPBD) disusun
melalui berbagai proses dan mekanisme sesuai aturan-aturan yang berlaku
dengan melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk kemudian
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 yang
menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya
disebut APBD, adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Daerah
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 209 -
Kebijakan dalam pengelolaan APBD memegang peranan yang
sangat strategis dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena
APBD merupakan salah satu instrumen penting kebijakan fiskal daerah.
Dimana kebijakan fiskal adalah kebijaksanaan pemerintah untuk mengubah
pengeluaran dan penerimaan pemerintah guna mencapai kestabilan
ekonomi suatu daerah. Kebijaksanaan fiskal pada umumnya bertujuan
untuk mencapai kestabilan dalam perekonomian. Sedangkan tiga fungsi
utama kebijakan fiskal yaitu sebagai alat stabilisasi ekonomi, alat distribusi
pendapatan dan alat alokasi anggaran. Sebagai alat stabilisasi ekonomi,
kebijakan fiskal memainkan perannya dalam menjaga stabilitas nilai tukar
dan laju inflasi yang pada gilirannya berpengaruh positif dalam pencapaian
ekspansi ekonomi tinggi. Sebagai alat distribusi pendapatan, fungsi
kebijakan fiskal tercermin sebagai media dalam penarikan pajak dari
masyarakat dimana orang kaya akan membayar pajak lebih tinggi
dibandingkan orang miskin. Sedangkan, fungsi kebijakan fiskal sebagai alat
alokasi anggaran tercermin dari besaran-besaran belanja dalam APBD.
Kebijaksanaan fiskal dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam
atas dasar:
1. Pengelolaan Anggaran (the managed budget approach)
Menghendaki hubungan langsung antara pengeluaran
pemerintah dan perpajakan selalu dipertahankan, tetapi penyesuaian
dalam anggaran selalu dibuat guna memperkecil ketidakstabilan
ekonomi, sehingga pada suatu saat terjadi defisit maupun surplus.
2. Stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)
Terdapat penyesuaian secara otomatis terhadap penerimaan dan
pengeluaran pemerintah yang akan menyebabkan perekonomian
menjadi stabil tanpa adanya campur tangan pemerintah. Pengeluaran
pemerintah akan ditentukan berdasarkan pada perkiraan manfaat dan
biaya relatif dari berbagai program, sedang pajak akan ditentukan
sehingga dapat menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja
penuh.
3. Anggaran belanja seimbang (Balance approach)
Adanya keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran
pemerintah dalam jangka panjang agar terjadi keterkaitan dalam
perekonomian sehingga memperoleh kepercayaan masyarakat.
Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh
pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud
untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 210 -
4. Pembiayaan fungsional (functional finance)
Dalam pendekatan ini pengeluaran pemerintah ditentukan
dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan
terutama untuk meningkatkan kesempatan kerja. Pajak berfungsi
mengatur pengeluaran swasta sedang pinjaman sebagai alat untuk
menekan inflasi lewat pengurangan dana yang tersedia dalam
masyarakat.
Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kebijakan fiskal
dari pusat ke daerah, maka pemerintah pusat melakukan desentralisasi
Kebijakan. Desentralisasi fiskal ke Daerah dengan maksud untuk
menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumberdaya,
meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat
serta memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk
ikut serta (berpartisipasi) dalam proses pembangunan. Pelaksanaan
Kebijakan Fiskal juga merupakan salah satu upaya pemerintah daerah
dalam rangka mendapatkan dana-dana untuk membiayai pelaksanaan
pembangunan di daerah untuk kemudian dibelanjakan/diwujudkan
dalam bentuk program dan kegiatan.
Desentralisasi fiskal akan menyebabkan dampak langsung
terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila desentralisasi fiskal
dipusatkan pada pengeluaran/belanja publik. Desentralisasi fiskal yang
diukur dengan pengeluaran pemerintah daerah menyebabkan
pertumbuhan ekonomi secara signifikan di daerah-daerah. Dengan
adanya transfer dana dari pemerintah pusat dan kewenangan yang luas
kepada daerah untuk mengelola dan mengoptimalkan potensi-potensi
yang ada memberi efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dengan mengubah
tarif pajak yang berlaku otomatis akan mempengaruhi/berdampak pada
perekonomian secara luas. Jika suatu pajak dinaikkan maka akan terjadi
penurunan daya beli masyarakat serta penurunan output industri secara
umum, sebaliknya apabila suatu pajak diturunkan maka kemampuan
daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat
meningkatkan jumlah output-nya.
Desentralisasi Fiskal juga akan memberi kesempatan yang lebih
luas pada proses perbelanjaan agar lebih efektif dan efisien karena
mereka lebih mengetahui realitas yang terjadi di lapangan dan hal-hal
yang dibutuhkan oleh masyarakat secara langsung. Jika ingin lebih
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 211 -
memacu pertumbuhan ekonomi lokal, maka pemerintah daerah dapat
melakukan penekanan (memprioritaskan) pada penganggaran belanja
bidang infrastruktur dan belanja sektor sosial. Pertumbuhan ekonomi
yang dipacu oleh pengeluaran pemerintah dan swasta berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja. Untuk menyerap
besarnya laju pertumbuhan tenaga kerja yang cenderung meningkat
terus menerus, diperlukan upaya-upaya yang mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi melalui investasi baik oleh pemerintah maupun
swasta, karena investasi tidak hanya menciptakan permintaan tapi juga
memperbesar kapasitas produksi. Dengan meluasnya kesempatan kerja,
akses masyarakat untuk mendapatkan penghasilan makin besar. Dengan
meningkatnya penghasilan masyarakat maka dampak yang lebih luas
adalah adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat karena dapat
memenuhi kebutuhan primernya/basic needs (sandang, pangan, papan,
kesehatan dan pendidikan) bahkan kebutuhan sekunder dan tersiernya.
Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat maka
seharusnya tingkat kemiskinan akan berkurang, karena kemiskinan dan
kesejahteraan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah senantiasa berupaya
merumuskan kebijakan fiskal yang berorientasi pada pro growth, pro
poor, pro job, dan pro environment. Hal ini dilakukan dalam rangka
percepatan pengentasan kemiskinan sekaligus peningkatan
kesejahteraan masyarakat sebagai indikator utama keberhasilan
pembangunan ekonomi. Tentunya, agar kebijakan fiskal bisa berjalan
efektif dan efisien, diperlukan peran dan partisipasi aktif dari seluruh
komponen masyarakat khususnya para pelaku usaha dan pemodal
sebagai pembayar pajak. Penerapan kebijakan fiskal yang baik dan
sehat pada gilirannya juga akan menciptakan sustainabilitas fiskal yang
merupakan modal utama dalam pelaksanaan pembangunan daerah
jangka panjang menuju pada kemandirian ekonomi.
Selain terus memprioritaskan pelaksanaan kebijakan
desentralisasi fiskal, Pemerintah hendaknya juga mendukung dan
melaksanakan kebijakan reformasi dalam administrasi keuangan
daerah, dimana antara lain tercermin dalam penyusunan anggaran
berbasis kinerja, sebagai salah satu langkah perubahan dalam upaya
membangun sebuah pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Oleh
karena itu pengelolaan APBD harus melalui tiga tahapan penting yaitu
mulai dari penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 212 -
A. Perencanaan APBD
Melibatkan masyarakat dan DRPD dalam rangka
penjaringan aspirasi (need assessment) hingga penetapan Arah dan
Kebijakan Umum serta penentuan strategi dan prioritas APBD.
Input dari penjaringan aspirasi tersebut berupa program-program
dan kegiatan. Dalam manajemen pengelolaan keuangan daerah,
perencanaan harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1. Berorientasi pada kepentingan publik/ masyarakat luas;
2. Disusun berdasarkan pendekatan kinerja;
3. Mempunyai keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan
(decisions maker) di DPRD dengan perencanaan operasional
oleh Pemerintah Daerah dan penganggaran pada unit kerja
(SKPD);
4. Terdapat upaya-upaya untuk mensinergikan hubungan antara
APBD, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah,
lembaga pengelola keuangan daerah dan unit-unit pengelola
layanan publik dalam pengambilan keputusan.
Dalam tahap perencanaan ini reposisi DPRD sangat
diperlukan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. DPRD
mempunyai kewenangan untuk menetapkan arah kebijakan prioritas
alokasi dan distribusi keuangan daerah. Mekanisme penyusunan
strategi dan prioritas APBD dapat dilakukan sebagai berikut:
a. DPRD melakukan upaya penjaringan masyarakat dan menyusun
pokok-pokok pikiran dewan. Selanjutnya diadakan berbagai
komunikasi dan kesepakatan-kesepakatan yang dituangkan
dalam bentuk arah dan kebijakan umum APBD.
b. Tim Anggaran Eksekutif menyusun Strategi dan Prioritas APBD
yang selanjutnya disampaikan kepada panitia anggaran legislatif
untuk konfirmasi kesesuaiannya dengan Arah dan Kebijakan
Umum APBD yang telah disepakati
c. Apabila kedua belah pihak (eksekutif dan legislatif telah
sepakat) maka APBD dapat disahkan oleh DPRD.
B. Pelaksanaan APBD
Pelaksanaan APBD di dilakukan dengan menggunakan
system akuntansi yang sudah disesuaikan untuk menghasilkan
dokumentasi pencatatan sebagai laporan pelaksanaan APBD
oleh eksekutif baik berupa laporan bulanan, triwulan maupun
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 213 -
laporan tahunan sebagai laporan pertanggungjawaban Kepala
Daerah kepada DPRD.
C. Pengendalian/ Pengawasan Keuangan Daerah
Fungsi pengawasan terhadap alokasi APBD dilakukan
lembaga legislatif terhadap berbagai penggunaan dana daerah
pada setiap kesempatan. Meskipun secara formal laporan
pelaksanaan APBD telah dituangkan dalam bentuk laporan
triwulan dan tahunan, namun lembaga legislatif dapat
menggunakan berbagai media, masyarakat ataupun informal
dari pemerintah daerah untuk mengawasi berbagai implementasi
APBD oleh pemerintah daerah. Dalam tahap ini berbagailaporan
pelaksanaan APBD diproses dengan melakukan evaluasi
terhadap laporan tersebut yang sekaligus dapat dipergunakan
sebagai penilaian Pertanggungjawaban Kepala Daerah. DPRD
dapat mempergunakan laporan keuangan ini sebagai salah satu
indikator untuk menerima atau menolak laporan
pertanggungjawaban Kepala Daerah. Mekanisme pengendalian/
pengawasan atas pengelolaan keuangan daerah oleh DPRD
kepada Pemerintah Daerah pada hakekatnya merupakan
mekanisme pertanggungjawaban (akuntabilitas) Pemerintah
Daerah kepada Masyarakat. Pertanggungjawaban penggunaan
uang publik pada dasarnya mempertimbangkan dua aspek yaitu
Aspek Legalitas Anggaran Daerah (setiap transaksi yang
dilakukan dalam APBD harus dapat dilacak otoritas legalnya)
dan aspek pengelolaan dan Pertanggungjawaban (pengelolaan
dan pertanggungjawaban harus dilaksanakan secara baik,
termasuk perlindungan asset fisik dan finansial guna mencegah
terjadinya pemborosan dan salah urus).
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas guna mendukung
upaya percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemantapan
stabilitas ekonomi daerah, penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah serta pelayanan umum kepada masyarakat,
maka kebijakan anggaran dalam tahun 2015 di Kabupaten
Pesisir Barat diarahkan untuk:
1. Tetap melaksanakan dan memperhatikan sebelas prioritas
pembangunan nasional dan 3 prioritas lainnya yaitu (1)
reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3)
kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; dan (5)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 214 -
ketahanan pangan. Kemudian (6) infrastruktur; (7) iklim
investasi dan iklim usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup
dan pengelolaan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan,
terluar, dan pasca-konflik; serta (11) kebudayaan,
kreativitas, dan inovasi teknologi. Sementara itu, 3 prioritas
bidang lainnya mencakup: (1) politik, hukum, dan
keamanan, (2) perekonomian, dan (3) kesejahteraan rakyat;
2. Tetap melaksanakan dan memperhatikan prioritas kegiatan-
kegiatan yang mendukung program pro growth, pro poor,
pro job dan pro environtment;
3. Tetap melanjutkan pendanaan guna meningkatkan jaminan
sosial yang diwujudkan dalam bentuk program-program
dan kegiatan-kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait
dengan tugasnya melaksanakan program dan kegiatan
tersebut;
4. Meningkatkan jumlah dan besaran belanja modal dalam
rangka meningkatkan produktifitas perekonomian, dimana
diharapkan dengan besarnya belanja modal maka akan
tercipta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta
peningkatan kesempatan kerja;
5. Melanjutkan langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan
menjaga tingkat defisit yang terkendali dari aspek
pembiayaan daerah;
6. Penerapan Performance Based Budgeting dan Medium
Term Expenditure Framework. Penerapan strategi ini
sebagai upaya untuk lebih mengefektifkan dan
mengefesienkan (restrukturisasi) program dan kegiatan
pada masing-masing Unit Kerja (SKPD). Upaya
restrukturisasi tersebut dimulai dengan tahapan penetepan
visi dan misi SKPD sesuai dengan rencana strategis, tugas
serta fungsi masing-masing SKPD, restrukturisasi program
yang bersumber dari tugas dan fungsi di masing-masing
pejabat yang ada di masing-masing SKPD hingga
penetapan indikator kinerja kegiatan yang akan dilakukan
melalui pendekatan kuantitas, kualitas dan harga. Selain itu
dengan penerapan MTEF akan tampak sejauh mana
kebutuhan pendanaan yang lebih detail pada masing-
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 215 -
masing SKPD dan seberapa jauh kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi, baik dalam jangka menengah maupun panjang;
7. Mengoptimalikan pengumpulan sumber-sumber
pendapatan daerah, peningkatan efisiensi dan efektifitas
belanja daerah serta peningkatan dan perbaikan manajemen
keuangan daerah;
8. Peningkatan kemampuan pembiayaan penyelenggaraan
pelayanan dasar (terutama untuk kelompok rentan
termajinalkan) yang bersumber dari APBD maupun
kemitraan. Tujuan dari kebijakan ini adalah meningkatkan
Pendapatan per Kapita. Adapun upaya-upaya yang
dilakukan untuk mencapai prioritas ini antara lain:
a. Meningkatkan SDM Kabupaten Pesisir Barat dengan
pendidikan yang terjangkau oleh semua penduduk;
b. Meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan khususnya
bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
c. Meningkatkan keamanan pangan untuk mencukupi
kebutuhan pangan penduduk.
Strategi-strategi di atas perlu ditindaklanjuti dalam
politik anggaran, mulai dari perencanaan, implementasi dan
pertanggungjawaban kebijakan fiskal. Hal ini kemudian diikat
dalam tanggung jawab sosial oleh pemerintah yang perlu
dibahas dalam pembahasan dokumen yang lebih detail,
termasuk hal yang sangat penting adalah soal realisasi
penyerapan anggaran serta akuntabilitas anggaran melalui
laporan–laporan pelaksanaan APBD. Selain daripada itu sistem
rewards and punishment perlu diterapkan bagi SKPD yang
memiliki kinerja baik ataupun buruk, sehingga diharapkan
mereka akan lebih bersemangat dalam mencapai tujuan
pembangunan serta bersungguh-sungguh dalam menjalankan
tugas dan kewajiban yang sudah masuk dalam agenda kegiatan
dimasing-masing SKPDnya.
3.2.4 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Berdasarkan hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian
terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya
dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah
yang kemudian dituangkan kedalam tabel III.9.tentang Realisasi dan
Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 216 -
Tabel III.9
Realisasi dan Prediksi Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2013-2015 (dalam Satuan Rupiah)
NO URAIAN PERUBAHAN APBD
TAHUN ANGGARAN
2013
APBD TAHUN
ANGGARAN 2014
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2015
1.1 Pendapatan Asli Daerah 978.411.775 2.562.294.417 11.526.074.091
1.1.1 Hasil Pajak daerah 509.323.825 1.407.226.612 2.887.307.031
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 469.087.950 920.067.805 1.167.720.068
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yg Dipisahkan
- - -
1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah - 235.000.000 7.471.046.992
1.2 Dana Perimbangan - 251.411.225.957 431.282.531.679
1.2.1 Bagi Hasil Pajak / Bagi
Hasil Bukan Pajak
- 17.827.108.957 20.822.023.679
1.2.2 DAU - 227.314.157.000 363.080.538.000
1.2.3 DAK - 6.269.960.000 47.379.970.000
1.3 Lain-lain Pendapatan
Daerah yang sah
10.000.000.000 69.896.587.432 92.512.393.440
1.3.1 Hibah 10.000.000.000 10.000.000.000 -
1.3.2 Dana Darurat - - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya
- 20.200.662.432 41.118.738.440
1.3.4 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
- 39.695.925.000 51.393.655.000
1.3.5 Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah
Daerah lainnya
- - -
PENDAPATAN DAERAH 10.978.411.775 323.870.107.806 535.320.999.210
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Pendapatan daerah tahun 2013 diperoleh dari Pendapatan asli
daerah yang berasal dari hasil pajak daerah Rp. 509.323.825 dan hasil
retribusi daerah Rp. 469.087.950, dan lain-lain pendapatan daerah yang
sah Rp. 10.000.000. Pendapatan daerah tahun 2014 diperoleh dari
pendapatan asli daerah yang berasal dari hasil pajak daerah Rp.
1.407.226.612 dan hasil retribusi daerah Rp.920.067.805 serta lain-lain
PAD yang sah Rp. 235.000.000, dan dana perimbangan yang berasal
dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak Rp. 17.827.108.957 dan
DAU Rp. 227.314.157.000 serta DAK Rp. 6.269.960.000, serta lain-
lain pendapatan daerah yang sah yang berasal dari hibah Rp.
10.000.000.000 dan dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah
daerah lainnya Rp. 20.200.662.432 serta dana penyesuaian dan otonomi
khusus Rp. 39.695.925.000. Pendapatan daerah tahun 2015 diperoleh
dari pendapatan asli daerah yang berasal dari hasil pajak daerah Rp.
2.887.307.031 dan hasil retribusi daerah Rp.1.167.720.068 serta lain-
lain PAD yang sah Rp. 7.471.046.992, dan dana perimbangan yang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 217 -
berasal dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak Rp. 20.822.023.679
dan DAU Rp. 363.080.538.000 serta DAK Rp. 47.379.970.000, serta
lain-lain pendapatan daerah yang sah yang berasal dari dana bagi hasil
pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya Rp. 41.118.738.440
dan dana penyesuaian dan otonomi khusus Rp. 51.393.655.000.
Adapun beberapa asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam
menetapkan prediksi kemampuan keuangan daerah pada tahun 2015
adalah sebagai berikut:
a. Kenaikan pajak daerah diasumsikan naik sebesar 100% (data
tersebut diambil dari 80 % data potensi yang ada);
b. Pajak restoran diperkirakan akan naik dengan bertambahnya
jumlah restoran ataupun warung makan baru yang mulai menjamur
seiring dengan adanya pusat-pusat kuliner baru di Kabupaten
Pesisir Barat;
c. Pajak hiburan diperkirakan akan naik dengan bertambahnya
jumlah tempat-tempat hiburan baru yang mulai menjalar di
Kabupaten Pesisir Barat;
d. Pajak reklame diperkirakan akan naik dengan bertambahnya
produsen dan pengusaha yang memanfaatkan media promosi yang
terus ditambah di Kabupaten Pesisir Barat khususnya di tempat-
tempat strategis;
e. Pajak penerangan jalan diperkirakan akan naik dengan asumsi
akan adanya kenaikan tarif dasar listrik oleh PLN.
f. Pajak parkir diperkirakan akan naik dengan adanya kenaikan
jumlah kendaraan bermotor yang ada di Kabupaten Pesisir Barat
maupun dari luar kota yang melakukan kunjungan ke Kabupaten
Pesisir Barat, baik untuk urusan bisnis, pribadi maupun wisata;
g. Lain-lain PAD yang sah diterima dari penerimaan jasa giro
meliputi jasa giro kas daerah dan jasa giro kas SKPD, pendapatan
dan pengembalian, serta pendapatan dana kapitasi JKN;
h. BPHTB diperkirakan akan naik dengan adanya pengalihan alih
fungsi lahan di wilayah Kabupaten Pesisir Barat yang semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan
perumahan dan sarana prasarana pendukung lain yang menunjang
tumbuh dan berkembangnya Wilayah Perkotaan di Kabupaten
Pesisir Barat;
i. Pajak bumi dan bangunan diperkirakan akan naik dengan adanya
pengalihan PBB Perkotaan ke daerah sehingga memungkinkan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 218 -
Kabupaten Pesisir Barat untuk menggali dan menambah obyek
pajak baru di sektor bumi dan bangunan di Kabupaten Pesisir
Barat;
j. Untuk Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dari tahun 2013 ke
2014 diprediksikan akan terjadi kenaikan; dan
k. Untuk Dana Alokasi Khusus dan Dana Bantuan keuangan dari
Provinsi Lampung belum diprediksi karena sesuai Pedoman
Penyusunan APBD, untuk penganggaran DAK dan Bantuan
Keuangan hanya dapat dianggarkan sepanjang telah ditetapkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional atau diterbitkan
dengan Peraturan Menteri Keuangan (untuk DAK), dan
dianggarkan dalam APBD Provinsi (untuk Bantuan Keuangan
Provinsi).
