Post on 08-Mar-2019
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM .................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 8
1.3. Ruang Lingkup Masalah........................................................... 8
1.4. Orisinalitas Penelitian ............................................................... 9
1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................... 11
a. Tujuan umum ....................................................................... 11
b. Tujuan khusus ...................................................................... 12
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................... 12
a. Manfaat teoritis .................................................................... 12
b. Manfaat praktis .................................................................... 12
1.7. Landasan Teoritis ..................................................................... 12
1.8. Metode Penelitian ..................................................................... 15
x
a. Jenis penelitian ..................................................................... 16
b. Jenis pendekatan .................................................................. 16
c. Sifat penelitian ..................................................................... 17
d. Data dan sumber data ........................................................... 18
e. Teknik pengumpulan data .................................................... 19
f. Teknik penentuan sampel penelitian ................................... 19
g. Teknik analisis data ............................................................. 20
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN DAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
2.1. Perusahaan ................................................................................ 21
2.1.1. Pengertian perusahaan .................................................... 21
2.1.2. Bentuk-bentuk perusahaan ............................................. 24
2.2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ......................................... 27
2.2.1. Pengertian dan sejarah tanggung jawab sosial
Perusahaan ..................................................................... 27
2.2.2. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial perusahaan ........ 35
2.2.3. Prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan ........ 37
2.2.4. Manfaat tanggung jawab sosial perusahaan ................... 40
BAB III IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN DI PT. BPR (BANK PERKREDITAN
RAKYAT) TAPA
3.1. Gambaran Umum PT. BPR (Bank Perkreditan Rakyat)
TAPA ........................................................................................ 43
xi
3.2. Substansi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Undang-
Undang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Nomor
47 tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Perseroan Terbatas ............................................... 45
3.3. Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada
PT. BPR TAPA ........................................................................ 49
BAB IV KENDALA PELAKSANAAN CSR (CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY) YANG DILAKUKAN OLEH PT. BPR
(BANK PERKREDITAN RAKYAT) TAPA
4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan .......................................................... 56
4.2. Kendala Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pada PT. BPR TAPA ................................................................ 60
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 63
5.2. Saran-Saran............................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
CSR adalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, masyarakat lokal,
maupun masyarakat pada umumnya. Penerapan CSR di Indonesia diatur dalam
Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang kemudian terdapat
peraturan pelaksanaannya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012
tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
Permasalahan dalam skripsi ini penulis meneliti pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan pada PT. BPR TAPA serta mengkaji kendala-kendala dalam
pelaksanaannya.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris dengan pendekatan
perundang-undangan (The Statute Approach), pendekatan fakta (The Fact
Approach), dan pendekatan analisis konsep hukum (Analitical & Conseptual
Approach) dengan melihat keadaan nyata di wilayah penelitian yang dikaitkan
dengan prinsip dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT. BPR TAPA telah
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam pelaksanaannya
belum berdasarkan prinsip triple bottom line yaitu profit, people, planet. Namun
secara umum telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung jawab sosial dan
lingkungan Perseroan Terbatas. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan CSR
adalah peraturan terkait pelaksanaan perbankan tidak mengakomodir terkait biaya
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Adapun saran dari
penulis agar dilaksanakan sosialisasi tentang pemahaman terkait konsep
penerapan CSR dan dalam melaksanakan CSR diharapkan mengedepankan
prinsip-prinsip yang ada, dan mengacu pada pertimbangan yang lebih luas dari
pada yang sudah diatur oleh hukum yang terkait.
Kata Kunci : Pelaksanaan, CSR, Perusahaan
xiii
ABSTRACT
CSR is the company's commitment to participate in the sustainable
economic development to improve the quality of life and environment is
beneficial, both for the company itself, the local community and society in
general. Implementation of CSR in Indonesia has been regulated in Article 74 of
Act Number 40 Year 2007 about The Limited Liability Company which then
contained the implementation regulations by Government Regulation Number 47
Year 2012 about Social and Environmental Responsibility Limited Liability
Company. Problems in this paper the author examines the implementation of
corporate social responsibility on a PT. BPR TAPA also analyze the constraints
in implementation.
