Post on 19-Feb-2018
7/23/2019 Contoh Survey
1/17
LAPORAN SURVEI
PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGI INVENTARISASI
KAWASAN TAMBAK BERBASIS DATA PENGINDERAAN JAUH
DI SULAWESI SELATAN
Makasar, 01 Mei - 05 Mei 2012
PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
JAKARTA
7/23/2019 Contoh Survey
2/17
- 2 -
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daerah pesisir Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi pengembangan
perikanan tambak dan air payau yang cukup besar. Saat ini jenis budidaya perikanan
yang diusahakan adalah pantai (melalui keramba jaring apung), tambak, air tawar
(sungai, dan kolam). Sebagai contoh, Kabupaten Maros pada tahun 2008 memiliki
produksi perikanan mencapai 20.197,93 ton dimana 68,3% merupakan hasil perikanan
tangkap laut, 26,4% merupakan hasil tambak, sisanya sebesar 5,3% adalah produksi
sumberdaya perikanan lainnya. Dengan demikian budidaya tambak mempunyai
peran yang cukup signifikan dalam menentukan produksi perikanan di kabupaten
Maros (Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Maros, 2008.)
Inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam telah lama dilakukan secara
konvensiaonal yang memerlukan waktu, tenaga dan biaya besar. Teknologi
penginderaan jauh dapat digunakan untuk inventarisasi dan monitoring perubahan
kondisi sumberdaya alam secara lebih efisien, merupakan solusi terhadap
permasalahan pengamatan secara konvensional. Kelebihan dari data inderaja
dibandingkan pengamatan secara konvensional adalah kemampuannya memberikan
data keruangan secara sinopsis, efisiensi waktu dan biaya pengamatan . Keuntungan
lain dari pemanfaatan teknologi inderaja adalah dapat diperolehnya data secara
periodik danreal time pada daerah yang sulit dicapai dengan cara konvensional .
Pada penelitian ini dilakukan inventarisasi kawasan tambak menggunakan
data optis dan data radar. Metode yang digunakan pada data optis adalah klasifikasi
supervised (terbimbing) dan segmentasi (object base classification), sedangkan
metode yang digunakan untuk data radar adalah dengan menggunakan kombinasi
warna RGB (Red, Green, Blue) polarisasi citra SAR (HH, HV, VV atau VH) serta kunci
interpretasi berupa pola, bentuk, lokasi, asosiasi obyek tambak dan bukan tambak.
Hingga saat ini telah selesai dilakukan pengolahan data optis dengan metode
klasifikasi supervised.
Dalam upaya mendapatkan hasil klasifikasi yang lebih akurat, perlu dilakukan
verifikasi menggunakann data lapangan yang diperoleh melalui kegiatan survei
7/23/2019 Contoh Survey
3/17
- 3 -
lapangan. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilaksanakan survei lapangan untuk
mendapatkan data tentang kondisi dan lingkungan tambak di Kabupaten Maros.
Penguatan kapasitas daerah dan sinergi inventarisasi kawasan tambak
memerlukan peran serta instansi di daerah yang akan bersama-sama meningkatkan
pemanfaatan informasi data penginderaan jauh, khususnya untuk lahan tambak.
Sinergi akan dilakukan dengan instansi daerah terkait atau universitas yang ada di
lokasi kegiatan yang memiliki kegiatan serupa (jika ada) sehingga 2 atau lebih
kegiatan yang hampir sama bisa disinergikan. Kegiatan sinergi tersebut akan dilakukan
melalui 2 kegiatan yaitu kegiatan survei lapangan dan kegiatan bimtek sosialisasi
pemanfaatan data inderaja untuk inventarisasi dan monitoring lahan tambak.
Kegiatan survei lapangan akan dilakukan melalui koordinasi dengan beberapa
instansi daerah terkait seperti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau-Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP), Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan
serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maros, dan dengan kalangan
akademisi yang diwakilkan oleh Universitas Hassanudin. Pada waktu pelaksanaan
kegiatan survei awal ini akan dilakukan juga koordinasi untuk menentukan peserta dan
lokasi bimtek dalam rangka sosialisasi pengolahan data penginderaan jauh bagi para
peneliti dan pelaku budidaya tambak serta kalangan akademisi di Propinsi Sulawesi
Selatan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan survey ini adalah:
Verifikasi hasil pengolahan data
Mengumpulkan data lapangan, seperti data penggunaan lahan tambak dan jenis-
jenis tambak yang ada di daerah kajian
Memperoleh data/informasi instansi daerah yang memiliki kegiatan yang terkait
dengan informasi lahan tambak.
Menentukan peserta dan lokasi pelaksanaan Bimtek.