3.2.5 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Dalam era otonomi daerah seperti yang sudah berjalan kurang
lebih dari 2 tahun ini, daerah diberi kewenangan yang lebih besar untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara
lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol
penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang
sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan
kewenangan tersebut, Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu
menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan didaerahnya
melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dengan berlakunya otonomi daerah mendorong daerah untuk
terus mengoptimalkan kapasitas fiskalnya. Tujuan utamanya adalah
untuk memenuhi pembiayaan pembangunan daerah. Seringkali upaya
optimalisasi penerimaan ini tidak diimbangi dengan pertimbangan-
pertimbangan lebih lanjut, misalnya pengaruh penambahan suatu jenis
pajak dan retribusi baru terhadap sektor riil, artinya diperlukan
sensitivitas yang tinggi dari pemerintah daerah dengan upaya-upaya
untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hingga saat ini,
pajak dan retribusi masih menjadi andalan pemerintah untuk
meningkatkan PAD. Dibanyak daerah, kontribusi pajak dan retribusi
daerah bias mencapai lebih dari 50 persen dari PAD. Tidak
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 219 -
mengherankan mengapa kemudian pemerintah daerah sangat tertarik
pada dua komponen tersebut. sebagai salah satu dampak dari
ketertarikan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk intensifikasi
dan ekstensifikasi pungutan. Upaya peningkatan PAD hingga saat ini
masih jauh dari optimal dan proporsinya masih terlalu kecil jika
dibandingkan dengan struktur pengeluaran.
Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring
dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintah yang dilimpahkan
kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan
dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. Selama ini
Pemerintah daerah masih mengandalkan dana perimbangan yang
merupakan transfer keuangan oleh pusat kepada daerah dalam rangka
mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun jumlahnya relatif
memadai yakni sekurang-kurangnya sebesar 60 persen dari proporsi
Pendapatan Total APBD, namun daerah harus lebih kreatif dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah-nya untuk meningkatkan
akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan APBD-nya. Sumber-
sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara maksimal,
namun tentu saja di dalam koridor peraturan perundang-undangan yang
berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah
yang memang telah sejak lama menjadi unsur Pendapatan Asli Daerah
yang utama.
Pendapatan Daerah yang ada dalam struktur APBD dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kategori:
a. Pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah dari sumber-
sumber di luar pemerintah daerah (external source).
Pendapatan ini merupakan pendapatan yang diperoleh dari
sumber-sumber yang berasal dari pihak luar dan tidak secara
langsung ditangani sendiri oleh pemerintah daerah. Yang
dimaksud dengan pihak luar disini adalah pihak-pihak yang
berada di luar pemerintah daerah yang bersangkutan (selain
pemerintah daerah beserta perangkatnya) dan bukan merupakan
penduduk daerah yang bersangkutan, seperti pemerintah pusat,
tingkatan pemerintahan yang ada di atas pemerintahan daerah
yang bersangkutan, negara asing, pihak swasta dan pihak ketiga.
b. Pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah dari sumber-
sumber yang dikelola oleh pemerintah daerah itu sendiri
(local source).
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 220 -
Kategori pendapatan yang kedua ini merupakan
pendapatan yang digali dan ditangani sendiri oleh pemerintah
daerah dari sumber-sumber pendapatan yang terdapat dalam
wilayah yurisdiksinya. Pendapatan yang termasuk ke dalam
kategori pendapatan ini adalah pajak daerah (local tax,
subnational tax), retribusi daerah (local retribution, fees, local
licence) dan hasil-hasil badan usaha (local owned enterprises)
yang dimiliki oleh daerah. Pajak daerah, sebagai salah satu
komponen PAD, merupakan pajak yang dikenakan oleh
pemerintah daerah kepada penduduk yang mendiami wilayah
yurisdiksinya, tanpa langsung memperoleh kontraprestasi yang
diberikan oleh pemerintah daerah yang memungut pajak daerah
yang dibayarkannya. Retribusi daerah, komponen lain yang juga
termasuk komponen PAD, merupakan penerimaan yang diterima
oleh pemerintah daerah setelah memberikan pelayanan tertentu
kepada penduduk mendiami wilayah yurisdiksinya. Perbedaan
yang tegas antara pajak daerah dan retribusi daerah terletak pada
kontra prestasi yang diberikan oleh pemerintah daerah. Jika pada
pajak daerah kontra prestasi tidak diberikan secara langsung,
maka pada retribusi daerah kontribusi diberikan secara langsung
oleh pemerintah daerah kepada penduduk yang membayar
retribusi tersebut. Baik pajak daerah maupun retribusi daerah,
keduanya diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah dan disetujui oleh lembaga perwakilan rakyat
serta dipungut oleh lembaga yang berada di dalam struktur
pemerintah daerah yang bersangkutan.
Suatu pemerintah daerah dapat menetapkan dan memungut
beragam jenis pajak daerah sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Hal ini sangat dimungkinkan jika pemerintah daerah
memiliki kemampuan untuk menetapkan sendiri jenis-jenis pajak
daerah dan retribusi daerah yang dapat dipungutnya, tanpa ada
intervensi dari tingkatan pemerintahan yang lebih tinggi. Hal ini
merupakan kondisi yang perlu diciptakan dan menjadi suatu
pandangan umum yang dikemukakan serta diterima oleh para ahli
yang menekuni kajian pemerintahan daerah, khususnya keuangan
daerah. Agar pemerintah daerah memiliki kemampuan optimal
untuk memungut pajak daerah yang ada di daerahnya, perlu
kiranya mempertimbangkan pajak-pajak daerah yang memang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 221 -
sesuai untuk dijadikan sumber pendapatan agar tercipta efisiensi
dan efektivitas dalam pemungutan pajak daerah. Jenis-jenis pajak
yang dipungut di daerah sangat beragam. Pemungutan daerah ini
harus mengindahkan ketentuan bahwa “lapangan pajak” yang
akan dipungut belum diusahakan oleh tingkatan pemerintahan
yang ada diatasnya. Ada perbedaan “lapangan pajak” antara
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Daerah provinsi
memiliki 4 jenis pajak daerah, yaitu Pajak Kendaraan Bermotor
dan kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
dan Kendaraan di Atas Air, Pajak atas Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor, dan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan. Untuk Daerah Kabupaten/Kota, pajak
daerah yang dipungut berjumlah 7 buah, yaitu Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C dan Pajak Parkir.
Masing-masing tingkatan daerah memiliki lapangan retribusi
daerah yang berbeda-beda. Lapangan retribusi daerah provinsi
antara lain adalah Retribusi Bahan Galian golongan C, Uang
Leges, Retribusi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor, dan Retribusi
Pemakaian Tanah Pemerintah Daerah.
Pendapatan daerah merupakan komponen yang sangat
penting dan strategis dalam struktur APBD, mengingat
peranannya dalam membiayai anggaran belanja daerah, pemberian
pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan
meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah
meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum
Daerah (KUD), yang menambah ekuitas dana lancar yang
merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh Daerah. Ada 2 (dua) sumber
pendapatan daerah di Kabupaten Pesisir Barat yang memegang
peranan penting dalam proses pengelolaan keuangan daerah;
Pertama, sumber pendapatan yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Pemerintah Pusat
yang di dalamnya terakomodasi Dana Dekonsentrasi dan Dana
Pinjaman Luar Negeri. Kedua, sumber pendapatan yang berasal
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Pesisir Barat, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui
pelaksanaan peraturan bupati (perbup) dalam setiap tahunnya.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 222 -
Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Pesisir Barat diperoleh
dari berbagai sumber, di antaranya berasal dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi
Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA), dari Dana
Alokasi Umum (DAU), dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana
Bagi Hasil Cukau Hasil Tembakau (DBHCHT) dan dari Lain-lain
Pendapatan yang Sah.
Dari semua pendapatan tersebut, yang memberikan
kontribusi cukup besar berasal dari instansi yang lebih tinggi atau
bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan sumber pendapatan
daerah yang berasal dari PAD masih terlalu kecil dibandingkan
dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Hal ini menunjukkan
bahwa, Kabupaten Pesisir Barat selama ini dalam pembiayaan
administrasi pemerintahan dan pembangunannya masih sangat
tergantung dari pemerintah pusat, terutama untuk membiayai
belanja pegawai berupa gaji. Dari kondisi tersebut maka
pengelolaan pendapatan daerah harus dioptimalkan kinerjanya
dalam meningkatkan penerimaan, khususnya yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna kelangsungan pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di
Kabupaten Pesisir Barat.
Gambaran pengelolaan Pendapatan Daerah di Kabupaten
Pesisir Barat, yang terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah
adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan Asli Daerah
Dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004,
Pasal 1, angka 18 telah dinyatakan bahwa Pendapatan Asli
Daerah (PAD) adalah Pendapatan yang diperoleh Daerah
yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Khusus
dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah harus
memperhatikan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, beserta
peraturan pendukung lainnya dalam menentukan
Peraturan daerah yang terkait dengan Pajak Daerah dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 223 -
Retribusi Daerah. Sumber-sumber Pendapatan Asli
Daerah menurut Undang-undang Nomor 33 tahun 2004,
Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah Nomor
Nomor 58 Tahun 2005, Pasal 22, ayat (1) berasal dari:
i. Pajak Daerah;
ii. Retribusi Daerah;
iii. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang
dipisahkan; dan
iv. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, telah
diterbitkan Undang–undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam Undang–
undang Nomor 28 Tahun 2009, khususnya Pasal 2, ayat (2)
dijelaskan bahwa jenis Pajak Daerah kabupaten/kota terdiri
atas:
(1) Pajak Hotel;
(2) Pajak Restoran;
(3) Pajak Hiburan;
(4) Pajak Reklame;
(5) Pajak Penerangan Jalan;
(6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
(7) Pajak Parkir;
(8) Pajak Air Tanah;
(9) Pajak Sarang Burung Walet;
(10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan;
(11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Hal ini memberikan pemahaman kepada daerah,
bahwa daerah diberi kewenangan dan hak untuk
merancang dan mempersiapkan peraturan daera/peraturan
bupati yang terkait dengan peraturan perundangan tersebut,
termasuk juga di Kabupaten Pesisir Barat. Guna menyikapi
hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat
telah menerbitkan beberapa peraturan bupati terkait pajak
dan retribusi daerah antara lain:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 224 -
(i) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 01 Tahun 2014
tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
(ii) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 02 Tahun 2014
tentang Pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan Kabupaten Pesisir Barat;
(iii) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 03 Tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek
Pajak Sebagai Dasar Pengenan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten
Pesisir Barat;
(iv) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 04 Tahun 2014
tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan di Kabupaten Pesisir Barat;
(v) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 05 Tahun 2014
tentang Tata Cara Pembentukan Kesalahan Tulis
dan/atau Kesalahan Hitung dan/atau Kekeliruan
Penerapan Ketentuan Mengenai Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
(vi) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 12 Tahun 2014
tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Daerah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan di Kabupaten Pesisir Barat; dan
(vii) Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 21 Tahun 2014
tentang Retribusi Izin Pengusahaan, Pengelolaan dan
Pembinaan Usaha Sarang Burung Walet di Habitat
Alami (in-situ) dan Habitat buatan (ex-situ).
Mengingat pentingnya peranan pajak dan retribusi
daerah dalam membiayai pembangunan di Kabupaten
Pesisir Barat, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat harus
terus melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan
intensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah, upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut:
a.Pengggalian potensi Pajak dan Retribusi Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan yang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 225 -
berlaku serta memperhatikan prinsip-prinsip:
realistis dan elastis (artinya dapat/mudah naik turun
mengikuti naik/turunnya tingkat pendapatan
masyarakat) serta adil dan merata secara vertikal
dan horizontal (vertikal artinya sesuai dengan
tingkatan kelompok masyarakat dan horizontal
artinya berlaku sama bagi setiap anggota kelompok
masyarakat sehingga tidak ada yang kebal pajak);
b. Melakukan perluasan basis penerimaan pajak dan
retribusi. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
memperluas basis penerimaan antara lain yaitu
mengidentifikasi pembayar pajak baru/potensial dan
jumlah pembayar pajak, memperbaiki basis data
objek, memperbaiki penilaian, menghitung kapasitas
penerimaan dari setiap jenis pungutan;
c.Melakukan Penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat
tentang arti pentingnya pajak bagi pembangunan
daerah sehingga secara politis dapat diterima oleh
masyarakat, yang kemudian akan menimbulkan
motivasi dan kesadaran pribadi untuk membayar
pajak;
d. Memperkuat proses pemungutan Pajak dan Retribusi
Daerah. Upaya yang dilakukan dalam memperkuat
proses pemungutan, yaitu antara lain mempercepat
penyusunan peraturan-peraturan di daerah,
mengubah tarif, khususnya tarif retribusi dan
peningkatan SDM yang melaksanakan pemungutan
dan pengelolaan pajak dan retribusi tersebut;
e.Melaksanakan tertib administrasi pungutan pajak dan
retribusi sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Pelaksanaan administrasi harus fleksibel
artinya sederhana dan mudah dihitung;
f. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik
secara profesional melalui peningkatan kompetensi
aparatur daerah (meningkatkan kualitas kinerja
layanan lembaga/satuan kerja pemungut dan
pengelola pajak dan retribusi daerah) sehingga akan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 226 -
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi si
wajib pajak;
g. Menyederhanakan prosedur pengelolaan pajak dan
retribusi menuju terpenuhinya kepuasan pelayanan
publik/wajib pajak;
h. Meningkatkan pengawasan, pengawasan dapat
ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan
pemeriksaan secara insidentil/tiba-tiba tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu (dadakan) dan
berkala, memperbaiki proses pengawasan,
menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta
meningkatkan pembayaran pajak dan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat pembayar pajak;
i. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan
biaya pemungutan pajak. Tindakan yang dapat
dilakukan antara lain memperbaiki prosedur
administrasi pajak melalui penyederhanaan
administrasi pajak, meningkatkan efisiensi
pemungutan dari setiap jenis pemungutan; dan
j. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui
perencanaan yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait khususnya instansi yang menangani
pemungutan dan pengelolaan pajak-pajak dan
retribusi di Kabupaten Pesisir Barat.
Selain terus melakukan hal-hal tersebut di atas,
dalam penggalian potensi pajak dan retribusi daerah juga
harus tetap memperhatikan faktor-faktor non-distorsi
terhadap perekonomian, yaitu hal-hal yang ditimbulkan
adanya implikasi pajak atau pungutan yang bisa
menimbulkan pengaruh minimal terhadap perekonomian.
Pada dasarnya setiap pajak atau pungutan akan
menimbulkan suatu beban baik bagi konsumen maupun
produsen. Jangan sampai suatu pajak atau pungutan
menimbulkan beban tambahan (extra burden) yang
berlebihan, sehingga akan merugikan masyarakat secara
menyeluruh (dead-weightloss).Untuk itu, Pemerintah
Daerah dalam melakukan pungutan pajak harus tetap
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 227 -
“menempatkan” sesuai dengan fungsinya. Adapun fungsi
pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Fungsi Budgeter
Fungsi budgeter yaitu bila pajak sebagai alat
untuk mengisi kas Negara/daerah yang digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan
pembangunan.
2. Fungsi Regulator
Fungsi regulator yaitu bila pajak
dipergunakan sebagai alat pengatur untuk mencapai
tujuan, misalnya: pajak minuman keras dimaksudkan
agar rakyat menghindari atau mengurangi konsumsi
minuman keras, pajak ekspor dimaksudkan untuk
mengekang pertumbuhan ekspor komoditi tertentu
dalam rangka menghindari kelangkaan produk
tersebut di dalam negeri dan lain sebagainya.
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat dalam
melakukan penggalian potensi dan penetapan obyek-
obyek pajak baru juga harus selalu memperhatikan kondisi
sosial, ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan
saat ini, disarankan agar pengadaan pajak dan retribusi
baru perlu dipertimbangkan secara hati-hati sehingga tidak
menimbulkan gejolak di masyarakat yang pada gilirannya
akan mendistorsi kegiatan perekonomian di Kabupaten
Pesisir Barat. Penciptaan suatu jenis pajak selain
mempertimbangkan kriteria-kriteria perpajakan yang
berlaku secara umum juga perlu mempertimbangkan
ketepatan suatu jenis pajak sebagai pajak daerah, karena
pajak daerah yang baik akan mendorong peningkatan
pelayanan publik yang pada gilirannya akan meningkatkan
kegiatan perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat.
Langkah-langkah optimalisasi pendapatan daerah dalam
beberapa tahun terakhir telah menunjukkan arah yang
cukup positif. Walaupun sumbangan PAD setiap tahunnya
mengalami peningkatan, namun kenaikannya masih relatif
kecil dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan yang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 228 -
dibutuhkan dalam APBD secara keseluruhan. Untuk
mengetahui perkembangan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) selama tahun 2013-2014 di Kabupaten Pesisir
Barat, dapat dilihat pada tabel III.10 sebagai berikut :
Tabel III.10
Perkembangan PAD dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD Pemerintah
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014 (dalam Rupiah dan %)
No. Tahun PAD (Rp) Pendapatan APBD
(Rp)
Proporsi PAD thd
Pendapatan APBD (%)
01. 2013 978.411.775 10.978.411.775 0,89
02. 2014 2.562.294.417 323.870.107.806 0,79
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Ditinjau dari komponen Pendapatan Daerah, trend
kenaikan peran atau konstribusi dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sampai dengan tahun 2014 diperkirakan
akan terus meningkat, akan tetapi posisi terbesar dalam
struktur pendapatan daerah masih didominasi oleh sumber
pendapatan dari Dana Perimbangan, sehingga dalam
rangka membentuk landasan yang kuat bagi proses
konsolidasi fiskal daerah, khususnya dalam mendorong
peningkatan kemandirian dalam pembiayaan
pembangunan daerah, maka Pemerintah Kabupaten Pesisir
Barat selalu berupaya untuk mengembangkan dan
menggali potensi pendapatan yang ada. Proporsi
pendapatan terbesar memang masih berasal dari pos Dana
Perimbangan. Selama kurun waktu 2013-2014
kemampuan pendapatan daerah sesuai dengan struktur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di
Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagaimana terlihat pada
tabel III.11 berikut:
Tabel III.11
Struktur Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Selama Tahun 2013-
2014 (dalam rupiah)
No Tahun PAD (Rp) Dana
Perimbangan
(Rp)
Lain-lain
Pendapatan
yang Sah (Rp)
Pendapatan APBD
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = ((3)+(4)+(5))
01. 2013 978.411.775 - 10.000.000.000 10. 978.411.775
02. 2014 2.562.294.417 251.411.225.957 69.896.587.432 323.870.107.806
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 229 -
Peran Pajak Daerah di Kabupaten Pesisir Barat terhadap
PAD idealnya semakin tahun semakin membaik, karena
Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah perkotaan mengandalkan
jasa sebagai salah satu sumber penghasil PAD. Perolehan Pajak
Daerah di Kabupaten Pesisir Barat setiap setiap tahun mengalami
perkembangan yang cukup baik (ada kenaikan/melebihi target
yang ditetapkan). Lebih detail jika dilihat dari kontribusi Pajak
Daerah terhadap PAD Kabupaten Pesisir Barat, selama dua tahun
terakhir 2003-2014 cenderung (naik). Gambaran selengkapnya
kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut III.12 berikut:
Tabel III.12
Kontribusi Pajak Terhadap PAD Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-
2014
No. Tahun Pajak ( Rp ) PAD ( Rp ) Kenaikan PAD ( % )
01. 2013 509.323.825 978.411.775 52%
02. 2014 1.407.226.612 2.562.294.417 54,9%
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
2. Dana Perimbangan
Sumber pembiayaan bagi daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi fiskal yaitu Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan lain-
lain penerimaan yang sah. Pajak daerah dan retribusi
daerah, yang merupakan salah satu komponen PAD,
seharusnya merupakan sumber penerimaan utama bagi
daerah, sehingga ketergantungan daerah kepada
Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan) semakin
berkurang, yang pada gilirannya daerah diharapkan akan
memiliki akuntabilitas yang tinggi kepada masyarakat
lokal. Akan tetapi sampai saat ini Dana Perimbangan
masih merupakan “andalan” bagi daerah sebagai salah
satu sumber Penerimaan Daerah.
Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah dan antara Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan
terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum
(DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DBH
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 230 -
bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Sedangkan
DAU dialokasikan untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam
APBN. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk
mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari
program yang menjadi prioritas nasional. DAU suatu
daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas
celah fiskal dan alokasi dasar. Data yang digunakan dalam
penghitungan DAU diperoleh dari lembaga statistik
Pemerintah dan/atau lembaga Pemerintah yang berwenang
menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
DAU suatu daerah otonomi baru dialokasikan setelah
undang-undang pembentukan disahkan.
Dalam kenyataannya, Dana Perimbangan dalam
APBD secara umum berasal dari: Dana Bagi Hasil (Bagi
Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak), Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Perimbangan dari Pemerintah Provinsi. Bagi Hasil Pajak
meliputi: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Bagi
Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Bagi Hasil Pajak
Penghasilan Pasal 25/29. Sedang Bagi Hasil Bukan Pajak
terdiri dari: Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran Eksplorasi
dan Eksploitasi, Pungutan Pengusahaan Perikanan dan
Minyak Bumi. Khusus Bagi Hasil Pajak yang mencakup
PBB dan BPHTB, dengan munculnya Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dan didukung dengan ditetapkan dan
diberlakukannya Peraturan Daerah Kabupaten Lampung
Barat Nomor 9 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), maka BPHTB sudah
murni menjadi Pajak Daerah di Kabupaten Pesisir Barat
sejak tahun 2011 (sesuai dengan Peraturan Bupati Pesisir
Barat Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan Secara
Mutatis Mutandis Peraturan Daerah Lampung Barat di
Kabupaten Pesisir Barat).