This research is an empirical legal reseach by using Statute Approach, Fact
Approach and Analitical & Conseptual Approach to see the real in area research
related with the principles and legislation applicable.
The conclusion of this research that PT. BPR TAPA has implemented social
and environmental responsibility. The implementation has not been based on the
principle of triple bottom line of profit, people, planet. But in general have met the
provision as stipulated in Government Regulation Number 47 Year 2012 about
Social and Environmental Responsibility Limited Liability Company. Constraint
faced in the implementation of CSR is related to the implementation of banking
regulations do not accommodate the costs related to the implementation of Social
and Environmental Responsibility Limited Liability Company. The suggestion
from the author to be implemented socialization about understanding of concepts
related to the implementation of CSR and in implementing CSR is expected to put
forward the principles of existing and refers to a broader consideration of the
already regulated by the relevant laws.
Keywords : Implementation, CSR, Company
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehadiran suatu perusahaan merupakan salah satu sendi utama dalam
kehidupan masyarakat modern, karena perusahaan merupakan salah satu pusat
kegiatan manusia guna memenuhi kehidupannya. Perusahaan adalah bentuk usaha
yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan
yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, untuk memperoleh keuntungan dan/atau laba.1 Pada prinsipnya tujuan
dari suatu perusahaan adalah menjalankan usaha dengan mencari suatu
keuntungan. Dilihat dari pengertian perusahaan tersebut, perusahaan tidak salah
jika berjuang keras dalam meraih keuntungan. Akan tetapi tetap harus memiliki
kepedulian tinggi dan tanggung jawab terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan.
Menurut Richard T. De George, ada dua pandangan mengenai hakikat
perusahaan. Yang pertama adalah pandangan organisasionil (organizational view)
dan yang kedua adalah pandangan moralistis (moralistic view).2
Menurut pandangan organisasional, sebuah perusahaan bukanlah suatu
pribadi yang bersifat alamiah (natural person). Ia tidak ada secara alamiah,
melainkan didirikan dan diciptakan oleh manusia. Ia hanya sebuah ide, sebuah
konsep abstrak, tak dapat kita lihat dan diraba. Memang ada yang dapat dilihat
dan diraba, tetapi yang dapat dilihat bukanlah perusahaan itu sendiri. Dengan
1Rachmadi Usman, 2000, Hukum Ekonomi dalam Dinamika, Djambatan, Jakarta,
(selanjutnya disebut Rachmadi Usman I), h. 27. 2Binoto Nadapdap, 2012, Hukum Perseroan Terbatas, Permata Aksara, Jakarta, h. 135.
2
demikian perusahaan adalah suatu entitas menurut hukum. Perusahaan adalah
kreasi manusia atau sengaja diciptakan untuk melegalkan suatu kegiatan atau
aktivitas dalam bidang bisnis.
Menurut pandangan Moralistis justru bertolak belakang dengan pandangan
organisasionil. Tentu saja sebuah perusahaan memang tidak dapat sepenuhnya
diperlakukan sebagai pribadi. Sebuah perusahaan tidak mempunyai kesadaran,
hati nurani atau perasaan. Namun ini bukan alasan untuk mengatakan bahwa
perusahaan tidak mempunyai tanggung jawab sosial. Dari berbagai bentuk
perusahaan, seperti firma, persekutuan komanditer, persekutuan perdata dan
perseroan terbatas, bentuk perseroan terbatas merupakan bentuk kegiatan usaha
yang paling dominan dan banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat.
Tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih dikenal dengan istilah
Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) merupakan bentuk
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungannya bagi kepedulian sosial
maupun tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan
daripada perusahaan. Pelaksanaan kewajibannya ini perusahaan harus
memperhatikan dan menghormati tradisi budaya masyarakat disekitar lokasi
kegiatan usaha tersebut. Oleh karenanya tidak dapat disangkal lagi, tanggung
jawab sosial ini menjadi cerminan dari perusahaan tersebut.
