Post on 16-Oct-2021
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 1 dari 23
BUKU INFORMASI
PENGUKURAN LISTRIK/ELEKTRONIKA
LOG.0012.002.01
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI (BBLKI) SERANG Jl. Raya Pandeglang KM.3 Telp./Fax (0254) 200160 SERANG 42151 - BANTEN
2014
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 2 dari 23
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3 A. Tujuan Umum ........................................................................................... 3 B. Tujuan Khusus ........................................................................................ 3
BAB II MENGGUNAKAN PERALATAN PENGUKUR LISTRIK UNTUK MENGUKUR VARIABEL
..................................................................................................................... 4
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk Mengukur Variabel .................................................................................. 4 1. Cara memilih peralatan dan pengesetan yang tepat untuk memperoleh
hasil yang tepat.…………………………………………………………………………..…… 4 2. Cara menghubung kan rangkaian listrik yang tepat untuk memperoleh hasil
yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar
(SOP) .................................................................................................7
B. Keterampilan Yang Diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk
Mengukur Variabel ................................................................................. 8 C. Sikap Kerja dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk Mengukur Variabel
............................................................................................................ 19
BAB III MEMELIHARA PERALATAN PENGUKUR LISTRIK ............................................ 20
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memelihara peralatan pengukur listrik…….……………………………………………………………………………………………. 20
1. Cara merawat dan menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan
prosedur manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP) …………………………………………………………………………….………………………… 20
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik
………………………………………………………………………………………………….……..…21
C. Sikap Kerja dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik ……………………..…21
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------ 23
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 3 dari 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menggunakan
peralatan pengukur listrik untuk mengukur variabel dan memelihara peralatan
pengukur listrik.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Pengukuran
Listrik / Elektronika ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mampu menggunakan peralatan pengukur listrik untuk
mengukur berbagai macam variabel atau dimensi pengukuran.
2. Memelihara peralatan pengukur listrik.
3. Melaporkan data hasil pengukuran listrik dari berbagai macam dimensi
pengukuran.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 4 dari 23
BAB II
MENGGUNAKAN PERALATAN PENGUKUR LISTRIK
UNTUK MENGUKUR VARIABEL
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel.
1. Cara memilih peralatan dan pengesetan yang tepat untuk memperoleh hasil yang tepat.
Umumnya di dalam pengukuran dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis/bentuk untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel.
Instrumen tersebut membantu peningkatan ketrampilan manusia dan dalam banyak hal memungkinkan seseorang untuk menentukan nilai dari suastu besaran yang tidak diketahui. Tanpa bantuan instrumen tersebut, manusia tidak
dapat menentukannya. Dengan demikian, sebuah instrumen dapat didefenisikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variabel atau sebagai cara untuk menyatakan suatu benda zat dalam bentuk satu besaran.
Simbol Alat Ukur dan Besaran Listrik Yang Diukur
Jenis Alat Ukur Simbol Besaran Yang Diukur Satuan
Voltmeter
Tegangan Searah (DC) volt (V)
Tegangan AC (Nilai Efektif)
Amperemeter
Arus Searah (DC)
ampere (A)
Arus AC (Nilai Efektif)
Wattmeter
Daya DC
Daya AC
watt (W)
Frequency meter Frekwensi Hertz (Hz)
Galvanometer Adanya Arus dan Tegangan
V
A
V
W
A
G
F ~
~
W ~
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 5 dari 23
Power factor meter Faktor Daya (Cos ) Percent (%)
Ohm meter
Tahanan penghantar/ isolator
Ohm ( )
Tingkat (Kelas) Kecermatan Alat Ukur
Kelas Kesalahan Yang
Diijinkan U r a i a n
2.5 2.5 % Semi-umum, digunakan untuk panel-panel
daya, dan sebagainya
1.5 1.5 % Kelas umum, digunakan untuk pengukuran di
industri
1.0 1.0 % Semi-presisi, digunakan untuk pengukuran
dengan beberapa kecermatan
0.5 0.5 % Presisi, digunakan untuk pengukuran yang memerlukan kecermatan.