Proporsi Dana Perimbangan terhadap APBD masih
relatif besar (lebih dari 50 persen), hal ini
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 231 -
mengindikasikan bahwa Kabupaten Pesisir Barat dalam
pendanaan daerah masih sangat tergantung kepada dana
transfer dari pemerintah pusat. Proporsi dana perimbangan
terhadap pendapatan APBD Kabupaten Pesisir Barat
selama kurun waktu dua tahun terakhir (2013-2014) terus
mengalami kenaikan. Data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel III.13 sebagai berikut:
Tabel III.13
Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD Pemerintah
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014
(dalam rupiah dan persen)
No. Tahun Dana Perimbangan
(Rupiah)
Pendapatan APBD
(Rupiah)
Proporsi Dana
Perimbangan thd
Pendapatan APBD (%)
01. 2013 - 10.978.411.775 -
02. 2014 251.411.225.957 323.870.107.806 77,62
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat tahun 2013
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Proporsi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
yang diterima Pemerintah Daerah meskipun kecil, akan
tetapi keberadaannya sangat menunjang/mendukung
kemampuan pendanaan bagi daerah tersebut. Beberapa
kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi
sebagai bentuk sinkronisasi penyelarasan program dan
kegiatan yang harus disesuaikan dan dilaksanakan oleh
daerah dalam belanja tidak langsung maupun belanja
langsung seperti pemberian bantuan keuangan provinsi
dan alokasi dana penyesuaian/kontijensi serta
penerimaan lain-lain daerah yang sah dalam bentuk bagi
hasil pajak, retribusi dan sumbangan pihak ketiga dari
provinsi yang dapat dipergunakan oleh daerah untuk
kebutuhan belanja sesuai dengan prioritas daerah tanpa
diarahkan dan ditetapkan pengukurannya oleh provinsi.
Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD
bersumber dari:
(i) Pendapatan Hibah (Pendapatan Hibah dari
Pemerintah),
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 232 -
(ii) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi (Bagian dari
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bagian dari
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),
Bagian dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB), Bagian dari Pajak Air Bawah
Tanah (ABT), Bagian dari Pajak Air Permukaan
(AP), Terakhir Bagian dari Retribusi Dispensasi
kelebihan muatan dan Pemerintah Daerah
Lainnya;
(iii) Dana Penyesuaian; dan
(iv) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya.
Proporsi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
yang diterima Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat
terhadap Total Pendapatan Daerah relatif kecil (tidak
kebih dari 20 persen). Selama kurun waktu tahun 2013–
2014 proporsinya mengalami kenaikan tiap tahun. Dana
Perimbangan yang diterima Kabupaten Pesisir Barat
tergantung sesuai dengan pembagian dari pusat, adapun
gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel III.14
sebagai berikut:
Tabel III.14
Jumlah Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014
No. Tahun
Lain-lain
Pendapatan yang
Sah (Rupiah)
Pendapatan APBD
(Rupiah)
Proporsi Lain-lain
Pendapatan yg Sah
terhadap Pendapatan
APBD (%)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))
01. 2013 10.000.000.000 10.978.411.775 0,1
02. 2014 69.896.587.432 323.870.107.806 21,58 Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Dari berbagai pertimbangan serta melihat
gambaran dua tahun kebelakang atas realisasi
pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan yang sah yang terjadi di Kabupaten Pesisir
Barat seperti yang telah diuraikan di atas, maka prediksi
Pendapatan Daerah di Kabupaten Pesisir Barat selama
kurun waktu 2014-2016, akan diperkirakan sebagai
berikut seperti yang dapat dilihat pada tabel III.15
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 233 -
Tabel III.15
Prediksi Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2014– 2016 (dalam Satuan Rupiah) NO URAIAN TAHUN
ANGGARAN 2014
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2015
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2016
(1) (2) (3) (4) (5)
1.1 Pendapatan Asli Daerah 2.562.294.417 11.526.074.091 15.689.703.960
1.1.1 Hasil Pajak daerah 1.407.226.612 2.887.307.031
4.026.406.321
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 920.067.805 1.167.720.068
2.324.897.639
1.1.3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yg
Dipisahkan
- - -
1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 235.000.000 7.471.046.992 9.338.400.000
1.2 Dana Perimbangan 251.411.225.957 431.282.531.679
458.967.550.802
1.2.1 Bagi Hasil Pajak / Bagi
Hasil Bukan Pajak
17.827.108.957 20.822.023.679
23.959.634.438
1.2.2 DAU 227.314.157.000 363.080.538.000 385.142.878.540
1.2.3 DAK 6.269.960.000 47.379.970.000
49.865.037.824
1.3 Lain-lain Pendapatan
Daerah yang sah
69.896.587.432 92.512.393.440
107.678.279.275
1.3.1 Hibah 10.000.000.000 - -
1.3.2 Dana Darurat - - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak
dari Propinsi dan
Pemerintah Daerah
lainnya
20.200.662.432 41.118.738.440
45.339.710.955
1.3.4 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
49.695.925.000 51.393.655.000
62.338.568.320
Bersambung....
Sambungan Tabel III.15
NO URAIAN TAHUN
ANGGARAN 2014
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2015
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2016
1.3.5 Bantuan Keuangan dari
Propinsi atau Pemerintah
Daerah lainnya
- - -
PENDAPATAN
DAERAH
323.870.107.806 535.320.999.210 582.335.534.037
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 234 -
*Angka Prediksi
Untuk menyikapi kondisi pendapatan daerah di
Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2012-2015,
maka kebijakan yang akan diimplementasikan dalam
pengelolaan Pendapatan Daerah antara lain sebagai
berikut:
i. Menyusun kebijakan di bidang pendapatan daerah
dengan memperhatikan faktor yang
mempengaruhi potensi sumber penerimaan daerah
yaitu kondisi awal daerah, peningkatan cakupan
atau ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan,
perkembangan PDRB per kapita riil, pertumbuhan
penduduk, tingkat inflasi, penyesuaian tarif,
pembangunan fasilitas baru, sumber pendapatan
baru, dan perubahan peraturan dan perundang-
undangan. Implementasi penyusunan kebijakan
ini antara lain dengan adanya Penetapan dasar
hukum Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Pendapatan Lain-lain yang Sah;
ii. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi
subyek dan obyek pendapatan. Dalam jangka
pendek kegiatan yang paling mudah dan dapat
segera dilakukan adalah dengan melakukan
intensifikasi terhadap objek atau sumber
pendapatan daerah yang sudah ada terutama
melalui pemanfaatan teknologi informasi. Dengan
melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau
obyek pendapatan daerah, maka akan
meningkatkan produktivitas PAD tanpa harus
melakukan perluasan sumber atau objek
pendapatan baru yang memerlukan studi, proses
dan waktu yang panjang. Dukungan teknologi
informasi secara terpadu guna mengintensifkan
pajak mutlak diperlukan karena sistem
pemungutan pajak yang dilaksanakan selama ini
cenderung tidak optimal. Masalah ini tercermin
pada sistem dan prosedur pemungutan yang masih
konvensional dan masih banyaknya sistem
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 235 -
berjalan secara parsial, sehingga besar
kemungkinan informasi yang disampaikan tidak
konsisten, versi data yang berbeda dan data tidak
up-to-date. Permasalahan pada sistem
pemungutan pajak cukup banyak, misalnya: baik
dalam hal data wajib pajak/retribusi, penetapan
jumlah pajak, jumlah tagihan pajak dan target
pemenuhan pajak yang tidak optimal;
iii. Mengupayakan Hasil (Yield) Pajak dan Retribusi
Daerah seoptimal mungkin berdasarkan azas
keadilan (Equity) dengan memperhatikan
Efisiensi Ekonomi, Kemampuan melaksanakan
(Ability to Implement) dan Kecocokan sebagai
sumber Penerimaan Daerah (Suitability as Local
Revenue Source);
iv. Melaksanakan tertib administrasi penerimaan
pajak secara efektif dan efisien.
Pengadministrasian penerimaan pendapatan
daerah harus dilakukan secara efisien yaitu
mengukur hubungan antara hasil pungut suatu
pajak dengan potensi pajak yang ada.
Pengadministrasian penerimaan pendapatan
meliputi menentukan wajib pajak, menetapkan
nilai kena pajak, memungut pajak, menegaskan
sistem pajak, dan membukukan penerimaan.
Dalam usaha mencapai efesiensi ini, tiga faktor
yang mengancam yang patut diperhatikan adalah
penghindaran pajak oleh wajib pajak, kolusi
antara wajib pajak dengan petugas pajak, dan
penipuan oleh petugas pajak;
v. Mendukung upaya-upaya peningkatkan
kemandirian keuangan daerah di Kabupaten
Pesisir Barat antara lain dengan:
a. Meningkatkan Target Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Pesisir Barat.
Secara bertahap kontribusi PAD terhadap
Total Pendapatan Daerah (TPD) secara
proporsional akan terus ditingkatkan;
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 236 -
b. Mengoptimalkan perolehan PAD sesuai
ketentuan Undang-undang Nomor 28 tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Upaya ini antara lain akan ditempuh
dengan cara:
1. Menindaklanjuti Undang-undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dengan menerbitkan
beberapa Peraturan Daerah terkait Pajak
dan Retribusi di Kabupaten Pesisir Barat
yaitu: Peraturan Bupati Pesisir Barat
Nomor 01 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pembayaran dan Penyetoran Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan,
Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 02
Tahun 2014 tentang Pendaftaran Objek
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan Kabupaten Pesisir Barat,
Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 03
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Penetapan Nilai Jual Objek Pajak
Sebagai Dasar Pengenan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di
Kabupaten Pesisir Barat, Peraturan
Bupati Pesisir Barat Nomor 04 Tahun
2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat
Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di
Kabupaten Pesisir Barat, Peraturan
Bupati Pesisir Barat Nomor 12 Tahun
2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat
Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di
Kabupaten Pesisir Barat, Peraturan
Bupati Pesisir Barat Nomor 21 Tahun
2014 tentang Retribusi Izin Pengusahaan,
Pengelolaan dan Pembinaan Usaha
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 237 -
Sarang Burung Walet di Habitat Alami
(in-situ) dan Habitat buatan (ex-situ);
2. Mulai tahun 2014 Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) sudah masuk menjadi
Pajak Daerah dalam PAD, setelah secara
bertahap dilakukan alih ketrampilan dan
teknologi dalam pengelolaan PBB;
3. Melakukan program-program untuk
mendukung intensifikasi dan
ekstensifikasi peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Pesisir
Barat dengan cara:
a. Mengadakan pendataan ulang
terhadap berbagai objek dan jenis-
jenis pendapatan yang baru (Pajak
dan Retribusi Daerah yang sudah
ditetapkan dengan Perbup-perbup
baru di Kabupaten Pesisir Barat);
b. Penyesuaian besaran tarif dengan
melakukan revisi terhadap berbagai
peraturan daerah/peraturan bupati
yang sudah tidak sesuai, baik terkait
dengan kondisi saat ini maupun
kebutuhan penyesuaiannya dengan
peraturan perundangan yang berlaku;
c. Terus mengupayakan penggalian
potensi Pajak dan Retribusi Daerah
dengan tidak memberatkan
masyarakat Kabupaten Pesisir Barat
dan tetap diusahakan bisa
mendorong perkembangan investasi
di Kabupaten Pesisir Barat;
d. Meningkatkan sarana dan prasarana
pendukung pelayanan pajak dan
retribusi daerah;
e. Meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat pembayar Pajak
dan Retribusi Daerah salah satunya
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 238 -
dengan cara Peningkatan kompetensi
aparatur pemungut pendapatan serta
melakukan membina hubungan yang
baik dengan Wajib Pajak;
f. Melakukan penyederhanaan sistem
dan prosedur administrasi
pemungutan pajak dan retribusi
daerah serta manajemen pengelolaan
guna memberikan kemudahan akses
Wajib Pajak (WP) dan Wajib
Retribusi (WR);
g. Menegakkan hukum/law
enforcement dalam upaya
membangun ketaatan Wajib Pajak
Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi
Daerah (WRD);
h. Meningkatkan kualitas dan kuantitas
aparatur pemungut pajak,
meningkatkan peran aktif SKPD
yang terkait dalam rangka
penegakan hukum di bidang
perpajakan;
i. Melakukan peningkatan
pengendalian dan pengawasan atas
pemungutan pendapatan asli daerah
untuk terciptanya efektifitas dan
efisiensi yang dibarengi dengan
peningkatan kualitas, kemudahan,
ketepatan dan kecepatan pelayanan
dengan biaya yang terjangkau;
j. Mendukung implementasi teknologi
informasi secara terpadu/terintegrasi
guna mengintensifkan dan
mengoptimalkan hasil pajak dan
retribusi di Kabupaten Pesisir Barat.
3.2.6 Arah Kebijakan Belanja Daerah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 239 -
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah
merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan
secara adil dan merata agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok
masyarakat tanpa diskriminasi khususnya dalam pemberian pelayanan
umum. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
tersebut, dimana terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan
yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan. Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan
senantiasa akan berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu
prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan sumber-
sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang
diartikan bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas
utama pembangunan daerah, prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran
yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan
sesuai dengan skala prioritas.
Belanja dapat diklasifikasikan menurut ekonomi (jenis belanja),
organisasi dan fungsi. Klasifikasi ekonomi untuk Pemerintah Pusat
meliputi belanja operasi (belanja pegawai, belanja barang, bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja modal dan belanja lain-lain).
Sedangkan belanja menurut organisasi antara lain terdiri dari pelayanan
umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan
hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya,
agama, pendidikan dan perlindungan sosial, disesuaikan dengan tugas
masing-masing Satuan Unit Kerja Daerah (SKPD). Oleh karena itu
program SKPD harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran
yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kerja pemerintah daerah.
Menurut fungsinya belanja digunakan sebagai dasar untuk penyusunan
anggaran berbasis kinerja guna memperoleh manfaat sebesar-besarnya,
selain daripada itu fungsi belanja juga dapat digunakan untuk keperluan
penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan
perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan
daerah.
Kebijakan belanja daerah terlebih dahulu memprioritaskan pada
pos belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 240 -
bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, serta belanja
barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan.
Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang
wajib dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat diberikan
sebagai pagu indikatif kepada setiap SKPD. Belanja penyelenggaraan
pembangunan hendaknya diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui
prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai
dengan peraturan perundang- undangan.
Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari
kelompok Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan Publik pada struktur
anggaran 2013-2014 (Berdasarkan Kepmendagri Nomor 29 Tahun
2002) berubah menjadi kelompok Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung pada struktur anggaran 2013-2014 (Berdasarkan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga Permendagri Nomor 59
Tahun 2007) dengan uraian, sebagai berikut:
Tabel III.16
Prediksi Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2013 - 2015 (dalam Satuan Rupiah)
NO. URAIAN TAHUN
ANGGARAN 2013
TAHUN
ANGGARAN 2014
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2015
2.1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG
890,020,875 202,456,677,586 237.586.852.129
Belanja Pegawai 777,800,000 185.647.956.561 188.236.865.050
Belanja Bunga - - -
Belanja Subsidi - - -
Belanja Hibah - - 10.655.000.000
Belanja Bantuan
Sosial
- 2.663.427.700 824.000.000
Belanja Bagi Hasil - 220.729.500 392.341.540
Belanja Bantuan
Keuangan
- 13.371.638.100 37.240.017.000
Belanja Tak
Terduga
112,220,875 552.925.725 238.628.539
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 241 -
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
*Angka Prediksi
1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan, yang terdiri dari:
a. Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi baik dalam
bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada
Pejabat Negara, PNS dan pegawai yang dipekerjakan oleh
pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang
berkaitan dengan pembentukan modal, contoh: gaji,
tunjangan, honorarium, lembur, tambahan penghasilan
lainnya, kontribusi sosial dan lain-lain yang berhubungan
dengan pegawai. Belanja pegawai pada tahun 2013 Rp.
777,800,000 porsinya 7% dari APBD tahun 2013, belanja
pegawai pada tahun 2014 Rp. 185,647,956,561 porsinya
57,3% dari APBD tahun 2014, dan belanja pegawai di tahun
2015 diprediksikan Rp. 188.236.865.050 porsinya 35% dari
APBD 2015.
b. Belanja Bunga digunakan untuk pembayaran atas pinjaman
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Dalam
Pemenuhan Pendanaan sejalan dengan penyelenggaraan
pemerintah daerah, khususnya pengalokasian anggaran dalam
APBD, Kabupaten Pesisir Barat tidak melakukan pinjaman,
sehingga tidak ada Pembayaran Bunga Pinjaman;
c. Belanja Subsidi hanya diperuntukkan kepada
perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu
biaya produksi agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan
dapat terjangkau oleh masyarakat seperti subsidi air bersih,
pelayanan listrik desa dan kebutuhan pokok masyarakat
lainnya. Dalam menetapkan belanja subsidi, pemerintah
daerah hendaknya melakukan pengkajian terlebih dahulu
sehingga pemberian subsidi dapat tepat sasaran. Mengingat
keterbatasan kemampuan keuangan daerah, maka pemerintah
Kabupaten Pesisir Barat sampai saat ini belum
menganggarkan belanja subsidi.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 242 -
d. Belanja Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari
pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah
lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta
tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Pemberian hibah
harus dilakukan secara selektif sesuai dengan urgensi dan
kepentingan daerah serta kemampuan keuangan daerah,
sehingga tidak mengganggu penyelenggaraan urusan wajib
dan tugas-tugas pemerintahan daerah lainnya dalam
meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada
masyarakat. Dalam menentukan alokasi belanja hibah
dilakukan secara selektif dan rasional dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan
mekanismenya berdasarkan/sesuai dengan Peraturan Menteri
dalam Negeri Nomor 39 tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
bersumber dari APBD. Adapun dana tersebut digunakan
untuk Hibah Kepada Lembaga Pemerintah Rp. 8.905.000.000;
Hibah Kepada Organisasi Olahraga Daerah Rp. 170.000.000;
Hibah Kepada Organisasi Profesi Rp. 135.000.000; Hibah
Kepada Organisasi Kemasyarakatan Generasi Muda Rp.
90.000.000; Hibah Kepada Organisasi Sosial Keagamaan Rp.
965.000.000; Hibah Kepada Organisasi Sosial Wanita Rp.
20.000.000; Hibah Kepada Organisasi Seni dan Pariwisata
Rp. 180.000.000; Hibah Kepada Lembaga/Organisasi
Pendidikan Rp. 190.000.000
e. Belanja Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa
uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak
secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk
melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Resiko
sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan
potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh
individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai
dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 243 -
alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja
bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup
dalam kondisi wajar. Dalam rangka mengatasi kemungkinan
terjadinya resiko sosial tersebut, Pemerintah Daerah dapat
memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota
masyarakat akan tetapi dilakukan secara selektif/tidak
mengikat, tidak terus menerus dan jumlahnya dibatasi sesuai
kemampuan keuangan daerah. Adapun mekanismenya juga
mengacu dan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
bersumber dari APBD. Dana digunakan untuk Belanja
Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan sebesar Rp.
824.000.000
f. Belanja Bagi Hasil digunakan untuk menganggarkan dana
bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada
kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada
pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu
kepada pemerintah daerah lainnya yang disesuaikan dengan
kemampuan belanja daerah yang dimiliki. Dana digunakan
untuk Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Pemerintahan
Pekon sebesar Rp. 283.708.033 dan Belanja Bagi Hasil
Retribusi Daerah Kepada Pemerintahan Pekon sebesar Rp.
108.633.507.
g. Belanja Bantuan Keuangan digunakan untuk menganggarkan
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari
pemerintah daerah kepada pemerintah kelurahan/pemerintah
desa. Bantuan keuangan yang bersifat umum diberikan dalam
rangka peningkatan kemampuan keuangan bagi penerima
bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus dapat
dianggarkan dalam rangka untuk membantu capaian program
prioritas pemerintah daerah yang dilaksanakan sesuai urusan
yang menjadi kewenangan pemerintah daerah seperti
pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan. Bantuan
keuangan yang bersifat khusus dari pemerintah daerah
pemerintah kelurahan/pemerintah desa diarahkan untuk
percepatan atau akselerasi pembangunan di kelurahan/desa.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 244 -
Dana digunakan untuk Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Pekon sebesar Rp. 43.821.017.000 dan Belanja Bantuan
Keuangan Kepada Partai Politik sebesar Rp. 419.000.000.
h. Belanja Tidak Terduga ditetapkan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya dan
perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat
diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah,
serta sifatnya tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak
diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk
program/kegiatan. Dana digunakan untuk Belanja Tidak
Terduga sebesar Rp. 238.628.539
Tabel III.17
Prediksi Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2014 - 2015 (dalam Satuan Rupiah)
N
O.
URAIAN TAHUN
ANGGARAN 2013
TAHUN
ANGGARAN 2014
PREDIKSI
TAHUN
ANGGARAN 2015
2.1 BELANJA LANGSUNG 10.088.390.900 121.413.430.220 297.734.147.081
Belanja Pegawai 850.170.000 10.447.918.000 16.500.620.000
Belanja Barang dan Jasa 6.955.339.400 41.036.386.620 57.193.869.290
Belanja Modal 2.282.881.500 69.629.125.600 224.039.657.791
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
*Angka Prediksi
2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang
terdiri dari:
a. Belanja pegawai; merupakan pengeluaran untuk
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah. Dana digunakan untuk Honorarium PNS
Rp. 5.631.875.000; Honorarium Non PNS Rp. 5.478.485.000;
Uang Lembur Rp. 324.230.000; Uang untuk diberikan kepada
Pihak Ketiga/Masyarakat Rp. 884.780.000; Belanja
Honorarium Non Pegawai Rp. 328.700.000; Honorarium Jasa
Pelayanan Kesehatan Rp. 3.672.550.000; Upah Pendataan Rp.
27.500.000; Pekerjaan Lapangan Rp. 100.000.000; Pekerjaan
Kantor Rp. 52.500.000.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 245 -
b. Belanja barang dan jasa; merupakan pengeluaran untuk
pembelian/pengadaan barang yang dinilai manfaatnya kurang
dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Belanja ini merupakan pembelian barang dan jasa yang habis
pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan
maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang
dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat.
Yang termasuk dalam kategori belanja barang/jasa adalah
Belanja Pengadaan barang/jasa, belanja pemeliharaan dan
belanja perjalanan dinas. Dana digunakan untuk Belanja Bahan
Pakai Habis Rp. 2.635.965.995; Belanja Bahan/Material Rp.
