Post on 04-Jun-2018
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
1/27
CASE REPORT SESSION
TONSILITIS KRONIS
OLEH :
Silvia Wahyuni 0810311015
Ribka A. Sebi!in" 081031#05$
%. &e'y Alka!ni 081031#058
(!e)e*!+!:
&!. E,,y Hu!iya-i S*THT/KL
AIAN IL%2 KESEHATAN
TELINA HI&2N TENOROK E&AH KE(ALA LEHER
AK2LTAS KE&OKTERAN 2NI4ERSITAS AN&ALAS
RS2(. &R. %. &A%IL (A&AN
#013
1
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
2/27
A I
(EN&AH2L2AN
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang
terdapat di dalam rongga mulut yaitu: tonsil laringeal (adenoid), tonsil palatina
(tonsilfaucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba eustachius (lateral
band dinding faring/ Gerlachstonsil). Peradangan pada tonsil palatina, biasanya
meluas ke adenoid dan tonsil lingual. Penyebaran infeksi terjadi melalui udara
(air borne droplets), tangan dan ciuman. apat terjadi pada semua umur, terutama
pada anak.!,"
Peradangan pada tonsil dapat disebabkan oleh bakteri atau #irus,
termasukstrainbakteristreptococcus, adeno#irus, #irus influen$a, #irusEpstein
!arr, entero#irus, dan #irus herpes si"ple#. %alah satu penyebab paling sering
pada tonsilitis adalah Group A $ %ae"olytic Streptococcus (&'%), *+ dari
tonsilitis anak dan !+ kasus de-asa dan juga merupakan penyebab radang
tenggorokan.*
Tonsilitis kronik merupakan peradangan pada tonsil yang persisten yang
berpotensi membentuk formasi batu tonsil. Terdapat referensi yang
menghubungkan antara nyeri tenggorokan yang memiliki durasi * bulan dengan
kejadian tonsilitis kronik. Tonsilitis kronis merupakan salah satu penyakit yang
paling umum dari daerah oral dan ditemukan terutama di kelompok usia muda.
ondisi ini karena peradangan kronis pada tonsil. ata dalam literatur
menggambarkan tonsilitis kronis klinis didefinisikan oleh kehadiran infeksi
berulang dan obstruksi saluran napas bagian atas karena peningkatan #olumetonsil. ondisi ini mungkin memiliki dampak sistemik, terutama ketika dengan
adanya gejala seperti demam berulang, odinofagia, sulit menelan, halitosis dan
limfadenopati ser#ikal dan submandibula.0
1aktor predisposisi timbulnya tonsillitis kronik ialah rangsangan yang
menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsillitis akut yang tidak
adekuat.!
2
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
3/27
A II
TINA2AN (2STAKA
3
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
4/27
#.1 Ana-+i
%truktur yang terdapat di rongga orofaring adalah dinding posterior faring, tonsil
palatina, fossa tonsilaris serta arkus faring anterior dan posterior, u#ula, tonsil
lingual dan foramen sekum.!
a. 1ossa Tonsilaris
1ossa tonsilaris adalah sebuah recessusberbentuk segitiga pada dinding lateral
orofaring diantara arkus palatoglosus di depan dan arkus palatofaringeus di
belakang. 1ossa ini ditempati oleh tonsil palatina. !,0
atas lateralnya adalah muskulus konstriktor faring superior. Pada batas
atas yang disebut kutub atas (upper pole) terdapat suatu ruang kecil yang
dinamakan fossa supra tonsil. 1ossa ini berisi jaringan ikat jarang dan biasanya
merupakan tempat nanah memecah keluar bila terjadi abses. 1ossa tonsil diliputi
oleh fasia yang merupakan bagian dari fasia bukofaring dan disebut kapsul yang
sebenarnya bukan merupakan kapsul yang sebenarnya.!
b. Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan
ikat dengan kripta didalamnya. Terdapat empat macam tonsil yaitu tonsil faringeal
(adenoid), tonsil palatina, tonsil tuba eustachius dan tonsil lingual yang keempat2
empatnya membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. Tonsil palatina
yang biasanya disebut tonsil saja terletak di dalam fossa tonsil. Pada kutub atas
tonsil sering kali ditemukan celah intratonsil yang merupakan sisa kantong faring
yang kedua. utub ba-ah tonsil biasanya melekat pada dasar lidah.!
