Post on 26-Oct-2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sebagai upaya untuk mendukung tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah
diprogramkan oleh pihak sekolah saya mendapat kesempatan untuk Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di lingkungan PT. Badak NGL. PT. Badak NGL merupakan salah
satu perusahaan migas terbesar di dunia yang bersetatus BUMN, secara langsung
perusahaan ini dapat mensejahterakan masyarakat sekitarnya dan juga berdampak
pada perekonomian Indonesia.
Dengan pemanfaatan Gas alam yang dihasilkan di PT. Badak NGL ini terutama
dilakukan dalam operasional pabrik dan proses produksi. Hal ini dapat dilihat pada
penggunaan dari berbagai macam mesin yang ada dikawasan PT. Badak NGL.
Sealin itu pemilihan Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat menimbulkan rasa
kepedulihan terhadap apa yang terjadi disekitar peserta Praktek Kerja Lapangan.
Dengan mengikuti pembelajaran dan mendapatkan pengetahuan praktek ini
diharapkan nantinya kami (para siswa) dapat membuka usaha dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan selama mengikuti Praktek
Kerja Lapangan.
1.2Batasan Masalah
Makalah ini dibatasi pada prinsip kerja Field Unit CO2 Analyzer secara fisis, tidak
menyangkut elemen-elemen logika dan elektronis dari elemen kontroler. Pada
Controler Unit, yang dipelajari adalah pengoperasian menyangkut tentang
pembacaan dan kalibrasi serta perawatannya.
1
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini adalah :
Memperkenalkan dunia kerja yang sebenarnya.
Untuk mendidik peseta berdisiplin dan mempunyai tanggung jawab dalam
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ).
Mendorong untuk terampil guna menghadapi perkembangan teknologi.
Memperoleh pengalaman serta permasalahan yang dihadapi dalam dunia
kerja.
Juga sebagai latihan para peserta pelatihan untuk memperdalam teori dan
praktek dengan harapan dapat diimplementasikan di sekolah atau dunia kerja
nantinya.
1.4Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini adalah dibidang CO2
Analyzer. Metode analisa CO2 dengan alat CO2 Analyzer merupakan salah satu
metode yang di gunakan untuk mengetahui penyerapan kandungan CO2 dalam
Feed Gas. Sistem pengolahan gas alam cair (LNG), kadar atau kandungan CO2
merupakan salah satu komponen yang di monitor dan di kontrol.
Setelah keluar dari sistem absorber (1C-2) diharapkan kadar CO2 pada Feed Gas
menjadi rendah. CO2 itu di kontrol menggunakan CO2 Analyzer dengan Range 0-
100 ppm dan seting batasannya maksimum 50 ppm.
2
BAB 2
PT.BADAK Natural Gas Liquefaction
2.1 Sejarah PT. Badak Natural Gas Liquefaction
PT Badak Natural Gas Liquefaction lebih dikenal dengan PT Badak NGL adalah
perusahaan penghasil LNG (Liquid Natural Gas) terbesar di Indonesia dan di dunia.
Berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, perusahaan ini memiliki 8 process train (A -
H) yang mampu menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun). PT
Badak NGL merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi Kota Bontang
maupun Indonesia.
Perjalanan PT BADAK NGL
bermula dari ditemukannya
cadangan gas alam dalam jumlah
yang sangat besar di dua area
terpisah.
Area pertama terletak di Lapangan
Gas Arun, Aceh Utara, yang
ditemukan oleh Mobil Oil Indonesia
di akhir tahun 1971. Area kedua
adalah Lapangan Gas Badak,
Kalimantan Timur yang ditemukan
oleh Huffco Inc. di awal tahun 1972. Kedua perusahaan ini bekerja di bawah
Production Sharing Contracts dengan Perusahaan Tambang Minyak Negara
Indonesia, Pertamina.
Saat itu bisnis LNG belum banyak dikenal dan hanya ada empat kilang LNG di
seluruh dunia dengan pengalaman 3-4 tahun pengoperasian.