Isu tanggung jawab sosial perusahaan sudah lama muncul di berbagai
negara maju yang memiliki perkembangan pemikiran mengenai perlu adanya
suatu timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat pada umumnya. Di
Indonesia keberlakuan CSR baru dimulai beberapa tahun ini yang disebabkan
3
dengan adanya tuntutan arus globalisasi dan perkembangan demokrasi dalam
masyarakat.
CSR merupakan suatu konsep bahwa perusahaan adalah memiliki suatu
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berkaitan erat
dengan etika bisnis suatu perusahaan sebagai aktivitas yang bertujuan
memperoleh keuntungan. Suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan faktor
keuangan belaka seperti halnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus
berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang.
Keberadaan perusahaan idealnya bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Bahwa prinsip CSR adalah pemberdayaan masyarakat setempat yang notabene
miskin agar terbebas dari kemiskinan.3 Menurut Mu’man Nuryana, CSR adalah
sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam
operasi bisnis mereka dan interaksi mereka dengan pemangku kepentingan
(stakeholder) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.4
Tanggung jawab sosial dan Lingkungan yang lebih dahulu dikenal di
negara-negara maju pada saat ini telah mulai diterapkan dalam beberapa peraturan
yang berlaku di Indonesia antara lain dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
3Hendrik Budi Untung, 2009, Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika, Jakarta,
h.3. 4Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, 2008, Corporate Social Responsibility Prinsip,
Pengaturan, dan Implementasi, In-Trans Publishing, Malang, h. 36.
4
2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.
Kedua undang-undang ini secara tegas mensyaratkan bahwa untuk
melaksanakan suatu perusahaan yang melakukan prinsip tata kelola perusahaan
yang baik atau yang biasa dikenal dengan istilah Good Coorporate Governance
(selanjutnya disingkat GCG) harus juga peduli terhadap kepentingan sosial dan
lingkungan di perusahaan.
Perseroan Terbatas merupakan badan hukum. Hal tersebut ditegaskan dalam
Undang-Undang Perseroan Terbatas.5 Sebagai suatu badan hukum, perseroan
memiliki kedudukan yang mandiri (persona standi in judicio) dalam pengurusan
dan pengeloalaan perusahaan sehingga mempunyai kekayaan terpisah kekayaan
pengurusnya. Perseroan Terbatas sebagai badan hukum dipandang sebagai
manusia yang dapat dibebani hak dan kewajiban, karena itu memiliki harta
kekayaan sendiri yang diurus oleh pengurusnya, dan dapat melakukan transaksi
untuk mencapai tujuan.6 Selain itu perseroan juga memiliki suatu tanggung jawab
yang harus dilaksanakan. Tanggung jawab yang diemban sangatlah wajib
dipenuhi mengingat banyak manfaat yang diperoleh perusahaan demi
kelangsungan dan pembangunan yang berkelanjutan.
CSR dari konsep awalnya, ternyata telah menimbulkan diskusi hangat
mempertanyakan ketidaklaziman pengaturan CSR (secara mandatory) yang
berbeda dengan praktek-praktek negara maju. Pada negara Indonesia, secara legal
5Man S. Sastra Widjaja, 2010, Perseroan Terbatas Menurut Tiga Undang-Undang,
Alumni, Bandung, h. 1. 6Gatot Supramono, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Djambatan, Jakarta, h.8.
5
formal pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan pada Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Persoran Terbatas (selanjutnya disebut Undang-
Undang Perseroan Terbatas) dapat dilihat pada Pasal 74 :
(1) perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
(2) tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.
(3) perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan
diatur dengan peraturan pemerintah.
