Post on 19-Jun-2015
description
Si Jangkung yang Kuat dan Ramah Lingkungan
Teknik Sipil tentunya tidak terlepas dari konstruksi. Dewasa ini, konstruksi
bangunan yang banyak dibangun berasal dari kayu dan besi, namun seiring
dengan mahalnya kayu dan besi, maka orang mencari alternatif bahan yang murah
dan dapat dijadikan sebagai bahan bangunan.
Coba kita ulik si jangkung ini !
Kita tahu bambu merupakan bahan bangunan yang murah dan mudah
diperoleh di Indonesia, namun masih banyak orang yang memandang dengan
sebelah mata kegunaan bambu ini. Ternyata di Indonesia sekitar 80% batang
bambu dimanfaatkan untuk bidang konstruksi, selebihnya dimanfaatkan dalam
bentuk lainnya seperti kerajinan, perabot rumah tangga, sumpit, industri kertas
serta keperluan lainnya. Dibandingkan bahan bangunan lainnya seperti beton,
alumunium dan baja, bambu merupakan bahan yang berkelanjutan karena
memenuhi kriteria ekonomis (dapat dibeli dengan harga terjangkau), ekologis
(bersifat ramah lingkungan) dan efesiensi teknis (cepat dan relatif mudah dalam
pengerjaannya).
Kita tinjau beberapa prinsip bangunan tahan gempa yaitu berstruktur ringan,
dibuat dari satu jenis bahan bangunan (monolit), dan memiliki kejelasan jalur
gaya vertikal dan horisontal, maka penggunaan bahan bangunan bambu dapat
memenuhi syarat tersebut. Sifat elastis dan berat bahan cukup ringan dapat
menjamin kestabilan struktur bambu pada saat terjadi gempa (Ridwanti, 2002).
Bahan bambu dapat digunakan sebagai elemen bangunan lainnya seperti rangka
dinding, rangka atap, plafond, plat lantai, jendela dan pintu. Sebagai bahan
bangunan, bambu memiliki keunggulan karena struktur dan juga karena
perbandingan kekuatan dan berat yang dimilikinya. Serat bambu yang panjang
menambah kekuatan bambu dan bahkan melebihi kayu pada umumnya, dan
bahkan mengalahkan baja. Di sisi lain, bambu memiliki kadar lignin yang rendah,
komponen punyusun utamanya adalah asam salisilat, yang memberikan
kelenturan sekaligus kekuatan pada bambu.
Bambu mempunyai kekuatan cukup tinggi, kuat tariknya dapat disaingkan
dengan baja. Bambu berbentuk pipa sehingga momen kelembamannya tinggi,
oleh karena itu bambu cukup baik untuk memikul momen lentur. Selain itu,
bambu mempunyai kelenturan yang tinggi, ditambah dengan sifat bambu yang
elastis, struktur bambu mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap angin maupun
gempa.
Kita tahu bahwa bambu merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui, maka dalam mendapatkannyapun, bambu bisa dihasilkan lagi dalam
waktu singkat. Bambu juga termasuk bahan yang praktis, dapat dibongkar pasang.
Rumpunnya dapat melindungi fungsi tanah, yaitu mengurangi penguapan dan
meningkatkan kapasitas perembesan, sehingga kapasitas air tanah meningkat.
Keunggulan bambu sebagai bahan bangunan, diantaranya yaitu bambu mudah
dipotong, dilubangi, diangkat serta mudah dalam perawatannya. Bambu juga
cocok untuk segala jenis struktur konstruksi, baik untuk konstuksi permanen
maupun konstruksi sementara. Kekuatan dan kelenturannya terbukti sebagai
bahan yang aman untuk daerah yang rentan gempa bumi, seperti Indonesia.
Berarti, cocok dong untuk dipakai sebagai bahan bangunan di Indonesia?
Bambu tidak bersifat polutif, seluruh bagian bambu dapat digunakan dan
tidak ada yang terbuang. Maka jelas bahwa bambu merupakan bahan bangunan
yang ramah lingkungan.