Tonsil faringeal dalam kapsulnya terletak pada mukosa dinding lateralrongga mulut. i depan tonsil, arkus faring anterior disusun oleh otot
palatoglosus, dan dibelakang dari arkus faring posterior disusun oleh otot
palatofaringeus.!,0
Permukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyai
celah yang disebut kripta. 3pitel yang melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang
juga meliputi kripta. idalam kripta biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel
yang terlepas, bakteri dan sisa makanan. Permukaan lateral tonsil melekat pada
4
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
5/27
fasia faring yang sering juga disebut kapsul tonsil. apsul ini tidak melekat erat
pada otot faring, sehingga mudah dilakukan diseksi pada tonsilektomi.!
&ambar !. Cincin 4aldeyer
Tonsil mendapat darah dari arteri palatina minor, arteri palatina asenden,
cabang tonsil arteri maksila eksterna, arteri faring asenden dan arteri lingualis
dorsal. Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh
ligamentum glosoepiglotika. i garis tengah, di sebelah anterior massa ini
terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papila
sirkum #alata. Tempat ini kadang2kadang menunjukkan penjalaran duktus
tiroglossus dan secara klinik merupakan tempat penting bila ada massa tiroid
lingual (lin&ual thyroid' dan kista duktus tiroglosus.!
5ena2#ena menembus muskulus konstriktor faringeus superior dan
bergabung dengan #ena palatina eksterna, #ena faringeal, atau #ena facialis.
'liran limfe pembuluh2pembuluh limfe bergabung dengan nodus limfoid
profunda. 6odus yang terpenting dari kelompok ini adalah nodusjugulodigastrikus, yang terletak di ba-ah dan belakang angulus mandibula.!,0
#.# i)i+l+"i
Tonsil palatina adalah suatu jaringan limfoid yang terletak di fossa tonsilaris di
kedua sudut orofaring dan merupakan salah satu bagian dari cincin 4aldeyer.
Tonsil palatina lebih padat dibandingkan jaringan limfoid lain. Permukaan
5
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
6/27
lateralnya ditutupi oleh kapsul tipis dan di permukaan medial terdapat kripta.
Tonsil palatina merupakan jaringan limfoepitel yang berperan penting sebagai
sistem pertahanan tubuh terutama terhadap protein asing yang masuk ke saluran
makanan atau masuk ke saluran nafas (#irus, bakteri, dan antigen makanan).
7ekanisme pertahanan dapat bersifat spesifik atau non spesifik. 'pabila patogen
menembus lapisan epitel maka sel2sel fagositik mononuklear pertama2tama akan
mengenal dan mengeliminasi antigen.8
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfoid yang
mengandung sel limfosit, +,!2+," dari kesuluruhan limfosit tubuh pada orang
de-asa. Proporsi limfosit dan T pada tonsil adalah 0+:0+, sedangkan di
darah 00290:!02*+. Pada tonsil terdapat sistem imun kompleks yang terdiri
atas sel 7 (sel membran), makrofag, sel dendrit dan anti&en presentin& cellsyang
berperan dalam proses transportasi antigen ke sel limfosit sehingga terjadi 'PCs
(sintesis immunoglobulin spesifik). uga terdapat sel limfosit , limfosit T, sel
plasma dan sel pemba-a ;g &. Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang
diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi.
Tonsil mempunyai dua fungsi utama yaitu menangkap dan mengumpulkan bahan
asing dengan efektif dan sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel
limfosit T dengan antigen spesifik.8,9
Tonsil merupakan jaringan kelenjar limfa yang berbentuk o#al yang
terletak pada kedua sisi belakang tenggorokan. alam keadaan normal tonsil
membantu mencegah terjadinya infeksi. Tonsil bertindak seperti filter untuk
memperangkap bakteri dan #irus yang masuk ke tubuh melalui mulut dan sinus.
