Post on 05-Apr-2018
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kuretase bukan ditujukan untuk menggugurkan janin dalam kandungan. Masih banyak kasus lainyang lebih penting untuk dilakukan tindakan kuretase, karena masalah tersebut bisa mengganggu
kesehatan.
Kuretase tak bisa asal dilakukan. Selain harus ada indikasi medis, juga harus ada persetujuan dari
pasangan suami-istri. Dan, keputusan tersebut ditentukan oleh tim dokter dari hasil diagnosa.
Kebanyakan wanita memang punya bayangan mengerikan tentang proses kuretase. Mulai rasasakit sampai khawatir terjadi efek samping. Padahal, menurut konsultan fertilitas dan endokrinolog
RS Cipto Mangunkusumo, dr. Muharam, Sp.OG (K), kuretase justru penting dilakukan untuk
mempersiapkan kehamilan selanjutnya.
Tanpa kuretase, justru bisa memperbesar gangguan pada alat reproduksi wanita, serta dapat
menyebabkan kesulitan memiliki keturunan. Tak hanya untuk kesehatan reproduksi, kuretase juga
bisa dilakukan untuk mengetahui siklus haid yang normal hingga mendeteksi adanya keganasan sel
di dalam rahim
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KURETASE
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan).
Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteridengan melakukan invasi dan memanipulasi instrument (sendok kuret) ke dalam kavum uteri.
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan).
Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan
letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahayakecelakaan misalnya perforasi.
Kuret adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Jaringan itu sendiri
bisa berupa tumor, selaput rahim, atau janin yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudah
meninggal. Dengan alasan medis, tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan. ( Dr.H. Taufik Jamaan, Sp.OG )
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
2/14
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
3/14
Kuretase bisa saja dilakukan pada wanita yang tidak hamil, yang mengalami perdarahan akibat
gangguan haid. Gangguan haid seperti itu, seringkali tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.Begitupun dengan perdarahan yang terjadi pada wanita usia di atas 40 tahun, yang juga terjadi
akibat gangguan haid. Pada kondisi seperti itu, harus dilakukan kuretase, dengan dua tujuan.
Pertama, untuk menghentikan perdarahan akibat adanya sisa-sisa jaringan yang masih tertinggal
dan kedua untuk mencari kepastian apakah jaringan tersebut ganas atau tidak. Bila mengandungkeganasan, akan ditentukan pengobatan selanjutnya sehingga keganasan tersebut segera dapat
dihentikan atau diminimalkan.
4. Kehamilan bermasalah
Wanita yang kehamilannya mengalami masalah, seperti hamil anggur, hamil kosong, ataupun janinmeninggal dalam kandungan, juga harus diatasi dengan kuretase untuk mengeluarkan sisa-sisa
jaringan. Untuk mencegah perdarahan yang bisa saja terjadi.
Banyak wanita yang takut menjalani kuretase. Tapi, bila mengalami masalah seperti yang telah
disebutkan, mau tidak mau kuretase harus dilakukan demi menyelamatkan nyawa. Tindakankuretase sebaiknya dilakukan pada trimester pertama atau maksimal janin berusia 12 minggu.
Sebab, pada saat itu janin belum begitu besar, dan keamanannya cukup tinggi. Tapi, pada kasus
lain, misalnya, janin meninggal dalam kandungan usia 4-5 bulan pun bisa dilakukan meskirisikonya lebih tinggi.
Tindakan kuretase memang relatif aman dilakukan saat usia kehamilan baru menginjak trimester
pertama. Sebab, pada saat itu risiko terjadinya efek samping sangat kecil.
Indikasi Kuretase :
1.Abortus incomplete ( keguguran saat usia kehamilan < 20 mg dengan didapatkan sisa-sisakehamilan, biasanya masih tersisa adanya plasenta). Kuretase dalam hal ini dilakukan untuk
menghentikan perdarahan yang terjadi oleh karena keguguran. Mekanisme perdarahan pada kasus
keguguran adalah dengan adanya sisa jaringan menyebabkan rahim tidak bisa berkontraksi dengan
baik sehingga pebuluh darah pada lapisan dalam rahim tidak dapat tertutup dan menyebabkanperdarahan.