3
Walau tanpa pengalaman sebelumnya di bidang LNG, Pertamina, Mobil Oil, dan
Huffco Inc., bersepakat untuk mengembangkan proyek LNG yang dapat
mengekspor gas alam berbentuk cair dalam jumlah besar.
Sejarah mencatat bahwa proyek ini
memang didasari oleh optimisme dan
ambisi kuat dengan keyakinan atas
kuatnya permintaan pasar. Bulan-
bulan penuh kerja keras pun dijalani
oleh Pertamina, Mobil Oil, dan Huffco
Inc.untuk menjual proyek kepada dua
konsumen LNG potensial,
penyandang dana potensial, dan mitra potensial di seluruh dunia. Upaya tersebut
akhirnya membuahkan hasil dengan disepakatinya kontrak penjualan LNG terhadap
lima perusahaan Jepang: Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Kyushu
Electric Power Co., Nippon Steel Corp dan Osaka Gas Co. Ltd, pada tanggal 5
Desember 1973.
Kontrak yang kemudian dikenal sebagai “The 1973 Contract” itu berisi komitmen
dari para pembeli untuk mengimpor
LNG Indonesia selama 20 tahun,
yang saat itu kilang LNG belum
selesai didirikan. Sementara itu, di
pertengahan 1977 Pertamina telah
menyepakati untuk mensuplai LNG
dari kedua kilang LNG yang akan
dibangun dalam waktu 42 bulan. Dengan didirikannya kilang-kilang LNG, maka
pembuatan kapal tanker untuk armada transportasi dan pembangunan beberapa
terminal penerima, termasuk jadwal pengatur pembiayaan atas proyek-proyek
itupun harus dilaksanakan juga secara simultan.
4
Berkat kerjasama berbagai pihak, proyek besar inipun telaksana. Hal ini tentu tak
lepas dari adanya dukungan perusahan-perusahaan asing, bank, lembaga-lembaga
keuangan serta kerjasama dari tiga Negara: Indonesia, Jepang, dan Amerika
Serikat. Berbekal optimisme, ambisi dan kerja keras bersama, tinta sejarah pun
telah digoreskan LNG Badak tercatat sebagai tombak dari sejarah industri LNG
Indonesia.
PT Badak NGL selama lebih dari 33 tahun telah memberikan kontribusi yang
cukup besar di perindustrian gas internasional sehingga PT Badak NGL dikenal
sebagai perusahaan Operating Organization profesional yang terpercaya dan dapat
diandalkan.
2.2 Pendirian dan perkembangan perusahaan
26 November 1974, didirikan perusahaan PT Badak NGL dengan pemegang
sahamnya adalah Pertamina, VICO dan JILCO. Perusahaan ini dipercayakan untuk
mengoperasikan pabrik LNG Badak. Nama perusahaan ini diambil dari nama daerah
tempat ditemukannya cadangan gas alam raksasa tersebut.
Konstruksi kilang dimulai pada tanggal 26 November 1974 dan selesai 36 bulan
kemudian tanggal 5 Juli 1977 dengan berhasil dibangunnya train LNG pertama (train
A). Kilang pertama ini diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1977 dan pengapalan
LNG pertama dilakukan pada 9 Agustus 1977 ke Senboku, Jepang melalui kapal
LNG Aquarius.
PT Badak juga mempunyai 4 jalur pipa paralel berukuran 36" dan 42" yang
berfungsi mengirimkan gas alam dari ladang-ladang gas untuk bahan baku LNG dan
LPG dari sebelumnya yang hanya punya satu jalur pipa berukuran 36" pada masa
awal perusahaan berdiri.