0.2 0.2 % Presisi khusus, digunakan sebagai sub-standard.
Posisi Penempatan Alat Ukur
Posisi Memasang Simbol
Pemasangan Tegak Lurus
Pemasangan Mendatar
PF
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 6 dari 23
Pemasangan Miring
Istilah-istilah Dalam Pengukuran
N0 Istilah Artinya
1. Paralaks Kesalahan akibat sudut pembacaan
2. Akurasi Ketepatan dengan harga sebenarnya
3. Presisi Ketelitian yg menggambarkan konsistensi pengukuran
4. Dead Time Sinyal minimum yang dapat direspon alat ukur
5. Resolusi Perubahan kecil input dimana alat ukur dapat merespon
6. Overshoot Simpangan maksimum output sebelum alat ukur menunjukkan
hasil pengukuran ( steady state)
7. Kelas Ketelitian Kesalahan maksimum yang diperkenankan, yg dinyatakan %
terhadap simpangan skala penuh
8. Alat ukur
Presisi
Mempunyai kelas Ketelitian: 0,1 ; 0,2 ; 0,5
9. Alat ukur
Presisi
Mempunyai kelas Ketelitian 1 ; 1,5 ; 2,5 ; 5
10. Kalibrasi Penyesuaian skala penunjukan
60o
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 7 dari 23
Pembacaan Alat Ukur
Gambar 1.a : Gambar volt meter AC
Untuk menghindari kesalan pembacaan maka pembacaan penujukan jarum alat ukur harus tegak lurus, dan apa bila pada skala meter dilengkapi dengan cermin maka pembacaan yang benar jika bayangan jarum tidak nampa (tertutup oleh jarum)
Latihan membaca alat ukur
Gambar 1.b : Gambar volt meter AC
Volt
meter
100
V A
Terminal batas ukur
Skala meter
240 V A
V voltmeter
Terminal (±)
Penujukan jarum
Skala
Batas Ukur
150
0
75 225
300 V
30 V
100 V
10
300 V
1000 V
~
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 8 dari 23
Contoh soal : Seperti gambar di atas, jika volt meter dipakai untuk mengukur tegangan AC, dimana batas ukur yang dipakai adalah 100 Volt dan jarum menunjuk seperti pada gambar. Berapa nilai tegangan terukur ?
Dalam pengukuran berlaku persamaan sbb :
2. Cara Menghubungkan Rangkaian Listrik yang Tepat Untuk Memperoleh Hasil yang
Dibutuhkan Sesuai Dengan Prosedur Operasi (kerja) yang terstandar (SOP)
Pemakaian Alat Ukur Dan Jenis Kesalahan Pengukuran
Instumen ukur pada umumnya peka terhadap getaran dan benturan, maka dalam pemakaiannya perlu diperhatikan hal-hal sbb. :
1. Jangan diletakkan pada permukaan yang diberi penghangat atau pemanas.
2. Lindungi dari kelembaban, debu dan kotoran.
3. Jangan memberikan beban yang melebihi batas ukurnya (over load).
4. Penggunaan instrumen ukur universal, maka untuk menghindari kerusakan pakailah pada batas ukur yang paling besar.
5. Kedudukan nol pada jarum penunjuk perlu diperiksa apakah sudah pada posisi yang tepat. Bila hal ini tidak diperhatikan maka hasil pengukuran yang didapatkan bisa
tidak akurat.
Jenis Kesalahan Dalam Pengukuran :
1. Kesalahan penunjukan yang timbul karena gesekan bantalan dan kekurang telitian fabrikasi, seperti kurang teliti pada skala. Besar kesalahan yang diperkenankan ditentukan oleh kelas ketelitian alat ukur.