2.Blighted ova ( janin tidak ditemukan, yang berkembang hanya plasenta ). Dalam kasus ini
kuretase harus dilakukan oleh karena plasenta yang tumbuh akan berkembang menjadi suatukeganasan, seperti chorio Ca, penyakit trophoblas ganas pada kehamilan.
3.Dead conseptus ( janin mati pada usia kehamilan < 20 mg ). Biasanya parameter yang jelasadalah pemeriksaan USG, dimana ditemukan janin tetapi jantung janin tidak berdenyut. Apabila
ditemukan pada usia kehamilan 16-20mg, diperlukan obat perangsang persalinan untuk prosespengeluaran janin kemudian baru dilakukan kuretase. Akan tetapi bila ditemukan saat usia
kehamilan < 16 mg dapat langsung dilakukan kuretase.
4.Abortus MOLA ( tidak ditemukannya janin, yang tumbuh hanya plasenta dengan gambaran
bergelembung2 seperti buah anggur, yang disebut HAMIL ANGGUR ). Tanda2 hamil anggur
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
4/14
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
5/14
mengosongkan kandung kemih
membersihkan genetalia eksterna
membantu pasien naik ke meja ginek
Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan Darah, Nadi, Keadaan Jantung, dan Paru paru dansebagainya.
Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis
Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV dengan ketalar.
Sebelum masuk ke ruang operasi, terlebih dahulu pasien harus dipersiapkan dari ruangan
Puasa: Saat akan menjalani kuretase, dilakukan puasa 4-6 jam sebelumnya. Tujuannya supaya
perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal.
Cek adanya perdarahan
Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan
perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan perdarahan, kuret akan ditunda sampai masalah
perdarahan teratasi. Namun tak menutup kemungkinan kuret segera dilakukan untuk kebaikanpasien. Biasanya akan dibentuk tim dokter sesuai dengan keahlian masing-masing, dokter
kandungan, dokter bedah, dokter hematologi, yang saling berkoordinasi. Koordinasi ini akan
dilakukan saat pelaksanaan kuret, pascakuret, dan sampai pasien sembuh.
Persiapan Psikologis
Setiap ibu memiliki pengalaman berbeda dalam menjalani kuret. Ada yang bilang kuret sangat
menyakitkan sehingga ia kapok untuk mengalaminya lagi. Tetapi ada pula yang biasa-biasa saja.
Sebenarnya, seperti halnya persalinan normal, sakit tidaknya kuret sangat individual. Sebab, segi
psikis sangat berperan dalam menentukan hal ini. Bila ibu sudah ketakutan bahkan syok lebih dulusebelum kuret, maka munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan
menambah kuat rasa sakit. Bila ketakutannya begitu luar biasa, maka obat bius yang diberikan bisa
tidak mempan karena secara psikis rasa takutnya sudah bekerja lebih dahulu. Walhasil, dokter akanmenambah dosisnya.
Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan bisa mengatasi rasa takut, biasanyarasa sakit bisa teratasi dengan baik. Meskipun obat bius yang diberikan kecil sudah bisa bekerja
dengan baik. Untuk itu sebaiknya sebelum menjalani kuret ibu harus mempersiapkan psikisnyadahulu supaya kuret dapat berjalan dengan baik. Persiapan psikis bisa dengan berusaha
menenangkan diri untuk mengatasi rasa takut, pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik untuk
mengatasi masalah yang ada. Sangat baik bila ibu meminta bantuan kepada orang terdekat sepertisuami, orangtua, sahabat, dan lainnya. Bila diperlukan, gunakan jasa psikolog apabila ibu tak yakin
dapat mengatasi masalah ini sendirian.
