Post on 03-Jan-2016
1. Anatomi
Tulang tengkorak terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital7.
Regio temporal pada kalvaria memiliki tulang yang tipis, namun dilapisi oleh otot temporalis
yang tebal. Basis kranii berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat
bergerak akibat proses akselerasi maupun deselerasi. Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa
yaitu : fossa cranii anterior, fossa cranii media dan fossa cranii posterior.1
Fossa crania anterior menampung lobus frontal cerebri, dibatasi di anterior oleh permukaan
dalam os frontale, batas superior adalah ala minor ossis spenoidalis. Dasar fossa dibentuk oleh
pars orbitalis ossis frontale di lateral dan oleh lamina cribiformis os etmoidalis di medial.
Permukaan atas lamina cribiformis menyokong bulbus olfaktorius, dan lubung lubang halus pada
lamini cribrosa dilalui oleh nervus olfaktorius.2
Pada fraktur fossa cranii anterior, lamina cribrosa os etmoidalis dapat cedera. Keadaan ini
dapat menyebabkan robeknya meningeal yang menutupi mukoperiostium. Pasien dapat
mengalami epistaksis dan terjadi rhinnore atau kebocoran CSF yang merembes ke dalam hidung.
Fraktur yang mengenai pars orbita os frontal mengakibatkan perdarahan subkonjungtiva
(raccoon eyes atau periorbital ekimosis) yang merupakan salah satu tanda klinis dari fraktur basis
cranii fossa anterior.2
Fossa cranii media terdiri dari bagian medial yang dibentuk oleh corpus os sphenoidalis dan
bagian lateral yang luas membentuk cekungan kanan dan kiri yang menampung lobus temporalis
cerebri. Di anterior dibatasi oleh ala minor os sphenoidalis dan terdapat canalis opticus yang
dilalui oleh n.opticus dan a.oftalmica, sementara bagian posterior dibatasi oleh batas atas pars
petrosa os temporal. Dilateral terdapat pars squamous pars os temporal.1
Fissura orbitalis superior, yang merupakan celah antara ala mayor dan minor os sphenoidalis
dilalui oleh n. lacrimalis, n.frontale, n.trochlearis, n, occulomotorius dan n. abducens. Fraktur
pada basis cranii fossa media sering terjadi, karena daerah ini merupakan tempat yang paling
lemah dari basis cranii. Secara anatomi kelemahan ini disebabkan oleh banyak nya foramen dan
canalis di daerah ini. Cavum timpani dan sinus sphenoidalis merupakan daerah yang paling
sering terkena cedera. Bocornya CSF dan keluarnya darah dari canalis acusticus externus sering
terjadi (otorrhea). N. craniais VII dan VIII dapat cedera pada saat terjadi cedera pada pars
perrosus os temporal. N. cranialis III, IV dan VI dapat cedera bila dinding lateral sinus
cavernosus robek.2
Fossa cranii posterior menampung otak otak belakang, yaitu cerebellum, pons dan medulla
oblongata. Di anterior fossa di batasi oleh pinggi superior pars petrosa os temporal dab di
posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars squamosa os occipital. Dasar fossa cranii posterior
dibentuk oleh pars basilaris, condylaris, dan squamosa os occipital dan pars mastoiddeus os
temporal.1
Foramen magnum menempati daerah pusat dari dasar fossa dan dilalui oleh medulla
oblongata dengan meningens yang meliputinya, pars spinalis assendens n. accessories dan kedua
a.vertebralis. 2
Pada fraktur fossa cranii posterior darah dapat merembes ke tengkuk di bawah otot otot
postvertebralis. Beberapa hari kemudian, darah ditemukan dan muncul di otot otot trigonu
posterior, dekat prosesus mastoideus. Membrane mukosa atap nasofaring dapat robek, dan darah
mengalir keluar. Pada fraktur yang mengenai foramen jugularis n.IX, X dan XI dapat cedera. 2
Pada dasar basis cranii dari sisi internal, terdapat beberapa garis yang mendesak ruang
seperti yang terlihat pada gambar a. Dapat pula dilihat predileksi garis fraktur yang sering pada
basis cranii seperti yang terlihat pada gambar b.
REFERENSI
1. Netter FH, Machado CA. Atlas of Human Anatomy. Version 3. Icon Learning System
LLC;2003.
2. Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L, Hartanto H,
Listiawati E, Susilawati, Suyono J, Mahatmi T, dkk, penerjemah. Anatomi Klinik Untuk
Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC: 2006.740-59
Os Spenoidale
Os speno i a l e t e rd i r i a t a s ko rpus o s s i s speno ida l e d i t engah - t engah kedua
pasang sayap kiri dan kanan,juga sebelah depan atas sayap kecil dan sebelah
belakang bawah s ayap be sa r .Sayap kec i l mempunya i t a j u menu ju ke bawah
d i s ebu t
prosesus pterigoideus
.bagian tengah mempunyai lekuk yang disebut
sella tursika (pelana turki)
yaitu tempat kelenjar hipofisis.Lekuk sebelah lateral dibatasi oleh
prosessus klinoideus medius
, di bagianbdepan dibatasi oleh
tuberculum salle
dan dibelakang oleh
dorsum salle
.Pada sebelah lateraldaridorsum sale terdapat sulkus karotis tempat arteri karotis interna.Korpus
ossis spenoidale mengandung rongga berisi sinus spenoidalis yang berhubungan
dengan rongga hidung oleh apartura sinus spenoidalis.Sayap besar
tempat perlengketan foramen optikus dilalui oleh nervus optikus dan mempunyai taju yang
tajamdisebut prosessus klinoideus anterior.
Os Ethmoidale
Os E thmoida l e t e rd i r i a t a s l amina k r i b ro sa , l amina
pe rpend iku l a r i s , dan labirintus ethmoidalis10
1.
Lamina Kribrosa
: membentuk dasar tengkora,(kribrum sama dengan saringan)terdapat lubang halus
tempat saraf pembau (nervus olfaktorius),pada
permukaana t a s t e rdapa t ba lung (k r i s t aga l i ) un tuk pegangan s e l apu t
o t ak .Pada bag i an t ep idepan da r i kanan k r i s t aga l i t e rdapa t
labirinthus ethmoidalis
,sedangkan bagiansamping terdapat lamina papyrase.2.
Lamina perpendikularis
: s ebuah t u l ang t ap i s t egak l u ru s pada l amina k r i b ro sa menuju ke bawah
membentuk sekat rongga hidung3.
Lamina papyrase
: membentuk dinding orbita (lekuk mata)bagian media labirinthusethmoidalis membentuk
beberapa bagian yang menonjol dalam rongga hidung.