Case Ujiankonjungtivitis Virus Pata

Post on 08-Dec-2015

9 views 5 download

description

case

Transcript of Case Ujiankonjungtivitis Virus Pata

RICHESIO SAPATA TOMOKUMORO11-2014-003

PEMBIMBING : DR. MICHAEL, SPM 

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

RS FMC

Konjungtivitis et causa Virus

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.DMUmur : 34 tahunAgama : IslamPekerjaan : karyawan bengkelTanggal pemeriksaan : 23

desember 2014

Keluhan Utama

Mata sakit sejak 3 hari yang lalu

Keluhan Tambahan

Mata merah, berair, batuk pilek, demam, menggigil dan terkadang pusing

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan mata nya sakit sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan matanya juga merah dan berair selain itu pasien demam, mengigil dan terkadang pusing . Pasien mengatakan bahwa dia sedang memantau temanya sedang mngelas malamnya mata terasa sakit, merah dan berair.

Pasien menyangkal adanya gatal, mata buram, rasa mengganjal, melihat pelangi ketika menatap cahaya, dan nyeri ketika melihat cahaya pada mata.pasien juga mengatakan tidak memiliki alergi.

Riawayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan pernah mengalami hal yang sama 1,5 tahun yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Riwayat diabetes disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga pasien tidak ada yang menggunakan kacamata, terdapat riwayat hipertensi pada ayahnya.

PEMERIKSAAN FISIK

Status GeneralisKU : sakit ringanKesadaran : CMTanda Vital

TD : 150/90 mmHg Frekuensi Nadi :82 x/menit FrekuensiNafas :20 x/menit

Kepala/leher : Pembesaran KGB preauriukuler (-)

Jantung: DBNParu: DBNAbdomen: DBNEkstremitas: DBN

Status Oftalmologis

KONJUNGTIVA TARSAL SUPERIOR dan INFERIOR

- Hiperemis + +

- Folikel + +

- Papil - -

- Sikatris - -

- Hordeolum - -

- Kalazion - -

- Corpus alienum - -

Pemeriksaan Penunjang

-

Diagnosis Kerja

Konjungtivitis et causa suspek virus

Diagnosis Banding

- Episkleritis- Konjungtivits allergi

Resume

Telah diperiksa Tn. DM, usia 37 tahun datang dengan keluhan mata sakit semenjak 3 hari yang lalu disertai: mata merah nyeri berair demam batuk pilek terkadang pusing.

Pasien mengatakan ada riwayat trauma saat sedang mengawasi temanya mengelas. Tidak ada gejala gatal, melihat halo, danmata buram.

Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pasien tidak memiliki alergi.

Status Generalis : DBNStatus Oftalmologi : 

OD Visus OS

0,8 PH 1,0 (f2) visus 0,7 (f2) PH 1,0

KONJUNGTIVA TARSAL

+ Hiperemis +

- Corpus alienum -

+ Folikel +

KONJUNGTIVA BULBI

Serous, banyak Secret Serous, banyak

+ Edema +

+ Injeksi konjungtiva +

- Corpus alienum -

PALPASI

+ Nyeri tekan +

KORNEA

- Corpus alienum -

PENATALAKSAAN

Medikamentosa Tobroson gtt 6x1 ODS Zegavit tab 1x1

Edukasi Tidak menggunakan barang secara bersama

(seperti handuk, bantal dan lain-lainya).

PROGNOSIS

OD OS

Ad Vitam bonam bonam

Ad Fungsionam bonam bonam

Ad Sanationam bonam bonam

PENDAHULUAN

Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris).

Konjungtivitis virus adalah penyakit mata yang umum ditemukan baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Diagnosis konjungtivitis virus ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang mendukung. Anamnesis yang teliti mengenai keluhan utama dan riwayat terdahulu disertai adanya gejala klinis yang sesuai biasanya sudah dapat mengarahkan pada diagnosis konjungtivitis virus.

ANATOMI KONJUNGTIVA

Konjungtiva palpebralis Menutupi permukaan posterior dari palpebra dan dapat dibagi menjadi marginal, tarsal, dan orbital konjungtiva

Konjungtiva bulbarisMenutupi sebagian permukaan anterior bola mata.

ForniksBagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior palpebra dan bola mata. F

KELENJAR DI KONJUNGTIVA

Kelenjar sekretori musin. sel goblet (kelenjar uniseluler yang terletak di

dalam epitelium) kripta dari Henle (ada pada tarsal konjungtiva) kelenjar Manz (pada konjungtiva limbal).