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
6/14
Mengganti baju pasien dengan baju operasi
Memakaikan baju operasi kepada pasien dan gelang sebagai identitas
Pasien dibawa ke ruang operasi yang telah ditentukan
Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan yang akan dilakukan, kemudian pasiendibius dengan anesthesi narkose
Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan monitor EKG
Bebaskan area yang akan dikuret
2) Persiapan petugas
a) mencuci tangan dengan sabun antiseptic
b) baik dokter maupun perawat instrumen melakukan cuci tangan steril
c) memakai perlengkapan : baju operasi, masker dan handscoen steril
d) Perawat instrumen memastikan kembali kelengkapan alat-alat yang akan digunakan
dalamtindakan kuret
e) Alat disusun di atas meja mayo sesuai dengan urutan
3) Persiapan alat dan obat :
a) Alat tenun, terdiri dari :
baju operasi
laken
doek kecil
sarung meja mayo
b) Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan aseptic berisi :
Speculum dua buah (Spekullum cocor bebek (1) dan SIMS/L (2) ukuran S/M/L) speculum 2
Buah.
Sonde (penduga) uterus:
1) untuk mengukur kedalaman rahim
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
7/14
2) untuk mengetahui lebarnya lubang vagina
Cunam muzeus atau Cunam porsio
Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
Bermacam macam ukuran sendok kerokan (kuret 1 SET)
Cunam tampon (1 buah)
Pinset dan klem
Kain steril, dan sarung tangan dua pasang.
Menyiapkan alat kuret AVM
Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
Meja dorong / meja instrument
Wadah instrumen khusus ( untuk prosedur AVM )
AVM Kit (tabung, adaptor, dan kanula)
Tenakulum (1 buah)
Klem ovum/fenster (2 buah)
Mangkok logam
Dilagator/ busi hegar (1 set)
Lampu sorot
Kain atas bokong dan penutup perut bawah
Larutan anti septik (klorheksidin, povidon iodin, lkohol)
Tensimeter dan stetoskop
Sarung tangan DTT dan alas kaki
Set infus
Abocatt
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
8/14
Cairan infus
Wings
Kateter Karet 1 buah
Spuit 3 cc dan 5 cc
2. Obat-obatan :
Analgetik ( petidin 1-2 mg/Kg BB
Indikasi
Nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala
Efek samping
Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan Sediaan Petidin
(generik) injeksi 50 mg/ml, tabl 50 mg
Ketamin HCL 0.5 ml/ Kg BB
Ketamine (Ketalar or Ketaject) merupakan arylcyclohexylamine yang memiliki struktur miripdengan phencyclidine. 11 Ketamin pertama kali disintesis tahun 1962, dimana awalnya obat ini
disintesis untuk menggantikan obat anestetik yang lama (phencyclidine) yang lebih sering
menyebabkan halusinasi dan kejang. Obat ini pertama kali diberikan pada tentara amerika selama
perang Vietnam. Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan rapidacting non barbiturate general anesthesia. Ketalar sebagai nama dagang yang pertama kali
diperkenalkan oleh Domino dan Carson tahun 1965 yang digunakan sebagai anestesi umum.
Ketamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersalivasi , nyeri kepala, pasca anasthesi dapat menimbulkan muntah muntah , pandangan
kabur dan mimpi buruk. Ketamin juga sering menebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris
dan persepsi dan mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan emergencephenomena.
Mekanisme kerja
Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa blok terhadap reseptor opiat dalam otak dan medulla
spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan interaksi terhadap reseptor metilaspartat
dapat menyebakan anastesi umum dan juga efek analgesik.
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
9/14
Efek farmakologis
Efek pada susunan saraf pusat
Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30 detik pasien akan mengalami perubahan tingkat
kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus.Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari, seperti gerakan mengunyah,
menelan, tremor dan kejang. Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan tampak dalam
5-8 menit, sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan sehinggapasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan peningkatan tekanan
darah intrakranial.
Efek pada mata
Menimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata terbuka spontan, terjadi peningkatan tekananintraokuler akibat peningkatan aliran darah pada pleksus koroidalis.
Efek pada sistem kardiovaskular.
Ketamin adalah obat anestesia yang bersifat simpatomimetik, sehingga bisa meningkatkan tekanan
darah dan jantung. Peningkatan tekanan darah akibat efek inotropik positif dan vasokonstriksi
pembuluh darah perifer.
Efek pada sistem respirasi
Pada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi. dapat menimbulkan dilatasi
bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien ashma.