5
Selain itu, di jalur yang sama ada satu pipa berukuran 42" dimiliki oleh Pupuk
Kalimantan Timur.Selama 25 tahun, pabrik LNG Badak yang pada mulanya hanya
memiliki 2 train, tapi sekarang sudah mempunyai 8 train dan ditambah dengan
fasilitas penghasil LPG, seiring dengan ditemukannya cadangan gas alam yang tak
kalah besar di sekitar Muara Badak. Jika beroperasi pada kapasitas penuh, kilang
LNG Badak dapat memproduksi rata-rata 140.000 ton m3 gas alam per harinya.
Total produksi gas alam setahunnya berhasil ditingkatkan dari 3,3 juta ton LNG per
tahun di tahun 1977 menjadi lebih dari 22 juta ton LNG dan 1,2 juta ton LPG per
tahun. Produksi LNG di Badak NGL merupakan yang terbesar di seluruh dunia.
2.3 Maintenance Dapartement
Maintenance Departement merupakan salah satu Departement yang berada di
bawah Manufacturing Devision. Departement ini bertanggung jawab atas perbaikan
dan pemeliharaan semua asset perusahaan yang berada di dalam plant sehingga
plant dapat beroperasi dengan Aman, lancar, dan Handal.
Selain tugas tersebut Departement juga mengontrol biaya pemakaian dan
perwatan yang beradaa di plant. Pekerjaan maintenance meliputi :
1. Pemeriksaan yang bersifat rutin harian, bulanan, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali,
maupun setahun. Bisa juga pemeriksaan dilakukan berdasarkan permintaan dari
kostadian.
2. Pembersihan alat dari kotoran, untuk mencegah akibat buruk yang ditimbulkan
oleh kotoran tersebut.
3. Mengkalibrasi alat-alat.
4. Perbaikan alat-alat.
5. Penggantian alat-alat yang rusak, atau memperbaiki alat yang rusak sehingga
dapat dipakai kembali.
6
Departement ini bekerja berdasrkan WO (Work Order). Maintenance Departement
dipimpin oleh seorang manager yang bertanggung jawab pada manufacturing
manager.
Dalam Maintenance Departement terdapat enam section yang dikepalai Sction
Head. Keenam section tersebut adalah :
1. Maintenance Planing & TA Section.
2. Stationer Equipment Section.
3. Rotating Equipment And Shop Section.
4. Electrical Section.
5. Instrument Section.
6. Shop Instrument Section.
7
BAB 3
Instrument
Instrument adalah suatu media atau alat sebagai penghubung antara operator dan
output untuk melakukan sesuatu. Instrument dalam proses industri mempunyai
beberapa fungsi yang dapat di klarifikasikan kedalam empat golongan yaitu :
1. Pengukuran ( measurement )
2. Pengendalian / pengontrol ( control sistem )
3. Pengaman ( safety )
4. Penganalisa ( analyzer )
3.1Pengukuran ( measurement )
Pengukuran merupakan bagian dari instrumentasi. Untuk mengetahui pengukuran kita
memerluhkan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui/memonitor jalannya suatu
kondisi operasi melalui pengukuran besaran dari variable proses yang sedang diukur.
Pengukuran yang banyak dilakukan adalah berupa pengukuran : tekanan (preassure),
suhu (temperature), aliran (flow), dan tinggi atau rendahnya permukaan cairan (level).
3.2Pengendali ( control )
Pengendali yaitu sebagai alat control yang berfungsi untuk mengendalikan jalannya
operasi agar variable proses yang diukur atau dikendalikan sesui harga yang
diinginkan.
8
3.3Pengaman ( safety )
Pengamanan yaitu berfungsi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan
atau mesin, mencegah terjadinya bahaya kecelakaan pada pekerja, serta mencegah
kerusakan lingkungan. Sistem pengamanan ini mempunyai tahap-tahap, yaitu memberi
peringatan berupa alarm dan melakukan shutdown terhadap proses yang ada.
3.4Analisa ( analyzer )
Analisa berfungsi untuk menganalisis kualitas kandungan dari suatu produk yang
dikelola. Kemudian dapat juga dipergunakan sebagai alat analisa untuk pencegahan
polusi dari suatu buangan industri agar tidak membahayakan dan mencemari
lingkungan. Dalam laporan kali ini saya akan membahas tentang Analisa ( analyzer )
yaitu CO2 Analyzer.