Melakukan pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan kegiatan bimtek
yang akan dilaksanakan pada bulan Juni/Juli 2012.
7/23/2019 Contoh Survey
4/17
- 4 -
BAB II. METODOLOGI
2.1. Waktu dan Lokasi
Kegiatan survei lapangan dilakukan pada tanggl 1 Mei s.d. 5 Mei 2012 di
kawasan budi daya lahan tambak di wilayah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi
Selatan. Selain melakukan kegiatan survei lapangan juga dilakukan koordinasi dengan
beberapa instansi pemerintah di Makassar dan Maros, yaitu Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan, Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Universitas Hassanudin.
2.2. Peralatan dan Bahan
Data dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
1. Citra satelit SPOT-4 tahun 2010 dan 2011
2. Lembar informasi hasil pengolahan data
3. Alat tulis
4. GPS
5. Kamera Digital
2.3. Metode
Metode Koordinasi kelembagaan serta Pengukuran dan Pengamatan Survei
adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan dan diskusi
b. Penentuan obyek dan lokasi yang akan dilakukan survei/pengecekan di lapangan
c. Pengecekan kebenaran hasil interpretasi dari data satelit dengan pengamatan
dan pemotretan obyek sebenarnya di lapangan
d. Pengukuran posisi lokasi obyek yang diamati
e. Wawancara dengan pemilik tambak untuk mengetahui jenis-jenis tambak yang
ada
7/23/2019 Contoh Survey
5/17
- 5 -
2.4. Parameter yang diukur dan data/informasi yang dikumpulkan
Parameter yang diukur dan data/informasi yang dikumpulkan dalam survei ini
adalah:
1. Koordinat posisi
2. Jenis tutupan lahan
3. Waktu pengamatan
4. Foto lokasi pengamatan
5. Nama lokasi (kecamatan, desa, jalan)
6. Lokasi pelaksanaan dan peserta bimtek
2.5. Susunan Personil
Pelaksana yang terlibat pada kegiatan survei dan koordinasi adalah 4 (empat)
personil, sebagai berikut. Berikut:
1. Yennie Marini, S.Pi. (Koordinator)
2. Dr. Bidawi Hasyim
3. Emiyati, S.Si.
4. Rossi Hamzah, S.Si
2.6. Kontak
1. Bapak Ir. Muslih Radhi Abdullah, MP.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
2. Bapak R Dr. Ir. Rachman Syah, MS.
Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
3. Dr. Nurjannah Nurdin, S.T., M.Si.
Puslitbang Wilayah, Tata Ruang & Informasi Spasial, Universitas Hasanuddin
7/23/2019 Contoh Survey
6/17
- 6 -
BAB III. PELAKSANAAN DAN HASIL
3.1. Koordinasi dengan Instansi Pemerintah Daerah
Koordinasi dilakukan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(Balitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Universitas Hassanudin. Tujuan koordinasi selain untuk mensosialisasikan kegiatan
penelitian dengan instansi pemerintah daerah terkait juga untuk menentukan peserta
dan lokasi bimtek dalam rangka sosialisasi pengolahan data penginderaan jauh bagi
para peneliti dan pelaku budidaya tambak serta kalangan akademisi di Propinsi
Sulawesi Selatan.
3.1.1. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda)
Pada kunjungan ke Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, tim survei bertemu
dengan Kepala Bidang Penelitian, Pengkajian Sumberdaya Lingkungan dan
Teknik, Ir. Muslih Radhi Abdullah, MP. Dari hasil pertemuan pihak Balitbangda
bersedia membantu dalam hal penyiapan ruangan pelatihan dan surat
menyurat untuk peserta pelatihan. Bapak Muslih juga memberikan rekomendasi
peserta yang dapat mengikuti pelatihan, diantaranya Dinas Tata Ruang,
Bappeda, Dinas Perikanan, dan beberapa universitas atau politeknik selainUniversitas Hassanudin.
3.1.2. Universitas Hassanudin
Di Universitas Hassanudin, tim survei bertemu dengan Pembantu Rektor I
Universitas Hassanudin, Prof.Dr.Eng. Dadang Ahmad Suriamiharja, M.Eng dan
Sekretaris Puslitbang Wilayah Tata Ruang & Informasi Spasial, Dr. Nurjannah
Nurdin, S.T., M.Si. Bapak Dadang pernah menjadi konsultan di salah satu
perusahaan tambak milik swasta asing di Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga
beliau mempunyai banyak pengetahuan tentang keadaan tambak di Sulawesi
Selatan. Pada kesempatan tersebut beliau memberikan arahan tentang lokasi-
lokasi tambak berdasarkan tipe-tipe tambaknya.