2.670.613.900; Belanja Jasa Kantor Rp. 6.700.652.300;
Belanja Premi Asuransi Rp. 2.590.615.500; Belanja Perawatan
Kendaraan Bermotor Rp. 2.822.169.000; Belanja Cetak dan
Penggandaan Rp. 3.929.895.395; Belanja Sewa
Rumah/Gedung/Gudang/ Parkir Rp. 1.728.550.000; Belanja
Sewa Sarana Mobilitas Rp. 3.300.525.000; Belanja Sewa
Perlengkapan dan Peralatan Kantor Rp. 671.232.000; Belanja
Makanan dan Minuman Rp. 4.816.284.000; Belanja Pakaian
Dinas dan Atributnya Rp. 341.920.000; Belanja Pakaian Kerja
Lapangan Rp. 316.365.000; Belanja Pakaian khusus dan hari-
hari tertentu Rp. 426.825.000; Belanja Perjalanan Dinas Rp.
11.267.666.450; Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan
bimbingan teknis PNS Rp. 2.532.960.000; Belanja
Pemeliharaan Rp. 706.440.000; Belanja Jasa Konsultansi Rp.
1.253.731.750; Belanja Barang Untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pihak Ketiga Rp. 2.671.121.000; Belanja Barang
Yang Akan Dijual Kepada Masyarakat Rp. 50.000.000;
Belanja Barang dan Jasa Dana BDPP Rp. 4.752.495.000;
Belanja Barang dan Jasa DAK Rp. 1.007.842.000.
c. Belanja modal; merupakan pengeluaran untuk pengadaan aset
tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan. Belanja modal digunakan dalam rangka
memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta
melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 246 -
lainnya yang ditetapkan pemerintah. Suatu belanja
dikategorikan sebagai belanja modal apabila:
1. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan
aset tetap atau aset lainnya yang menambah masa umur,
manfaat dan kapasitas.
2. Pengeluaran tersebut melebihi minimum kapitalisasi aset
tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh
pemerintah;
3. Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk
dijual;
4. Pengeluaran tersebut dilakukan sesudah perolehan asset
tetap atau aset lainnya dengan syarat pengeluaran
mengakibatkan masa manfaat, kapasitas, kualitas dan
volume aset yang dimiliki bertambah serta pengeluaran
tersebut memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi
aset tetap/aset lainnya.
Adapun yang termasuk kategori utama belanja modal ada
5 (lima) yaitu:
a) belanja modal tanah adalah pengeluaran/biaya yang
digunakan untuk pengadaan/pembelian/pembebasan
penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan,
pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan
sertifikat tanah, serta lain-lain yang bersifat administratif
sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai
tanah tersebut siap pakai;
b) belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran yang
diperlukan untuk pengadaaan alat-alat dan mesin-mesin
yang dipergunakan dalam kegiatan pembentukan modal
termasuk biaya untuk penambahan, penggantian dan
peningkatan kualitas peralatan dan mesin, serta inventaris
kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam
kondisi siap pakai;
c) belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran
yang digunakan untuk perencanaan, pengawasan dan
pengelolaan pembentukan modal untuk pembangunan
gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai
gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 247 -
termasuk di dalamnya pengadaan berbagai barang
kebutuhan pembangunan gedung dan bangunan;
d) belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran
yang digunakan untuk pengadaan, penambahan,
penggantian, peningkatan pembangunan, pembuatan serta
perawatan prasarana dan sarana termasuk pengeluaran untuk
perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan
jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan
jaringan dalam kondisi siap pakai; dan
e) belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran yang
digunakan untuk pengadaan, penambahan, penggantian,
peningkatan pembangunan, pembuatan serta perawatan
terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke
dalam kriteria belanja modal, tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan, misalnya
belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang
kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum,
hewan ternak dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah.
Belanja Daerah pada dasarnya merupakan perwujudan
dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan
kebijakan yang berkesinambungan dari program-program yang
dilaksanakan dapat dibaca ke arah mana pembangunan di suatu
daerah akan digerakkan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah
untuk memenuhi tingkat kesejahteraan masyarakat dalam rangka
mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional maupun daerah.
Upaya-upaya tersebut antara lain dengan penyediaan fasilitas
dasar, fasilitas publik, peningkatan kualitas pendidikan dan
kesehatan, serta penyediaan infrastruktur untuk mendorong
tumbuhnya perekonomian di masyarakat. Era otonomi daerah telah
membawa konsekuensi dalam pengeluaran publik pemerintah
untuk lebih memfokuskan pada pembenahan manajemen dan
administrasi birokrasi, sehingga menyebabkan peningkatan belanja
administrasi baik belanja kegiatan pelayanan dasar, belanja bidang
prioritas nasional maupun belanja penunjang yaitu belanja
prioritas masing-masing Unit Kerja di Pemerintahan (SKPD).
Peningkatan Belanja Administrasi Pemerintahan guna mendukung
Reformasi Birokrasi akhir-akhir ini dirasakan semakin membuat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 248 -
ketidakseimbangan (proporsinya tidak sebanding) antara belanja
kegiatan pelayanan dasar, belanja bidang prioritas nasional
maupun belanja penunjang di masing-masing SKPD. Kondisi yang
terjadi sekarang pertumbuhan belanja kegiatan dasar lebih besar
daripada belanja tidak mengikat. Disatu sisi belanja yang sifatnya
mengikat belum dilakukan secara efisien salah satunya pada pos
belanja perjalanan dinas yang “membengkak“ baik dari segi waktu
perjalanan maupun volume perjalanannya/jumlah orang yang
melakukan perjalanan.
Hal seperti itu juga tercermin dalam perkembangan Belanja
Daerah di Kabupaten Pesisir Barat, dalam tahun 2014 terlihat
bahwa Proporsi Belanja Tidak Langsung melebihi Belanja
Langsung.
Tabel III.18
Struktur Belanja Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014
No. Tahun Belanja Tidak
Langsung (Rp)
Belanja Langsung
(Rp)
Belanja APBD (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) + (4))
01. 2013 890.020.875 10.088.390.900 10.978.411.775
02. 2014 202,456,677,586 121.413.430.220 323.870.107.806
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Gambaran lebih detail tentang perkembangan Belanja
Daerah di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2014,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel III. 18 di atas.
Proporsi belanja pegawai cukup besar terhadap total
belanja (lebih dari 50 persen), hal ini disebabkan karena
kemampuan pendanaan yang terbatas tidak dapat mengimbangi
kebijakan kenaikan belanja pegawai baik oleh pemerintah pusat
maupun daerah. Perkembangan terakhir pada perencanaan APBD
tahun 2013 proporsi tersebut dikurangi seiring dengan adanya
kebijakan memoratorium Pegawai yang berlaku di Kabupaten
Pesisir Barat. Proporsi belanja pegawai terhadap total belanja
dapat dilihat dalam tabel III.19 sebagai berikut:
Tabel III.19
Proporsi Belanja Pegawai Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2013-2014
No. Tahun Belanja Pegawai
(Rupiah)
Total Belanja
(Rupiah)
Persentase Belanja
Pegawai thd Total
Belanja (%)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 249 -
01. 2013 1,627,970,000.00 10,978,411,775.00 14,82
02. 2014 195,859,024,561.00 323,870,107,806.00 60,60
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
Penganggaran Belanja Langsung terbagi menjadi dua
urusan yaitu Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Urusan Wajib
adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak
dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib
diselenggarakan oleh pemerintah daerah, diprioritaskan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial. Dalam menjalankan Urusan Wajib, daerah
diminta untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Sedangkan Urusan Pilihan meliputi urusan pemerintahan yang
secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi keunggulan daerah (core competence), serta urusan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah
atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.
Selanjutnya urusan wajib dan urusan pilihan dijabarkan
dalam bentuk Program dan Indikasi Kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh SKPD selama kurun waktu 2014-2015.
Gambaran Prediksi Belanja di Kabupaten Pesisir Barat selama
kurun waktu 2014-2015 selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel III.20
Prediksi Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2014 - 2015 (dalam Satuan Rupiah)
NO. URAIAN TAHUN ANGGARAN
2014
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2015
2.1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG
202,456,677,586 237.586.852.129
Belanja Pegawai 185.647.956.561 188.236.865.050
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 250 -
Belanja Bunga - -
Belanja Subsidi - -
Belanja Hibah - 10.655.000.000
Belanja Bantuan
Sosial
2.663.427.700 824.000.000
Belanja Bagi Hasil 220.729.500 392.341.540
Belanja Bantuan
Keuangan
13.371.638.100 37.240.017.000
Belanja Tak
Terduga
552.925.725 238.628.539
2.2 BELANJA
LANGSUNG
121.413.430.220 297.734.147.081
BELANJA DAERAH 323.870.107.806 535.320.999.210
Surplus/Defisit 300.000.000 0
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
*Angka Prediksi
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menetapkan angka
Prediksi Belanja di Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu
2014-2015 adalah berikut:
a. Untuk Prediksi Belanja Langsung tahun 2014 dan 2015
belum memprediksikan Belanja untuk kegiatan DAK dan
Bantuan Keuangan dari Provinsi karena bersifat given dan
in out;
b. Belanja Gaji diasumsikan mengalami peningkatan karena
memperhitungkan : kenaikan gaji pokok dan tunjangan
PNSD sebesar 10%, termasuk menghitung pemberian gaji
ke 13, kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan
keluarga, mutasi pegawai serta acress sebesar 2,5 %;
d. Untuk Belanja Bantuan Sosial diprediksikan menurun dari
tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar Rp. 2.663.427.700,00
menjadi Rp. 824.000.000,00 karena sudah terantisipasinya
masalah-masalah sosial di tahun di 2014;
e. Untuk Belanja Bantuan Keuangan pada tahun 2014 dan
2015 diasumsikan meningkat; dan
f. Belanja Tak Terduga diasumsikan turun pada tahun 2015
sebesar Rp. 238.628.539,00
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 251 -
Pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Pesisir Barat
diarahkan pada pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari masukan (input) yang direncanakan. Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk
menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan bidang
kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung
jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang
direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Arah pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Pesisir
Barat selama kurun waktu 2014-2015 akan diarahkan kepada hal-
hal sebagai berikut:
1. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran. Dana yang tersedia
harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang harapan
selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat
diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi Sumber
Daya Manusia (SDM) aparatur daerah, terutama yang
berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.
2. Prioritas. Penggunaan anggaran tahun 2014-2015
diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan di bidang
pendidikan, kesehatan, ketersediaan bahan pangan,
peningkatan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Pesisir Barat dan diarahkan untuk
penanggulangan kemiskinan serta penjabaran visi, misi dan
program Kepala Daerah terpilih;
3. Tolak Ukur dan Target Kinerja. Belanja daerah pada setiap
kegiatan disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator
kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai
dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) setiap SKPD;
4. Optimalisasi Belanja Langsung. Belanja langsung
diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan
pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 252 -
disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai
strategi pembangunan untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Optimalisasi
belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik
yang memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak
swasta; dan
5. Transparan dan Akuntabel. Setiap pengeluaran belanja
dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula
masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam
mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja
tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi
menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya.
Selain arah kebijakan pengelolaan Belanja Daerah di
Kabupaten Pesisir Barat secara umum seperti yang disebutkan di
atas, selama kurun waktu 2014-2015 juga akan ditempuh
kebijakan belanja daerah sebagai berikut:
1. Belanja Daerah di Kabupaten Pesisir Barat akan
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel.
2. Diasumsikan ada kenaikan Belanja Gaji Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sebesar 10% setiap tahun. Pos belanja gaji ini
untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala,
tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan PNSD.
Perhitungkan gaji untuk tiap tahunnya ditambah acress
yang besarnya maksimum 2,5% dari jumlah belanja
pegawai (gaji pokok dan tunjangan). Besarnya
penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan
dengan rekonsiliasi jumlah pegawai dan memperhitungkan
rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Untuk tahun 2014
diprediksikan terjadi peningkatan/kenaikan gaji sebesar
10%;
3. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dianggarkan dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah serta
setelah memprioritaskan pemenuhan Belanja Urusan Wajib
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 253 -
terlebih dahulu. Belanja Tidak Terduga diasumsikan naik
atau minimal sebesar realisasi tahun sebelumnya;
4. Belanja Langsung akan selalu disesuaikan dengan
ketersediaan anggaran setiap tahun, dan akan diupayakan
secara merata pada semua sektor;
5. Belanja diutamakan untuk mendukung program pelayanan
dasar kepada masyarakat, khususnya bidang pendidikan,
kesehatan dan pangan;
6. Menguatkan program–program penanggulangan
kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat yang
berkelanjutan;
7. Memfasilitasi dan memberikan stimulan pada sektor riil
melalui bantuan modal dan pembinaan/pendampingan
kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM);
8. Melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang strategis dan
mempunyai manfaat luas bagi masyarakat
9. Dalam upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan
publik, belanja daerah diharapkan dapat lebih diarahkan
dalam mendukung peningkatan nilai tambah sektor-sektor
ekonomi yang akan memberikan kontribusi yang besar bagi
pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja
sebagai upaya untuk turut meningkatkan perluasan
lapangan kerja guna menurunkan angka kemiskinan.
Beberapa sektor tersebut adalah sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor industri pengolahan (pendukung sektor
jasa), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-
jasa dan sektor konstruksi.
10. Mengupayakan penghematan, efisiensi, efektifitas
anggaran belanja daerah secara proporsional akan
dilakukan melalui:
a. Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan
kegiatan yang memiliki dampak kuat terhadap pencapaian
visi dan misi dalam Kabupaten Pesisir Barat dan
berdampak luas terhadap kepentingan masyarakat.
b. Mengefektifkan mekanisme Musrenbang guna
menghasilkan rencana program dan kegiatan yang mampu
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 254 -
memecahkan berbagai permasalahan dan isu terkini
pelayanan masyarakat.
3.2.7 Pengelolaan Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah yang
dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus
anggaran. Defisit atau surplus terjadi apabila ada selisih antara
Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Pembiayaan
disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan adalah semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pengeluaran Pembiayaan adalah semua pengeluaran yang akan diterima
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya. Penerimaan pembiayaan merupakan
transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran
yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibanding dengan
pendapatan yang diperoleh. Penerimaan pembiayaan mencakup:
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
(SiLPA);
2. Pencairan Dana Cadangan:
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan;
4. Penerimaan Pinjaman Daerah;
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman;
6. Penerimaan Piutang Daerah;
7. Penerimaan Dana Bergulir; dan
8. Penerimaan Hasil Penarikan
Pengeluaran Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan
setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Pengeluaran pembiayaan terdiri dari:
1. Pembentukan dana cadangan;
2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015
BAB III - 255 -
3. Pembayaran pokok utang;
4. Pemberian pinjaman daerah; dan
5. Pemberian Dana Bergulir.
Gambaran realisasi, prediksi dan proyeksi Pembiayaan Daerah
di Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2013-2016
selengkapnya dapat dilihat pada tabel III.21 di atas. Adapun asumsi-
asumsi yang digunakan dalam memprediksi Pembiayaan Daerah di
Kabupaten Pesisir Barat selama kurun waktu 2013 -2016 tersebut antara
lain:
a. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun sebelumnya pada
tahun 2015 dan 2016 diasumsikan sama yaitu sebesar Rp.
224,000,000,00
b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah pada tahun
2015 dan 2016 diasumsikan sama yaitu sebesar Rp.
560,000,000,00
Pada Tahun 2015 nanti pemerintah Kabupaten Pesisir Barat
akan mencairkan Dana Cadangan sebesar Rp. 7.000.000.000,00 yang
sudah dibentuk selama 2 tahun terakhir ini, guna membiayai proses
Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Pesisir Barat.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB III - 156 -
Tabel III.21
Realisasi dan Prediksi Pembiayaan Daerah Dalam APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2016 (dalam Satuan Rupiah)
URAIAN PERUBAHAN APBD
TAHUN ANGGARAN
2013
APBD TAHUN
ANGGARAN 2014
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2015
PROYEKSI TAHUN
ANGGARAN 2016
(1) (2) (3) (4) (5)
Penerimaan Pembiayaan Daerah - 200,000,000 7,224,000,000 224,000,000
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun
Sebelumnya
- 200,000,000 224,000,000 224,000,000
Pencairan Dana Cadangan - 0 7,000,000,000 0
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - 0 0 0
Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi daerah - 0 0 0
Penerimaan Piutang Daerah - 0 0 0
Penerimaan Dana Bergulir - 0 0 0
Penerimaan Hasil Penarikan - 0 0 0
Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 500,000,000 560,000,000 560,000,000
Pembentukan Dana Cadangan - 0 0 0
Penyertaan Modal (Investasi ) Pemerintah Daerah - 500,000,000 560,000,000 560,000,000
Pembayaran Pokok Utang - 0 0 0
Pemberian Pinjaman Daerah - 0 0 0
Pemberian Dana Bergulir - 0 0 0
Pembiayaan netto - 0 0 0
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan 0 0 0 0
Sumber data : Dinas PPKAD Kabupaten Pesisir Barat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 156 -
Kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah di Kabupaten
Pesisir Barat untuk tahun 2013-2016 adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah di
Kabupaten Pesisir Barat yaitu berusaha untuk meningkatkan
realisasi SILPA dari tahun ke tahun yang diakibatkan karena
terjadinya efisiensi, efektivitas dalam pengelolaan belanja
daerah. Secara khusus arah kebijakan Pembiayaan Daerah di
Kabupaten Pesisir Barat untuk kurun waktu 2013-2016 yang
masuk dalam kategori penerimaan pembiayaan adalah Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA)
diasumsikan tetap setiap tahun dan akan digunakan untuk
menutup defisit anggaran yang terjadi;
2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah di
Kabupaten Pesisir Barat selama tahun 2014-2015 diarahkan
untuk penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah di
PT. BANK LAMPUNG.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 157 -
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Prioritas Pembangunan Daerah yaitu tema atau agenda pembangunan pemerintah
daerah tahunan yang menjadi benang merah/ tonggak capaian antara (milestones) menuju
sasaran 5 (lima) tahunan dalam RPJMD melalui rencana program pembangunan daerah
tahunan. Suatu prioritas pembangunan merupakan jawaban atas sasaran pembangunan
daerah dalam suatu pernyataan yang mengandung komponen program prioritas atau
gabungan program prioritas.
Suatu prioritas pembangunan daerah pada dasarnya (berisi) program-program
unggulan SKPD (terpilih) yang paling tinggi relasinya (leading indicators) bagi
tercapainya target sasaran pembangunan daerah tahun rencana. Dalam menentukan
prioritas pembangunan, terlebih dahulu dilakukan identifikasi permasalahan pembangunan
daerah yang bersifat internal maupun eksternal. Setelah diketahui faktor penyebab atau
pemicu secara internal maupun eksternal kemudian dapat disusun prioritas dan sasaran
pembangunan beserta program prioritas. Dengan demikian, suatu program pembangunan
daerah merupakan program atau sekumpulan program unggulan kepala daerah yang
berhubungan dengan janji politik kepala daerah dan hasil perumusan teknokratis terkait.
Tidak semua program prioritas dapat menjadi prioritas pembangunan daerah, menyangkut
keterbatasan anggaran dan identifikasi masalah. Suatu prioritas pembangunan dimasa lalu
yang telah berhasil dicapai, tidak lagi diprioritaskan dimasa berikutnya, walau tetap harus
dijaga kesinambungannya (performance maintenance).
Suatu prioritas pembangunan daerah juga dapat dikategorikan sebagai
operasionalisasi dari tujuan strategik daerah mengingat urgensi daya ungkit pada
kesejahteraan dan cakupan pembangunannya. Sebagai suatu strategic, pengelolaan kinerja
menjadi faktor utama bagi kepemimpinan daerah.
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi prioitas
kegiatannya, juga memperhatikan apa yang diusulkan oleh SKPD berdasarkan prakiraan
maju pada RKPD tahun sebelumnya.
Metodologi penyusunan prioritas, dengan memperhatikan beberapa kriteria, antara
lain:
a. Korelasinya terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional,
seperti terhadap MDGs, Standar Pelayanan Minimal, pengentasan kemiskinan,
penciptaan lapangan kerja.
b. Korelasinya terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang dituangkan
dalam RPJMD.
c. Korelasinya terhadap pengembangan sektor/bidang yang terkait keunggulan
kompetitif daerah.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 158 -
d. Korelasinya terhadap isu strategis daerah.
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan RPJM
RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 merupakan penjabaran dari
pelaksanaan RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 Tahun ke 1, yaitu tahun
perencanaan 2014 untuk dilaksanakan di tahun 2015. Sesuai Peraturan Daerah Nomor
6 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi
Lampung Tahun 2005-2025, tujuan pembangunan Kabupaten Pesisir Barat adalah
Terwujudnya Kabupaten Pesisir Barat Menuju Kota Modern Berbasis Lingkungan.