9
10
Bab 4
CO2 ANALYZER
Proses penghilangan CO2 dilakukan di Plant-1 atau biasa disebut dengan CO2
Absorption. Di dalam Plant ini senyawa CO2 dipisahkan dari feed gas dengan memakai
bahan Absorbent larutan aMDEA (Methyl Diethanol Amine). Jadi, Plant-1 (Gas
Purification) adalah unit pemurnian gas yang berfungsi untuk menghilangkan atau
menyerap CO2 yang terdapat dalam feed gas sampai batasan maksimum yang diijinkan
50 ppm.
Proses Purification feed gas merupakan salah satu unit yang memegang peranan
penting dan tidak terpisahkan dari unit-unit lainnya. Feed gas yang bertekanan kurang
lebih 47 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar 31°C masuk ke column 1C-2 (CO2
Absorber) lewat dibawah tray-1. Tekanan feed gas di control oleh control valve 1PV-33.
Di dalam column 1C-2 terdapat 31 ballast valve tray (tray 1 sampai tray 31) untuk
memberikan kontak yang baik antara feed gas dengan cairan aMDEA, juga terdapat 2
buble cup tray (tray-32 dan tray-33) ditempat masuknya wash condensate yang
berfungsi sebagai pencuci feed gas yang akan keluar lewat puncak column 1C-2.
Sebelumnya melalui demister pad yang terdapat dibagian atas di dalam column 1C-2.
Dalam perjalanan feed gas menuju puncak column, feed gas berkontak langsung
dengan cairan aMDEA yang masuk diatas tray-31 dan turun ke dasar column melalui
down comer. Selama terjadi kontak antara feed gas dangan larutan aMDEA maka CO2
yang terikut dalam feed gas akan terserap oleh aMDEA.
Gas yang telah terbebas dari CO2 setelah melalui demister pad akan keluar melalui
puncak 1C-2 dengan temperature sekitar 45°C kemudian dialirkan ke 1E-2 (CO2
Absorber Over Head Cooler) untuk didinginkan sekaligus mengkondensasikan butiran-
butiran aMDEA yang lolos dari demister pad. Sebagai media pendingin di 1E-2
digunakan cooling water yang dialirkan dibagian tube dan feed gas dibagian shell 1E-2
sebelum masuk ke drum 1C-3. Cairan-cairan yang terikut kemudian dipisahkan didalam
11
1C-3. Gas dari 1C-3 akan melewati sebuah demister pad yang ada di dalamnya dan
selanjutnya gas akan menuju dehydration section Plant-2 untuk proses selanjutnya.
Larutan aMDEA yang banyak mengandung CO2(Rich aMDEA) akan keluar dari dasar
1C-2 dengan temperature sekitar 62°C dan tekanan sekitar 47 Kg/Cm2 dan dialirkan
menuju 1C-4 melalui control valve 1LV-1 yang berfungsi mengontrol level di 1C-2 dan
valve 1UV-4 yang berfungsi sebagai protect bejana 1C-4. Di dalam 1C-2 terdapat
hydrocarbon yang mengembang diatas permukaan aMDEA yang kemudian dialirkan
melalui skimmer line menuju bejana 1C-4. Cairan aMDEA yang masuk ke bejana 1C-4
diflashkan oleh coalyster pad (untuk menguapkan hydrocarbon yang terkondensasi).
Untuk cairan aMDEA sendiri selanjutnya dialirkan ke seksi regenerasi.
3. 1 Pengertian dan Fungsi dari CO2 Analyzer.