Ketentuan ini tidak berlaku terhadap setiap atau seluruh perseroan,
sedangkan masih terdapat bentuk perusahaan lainnya yang seharusnya diwajibkan
melaksanakan CSR yang memiliki dampak bagi lingkungan dan masyarakat.
Selanjutnya untuk menjalankan amanat Pasal 74 ayat (4) pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dengan telah dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah tersebut bahwa semua perusahaan wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial di dalam dan di luar lingkungan perusahaan berdasarkan
rencana kerja tahunan yang memuat rencana kegiatan dan anggaran dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran serta wajib dimuat dalam laporan
tahunan perseroan untuk dipertanggungjawabkan kepada rapat umum pemegang
saham guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan.
Dilihat dari sinkronisasi perundang-undangan, penolakan dari sejumlah
pengusaha tertentu terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Rumusan dari
6
Undang-Undang tentang Perseroan terbatas adalah langkah mundur bila
dibandingkan dengan ketentuan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Pasal 15 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal menentukan bahwa setiap penanaman modal berkewajiban
untuk :
a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikan
kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal.
d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal.
e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan meliputi tanggung jawab
perusahaan secara ekonomi dan tanggung jawab perusahaan secara hukum baik di
dalam lingkungan perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan. Tanggung
jawab secara ekonomi maksudnya keberadaan perusahaan didasarkan dengan
tujuan utama yang diperjuangkan yaitu memperoleh keuntungan. Tanggung jawab
secara hukum maksudnya perusahaan sebagai bagian dari masyarakat yang lebih
luas memiliki kepentingan untuk memenuhi aturan legal formal, sebagaimana
yang disyaratkan oleh pemangku kekuasaan. Antara kedua tanggung jawab
tersebut tidak selamanya sejalan. Antara tanggung jawab hukum dan tanggung
jawab ekonomi perusahaan adakalanya terjadi konflik. Namun demikian kedua
tanggung jawab ini memiliki aspek sosial yang penting.
7
Penerapan hukum dalam aktivitas bisnis akan berpengaruh pula terhadap
masyarakat. Perusahaan adalah pihak yang memperoleh keuntungan besar dari
pemanfaatan sumber daya baik itu sumber daya alam maupun sumber daya
manusia, sementara masyarakat yang justru menanggung akibat negatif baik
langsung maupun tidak langsung seperti adanya eksploitasi tenaga kerja,
ketidakjujuran, diskriminasi dan segala kebijakan yang bertentangan dengan
masyarakat, agama, budaya dan lingkungan. Untuk itu perusahaan harus
mengembalikan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk kesejahteraan
masyarakat, serta memberikan timbal balik kepada para pemangku kepentingan.
Jika terjadi konflik antara tanggung jawab hukum dan tanggung jawab
ekonomi, perusahaan harus dapat melihat yang tidak merugikan kepentingan
masyarakat maka operasional perusahaan harus dilakukan sesuai dengan kaidah
peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, konsep tanggung jawab sosial
perusahaan harus diterapkan tanpa mengorbankan kepentingan umum dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari operasionalnya. Tanggung jawab
sosial merupakan aktivitas kontra prestasi langsung dan tidak langsung akibat
operasional perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Sebagaimana yang terdapat dalam pengaturan peraturan perundang-
undangan bahwa setiap perusahaan selaku subjek hukum diwajibkan untuk
melaksanakan program CSR. Salah satu perusahaan yang tentunya juga memiliki
tanggung jawab sosial perusahaan adalah perusahaan jasa perbankan baik yang
berbentuk bank umum atau bank perkreditan rakyat. Pada perusahaan jasa
perbankan telah banyak yang melaksanakan program CSR. PT. BPR TAPA
8
sebagai suatu perusahaan jasa perbankan, merupakan bank yang telah lama
menjalankan kegiatan operasionalnya yang tentunya keberadaan bank ini telah
memberikan dampak dalam kehidupan masyarakat. Dalam memberikan suatu
layanan untuk seluruh lapisan masyarakat, bank ini juga memiliki visi
mewujudkan perekonomian Badung yang stabil serta salah satu dari misi
perusahaannya adalah menjaga perusahaan tetap sehat untuk meraih kepercayaan
masyarakat dalam hubungan bisnis yang saling menguntungkan. Maka dengan
inilah akan dilakukan penelitian pada PT. BPR TAPA.
