Berbagai Kebijakan Pemerintahan Kolonial yang Memicu Perlawanan Lokal

Post on 16-Apr-2017

1.783 views 51 download

Transcript of Berbagai Kebijakan Pemerintahan Kolonial yang Memicu Perlawanan Lokal

BERBAGAI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOLONIAL YANG

MEMICU PERLAWANAN LOKAL

NAMA ANGGOTAThufailah Mujahidah (k)Alfa Miranti KElsa Salsa FInez Safira AIzzata LintalanaNuzulul FaraPutri TaniaSafa Salma Diva HVirda

KEBIJAKAN PEMERINTAH PORTUGIS

MONOPOLI PERDAGANGAN REMPAH-REMPAH1512, Portugis (dalam pimpinan Antonio Abreau)

sampai di Maluku;Portugis memanfaatkan kesempatan dalam

persaingan Ternate dan Tidore;Disambut baik rakyat Maluku, karena mengira

kalau Portugis akan membantu mereka;1522, Portugis mendirikan Benteng Saint John dan

menuntut imbalan monopoli perdangan rempah-rempah;

Saat Portugis bersitegang dengan Spanyol, Ternate meminta bantuan pada Portugis. Syaratnya monopoli perdangan rempah-rempah;

Rakyat Maluku dirugikan, Portugis diuntungkan.

PENYEBARAN AGAMA KRISTENMenyebarkan agama Katolik;Fransiscus Xaverius, seorag misionaris yang

tiba di Ambon pada 14 Februari 1546. Tiba di Ternate tahun 1547 dan terus menyebarkan agama Katolik di Kepulauan Maluku.

PERLAWANAN RAKYAT MALUKUKarena keserakahan Portugis, rakyat Maluku

memutuskan untuk bersatu dalam melawan Portugis;

1533, Sultan Ternate menyerukan kepada rakyat Maluku untuk mengusir Portugis;

1570, dibawah pimpinan Sultan Hairun, rakyat Ternate melakukan perlawanan. Sayangnya, ia terbunuh di Benteng Duurstede;

1570-1575, peperangan dipimpin Sultan Babullah. Portugis angkat kaki dan diusir ke Tidore dan Ambon.

KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA

MONOPOLI PERDAGANGAN REMPAH-REMPAHPeraturan VOC dalam perdagangan rempah-rempah:1. Verplichte Leverantie (penyerahan wajib hasil

bumi)2. Contingentern (membayar pajak berupa hasil

bumi)3. Ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-

rempah yang boleh ditanam.4. Ekstirpasi (menebang tanaman rempah-rempah)5. Pelayaran Hongi (pelayaran)

MONOPOLI PERDAGANGAN REMPAH-REMPAHHukuman terhadap para pelanggar peraturan monopoli disebut ekstirpasi (pembinasaan tanaman rempah-rempah milik petani yang melanggar monopoli, dan pemiliknya disiksa atau bisa-bisa dibunuh)

Akibatnya, penderitaan rakyat memuncak.

CAMPUR TANGAN TERHADAP MASALAH INTERNAL KERAJAANPolitik adu domba atau pecah belah (Devide et Impera) bertujuan untuk menguasai suatu kerajaan dengan mengadu domba sebuah sistem kerajaan.

Ex: Konflik antara Sultan Hasanudin dari Makasar dengan Aru Pallaka dari Kesultanan Bone yang memberi jalan Belanda untuk menguasai Kerajaan-Kerajaan di Sulawesi tersebut.

EKSPANSI WILAYAH DEMI MELANCARKAN KEBIJAKAN PINTU TERBUKATanam paksa yang mula diterapkan pada

tahun 1830, secara bertahap akhirnya dihapuskan oleh pemerintahan Belanda.

Diadakannya Politik Pintu Terbuka sebagai gantinya (berdasalarkan UU agraria 1870)

i. Undang – Undang Agrarian1. Tanah Indonesia dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

tanah rakyat dan tanah pemerintah.2. Tanah rakyat dibedakan atas: tanah milik yang sifatnya bebas

dan tanah untuk keperluan penduduk desa yang sifatnya bebas.

3. Tanah pemerintah adalah tanah yang bukan milik rakyat, yang dapat dijual atau disewakan untuk dijadikan perkebunan.

ii. Undang – Undang Gula1. Sewa hanya dapat dilakukan antara satu sampai dua tahun.2. Uang sewa sebesar hasil dari satu kali panen petani, kalau

tanah itu dikerjakan oleh petani.3. Investor asing wajib mengadakan perjanjian langsung atau

kontrak dengan petani.

Berikut ini beberapa perkebunan asing yang muncul di Indonesia :1) Perkebunan tembakau di Deli, Sumatra Utara.2) Perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa Timur.3) Perkebunan kina di Jawa Barat.4) Perkebunan karet di Sumatra Timur.5) Perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.6) Perkebunan teh di Jawa Barat dan Sumatera Utara.

AROGANSI BELANDA TERHADAP KERAJAAN PRIBUMI1. Monopoli yang dilakukan oleh Belanda2. Tanam paksa3. Politik Etis4. Politik Pintu Terbuka5. Kerja Rodi6. Ekspansi wilayah

ADANYA PRAKTIK DISKRIMANASI TERHADAP PENDUDUK PRIBUMIDigolongkan berdasarkan status sosial dan kedudukannya:Golongan Eropa (Belanda, Inggris, Amerika,

Belgia, Swiss, dan Prancis), Orang-orang Indonesia ( turunan Pribumi

dan Eropa),Orang-orang keturunan Timur asing (Cina),Orang-orang pribumi (Indonesia), golongan

timur asing (Tionghoa, India, dan Arab), dan Golongan Pribumi.

PENDERITAAN RAKYAT AKIBAT SISTEM TANAM PAKSA , KEBIJAKAN PINTU TERBUKA, DAN POLITIK ETIS Tanam paksa: Penurunan produksi tanaman lokal terutama

padi yang beralih pada tanaman yang laku diekspor

Berkurangnya kepemilikan tanah petani yang harus dibagi untuk pemerintah belanda

Penderitaan fisik dan mental karena kelebihan beban kerja

PENDERITAAN RAKYAT AKIBAT SISTEM TANAM PAKSA , KEBIJAKAN PINTU TERBUKA, DAN POLITIK ETIS

KEBIJAKAN PINTU TERBUKA1. Kemerosotan tingkat kesejahteraan

penduduk2. Adanya krisis perkebunan 3. Menurunnya konsumsi bahan makanan,

sementara pertumbuhan penduduk Jawa meningkat cukup pesat.

4. Rakyat menderita karena masih adanya kerja rodi

PENDERITAAN RAKYAT AKIBAT SISTEM TANAM PAKSA , KEBIJAKAN PINTU TERBUKA, DAN POLITIK ETIS POLITIK ETIS (POLITIK BALAS BUDI)Membangun perkebunan-perkebunan

Belanda Memindahkan penduduk ke daerah

perkebunan untuk kerja rodiStratifikasi dalam pendidikan