Post on 14-Jun-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya
interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks
penyelenggaraan ini, guru merencanakan kegiatan pengajarannya secara
sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan rencana tentang
pendidikan yang di kemas dalam bentuk kurikulum. Dan kurikulum yang
berorientasi pada kemajuan system pendidikan nasional yang tidak mampu
terealisasi secara maksimal, salah satu penyebabnya adalah dikarenakan
lemahnya proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan riil dan proses pembelajaran di sekolah
dewasa ini kurang meningkatkan kreatifitasa dari siswa dalam proses
pembelajaran khususnya. Dalam hal ini dikarenakan masih banyak tenaga
pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam
kegiatan pembelajarannya, dan suasana belajar terkesan kaku dan didominasi
oleh guru itu sendiri.
Proses pembeajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini
cenderung menitik beratkan pada pencapaian target materi kurikulum yang
mementingkan pada pemahaman konsep, bukan pada pemahaman yang harus
dicapai. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran pembelajaran di
dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi,
biasanya guru menggunakan ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat,
dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa
untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadikan siswa
bersifat pasif.
Upaya peningkatan prestasi belajar tidak mampu lepas dari berbagai
factor yang mempngaruhinya. Diantaraya melalui pengelolaan kelas atau
metode yang digunakan. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat
1
membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disuakai oleh peserta didik.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan
menggunakan model, teknik, dan strategi, atau tipe pembelajaran yang tepat.
Salah satunya dengan teknik pembelajaran ala jigsaw yang lebih menuntut
keaktifan siswa secara individual untuk turut serta berberan aktif dalam proses
pembelajarannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaianakah deskripsi dari teknik pembelajaran ala jigsaw?
2. Bagaimanakah langkah-langkah atau preosedur dalam pelaksanaan
pembelajaran ala jigsaw?
3. Bagaimanakah tips dari pelaksanaan dari pembelajaran ala jigsaw
4. Bagaimanakah penerapan pembelajaran ala jigsaw dalam sebuah materi?
Berikan contoh!
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan teknik pembelajaran ala jigsaw
2. Mendeskripsikan langkah-langkah dan prosedur dari pelaksanaan
pembelajaran ala jigsaw
3. Memberikan tips pelaksanaan dari pembelajaran ala jigsaw agar dapat
terlaksana dengan baik
4. Memberikan contoh penerapan pembelajran ala jigsaw dalam sebuah
materi ajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-teman di Texas, dan kemudian diadaptasi oleh slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends:2001) . Teknik mengajar
jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode cooperative
learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,
mendengarkan ataupun bicara.1
Belajar ala jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan teknik
yang paling banyak dipraktikkan. Teknik ini serupa dengan pertukaran
kelompok dengan kelompok, namun ada satu perbedaan penting: yakni tiap
siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternative menarik bila ada
materi belajar yang bias disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-
bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu
yang, bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain,
membentuk kumpulan pengetahuan atau keterampilan yang padu.2
Dalam teknik ini guru memperhatikan schemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar
bahan pelajaran lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerjasama dengan
sesame siswa lain dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe
pembelajarn kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar
dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompok.3
1 http://mas-devid.blogspot.com/2009/04/pendekatan-metode-jigsaw.html 2 Melvin L. Siberman, Active Learning 101 Cara Balajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa
Media,2006). Hal. 1803 http://ipotes.wordpress.com/2008/05/15/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw/
3
Model pembalajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran
yang harus dipelajari dan menyampaiakan materi terebut kepada anggota
kelompok yang lain. Jigsaw didisain untuk menigkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran
orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut
kepada anggota kelompok yang lain. Dengan demikian, “siswa saling
tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif
untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.4
Para anggota dari tim-tim berbeda dengan topic yang sama
bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang
topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siwa
itu kembali kepada tim/ kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya
pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan kelompok
siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan
sebagai berikut:
4 Anita Lie, Cooperatif Learning, (Jakarta: Grasindo, 2007). Hal. 161
4
+ =x o
+ =x o
+ =x o
+ =x o
+ ++ +
= == =
x xx x
o oo o
Kelompok asal
Kelompok ahli
B. Prosedur
1. Pilihlah meteri yang bias dipecah menjadi beberapa bagian, bias
sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragraph. (jika materinya
panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum
pelajaran).
Contoh antara lain:
Modul berisi beberapa point penting
Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan
Sebuah naskah yang memiliki bagian atau subjudul yang berbeda
Sebuah daftar definisi
Sejumlah artikel setebal majalah atau jenis materi bacaan pendek
yang lain.
2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa.
Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa.
Dimisalkan bahwa anda bias membagi materi pelajaran menjadi tiga
segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk
kuartet (kelompok empat anggota), dengan memberikan segmen 1, 2
atau 3 kepada tiga kelompok. Kemudian perintahkan tiap kuartet atau
“kelompok nelajar” untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari
materi yang mereka terima. (jika menghendaki, Anda dapat
membentuk dua pasang “rekan belajar” terlebih dahulu dan kemudian
menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi kuartet untuk
berkonsultasi dan saling berbagi pendapat)
5
3. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok “belajar
ala jigsaw”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok
belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan, anggota dari
tiap kuartet dapat berhitung mulai dari 1,2,3, dan 4. Kemudian
bentuklah kelompok belajar ala jigsaw dengan jumlah yang sama.
Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan
ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan
segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan urutannya.5
Keseluruhan penjelasan kelompok
Kelompok belajar
Kelompok belajar bersama
C. Tips
1. Berikan tugas baru, misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang
didasarkan pada pengetahuan akumulatif dari semua anggota
kelompok belajar jigsaw
5 Melvin L. Siberman, Active Learning … Hal. 180-182
6
2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari keterampilan, sebagai
alternative dari pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk
saling mengajarkan keterampilan yang telah mereka pelajari.6
D. Contoh Materi
Sesuai dengan prosedur yang telah ada di atas, di sini terdapat contoh
materi yang bisa diterapkan. Berikut kajian pustakanya:
1. Pengertian Sholat
Sholat menurut bahasa berarti do’a. menurut istilah adalah ibadah berupa
tindakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan
memenuhi syarat dan rukun yang ditentukan dengan tujuan pasrah dan
mencari ridho Allah.
2. Syarat Wajib Sholat
Yang dimaksud dengan syarat wajib adalah syarat-syarat atau hal-
hal yang menjadikan seseorang diwajibkan mengerjakan sholat. Adapun
syarat-syarat wajib sholat adalah sebagai berikut:
a. Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Suci (dari haid dan nifas bagi wanita)
d. Berakal
e. Dakwah telah sampai
f. Melihat atau mendengar, orang yang buta dan tuli sejak lahir tidak
dituntut dengan hukum karena tidak ada jalan baginya untuk belajar
hukum-hukum Islam.
g. Jaga (orang yang tidur idak wajib sholat, begitu juga orang yag lupa)
3. Syarat Sah Sholat
Syarat adalahsesuatu yang harus dipenuhi sebelum melakukan
sesuatu pekerjaan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan syarat sah
6 Melvin L. Siberman, Active Learning … Hal. 182
7
adalah sesuatu yang harus dipenuhi sbelum melakukan shalat sehingga
shalat dihukumi sah.
Adapun syarat-syarat sah sholat adalah sebagai berikut:
a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil
b. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis
c. Menutup aurat (aurat ditutup dengan sesuatu yang menghalangi
terlihatnya wana kulit. Aurat laki-laki antara pusar dan lutut. Aurat
perempuan seluruh badannya, kecuali muka dan telapak tangan).
d. Mengetahui masuknya waktu sholat
e. Menghadap ke kiblat
4. Rukun Sholat
Rukun sholat adalah sesuatu yang harus dikerjakan pada saat
melakukan sholat. Adapun rukun sholat adalah sebagai berikut:
a. Niat
b. Berdiri bagi yang mampu
c. Takbirotul ihrom (dengan membaca Allahu Akbar)
Ketiga ruku diatas dikerjakan dalam satu pekerjaan
d. Membaca surat al- Fatihah
e. Ruku’ disertai tuma’ninah (diam sejenak)
f. I’tidal disertai tuma’ninah
g. Sujud dua kali disertai tuma’ninah
h. Duduk diantara dua sujud disertai tuma’ninah
i. Duduk akhir
j. Membaca tasyahud akhir
k. Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW
l. Menugucapkan salam yang pertama menoleh ke kanan
m. Menertibkan rukun
8
5. Sunnah-Sunnah Dalam Sholat
Sunnah adalah sesuatu yang lebih utama dilakukan tetapi tidak
sampai membatalkan atau menyebabkan sholat itu tidak sah bila
ditinggalkan.
Adapun yang termasuk dalam sunnah-sunnah sholat adalah:
a. Mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ihrom
b. Mengangkat tangan ketika akan ruku’
c. Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan
keduanya diletakkan di bawah dada
d. Melihat kea rah tempat sujud, kecuali saat membaca syahadat tauhid
e. Membaca do’a iftitah sesudah takbirotul ihrom dan sebelum
membaca surat al Fatihah
f. Membaca taawuz sebelum membaca basmalah
g. Diam sebentar sebelum membaca surat al fatihah dan sesudahnya
h. Membaca “Amin” sesudah membaca surat al Fatihah
i. Membaca surat atau ayat al Qur’an sesudah membaca al Fatihah
j. Makmum mendengarkan bacaan imam
k. Mengeraskan bacaan surat al Fatihah dan bacaan ayat-ayat al Qur’an
pada rakaat pertama dan kedua dalam sholat maghrib, isya’ dan subuh
l. Membaca takbir ketika turun naik (takbir intiqal),kecuali saat I’tidal
m. Membaca “sami’allahu liman hamidah” saat bangkit dari rukuk
n. Membaca “rabbana walakal hamdu” katika I’tidal
o. Meletakkan telapak tangan di atas lutut ketika rukuk
p. Membaca tasbih tiga kali ketika rukuk
q. Membaca tasbih tiga kali ketika sujud
r. Membaca doa ketika duduk diantara dua sujud
s. Duduk iftirasy (bersimpuh) pada saat rakaat 1 dan 3 selesai
t. Duduk tawarruk (duduk pada tahiyat akhir)
u. Duduk istirahat (sebentar) sesudah sujud kedua sebelum berdiri
v. Bertelekan ke tanah ketika hendak berdiri dari sujud
w. Member salam yang kedua menoleh ke kiri
9
x. Saat member salam hendaklah diniatkan memberi salam kepada yang
di sebelah kanan dan kirinya. Apabila menjadi imam diniatkan
diniatkan member salam kepada makmum dan makmum niat
menjawab imam
6. Hal-Hal Yang Membatalkan Sholat
Sholat menjadikan salah satu hal-hal sebagai berikut:
a. Meninggalkan salah satu rukun atau memutuskan rukun sebelum
sempurna dengan sengaja.
b. Meninggalkan dengan sengaja sengaja di luar bacaan sholat
c. Bergerak lebih dari tiga kali (selain gerak sholat)
d. Makan dan minum
e. Berubah niat
Dari materi diatas dapat diterapkan menggunakan prosedur
pembalajaran ala jigsaw dengan membagi tiap materi sesuai dengan kelompok
dan aturan-aturan yang ada.
10
BAB III
KESIMPULAN
1. Belajar ala jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan teknik yang
serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, namun ada satu
perbedaan penting: yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan
alternative menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau
dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan.
Tiap siswa mempelajari sesuatu yang, bila digabungkan dengan materi
yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau
keterampilan yang padu. Di sini terdapat kelompok ahli dan kelompok
asal.
2. Langkah-langkah atau preosedur dalam pelaksanaan pembelajaran ala
jigsaw di sini adalah:
a. Pilihlah meteri yang bias dipecah menjadi beberapa bagian, bisa
sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragraph. (jika materinya
panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum
pelajaran).
b. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa.
Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa.
c. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok “belajar
ala jigsaw”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok
belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan, anggota dari
tiap kuartet dapat berhitung mulai dari 1,2,3, dan 4. Kemudian
bentuklah kelompok belajar ala jigsaw dengan jumlah yang sama.
Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan
ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan
segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan urutannya.7
7 Melvin L. Siberman, Active Learning … Hal. 180-182
11
Keseluruhan Penjelasan Kelompok
Kelompok Belajar
Kelompok Belajar Bersama
3. Tips:
a. Berikan tugas baru, misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang
didasarkan pada pengetahuan akumulatif dari semua anggota
kelompok belajar jigsaw
b. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari keterampilan, sebagai
alternative dari pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk
saling mengajarkan keterampilan yang telah mereka pelajari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)
Gredler, Margareth, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Rajawali, 1991)
Hill, Lynne, Pembelajaran Yang Baik, (Kuningan: Buletin PGRI (Edisi ke-23)/ Juni. 2008)
L. Siberman, Melvin, Active Learning 101 Cara Balajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2006).
Lie, Anita, Cooperatif Learning, (Jakarta: Grasindo, 2007).
Sudirwo, Daeng, Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi Daerah, (Bandung: Andira, 2002)
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/15/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw/
http://mas-devid.blogspot.com/2009/04/pendekatan-metode-jigsaw.html
13
PEMBELAJARAN ALA JIGSAW
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pembelajaran
Oleh:KELOMPOK 4:
ZAINI TAMIM AR D31207016ANSHORI D31207019M YULIS SETIAWAN D01207090SUFIYAH NURUL AZMI D01207096M HARYO WIBOWO D01207110ZAKIYATUL FAIZAH D01207234
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2009
14