2. Kesalahan akibat pengaruh luar seperti :
a. Kesalahan karena kedudukan (posisi) b. Kesalahan karena temperatur.
c. Kesalahan karena pengaruh medan luar
3. Kesalahan pembacaan, yaitu :
a. Kesalahan dalam memperkirakan
b. Kesalahan paralaks
Hasil Pengukuran = Skala
JarumPenujukan. X UkurBatas.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 9 dari 23
B. Keterampilan Yang Diperlukan dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk Mengukur Variabel
Mengoperasikan Multi Tester (AVO Meter)
a. Gambar fisik multi tester
Gambar 2 : Gambar AVO Meter
Kebanyakan orang biasa memakai AVO meter untuk mengecek apakah ada hubungan atau tidak pada rangkaian, atau ada tegangan atau tidak pada rangkaian. Sesuai dengan namanya AVO meter, maka meter ini bisa digunakan sebagai ampere meter DC, volt meter DC, volt meter AC, dan ohm meter.
Jika mengukur suatu besaran listrik, perlu diperhatikan besaran apa yang mau diukur lalu pastikan dengan alat yang digunakan sesuai dengan fungsi alat tersebut agar jangan terjadi kerusakan pada alat ukur.
Keterangan :
NO. KETERANGAN NO. KETERANGAN
1. Penunjuk kalibasi ke skala nol (Zerro position)
8. Tombol pemindah polaritas Pusat pemancar hubungan untuk Pengecekan TR
2. Tombol pemutar range/kisaran skala
9. Tombol tekan pengukuran TR hFE
3. +pusat pengukur ( DC dan ) 10. Jarum penunjuk
4. COM pengukur 11. Papan skala
5. Pusat eksklusif DC 12A+ 12. LED penunjuk kontinuitas
6. Pusat keluaran * Series 13. Bagian belakang alat
7. Pemutar kalibrasi ke skala nol
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 10 dari 23
Gambar 3 : Indicator Range Selector switch
Gambar 4 : .Measuring Resistance
Gambar 5 : Measuring AC volt
Range untuk measuring
Tahanan
HVPROBE
DCA
hFE
PROBE
L1
750
250
50
10 (22 dB)
OFF
C (μF)
1000
250
50
10
2.5
0.25
0.150 μ
2.5m
25m
0.25
x1
x10
x1K
150mA
15mA
150 Aμ
DCV ACV~
BUZZ
DCV (NULL)
± 5
X 100k
± 25
DC1000V MAXAC 750V MAX (CAT.II)
DC.AC 600VMAX (CAT.III)
0 ADJ
!
Range untuk measuring
tegangan bolak-balik
Range untuk measuring tegangan
bolak –balik DC
Range untuk measuring arus
searah DC
C ( μ F) C ( μ F) .5 .2 .1 .05
.01 0
1 5
10
LI( μA.mA ) 0
5 10 15
I CEO LV
0 1 2
3 LV(V)
dB -10 0 +10 +15 +20
+22
0 +5 +10 +15 +20
+25 -5 -10
-15 -20
-25 -5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2
+3 +4
+5 NULL DCV
V-A V-A
AC10V
100 150 0 250 8 0 50
10 6 4
2 0
50 200 10 20 30
40
hFE
AC10V
0 50 100 200 500 1000
500 200 100 30 20 10
8 0 5
2 1 50 1k 2k
1000 250
50 10
(22 dB)
OFF C ( μ F)
1000 250
50 10 2.5
0.25 0.1
HV PROBE
50 μ 2.5m
25m 0.25 x1
x10 x1K
150mA 15mA
hFE PROBE
150 A μ
L1
DCV
DCA
ACV~
BUZZ
± 25 ± 5 DCV ( NULL )
X 100k
C (μF)C (μF).5.2.1.05
.010
15 10
LI(μA.mA)0
5 1015
ICEO
LV0
123
LV(V)
dB-10 0 +10 +15 +20 +22
0 +5 +10 +15+20 +25
-5-10-15
-20-25
-5-4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5NULL DCV
V-A V-A
AC10V
100 150
0 25080 50
10
642
0
50 20010
20 3040
hFE
AC10V
050 100 200 5001000
500 200 100
30 20 10
8 0
5
21
501k
2k
1000
250
50
10 (22 dB)
OFF
C (μF)
1000250
50
10
2.5
0.25
0.1
HV
PROBE
50μ
2.5m
25m0.25
x1
x10
x1K
150mA
15mAhFE
PROBE
150 Aμ
L1
DCV
DCA
ACV~
BUZZ
± 25 ± 5
DCV (NULL)
X 100k
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 11 dari 23
b. Mengoperasikan multi tester
1) . Mengoperasian Avometer / multitester sebagai amperemeter DC .