3.1.3. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
Di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, tim survei bertemu dengan Kepala
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Dr. Ir. Rachman Syah, MS. Di
pertemuan tersebut Bapak Rachmansyah sharing tentang kondisi tambak di
7/23/2019 Contoh Survey
7/17
- 7 -
Propinsi Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Maros, dikatakannya bahwa
kini tambak di sebagian besar Kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan, termasuk
Maros merupakan jenis tambak tradisional. Tambak intensif hanya ada hingga
tahun 1995, hal ini dikarenakan daya dukung tanah dan terjadinya
pendangkalan sungai sehingga kurang optimal untuk dijadikan tambak intensif.
Mengenai rencana pelatihan yang akan diadakan oleh LAPAN, beliau juga
menyambut baik dan bersedia untuk memberikan dukungan ruangan yang bisa
digunakan untuk pelatihan dan merekomendasikan beberapa stafnya untuk
bisa mengikuti pelatihan tersebut. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Sekretaris
Puslitbang Wilayah Tata Ruang & Informasi Spasial, Dr. Nurjannah Nurdin, S.T.,
M.Si., yang merupakan salah seorang narasumber dari kegiatan survei ini,
sehingga terjadi diskusi dimana sebaiknya pelatihan ini diselenggarakan. Hasil
dari diskusi akhirnya disepakati pelatihan akan diselenggarakan di Universitas
Hassanudin, mengingat di Universitas Hassanudin memiliki sarana fasilitas yang
cukup lengkap (ruangan dan perlengkapan; seperti komputer, akses internet,
dll) dan berpengalaman dalam melaksanakan kegiatan yang serupa.
3.2.
Survei LapanganSurvei lapangan dilakukan di empat kecamatan yaitu di Kecamatan Marusu,
Kecamatan Maros Baru, Kecamatan Lau dan Kecamatan Bontoa. Selama survei
lapangan tim survei dibantu oleh Dr. Nurjannah Nurdin, S.T., M.Si., Sekretaris Puslitbang
Wilayah Tata Ruang & Informasi Spasial dan seorang stafnya M. Akbar S.
Kecamatan Marusu merupakan salah satu kecamatan dari 4 kecamatan di
kabupaten Maros yang memiliki pantai, di dominasi oleh penggunaan lahan tambak,
serta masih banyak ditumbuhi mangrove yang melindungi pantai dan sungai. Di
kecamatan Marusu tim survei mengunjungi dua desa yaitu Desa Temappadduae dan
Desa Nisombalia. Tambak di Desa Temappadduae atau lebih dikenal dengan nama
Desa Pattene merupakan lokasi contoh jenis tambak intensif sedangkan tambak di
Desa Nisombalia merupakan lokasi contoh jenis tambak semi intensif, artinya, mereka
menggunakan pupuk, obat-obatan, penanaman bibit nener dan pengeringan lahan
serta kalender pertambakan, namun alat-alat yang digunakan dalam pengelolaan
tambak masih sangat minim. Pengairan masih tergantung pada pasang surut air laut
7/23/2019 Contoh Survey
8/17
- 8 -
yang untuk desa ini tidak mengalami kendala karena merupakan dataran rendah.
Saat ini tambak di Desa Temappadduae maupun Desa Nisombalia telah berubah
menjadi jenis tambak tradisional.
Di Kecamatan Maros Baru tim survei mengunjungi Desa Borimasunggu. Di Desa
Borimasunggu tim survei mewawancarai salah seorang staf PT Bosowa Isuma yaitu
Bapak Baba Mage. PT Bosowa Isuma adalah perusahaan tambak yang mempunyai
tambak di dua desa di Kecamatan Maros Baru, yaitu Desa Borimasunggu dan Desa
Majanang. Total lahan tambak yang dimiliki oleh PT Bosowa Isuma seluas 160 Ha.
Berdasarkan wawancara Bapak Baba Mage jenis tambak yang dimiliki oleh
perusahaan sekarang hanyalah tambak tradisional. Dikatakannya tambak intensif
mulai digunakan pada tahun 80an hingga pertengahan tahun 1995, tahun-tahun
selanjutnya tambak intensif sudah tidak optimal lagi, karena telah terjadi
pendangkalan sungai dan berkurangnya daya dukung tanah akibat penggunaan
pupuk serta adanya penyakit yang menyerang komoditas udang. Pada sekitar tahun
2008-2009, PT Bosowa Isuma mencoba kembali menggunakan tambak intensif namun
hasil tambak tetap tidak optimal sehingga diputuskan untuk kembali menggunakan
tambak tradisional.
Di Kecamatan Bontoa tim survey mendatangi Desa Pajjukukang sedangkan di
Kecamatan Lau tim survei mengunjungi Desa Alepolea. Pengelolaan tambak kedua
desa dilakukan secara tradisional yaitu hanya membuka lahan dan mengandalkan
ikan liar masuk ke lahan yang dibuatnya untuk kemudian dipanennya. Sistem
pengairan tambak tergantung pada pasang surut air laut, sedangkan saat musim
kemarau menggunakan pompa air/sumur bor.
Komoditas yang dominan dibudidayakan di semua desa yang dikunjungi oleh
tim surveI adalah bandeng dan udang. Hasil panen dijual di pasar lokal dan ada pula
yang dijual pada para penampung.
7/23/2019 Contoh Survey
9/17
- 9 -
BAB IV. PENUTUP
Survei kegiatan PKPP Penguatan Kapasitas Daerah Dan Sinergi Inventarisasi
Kawasan Tambak Berbasis Data Penginderaan Jauh Di Sulawesi Selatan telah
dilaksanakan pada tanggal 1 5 Mei 2012 di Makassar dan Kabupaten Maros. Survei ini
bertujuan untuk melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi daerah juga untuk
melakukan verifikasi hasil pengolahan data dengan keadaan sebenarnya di
lapangan.
Sosialisasi dan koordinasi dilakukan dengan tiga instansi yaitu Balai Penelitian
dan Pengembangan Daerah (Balitbangda), Universitas Hassanudin dan Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau. Kegiatan ini selain untuk mensosialisasikan kegiatan
PKPP juga untuk berkoordinasi di dalam pelaksanaan bimbingan teknis yang akan
diadakan lapan sebagai bentuk difusi hasil kegiatan PKPP yang telah dilakukan. Hasil
koordinasi, ketiga instansi tersebut menyambut baik rencana pelaksanaan bimbingan
teknis dan bersedia membantu penyelenggaraannya, yaitu dengan menyediakan
tempat untuk bimbingan teknis, mengikutsertakan stafnya dalam bimbingan teknis dan
membantu dalam pembuatan undangan bagi peserta bimtek (balitbangda).
7/23/2019 Contoh Survey
10/17
- 10 -
LAMPIRAN
7/23/2019 Contoh Survey
11/17
- 11 -
Lampiran 1. Dokumentasi Koordinasi Kelembagaan-Program dan Survei Lapangan
Koordinasi dan Sosialisasi di Badan Penelitian
dan Pengembangan Daerah (Balitbangda)Propinsi Sulawesi Selatan, dengan Kepala
Bidang Sumberdaya, yaitu Bapak Muslih Rhodi
Abdullah (seragam coklat).
Koordinasi dan Sosialisasi di UniversitasHassanudin Makassar, dengan Wakil Rektor I,
yaitu Bapak Dadang Ahmad (baju oranye).
Koordinasi dan Sosialisasi di Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau, dengan
Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau, yaitu Bapak Rachmansyah (seragam
biru).
Wawancara dengan petani tambak di
Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros
Provinsi Sulawesi Selatan
Wawancara dengan petani tambak di
Kecamatan Marusu ujung dekat pantai Kuri
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan
Proses Geotagging dengan menggunakan
handphone Blackberry
7/23/2019 Contoh Survey
12/17
- 12 -
Penyimpanan posisi lokasi pengamatan
dengan menggunakan GPS handheld
Kantor PT BOSOWA pemilik tambak di dua
desa di Kecamatan Maros Baru Kabupaten
Maros Provinsi Sulawesi Selatan
Wawancara dengan Bapak Baba Mage (PT
BOSOWA)
Bapak Baba Mage sedang menunjukkan
lokasi tambak yang dimiliki PT BOSOWA ISUMAdi Kecamatan Maros Baru
Tambak di wilayah Kecamatan Maros Baru di
lokasi perusahanan PT BOSOWA ISUMA
Daerah tambak intensif yang berubah
menjadi tambak tradisional (Kec. Marusu
ujung dekat pantai Kuri)
7/23/2019 Contoh Survey
13/17
- 13 -
Lampiran 2. Lokasi Rencana Survei
Lokasi survey
7/23/2019 Contoh Survey
14/17
- 14 -
Lampiran 3. Geotagging Titik Pengamatan dengan Data Ikonos pada Website Google
Earth
7/23/2019 Contoh Survey
15/17
- 15 -
Lampiran 4. Hasil klasifikasi lahan tambak data SPOT tahun 2010 sebelum survei
lapangan
7/23/2019 Contoh Survey
16/17
- 16 -
Lampiran 5. Hasil klasifikasi lahan tambak data SPOT tahun 2010 sesudah survei
lapangan
7/23/2019 Contoh Survey
17/17
- 17 -
Lampiran 6. Hasil klasifikasi lahan tambak data SPOT 4 tahun 2010 sebelum dan
sesudah survei lapangan