Memperhatikan situasi, kondisi, kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan,
dan memperhitungan kontinuitas dan sinergitas pelaksanaan pembangunan, serta
memperhatikan motto Kabupaten Pesisir Barat “Helauni Kik Bakhong yang berarti
Baiknya Kebersamaan” maka dirumuskan dan ditetapkan Visi Pembangunan
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013-2018, adalah:
“TERWUJUDNYA KABUPATEN PESISIR BARAT MENUJU KOTA MODERN
BERBASIS LINGKUNGAN”
Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat tersebut di
atas selanjutnya dirumuskan misi pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2013 – 2018 sebagai berikut:
1. Meningkatkan Pemanfaatan potensi Perikanan dan Kelautan secara optimal bagi
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pesisir Barat ;
2. Meningkatkan pengelolaan pariwisata dan budaya daerah
3. Meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor pertanian, perkebunan dan
kehutanan
4. Meningkatkan kualitas pelayanan umum, jaringan transportasi dan komunikasi
5. Meningkatkan pelayanan pendidikan berkualitas dan terjangkau.
6. Meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau
7. Meningkatkan kesadaran pembangunan berwawasan lingkungan.
Untuk melaksanakan misi-misi tersebut di atas maka ditetapkan tujuan dan
sasaran pembangunan daerah Kota Pesisir barat selama 5 (lima) tahun (2013-2018)
dengan uraian sebagai berikut:
1. Tujuan dan Sasaran pada Misi 1 (Meningkatkan Pemanfaatan potensi
Perikanan dan Kelautan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Pesisir Barat) adalah:
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SKPD
1. Meningkatkan pendapatan
masyarakat peternakan,
kelautan dan perikanan
Meningkatnya
Produksi
-peningkatan perikanan tangkap sebesar 5%
-peningkatanPerikanan budidaya sebesar 5%
/tahun
Dinas
Peterna
kan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 159 -
2. Meningkatnya akselerasi
pembangunan peternakan, kelautan dan Perikanan
3. Terjaganya kualitas
lingkungan sumberdaya peternakan, kelautan dan
perikanan
Meningkatnya
tingkat konsumsi
Meningkatnya PAD
sebesar 10%/tahun
-peningkatan Olahan sebesar 5%/tahun
-peningkatan hasil Daging sebesar 5%/tahun
-peningkatan konsumsi Ikan sebesar 5%/tahun
-peningkatan konsumsi ikan sebesar 5%/tahun
-peningkatan PAD sebesar 10%/tahun
Kelauta
n dan Perikan
an
2. Tujuan dan Sasaran pada Misi 2 (Meningkatkan pengelolaan pariwisata dan
budaya daerah) adalah:
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SKPD
1. Pengembangan Pemasaran
Pariwisata
2. Pengembangan Destinasi
Pariwisata
3. Pengembangan Ekonomi Kreatif Pariwisata
Peningkatan
Pemasaran
Pariwisata
Peningkatan Destinasi Pariwisata
Berkembangnya Ekonomi Kreatif
Pariwisata
-pelaksanaan Gebyar Wisata Teluk Stabas 1
kali/tahun
-pelaksanaan Festival Krakatau 1 kali/tahun -peningkatan kunjungan wisatawan ke
Kabupaten Pesisir Barat
-Tertatanya dan terpeliharanya kebersihan objek wisata Pantai Labuhan Jukung dan Bukit
Selalau
-peningkatan kenyamanan pengunjung cottage
-pelaksanaan pemilihan Muli Mekhanai
-pelaksanaan Pelatihan Penjaga Pantai (Life
Guard) -tersedianya Buku data Usaha Jasa Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Kab. Pesisir Barat
sebanyak 120 buku
-Jumlah peserta pelatihan pemandu wisata sebanyak 50 0rang
Dinas
Pariwisa
ta
3. Tujuan dan Sasaran pada Misi 3 (Meningkatkan perekonomian masyarakat
dari sector pertanian, perkebunan dan kehutanan)
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SKPD
1. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Produk Pertanian.
Meningkatnya
produksi hasil
Tanaman Pangan
dan Hortikultura
-Jumlah Terlaksanaya Pengembangan Padi
Varietas Rojolele dan Pendan wangi seluas 2,5
Ha
-terlaksananya Bimbingan dan Penerapan Teknologi pada Usaha Tani
-bantuan benih padi, jagung, dan kedelai
-Terlaksanya Pengembangan Jagung Manis
seluas 5 Ha -Meningkatnya pengetahuan kelompok tani
untuk pengendalian hama melalui SLPHT
untuk 30 kelompok petani
Dinas
Pertania
n
Perkebunan dan
Kehuta
nan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 160 -
2. Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
3. Penyediaan Sarana dan
Prasarana Pertanian
4. Peningkatan Ketahanan
Pangan
5. Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pertanian dan Kelembagaan
Pertanian
6. Perencanaan
Pembangunan Pertanian
7. Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Hutan
8. Pemanfaatan Potensi
Sumber Daya Hutan
produksi,
Produktivitas dan
mutu perkebunan meningkat
Meningkatnya
sarana dan prasarana
pertanian
Tersedianya data
ketahanan Pangan
serta peningkatan
pengetahuan tentang diversifikasi pangan
Tersedianya sarana
dan prasarana penyuluhan
Tersedianya data
statistik dan kinerja pembangunan
Pertanian Tanaman
Pangan Dan Hortikultura
Terlaksanya
Rehabilitasi Lahan dan Hutan Kawasan
Konservasi
Terlaksananya tata
batas kawasan
-Terlaksananya Pengembangan Tanaman
Sayuran (Cabai Merah dan Bawang Merah, Buncis, Terong)
-Meningkatnya produksi hasil holtikultura dan
toga
-Tersedianya bibit holtikultura dataran rendah dan toga yang unggul
-Terlaksananya Pengembangan Buah-buahan
(Kelengkeng, Pisang, Durian dan Petai) seluas
5 Ha
- Tersedianya bibit tanaman perkebunan
(Kakao, pala, cengkeh, kelapa dalam, kelapa
sawit, tembakau) sebanyak 210.000 batang -peningkatan pengetahuan Kelompok tani
tentang pascapanen karet / 3 kelompok tani
-peningkatan Pengetahuan Kelompok tani
terhadap pengendalian hama kakao / 3 kelompok tani
-Berkembangnya Produksi tanaman Pangan dan
hortikultura -tersedianya 100 Hand Traktor
-tersedianya sarana pengendalian OPT Babi
sebanyak 250 unit
- verifikasi dan validasi pupuk bersubsidi -pengembangan DI Way Tembulih
-pengembangan DI Way Ngambur
-Tersedianya stok pestisida
-tersedianya Sarana Pengendalian Organisme Pengganggu
-Terselenggaranya Pengendalian hama
-peningkatan Produksi tanaman pangan dan holtikultura (DAK Bidang Pertanian)
-peningkatan Produksi tanaman pangan dan
holtikultura (Pendampingan DAK Bidang
Pertanian) -Tersusunnya data neraca bahan makanan
sebanyak 12 laporan
-Tersedianya Lumbung Pangan
- lomba menu B2SA Tk. Kabupaten - lomba HATInya PKK Tk. Provinsi
-peningkatan Pengetahuan masyarakat tentang
konsep 3B
-Jumlah Anggaran operasional penyuluh PNS
dan Non PNS sebanyak 51 0rang
-Tersusunnya programa penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan -Terbayarnya honor penyuluh non PNS untuk
12 bulan
-Tersusunnya penilaian angka kredit penyuluh
-tersusunya 12 Laporan sistem informasi
statistik dan kinerja pembangunan TPH
-Bertambahnya jumlah areal tanaman Damar
Mata kucing seluas 50 Ha
-laporan inventarisasi damar mata kucing -Pembinaan dan Penyegaran Kader
Pengamanan Hutan
-Optimalnya kinreja pos penjagaan
pengamanan hutan (DAK) -Optimalnya kinreja pos penjagaan
pengamanan hutan (Pendampingan DAK)
-Terlaksananya studi banding dan penanaman
cemara laut
-Terkumpulnya bahan, data dan keterangan
terkait tahap persiapan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 161 -
9. Rehabilitasi Hutan dan
Lahan
Terlaksananya
fasilitasi dan
demplot HTR
-Terlaksananya Observasi Perubahan Status dan
Fungai kawasan hutan -Masyarakat mengetahui tata batas kawasan
hutan
-Meningkatnya peran masyarakat dalam
pengamanan hutan sebanyak 26 0rang -meningkatnya pengamanan hasil hutan
-Keikutsertaan dalam KTNA
-pembuatan tata batas kawasan seluas 300 Ha
-penanaman 100 bibit cemara laut bagi
perempuan
-pengembangan demplot pembangunan HTR
seluas 300 Ha
4. Tujuan dan Sasaran pada Misi 4 (Meningkatkan kualitas pelayanan umum,
jaringan transportasi dan komunikasi)
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SKPD
1. Program Pembangunan
Sarana dan Prasarana
Perhubungan
1. 2. Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan
Media Massa
3. Kerjasama Informasi
dengan Media Massa
4. Pengkajian dan penelitian
Bidang Komunikasi dan
Informasi
5. Peningkatan Pelayanan
Angkutan
6. Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
7. Pengendalian dan
Pengamanan Lalu Lintas
8. Kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan
& Pelayaran
9. Keselamatan Pelayaran
10. Tim Search and Rescue
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Perhubungan
Berkembangnya
komunikasi,
informasi dan
media masa
Penyebarluasan
informasi
Peningkatan pengkajian dan
penelitian bidang
komunikasi dan
informasi
pelayanan angkutan
peningkatan
kelaikan kendaraan bermotor
Terkendalinya keamanan lalu
lintas
terciptanya kawasan
keelamatan
penerbangan dan
pelayaran
peningkatan
keselamatan
pelayaran
terbentuknya tim
SAR
-Pengadaan 4 unit Warning Light Solar Cell
-Pengadaan 2 unit Jet Pump dan Water Tower
unty Batk Terminal Way Batu -Pengadaan 15 unit Lampu Penerangan Jalan
Tenaga Surya
-Pembangunan 2 unit Jalan Lingkungan dan
Areal Terminal
-Tersedianya PAD dari RPM Menara
Telekomunikasi
- Updating Berita Aktual -Tersedianya Area Hotspot
-Tersedianya Fasilitas Media Centre
-Penyebarluasan Informasi Pembangunan daerah, Informasi Publik, Pembinaan dan
Pengembangan Sumberdaya Komunikasi dan
Informasi
-Penyebarluasan informasi
-Koordinasi Forum Lalu Lintas Kab. Pesisir
Barat -Pengawasan road map to zero overloading
-Sosialisasi/penyuluhan kawasan tertib lalu
lintas
-Penyusunan Tatanan Transportasi Lokal (Tatralok)
-Pengadaan 20 unit Traffic Cone
-Pengadaan Peralatan Pengujian Kendaraan Dinas
-Pengadaan 20 unit Pagar Pengaman Jalan
(Gadriell)
-Pengadaan 110 unit Rambu-Rambu Lalu Lintas
Kawasan Keselamatan Operasional
Penerbangan
-Jumlah Pengadaan Alat-Alat Keselamatan Pelayaran sebanyak 56 unit
Dinas
Perhubu
ngan, Komuni
kasi,
dan
Informatika
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 162 -
(SAR)
i.
-jumlah Tim SAR yang siaga sebanyak 20 unit
5. Tujuan dan Sasaran pada Misi 5 (Meningkatkan pelayanan pendidikan
berkualitas dan terjangkau)
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SKPD
1. Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)
2. Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
3. Pendidikan Menengah
4. Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga
Pendidikan
5. Manajemen Pelayanan
Pendidikan
Meningkatnya Mutu
Pendidikan PAUD
Peningkatan
Pelaksanaan Wajib
Belajar Pendidikan
Sembilan Tahun
Peningkatan
Pelaksanaan
Pendidikan
Menengah
Meningkatnya Mutu
Pendidik dan Tenaga Pendidik
Meningkatnya
Manajemen
Pelayanan Pendidikan
-Peningkatan Kompetensi Guru PAUD dan TK
-Sosialisasi dan Pendataan lembaga PAUD
-Peningkatan Pemahaman Guru terhadapa kurikulum dan bahan ajar PAUD
-Terpilihnya 3 orang Pemenang Minat, Bakat
dan Kreativitas PAUD
-tersedianya dana penyelenggaraan (BDPP),
Terselenggaranya Paket B setara SMP,
Terselenggaraan OSN SD, O2SN SD, FL2SN
SD, OSN SMP, O2SN SMP, FL2SN SMP, UN SMP/SMA dan US SD Sederajat, UN
SMP/SMA dan US SD Sederajat, LUS SD,
UAS SD, LUN SMP, US SMP
-Penyelenggaraan Paket C setara SMA 3
Kelompok, OSN SMA dan SMK, O2SN SMA
dan SMK, O2SN SMA dan SMK, LKS – SMK,
peningkatan pendapmpingan DAK Peniidikan, US SMA/ SMK, LUN SMA / SMK, Uji
Kompetensi SMK
-Pembinaan Musyawarah Kerja Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMP, SMA dan SMK,
MGK SD, omba Guru Berprestasi PLS,
DIKDAs dan DIKMEN, Olimpiade Sains guru
MIPA-SMA, Olimpiade Sains guru MIPA-SMP
-Pembinaan Persatuan Gurun Republik
Indonesia (PGRI), Penyusunan dan pengelolaan
Data Pokok Pendidik (DAPODIK), Pembinaan Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman
Kanak-Kanak (GOP-TK), Pembinaan
Organisasi Himpunan Pendidikan anak Usia
Dini (HIMPAUDI), Pembinaan kegiatan Pramuka Daerah Pesisir Barat, Pembinaan
kegiatan Pramuka Daerah Pesisir Barat, gerakan
orang tua asuh (GNOTA), osialisasi, Pendataan
dan Monitoring Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, osialisasi Monev dan Pelaporan BDPP,
osialisasi Monev dan Pelaporan BDPP
Dinas
Pendidi
kan, Kebuda
yaan
Pemuda
dan Olahrag
a
6. Tujuan dan Sasaran pada Misi 6 (Meningkatkan pelayanan kesehatan
berkualitas dan terjangkau)
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SKPD
1. Obat dan Pembekalan
Kesehatan
Tersedianya bahan
obat-obatan di
-Ketersediaan Obat dan perbekalan kesehatan,
DAK Bidang Kesehatan dan Farmasi, Jumlah
Dinas
Kesehat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 163 -
2. Upaya Kesehatan
Masyarakat
3. Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
4. Perbaikan Gizi
Masyarakat
5. Pengembangan Lingkungan Sehat
6. Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
7. Standarisasi Pelayanan
Kesehatan
8. Pelayanan Kesehatan
Penduduk Miskin
9. Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan
Jaringannya
10. Kemitraan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
11. Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita
Kabupaten Pesisir
Baratdan terselenggaranya
sistem informasi
kesehatan
Menurunkan angka
kesakitan masyarakat
100%
Meningkatnya peran
serta dan pemberdayaan
masyarakat di bidang
kesehatan
Tercapainya Status Gizi Masyarakat
Meningkatnya
pembangunan yang berlandaskan kualitas
lingkungan
berwawasan
kesehatan
Terkendalinya
Penyebaran Penyakit
Menular
Terstandarisasi
Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Pesisir
barat
Meningkatnya
pelayanan kesehatan berkualitas dan
terjangkau terhadap
penduduk miskin
Meningkatnya sarana
dan prasarana
kesehatan dan
pelayanan prima pada puskesmas dan
jaringannya
Tercapainnya kemitraan dan
jaminan pelayanan
kesehatan
Penurunan Angka
Kematian Ibu
pemeriksaan sarana pelayanan farmasi
komunitas sebanyak 10 unit, pendistribusian obat ke puskesmas, Puskesmas yang
dimonitoring sebanyak 9 puskesmas
-Puskesmas yang memperoleh BOP, Puskesmas
yang berprestasi terhadap kinerja pelayanan,
Peningkatan Kesehatan Farmasi (DAK dan
Sharing), umlah pekon terpencil yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 10 pekon,
terpeliharaan kondisi kendaraan keseha atan
sebanyak 1 unit
-11 Kecamatan yang mendapat Pembinaan
UKBM-MDS, pelaksanaan lomba hari
Kesehatan nasional sebanyak 1 kali, 15 Sekolah
150 siswa yang mendapat pembinaan dan pelatihan, 11 Kecamatan yang melaksanakan
Kegiatan PHBS di masyarakat, 10
sekolah/1000 siswa mendapat sosialisasi
tentang NAPZA dan IMS di tk Sekolah, 10 sekolah yang mendapat sosialisasi tentang
PHBS
-9 Puskesmas yang mendapatkan BIMTEK, 9 Puskesmas yang malaksanakan Lintas sektor
-2 kecamatan yang mendapat pembinaan dan pengawasan, 5 Desa yang melaksanakan
STBM, 11 Kecamatan yang diawasi, Pelayanan
4 poskotis, 9 Puskesmas yang dimonitoring
-9 puskesmas yang melakukan imunisasi,
Kuantitas laporan mingguan (EWARS) dan jumlah kasus campak tertanganias laporan
mingguan (EWARS), 10 desa yang
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dan
Cedera
10 sarana industri rumah tangga
-sosialisasi JKN di 11 kecamatan, Monev JKN di 9 puskesmas
-2 puskesmas, 2 pustu, 3 pusling
-ketersediaan dana pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin (Jamkesda) untuk 10.885 jiwa
-pelaksanaan Lomba Balita Sejahtera Indonesia
an
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 164 -
12. Peningkatan Kesehatan Lansia
13. Pengawasan dan
Pengendalian kesehatan Makanan
14. Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak
Terlaksananya
pelatihan kader
posyandu lansia
Tersedianya Makanan
Sehat
Ibu Melahirkan
Selamat 100%
-pelatihan kader posyandu lansia
-masyarakat yang terlindung dari bahan makanan berbahaya, Pemeriksaan sarana
distribusi kosmetik dan bahan berbahaya
Bidan yang mengikuti Pelatihan dari 9
puskesmas
7. Tujuan dan Sasaran pada Misi 7 (Meningkatkan kesadaran pembangunan
berwawasan lingkungan)
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SKPD
1. Pengembangan
Pengelolaan Persampahan
2. Pengendalian dan
Pencemaran Kerusakan Lingkungan
3. Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Alam
4. Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
5. Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam
dan Lingkungan
Terlaksananya
Program Pengembangan
Pengelolaan
Persampahan
Terlaksananya
Program
Pengendalian dan Pencemaran
Kerusakan
Lingkungan
Terlaksananya Program
Perlindungan dan
Konservasi SDA
Terlaksananya
Program Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau
Terlaksananya Program Peningkatan
Kualitas dan Akses
Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
-Tersedianya 500 Kotak Sampah yang
memadai
-Terwujudnya Kota Sehat/Adipura, Terwujudnya Koordinasi Penataan Dokumen
Pekerjaan Lingkungan (AMDAL, UKL,
UPL dan SPPL), Terwujudnya Pembinaan dan Penilaian Sekolah Adiwiyata
-meningkatnya konservasi daerah tangkapan
air dan sumber air
-1 Taman dan nomenclatur, 2 Tugu
-Laporan SLHD, Laporan KLHS, DAK
Bidang Lingkungan Hidup, Pendampingan
DAK Lingkungan Hidup
Kantor
Lingkungan Hidup
4.2 Tema Pembangunan Tahun 2015
Tema Pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 adalah
“Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan berbasis
kompetensi untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkeadilan,
inovatif, berbudaya, transparan dan akuntabel”.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 165 -
Dalam mencapai kondisi yang diharapkan sesuai dengan visi untuk
mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat menuju kota modern berbasis lingkungan dan
sesuai dengan Tema pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015, maka
diperlukan penegasan terhadap upaya-upaya umum yang akan dilaksanakan, yang
akan mendasari gerak langkah Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat selama satu tahun
kedepan yaitu tahun 2015. Untuk itu ditetapkan 7 (tujuh) Prioritas Pembangunan
Kabupaten Pesisir Barat dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, yaitu:
1. Melanjutkan Penyelengaraan birokrasi dan tata kelola kepemerintahan
(govermance) untuk menciptakan pelayanan publik yang berkeadilan;
2. Pembangunan ketahanan pangan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan serta penanganan bencana dan kerawanan pangan;
3. Penguatan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat pedesaan,
pengelolaan sumber daya pertanian, perikanan, dan kehutanan serta
pengelolaan sumber daya air dan energi;
4. Perluasan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi semua kelompok
masyarakat tanpa diskriminasi;
5. Pemantapan pelayanan kesehatan dan sistem jaminan kesehatan masyarakat
yang berkeadilan, berkualitas dan terjangkau;
6. Pembangunan, pemeliharaan dan perluasan sarana prasarana wilayah dan
pengembangan kawasan perkotaan yang ramah lingkungan dan berkarakter
budaya Lampung; dan
7. Menjaga dan memelihara kondusiftas daerah untuk memantapkan tata kelola
pemerintahan yang menciptakan rasa aman dan damai bagi masyarakat.
Selanjutnya terkait penjabaran Tema pentahapan RPJMD Provinsi Lampung Tahun
2015 yang dilaksanakan dalam RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 adalah
sebagaimana tergambar pada Lampiran1 :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV - 147 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 5 -
4.3 Prioritas dan sasaran Pembangunan Tahun 2015
Selain berpedomanan pada tema pembangunan Tahun 2015 yang merupakan
tema pentahapan pencapaian Penjabat Bupati Pesisir Barat , Prioritas pembangunan
daerah ditetapkan berdasarkan isu strategis pembangunan daerah yang teridentifikasi
berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Selain itu, penentuan prioritas
pembangunan daerah juga mempertimbangkan beberapa hal lain seperti kebijakan
pembangunan provinsi dan nasional serta perkembangan ekonomi regional.