Tonsil juga menstimulasi sistem imun untuk memproduksi antibodi untuk
membantu mela-an infeksi. Tonsil berbentuk o#al dengan panjang "20 cm,masing2masing tonsil mempunyai !+2*+ kripta yang meluas ke dalam jaringan
tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fossa tonsilaris, daerah yang kosong
diatasnya dikenal sebagai fossa supratonsilr. Tonsil terletak di lateral orofaring.
%ecara mikroskopik tonsil terdiri atas tiga komponen yaitu jaringan ikat, folikel
germinati#um (merupakan sel limfoid) dan jaringan interfolikel (terdiri dari
jaringan limfoid).
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
7/27
patogen, selanjutnya memba-anya ke sel limfoid. 'kti#itas imunologi terbesar
tonsil ditemukan pada usia * = !+ tahun.8,9
#.3 E*i'ei+l+"i
i ;ndonesia infeksi saluran pernafasan akut (;%P') masih merupakan penyebab
tersering morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun !>>8/!>>9 cakupan
temuan penderita ;%P' pada anak berkisar antara *+ 2 +, sedangkan sasaran
temuan pada penderita ;%P' pada tahun tersebut adalah 9? 2 ?" @ sebagai
salah satu penyebab adalah rendahnya pengetahuan masyarakat. i 'merika
%erikat absensi sekolah sekitar 88 diduga disebabkan ;%P'. Tonsilitis kronik
pada anak mungkin disebabkan karena anak sering menderita ;%P' atau karena
tonsilitis akut yang tidak diterapi adekuat atau dibiarkan.8
Tonsilitis adalah penyakit yang umum terjadi. ampir semua anak di
'merika %erikat mengalami setidaknya satu episode tonsilitis."erdasarkan data
epidemiologi penyakit TT pada 9 pro#insi (;ndonesia) pada tahun !>>2!>>8,
pre#alensi tonsillitis kronik sebesar *,? tertinggi kedua setelah nasofaringitis
akut (,8). i A%BP r. 4ahidin %udirohusodo 7akassar jumlah kunjungan
baru dengan tonsillitis kronik mulai uni "++?=7ei "++> sebanyak 8* orang.
'pabila dibandingkan dengan jumlah kunjungan baru pada periode yang sama,
maka angka ini merupakan ,9 dari seluruh jumlah kunjungan baru.?
Pada penelitian yang dilakukan di Aumah %akit %era-ak di 7alaysia
diperoleh 809 data penderita Tonsilitis ronis dan didapatkan pada pria *"
(0") dan -anita *!0 (?) (%ing, "++9). %ebaliknya penelitian yang dilakukan
di Aumah %akit Pra#ara di ;ndia dari "+* penderita Tonsilitis ronis, sebanyak >?
(?) berjenis kelamin pria dan !+0 (0") berjenis kelamin -anita.
8
Tonsilitis paling sering terjadi pada anak2anak, namun jarang terjadi pada
anak2anak muda dengan usia lebih dari " tahun. Tonsilitis yang disebabkan oleh
spesies Streptococcus biasanya terjadi pada anak usia 02!0 tahun, sedangkan
tonsilitis #irus lebih sering terjadi pada anak2anak muda." ata epidemiologi
menunjukkan bah-a penyakit Tonsilitis ronis merupakan penyakit yang sering
terjadi pada usia 02!+ tahun dan de-asa muda usia !02"0 tahun. alam suatu
penelitian pre#alensi karier &roup ' %treptokokus yang asimptomatis yaitu:
7
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
8/27
!+,> pada usia kurang dari ! tahun, ",* usia !02 tahun, dan +,8 usia 0
tahun keatas. 7enurut penelitian yang dilakukan di %kotlandia, usia tersering
penderita tonsilitis kronis adalah kelompok umur !2"> tahun, yakni sebesar 0+
."