Kelenjar lakrimalis aksesorius, mereka adalah: 3

Kelenjar dari Krause Kelenjar dari Wolfring  

DEFINISI

Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva. Istilah ini mengacu pada peradangan yang tidak spesifik dengan penyebab yang beragam. Virus merupakan agen infeksi yang umum ditemukan selain konjungtivitis bakterial, alergi, dan lan-lain

ETIOLOGI

Adenoviral merupakan etiologi tersering dari konjungtivitis virus

Infeksi mata primer oleh karena herpes simplex (HSV tipe I dan tipe II) sering ditemukan pada anak-anak dan biasanya menimbulkan konjungtivitis folikuler

Penyebab lain yang lebih jarang antara lain: infeksi virus varicella-zoster (VZV) pikornavirus (enterovirus 70, coxsakie A24) poxvirus (molluskum kontagiosum, vaccinia).

Konjungtivitis juga kadang dapat ditemukan pada periode terinfeksi virus sistemik seperti virus influenza, Epstein-Barr virus, paramyxovirus (measles, mumps, Newcastle) atau Rubella.

GEJALA KLINIK

HiperemiaMata yang memerah adalah tanda tipikal dari konjungtivitis. Injeksi konjungtival diakibatkan karena meningkatnya pengisian pembuluh darah konjungtival, yang muncul sebagian besar di fornik dan menghilang dalam perjalanannya menuju ke limbus.

Tipe-tipe injeksi dibedakan menjadi:

Injeksi konjungtiva Injeksi perikornea Injeksi siliar Injeksi komposit

Discharge ( sekret )Berasal dari eksudasi sel-sel radang. Kualitas dan sifat alamiah eksudat(mukoid, purulen, berair, ropy, atau berdarah) tergantung dari etiologinya.

PATOFISIOLOGI

Chemosis ( edema conjunctiva )Adanya Chemosis mengarahkan kita secara kuat pada konjungtivitis alergik akut tetapi dapat juga muncul pada konjungtivitis gonokokkal akut atau konjungtivitis meningokokkal, dan terutama pada konjungtivitis adenoviral.

Epifora (pengeluaran berlebih air mata). Lakrimasi yang tidak normal (illacrimation) harus dapat dibedakan dari eksudasi. Lakrimasi biasanya mencerminkan lakrimasi sebagai reaksi dari badan asing pada konjungtiva atau kornea atau merupakan iritasi toksik

Pseudoptosismata atas seperti akan menutup, disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel radang pada palpebra superior maupun karena edema pada palpebra superior.

Hipertrofi folikelTerdiri dari hiperplasia limfoid lokal dengan lapisan limfoid dari konjungtiva dan biasanya mengandung germinal center. Secara klinis, folikel dapat dikenali sebagai struktur bulat, avaskuler putih atau abu-abu

Hipertrofi papilerAdalah reaksi konjungtiva non spesifik yang

muncul karena konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di dasarnya oleh fibril.

Membran dan pseudomembran

Merupakan reaksi konjungtiva terhadap infeksi berat atau konjungtivitis toksis. Terjadi oleh karena proses koagulasi kuman/bahan toksik

Phylctenules

Menggambarkan manifestasi lokal pada limbus karena alergi terhadap toxin yang dihasilkan mikroorganisme.

Formasi pannusPertumbuhan konjungtiva atau pembuluh darah diantara lapisan Bowman dan epitel kornea atau pada stroma yang lebih dalam

GranulomaAdalah nodus stroma konjungtiva yang

meradang dengan area bulat merah dan terdapat injeksi vaskular. Granuloma muncul bersamaan dengan bengkaknya nodus limfatikus preaurikular dan submandibular pada kelainan seperti sindroma okuloglandular Parinaud

Nodus limfatikus yang membengkakSistem limfatik dari regio mata berjalan menuju nodus limfatikus di preaurikular dan submandibular

KONJUNGTIVITIS VIRUS AKUT

Demam faringokonjungtivalTipe ini biasanya disebabkan oleh adenovirus

tipe 3 dan kadang-kadang tipe 4 dan 7. Demam faringokonjungtival ditandai oleh demam 38,3 - 400C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis pada satu atau dua mata. dapat disertai keratitis superficial sementara ataupun sedikit kekeruhan di daerah subepitel.

Keratokonjungtivitis epidemika:Keratokonjungtivitis epidemika disebabkan oleh adenovirus subgroup D tipe 8, 19, 29, dan 37. Mata pertama biasanya lebih parah. Gejala awal berupa nyeri sedang dan berair mata, diikuti dalam 5-14 hari kemudian dengan fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat. Kekeruhan epitel terjadi di pusat kornea, menetap berbulan-bulan namun menyembuh tanpa disertai parut

Konjungtivitis virus herpes simpleks (HSV)Konjungtivitis HSV umumnya terjadi ada anak-anak dan merupakan keadaan luar biasa yang ditandai pelebaran pembuluh darah unilateral, iritasi, disertai sekret mukoid, dan fotofobia. Vesikel herpes kadang-kadang muncul di palpebra dan tepian palebra, disertai edema berat pada palpebra. Nodus preaurikuler yang nyeri tekan adalah gejala yang khas untuk konjungtivitis HSV.