3.1.1 Pengertian CO2 Analyzer.
CO2 Analyzer (Carbondioxida Analyzer) yaitu suatu alat instrumentasi
penganalisa kandungan karbon dioksida dalam suatu sampel gas. Sample gas
tersebut secara kontinyu di ukur dengan menggunakan 2 cell. Sample Cell dan
Reference Cell, Reference cell sebagai gas pembanding. Gas yang melalui
Reference Cell sebelumnya sudah melalui scrubber untuk diserap kandungan
CO2nya. Karena kandungan CO2 tidak boleh lebih dari 50 ppm, CO2 jika gas
CO2 tinggi maka akan menyebabkan kebuntuan pada tubes pendingin di Main
Heat Exchanger (5E-1). Kebuntuan itu disebabkan karena pada proses
pencairan di Main Heat Exchanger (5E-1) berlangsung pada kondisi tekanan dan
temperature yang dapat menyebabkan CO2 berada dalam fasa padat. Pada
temperature rendah mencapai -150 s/d -160° kelarutan CO2 pada CH4 cair
adalah sebesar 200 ppm (0.02℅). Apabila konsentrasi tesebut terlampaui maka
kelebihan CO2 itu akan membentuk padatan yang tentu saja padatan itu dapat
menyebabkan kebuntuan pada tubes pendingin di Main Heat Exchanger (5E-1).
12
Oleh karena itu kandungan CO2 dalam gas perlu dibersihkan hingga di bawah
200 ppm. Tetapi berdasarkan pertimbangan factor keamanan dan kehandalan
operasi dalam pengopersian kilang LNG Bontang pembersihan CO2 tersebut
dibatasi ≤ 50 ppm. Walaupun kenyataannya dilapangan CO2 yang keluar dari
proses purification berkisar hanya 1-5 ppm yang ditunjukkan oleh CO2 Analyzer
2AI-3.
Adapun beberapa komponen-komponen yang berada dalam unit CO2 analyzer
antara lain:
1. Power Supplay
Power input yang digunakan pada CO2 analyzer adalah 100 – 240 VAC; input
Current -15%, +10%, Max 2.2 Ampere; Line Frequency Range 50 – 60 Hz ± 3
Hz; Output Voltage 24 VDC ± 5%.
2. Sample Handling System.
Suatu sistim yang berfungsi untuk mengatur sample gas masuk dan keluar dari
alat CO2 analyzer baik berupa flow ataupun tekanan dengan harapan sample
hendling ini (sample yang masuk ke unit CO2) aliran dan tekanannya sudah di
atur serendah mungkin, ini untuk menjaga kestabilan pengukuran, safety
terhadap alat maupun lingkungan. Sisa gas yang di alirkan ke blow down di
sesuaikan dengan alat tersebut dan hasil analisa akan lebih akurat. Dalam panel
ini juga di siapkan fasilitas untuk melakukan kalibrasi dengan menggunakan
standard gas ataupun test zero, sesuai yang di inginkan pengguna alat tersebut.
Pada Sample Handling System terjadi proses penyerapan kandungan CO2
dengan menggunakan Ascarite. Ascarite berfungsi untuk menyerap kandungan
CO2.
13
Gambar Sample Handling System
14
3. Analyzer Module :
a. Filter
b. Flow Sensor/Detector.
c. Coper.
d. Measuring cell.
e. Refference Cell.
f. Sample gas inlet
g. Sample gas outlet
4. Analog I/O Board Connection Diagram
5. Display and Control Unit
Bagian CO2 analyzer yang berfungsi sebagai monitor sekaligus input data dan
masuk kedalam menu alat. Diantara lain bagiannya adalah Lampu LED untuk
Power (Hijau), Maint (Kuning) dan Error (Merah), Numeric Keypad, Softkey Line,
Cancel Keys, Menu Line dan Information Field.
3.1.2 Fungsi CO2 Analyzer
Fungsi CO2 Analyzer pada umumnya adalah untuk mengetahui kadar gas CO2
yang terkandung dalam feed gas. Dalam proses produksi LNG di kilang PT
Badak. CO2 ini dipasang untuk memonitor hasil proses penyerapan CO2 di 1C-2
dengan menggunakan reagent kimia aMDEA yang dapat mengikat CO2 tersebut
sehingga kandungan gas CO2 berada dibawah 50 ppm. Konsentrasi larutan
aMDEA yang dipakai CO2 dari feed gas didalam CO2 Absorber adalah 40% wt.