Periksa bateray alat apakah masih bagus ( belum soak), jika soak ganti
Memindahkan selektor switch pada posisi measuring amperemeter DC
Men-setting jarum penunjuk awal tepat pada posisi nol (zerro position)
Hubungan diagram amperemeter dihubungkan secara seri terhadap beban
Pilih nilai range yang terbesar jika belum mengetahui besarnya nilai yang diukur
Jika jarum penunjuk tidak terbaca, bertahap pindahkan nilai range ke yang terkecil
Baca hasil pengukuran
Lalu posisikan OFF( jika sudah selesai)
2). Mengoperasian multitester sebagai voltmeter DC .
Periksa bateray alat apakah masih bagus ( belum soak), jika soak ganti
Memindahkan selektor switch pada posisi measuring voltmeter DC
Men-setting jarum penunjuk awal tepat pada posisi nol
Hubungan diagram voltmeter dihubungkan secara paralel
Pilih nilai range yang terbesar jika belum mengetahui besarnya nilai yang diukur
Jika jarum penunjuk tidak terbaca, bertahap pindahkan nilai range ke yang terkecil
Baca hasil pengukuran
Lalu posisikan OFF ( jika sudah selesai)
3). Mengoperasian multitester sebagai Voltmeter AC :
Periksa bateray alat apakah masih bagus ( belum soak), jika soak ganti
Memeriksa sumber tegangan
Memindahkan selektor switch pada posisi measuring voltmeter AC
Men-setting jarum penunjuk awal tepat pada posisi nol
Hubungan diagram voltmeter dihubungkan secara paralel
Pilih nilai range yang terbesar jika belum mengetahui besarnya nilai yang diukur
Jika jarum penunjuk tidak terbaca, bertahap pindahkan nilai range ke yang terkecil
Baca hasil pengukuran
Lalu posisikan OFF ( jika sudah selesai)
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 12 dari 23
4). Mengoperasian multitester sebagai ohm ().
Periksa bateray alat apakah masih bagus ( belum soak), jika soak ganti
Memindahkan selektor switch pada posisi measuring simbol (ohmmeter)
Men-setting jarum penunjuk awal dengan Zerro position atau pada nilai tahanan yang besar dengan pada posisi nol tepat
Menyatukan kaki kutub positif (‘+’ = warna merah) dengan kaki kutub negatif (‘-‘ = warna hitam)
Lihat jarum penunjuk akan menyimpang ke kanan, lalu atur posisi jarum tepat pada posisi nol dengan adjust (pengatur)
Lalu posisikan OFF ( jika sudah selesai)
Pengukuran Tahanan Isolasi Kabel
Kabel instalasi idealnya mempunyai tahanan isolasi yang sangat besar/tak terhingga, namaun pada
pemasangan instalasi di lapangan untuk mencapai hal tersebut banyak mengalami beberapa hal
sehingga akan menurunkan nilai tahanan isolasi kabel, seperti penarikan kabel dalam pipa yang kurang
tepat, pengisolasian sambungan kabel yang kurang rapat juga panjangnya instalasi yang di pasang dsb.
Untuk mengetahui baik/tidak nya isolasi kabel pada suatu instalasi dapat dilakukan dengan
mengukur besarnya tahanan isolasi memakai Mega Ohm meter (Megger).
Sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL) tahanan isolasi pada instalasi paling rendah
sebesar 1000 ohm per volt tegangan kerja untuk ruangan kering dan sebesr 500 ohm per volt
tegangan kerja untuk ruangan lembab. Misalkan suatu instalasi listrik pada ruangan kering
dengan tegangan terpasang 220 V, maka besar tahanan isolasinya minimum 220 k Ohm. Jika
instalasi tsb. mempunyai tahanan isolasi kurang dari 220 k Ohm berarti tidak memenuhi
persyaratan yang berlaku, dan jika lebih besar dari 220 k Ohm maka tahanan isolasi kabel tsb.
akan lebih baik.
Pengujian/pengukuran isolasi kabel dilakukan dengan cara membuka/memutuskan hubungan
dengan beban atau dengan peralatan-peralatan yang terhubung paralel seperti lampu, motor listrik alat
ukur volt meter dsb. Sedang semua peralatan yang terhubung seri seperti sekering sakelar alat ukur
Amperemeter dsb. harus ditutup/dipasang seperti terlihat pada gambar di bawah
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 13 dari 23
Gambar 6 : Pengukuran tahanan isolasi antara kawat fase dan netral
Pengujian/pengukuran tahanan isolasi pada instalasi satu phasa, hantaran yang diukur yaitu:
- Phasa – Netral - Phasa – pentanahan
Pengujian/pengukuran tahanan isolasi pada instalasi tiga phasa, hantaran yang diukur yaitu:
- Phasa R – Netral - Phasa S – Netral - Phasa T – Netral - Phasa R – Pentanahan - Phasa S – Pentanahan - Phasa T – Pentanahan - Phasa R – Phasa S - Phasa R – Phasa T - Phasa S – Phasa T
Pada suatu instalasi listrik, kawat fase, netral dan nol (PE) mempunyai kode warna yang berbeda sehingga dapat memudahkan dalam pengerjaan pemeriksaan kabel. Sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL) pemberian kode warna hantaran adalah sbb:
Untuk instalasi satu fase:
Fase berwarna hitam Netral berwarna biru Pentanahan (PE) berwarna loreng hijau-kuning
Untuk instalasi tiga fase:
Fasa R berwarna merah Fasa S berwarna kuning Fasa T berwarna hitam Pentanahan (PE) berwarna loreng hijau-kuning
Ph N PE
Ph N PE
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 14 dari 23
Konstruksi Belitan Motor Listrik.
a. Motor Listrik 1 Phase
Gambar 7 : Bentuk fisik motor listrik 1 phase.
Motor satu phasa mempunyai tiga terminal yaitu: common, starting dan running.
Setiap kumparan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang sudah ditentukan. Letak dan
susunan ketiga terminal tsb. tidak sama untuk tiap model motor. Ada yang satu baris
mendatar dan ada juga yang berbentuk segitiga, sebelum kita mencoba motor secara
langsung kita harus terlebih dahulu mencari common, running dan starting dari
terminal-terminal tsb. Untuk mencari terminal tsb. kita harus memakai AVO meter
dengan skala yang kecil, karena hambatan dari kumparan motor kecil. Sebelum kita
mulai mengukur dengan AVO meter semua hubungan kabel dari terminal dengan
sumber tegangan harus dilepas terlebih dahulu. Seperti contoh dibawah ini adalah
rangkaian terminal motor satu phase jenis hermetik.
Gambar 8 : Belitan motor listrik 1 phase
C
50 Ω 60 Ω
10 Ω
Kump. bantu
Kump. utama
x y z S R
50 Ω
60 Ω
10 Ω
C
S R
Kump.
bantu
Kump.
utama
x
y z
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 15 dari 23
Misalnya pada terminal diatas yang tertera pada gambar kita ukur antara common dengan starting sebagai contoh didapat dengan nilai 50 Ohm. Kemudian kita ukur lagi antara common dengan running diperoleh nilai 10 Ohm. Maka apabila kita ukur antara kumparan starting dengan running adalah hasil penjumlahan antara kumparan starting dan running atau 50 Ohm + 10 Ohm = 60 Ohm.
Apabila kita menemukan motor yang tidak ada nama-nama terminalnya kita bisa menentukan nama terminal-terminal motor tsb. dengan cara melakukan pengukuran hambatan dari masing-masing terminal. Dari hasil pengukuran itu kita biasanya memperoleh tiga jenis hasil pengukuran. Langkah pertama adalah menentukan terminal common, yaitu berada didepan nilai hambatan yang paling besar. Sedangkan kumparan starting adalah urutan terbesar kedua. Dan untuk hambatan kumparan running adalah nilainya terkecil.
b. Motor Listrik 3 Phase
Gambar 9 : Bentuk fisik motor listrik 3 phase
Motor induksi 3 phase mempunyai tiga buah belitan, sehingga ujung-ujung belitannya ada 6 buah, dan ujung-ujung belitan ini dinotasikan dengan huruf seperti gambar dibawah ini :
Gambar 10 : Notasi belitan motor listrik 3 phasa.
atau
U V W
X Y Z
U1 V1 W1
U2 V2 W2
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 16 dari 23
Hubungan belitan motor listrik 3 phase
Untuk menjalankan motor 3 phase belitan motor dapat dihubungkan secara bintang (Y) atau segitiga (Δ). Untuk motor dengan daya yang kecil biasanya hanya dihubungkan bintang, sedangkan motor yang besar (≥5 PK) dihubungkan bintang segitiga (hubungan Y untuk start dan hubungan Δ untuk running dengan alasan untuk memperkecil arus mula (arus start) ). Hubungan Y dan hubungan Δ dari belitan motor dapat dilihat seperti gambar sbb:
Gambar 11 : Belitan motor 3 phase dihubungkan banitang (Y)
Gambar 12 : Belitan motor 3 phase dihubungkan segi tiga (Δ)
Membalik putaran motor 3 phasa
Untuk membalik/merubah arah putaran motor 3 phasa dapat dilakukan dengan jalan merubah atau menukar hubungan dari 2 phasa ( 2 phasa ditukar hubungannya dan 1 phasa tetap ). Untuk masing-masing putaran (putaran kanan dan putaran kiri) ada 3 kemungkinan hubungan seperti pada tabel dibawah ini.
PUTAR KANAN PUTAR KIRI
U – R
V – S
W – T
U – T
V – S
W – R
U – T
V – S
U – T
W – R
R S T
X Y Z
U V W Y
U
Z
X
V W
R
S
T
R S T
U V W
X Y Z
R S T
U V W
X Y Z
Y
U Z
X V
W
R
S
T
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 17 dari 23
W – R W – S
U – S
V – T
W – R
U – T
V – S
W – R
Pengukuran Tahanan Pentanahan
Maksud kita memasang saluran pentanahan adalah sebagai pengaman terhadap bahaya tegangan sentuh. Tegangan sentuh dapat terjadi karena kebocoran/kegagalan isolasi pada perlengkapan listrik seperti motor listrik, seterika listrik, kotak hubung bagi dsb. Besar tegangan sentuh yang membahayakan manusia adalah 50 V keatas(untuk tempat kering) atau 25 V keatas (untuk tempat lembab).
Pentanahan dilakukan dengan cara menghubungkan peralatan listrik seperti body motor
listrik, body kotak hubung bagi dengan elektroda tanah yang ditanam didalam tanah.
Gambar 13 : Instalasi dengan saluran pentanahan
Cara sederhana menentukan besar tahanan tanah dapat dipakai rumus :
KW
H
MOTOR
MCB 4A
Fuse 6 A
50 V Rp = Ia
Rp = besar tahanan tanah
50 V = besar tegangan sentuh maksimum yang di izinkan
Ia = besar arus yang dapat memutuskan pengaman arus lebih yang terpasang pada instalasi
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 18 dari 23
In = besar arus nominal k = konstanta
Nilai konstanta tergantung dari jenis dan spesifikasi peralatan itu sendiri , sebagai ilustrasi nilai konstanta
= 2 s/d 5 kali In (untuk pengaman lebur) = 1,25 s/d 3,5 kali In (untuk pengaman lainnya)
Cara mendapatkan tahanan tanah yang lebih kecil antara lain :