Konjungtivitis hemoragika akutKonjungtivitis hemoragika akut disebabkan

oleh enterovirus tipe 70 dan kadang-kadang oleh virus coxsakie tpe A24. Yang khas pada konjungtivitis tipe ini adalah masa inkubasi yang pendek (sekitar 8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari).

Gejala dan tandanya adalah rasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata, edema palpebra, dan perdarahan subkonjungtiva. Kadang-kadang dapat timul kemosis.

Konjungtivitis virus menahun

Blefarokonjungtivitis Mulloskum Kontagiosum Molluscum kontagiosum ditandai dengan adanya reaksi

radang dengan infiltrasi mononuclear dengan lesi berbentuk bulat, berombak, berwarna putih-mutiara, dengan daerah pusat yang non radang.

Blefarokonjungtivitis varicella-zoster Blefarokonjungtivitis varicella-zoster ditandai dengan

hiperemia dan konjungtivitis infiltratif yang disertai erupsi vesikuler. Konjungtivitis yang terjadi umumnya bersifat papiler, namun dapat pula membentuk folikel, pseudomembran, dan vesikel temporer yang kemudian berulserasi.

Keratokonjungtivitis morbili.Enantema khas morbili seringkali

mandahului erupsi kulit. Pada tahap awal konjungtiva nampak seperti kaca yang aneh, yang dalam beberapa hari diikuti pembengkakan lipatan semilunar (tanda Meyer). Beberapa hari sebelum erupsi kulit timbul konjungtivitis eksudatif dengan sekret mukopurulen. Bersamaaan dengan munculnya erupsi kulit akan timbul bercak-bercak koplik pada konjungtiva dan kadang-kadang pada carunculus.

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Anamnesis yang teliti mengenai keluhan pasien dan riwayat terdahulu sangat penting dalam menegakkan diagnosis konjungtivitis virus. Pada penyakit ini, pasien akan mengeluhkan gejala-gala yang berkaitan dengan proses infeksi (bengkak, merah). Pasien juga dapat mengeluhkan mata berair dan gatal. Dari pemeriksaan fisik bisa terdapat riwayat demam. Pada mata dapat ditemukan injeksi konjungtiva, palpebra hiperemis, sekret serous terutama di daerah forniks, dan dapat dijumpai folikel.

Gejala subyektif

dan obyektif

Glaukoma akut Uveitis akut Keratitis K Bakteri K. virus K. alergi

PenurunanVisus +++ +/++ +++ - - -

Nyeri ++/+++ ++ ++ - - -

Fotofobia + +++ +++ - - -

Halo ++ - - - - -

Eksudat - - -/++ +++ ++ +

Gatal - - - - - ++

Demam - - - - -/++ -

Injeksi siliar + ++ +++ - - -

Injeksi

konjungtiva

++ ++ ++ +++ ++ +

Kekeruhan kornea +++ - +/++ - - -

Kelainan pupil Midriasis

nonrekatif

Miosis iregular Normal/

miosis

N N N

Kedalaman COA Dangkal N N N N N

Tekanan

intraokular

Tinggi Rendah N N N N

Sekret - + + ++/+++ ++ +

Kelenjar

preaurikular

- - - - + -

Dengan episklertitis

Episkleritis konjungtiva

sakit Ditekan, sangat sakit Lebih ke perasaan panas pada mata

visus normal normal

merah

sekret Tidak ada ada

pupil Normal/kecil normal

PENATALAKSANAAN

Konjungtivitis viral biasanya bersifat suportif dan merupakan terapi simptomatis, belum ada bukti yang menunjukkan keefektifan penggunaan antiviral. Umumnya mata bisa dibuat lebih nyaman dengan pemberian cairan pelembab. Kompres dingin pada mata 3 – 4 x / hari juga dikatakan dapat membantu kesembuhan pasien

EdukasiDalam penularan ke lingkungan sekitar,

pasien sebaiknya disarankan untuk menghindari kontak dengan orang lain seperti di lingkungan kerja / sekolah dalam 1 – 2 minggu, juga menghindari pemakaian handuk bersama

Penularan juga bisa terjadi di fasilitas kesehatan bahkan ke tenaga kesehatan yang memeriksa pasien. Langkah – langkah pencegahan yang perlu diperhatikan adalah mencuci tangan dengan bersih, tidak menyentuh mata dengan tangan kosong, serta tidak menggunakan peralatan yang akan digunakan untuk pemeriksaan pasien lain.

KOMPLIKASI

Komplikasi dari konjungtivitis viral, antara lain adalah infeksi pada kornea (keratitis) dan apabila tidak ditangani bisa menjadi ulkus kornea

PROGNOSIS

Prognosis penderita konjungtivitis baik karena sebagian besar kasus dapat sembuh spontan (self-limited disease), namun komplikasi juga dapat terjadi apabila tidak ditangani dengan baik.