%uku terbanyak pada penderita tonsilitis kronis berdasarkan penelitian
yang dilakukan di poliklinik ra-at jalan di rumah sakit %era-ak 7alaysia adalah
suku idayuh *?, 7alay "0, ;ban "+, dan Chinese !.8
#.6 E-i+l+"i 'an ak-+! Ri)ik+
Tonsilitis terjadi dimulai saat kuman masuk ke tonsil melalui kriptanya secara
aerogen yaitu droplet yang mengandung kuman terhisap oleh hidung kemudian
nasofaring terus masuk ke tonsil maupun secara foodborn yaitu melalui mulut
masuk bersama makanan. 3tiologi penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan
ulangan dari tonsilitis akut yang mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil,
atau kerusakan ini dapat terjadi bila fase resolusi tidak sempurna.8
eberapa organisme dapat menyebabkan infeksi pada tonsil, termasuk
bakteri aerobik dan anaerobik, #irus, jamur, dan parasit. Pada penderita tonsilitis
kronis jenis kuman yang paling sering adalah streptokokus hemolitikus grup '
(%&'). %treptokokus grup ' adalah flora normal pada orofaring dan
nasofaring. 6amun dapat menjadi patogen infeksius yang memerlukan
pengobatan. %elain itu infeksi juga dapat disebabkan %ae"ophilus influen(ae,
Staphylococcus aureus, S) Pneu"oniaedan*ore#ella catarrhalis.0
ari hasil penelitian %uyitno dan %adeli (!>>0) kultur apusan tenggorok
didapatkan bakteri gram positif sebagai penyebab tersering tonsilofaringitis kronis
yaitu Strepto+o+us alfa kemudian diikuti Staphylococcus aureus, Strepto+o+usbeta he"oliti+us &rup A, Staphylococcus epider"idis dan kuman gram negatif
berupaEnteroba+ter,Pseudo"onas aeru&inosa, ,lebsielladanE) coli.8
;nfeksi #irus biasanya ringan dan dapat tidak memerlukan
pengobatan yang khusus karena dapat ditangani sendiri oleh ketahanan tubuh.
Penyebab penting dari infeksi #irus adalah adeno#irus, influen$a ', dan herpes
si"ple+s (pada remaja). %elain itu infeksi #irus juga termasuk infeksi dengan
co#ac+ie-irus A, yang menyebabkan timbulnya #esikel dan ulserasi pada tonsil.
8
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
9/27
Epstein!arr yang menyebabkan infeksi mononukleosis, dapat menyebabkan
pembesaran tonsil secara cepat sehingga mengakibatkan obstruksi jalan napas
yang akut.9
;nfeksi jamur seperti Candida sp tidak jarang terjadi khususnya di
kalangan bayi atau pada anak2anak dengan i""unoco"pro"ised.9
eberapa 1aktor predisposisi timbulnya tonsillitis kronik yaitu:!
!. Aangsangan menahun (kronik) rokok dan beberapa jenis makanan
". igiene mulut yang buruk
*. Pengaruh cuaca
. elelahan fisik
0. Pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat
#.5 (a-+,i)i+l+"i
Tonsillitis bera-al dari penularan yang terjadi melalui droplet dimana kuman
menginfiltrasi lapisan epitel. 'danya infeksi berulang pada tonsil menyebabkan
pada suatu -aktu tonsil tidak dapat membunuh semua kuman sehingga kuman
kemudian bersarang di tonsil. Pada keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh dari
tonsil berubah menjadi sarang infeksi (fokal infeksi) dan suatu saat kuman dan
toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada saat keadaan umum tubuh
menurun.>ila epitel terkikis maka jaringan limfoid superkistal bereaksi dimana
terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. arena
proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa juga jaringan
limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga
kripti melebar. %ecara klinik kripti ini tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan
terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatandengan jaringan di sekitar fossa tonsilaris. Pada anak disertai dengan pembesaran
kelenjar limfa submadibularis.!