Proses ini didasarkan pada suatu pembuktian bahwa aMDEA mempunyai
kesanggupan untuk menyerap CO2 dan H2S pada kondisi temperature Atmosfir
dan tekanan relative tinggi dan pelepasan Acid (CO2 dan H2S) dari dalam larutan
aMDEA tadi dengan cara memanaskannya pada suhu yang relative tinggi dan
tekanan rendah.
15
3.2 Prinsip Kerja CO2 Analyzer
Prinsip kerja CO2 analyzer yaitu dengan menggunakan radiasi infrared yang
berasal dari sumber yang seimbang. Radiasi infrared tersebut dipancarkan
kemudian dipotong-potong oleh choper dengan frekuensi 10 hz. CO2 yang
telebih dahulu melalui filter dan heater, setelah disinar menggunakan radiasi
infrared, kemudian dibaca oleh detector lalu di kirim ke recorder untuk di jadikan
signal digital kedalam display serta merubahnya kebentuk analoq output 4-20
mA ke DCS. Dalam Analyzer ini, ada dua energy yang simbang yang di
lewatkan melalui dua optical-cell yang didalam keduanya mengalir referece cell
dan semple cell. Rangkaian rangkaian elektronik secara terus-menerus
mengukur perbedaan energy infrared yang terserap didalam dua cell tersebut.
Dan kemudian masuk ke dalam detector.
Detektor terdiri atas dua ruangan yang dipisahkan oleh selembar diafragma
logam yang tipis. Kedua ruangan diisi oleh gas yang menyerap pancaran infra
merah sehingga jika berkas memasuki detektor, gas menjadi panas dan
mengembang. Perbedaan gas yang melalui reference cell dan sample cell, akan
mengakibatkan perbedaan radiasi-infrared yang masuk kedalam detector, yang
akan mengakibatkan terjadinya perbedaan tekanan di dalam detektor
Perbedaan ini di akibatkan oleh berbedanya komposisi CO2 dalam kedua cell
yang menyebabkan absorbansi gas sample yang tidak sama dengan absorbansi
gas reference. Akibatnya, diafragma yang semula datar akan melengkung
kekanan atau kekiri. Jika diafragma melengkung, jaraknya terhadap pelat
berubah sehingga harga kapasitansinya berubah.
Untuk menghilangkan interfensi dari penyerapan infrared oleh komponen lain di
dalam gas sample yang akan diukur, maka digunakan optical-filter yang sesuai
kebutuhan pengukuran. Untuk pengukuran CO2 digunakan filter sekitar 4.6µm.
16
3.3 Gambar CO2 analyzer
Gambar.Photometer Assembly consist Gambar CO2 analyzer
17
Photometer Assembly consist:Sumber Radiasi infra non dispersi red(NDIR)ChopperCellDetector
1
4
2
3
Wall mounted
ABB AO2000 SERIES
Gambar salah satu CO2 Analyzeryang di pergunkan di PT. Badak NGL
18
Pressure
Reducing
System
Sample handling System
Analyzers
DCS / Report
1C-2
GAS CALIBRATION
3.4 CO2 Analyzer Block Diagram
Gambar Blok Diagram
19
3.5Kalibrasi
1. Persiapan Kalibrasi
a. Pastikan bahwa ijin kerja telah ditandatangani oleh petugas Operasi ( area
operator ) dan petugas Safety dilapangan jika diperluhkan, sebagai bukti
bahwa pekerjaan dapat dimulai.
b. Pastikan bahwa suku cadang ( spare parts ) untuk perbaikan tersedia jika
dibutuhkan.
c. Pastikan bahwa kualitas suku cadang memenuhi syarat spesifikasi. Jika
perlu minta bantuan Inspection atau FE untuk memastikannya.
d. Koordinasi dengan pihak Operation harus dilakukan sebelum pelaksanaan
kalibrasi CO2 Analyzer.
e. Pekerjaan dilengkapi dengan ijin kerja yang dikeluarkan oleh custodian.
f. Sebelum melakukan kalibrasi CO2 Analyzer harus diyakinkan bahwa tidak
ada lagi hal-hal yang akan mempengaruhi kestabilan process system.
g. Dan jangan lupa menyiapkan peralatan kerja yang sesuai dengan proses
kalibrasi.