Berdasarkan kondisi sebagaimana diuraikan dalam latar belakang masalah
tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian atau kajian secara
ilmiah yang berjudul “Implementasi Prinsip CSR (Corporate Social
Responsibility) Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Pada PT. BPR (Bank
Perkreditan Rakyat) TAPA di Kabupaten Badung.”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun rumusan
masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah implementasi tanggung jawab sosial perusahaan di PT.
BPR (Bank Perkreditan Rakyat) TAPA melalui prinsip CSR ?
2. Bagaimanakah kendala pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT. BPR
(Bank Perkreditan Rakyat) TAPA?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah merupakan hal yang sangat penting untuk
ditentukan terlebih dahulu sebelum sampai tahap selanjutnya. Sesuai dengan
9
permasalahan diatas, maka untuk mencegah agar isi serta uraian tidak
menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, sehingga perlu diberikan batasan-
batasan mengenai ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Pada rumusan
masalah pertama akan membahas mengenai implementasi tanggung jawab sosial
perusahaan di PT. BPR (Bank Perkreditan Rakyat) TAPA melalui prinsip CSR.
Sedangkan rumusah masalah kedua akan dibahas mengenai kendala pelaksanaan
CSR yang dilakukan oleh PT. BPR (Bank Perkreditan Rakyat) TAPA.
1.4. Orisinalitas Penelitian
Dalam meminimalisir adanya plagiat dalam dunia pendidikan di Indonesia,
mahasiswa diwajibkan untuk mampu menunjukan perbedaan dari penelitian yang
terdahulu dengan penelitian yang tengah dibuat sebagai perbandingan. Dalam
penelitian ini akan ditampilkan skripsi terdahulu yang pembahasannya berkaitan
dengan “Implementasi Prinsip CSR (Corporate Social Responsibility) Dalam
Peningkatan Kinerja Perusahaan Pada PT. BPR (Bank Perkreditan Rakyat) TAPA
di Kabupaten Badung.”
Tabel 1.1 Daftar Penelitian Sejenis
No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah
1. Tinjauan Yuridis Terhadap
Tanggung Jawab Badan
Usaha Dalam Pelaksanaan
Kewajiban tanggung
Jawab Sosial Perusahaan
dan Lingkungan dalam
Abigail Allo
Karangan
(Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas
Kristen
1. Bentuk persahaan
dan bidang usaha
seperti apa yang
wajib melaksanakan
Corporate Social
Responsibility?
10
Sistem Hukum Indonesia
Maranatha)
Tahun 2014
2. Kapan dan dalam
kondisi bagaimana
perusahaan wajib
melaksanakan
Corporate Social
Responsibility?
2. Implementasi Tanggung
Jawab Sosial dan
Lingkungan Perseroan
Terbatas Berdasarkan
Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2012
Pada PT. Tirta Investama
Aqua-Mambal di
Kabupaten Badung
Anak Agung
Nandhi Larasati
(Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas
Udayana) Tahun
2014
1. Bagaimanakah
pelaksanaan
tanggung jawab
sosial perusahaan
pada PT. Tirta
InvestamaAqua-
Mambal?
2. Apa manfaat
pelaksanaan
tanggung jawab
sosial pada PT.
Tirta Investama
Aqua-Mambal ?
Tabel 1.2. Daftar Penelitian Penulis
No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah
11
1. Implementasi Prinsip CSR
(Corporate Social
Responsibility) Dalam
Peningkatan Kinerja
Perusahaan Pada PT. BPR
(Bank Perkreditan Rakyat)
TAPA di Kabupaten
Badung
I Made Rika
Gunadi,
Fakultas Hukum
Universitas
Udayana, Tahun
2016
1. Bagaimanakah
implementasi
tanggung jawab
sosial perusahaan
di PT. BPR (Bank
Perkreditan
Rakyat) TAPA
melalui prinsip
CSR?