Dosis dan pemberian
Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses pembuluh darahsulit didapat contohnya pada anak anak. Ketamin bersifat larut air sehingga dapat diberikan
secara I.V atau I.M. dosis induksi adalah 1 2 mg/KgBB secara I.V atau 5 10 mg/Kgbb I.M ,
untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB dan harus dititrasi untuk mendapatkan efekyang diinginkan. Untuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau kontinyu. Emberian
secara intermitten diulang setiap 10 15 menitdengan dosis setengah dari dosis awal sampai
operasi selesai.
Efek samping
Dapat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada mulut,selain itu dapatmenimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi,
pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat
meningkatkan tekanan intracranial. Pada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dandiplopia.
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
10/14
Kontra indikasi
Mengingat efek farmakodinamiknya yang relative kompleks seperti yang telah disebutkan diatas,
maka penggunaannya terbatas pada pasien normal saja. Pada pasien yang menderita penyakitsistemik penggunaanya harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial yang meningkat,
misalnya pada trauma kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler meningkat,misalnya pada penyakit glaukoma dan pada operasi intraokuler. Pasien yang menderita penyakitsistemik yang sensitif terhadap obat obat simpatomimetik, seperti ; hipertensi tirotoksikosis,
Diabetes militus , PJK dll.
Tramadol 1-2 mg/ BB
Indikasi
Nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala
Efek samping
Mual, muntah, konstpasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan
dapat menyebabkan kematian. Sediaan Tramadol (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet 50 mg
Sedativa ( diazepam 10 mg)
Indikasi
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status
epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Cara Pemberian
Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat : (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5mg/menit)untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan panik akut, penghentian alkohol akut,
10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam.Catatan : Rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan i.v
tidak mungkin diberikan.
Kontraindikasi
Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, glaukoma
sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh
digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan depresi.
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
11/14
Efek Samping
Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, sakit kepala,
mimpi buruk dan efek amnesia. Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsumakan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut kering, salivasi, sekresi
bronkial atau rasa pahit pada mulut.
Atropine sulfas 0.25- 0.50 mg/ml
Indikasi
Spasme/kejang pada kandung empedu, kandung kemih dan usus, keracunan fosfor organik.
Kontraindikasi
Glaukoma sudut tertutup, obstruksi/sumbatan saluran pencernaan dan saluran kemih, atoni (tidak
adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran pencernaan, ileus paralitikum, asma, miasteniagravis, kolitis ulserativa, hernia hiatal, penyakit hati dan ginjal yang serius.
Dosis : 0.25- 0.50 mg/ml
Oksigen dan regulator
Pemberian oksigen dilakukan setelah post operasi pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui
nasal kanule dan tetap observasi keadaan pasien sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.
5. PERAWATAN SETELAH KURETASE
Perawatan usai kuretase pada umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Harus menjaga bekasoperasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan
intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat
secara teratur. Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jikaternyata muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan, segeralah
memeriksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa saja
ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan baik dan
pasien tinggal menunggu kesembuhannya.
Hal-hal yang perlu juga dilakukan:
1. Setelah pasien sudah dirapihkan, maka perawat mengobservasi keadaan pasien dan terus
memastikan apakah pasien sudah bernapas spontan atau belum
2. Setelah itu pasien dipindahkan ke recovery room
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
12/14
3. Melakukan observasi keadaan umum pasien hingga kesadaran pulih
4. Pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui nasal kanule dan tetap observasi keadaan pasien
sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.
5. Konseling pasca tindakan
6. Melakukan dekontaminasi alat dan bahan bekas operasi
6. DAMPAK SETELAH KURETASE
Terkadang kuret tidak berjalan lancar. Meskipun telah dilakukan oleh dokter kandungan yang
sudah dibekali ilmu kuret namun kekeliruan bisa saja terjadi. Bisa saja pada saat melakukannyadokter kurang teliti, terburu-buru, atau jaringan sudah kaku atau membatu seperti pada kasus
abortus yang tidak ditangani dengan cepat. Berikut adalah dampaknya:
a. Perdarahan
Bila saat kuret jaringan tidak diambil dengan bersih, dikhawatirkan terjadi perdarahan. Untuk itu
jaringan harus diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa sedikit pun. Bila ada sisa kemudianterjadi perdarahan, maka kuret kedua harus segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada kasus
jaringan yang sudah membatu. Banyak dokter kesulitan melakukan pembersihan dalam sekali
tindakan sehingga ada jaringan yang tersisa. Namun biasanya bila dokter tidak yakin sudah bersih,dia akan memberi tahu kepada si ibu, Jika terjadi perdarahan maka segera datang lagi ke dokter.