#.7. %ani,e)-a)i Klini)
7anifestasi klinik sangat ber#ariasi. Tanda2tanda bermakna adalah nyeri
tenggorokan yang berulang atau menetap dan obstruksi pada saluran cerna dan
9
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
10/27
saluran napas. &ejala2gejala konstitusi dapat ditemukan seperti demam, namun
tidak mencolok.>
Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang
tidak rata, kripta melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. Terasa ada yang
mengganjal di tenggorokan, tenggorokan terasa kering dan napas yang berbau. !
Pada tonsillitis kronik juga sering disertai halitosis dan pembesaran nodul
ser#ikal."Pada umumnya terdapat dua gambaran tonsil yang secara menyeluruh
dimasukkan kedalam kategori tonsillitis kronik berupa:
a. Pembesaran tonsil karena hipertrofi disertai perlekatan kejaringan
sekitarnya, kripta melebar di atasnya tertutup oleh eksudat yang
purulent.
b. Tonsil tetap kecil, bisanya mengeriput, kadang2kadang seperti
terpendam dalam Dtonsil bedE dengan bagian tepinya hiperemis, kripta
melebar dan diatasnya tampak eksudat yang purulen>
&ambar ". Tonsillitis kronik
erdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan
mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan
medial kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi :9
T+ : post tonsilektomi
T! : berada di dalam fossa tonsilaris
T" : telah mele-ati fossa tonsilaris, tetapi belummele-ati garis paramedian
10
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
11/27
T* : telah mele-ati garis paramedian, tetapi belum mencapai garis median
T : telah mencapai garis median
&ambar *. Aasio Perbandingan Tonsil engan Frofaring
&ambar . (') Tonsillar hypertrophy &radeI tonsils () GradeII tonsils (C)
GradeIII tonsils() GradeI. tonsils(D+issin& tonsilsE)
#.$. (ee!ik)aan (enunan"
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita tonsilitis kronis:
a. %ik!+bi+l+"i
11
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
12/27
Penatalaksanaan dengan antimikroba sering gagal untuk mengeradikasi kuman
patogen dan mencegah kekambuhan infeksi pada tonsil. egagalan mengeradikasi
organisme patogen disebabkan ketidaksesuaian pemberian antibiotika atau
penetrasi antibiotika yang inadekuat. Gold standard pemeriksaan tonsil adalah
kultur dari dalam tonsil.!
b. Hi)-+*a-+l+"i
Penelitian yang dilakukan Bgras dan utluhan tahun "++? di Turkey terhadap ?+
spesimen tonsil, menunjukkan bah-a diagnosis tonsilitis kronis dapat ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan histopatologi dengan tiga kriteria histopatologi yaitu
ditemukan ringan2 sedang infiltrasi limfosit, adanya /&ras abses dan infitrasi
limfosit yang difus. ombinasi ketiga hal tersebut ditambah temuan histopatologi
lainnya dapat dengan jelas menegakkan diagnosis tonsilitis kronis.!+
#.1. &ia"n+)i)
iagnosis untuk tonsillitis kronik dapat ditegakkan dengan melakukan
anamnesis secara tepat dan cermat serta pemeriksaan fisik yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menyingkirkan kondisi sistemik atau kondisi yang berkaitan
yang dapat membingungkan diagnosis.
Pada anamnesis, penderita biasanya datang dengan keluhan tonsillitis
berulang berupa nyeri tenggorokan berulang atau menetap, rasa ada yang
mengganjal ditenggorok, ada rasa kering di tenggorok, napas berbau, iritasi pada
tenggorokan, dan obstruksi pada saluran cerna dan saluran napas, yang paling
sering disebabkan oleh adenoid yang hipertofi. &ejala2gejala konstitusi dapatditemukan seperti demam, namun tidak mencolok. Pada anak dapat ditemukan
adanya pembesaran kelanjar limfa submandibular.!, !!
Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang
tidak rata, kripta melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. Pada umumnya
terdapat dua gambaran tonsil yang secara menyeluruh dimasukkan kedalam
kategori tonsillitis kronik.!!