2. Bagaimanakah
kendala
pelaksanaan CSR
yang dilakukan
oleh PT. BPR
(Bank Perkreditan
Rakyat) TAPA?
1.5. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
1. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip CSR pada Perseroan
Terbatas Bank Perkreditan Rakyat.
2. Untuk mengetahui hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan.
12
b. Tujuan khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui tanggung jawab sosial perusahaan di PT. BPR (Bank
Perkreditan Rakyat) TAPA melalui prinsip CSR.
2. Untuk mengetahui kendala pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT.
BPR (Bank Perkreditan Rakyat) TAPA.
1.6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
sekaligus menambah khasanah ilmu pengetahuan hukum dalam dunia
akademis pada umumnya dan dapat memberikan kontribusi pemikiran
khususnya tentang hal-hal yang berkaitan dalam perkembangan hukum
perseroan.
b. Manfaat praktis
Secara praktis, penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para
akademisi serta pihak yang berkepentingan sebagai kajian dalam memahami
tanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menerapkan
ketentuan hukum perusahaan secara tepat dan menyeluruh.
1.7. Landasan Teoritis
Suatu landasan teoritis dalam pembahasan yang bersifat ilmiah dapat
memberikan petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada suatu pengetahuan.
13
Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa teori yang berhubungan dengan
penelitian dalam pembahasan nantinya.
Perusahaan adalah kreasi manusia atau sengaja diciptakan untuk melegalkan
suatu kegiatan atau aktivitas dalam bidang bisnis. Perusahaan menurut pembentuk
Undang-Undang adalah perbuatan yang dilakukan secara tidak terputus-putus,
terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba.7
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perusahaan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Menurut Mc Williams dan Seigel dalam buku Tirta N. Mursitama, M Fahdhil
Hasan, dan Iman Y. Fakhrudin, Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
mendefinisikan corporate social responsibility sebagai serangkaian tindakan yang
muncul untuk meningkatkan produk sosialnya, memperluas jangkauannya
melebihi kepentingan ekonomi eksplisit perusahaan, dengan pertimbangan
tindakan semacam ini tidak disyaratkan oleh peraturan hukum.8
Dengan adanya ketentuan kewajiban menjalankan CSR bagi perusahaan di
Indonesia, perusahaan tidak hanya diharapkan pada tanggung jawab Single
Bottom Line, yaitu tanggung jawab pada kondisi finansial perusahaan saja, tapi
perusahaan juga dihadapkan pada tanggung jawab Triple Bottom Lines. Istilah
7HMN Purwosutjipto, 1999, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 2,
Djambatan, Jakarta, h. 2. 8Tirta N. Mursitama, M Fahdhil Hasan, dan Iman Y. Fakhrudin, 2011, Corporate Social
Responsibility (CSR) di Indonesia, Institut for Development of Economic an Finance(INDEF),
Jakarta, h. 23.
14
triple bottom line yaitu 3P yang dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun
1997 yaitu :
1. profit
Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi
yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
2. people
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.
Beberapa perusahaan mengembangkan CSR seperti pemberian beasiswa
bagi pelajar, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan.
3. planet
Perusahaan perduli terhadap lingkungan hayati. Beberapa program CSR
yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan
hidup, penyediaan sarana pengembangan pariwisata.9
Hukum sebagai salah satu perangkat yang mengatur norma-norma
kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya
aktivitas bisnis yang sehat. Menurut Prince of Wales International Bussiness
Forum terdapat lima pilar yang mempengaruhi corporate social responsibility
yaitu :
1. building human capital
Secara internal, perusahaan dituntut untuk menciptakan sumber daya
manusia yang andal. Secara eksternal, perusahaan dituntut untuk
melakukan pemberdayaan masyarakat, biasanya melalui community
development.