Kendala yang paling mendasar dalam usaha penggunaan bambu untuk
bahan bangunan yaitu sebagian besar masyarakat masih beranggapan bahwa
produk yang terbuat dari bambu selalu dihubungkan dengan tingkat kemiskinan
pemiliknya. Kedua, banyak orang yang menganggap bahwa bambu sering rusak
dan mudah dimakan kumbang bubuk. Ketiga, kekuatan bambu belum diimbangi
dengan teknik sambungan yang kuat.
Pemanfaatan bambu sebagai bahan bangunan masih sangat terbatas karena
gaya hidup masyarakat Indonesia yang berubah akibat modernisasi. Dalam desain
bangunan, masyarakat lebih banyak memilih merancang bangunannya dengan
baja atau kayu. Mereka berpendapat bahwa baja dan kayu adalah material yang
kuat untuk bangunan. Selain kuat, masyarakat juga terbawa arus modernisasi
dengan menciptakan desain-desain bangunan yang unik dari baja atau kayu.
Padahal, bangunan dari bambu tidak kalah unik, lho ! Perlu kita tahu juga menurut
penelitian professor Morisco, seorang ahli dari Yogyakarta yang mendalami
tentang bambu, kekuatan bambu melebihi kemampuan baja tulangan yang
konvensional. Kulit bambu putus pada kekuatan 450 mega pascal, sedangkan baja
tulangan hanya 330 mega pascal. Bukankah bambu lebih kuat daripada baja
tulangan?
Selain itu, kita perlu sadari bahwa sejak dahulu hingga kini yang menjadi
bahasan masalah tentang alam adalah global warming. Salah satu yang menjadi
penyebab timbulnya global warming adalah hutan yang semakin sedikit. Mengapa
hutan di Indonesia semakin sedikit? Ini disebabkan karena banyaknya penebangan
hutan, yang legal maupun illegal. Penebangan hutan? Untuk apa? Ya, banyak
penebangan hutan karena tingginya permintaan kayu di masyarakat. Kayu dipakai
untuk mendirikan bangunan, lemari, meja, kursi, dan sebagainya.
Nah, yang perlu kita perhatikan adalah cara kita meminimalisir global
warming yang akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Salah satunya
adalah dengan cara meminimalisir pula penebangan hutan yang menyebabkan
hutan gundul. Berarti, kita perlu alternatif lain sebagai pengganti kayu dan baja. Si
jangkung inilah yang dapat menjadi alternatifnya.
Salah satu kendala yang saya sebutkan di atas adalah kita belum
mengimbangi kekuatan bambu dengan teknik sambungan yang tepat. Maka dari
itu saya akan membahas cara penyambungan bambu yang benar.
Bambu yang paling solid adalah bambu petung, ruas bambunya tebal, jika
dipaku tidak mudah pecah. Sedangkan bambu yang lain, bisa juga dipakai, namun
jika dipaku mudah pecah, apalagi dibaut. Jadi untuk menyambung batang bambu
agar cukup panjang, dijadikan tiang antena yang tidak hanya mengandalkan
sambungan baut saja.
Cara penyambungan bambu antar bambu untuk tiang antena yang paling
cocok adalah memakai tali ijuk. Tali ijuknya perlu diredam air dahulu, selanjutnya
dililitkan diantara dua bambu yang disambung tersebut dan dikencangkan secara
khusus dengan cara memelintirkannya. Jika itu dapat dilakukan, maka ketika
sambungan dengan tali ijuk telah mengering, talinya mengerut, jadi sambungan
bertambah kencang. Tentang digunakannya tali ijuk adalah karena kekasaran tali
tersebut, kita tahu bahwa bambu yang baru itu batangnya relatif licin. Kondisi
seperti itulah yang memungkinkan dua bambu dapat disambungkan secara kaku,
jadi ketika bisa ditegakkan maka akan menjadi tiang antena yang baik.
Selain dengan sambungan ijuk, pada konstruksi bambu biasanya digunakan
baut 12 mm untuk menyambung antar bambu. Sambungan dengan baut harus
terlihat rapi dan bersih sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus. Untuk
memasang bautnya, bambu dibor terlebih dahulu, kemudian baut dimasukkan ke
bambu dan diberi mur, (pasang murnya jangan terlalu keras supaya bambu tidak
pecah). Berbeda dengan kayu, adanya rongga pada bambu membuatnya harus
diperlakukan khusus agar tidak mudah pecah. Sambungan dengan baut
menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap gempa (karena
konstruksi akan bergerak mengikuti arah getar gempa). Ini masih ditambah lagi
dengan bobotnya yang ringan sehingga berat keseluruhan struktur tidaklah besar.