12
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
13/27
Pada biakan tonsil dengan penyakit kronis biasanya menunjukkan
beberapa organisme yang #irulensinya relatif rendah dan pada kenyataannya
jarang menunjukkan &'%.0
#.9. &ia"n+)i) an'in"
iagnosis banding penyakit ini adalah:!
a. Tonsillitis difteri
&ambar 0. Tonsila ifteri
b. An&ina Plaut .incent(stomatitis ulseromembranosa)
&ambar 8. 'ngina Plaut 5incent
#.10. Ta-alak)ana
Penatalaksanaan untuk tonsillitis kronik terdiri atas terapi medikamentosa dan
operatif.
a. 7edikamentosa
13
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
14/27
Terapi ini ditujukan pada higiene mulut dengan cara berkumur atau obat isap,
pemberian antibiotik, pembersihan kripta tonsil dengan alat irigasi gigi atau oral.
Pemberian antibiotika sesuai kultur. Pemberian antibiotika yang bermanfaat pada
penderita tonsilitis kronis cefaleksin ditambah metronida$ole, klindamisin
(terutama jika disebabkan mononukleosis atau abses), amoksisilin dengan asam
kla#ulanat ( jika bukan disebabkan mononukleosis).8
b. Fperatif
Bntuk terapi pembedahan dilakukan dengan mengangkat tonsil (tonsilektomi).
Tonsilektomi dilakukan bila terapi konser#atif gagal.
'dapun indikasi tonsilektomi menurut The A"erican of Otolaryn&olo&y
head and Nec+ Sur&ery Clinical Indicators Co"pendiu"!>>0 adalah: !
a. %erangan tonsillitis lebih dari *G pertahun -alaupun telah mendapat terapi
yang adekuat
b. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan
gangguan pertumbuhan orofacial
c. %umbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan
napas, sleep apneu, gangguan menelan, gangguan berbicara dan cor
pulmonal.
d. Ainitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak
berhasil hilang dengam pengobatan
e. 6apas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
f. Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup ' %treptokokus beta
hemolitikus
g. ipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
h. Ftitis media efusi/otitis media supuratif
Terdapat beberapa keadaan yang disebut sebagai kontraindikasi, namun
bila sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap
memperhitungkan imbang manfaat dan risiko. eadaan tersebut yakni: gangguan
14
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
15/27
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
16/27
H
A III
LA(ORAN KAS2S
I&ENTITAS (ASIEN
6ama : P
Bmur : > tahun
enis elamin : Perempuan
%uku angsa : 7inang
'lamat : ubang Putih6o. 7A : **8!?+
ANA%NESIS
Telah dira-at seorang anak perempuan dira-at di bangsal TT A%B
r. 'chmad 7ochtar ukittinggi sejak tanggal !" 7aret "+!* dengan :
Keluhan 2-aa :
16
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
17/27
6yeri menelan yang bertambah sejak ! minggu yang lau
Riaya- (enyaki- Seka!an" :
6yeri menelan yang bertambah sejak lebih kurang ! minggu yang lalu.
6yeri menelan telah dirasakan sejak * bulan yang lalu, terutama saat
demam, batuk, dan pilek. 6yeri dirasakan hilang timbul.
Aasa mengganjal di tenggorokan ada sejak ! bulan yang lalu
6yeri ditenggorok dirasakan sejak ! minggu yang lalu
atuk dan pilek ada sejak ! minggu yang lalu
emam 9 hari yang lalu selama " hari
Ai-ayat tidur ngorok ada sejak * bulan yang lalu
'nak sering demam, batuk pilek dan nyeri tenggorok sejak * bulan yang
lalu, hilang timbul
Ai-ayat terbangun tiba2tiba karena sesak disangkal pasien
idung tersumbat tidak ada
Ai-ayat ingus kental bau tidak ada
&angguan penciuman tidak ada
6yeri telinga tidak ada, telinga berdenging tidak ada, gangguan
pendengaran tidak ada, telinga terasa penuh tidak ada
&angguan pengecapan tidak ada
Ai-ayat cairan mengalir dari tenggorokan tidak ada
%uara serak tidak ada
'nak malas makan sejak ! minggu yang lalu
'nak sudah dikenal menderita amandel sejak tahun yang lalu
Riaya- (enyaki- &ahulu :
Pasien tidak ada mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
Riaya- (enyaki- Kelua!"a :
17
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
18/27
Tidak ada ri-ayat penyakit keluarga yang penting.
Riaya- (eke!aan S+)ial Ek+n+i 'an Kebia)aan:
Pasien anak pertama dari dua orang bersaudara. Pasien seorang pelajar
kelas * %.
Pasien suka mengkonsumsi es dan makanan ciki
Pasien menggosok gigi "G sehari,tidak teratur.
(ee!ik)aan i)ik
%tatus &eneralis
eadaan Bmum : sedang
esadaran : C7C
Tekanan darah : !!+/9+ mmg
1rekuensi nadi : ?"G/menit
1rekuensi nafas : "*G/menit
%uhu : *9,* +C
Pemeriksaan sistemik
7ata : onjungti#a tidak anemis, sklera tidak ikterik
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
19/27
&in'in" Lian"
Telin"a
Cukup lapang (6) Cukup lapang (6) Cukup lapang (6)
%empit Tidak ada Tidak ada
iperemis Tidak ada Tidak ada
3dema Tidak ada Tidak ada
7assa Tidak ada Tidak ada
Sek!e-;)e!uen
au Tidak ada Tidak ada
4arna Tidak ada Tidak ada
umlah %edikit %edikit
enis %erumen %erumen
%eb!an -i*ani
2-uh
4arna Putih mengkilat Putih mengkilat
Aefleks cahaya 'rah jam 0 'rah jam 9
ulging Tidak ada Tidak ada
Aetraksi Tidak ada Tidak ada
'trofi Tidak ada Tidak ada
(e!,+!a)i
umlah perforasi Tidak ada Tidak ada
enis Tidak ada Tidak ada
uadran Tidak ada Tidak ada
Pinggir Tidak ada Tidak ada
aba!
%a)-+i'
Tanda radang Tidak ada Tidak ada1istel Tidak ada Tidak ada
%ikatrik Tidak ada Tidak ada
6yeri tekan Tidak ada Tidak ada
6yeri ketok Tidak ada Tidak ada
Te) "a!*u-ala
Ahine I I
%ch-abach%ama dengan
pemeriksa
%ama dengan
pemeriksa
4eberTidak ada
lateralisasi
Tidak ada
lateralisasi
esimpulan 6ormal 6ormalAu'i+e-!i Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Hi'un"
(ee!ik)aan Kelainan &ek)-!a Sini)-!a
Hi'un" lua! eformitas Tidak ada Tidak ada
el. ongenital Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Aadang Tidak ada Tidak ada
19
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
20/27
7assa Tidak ada Tidak ada
Sinu) *a!ana)al :inspeksi : tanda radang/trauma/sikatrik/massa tidak ada
(ee!ik)aan &ek)-!a Sini)-!aNye!i -ekan Tidak ada Tidak ada
Nye!i ke-+k Tidak ada Tidak ada
Rin+)k+*i An-e!i+!
4e)-ibulu
5ibrise 'da 'da
Aadang Tidak ada Tidak ada
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
21/27
Rin+)k+*i (+)-e!i+!: )uli- 'ilakukan
(ee!ik)aan Kelainan &ek)-!a Sini)-!a
K+ana
Cukup lapang (6) 2 2%empit 2 2
a!ku) ,a!in"
%imetris /tidak %imetris %imetris
4arna 7erah muda 7erah muda
3dema Tidak ada Tidak ada
ercak /eksudat Tidak ada Tidak ada
&in'in" ,a!in" 4arma %ulit dinilai %ulit dinilaiPermukaan %ulit dinilai %ulit dinilai
T+n)il
Bkuran T T
4arna iperemis iperemis
Permukaan Tidak rata Tidak rata
7uara kripti 7elebar 7elebar
etritus Tidak ada Tidak ada
3ksudat Tidak ada Tidak ada
Perlengketan
dengan pilar'da 'da
21
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
22/27
(e!i-+n)il
4arna iperemis iperemis
3dema Tidak ada Tidak ada
'bses Tidak ada Tidak ada
Tu+!