2. strengthening economies
Perusahaan dituntut untuk tidak menjadi kaya sendiri sementara komunitas
di lingkungannya miskin, mereka harus memberdayakan ekonomi sekitar.
3. assesing social chesion
Perusahaan dituntut untuk menjaga keharmonisan dengan masyarakat
sekitarnya agar tidak menimbulkan konflik.
4. encougraging good governance
9Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, 2008, Resiko Hukum & Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR, Forum Sahabat, Jakarta, h. 34.
15
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus menjalankan tata kelola
bisnis yang baik.
5. protecting the environment
Perusahaan berupaya keras menjaga kelestarian lingkungan.10
CSR memiliki kaitan yang erat dengan GCG. GCG merupakan mekanisme
bagaimana sumber daya perusahaan dialokasikan menurut aturan hak dan kuasa.
CSR sebagai suatu konsep pada aplikasinya telah didasarkan pada prinsip-prinsip
yang berkembang dalam dunia usaha dan pemerhati lingkungan bahkan sampai
organisasi dunia. Salah satu yang menjadi prinsip dalam CSR adalah Good
Corporate Governance.
Berdasarkan teori ini, perusahaan dituntut untuk bekerja secara optimum
sehingga dapat menampilkan wajah yang berbeda, lebih manusiawi dan
mempunyai kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama.
1.8. Metode Penelitian
Penelitiaan merupakan sarana pokok dalam pengembangan ilmu
pengetahuan maupun teknologi, hal ini disebabkan oleh karena penelitian
bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan
konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi
terhadap bahan yang telah dikumpulkan dan diolah.11
Disinilah peran metode
penelitian hukum mempertanggungjawabkan sifat ilmiah ilmu hukum sebagai
ilmu yang mandiri. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
10Ahmad Lamo Said, 2015, Corporate Social Responsibility dalam Perspektif
Governance, Ed.1, Cet.1, Deepublish, Yogyakarta, h. 26. 11
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011, Penelitian Hukum Normatif, Ed.1, Cet.13,
Rajawali Pers, Jakarta, h.1.
16
a. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dipergunakan untuk penulisan ini
adalah penelitian yuridis empiris yaitu prosedur yang dipergunakan untuk
memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu
untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer
di lapangan.12
Pada penelitian hukum empiris, hukum dikonsepkan sebagai suatu
gejala empiris yang dapat diamati dalam kehidupan nyata. Menurut Mukti Fajar
dan Yulianto Ahmad, penelitian hukum empiris mencakup penelitian terhadap
identifikasi hukum dan terhadap efektivitas hukum.13
Penelitian dari aspek
empiris memiliki ciri yaitu suatu penelitian yang beranjak dari adanya
kesenjangan antara das solen dengan das sein yaitu kesenjangan antara teori
dengan realita, kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta hukum.
Penelitian ini mengambarkan keadaan atau gejala tertentu, dikarenakan objek
kajian yang akan diteliti terdapat dalam masyarakat yang berkenaan dengan
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.
b. Jenis pendekatan
Dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) jenis pendekatan dalam
memecahkan permasalahan penelitian, yaitu pendekatan perundang-undangan
(The Statute Approach), pendekatan fakta (The Fact Approach), dan pendekatan
analisis konsep hukum (Analitical & Conseptual Approach).
12Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 52. 13
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h. 153.
17
Pendekatan perundang-undangan (The Statute Approach) yaitu pendekatan
dengan melakukan pengkajian perundang-undangan yang berhubungan dengan
tema penelitian.14
Dalam penelitian ini dilakukan pengkajian mengenai peraturan
perundang-undangan perseroan terbatas sesuai dengan tema penelitian yaitu
tentang tanggung jawab sosial perusahaan.
Pendekatan konseptual (Conseptual Approach) merupakan pendekatan yang
digunakan dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara mempelajari
pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang dalam ilmu
hukum.15
Pendekatan fakta ini merupakan data primer yang diperoleh dalam
penelitian lapangan, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap fakta tersebut dan
dikaitkan dengan isu hukum yang sedang ditangani. Terhadap fakta tersebut
nantinya akan dikaji berdasarkan teori hukum, konsep maupun prinsip-prinsip
dalam penelitian ini.
c. Sifat penelitian
Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang berupaya untuk
menggambarkan hal-hal secara lengkap mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif pada penelitian secara umum, termasuk
pula dalam penelitian ilmu hukum, bertujuan untuk menggambarkan secara tepat
sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk
menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya
14Johnny Ibrahim, 2007, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Citra Aditya
Bakti, Bandung, h. 249. 15
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, PT. Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, h. 137.
18
hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Penelitian
deskriptif dapat membuat teori-teori baru atau memperkuat teori yang sudah ada.
d. Data dan sumber data
Pada penelitian ini, adapun data yang digunakan untuk menunjang
pembahasan permasalahan dalam penelitian ini adalah bersumber dari :
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
melalui penelitian lapangan, data tersebut diperoleh dari responden
maupun pengamatan langsung dalam masalah yang menjadi obyek
penelitian. Dalam hal ini data diperoleh dari pihak-pihak yang terkait
dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan di PT. BPR (Bank
Perkreditan Rakyat) TAPA.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan
(Library Research), yang tersedia dan menggali dari buku-buku, dokumen-
dokumen resmi, undang-undang, maupun data-data lainnya yang terkait
dengan masalah yang dibahas.
Adapun sumber data sekunder yang terdiri dari :
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat autoritatif yang
artinya mempunyai otoritas, yaitu merupakan hasil tindakan atau hasil
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang.16
Dalam
penelitian ini bahan hukum primer yang digunakan adalah :
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
16Ibid, h. 141.
19
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan pustaka yang berisikan informasi
dan memberikan pengertian atau penjelasan mengenai bahan hukum
primer seperti jurnal ilmiah, kamus hukum, pandangan para ahli hukum
dalam publikasi ilmiah melalui media massa, dan bahan hukum sesuai
dengan permasalahan yang dibahas.
e. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri
dari :
1. Teknik studi dokumen, yaitu pengumpulan data dengan dokumentasi atau
mencatat bahan-bahan yang ada dalam literatur maupun dokumen
lainnya yang membahas tanggung jawab sosial perusahaan. Kemudian
dianalisis yang pada akhirnya dipergunakan sebagai dasar pembahasan
dalam penelitian.
2. Teknik wawancara (Interview), yaitu pengumpulan data dilakukan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh
jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada
responden maupun informan. Hal tersebut dilakukan agar hasil
wawancara memiliki nilai validitas.
f. Teknik penentuan sampel penelitian
20
Penentuan sampel penelitian yang digunakan teknik non probability
sampling yang memberikan peran sangat besar pada peneliti untuk menentukan
pengambilan sampelnya. Bentuk dari non probability sampling yang digunakan
adalah purposive sampling merupakan penarikan sampel dilakukan berdasarkan
tujuan tertentu, yaitu sampel dipilih atau ditentukan oleh peneliti, yang mana
penunjukan dan pemilihan sampel didasarkan pertimbangan bahwa sampel telah
memenuhi kriteria dan sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri
utama populasinya.
g. Teknik analisis data
Setelah data terkumpul baik itu data primer maupun data sekunder yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, tahap berikutnya
adalah pengolahan dan analisis data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif maka keseluruhan data yang terkumpul baik data
primer maupun data sekunder akan dianalisis dan dihubungkan yang satu dengan
yang lainnya secara sistematis, dilakukan interprestasi untuk memahami makna
data dalam situasi sosial serta peristiwa hukumnya yang berlaku dalam kenyataan
dilapangan. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan
disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistematis.