Budaya Sopir Angkot di Kota Bandung · PDF fileTeori dasar Teori Geertz: ... Apabila pengguna...

Post on 05-Mar-2018

226 views 2 download

Transcript of Budaya Sopir Angkot di Kota Bandung · PDF fileTeori dasar Teori Geertz: ... Apabila pengguna...

Kelompok 10 B Antropologi

Budaya Supir Angkot di Kota

Bandung

Anggota kelompok

Putri Indah P 10506003

Herdi Arman Putra 12206037

Hidayatus Syufyan 12206087

Johan Kartono 10706018

M. Fajar Gunawan 13204241

Fatimatuz Zahra 15405032

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Angkutan kota (angkot) sudah menjadi kebutuhan utama

dalam mendukung kehidupan sehari-hari bagi sebagian besar

masyarakat, terutama di kota Bandung. Pengemudi angkot

prinsip atau budaya hidup yang berbeda dengan pekerja lain

dan mendapat respon yang beragam di masyarakat.

Kebiasaan-kebiasaan itu dapat menjadi kebudayaan, yang

menarik untuk diteliti.

Tujuan Penelitian

Mengenal kebiasaan-kebiasaan supir angkot

Mengenal sistem yang berlaku pada perangkutan angkot di

Kota bandung.

Metode Pengumpulan data

Kuantitatif

pembagian kuesioner kepada pengguna jasa angkot

Kualitatif

wawancara dan pengamatan

Teori dasar Teori Geertz:

“Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia yang dijadikan sebagai pedoman atau penginterpretasi keseluruhantindakan manusia”

Teori R. Firth:

“… seluruh perilaku manusia dalam organisasi dan pranata yang mengatur penggunaan sumber -sumber terbatas untuk memenuhikebutuhan hidupnya dalam suatu masyarakat tertentu.”

Teori Sathe:

“Kebudayaan adalah gagasan-gagasan dan asumsi-asumsi pentingyang dimiliki suatu masyarakat yang menentukan ataumempengaruhi komunikasi, pembenaran, dan perilaku anggota-anggotanya”

Unsur Budaya yang diamati

Bahasa

Teknologi

Pengetahuan

Sosial

Ekonomi

Definisi menurut Perda Kota Bandung

Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari suatu

tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.

Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang

disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut

bayaran.

Perizinan usaha angkot

Menurut Perda Kota Bandung No. 02/2008 Pasal 131:

“Setiap orang, badan hukum yang akan berusaha dibidang

angkutan umum untuk mengangkut orang, wajib memiliki

izin yang terdiri dari :

a. Izin Usaha Angkutan (IUA);

b. IzinTrayek;

c. Izin Operasi;

Tarif Angkot menurut Perda Kota

Bandung No. 02/2008:

Pasal 153 ayat (1): Besarnya tarif angkutan kota yang

sepenuhnya beroperasi di Daerah ditetapkan berdasarkan

perhitungan jarak tempuh dikalikan dengan tarif dasar.

Pasal 153 ayat (3): Tarif angkutan kota dan angkutan pedesaan

yang beroperasi di wilayah perbatasan, ditetapkan

berdasarkan kesepakatan bersama antar Bupati/Walikota

yang terkait dalam kerjasama transportasi antar daerah.

Rute/Trayek Angkot Kota BandungLintasanTrayek Jarak Jumlah

1 Abdul Muis – Cicaheum Via Binong 16 369

2 Abdul Muis – Cicaheum Via Aceh 11 100

3 Abdul Muis – Dago 11 273

4 Abdul Muis – Ledeng 13 245

5 Abdul Muis – Elang 10 101

6 Cicaheum – Ledeng 15 214

7 Cicaheum – Ciroyom 15 206

8 Cicaheum – Ciwastra – Derwati 17 200

9 Cicaheum – Cibaduyut 18,4 150

10 Stasiun Hall – Dago 11 52

11 Stasiun Hall – Sadang Serang 9 150

12 Stasiun Hall – CiumbuleuitVia Eykman 9 60

13 Stasiun Hall – CiumbuleuitVia Cihampelas 8 40

Rute/Trayek Angkot Kota Bandung (2)LintasanTrayek Jarak Jumlah

14 Stasiun Hall – Gede Bage 21 200

15 Stasiun Hall – Sarijadi 7,7 75

16 Stasiun Hall – Gunung Batu 8 55

17 Margahayu Raya – Ledeng 23 125

18 Dago – Riung Bandung 21 201

19 Pasar Induk Caringin – Dago 22 140

20 Panghegar Permai – Dipatiukur – Dago 18,9 155

21 Ciroyom – Sarijadi 12 97

22 Ciroyom – Bumi Asri 9 115

23 Ciroyom – Cikudapateuh 15 125

24 Sederhana – Cipagalo 13,9 276

25 Sederhana – Cijerah 8 67

26 Sederhana – Cimindi 9 55

Rute/Trayek Angkot Kota Bandung (3)

LintasanTrayek Jarak Jumlah

27 Ciwastra – Ujungberung (sudah tidak beroperasi) 17,9 32

28 Cisitu –Tegallega 10,7 82

29 Cijerah – Ciwastra – Derwati 20 200

30 Elang – Gede Bage – Ujungberung 22 115

31 Abdul Muis – Mengger 6 25

32 Cicadas – Elang 19 300

33 Antapani – Ciroyom 15 160

34 Cicadas – Cibiru – Panyileukan 15 200

35 Bumi Panyileukan – Sekemirung 20 125

36 Sadang Serang – Caringin 21 200

37 Cibaduyut – Karang Setra 18,2 201

38 Cibogo – Elang 6 35

PEMBAHASAN

Kepemilikan angkot

Milik sendiri

Tidak memiliki target setoran. Perawatan ditanggung sendiri.

Milik orang lain (juragan angkot)

Pengemudi memakai sistem setoran, ditetapkan oleh juragan

angkot. Untuk perawatan, sesuai kesepakatan.

Jam kerja

Ada angkot yang beroperasi di jam-jam tertentu, dan ada

yang selama 24 jam.

Untuk angkot yang bukan milik sendiri, ada supir yang

bekerja full-time, dan ada juga yang dibagi dengan supir lain.

Retribusi

Terbagi menjadi dua

Pemerintah

Organisasi

Retribusi (2)

Perda Kota Bandung No. 12/2008:

Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai Pembayaran atas

jasa atau pemberian izin tertentu yang khususnya disediakan

dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan orang Pribadi dan/atau Badan.

Pasal 6 ayat (1): Pemungutan retribusi tidak dapat

diborongkan.

Pasal 7 ayat (1): Pembayaran retribusi harus dilakukan secara

tunai/lunas.

Retribusi (3)

Retribusi Pengujian kendaraan bermotor pertama kali: Rp.

90.000,00/kendaraan

Pengujian Berkala Perpanjangan: Rp.

50.000,00/kendaraan/6 bulan

Penilaian KondisiTeknis Kendaraan: Rp. 50.000,00/

kendaraan

Retribusi Izin Usaha Angkutan ( IUA) penumpang dan barang

adalah sebesar Rp. 1.500.000,- tiap perusahaan selama usaha.

Retribusi pelayanan jasa terminal penumpang: Rp.

1.500,00/hari/terminal

Unsur Budaya yang diamati

Bahasa

Teknologi

Pengetahuan

Sosial

Ekonomi

Bahasa

44%

16%

40%Sunda

Indonesia

Campur

54%

46%

Ya

Tidak

Teknologi

Kepemilikan HP

Mengerti tentang mesin

Pengetahuan

Tingkat Pendidikan supir angkot di Bandung rata-rata antara

SD dan SMP

Namun dari segi pengetahuan mereka cukup memadai, dilihat

dari kepemilikan HP, pengetahuan tentang mesin, dan

kebiasaan membaca koran.

Ekonomi

Karena sistem per-angkotan adalah sistem „kejar setoran‟,

maka para supir angkot melakukan kebiasaan-kebiasaan

berikut untuk memenuhi target setoran mereka.

Ngetem

Memaksa 7-5

Putar balik ditengah jalan

“Ngetem”

74%

26%

Ya

Tidak

Lama “ngetem”

30%

51%

19%

1-5 menit

5-10 menit

10-15 menit

Memaksa harus “7-5”

68%

32%

Ya

Tidak

Kesesuaian ongkos

85%

15%

Ya

Tidak

Kesesuaian kembalian

33%

67%Ya

Tidak

Apabila pengguna membayar bukan dengan uang pas,

supir angkot. Rata-rata tidak memberikan kembalian

yang seharusnya.

Kasus Khusus

Terkadang angkot tidak berjalan sesuai rutenya. Angkutan

sering kali berhenti ditengah dan putar arah.

Hal ini terjadi apabila supir merasa sudah cukup jam kerjanya

atau angkutan terlalu sepi

Putar balik

22%

78%

Ya

Tidak

Alasan putar balik

86%

14%

Sepi penumpang

Mau pulang

Ongkos yang dibayar

50%

9%

41%Bayar penuh

Bayar setengahnya

Tidak bayar

Sosial

Aspek sosial yang diamati disini adalah

Usia

Cara menyetir

Organisasi

Usia sopir angkot

27%

65%

8%

20 - 30 Tahun

30 - 40 Tahun

Di atas 40 Tahun

Para supir angkot sering berkumpul dan menghabiskan waktu

bersama ketika mereka sedang „ngetem‟, dan perkumpulan ini

biasanya berdasarkan usia.

Cara menyetir

39%

61%Kasar

Tidak

Kebiasaan menyetir ugal-ugalan sudah menjadi kebiasaan

Bagi para supir angkot. Hal ini adalah salah satu hal yang dikritik

oleh para pengguna angkutan.

Organisasi

Para supir angkot memiliki organisasi yang disebut dengan

KOBANTER BARU

Organisasi ini berbeda tiap trayek

Para supir angkot membayar retribusi kepada petugas untuk

digunakan apabila supir angkot membutuhkan (bantuan tilang

polisi, dsb)

KESIMPULAN

Kesimpulan (1)

Kebiasaan supir angkot yang berhasil diamati adalah

„ngetem‟

Memaksa 7-5

Putar balik

Ugal-ugalan

Menaikkan ongkos secara sepihak

Kesimpulan (2)

Supir angkot secara pengetahuan dan teknologi sudah cukup

baik.

Secara sosial supir angkot memiliki organisasi untuk

membantu mereka sehingga ikatan antar mereka cukup kuat.

Sistem perangkutan angkot di Bandung rata-rata

menggunakan sistem setoran.