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
23/27
RES2%E ? &ASAR &IANOSIS@
Anane)i) :
23
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
24/27
6yeri menelan terutama saat demam, batuk, dan pilek. 6yeri dirasakan
hilang timbul.
Aasa mengganjal di tenggorokan
6yeri ditenggorok
atuk dan pilek
Ai-ayat tidur ngorok ada
'nak sering demam, batuk pilek dan nyeri tenggorok hilang timbul
Ai-ayat terbangun tiba2tiba karena sesak disangkal pasien
'nak malas makan ada
'nak sudah dikenal menderita amandel sejak tahun yang lalu
(ee!ik)aan i)ik :
%tatus
3ritrosit : 0."++.+++/mm*
C : +/*/!/0/+/"
CT : * menit
T : * menit
&ia"n+)i) 2-aa : Tonsilitis kronis
&ia"n+)i) Tabahan: 2
24
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
25/27
&ia"n+)i) an'in" : 2
(ee!ik)aan Anu!an: ultur dan sensiti#itas s-ab tenggorok
Te!a*i:
'moGicillin * G "0+ mg
etadine gurgle, tiap jam, kumur selama *+ detikhigiene oral
Te!a*i anu!an: Tonsiloadenoidektomi
(!+"n+)i)
Juo ad #itam : bonam
Juo ad sanam : bonam
Na)eha- :
indari makanan yang merangsang tenggorok terlalu panas atau dingin
A I4
&ISK2SI
25
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
26/27
Telah dilaporkan seorang pasien laki2laki, usia > tahun dengan diagnosis
tonsillitis kronis. iagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. ari anamnesis didapatkan keluhan utamanya 6yeri menelan
yang bertambah sejak lebih kurang ! minggu yang lalu. 6yeri menelan telah
dirasakan sejak * bulan yang lalu, terutama saat demam, batuk, dan pilek. 6yeri
dirasakan hilang timbul. Aasa mengganjal di tenggorokan ada sejak ! bulan yang
lalu. 6yeri ditenggorok dirasakan sejak ! minggu yang lalu. atuk dan pilek ada
sejak ! minggu yang lalu. emam 9 hari yang lalu selama " hari. Ai-ayat tidur
ngorok ada sejak * bulan yang lalu. 'nak sering demam, batuk pilek dan nyeri
tenggorok sejak * bulan yang lalu, hilang timbul. Ai-ayat terbangun tiba2tiba
karena sesak disangkal pasien. 'nak malas makan sejak ! minggu yang lalu.'nak
sudah dikenal menderita amandel sejak tahun yang lalu
ari pemeriksaan mulut dan orofaring ditemukan kelainan pada tonsilnya
yaitu ukurannya membesar (T2T), hiperemis, permukaan tidak rata, muara
kripti melebar, perlengketan ke pilar, tidak ditemukan adanya detritus dan
eksudat.
ari hasil anamnesis beserta pemeriksaan fisik ini, kita bisa menegakkan
diagnosis kerja Tonsilitis ronis.
Terapi yang dianjurkan pada pasien ini adalah tonsiloadenoidektomi.
'dapun indikasi dilakukannya tonsiloadenoidektomi pada pasien ini adalah
adanya pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia
berat, gangguan tidur. %etelah dilakukan tonsiloadenoidektomi pada pasien
diberikan diet makanan cair, antibiotik, analgetik dan obat kumur.
&ATAR (2STAKA
26
8/14/2019 CRS Tonsilitis Kronik Kirim.doc
27/27
!. Ausmarjono, artoesoediro %. Tonsilitis +roni+. ;n: uku 'jar ;lmu esehatan
Telinga idung Tenggorok epala K >*. '#ailable from: BA