Post on 25-Jul-2015
Identifikasi Korban Kecelakaan Pesawat Dengan Menggunakan
Odontogram(Contoh Kasus)
Kelompok 5FKG - Reguler
Bencana
Identifikasi Korban
Keadaan tidak terduga
Sidik jari
DNA
GigiPerbandingan
data ante mortem & post mortem
Comparative dental identification
catatan mengenai gigi – geligi yang ditemukan pada jenazah korban
(*) keterangan tertulis kartu perawatan gigi (dental record) (*) keterangan dari keluarga atau orang terdekat dengan korban mengenai keadaan gigi – geligi korban
Post Mortem
Ante Mortem
Odontogram
metode untuk mencatat informasi post mortem dan ante mortem dalam sebuah grafik yang memuat
catatan tentang pencabutan, penambalan, pembuatan gigi tiruan lepas maupun cekat,
perawatan ortodonti, implant dan lain – lain, yang dituangkan dalam gambar / denah standar
mengenai keadaan gigi dalam mulut
Comparative dental identification
Post Mortem Ante Mortem
Identifikasi berhasil
Banyak kesesuaian
Individu dengan perawatan dental yang lebih kompleks lebih mudah diidentifikasi
Cara Pengisian Odontogram
STATUS GIGI
Z = Tidak ada informasi mengenai gigi / sebagian rahang hilang paska kejadian
Y = Gigi ada, tak ada informasi lain / sebagian gigi hilang paska kejadian
S = Sound Tooth / Gigi Sehat
C = Caries / gigi karies
F = Filled / Tambalan
K = Crown / Mahkota
W = Remaining root (s) only / sisa akar
X = Tooth missing (extracted, unerupted, congenitally missing) Gigi hilang (akibat pencabutan,
tidak tumbuh, hilang kongenital)
Jika Status X
U = Diastema. Jarak diukur dalam milimeter. Mis: U 4 = rongga 4 mm
RET = Gigi terbenam, hanya terlihat dengan Ro – Foto
ROT = Akar gigi dalam rahang, hanya terlihat dengan Ro – Foto
E = Perluasan dari mahkota untuk pengganti gigi yang hilang
H = Pontik dari Bridgework
Jika Status S
ERU = Gigi erupsi
RET = Gigi terbenam tapi terlihat dalam mulut
Jika Status C
M = Mesial
O = Oklusal, incisal
D = Distal
L = Lingual, palatinal
V = Vestibular, Labial, Bukal
Jika bagian permukaan harus dispesifikasi (direkomendasikan huruf kecil)
mes = mesialocc = oklusaldis = distallin = lingualves = vestibularcen = centralgin = gingival
Jika Status F atau KJika Status F atau KJika Status F atau K
Jika Status F atau K
t = Tambalan sewarna gigi (komposit, glass ionomer, silikat)
g = Gold / Emas
p = porcelen
ac = akrilik
ce = semen (tambalan sementara)
Jika Status F , K , W
POS = post (pulpal anchorage)
Penjangkaran dalam pulpa
PIN = Parapulpal pin
Pin di luar pulpa
Jika Status K
B = Jembatan ( gigi menjadi tiang jembatan )
Oklusi
N = Hubungan oklusi normal diantara Molar satu (Klas I)
D = Hubungan oklusi distal diantara Molar Satu (Klas II)
M = Hubungan oklusi mesial diantara Molar Satu (Klas III)
CU = Crowded pada Rahang Atas
CL = Crowded pada Rahang Bawah
H = Overjet
(H4=gigi maksila; 4 mm di depan mandibula
V = Overbite
Z = Tidak ada informasi
Gigi Palsu
FU = GTP Rahang Atas
FL = GTP Rahang Bawah
PU = GTSL Rahang Atas
PL = GTSL Rahang Bawah
CC = frame denture
Z = Tak ada informasi
Gigi yang telah diisi
Gunakan nomor gigi untuk menandakan gigi mana yang telah diisi
Z = Tak ada informasi
Perbandingan ante mortem & post mortem
Perbandingan gigi per gigi
Dimulai dari gigi no. 1 sampai no. 32
X – ray ante mortem & post mortem
Model studi (jika ada)
Perbandingan ante mortem & post mortem
Buat Kesimpulan
Banyak persamaan tanpa adanya ketidaksesuaian I.D. positif
Banyak ketidaksesuaian yang dapat dijelaskan I.D. positif
Banyak ketidaksesuaian yang tidak dapat dijelaskan
Kasus
Sebuah pesawat komersial milik maskapai penerbangan Mandala Airlines jatuh di dekat Bandar Udara Polonia, Medan, Sumatera Utara. Pesawat itu jatuh menimpa sekitar 20 bangunan dan iring – iringan mobil di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, sekitar 100 meter dari Bandara Polonia.
Pesawat jenis Boeing 737-200 yang mengangkut 109 penumpang tujuan Jakarta itu terempas beberapa saat setelah tinggal landas. Dalam tragedi ini, diperkirakan 109 penumpang tewas. Mayat yang dapat dikeluarkan dari pesawat berada dalam kondisi mengenaskan akibat luka bakar.
Kondisi salah satu mayat
Post Mortem
Odontogram Post Mortem
Ante Mortem
Odontogram Ante
Mortem
Perbandingan ante mortem & post mortem
Regio 1
Elemen Gigi
Ante Mortem Post Mortem
11 S ERU S ERU
12 X X
13 S ERU S ERU
14 S ERU S ERU
15 S ERU S ERU
16 S ERU F am O
17 S ERU S ERU
18 S ERU S ERU
Elemen Gigi
Ante Mortem Post Mortem
11 S ERU S ERU12 X X13 S ERU S ERU14 S ERU S ERU15 S ERU S ERU16 S ERU F am O17 S ERU S ERU18 S ERU S ERU
Regio 1
Regio 2
Elemen Gigi
Ante Mortem Post Mortem
21 S ERU S ERU22 X X23 S ERU S ERU24 S ERU S ERU25 S ERU F t O26 S ERU S ERU27 S ERU S ERU28 X RET X RET
Regio 3
Elemen Gigi
Ante Mortem Post Mortem
31 S ERU S ERU32 S ERU S ERU33 S ERU S ERU34 S ERU S ERU35 S ERU S ERU36
37 S ERU S ERU38 X X
Regio 4
Elemen Gigi
Ante Mortem Post Mortem
41 S ERU S ERU42 S ERU S ERU43 S ERU S ERU44 S ERU F t O45 S ERU S ERU46 S ERU S ERU47 S ERU F t MO48 X X
Perbandingan ante mortem & post mortem
Dari 32 gigi yang diidentifikasi
Persamaan dengan tidak adanya ketidaksesuaian = 28 gigi
Ketidaksesuaian yang dapat dijelaskan = 4 gigi
Tidak ada ketidaksesuaian yang tidak dapat dijelaskan
Selain melalui data rekam medik, data ante mortem juga dapat diperoleh dari keterangan
keluarga
Dari identifikasi yang dilakukan, terdapat banyak kesesuaian antara data ante mortem & post
mortem
Mayat yang tidak dikenal tersebut kemungkinan besar adalah saudara
Arigato Hutabarat
Thank You…