Memperhatikan arah kebijakan dan sasaran pokok berdasarkan RPJP Nasional
Tahun 2015 dengan tetap melanjutkan 11 prioritas nasional dan mempedomani
RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 yang harus disinergikan dengan prioritas
pembangunan daerah dalam menyusun RKPD Tahun 2015 sebagai berikut :
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Penanggulangan kemiskinan;
5. Ketahanan pangan;
6. Infrastruktur;
7. Iklim investasi dan usaha;
8. Energi;
9. Lingkungan hidup dan bencana;
10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik;
11. Kebudayaan, ekonomi kreativitas, dan inovasi teknologi; dan
12. 3 (tiga) bidang lainnya yaitu (1) bidang politik, hukum dan keamanan; (2) bidang
perekonomian; dan (3) bidang kesejahteraan rakyat
Prioritas tersebut diatas diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan
sesuai kewenangan masing-masing tingkatan pemerintahan yang diorientasikan
melalui pencapaian strategi pembangunan yang pro-growth, pro-job, pro-poor, dan
pro-environment, sebagai berikut:
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola diprioritaskan pada Pembangunan Sarana
dan Prasarana Perhubungan, Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media
Massa, Kerjasama Informasi dengan Media Massa, Pengkajian dan penelitian
Bidang Komunikasi dan Informasi, Peningkatan Pelayanan Angkutan,
Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, Pengendalian dan
Pengamanan Lalu Lintas, ;
2. Pendidikan diprioritaskan pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Program
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Pendidikan Menengah,
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 6 -
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan, Manajemen Pelayanan
Pendidikan;
3. Kesehatan diprioritaskan pada Program Obat dan Pembekalan Kesehatan,
Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program
Pengembangan Lingkungan Sehat, Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program
Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, rogram Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
Jaringannya, Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, rogram
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Program Peningkatan
Kesehatan Lansia, Program Pengawasan dan Pengendalian kesehatan Makanan,
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak;
4. Penanggulangan Kemiskinan diprioritaskan pada Pengembangan
Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah,
engembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Kecil dan Menengah,
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan, Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri,
Pemeliharaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pasar, Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah (IKM), Penataan Struktur Industri,
Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial;
5. Ketahanan Pangan diprioritaskan pada Produksi, Produktivitas dan Mutu
Produk Pertanian, Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, Penyediaan
Sarana dan Prasarana Pertanian, Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian dan Kelembagaan Pertanian, Perencanaan Pembangunan Pertanian;
6. Infrastruktur diprioritaskan pada peningkatan sarana dan prasarana
Pemerintahan, Pembangunan Jalan dan Jembatan, Pembangunan
turap/talud/brojong, Program tanggap darurat Jalan dan Jembatan,
Pembangunan Sistem Informasi/ Database Jalan dan Jembatan, pembangunan
infrastruktur perdesaaan, pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang
berpotensi merusak lingkungan, pembinaan dan pengembangan bidang
ketenagalistrikan, Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan,
Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong – gorong, Program Lingkungan Sehat
Perumahan, Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya, Pengembangan dan Pengelolaan Kinerja Air
Minum dan Air Limbah, Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Energi
7. Iklim investasi dan usaha diprioritaskan pada Mewujudkan harmonisasi dan
integrasi peraturan dan ketentuan pendukung investasi di daerah; Memfasilitasi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 7 -
pemberian fasilitas penanaman modal bagi penanam modal serta jaminan
keamanan dan kepastian hukum; Peningkatan pelaksanaan kebijakan investasi
di Provinsi Lampung serta kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang
efektif dan efisien di bidang investasi diantaranya percepatan proses perijinan
penanaman modal;
8. Energi diprioritaskan pada Peningkatkan kapasitas pembangkit listrik dengan
memanfaatkan sumber energi yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi
tenaga listrik; Peningkatkan cakupan layanan dan distribusi energi dan
ketenagalistrikan; Peningkatan pendayagunaan panas bumi sebagai sumber
energi
9. Lingkungan hidup dan bencana diprioritaskan pada Pengembangan Pengelolaan
Persampahan, Pengendalian dan Pencemaran Kerusakan Lingkungan,
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH), Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan;
10. Pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar, pasca konflik diprioritaskan
pada membuka keterisolasian daerah tertinggal, terdepan, terluar melalui
pembangunan sarana prasarana pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, serta
pada daerah pasca konflik diprioritaskan pada pemulihan kehidupan sosial dan
ekonomi daerah setempat;
11. Kebudayaan, ekonomi kreativitas, dan inovasi teknologi diprioritaskan pada
pengembangan nilai Budaya, pengelolaan kekayaan budaya, Pengelolaan
Keragaman Budaya;
12. Tiga prioritas pembangunan nasional lainnya, yaitu :
a. bidang politik, hukum dan keamanan, melalui pemeliharaan ketenteraman
dan ketertiban masyarakat, penegakan supremasi hukum untuk memastikan
keserasian dan keselarasan antara peraturan daerah dengan peraturan di
tingkat pusat;
b. bidang perekonomian, dengan memprioritaskan penurunan angka
kemiskinan, pengangguran dan inflasi; dan
c. bidang kesejahteraan rakyat, melalui 6 (enam) program penguatan
upaya penanggulangan kemiskinan yaitu : (1) program rumah murah dan
rumah sangat murah; (2) program kendaraan angkutan umum murah; (3)
program air bersih untuk rakyat; (4) program listrik murah dan hemat; (5)
program peningkatan kehidupan nelayan; dan (6) program peningkatan
kehidupan masyarakat pinggir perkotaan.
13.Selain 11 (sebelas) prioritas pembangunan daerah dan 3 (tiga) prioritas bidang
lainnya tersebut diatas, pemerintah daerah dalam menyusun program dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 8 -
kegiatan prioritas dalam RKPD Tahun 2015 agar memperhatikan Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Tahun
2011-2025 yang memuat:
a. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui pengembangan 6 (enam)
koridor ekonomi, yaitu: koridor Sumatera, Jawa, Kalimantan,Sulawesi,
Maluku-Papua, Bali dan Nusa Tenggara;
b. Penguatan konektivitas nasional; dan
c. Penguatan kemampuan SDM dan Iptek.
Sebagai tindak lanjut dan implementasi Visi dan Misi pembangunan
Provinsi Lampung 2015-2019, maka Arah Kebijakan Umum pembangunan di
Provinsi Lampung selama kurun waktu 2015-2019 akan dilakukan melalui 2 (dua)
pendekatan, yakni pendekatan Pengembangan Wilayah dan Pengelolaan Keuangan
Daerah. Deskripsi dari masing-masing pendekatan tersebut sebagai berikut:
4.3.1 Pengembangan Wilayah
Pendekatan pembangunan melalui Pengembangan Wilayah
merupakan cara pendekatan pembangunan yang sejalan dengan arah
kebijakan Pemerintah Pusat. Dengan demikian, pendekatan kewilayahan
merupakan metode pendekatan yang memungkinkan terjadinya sinergi dan
kompatibilitas antara kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Pengembangan Wilayah dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Pengembangan Ekonomi Wilayah, Tata Ruang, Kawasan, dan
Pelestarian Lingkungan Hidup
Perekonomian wilayah dikembangkan berdasarkan ekonomi
kerakyatan yang bertumpu kepada agribisnis dan pertanian secara umum.
Dengan demikian sektor pertanian akan direvitalisasi sehingga mampu
kembali berkembang sebagai titik tumpu perekonomian rakyat.
Pertanian yang telah mengalami revitalisasi dikembangkan pada
kawasan tertentu sesuai dengan tata ruang dan kawasan tersebut
dikembangkan menjadi lahan pertanian abadi. Revitalisasi Pertanian
tersebut akan memungkinkan pengembangan dan transformasi dari
agribisnis menjadi agroindustri. Pengembangan agroindustri diharapkan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 9 -
mampu mempertahankan ketahanan pangan, menyerap tenaga kerja, dan
mendorong pertumbuhan industri bioenergi.
Pengembangan pertanian secara simultan dilakukan dengan tetap
menjaga lingkungan hidup, serta telah mengantisipasi adanya perubahan
iklim dan pemanasan global dengan tindakan adaptasi dan mitigasi yang
baik. Dengan demikian, apa yang dilakukan akan memungkinkan
terjadinya keseimbangan dinamis antara pemenuhi kebutuhan pangan dan
terciptanya ketahanan pangan dengan pelestarian lingkungan hidup dan
ketahanan air.
Lingkungan hidup yang terpelihara, mulai dari pantai, sampai ke
gunung, teluk, dan kepulauan dioptimalkan sebagai objek wisata.
Kegiatan pelestarian alam, baik berupa proses pelestarian maupun
hasilnya, juga dapat dikembangkan sebagai objek wisata baru. Dengan
demikian pariwisata diharapkan dapat tumbuh sebagai sumber
pendapatan baru yang melibatkan masyarakat secara langsung, sehingga
menjadi implementasi konkret dari konsep ekonomi kerakyatan.
2. Pengembangan Infrastruktur Untuk Mendukung Pengembangan
Ekonomi Dan Pelayanan Sosial
Infrastruktur berskala tinggi yang akan dikembangkan selain bersifat
visioner dan monumental, juga bersifat fungsional dan mampu berperan
sebagai lokomotif pengembangan perekonomian daerah secara
keseluruhan. Infrastruktur tersebut antara lain: Infrastruktur Penghubung
Jawa-Sumatra (IPJS); Kota Baru Lampung (KBL); Jalan Toll Terbanggi–
Bakauheni; pengembangan Bandara Raden Intan II dan Bandara Krui;
Pelabuhan Panjang; serta Jaringan Kereta Api.
Sifat visioner dan monumental diperlukan sebagai daya tarik, sehingga
infrastruktur yang dikembangkan juga dapat tumbuh sebagai kawasan
wisata baru. Sementara sifat dasar fungsional dari infrastruktur tetap
dikembangkan sebagai core utama, sehingga kombinasi dari berbagai
karakter ini diharapkan mampu mengundang investor. Dengan adanya
investor, maka infrastruktur dapat tumbuh dan berkembang sebagai
lokomotif yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara
keseluruhan. Selain infrastruktur berskala tinggi juga dikembangkan
infrastruktur mikro yang mampu membuka secara luas daerah yang masih
terisolir. Infrastuktur mikro meliputi antara lain: jalan tembus; listrik
perdesaan; air bersih perdesaan; energi matahari; dan jaringan komunikasi.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 10 -
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Pengembangan Budaya
Pembangunan daerah direncanakan dan akan dilaksanakan oleh
seluruh sumber daya manusia (SDM) yang berada di Provinsi Lampung.
Dengan demikian pengembangan SDM menjadi fokus penting
pembangunan dalam periode 2015-2019. Pengembangan SDM terkait
dengan kemampuan, keahlian, dan kapasitas SDM setempat, sehingga
penyiapan SDM dilakukan sejak dini melalui berbagai proses pendidikan,
baik dalam ilmu umum maupun keagamaan, kemudian diikuti dengan
berbagai pelatihan peningkatan keahlian. Kondisi ini menuntut adanya
penyiapan berbagai sarana, prasara, tenaga kependidikan, serta kepelatihan
yang baik. Pada beberapa daerah tertentu akan dikembangkan fasilitas
pendidikan dan sistem pendidikan yang berskala internasional.
Penyiapan SDM didukung dengan penyiapan gizi berkualitas dan
pelayanan kesehatan yang baik. Penyiapan gizi akan terkait dengan
pengediaan bahan makanan lengkap dan berkualitas, namun terjangkau.
Sedangkan pelayanan kesehatan akan berkaitan dengan penyediaan
kemudahan layanan kesehatan, serta tersedianya tenaga kesehatan dan
obat2an yang mencukupi. Pelayanan kesehatan tidak saja bersifat kuratif,
namun lebih penting yang bersifat preventif, terutama terhadap berbagai
penyakit yang bersifat pandemik dan berbahaya seperti Flu Burung, Flu
Babi, SARS, dan HIV/AIDS.
Pengembangan SDM Lampung dilakukan dengan tidak melepaskan
aspek budaya lokal. Pengembangan budaya dilakukan dengan menggali,
memperkuat, dan akhirnya mengembangkan lebih lanjut budaya lokal
dalam segala bentuk manifestasinya, baik berupa tata nilai, sistem hidup,
arsitektur, gerak tari, maupun pertanian, dan cara bercocok tanam. Dengan
demikian, proses penyiapan SDM akan menghasilkan generasi yang
unggul tanpa kehilangan jati diri.
Pada sisi lain, pengembangan budaya lokal beserta kreasinya akan
mampu mendukung pengembangan pariwisata budaya. Dengan demikian
pengembangan budaya lokal pada akhirnya mampu berkembang sebagai
sumber pendapatan baru, sebagai pendukung ekonomi kerakyatan yang
sedang dibangun
4.3.2 Pengelolaan Keuangan Daerah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 11 -
1. Optimalisasi Dan Efisiensi Keuangan Daerah
Arah kebijakan umum berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan
Daerah yang pertama adalah melalui optimalisasi semua potensi sumber
keuangan daerah dan digunakan secara efisien untuk biaya pembangunan.
Optimalisasi keuangan daerah diikuti dengan tertib administrasi melalui
penggunaan sistem informasi, sehingga memungkinkan terjadinya
transparansi dan akuntabilitas anggaran.
2. Pengembangan Sumber Pendapatan Baru
Arah kebijakan umum berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan
Daerah yang kedua adalah melalui pengembangan sumber pendapatan baru
secara kreatif dan inovatif, seperti pengembangan BUMD infrastruktur;
pengembangan wisata alam berbasis pulau terpencil, wisata kuliner, serta
wisata konservasi, dll. Dengan demikian pengembangan sumber
pendapatan baru tersebut selaras dan sinergis dengan pengembangan
perekonomian daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan.
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 12 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 5 -
LAMPIRAN 1
PENJABARAN TEMA PEMBANGUNAN TAHUN 2015 Tema dasarnya adalah Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan berbasis kompetensi untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkeadilan, inovatif, berbudaya, transparan dan
akuntabel
Th
Ke.
Tema Dasar Tujuan Prioritas
Pembangunan
Daerah
Sasaran Indikator Sasaran Target Output yang
diharapkan
Urusan Indikasi
Program
Indikasi
Kegiatan
SKPD
I Meningkatka
n kualitas
pelayanan
publik dan
tata kelola
pemerintaha
n berbasis
kompetensi
untuk
mewujudkan
penyelenggar
aan
pemerintaha
n yang
berkeadilan,
inovatif,
berbudaya,
transparan
dan
akuntabel
- Terlayaninya
Kebutuhan
Masyarakat
akan
Pendidikan dan
Kesehatan
- Penurunan Angka
Kemiskinan
- Meningkatnya
perekonomian
masyarakat
1. Melanjutkan
Penyelengaraa
n birokrasi dan
tata kelola
kepemerintaha
n (govermance)
untuk
menciptakan
pelayanan
publik yang
berkeadilan
-Terlaksananya
Operasional SIAK
Online
-Tersedianya Profil
Perkembangan
Penduduk
-Terlaksananya
Monitoring,
Evaluasi dan
Pelaporan
Administrasi
Kependudukan
- Jumlah Penduduk yang
mengikuti
sosialisasi
kependudukan
-Terbinanya Aparatur
Pekon dan
Kecamatan dalam
Pengendalian Data
Penduduk
-Terlaksananya Sosialisasi
Akta Pencatatan
Sipil
-Terlaksananya Pembuatan
Profil Akta
Kelahiran
-Presentase Operasional
SIAK Online
-Jumlah Profil
Perkembangan
Penduduk
-Presentase Monitoring,
Evaluasi dan
Pelaporan
Administrasi
Kependudukan
-Presentase Jumlah
Penduduk yang
mengikuti
sosialisasi
kependudukan
-Presentase Jumlah
Aparatur Pekon dan
Kecamatan dalam
Pengendalian Data
Penduduk
-Jumlah Peserta Sosialisasi
Akta Pencatatan
Sipil
-Presentase Jumlah Akta
Pencatatan
Sipil/Kelahiran
100%
75 Buku
100%
100%
Terlaksananya
Penataan
Administrasi
Kependudukan
Disdukcapil Program
Penataan
Administrasi
Kependudukan
Tertib
administrasi
pencatatan
sipil
Disdukcapil
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 6 -
100%
997 Orang
100%
2. Pembangunan
ketahanan
pangan dengan
pengelolaan
sumberdaya
alam dan
lingkungan
serta
penanganan
bencana dan
kerawanan
pangan
- Terlaksanaya
Pengembangan Padi
Varietas Rojolele
dan Pendan wangi
-Tersedianya bantuan
benih padi, jagung,
dan kedelai
-Terlaksanya
Pengembangan
Jagung Manis
-Meningkatnya
pengetahuan
kelompok tani untuk
pengendalian hama
-Terlaksananya
Pengembangan
Tanaman Sayuran
(Cabai Merah dan
-Jumlah Terlaksanaya
Pengembangan Padi
Varietas Rojolele
dan Pendan wangi
-Terlaksananya bantuan
benih padi, jagung,
dan kedelai
-Jumlah Terlaksanya
Pengembangan
Jagung Manis
-Jumlah Meningkatnya
pengetahuan
kelompok tani untuk
pengendalian hama
-Jumlah Terlaksananya
Pengembangan
Tanaman Sayuran
(Cabai Merah dan
Bawang Merah,
Buncis, Terong)
-Jumlah Terlaksananya
Pengembangan
Buah-buahan
(Kelengkeng,
Pisang, Durian dan
2,5 Ha
Se Kabupaten
Pesisir Barat
5 Ha
Meningkatnya
produksi hasil
Tanaman
Pangan seperti
padi, jagung
dan kedelai
Dinas
Pertanian
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan Mutu
Produk
Tanaman
Pangan
Berkelanjutan
Bimtek,
Pelatihan,
Fasilitasi
pelatihan
bagi
kelompok
tani
Fasilitasi
kerjasama
dunia usaha
dengan
lembaga
keuangan
Dinas Pertanian
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 7 -
Bawang Merah,
Buncis, Terong)
-Terlaksananya
Pengembangan
Buah-buahan
(Kelengkeng,
Pisang, Durian dan
Petai)
-Tersusunnya data neraca
bahan makanan
-Meningkatnya
Pengetahuan
masyarakat tentang
konsep 3B
-Anggaran operasional
penyuluh PNS dan
Non PNS
-Tersusunnya programa
penyuluhan
pertanian, perikanan
dan kehutanan
-Terbayarnya honor
penyuluh
non PNS
- Tersusunnya penilaian
angka kredit
penyuluh
Petai)
- Data neraca bahan
makanan
-Jumlah Meningkatnya
Pengetahuan
masyarakat tentang
konsep 3B
-Jumlah Anggaran
operasional
penyuluh PNS dan
Non PNS
-Jumlah Tersusunnya
programa
penyuluhan
pertanian, perikanan
dan kehutanan
-Jumlah Terbayarnya
honor penyuluh non
PNS
-Jumlah Tersusunnya
penilaian angka
kredit penyuluh
-Jumlah Laporan sistem
informasi statistik
dan kinerja
pembangunan TPH
-Jumlah Bertambahnya
jumlah areal
tanamanDamar
Mata kucing
30 Kelompok
Tani
5 Ha
5 Ha
Meningkatnya
produksi hasil
Tanaman
Perkebunan
Meningkatnya
produksi hasil
Tanaman
Perkebunan
Tersedianya
sarana dan
prasarana
penyuluhan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan Mutu
Produk
Hortikultura
Berkelanjutan
Peningkatan
Diversifikasi
dan Ketahanan
Pangan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 8 -
-Tersusunya Laporan
sistem informasi
statistik dan kinerja
pembangunan TPH
- Bertambahnya jumlah
areal tanamanDamar
Mata kucing
-Data inventarisasi damar
mata kucing
-Studi banding dan
penanaman cemara
laut
-Terkumpulnya bahan,
data dan keterangan
terkait tahap
persiapan
-Masyarakat mengetahui
tata batas kawasan
hutan
-Meningkatnya peran
masyarakat dalam
pengamanan hutan
-Meningkatnya pengaman
hasil hutan
-Terlaksananya pembuatan
tata batas kawasan
-Terlaksananya
pengembangan
demplot
pembangunan HTR
-Jumlah data inventarisasi
damar mata kucing
-Studi banding dan
penanaman cemara
laut
-Terkumpulnya bahan,
data dan keterangan
terkait tahap
persiapan
-Masyarakat mengetahui
tata batas kawasan
hutan
-Meningkatnya peran
masyarakat dalam
pengamanan hutan
-Meningkatnya pengaman
hasil hutan
-Terlaksananya pembuatan
tata batas kawasan
-Jumlah pengembangan
demplot
pembangunan HTR
12 Laporan
1 Paket
51 Penyuluh
1 Paket
Tersedianya
data statistik
dan kinerja
pembangunan
Pertanian
Tanaman
Pangan Dan
Hortikultura
Tersedianya
sarana dan
prasarana
penyuluhan
Tersedianya
data ketahanan
Pangan serta
Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
Pertanian dan
Kelembagaan
Pertanian
Perencanaan
Pembangunan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 9 -
12 Bulan
1 Paket
12 Laporan
50 Ha
peningkatan
pengetahuan
tentang
diversifikasi
pangan
Terlaksanya
Rehabilitasi
Lahan dan
Hutan Kawasan
Konservasi
Terlaksananya
tata batas
kawasan
Terlaksananya
Tata Batas
Kawasan
Pertanian
Perlindungan
dan Konservasi
Sumber Daya
Hutan
Pemanfaatan
Potensi Sumber
Daya Hutan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 10 -
Laporan
Paket
Kawasan Hutan
TNBBS dan
Hutan Lindung
1 paket
26 Pamhut
Kawasan Hutan
HPT
Terlaksananya
fasilitasi dan
demplot HTR
Program
Rehabilitasi
Lahan dan
Hutan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 11 -
Kawasan Hutan
300 Ha
3. Penguatan
perekonomian
daerah melalui
pemberdayaan
masyarakat
pedesaan,
pengelolaan
sumber daya
pertanian,
perikanan, dan
kehutanan serta
pengelolaan
sumber daya
air dan energi
-Terlaksananya Lomba
Desa / Pekon
Tingkat Kabupaten
-Terlaksanya Penyusunan
Profil Pekon
-Terlaksananya Fasilitasi
program PNPM-
MPd
-Terlaksananya Fasilitasi
Pelaksanaan Karya
Bhakti TNI
-Terlaksananya Rapat
Koordinasi APDESI
-Terlaksananya Rapat
Koordinasi Forum
Komunikasi
Anggota LHP
Tingkat Kabupaten
-Terlaksanya Bulan Bhakti
Gotong Royong
Masyarakat
-Terlaksananya Pembinaan
Pokjanal Posyandu
Untuk Kecamatan,
Desa, dan
Kelurahan
-Terlaksananya Inovasi
Teknologi Tepat
Guna ( TTG )
-Jumlah Pekon/Kelurahan
Peserta Lomba
-Jumlah Pekon/Kelurahan
Peserta Lomba
-Jumlah Peserta Program
-Kuantitas Pelaksanaan
-Jumlah Pekon/Kelurahan
Peserta Rakor
-Jumlah Pekon/Kelurahan
Peserta Rakor
-Jumlah Pekon/Kelurahan
Peserta BBGRM
-Jumlah Peserta
Pembinaan
118 Pekon /
Kelurahan
118 Pekon /
Kelurahan
11 Kecamatan
1 kali
118 Pekon /
Kelurahan
118 Pekon /
Kelurahan
Terlaksananya
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Pedesaan
BPMPP,
Dinas
Perikanan,
Lingkungan
Hidup
Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Pedesaan
Bimtek,
Pelatihan,
Workshop
BPMPP, Dinas
Perikanan,
Lingkungan
Hidup
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 12 -