2. Tindakan Kalibrasi
Perhatikan Gambar Front Panel. Dibawah LCD ada 6 Blank Keypad. Fungsi
masing-masing key berubah-ubah tergantung kepada apa yang di-display-
kan pada LCD bagian bawah.
20
a. Dalam keadaan normal, tekan MENU sehingga Display akan
menampilkan :
Calibrate
Configure
Maintenance/Test
Diagnostic
b. Dengan menekan Arrow ( ▲ ▼ ), pilih Calibrate kemudian tekan ENTER,
Display akan menampilkan :
c. Pilih Manual Calibration kemudian ENTER maka Display akan
menampilkan :
21
Manual Calibration
Automatic Calibration
Component Range
CO2 0 - 100 ppm
CO2 0 - 500 ppm
d. Pilih CO2 0 - 100 ppm kemudian ENTER, maka Display akan
menampilkan :
ZERO GAS
SPAN GAS
A. KALIBRASI MENGGUNAKAN ZERO GAS
Perhatikan Gambar Front Panel dan Sample Conditioner
a. Pilih ZERO GAS kemudian ENTER, Display akan menampilkan : “Test
Gas Concenctration : 0.00 ppm”.
b. Jika Display sudah menunjukkan 0.00 ppm tekan ENTER. Jika tidak,
tekan CLEAR dan tulis 0.00 dengan menekan Numeric Keypad kemudian
tekan ENTER.
c. Buka Cylinder GAS ( CAL 1 ) dan pindahkan Selector Valve dari Sample
Proses ke posisi “Cal 1” ( terletak pada Sample Conditioner di luar
Analyzer House ).
d. Pindahkan Sample dari posisi Normal ke posisi ZERO dengan cara
membuka Valve B dan menutup Valve A ( terletak dibawah kanan
Analyzer ).
e. Indikasi harus menunjukkan 0.00 karena semua gas melalui ASCARITE
(CO2 Scubber ). Tunggu sampai indikasi stabil pada 0.00 kemudian tekan
ENTER.
f. Display akan menampilkan selama beberapa detik :
22
g. Kemudian, Display akan menampilkan indikasi Zero ( 0.00 ). Jika penunjukan Zero
sudah bagus, tekan ENTER dan Display akan menampilkan :
Saving New Calibration Factors
Please Wait……..
h. Setelah selesai saving, pengkalibrasian ZERO sudah bagus, tekan
ENTER dan Display akan kembali tampilkan :
Component Range
CO2 0 – 100 ppm
CO2 0 – 500 ppm
i. Jika indikasi Zero belum berhasil, tekan REPEAT dan Display akan
kembali menampilkan “Test Gas Concentration : 0.00 ppm”.
j. Ulangi step A. KALIBRASI MENGGUNAKAN ZERO GAS.
23
Calibration is Running
Please Wait………
B. KALIBRASI MENGGUNAKAN SPAN GAS
a. Untuk kalibrasi SPAN, posisikan kursor pada CO2 Range 0 – 100 ppm
kemudian ENTER, display akan menampilkan :
ZERO GAS
SPAN GAS
b. Posisikan ke SPAN GAS kemudian ENTER. Pindahkan Sample dari
posisi ZERO ke Normal dengan cara buka Valve A dan tutup Valve B.