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam membuat
konstruksi bambu, yaitu kita hindari menggunakan bambu yang masih muda
untuk konstruksi, umur bambu yang dianjurkan adalah sekitar 3-4 tahun.
Sebaiknya bambu yang akan digunakan dikeringkan dahulu. Lalu, gunakan teknik
pemotongan dan sambungan yang benar, hindari penggunaan paku karena akan
membuat bambu retak dan pecah. Jika menggunakan sambungan baut, upayakan
memasangnya disekitar buku bambu, karena pemasangan di tengah-tengah ruas
dapat membuat bambu pecah ketika baut dikencangkan. Manfaatkan keberadaan
nodes (buku diantara ruas) ketika kita membangun menggunakan bambu. Buku
bambu ini sangat penting, tiang bambu harus menyisakan buku di kedua ujung
bambu untuk mempertahankan kekuatan, jika tidak tekanan akan menyebabkan
ruas bambu menjadi retak dan pecah. Memang sangat sulit dan bahkan mustahil
untuk menemukan bambu yang memiliki panjang ruas yang sama, jika kita
terpaksa memotong di bagian tengah ruas, gunakanlah penguat dengan cara
memasukkan kayu ditengah ruas tersebut untuk menggantikan posisi buku dan
menjaga kekuatan bambu.
Maka dari itu, mulai dari sekarang kita bangun persepsi dan kita buka
inovasi baru bahwa bambu merupakan bahan yang baik dan ramah lingkungan
untuk bahan bangunan. Kita harus menyadari bahwa alam kita selama ini sudah
tidak seimbang lagi seperti yang telah saya sebutkan di atas. Banyak bangunan
yang terbuat dari kayu dan baja, banyak sekali penebangan liar yang terjadi.
Dengan demikian, bambu sangat tepat sebagai pengganti kayu dan baja. Bambu
mudah ditanam dalam lahan basah maupun kering, bambu juga bisa ditebang
tanpa merusak hutan.
Bambu adalah material alam organik. Di iklim tropis dengan kelembaban
yang tinggi seperti di Indonesia, jika tanpa pengawetan, bambu hanya dapat
bertahan kurang dari tiga tahun. Bambu memiliki kadar gula yang tinggi yang
merupakan makanan alami kumbang bubuk dan serangga bor. Jika tidak
diawetkan, tentunya bambu tersebut akan mengalami kerusakan biologis,
mengurangi nilai estetis, mengurangi kekuatan dan daya bambu, menyebabkan
pelapukan, retak, pecah sehingga bangunan bambu menjadi rubuh.
Banyak peneliti yang telah mengawetkan bambu dengan berbagai metode.
Salah satunya dengan metode Vertical Soak Diffusion menggunakan larutan
borate yang telah teruji keampuhannya memperpanjang umur bambu hingga
puluhan tahun. Larutan borate ini merupakan bahan pengawet yang ramah
lingkungan dan aman bagi kesehatan. Metode tersebut terbukti efektif melindungi
bambu dari serangan kumbang bubuk dan rayap hingga puluhan tahun. Selain
pengawetan bambu terhadap musuh biologis bambu, desain bambu juga harus
bersahabat dengan bahan bambu sehingga mampu melindungi bambu dari
kelembaban, air hujan, serta panas terik matahari yang dapat merusak fisik
bambu.
Manfaat dari pengawetan tersebut yaitu memperpanjang usia komponen
bambu, mencegah kerusakan, mempertahankan kekuatan dan stabilitas bangunan,
meningkatkan nilai estetis, dan memberi nilai tambah seperti tahan terhadap api.
Banyak sekali manfaat dari pengawetan bambu itu sendiri.
Maka dari itu, mulai dari sekarang kita pelihara lingkungan kita. Jika kita
melindungi alam, alampun akan melindungi kita. Save our earth