-Terlaksananya
Monitoring Dan
Evaluasi
Pelaksanaan ADD/P
-Terlaksananya Bimbingan
Tekhnis
Administrasi
Keuangan Aparatur
Pekon Se-
Kabupaten Pesisir
Barat
-Kuantitas Pelaksanaan
-Jumlah Pekon/Kelurahan
Penerima ADD/P
-Jumlah Pekon/Kelurahan
Peserta Bimtek
118 Pekon /
Kelurahan
11 Kecamatan
1 kali
Terlaksanannya
Program
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Membangun
Desa
Terlaksananya
Program
Pengembangan,
Penerapan dan
Pemberdayaan
Teknologi
Pedesaan
Terlaksananya
Program
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Membangun
Desa
Program
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Membangun
Desa
Program
Pengembangan,
Penerapan dan
Pemberdayaan
Teknologi
Pedesaan
Program
Pembinaan dan
Fasilitasi
Pengelolaan
Keuangan Desa
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 13 -
118 Pekon /
Kelurahan
118 Pekon /
Kelurahan
4. Perluasan
aksesibilitas
dan kualitas
pendidikan
bagi semua
kelompok
masyarakat
tanpa
diskriminasi
-Terlaksananya
pembangunan12
Unit Gedung
Sekolah PAUD dan
TK
-Terlaksananya
Pembangunan
sarana dan prasarana
bermain 12 unit
-Terselenggaranya
Bimbingan Teknis
tenaga pendidik
PAUD tingkat dasar
-Terlaksananya
Pengembangan
Pendidikan Anak
Usia Dini
-Terselenggaranya
Pendidikan Anak
Usia Dini
-Tersedianya Data dan
Informasi PAUD
-Tersedianya
Pengembangan
Kurikulum, Bahan
Ajar dan Model
Pembelajaran
Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
-Terselenggaranya
Koordinasi dan
Kerjasama PAUD
-Persentase Pembangunan
-Persentase Pembangunan
-Persentase Peningkatan
Kopetensi
-Persentase Pembinaan
lembaga PAUD
-Persentase
Penyelenggaraan
-Persentase Sosialisasi dan
Pendataan lembaga
PAUD
- 100%
100%
70%
90%
Terselenggaran
nya Pening
Mutu
Pendidikan
PAUD
Dinas
Pendidikan
Program
Pendidikan
Anak Usia Dini
(PAUD)
Pemberian
subsidi dan
beasiswa
Dinas Pendidikan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 14 -
-Terbinanya Minat, Bakat
dan Kreativitas
siswa PAUD
-Terselenggaranya Gebyar
PAUD
-Tersedianya Biaya
Oprasional IGTK
-Tersedianya Biaya
Oprasional
HIMPAUDI
-Terlaksananya
Penambahan 17
Unit Ruang kelas
baru
-Terlaksananya
Pembangunan 8 unit
ruang perpustakaan
sekolah
-Terlaksananya
Pembangunan 13
unit Pagar Sekolah
SD dan SMP
-Tersedianya Pengadaan
Meubeler Sekolah
-Terlaksananya
Rehabilitasi Sedang
Gedung Sekolah
-Terlaksananya
Rehabilitasi
sedang/berat 72 unit
ruang kelas sekolah
-Tersedianya bantuan dana
penyelenggaraan
pendidikan (BDPP)
-Terselengaranya OSN SD
-Terselenggaranya O2SN
SD
-Terselenggaranya FL2SN
SD
-Persentase Peningkatan
Pemahaman Guru
-Persentase Tercapainya
Koordinasi dan
Kerjasama PAUD
-Terpilihnya Pemenang
-Persentase Peningkatan
Prestasi Siswa
-Persentase penyediaan
-Persentase penyediaan
-Jumlah Penambahan
Ruang Kelas
-Jumlah Pembangunan
Ruang Perpustakaan
-Jumlah Pembangunan
Pagar
-Persentase Peningkatan
meubler
-Jumlah Rehabilitasi
-Persentase tersedianya
75%
90%
70%
12 kali rapat
3 Pemenang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 15 -
-Terselenggaranya OSN
SMP
-Terselenggaranya O2SN
SMP
-Terselenggaranya FL2SN
SMP
-Terlenggaranya UN
SMP/SMA dan US
SD sederajat
-Terselenggaranya Latihan
UAS (SD)
-Terselenggaranya LUN
SMP
-Terselenggaranya Ujian
Sekolah SMP
-Terlaksananya
Penambahan ruang
kelas Baru
SMA/SMK
-Terlaksananya
Pembangunan ruang
guru
-Terlaksananya
Pembangunan
Sarana Olahraga di
sekolah
-Terlaksananya
Pembangunan
Perpustakaan
Sekolah
-Terlaksananya
Pembangunan
jaringan Istalasi
listrik sekolah
-Tersedianya Pengadaan
alat praktik dan
peraga
dana
penyelenggaraan
-Persentase
Terselenggaraan
-Persentase
Terselenggaraan
OSN SD
-Persentase
Terselenggaraan
O2SN SD
-Persentase
Terselenggaraan
FL2SN SD
-Persentase
Terselenggaraan
OSN SMP
-Persentase
Terselenggaraan
O2SN SMP
-Persentase
Terselenggaraan
FL2SN SMP
-Persentase
Terselenggaraan
-Persentase
Terselenggaraan
-Persentase
Terselenggaraan
-Persentase
Terselenggaraan
-Persentase Peningkatan
dan 2 Harapan
85%
90%
90%
17 Unit
8 Unit
13 Unit
Terselenggaran
ya Peningkatan
Pelaksanaan
Wajib Belajar
Pendidikan
Sembilan
Tahun
Program Wajib
Belajar
Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 16 -
-Tersedianya Pengadaan
meubeler sekolah
-Terlaksananya Pengadaan
Pagar Sekolah
-Terlaksananya
Rehabilitasi Sedang
Gedung Sekolah
-Terlaksananya
Rehabilitasi Ruang
Kelas Sebanyak 5
Ruangan
-Terlaksananya
Rehabilitasi ruang
laboratorium
-Terlaksananya Kegiatan
Lomba Cerdas
Cermat UUD 1945
SMA
-Terlaksananya OSN SMA
dan SMK
-Terlaksananya O2SN
SMA dan SMK
-Terlaksananya FL2SN
SMA dan SMK
-Tersedianya LKS – SMK
-Tersedianya Dana
Pendamping DAK
Pendidikan
-Terselenggaranya Ujian
Sekolah SMA dan
SMK
-Terselenggaranya Latihan
Ujian Nasional
SMA dan SMK
-Terselenggaranya Ujian
Kompetensi SMK
-Terlaksananya Pembinaan
pendidikan kursus
dan kelembagaan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase
Terselenggaraan
Lomba
85%
100%
72 Unit
85%
100%
100%
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 17 -
-Tersedianya Pengadaan 1
unit gedung Tempat
Penitipan Anak
-Terlaksananya
Pengembangan Data
dan Informasi
Pendidikan Non
Formal
-Terlaksananya Penilaian
Agreditasi
pendidikan non-
formal
-Terlaksananya Publikasi
dan sosialisasi
pendidikan non-
formal
-Terselenggaranya Paket
C setara SMA 3
Kelompok
-Terselenggaranya Paket B
setara SMP 3
kelompok
-Terselenggaranya
Pembinaan
Musyawarah Kerja
Guru Mata Pelajaran
(MGMP) SD, SMP,
SMA dan SMK
-Terlaksananya
Peningkatan Mutu
dan kualitas
program pendidikan
dan pelatihan bagi
pendidik dan tenaga
kependidikan
-Terlaksananya
Pendampingan
implementasi
kurikulum 2013
-Terlaksananya Olimpiade
Sains guru MIPA-
SMA
-Terlaksananya Olimpiade
Sains guru MIPA-
SMP
-Terselenggaranya
Pembinaan Dewan
Pendidikan
kab.Pesisir Barat
-Persentase
Terselenggaraan
OSN SMA dan
SMK
-Persentase
Terselenggaraan
O2SN SMA dan
SMK
-Persentase
Terselenggaraan
FL2SN SMA dan
SMK
-Persentase
Terselenggaraan
LKS – SMK
-Persentase Terselenggara
-Persentase Terselenggara
-Persentase Terselenggara
-Persentase Terselenggara
-Persentase Peningkatan
-Jumlah Gedung Taman
Pengajian Al-qur'an
-Persentase Pendataan
lembaga Pendidikan
Non Formal
-Persentase Peningkatan
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Terlaksananya
Peningkatan
Pelaksanaan
Pendidikan
Menengah
Program
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 18 -
-Terlaksananya Pembinaan
Komite Sekolah
-Terlaksanaya Pembinaan
Gabungan
Organisasi
Penyelenggara
Taman Kanak-
Kanak (GOP-TK)
-Terlaksananya Pembinaan
Organisasi
Himpunan
Pendidikan anak
Usia Dini
(HIMPAUDI)
-Terlaksananya Pembinaan
kegiatan Pramuka
Daerah Pesisir Barat
-Pembinaan gerakan orang
tua asuh (GNOTA)
-Tersedianya Pengelolaan
Data Pokok
Pendidikan
-Terlaksananya
Monitoring,
Evaluasi dan
Pelaporan Kinerja
Guru dan Kepala
sekolah
-Tersedianya operasional
pengawas sekolah
-Tersedianya dana
oprasional Tim
Angka Kredit
-Tersedianya dana
Penyelenggaran UN
2015
-Terlaksananya Pelatihan
musik tradisional
lampung di sekolah
-Terlaksananya Pelatihan
tari tradisional
Lampung di sekolah
-Terlaksananya embinaan
kelompok kesenian
masyarakat dan
sekolah
-Terlaksananya Diklat
peningkatan guru
kesenian
-Tersedianya Bantuan alat-
alat kesenian bagi
-Persentase Peningkatan
-Persentase meningkatnya
pengetahuan
-Persentase meningkatnya
pengetahuan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
100%
90%
90%
90%
90%
90%
90%
Pendidikan
Menengah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 19 -
sanggar seni sekolah
dan masyarakat
-Terselenggaranya
Fasilitasi partisipasi
masyarakat dalam
pengelolaan
kekayaan budaya
-Terlaksananya Pelestarian
fisik dan kandungan
bahan pustaka dan
bahan kuno
-Terlaksananya Sosilisasi
pengelolaan
kekayaan budaya
lokal daerah
-Terlaksananya
Pengelolaan dan
pengembangan
pelestarian
peninggalan sejarah
purbakal
-Terlaksananya Perekaman
dan Digitalisasi
bahan putaka
-Terlaksananya
Pengelolaan karya
cetak, rekam musik
dan tari tradisi pss.
Barat
-Tersedianya Fasilitasi alat
dan Pakaian Budaya
daerah
-Terlaksananya Lomba tari
kreasi antar sanggar
sekolah
-Terlaksananya Pesona
Budaya
-Terlaksananya Pagelaran
Kesenian HUT
Kabupaten Pss.
Barat
-Terlaksananya
Peningkatan
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana Untuk
Pekon dan
-Persentase
Terselenggaraan
-Persentase
Terselenggaraan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
90%
90%
75%
100%
90%
90%
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 20 -
Kelurahan
-Terlaksananya Seleksi
dan Pelatihan
Paskibraka Pesisir
Barat
-Terlaksananya Pelatihan
Kewirausahaan bagi
Pemuda Kabupaten
Pesisir Barat
-Terlaksananya Pelatihan
Keterampilan bagi
Pemuda
-Terlaksananya Pelatihan
Marching Band
-Terlaksananya Pelatihan
KORSIK
-Terselenggaranya
Penyuluhan tentang
bahaya narkoba bagi
pemuda
-Terselenggaranya
Pembinaan cabang
olahraga prestasi
tingkat daerah
-Terlaksananya
Peningkatan
kesegaran jasmani
-Terlaksananya
Penyelenggaraan
Kompetisi Olahraga
-Terlaksananya Olahraga
Bersama Muspida
dan Masyarakat
(Bola kaki dan Bulu
Tangkis)
-Terlaksananya Liga
Pelajar Indonsia (
LPI )
-Terlaksananya Pembinaan
Klub Olahraga
Pelajar Kecamatan
-Terlaksananya Pembinaan
Pengurus BAPOPSI
-Tersedianya Oprasional
Kantor KONI
Pesisir Barat
-Terlaksananya Peringatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Terlaksananya
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 21 -
Hari Olahraga
Nasional
(HAORNAS)
-Terlaksananya
Peningkatan
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana Olahraga
-Terlaksananya
Pembangunan
Kantor KONI
-Terlaksananya Pendirian
GOR
-Tersedianya Pengadaan
Alat Marching band
-Tersedianya Pengadaan
Alat KORSIK
-Tersedianya Pengadaan
sarana dan prasarana
olahraga untuk
pekon dan
masyarakat
-Persentase Peningkatan
-Persentase Peningkatan
-Persentase Partisipasi
-Persentase Terjaga
-Persentase Terjaga
-Persentase Terjaga
100%
100%
80%
3 Unit
75%
Peningkatan
Kualitas dan
Kuantitas
Pendidikan
Non-Formal
Program
Pendidikan
Non-Formal
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 22 -
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Peningkatan
80%
80%
100%
100%
100%
Terlaksananya
Peningkatan
Mutu Pendidik
dan Tenaga
Pendidik
Program
Peningkatan
Mutu Pendidik
dan Tenaga
Pendidikan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 23 -
-Persentase Peningkatan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Jumlah Peserta Terlatih
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
80%
90%
100%
100%
Terlaksananya
Peningkatan
Manajemen
Pelayanan
Pendidikan
Program
Manajemen
Pelayanan
Pendidikan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 24 -
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Tersedianya
Sapras Olahraga
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
-Persentase Pelaksanaan
90%
90%
90%
90%
90%
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 25 -
90%
90%
90%
90%
90%
90%
Terlaksananya
Peningkatan
Pembangunan
nilai Budaya
Program
pengembangan
nilai Budaya
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 26 -
90%
90%
90%
90%
Terlaksananya
Peningkatan
Pembangunan
nilai Budaya
Program
pengembangan
nilai Budaya
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 27 -
90%
90%
95%
90%
Terlaksananya
Peningkatan
Pengelolahan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 28 -
90%
90%
90%
100%
95%
100%
Keragaman
Budaya
Terlaksananya
Peningkatan
Peran Serta
Kepemudaan
Terlaksananya
Peningkatan
Pertumbuhan
Kewirausahaan
dan kecakapan
hidup pemuda
Program
Pengelolaan
Keragaman
Budaya
Program
Peningkatan
Peran Serta
Kepemudaan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 29 -
100%
100%
100%
100%
Terselenggaran
ya Peningkatan
Pencegahan
Penyalahgunaan
Narkoba
Terlaksananya
peningkatan
pembinaan dan
pemasyarakatan
olahraga
Program
Peningkatan
upaya
Pertumbuhan
Kewirausahaan
dan kecakapan
hidup Pemuda
Program Upaya
Pencegahan
Penyalahgunaan
Narkoba
Program
Pembinaan dan
pemasyarakatan
olahraga
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 30 -
100%
100%
100%
20 orang
100%
100%
Terlaksananya
Peningkatan
sarana
Prasarana
Olahraga
Program
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 31 -
100%
100%
100%
100%
100%
100%
peningkatan
sarana dan
prasarana
olahraga
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 32 -
100%
100%
100%
100%
100%
100%
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 33 -
5. Pemantapan
pelayanan
kesehatan dan
sistem jaminan
kesehatan
masyarakat
yang
berkeadilan,
berkualitas dan
terjangkau
-Terlaksananya
Pengelolaan Obat
dan Perbekalan
Kesehatan
-Terlaksananya
Pemeriksaan mutu
pelayanan farmasi
swasta
-Terlaksananya
Pendistribusian obat
ke puskesmas
-Terlaksananya
Pengelolaan Obat
dan Perbekalan
Kesehatan
-Terlaksananya
Penyediaan Biaya
Operasional dan
pemeliharaan (BOP)
-Terlaksananya Pemilihan
Puskesmas
Berprestasi Dalam
Rangka Penilaian
Akuntabilitas
Pelayanan
Kesehatan
-Terlaksananya Kegiatan
Peningkatan
Kesehatan Farmasi
(DAK & Sharing)
-Terlaksananya Pelayanan
Kesehatan Daerah
terpencil
-Terlaksananya Pembinaan
Upaya Kesehatan
Bersumberdaya
Masyarakat Menuju
-Persentase Ketersediaan
Obat dan perbekalan
kesehatan
-Jumlah pemeriksaan
sarana pelayanan
farmasi komunitas
-Persentase pendistribusian
obat ke puskesmas
-Jumlah Puskesmas yang
dimonitoring
-Persentase Puskesmas
yang memperoleh
BOP
-Persentase Puskesmas
yang berprestasi
terhadap kinerja
pelayanan
-Persentasi Peningkatan
Kesehatan Farmasi
-Jumlah orang di 10 pekon
100%
10 sarana
100%
9 Puskesmas
100%
Tersedianya
bahan obat-
obatan di
Kabupaten
Pesisir Barat
Terlaksananya
penurunan
angka kesakitan
masyarakat
100%
Program Obat
dan
Pembekalan
Kesehatan
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Pelayanan
kesehatan
masyarakat
miskin
Dinas Kesehatan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 34 -
Desa Sehat
(UKBM-MDS)
-Terlaksananya Lomba
untuk Hari
Kesehatan Nasional
(HKN)
-Terlaksananya Pembinaan
dan pelatihan Kader
Sekolah Sehat
-Terlaksananya
Penyuluhan Prilaku
Hidup Sehat di
SEKOLAH
-Terlaksananya Sosialisasi
bahaya NAPZA dan
IMS (Infeksi
Menular Seksual) di
tingkat Sekolah
-Terlaksananya Pelacakan
dan Penanggulangan
Kasus Gizi Buruk
Balita KEP dan
Bumil KEK
-Terlaksananya Pembinaan
Puskesmas (TPG
dan Bidan)
-Terlaksananya Kegiatan
Lintas Sektor
-Terlaksananya
Memorandum
terpencil yang
mendapat pelayanan
kesehatan
-jumlah Kecamatan yang
mendapat
Pembinaan UKBM-
MDS
-Kuantitas pelaksanaan
lomba hari
Kesehatan nasional
-Jumlah sekolah & siswa
yang mendapat
pembinaan dan
pelatihan
-Jumlah Kecamatan yang
melaksanakan
Kegiatan PHBS di
masyarakat
-Jumlah sekolah yang
melaksanakan
Kegiatan PHBS di
sekolah Jumlah
siswa yang
mendapat sosialisasi
tentang NAPZA dan
IMS di tk Sekolah
-Persentase data Balita
KEP dan Bumil
KEK dan makanan
bergizi Balita KEP
dan Bumil KEK
-Jumlah Puskesmas yang
mendapatkan
BIMTEK
-Jumlah Puskesmas yang
malaksanakan
Lintas sektor
100%
100%
34000 org
Terlaksananya
peran serta dan
pemberdayaan
masyarakat di
bidang
kesehatan
Program
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 35 -
Program Sanitasi (
MPS ) atau
Pembahasan dan
Pencetakan Buku
Putih Sanitarian
-Terlaksananya Pembinaan
dan pengawasan
Hygiene Sanitasi
Tempat Pengolahan
Makanan ( TPM )
-Terlaksananya
Pembentukan Desa
dengan Sanitasi
Total Berbasis
Masayarakat
(STBM)
-Terlaksananya
Pengawasan dan
Pembinaan Kualitas
Air Minum (KAM)
-Tersedianya Poskotis
-Terlaksananya
Monitoring dan
Evaluasi Pelaporan
Kesehatan
Lingkungan
Puskesmas
-Terlaksananya
Peningkatan
Imunisasi
-Tersedianya Pelayanan
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit menular
DBD (Demam
Berdarah Dengue)
-Terlaksananya Pelayanan
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit Diare
-Terlaksananya Pelayanan
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit Malaria
-Terlaksananya Pelayanan
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit TBC
-Terlaksananya
Peningkatan
surveillance
-Jumlah Dokumen
Memorandum /
Buku Putih
Sanitarian
-Jumlah kecamatan yang
mendapat
pembinaan dan
pengawasan
-Jumlah Desa yang
melaksanakan
STBM
-Jumlah Kecamatan yang
diawasi
-Jumlah Pelayanan
poskotis
-Jumlah Puskesmas yang
dimonitoring
11 kecamatan
1 kali
15 Sekolah 150
siswa
33 Sekolah
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 36 -
epideminologi dan
penaggulangan
wabah
-Terlaksananya Pelayanan
Pencegahan dan
Pengendalian
Penyakit HIV-AIDS
-Tersedianya Pemeriksaan
Kesehatan Haji
-Tersedianya Tim Gerak
Cepat (TGC) dan
MATRA
-Terlaksananya
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular (PTM)
-Terlaksananya
Pengawasan Industri
Rumah Tangga
-Terlaksananya Sosialisasi
Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
-Terlaksananya Monev
JKN
-Terlaksananya
-Jumlah puskesmas yang
melakukan
imunisasi
-Persentase menurunnya
kasus DBD di
Masyarakat
-Persentase
Terselenggaranya
tatalaksana kasus
10% dari Jumlah
Balita
-Persentase kasus Malaria
Konfirmasi
-Persentase meningkatnya
Temuan kasus TBC
-Kuantitas laporan
mingguan
(EWARS) dan
jumlah kasus
campak tertanganias
laporan mingguan
(EWARS)
-Persentase Terjaringnya
kasus positif HIV-
AIDS
-ersentase calon jemaah
haji yang periksa
kesehatan
10 sekolah,
1000 siswa
100%
9 Puskesmas
9 Puskesmas
Tercapainya
Status Gizi
Masyarakat
Terlaksananya
peningkatan
pembangunan
yang
berlandaskan
kualitas
lingkungan
berwawasan
kesehatan
Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program
Pengembangan
Lingkungan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 37 -
Rehabilitasi Sedang
Puskesmas
-Terlaksananya
Rehabilitasi Berat
Puskesmas
Pembantu
-Terlaksananya
Rehabilitasi
Sedang/Berat/Total
Pusling
-Terlaksananya Kapitasi
Jaminan Kesehatan
Nasional
-Terlaksananya Non
Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional
-Terlaksananya Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan Keluarga
Miskin (Jamkesda)
peserta PBI daerah
-Terlaksananya Lomba
Balita Sejahtera
Indonesia
-Terlaksananya
Peningkatan Kinerja
Posyandu Lansia
-Persentase Pelayanan dan
Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
-Persentase desa yang
melaksanakan
kegiatan Posbindu
PTM dan Cedera
-Jumlah sarana Yang
diawasi
-Kuantitas sosialisasi JKN
di kabupaten dan
kecamatan
-Kuantitas Monev JKN
-Jumlah Puskesmas yang
di rehab
-Jumlah Puskesmas yang
di rehab
-Jumlah Pusling yang di
rehab
1 Dokumen
2 kecamatan
5 desa
Sehat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 38 -
-Terlaksananya
Pengawasan
Keamanan pangan
dan bahan
berbahaya
-Terlaksananya
Pengawasan
keamanan produksi
sediaan jamu
tradisional
-Terlaksananya
Pengawasan
keamanan pangan
pada situasi khusus
( Hari Raya idul
fitri)
-Terlaksananya
Pemeriksaan sarana
distribusi kosmetik
dan bahan
berbahaya
-Terlaksananya Audit
Maternal dan
Perinatal (AMP)
-Terlaksananya
Managemen Aktif
kala III
-Terlaksananya
Peningkatan
kapasitas Nakes
dalam program
perencanaan
persalinan dan
pencegahan
komplikasi (P4K)
-Terlaksananya
Monitoring dan
evaluasi program
KIA
-Persentase dana
pelayanan kesehatan
dan terlayaninya
pasien JKN di
Puskesmas dan
Jaringannya
-Persentase dana
pelayanan kesehatan
dan terlayaninya
pasien rawat inap,
rujukan dan
persalinan di
Puskesmas dan
Jaringannya
-Persentase ketersediaan
dana pelayanan
kesehatan bagi
penduduk miskin (
Jamkesda )
-Persentase menurunnya
Angka Kematian
Ibu
-Persentase pelatihan kader
posyandu lansia
-Persentase masyarakat
yang terlindung dari
bahan makanan
berbahaya
-persentase masyarakat
yang terlindung dari
11 kecamatan
4 poskotis
9 Puskesmas
9 Puskesmas
100%
Terkendalinya
Penyebaran
Penyakit
Menular
Program
Pencegahan dan
Penanggulanga
n Penyakit
Menular
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 39 -
bahan Jamu
berbahaya
-Jumlah Sarana Yang
diawasi
-Persentase Pemeriksaan
sarana distribusi
kosmetik dan bahan
berbahaya
-Jumlah Bidan yang di
audit
-Jumlah Bidan yang
mengikuti Pelatihan
-Jumlah Bidan yang
mengikuti Pelatihan
-Jumlah Puskesmas yang
di monitoring
100%
100%
85%
52 Minggu
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 40 -
100%
100%
100%
10 desa
10 sarana
industri rumah
tangga
Terstandarisasi
Pelayanan
Kesehatan di
Kabupaten
Pesisir barat
Terlaksananya
peningkatan
pelayanan
kesehatan
berkualitas dan
terjangkau
terhadap
penduduk
miskin
Terlaksananya
peningkatan
sarana dan
prasarana
kesehatan dan
pelayanan
prima pada
puskesmas dan
jaringannya
Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
Program
Pelayanan
Kesehatan
Penduduk
Miskin
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 41 -
1 kabupaten, 11
kecamatan
1 Kabupaten, 9
Puskesmas
2 Puskesmas
2 Pustu
3 Pusling
Tercapainnya
kemitraan dan
jaminan
pelayanan
kesehatan
Program
Pengadaan,
Peningkatan
dan Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Pus
kesmas
Pembantu dan
Jaringannya
Program
Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan
Keseha
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 42 -
100%
100%
10.885 jiwa
(100%)
Terwujudnya
Penurunan
Angka
Kematian Ibu
Terlaksananya
pelatihan kader
posyandu lansia
Tersedianya
Makanan Sehat
Program
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan
Anak Balita
Program
Peningkatan
Kesehatan
Lansia
Program
Pengawasan
dan
Pengendalian
kesehatan
Makanan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 43 -
100%
100%
100%
100%
Ibu Melahirkan
Selamat 100%
Program
Peningkatan
Keselamatan
Ibu Melahirkan
dan Anak
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 44 -
14 sarana
100%
30 bidan
30 bidan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 45 -
30 bidan
9 puskesmas
6. Pembangunan,
pemeliharaan
dan perluasan
sarana
prasarana
wilayah dan
pengembangan
kawasan
perkotaan yang
ramah
lingkungan dan
berkarakter
budaya
Lampung
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Menuju
Lokasi Kantor
Pemda tahap II Kec.