Tekan ENTER, maka display akan menampilkan : “Test Gas
Concentration : ##.# ppm”
c. Masukkan data Span Gas Concentration sesuai dengan nilai yang tertera
pada Sertifikat Standard Span Gas CO2 ( misalnya 88.9 ppm ), kemudian
tekan ENTER
d. Display akan menampilkan indikasi SPAN ( sebelum kalibrasi ) dan
tunggu sampai indikasi stabil kemudian tekan ENTER, Display akan
menampilkan :
Calibration is Running
Please wait……
e. Setelah itu, indikasi harus menunjukkan nilai SPAN sesuai dengan
Sertifikat pada Stadard Gas CO2 kemudian tekan ENTER jika kalibrasi
sedah bagus dan tekan REPEAT jika ingin mengulangi kalibrasi.
24
f. Jika ditekan ENTER maka display akan menampilkan :
g. Setelah selesai
Saving New
Calibration Factords, display akan menampilkan :
h. Jika ditekan REPEAT, maka display akan menampilkan “ Test Gas
Concentration : ##.# ppm”. Lanjutkan kembali kalibrasi menggunakan
SPAN GAS ( paragraph B. step c ).
i. Jika kalibrasi SPAN selesai, tekan MEAS dan Display akan kembali
keposisi normal.
j. Kembalikan Selector Valve dari Cal 1 ke Sample Proses dan tutup Valve
dari Standard Gas CO2.
k. Aktivitas kalibrasi selesai.
25
Saving New Calibration Factords
Please Wait…….
Component Range
CO2 0 – 100 ppm
CO2 0 – 500 ppm
BAB 5
PENUTUP
5.1Kesimpulan
1. CO2 Analyzer di gunakan di Plant 1 untuk menganalisa kandungan CO2 dalam
feed gas agar CO2nya dapat dimonitor.
2. Kandungan CO2 dipisahkan dari feed gas didalam column 1C-2 menggunakan
aMDEA dengan system pembilasan atau pengikatan kandungan CO2 kemudian
kandungan CO2 tersebut dihilangkan. Bila kandungan CO2 tidak di hilangkan
maka gas CO2 tersebut akan membeku dan menyebabkan penyumbatan pada
tube-tube 5E-1.
3. CO2 yang digunkan saat ini di PT badak yaitu tipe ABB. Tipe ini lebih
memudahkan dalam proses penyerapan CO2 dibandingkan dengan tipe yang
lama yaitu tipe Rosmount.
4. Proses kalibrasi CO2 juga lebih mudah menggunakan tipe ABB dibandingkan
Rosmount .Kalibrasi yang dilakukan dapat berupa kalibrasi manual atau
otomatis. Dan saat ini PT. Badak masih menggunakan kalibrasi manual.
5.2Saran
1. Sebaiknya dilakukan uji coba atau pengujian untuk mengetahui kemungkinan
pemanfaatan kalibrasi otomatis. Dan juga perlu pengujian kehandalan kalibrasi
otomatis.
2. Perawatan terhadap CO2 Analyzer harus selau diperhatikan, karena CO2
Analyzer sangat penting dalam proses pengolahan LNG.
26
3. Dalam melaksanakan PKL hendaknya selalu menggunakan safety, dan
mematuhi seluruh peraturan di tempat kerja. Agar kita selalu aman dan dapat
terhindar dari kecelakaan kerja.
4. Sebaiknya pada ruangan Analyzer House lebih diperhatikan untuk system
pendingin ruangan. Jika ruangannya panas akan mempercepat
kerusakan/kesalahan pada peralatan Instrument.
27
.DAFTAR PUSTAKA
Yadi. 2009. Feed Gas Purification. Operation Dept, Bontang
Yadi. 2008. Proses Train. Operation Dept,Bontang
Instrument Manual Book. 2005. CO2 Analyzer ABB
Hadi Wardhana,S. 2003. Rosemount Analytical. Inhouse Training, Bontang
Miharja Budi. 2011. Usulan pemasangan CO2 Analyzer
Modul Online.www.abb.com
Modul Online. www Wikipedia.com
28