b. Cerukan di Dinding Rahim
Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai meninggalkan cerukan di dinding
rahim. Jika menyisakan cerukan, dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan rahim.
c. Gangguan Haid
Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim, dikhawatirkan akan
mengganggu kelancaran siklus haid.
d. Infeksi
Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa memicu terjadinya
infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah.
e. Kanker
Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya sekitar 1%. Namun bila kuret tidak dilakukan
dengan baik, ada sisa yang tertinggal kemudian tidak mendapatkan penanganan yang tepat, bisa
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
13/14
saja memicu munculnya kanker. Disebut kanker trofoblast atau kanker yang disebabkan oleh sisa
plasenta yang ada di dinding rahim.
EFEK SAMPING DARI TINDAKAN KURETASI
Rahim berlubang
Kuretase memungkinkan terjadinya lubang pada rahim, atau di dunia kedokteran disebut perforasi
uterus. Hal itu bisa terjadi karena pada saat hamil, dinding rahim sangat lunak, sehingga berisiko
tinggi untuk terjadinya lubang akibat pengerokan sisa-sisa jaringan.
Risiko terjadinya lubang pada rahim semakin besar bila kuretase dilakukam pada ibu yang hamilanggur. Sebab, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum sampai pada tindakan keretase. Pada
hamil anggur, perut ibu biasanya cukup besar. Usia tiga bulan saja biasanya sudah seperti enam
bulan. Karena itu, sebelum kuretase dilakukan, dokter akan mengevakuasi posisi kehamilanmenggunakan vacuum lebih dulu, baru mengerok menggunakan sendok tajam untuk mengeluarkan
sisa-sisa jaringan.
Infeksi
Tindakan kuretase memungkinkan terjadinya infeksi, akibat adanya perlukaan. Tapi, dengan
pengobatan yang tepat, infeksi itu biasanya cepat sembuh.
Sindrom Asherman
Sindrom Asherman adalah terjadinya perlekatan pada lapisan dinding dalam rahim. Karena
lengket, jaringan selaput lendir rahim tidak terbentuk lagi. Akibatnya, pasien tidak mengalami
haid. Ini memang bisa terjadi, karena selaput lendir rahim terkikis habis saat tindakan kuretase.Tapi hal itu masih bisa diatasi dengan pemberian obat, sehingga pasien bisa haid kembali.
Keluar vlek
Vlek-vlek darah bisa saja keluar setelah tindakan kuretase dilakukan, sampai satu minggu
kemudian. Keluarnya vlek-vlek darah itu sangat wajar. Tapi, bagaimanapun harus tetapdikonsultasikan pada dokter, agar bisa diwaspadai. Sebab, bisa saja keluarnya vlek tersebut karena
adanya gangguan pada fungsi pembekuan darah.
Mual dan pusing
Mual dan pusing bisa terjadi akibat pembiusan yang dilakukan. Tapi, kalau muntah pada saat
pasien sedang tidak sadar diri, hal itu perlu diwaspadai.
Nyeri
7/31/2019 Bahan_KuretaseI
14/14
Rasa nyeri, terutama di perut bagian bawah, bisa timbul setelah tindakan kuretase dilakukan.
Untuk menguranginya, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan pereda nyeri. Dan biasanyaakan cepat hilang.
7. TEKNIK PENGELUARAN JARINGAN
Pengeluaran jaringan yaitu setelah serviks terbuka (primer maupun dengan dilatasi), jaringan
konsepsi dapat dikeluarkan secara manual, dilanjutkan dengan kuretase.
1. Sondage, menentukan posisi dan ukuran uterus
2. Masukkan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 90 untuk melepaskan jaringan,kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut
3. Sisa abortus dikeluarkan dengan kuret tumpul, gunakan sendok terbesar yang bisa masuk
4. Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua, dengan eksplorasi jari maupun kuret.
http://medicom.blogdetik.com/files/2009/03/clip-image020.jpg