1 Menanam elektroda tanah yang lebih dalam hingga mencapai dibawah permukaan air tanah
2 Memilih elektroda tanah yang dapat membuat hubungan dengan tanah dengan lebih baik
3 Menanam elektroda tanah yang lebih banyak dan dihubung satu sama lainnya.
Pengukuran tahanan pentanahan dapat dilakukan dengan alat ukur `earth tester seperti gambardi bawah.
Pada earth tester terdapat tiga buah terminal yaitu terminal E, P, dan C, dimana pada
pemakaiannya terminal E dihubung pada elektroda tanah (grounding) yang akan diukur nilai tahanan
pentanahannya, sedang terminal P dan C dihubung dengan batang besi (stick) yang ditancapkan ketanah
dengan jarak tertentu. Seperti gambar di atas terlihat dimana jarak antara E, P dan C masing-masing
mempunyai jarak 5 s/d 10 meter. Setelah terminal-terminal ukur earth tester dihubung seperti di atas,
kita tempatkan sakelar geser ke posisi Ohm selanjutnya kita tekan tombol Push On sambil mengatur
kedudukan jarum ke posisi nol dengan memutar-mutar potensio atau sakelar putar yang dilengkapi
Ia = k x In
Sakelar Geser Tombol Push On Saklear Putar
Dengan Skala
Jarum penunjuk
Terminal Ukur
Batang Besi Elektroda Tanah
Gambar 14 : Eatrh tester
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 19 dari 23
dengan skala nilai. Apa bila jarum penjunjuk benar-benar telah pada posisi nol maka nilai tahanan
pentanahan langsung dapat diketahui dengan membaca skala nilai pada sakelar putar
Untuk pengukuran ini, batteray pada earth terster harus mempumpunyai tegangan yang bagus,
dan untuk melakukan pengecekan batteray pada ertah terster, dapat dilakaukan dengan memposisikan
sakelar geser pada posisi Batt, lalu tekan tombol Push dan lihat jarum penunjuk; Jika jarum menunjuk
sampai pada batasan batteray maka tegangan batteray masih bagus, dan jika jarum tidak menunjuk
sampai batasan batteray berarti tegangan batteray sudah lemah.
C. Sikap Kerja dalam Menggunakan Peralatan Pengukur Untuk Mengukur Variabel
1. Sikap kerja dalam menggunakan peralatan pengukur listrik dengan berbagai
variable harus cermat dan teliti sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang
terstandar (SOP).
2. Tidak boleh ada kesalahan dalam pengukuran, baik kesalahan penunjukan yang
timbul karena gesekan bantalan dan kekurang telitian fabrikasi, seperti kurang
teliti pada skala, kesalahan akibat pengaruh luar ataupun kesalahan pembacaan.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 20 dari 23
BAB III
MEMELIHARA PERALATAN PENGUKUR LISTRIK
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik
1. Cara merawat dan menyimpan peralatan secara rutin sesuai dengan prosedur
manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP)
Perawatan dan penyimpanan peralatan secara rutin dilakukan sesuai dengan
prosedur manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).
Penyimpanan alat uji yang tepat akan membantu memperpanjang usia alat ukur
tersebut. Penyimpanan untuk meter analog dan digital selalu harus diyakinkan
dimulai dengan mematikan saklar pemilih atau mengatur saklar pemilih ke posisi
V * 1000 ( jika posisi off tidak tersedia ). Pastikan juga buku petunjuk/manual
selalu diletakkan didalam kotak penyimpanannya.
Tidak dianjurkan untuk menyimpan alat uji pada ruangan dengan keadaan
ekstrim suhu (panas atau dingin ), kelembaban yang berlebihan dan daerah yang
terlalu banyak medan magnet maupun listrik statis.