Krui Selatan
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Suka Tani
Rawas - Lebuay
Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Way Rabalun
Pekon Lemong -
Lintas Barat Kec.
Lemong
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Gedau -
Kekuok Kec. Pesisir
Utara
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Gunung
Kemala -
Tenumbang Kec.
Pesisir Selatan
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Kota Karang -
Pemangku V Kec.
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
2,5 Km
3,5 Km
1 Km
Terlaksananya
pembangunan
prasarana jalan
PU Program
Pembangunan
Jalan dan
Jembatan
Perbaikan
sarana dan
prasarana
jalan,
jembatan
PU
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 46 -
Pesisir Utara
-Terlaksananya
Pembangunan jalan
Bahpala, Way
Redak
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Lingkar,
pekon Way Redak
Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Jl. Kamboja,
pekon Kampung
Jawa Kec. Pesisir
Tengah
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan Jl. DIG.
Lampung, pekon
Kampung Jawa Kec.
Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Pembukaan Badan
Jalan, Pemngku 4
Pekon Sukanegara
Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Pembangunan jalan
Bahpala, Pemangku
1,2, dan 3, Pekon
Pahmungan Kec.
Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Pembukaan badan
jalan menuju
lokasiRumah Sakit
Umum Pesisir Barat
-Terlaksananya
Pembukaan badan
jalan Way Napal -
Rawas, Kec. Krui
Selatan
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
SMA Karya
Penggawa Kec.
Karya Penggawa
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
Pelita Jaya - Talang
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
3 Km
5 Km
1,7 Km
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 47 -
Kedaris Kec. Pesisir
Selatan
-Terlaksananya
Peningkatan Jl.
Siring Kikis, pekon
Seray Kec. Pesisir
Tengah
-Terlaksananya
Peningkatan Jl.
Pekon Tuha, pekon
Seray Kec. Pesisir
Tengah
-Terlaksananya
Peningkatan Jl.
Taman Semayam,
pekon Seray Kec.
Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Peningkatan Jl.
Raden Anom, pekon
Seray Kec. Pesisir
Tengah
-Terlaksananya
Peningkatan Jl. Lioh
Buntor, pekon Seray
Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
baru sukarame,
pekon Seray Kec.
Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
Kantor Kelurahan,
Lk. Ps. Ulu I, Kel.
Ps. Kota Krui Kec.
Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
ke TPU, pekon
Pemerihan Kec.
Krui Selatan
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
Pemerihan - Way
Redak, pekon
Pemerihan Kec.
Krui Selatan
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
ke pondok
pesantren, pekon
Pemerihan Kec.
Krui Selatan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
0,3 Km
0,5 Km
0,5 Km
1 Km
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 48 -
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
Zakwan Ibrahim,
pekon Balai
Kencana Kec. Krui
Selatan
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
Walur - Pemetung,
pekon Walur Kec.
Krui Selatan
-Terlaksananya
Peningkatan Jalan
Walur - Sukajadi,
pekon Walur Kec.
Krui Selatan
-Terlaksananya
peningkatan Ruas
Jalan Kampung
Jawa - Rawas Kec.
Pesisir Tengah
-Terlaksananya
peningkatan Ruas
Jalan Kampung
Jawa - Labuhan
Jukung Kec. Pesisir
Tengah
-Terlaksananya
peningkatan Ruas
Jalan Kampung
Jawa - Obama Kec.
Pesisir Selatan
-Terlaksananya
peningkatan Ruas
Jalan Walur - Lintik
Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya
peningkatan Jalan
Tugu Tuhuk - Walur
Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya
peningkatan Ruas
Jalan Lintik -
Mandiri Sejati Kec.
Pesisir Selatan
-Terlaksananya
peningkatan Ruas
Jalan Kampung
Jawa - Suka Negara
Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
1 Km
1,5 Km
2 Km
1,5 Km
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 49 -
peningkatan Ruas
Jalan Seray - Rawas
Kec. Pesisir Tengah
-Terlaksananya
peningkatan Jalan
Lingkar Kantor
Camat Kec. Karya
Penggawa
-Terlaksananya
peningkatan Ruas
Jalan Simpang
Pahmongan -
Pahmongan Kec.
Pesisir Tengah
-Terlaksananya
Pemeliharaan
Periodik Jalan
Kabupaten
-Terlaksananya
Pemeliharaan Rutin
Jalan Kabupaten
-Terlaksananya
Pembangunan
saluran
drainase/gorong-
gorong
-Terlaksananya
Pembangunan
turap/talud/bronjong
-Terlaksananya Kegiatan
Tanggap Darurat
-Terlaksananya
Pembangunan jalan
dan jembatan
perdesaan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
2 Km
3 Km
0,35 Km
0,35 Km
Terlaksananya
peningkatan
kualitas
prasarana jalan
untuk
transportasi
masyarakat
Program
Peningkatan
Jalan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 50 -
-Terlaksananya
Monitoring, evaluasi
dan pelaporan
dampak kerusakan
lingkungan akibat
kegiatan
pertambangan
rakyat
-Terlaksananya Pengadaan
PJU tenaga surya
simpang jalan
menuju perkantoran
Pemda
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
0,35 Km
0,5 Km
0,5 Km
0,5 Km
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 51 -
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
0,5 Km
0,5 Km
0,26 Km
0,562 Km
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 52 -
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
1 Km
1,6 Km
1,5 Km
1,5 Km
Terlaksananya
peningkatan
kualitas
prasarana jalan
untuk
transportasi
masyarakat
Program
Peningkatan
Jalan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 53 -
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
-panjang jalan
0,35 Km
0,36 Km
2,1 Km
6,1 Km
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 54 -
-panjang Jalan
-panjang Jalan
-panjang saluran
-Panjang talud
7 Km
4,5 Km
0,8 Km
2 Km
Terlaksananya
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 55 -
-Persentase
-panjang jalan
-Terkendalinya dampak
kerusakan
lingkungan akibat
pertambangan
rakyat
-Jumlah Unit
3,3 Km
20 Km
25 Km
3200 m;5 unit
peningkatan
kualitas
prasarana jalan
untuk
transportasi
masyarakat
Tersedianya
Saluran
drainase/gorong
-gorong yang
memadai
Terlaksananya
peningkatan
Pembangunan
turap/talud/bron
jong
Tersedianya
tanggap darurat
jalan dan
jembatan
Tersedianya
infrastruktur
perdesaan
Tersedianya
Pengawasan
Pemeliharaan
Jalan
Kabupaten
Program
Pembangunan
saluran
drainase/gorong
-gorong
Program
Pembangunan
turap/talud/broj
ong
Program
tanggap darurat
Jalan dan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 56 -
7100 m
100%
815 m
100%
dan Penertiban
kegiatan rakyat
yang berpotensi
merusak
lingkungan
Tersedianya
Pembinaan dan
Pengembangan
bidang
ketenagalistrika
n
Jembatan
Program
pembangunan
infrastruktur
perdesaaan
Program
pengawasan
dan penertiban
kegiatan rakyat
yang berpotensi
merusak
lingkungan
Program
pembinaan dan
pengembangan
bidang
ketenagalistrika
n
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 57 -
25 unit
7. Menjaga dan
memelihara
kondusiftas
daerah untuk
memantapkan
tata kelola
pemerintahan
yang
menciptakan
rasa aman dan
damai bagi
masyarakat
-Pemantauan Kunjungan
Tamu Luar
Daerah/Orang Asing
(WNA)
-Tersedianya Fasilitas
Pusat Komunikasi
dan Informasi
Daerah (Puskomin)
-Terlaksananya
Penyediaan Jasa
Tim Trepadu
Penangan Gangguan
Keamanan Dalam
Negeri
-Terlaksananya Forum
Pembauran
Kebangsaan (FPK)
-Terlaksananya Rapat
Kerja Forum
Kewaspadaan Dini
Masyarkat (FKDM)
-Terlaksananya Forum
Silaturahmi dan
Pembinaan
ORMAS/LSM Kab.
Pesisir Barat
-Terlaksananya
Penyusunan Data
Base Kesbang dan
Politik
-Terlaksananya Pelatihan
Bagi Partai Politik
-pemantauan orang asing
-komunikasi dan informasi
Daerah
-Penyediaan jasa tim
terpady penangan
gangguan keaman
-Persatuan dan Pembauran
Masyarakat
-Rapat kerja FKDM
12 kali
12 kali
12 kali
Terlaksananya
Program
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Terlaksananya
Program
Kemitraan
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Kesbangpol Program
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Program
Kemitraan
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Bimtek,
Pelatihan,
Workshop
Kesbangpol
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 58 -
Penerima Bantuan
Keuangan
-Terlaksananya Pemilu
Kepala Daerah
Putaran I
-Terlasananya Pemilu
Kepala Daerah
Putaran II
-Terlasananya Kegiatan
Penyuluhan
Pencegahan
Peredaran/Pengguna
an miras & narkoba
-Terlaksananya Kegiatan
Pengendalian
Keamanan
Lingkungan
-terbinanya ORMAS/LSM
-tersusunnya database
kesbang dan politik
-pengetahuan administrasi
keuangan pengurus
parpol
-Pemilukada putaran I
-Pemilukada putaran II
-penyuluhan peredaran &
penggunaan miras &
narkoba
-keamanan dan
kenyamanan di
malam pergantian
tahun
110 orang
2 kali
200 orang
1 laporan
50 orang
Terlaksananya
Program
Pendidikan
Politik
Masyarakat
Program
Pendidikan
Politik
Masyarakat
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 59 -
1 kali
1 kali
220 orang
1 kali
Terlaksananya
Program
Peningkatan
Pemberantasan
Penyakit
Masyarakat
(PEKAT)
Terlaksananya
Program
Peningkatan
Keamanan dan
Kenyaman
Lingkungan
Program
Peningkatan
Pemberantasan
Penyakit
Masyarakat
(PEKAT)
Program
Peningkatan
Keamanan dan
Kenyaman
Lingkungan
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 60 -
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 5 -
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Dengan mengusung tema pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2015, “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan Berbasis
Kompetensi untuk Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Berkeadilan,
Inovatif, Berbudaya, Transparan dan Akuntabel.” Maka disusunlah 7 (tujuh) prioritas
pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Barat, yaitu :
1. Melanjutkan penyelenggaraan birokrasi dan tata kelola pemerintahaan
(govermance) untuk pelayanan public yang berkeadilan;
2. Pembangunan ketahanan pangan dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan serta penanganan bencana dan kerawanan pangan;
3. Penguatan perekonomian melalui pemberdayaan masyarakat pedesaan, pengelolaan
sumber daya pertanian, perikanan dan kehutanan serta pengelolaan sumber daya air
dan energy;
4. Perluasan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi semua kelompok masyarakat
tanpa diskriminasi;
5. Pemantapan pelayanan kesehatan dan system jaminan kesehatan masyarakat yang
berkeadilan, berkualitas dan terjangkau;
6. Pembangunan, pemeliharaan dan perluasan sarana dan prasarana wilayah dan
pengembangan kawasan perkotaanyang ramah lingkungan dan berkarakter budaya
lampung; dan
7. Menjaga dan memelihara kondusifitas daerah untuk memantapkan tata kelola
pemerintahan yang menciptakan rasa aman dan damai bagi masyarakat.
Berdasarkan 7 (tujuh) prioritas pembangunan Kabupaten Pesisir Barat tersebut tercermin
dalam tabel Indikator Prioritas Pembangunan Daerah sebagai berikut :
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 6 -
BAB VI
PENUTUP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pesisir Barat Tahun
Angaran 2015 merupakan penjabaran dari hasil Musrembang Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2015 yang telah disinergikan dan disesuaikan dengan RKP nasional, RPJMN dan
RPJMD Provinsi Lampung.RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun Anggaran 2015 memuat
visi dan misi Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, kebijakan umum dan prioritas
pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah, rencana kerja dan pendanaannya
yang bersifat indikatif.
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang menjelaskan bahwa RKPD Kota/Kabupaten merupakan
pedoman untuk penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun Anggaran 2015.
Berikutnya RKPD ini disusun sebagai konsekuensi dari pemberlakuan peraturan dari
Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, untuk implementasinya diperlukan koordinasi secara
mendalam dan berkesinambungan antar instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Pesisir Barat dengan terus memperhatikan dan mengelaborasikan hasil masukan dan
partisipasi masyarakat serta seluruh pelaku pembangunan (stake holder) melalui Forum
SKPD dan FGD serta musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang
berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan terutama sinkronisasi dan
penyelarasan rencana program dan kegiatan yang telah ditentukan.
Dokumen RKPD Kabupaten Pesisir Barat ini dimaksudkan sebagai acuan resmi
bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) dan juga sebagai acuan dan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat
daerah (SKPD) dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum, sekaligus
mendorong masyarakat untuk mewujudkan partisipasinya serta untuk mengevaluasi
penyelenggaraan pemerintahan. RKPD ini juga telah disesuai dengan usulan
program/kegiatan yang diajukan oleh masing-masing SKPD dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah, sehingga selain pembiayaannya diusulkan ke APBD
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, juga diusulkan ke APBD Propinsi Lampung dan ke
Pemerintah Pusat melalui APBN.
Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Pesisir Barat selain dilaksanakan oleh
jajaran instansi Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat juga ditentukan oleh dukungan dan
partisipasi masyarakat untuk dapat bersama-sama menjawab tantangan dan mengurangi
permasalahan yang ada, sehingga cita-cita masyarakat Kabupaten Pesisir Barat sesuai visi
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 7 -
dan misi yang tertuang dalam dokumen perencanaan dapat terwujud sesuai waktu yang
telah ditentukan.
Dokumen RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 menjadi pedoman dalam
penyusunan RAPBD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 yang dijabarkan dalam KUA
PPAS Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, adapun kaidah penyusunannya adalah sebagai
berikut:
1. RKPD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, tidak hanya memuat program/kegiatan
dalam kerangka investasi pemerintah daerah dan pelayanan publik, tetapi juga
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah,
rencana kerja dan pendanaanya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong peran aktif dan partisipasi
masyarakat daerah;
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan seluruh elemen stake holder
pembangunan termasuk di dalamnya masyarakat luas, dunia usaha berkewajiban
untuk berperan serta untuk melaksanakan program/kegiatan RKPD Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2015 dengan sebaik-baiknya;
3. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015, RKPD ini juga disusun dengan mengikuti
pendekatan penganggaran, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Dalam upaya untuk selalu menyelaraskan pelaksanaan setiap program/kegiatan
baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Pesisir Barat, APBD Provinsi
Lampung hingga APBN, maka setiap SKPD perlu untuk membuat Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sebagai penjabaran dari Musrenbang
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015;
5. Partisipasi masyakarat dalam proses penyusunan rencana pembangunan melalui
Forum SKPD serta Forum Penyelenggaraan Musyawarah Pembangunan
(Musrenbang) ditujukan untuk mengakomodasi aspirasi, masukan, pendapat dan
kepentingan masyarakat;
6. Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, masyarakat dan dunia usaha dapat
berperan serta dalam pembangunan yang direncanakan melalui program/kegiatan
pembangunan. Program/kegiatan tersebut direncanakan berdasarkan peran serta
masyarakat dalam kegiatan yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Masyarakat diharapkan dapat bertindak sebagai
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB I - 8 -
pengawas dalam pelaksanaan kebijakan program/kegiatan pembangunan di
Kabupaten Pesisir Barat; dan
7. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan RKPD Tahun
2015, Bappeda Kabupaten Pesisir Barat berkewajiban untuk melakukan
pemantauan dan aktif menganalisis penjabaran dan sinergitas RKPD Tahun 2015
ke dalam Renja SKPD dan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran 2015 serta Pagu Indikatif
SKPD 2015.
Demikianlah RKPD Tahun 2015 ini disusun untuk menjadi pedoman bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat dalam rangka menyusun RAPBD Tahun
Anggaran 2015.
Krui, 2014
PENJABAT BUPATI PESISIR BARAT
KHERLANI