Upayakan juga menghindari getaran yang terlalu banyak dan terus menerus.
Meski hampir semua alat meter analog dipersiapkan dengan peredam yang
cukup tidak berarti boleh untuk mendapatkan getaran secara terus-menerus.
Kebiasaaan beberapa electrician untuk meletakkan dan menyimpan didalam
mesin operasi karena alat sangat sering dipakai disana adalah salah.
Upaya diatas juga bertujuan untuk mempertahankan kualitas akurasi dan
ketelitian alat khususnya meter analog yang menggunakan kumparan putar.
Pemeriksaan keadaan alat ukur perlu dillakukan sebelum dipergunakan untuk
memastikannya bekerja dengan benar.
Tindakan pencegahan yang umum bila menggunakan sebuah voltmeter adalah :
1. Periksa polaritas yang benar. Polaritas yang salah (terbalik) menyebabkan
voltmeter menyimpang kesumbat mekanis dan ini dapat merusak jarum.
2. Hubungkan voltmeter paralel terhadap rangkaian atau komponen yang akan
diukur tegangannya.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 21 dari 23
3. Bila menggunakan rangkuman ganda, gunakan selalu rangkuman tertinggi
dan kemudian turunkan sampai diperoleh pembacaan naik yang baik.
4. Selalu hati-hati terhadap efek pembebanan. Efek ini dapat diperkecil dengan
menggunakan rangkuman setinggi mungkin (dan sensitivitas paling tinggi).
Ketepatan pengukuran berkurang bila penunjukan berada pada skala yang
lebih rendah.
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik
1. Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.
2. Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor
melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3. Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri
dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
C. Sikap Kerja Dalam Memelihara Peralatan Pengukur Listrik
Harus bersikap secara :
1. Cermat dan teliti dalam menggunakan alat ukur saat mengukur besaran-besaran
listrik yang ada seperti tegangan dan arus.
2. Pastikan juga sebelum melakukan pengukuran adalah keamanan kawat-kawat
penghubung pengindera (probe), hindarkan pemakaian kawat-kawat yg
terkelupas dan usahakan untuk mengganti jika ada atau minimal menutupi
dengan isolasi.
3. Sebelum bekerja dengan multimeter analog harus selalu diingat dua hal penting
yaitu peneraan/kalibrasi internal alat dan keamanan kerja.
4. Disisi lain adalah keamanan kerja. Keamanan kerja meliputi 2 hal pertama
keamanan penggunanya dan kedua keamanan alat yang digunakan. Keamanan
manusia / pengguna adalah komponen penting yang harus selalu diingat untuk
menghindarkan kecelakaan kerja.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 22 dari 23
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
1. Untuk DC- meter perhatikan polaritas terminal ukur. Jangan sampai terbalik. Jika
terbalik bias merusak meter (pegas pembalik jarum).
2. Perhatikan posisi jarum rotary switch sesuai dengan fungsi yang akan diukur baik
resistansi, tegangan, arus, polaritas DC, Polaritas AC dan sebagainya.
3. Mengganti resistansi dalam meter harus sama dengan harga resistansi yang
aslinya, karena akan mempengaruhi ketelitian pengukuran. Teknik rekayasa
harga komponen yang tidak ada dipasaran yaitu dengan resistansi diseri atau
diparalel.
4. pilih mutu komponen yang bertoleransi 1 %.
5. Lihat besarnya daya yang dipakai tiap-tiap komponen.
6. jenis-jenis bahan yang dipakai di sesuaikan dengan aslinya.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Teknik Lisrik
Kode Modul LOG.0012.002.01
Judul Modul Pengukuran Listrik / Elektronika Buku Informasi Versi: 2013
Halaman: 23 dari 23
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Merawat dan Memperbaiki Alat Ukur Listrik, Edisi 2001
2. BSDC – 0107 Menggunakan Alat Ukur Dasar Listrik dan Elektronika
C. Majalah atau Buletin
1. –
D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet,