Post on 26-Oct-2015
description
56
BAB V
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AGAMA
DI SDN TURI 1 KOTA BLITAR
Proses pelaksanaan pembelajaran agama Islam materi Aqidah tentang
Asmaul Husna dengan menggunakan model pembelajaran make a match di SDN
Turi 1dilaksanakan dalam 2 siklus pembelajaran. Pada siklus I hasil tindakan
belum sesuai dengan yang ditargetkan, sehingga tindakan dalam pembelajaran
harus dilanjutkan pada siklus ke-II. Pada siklus II hasil tindakan sudah mencapai
target yang diharapkan. Adapun perincian dan hasil dari setiap tindakan
pembelajaran diuraikan di bawah ini.
A. SIKLUS I
Sebelum siklus I dilaksanakan peneliti melakukan observasi awal yaitu
dengan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa selama pelajaran
agama Islam berlangsung. Tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses
pembelajaran dan wawancara terhadap siswa kelas II SDN Turi 1 Kota Blitar pada
tanggal 30 Januari 2012.
Hasil yang diperoleh dari observasi dan wawancara adalah (1) siswa
mempunyai latar belakang keluarga dan lingkungan yang kurang mendukung
dalam hal menjalankan perintah-perintah agama Islam; (2) selama ini pemilihan
metode pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang tepat sehingga membuat
56
57
proses pembelajaran kurang menarik, pada akhirnya siswa mengalami kesulitan
dalam memahami dan menghafalkan materi pelajaran; (3) keaktifan siswa saat
proses pembelajaran berlangsung sangat rendah; dan (4) hasil belajar siswa
terhadap materi yang diajarkan juga masih rendah kurang dari KKM yang
diterapkan, rata-rata hasil belajar sebelum tindakan siklus I sebesar 62,5
sedangkan KKM yang ditetapkan 75.
Berdasarkan uraian tersebut maka diterapkanlah model pembelajaran make a
match, dimana siklus I dilaksanakan selama 1 kali pertemuan pada hari Rabu
tanggal 1 Pebruari 2012. Adapun penjelasan dari masing-masing tahapan pada
siklus I adalah sebagai berikut ini:
1. Perencanaan Pembelajaran
Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan pembelajaran meliputi: (1)
guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I pada materi
Aqidah tentang Asmaul Husna dan maknanya, dengan indikator: menyebutkan
lima Asmaul Husna dan maknanya serta hafal lima Asmaul Husna dan maknanya;
(2) setelah itu guru membuat LKS (lembar kerja siswa) siklus I; (3) guru
menyusun alat evaluasi pembelajaran; (4) guru membuat lembar observasi untuk
untuk mengobservasi tindakan guru, kelas dan aktivitas siswa; (5) guru
mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian; (6) serta tidak lupa guru
juga mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipakan dalam pembelajaran
di kelas.
58
2. Pelaksaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran agama Islam di kelas II SDN Turi 1 dilaksanakan
selama 1 kali pertemuan pada hari Rabu tanggal 1 Pebruari 2012. Waktu setiap
pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran dimana setiap jamnya terdiri dari 35 menit.
Pelajaran agama Islam di kelas II mulai dilaksanakan pada jam ke 1 yaitu pukul
07.00 WIB sampai jam ke 3 pukul 08.45 WIB. Di dalam pelaksanaan
pembelajaran dibagi dalam tiga kegiatan yaitu (1) kegiatan awal; (2) kegiatan inti;
dan (3) kegiatan akhir. Dimana dalam setiap kegiatan pembelajaran harus
disesuaikan dengan RPP yang telah dirancang, adapun perincian dari pelaksanaan
pembelajaran siklus I ini adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal didahului dengan guru membuka kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam, mengecek absensi dan menyanyakan kabar siswa.
Kemudian guru mengajak siswa untuk membaca surat-surat pendek. Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan tanya jawab: ”Apa arti Asmaul Husna? dan
berapa jumlah Asmaul Husna?. Ketika guru bertanya serentak ada 5 siswa yang
langsung menjawabnya. Guru menjelaskan kepada siswa ketika menjawab
pertanyaan guru harus angkat tangan dulu sebelum menjawabnya dan setelah
ditunjuk baru diperbolehkan menjawabnya. Setelah tanya jawab guru
menginformasikan kepada siswa materi pembelajaran pada hari ini yaitu:
”Asmaul Husna beserta artinya”. Tidak lupa guru juga menginformasikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan ini yaitu: ”Setelah
pembelajaran berakhir diharapkan siswa dapat dan menyebutkan lima Asmaul
59
Husna beserta artinya, yang akan menambah keimanan kita terhadap kebesaran
Allah swt”.
b. Kegiatan inti
Di dalam kegiatan inti langkah pertama yang dilakukan adalah guru
memasang tulisan Asmaul Husna di depan kelas sebagai media pembelajaran dan
siswa mengamati tulisan lima Asmaul Husna dan artinya secara klasikal.
Kemudian siswa secara klasikal membaca lima Asmaul Husna beserta artinya dan
menyanyikannya. Selajutnya sebelum kegiatan pembelajaran dilanjutkan guru
menjelaskan aturan permainan kartu Asmaul Husna yang akan dilaksanakan oleh
siswa. Setelah siswa dianggap paham tentang aturan mainnya guru membagikan
kartu Asmaul Husna dan siswa segera untuk mencari pasangan artinya. Ketika
siswa bermaian kartu Asmaul Husna dan menemukan pasangannya siswa
langsung mengucapkan ”alhamdulillah dan allohu akbar”.
Supaya siswa pemahaman materinya lebih mendalam maka guru mengajak
siswa mengulang permainan kartu beberapa kali dengan membagi kartu yang
berbeda untuk mencari pasangannya. Kekita siswa bekerja guru menggamati kerja
siswa, melakukan penilain, mencatat temuan-temuan baru dan membagikan LKS
(lembar kerja siswa). Setelah itu siswa berdiskusi mengerjakan LKS yang telah
dibagikan guru. Kelompok yang sudah selesai presentasi hasil diskusi di depan
kelas dan kelompok lain diperbolehkan untuk menanggapinya. Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan memajang hasil diskusi di papan pajangan yang
60
terdapat di dalam kelas. Guru bersama siswa menyusun kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Kegiatan akhir
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru memberi pesan moral
kepada siswa agar senantiasa melaksanakan perintah-perintah Alloh swt dan
menjauhi apa-apa yang dilarangnya. Guru juga memberi tugas rumah untuk
menyalin dan menghafal 5 Asmaul Husna beserta artinya. Selanjutnya guru
mengingatkan agar siswa giat belajar ketika dirumah. Kegiatan pembelajaran pada
siklus I diakhiri dengan membaca do’a dan salam penutup.
d. Hasil penilaian aktivitas siswa
Penilaian terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran terdapat dua aspek
belajar yang diteliti yaitu: 1) menyelesaikan kartu soal dengan deskriptor untuk
penilaian: a) siswa secara antusias segera meminta kartu soal kepada guru, b)
siswa mencoba menjawab pertanyaan dari kartu soal yang telah dibagikan, c)
siswa tidak merasa kesulitan saat mencoba menjawab kartu soal, dan d) siswa
mencoba menjawab kartu soal tepat waktu; dan 2) kerja kelompok dengan
deskriptor untuk penilaian: a) siswa secara antusias segera mencari pasangan yang
memiliki kartu soal yang sama, b) siswa segera membentuk kelompok untuk
menyelesaikan kartu soal tersebut, c) siswa dapat bekerjasama dengan
kelompoknya secara baik, dan d) siswa dapat menjawab pertanyaan dari kartu soal
secara bersama-sama.
61
Dari masing-masing aspek pembelajaran dinilai dengan kriteria: 1) nilai
85-100 masuk dalam kriteria baik sekali; 2) 70-84 masuk dalam kriteria baik; 3)
55-69 masuk dalam kriteria cukup; 4) 50-54 masuk dalam kriteria kurang; dan 5)
0-49 masuk dalam kriteria jelek. Tindakan dapat dikatakan berhasil jika tercapai
aktivitas dengan taraf keberhasilan baik atau sangat baik.
Tabel 5.1 Aktivitas Siswa Siklus I
Kelas Interval Klasifikasi f %85-100 Sangat Baik 5 22.770-84 Baik 6 27.355-69 Cukup 7 31.850-54 Kurang 3 13.60-49 Kurang Sekali 1 4.5
Jumlah 22 100.0
Tabel 5.1 menunujukkan bahwa 22,7% atau 5 siswa memperoleh nilai 85-
100 atau dalam kategori sangat baik; ada 27,3% atau 6 siswa memperoleh nilai
antara 70-84 dalam kategori baik; ada 31,8% atau 7 siswa memperoleh nilai
antara 55-69 dalam kategori cukup; ada 13,6% atau 3 siswa memperoleh nilai
antara 50-54 dalam kategori kurang; dan ada 4,5% atau 1 siswa memperoleh nilai
antara 0-49 dalam kategori kurang sekali. Sehingga bisa diketahui bahwa hanya
ada 11 siswa yang memenuhi KKM. Siswa dikatakan lolos KKM jika nilai siswa
dalam kategori baik dan sangat baik. Secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa
dalam pembelajaran kooperatif model make a match pada siklus I adalah 72,5.
Ketuntasan klasikal kelas dalam pembelajaran kooperatif model make a match
pada siklus I sebesar 50%, masih jauh dari yang ditargetkan sebesar 75%. Dengan
demikian maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II agar aktivitas siswa
62
dalam belajar mengalami peningkatan dan sesuai dengan KKM dan ketuntasal
klasikal yang telah ditetapkan.
e. Hasil belajar siswa
Diakhir pembelajaran guru mengadakan tes akhir siklus I. Nilai yang
diperoleh siswa pada tes akhir siklus I disajikan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Nilai Tes Akhir Siswa Siklus I
No. Nama Siswa NilaiKetuntasan
Tuntas Tidak Tuntas1 Retno Setyoningrum 80 √2 Andrean Maulana 50 √3 Adek Irma Sukmawati 50 √4 Cetrin Alex Sandra W. 60 √5 Citra Audinia F 55 √6 Della Alivya C.A 60 √7 Desy Mega Puspitasari 60 √8 Kevin Bagus Samporna 80 √9 Maulydia Febrianti P. 82 √10 Okgi Wiyono 45 √11 Philia Aurel Meilinda A.P 45 √12 Raihan Bagus Syah Putra 50 √13 Renita Fajar Agustin 75 √14 Reynata Oktaviani 75 √15 Rizki Budi Santoso 60 √16 Salshabilla Khailla N.C. 50 √17 Syafira Fitria Noor B. 60 √18 Zahro Firdaus 65 √19 Zahraini Nayla Indrianti 60 √20 Retno Setyoningrum 60 √21 Mohamad Alwi Albarizi 60 √22 Intan Oktavia 45 √
Rata-rata 60
Rata-rata hasil belajar yang diperoleh sebesar 60. Hasil belajar ini belum
mencapai KKM yang ditentukan sebesar 75 dan ketuntasan klasikal yang dicapai
pada siklus I hanya 22% dan masih jauh dari yang ditargetkan yaitu 75%,
sehingga perlu diadakan siklus II.
63
Tabel 5.3 Rentang Nilai Tes Akhir dan Ketuntasan Siswa Siklus I
No Rentang Nilai Frek % F Kum. % Kum Ketuntasan
1 0-74 17 77,3 17 77,3 Belum Tuntas
2 ≥ 75 5 22,7 22 100 Tuntas
3. Permasalahan yang Dihadapi
Di dalam penelitian tindakan kelas ini tidak luput dari berbagai
permasalahan atau kekurangan. Permasalahn timbul dari siswa, guru dan
lingkungan sekolah atau sekitarnya.
a. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
1) Pada awal pembelajaran dengan model make a match siswa mengalami
kebingungan, karena ini merupakan kali pertama siswa menggunakan model
pembelajaran saat pelajaran agama Islam.
2) Diketemukan 4 anak yang cenderung ramai dan menganggap pelajaran
menggunakan model make a match adalah cuma permainan biasa.
3) Saat mencari pasangan siswa cukup ramai karena ada salah satu anak yang
tidak mau berkelompok dengan temannya.
b. Hasil belajar siswa
1) Apabila yang digunakan dalam pembelajaran agama Islam tentang Asmaul
Husna menggunakan media kartu maka yang terjadi adalah penggunaan
media tersebut kurang bisa memberikan proses internalisasi nilai-nilai dari
Asmaul Husna.
2) Rata-rata hasil belajar siswa belum mecapai KKM dan ketuntasan klasikal
yang ditargetkan.
64
3) Siswa sebelum pelajaran (di rumah) tidak mempelajari materi yang akan
diajarkan, siswa belajar materi saat mengikuti proses pembelajaran saja.
c. Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran
1) Guru kurang bisa mengelola waktu pelajaran dengan baik, sehingga waktu
pelajaran yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
2) Guru kurang menjelaskan sistematika/tahapan-tahapan dari model
pembelajaran make a match di awal pembelajaran, sehingga membuat siswa
mengalami kebingungan.
3) Sebelum pembelajaran guru tidak mengingatkan supaya siswa belajar di
rumah tentang materi yang akan diajarkan.
d. Daya dukung lingkungan sekitar terhadap pembelajaran PAI
1) Kehidupan yang agamis kurang didapatkan siswa dalam lingkungan
keluarga. Siswa mempunyai latar belakang keluarga dan lingkungan yang
kurang mendukung dalam hal menjalankan perintah-perintah agama Islam.
2) Peran serta madrasah diniyah sebagai tempat pendidikan agama siswa ketika
di rumah perlu ditingkatkan. Serta harus adanya sinkronisasi antara
pendidikan formal di sekolah dasar, madrasah diniyah serta orang tua siswa.
3) Daya dukung SDN Turi 1 dalam pengembangan pembelajaran agama Islam
sudah cukup memadai seperti dari ketersediaan tenaga pengajar yang
pendidikannya sudah S1 serta sudah lolos sertifikasi pendidik, sarana-
prasara mushola dan ketersediaan Al Qur’an.
65
4. Refleksi
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan tindakan pada
siklus I ini sudah berhasil atau belum. Hasil refleksi ini digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan penelitian siklus berikutnya yaitu siklus II agar kesalahan yang
terjadi pada siklus I tidak terulang kembali pada siklus selanjutnya. Pada siklus I
ditemukan keberhasilan dan ketidakberhasilan tindakan, keberhasilan dan
ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran antara lain:
a. Keberhasilan:
1) Keaktifan siswa sudah mulai meningkat bila dibandingkan dengan
menggunakan metode pembelajaran biasa, ini terlihat dari antusiasme siswa
saat memasangkan lembar jawaban.
2) Pembelajaran di dalam kelas sudah tidak terlalu didominasi oleh guru lagi,
tetapi sudah mulai mengarah pada keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
b. Ketidakberhasilan:
1) Rata-rata nilai aktivitas siswa belum mecapai KKM dan ketuntasan klasikal
yang ditargetkan.
2) Rata-rata hasil belajar siswa belum mecapai KKM dan ketuntasan klasikal
yang ditargetkan.
3) Kemampuan guru dalam penerapan model pembelajaran make a match
belum seperti yang diharapkan.
66
5. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil analisis siklus I, oleh karena rata-rata nilai aktivitas dan
hasil belajar belum mencapai KKM dan ditemukan beberapa kelemahan maka
diperlukan perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya (siklus II).
B. SIKLUS II
Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam
siklus I. Adapun pelaksanaan siklus II dijelasakan dalam uraian berikut ini.
1. Perencanaan Pembelajaran
Seperti pada siklus I dalam siklus II ini peneliti mempersiapkan berbagai
perlengkapan dalam tindakan siklus II. Perlengkapan yang dipersiapkan adalah
sebagi berikut: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II
pada materi Aqidah tentang Asmaul Husna dan maknanya, dengan indikator:
menyebutkan lima Asmaul Husna dan maknanya, serta hafal lima Asmaul Husna
dan maknanya; (2) setelah itu guru membuat LKS (lembar kerja siswa) siklus II;
(3) guru menyusun alat evaluasi pembelajaran siklus II; (4) guru membuat lembar
observasi untuk untuk mengobservasi tindakan guru, kelas dan aktivitas siswa; (5)
guru mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian; (6) serta tidak lupa
guru juga mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipakan dalam
pembelajaran di kelas.
67
2. Pelaksaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran agama Islam di kelas II SDN Turi 1 dilaksanakan
selama 1 kali pertemuan pada hari Rabu tanggal 8 Pebruari 2012. Waktu setiap
pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran dimana setiap jamnya terdiri dari 35 menit.
Pelajaran agama Islam di kelas II mulai dilaksanakan pada jam ke 1 yaitu pukul
07.00 WIB sampai jam ke 3 pukul 08.45 WIB. Di dalam pelaksanaan
pembelajaran dibagi dalam tiga kegiatan yaitu (1) kegiatan awal; (2) kegiatan inti;
dan (3) kegiatan akhir. Dimana dalam setiap kegiatan pembelajaran harus
disesuaikan dengan RPP yang telah dirancang, adapaun perincian dari
pelaksanaan pembelajaran siklus II ini adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal didahului dengan guru membuka kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam, mengecek absensi dan menyanyakan kabar siswa.
Kemudian guru mengajak siswa untuk membaca surat-surat pendek. Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan tanya jawab: ”Sebutkan macam-macam Asmaul
Husna yang kita pelajari pada pertemuan yang kemarin?. Ketika guru bertanya
serentak ada 9 siswa yang angkat tangan sebelum menjawab. Setelah itu guru
menunjuk seorang siswa untuk mencoba menjawab pertanyaan guru. Setelah
tanya jawab guru menginformasikan kepada siswa materi pembelajaran pada hari
ini yaitu: ”Asmaul Husna beserta artinya”. Tidak lupa guru juga
menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan ini
yaitu: ”Setelah pembelajaran berakhir diharapkan siswa dapat dan menyebutkan
68
lima Asmaul Husna beserta artinya, yang akan menambah keimanan kita terhadap
kebesaran Allah swt”.
b. Kegiatan inti
Di dalam kegiatan inti langkah pertama yang dilakukan adalah guru
memasang tulisan Asmaul Husna di depan kelas sebagai media pembelajaran dan
membagikan hand-out tulisan Asmaul Husna kepada beberapa siswa yang duduk
dibelakang, ini bertujuan agar siswa yang duduk di belakang mudah dalam
memahami maksut dari media pembelajaran. Siswa mengamati tulisan lima
Asmaul Husna dan artinya secara klasikal. Kemudian siswa secara klasikal
membaca lima Asmaul Husna beserta artinya dan menyanyikannya. Selajutnya
sebelum kegiatan pembelajaran dilanjutkan guru menjelaskan aturan permainan
kartu Asmaul Husna yang akan dilaksanakan oleh siswa. Setelah siswa dianggap
paham tentang aturan mainnya guru membagikan kartu Asmaul Husna dan siswa
segera untuk mencari pasangan artinya. Ketika siswa bermaian kartu Asmaul
Husna dan menemukan pasangannya siswa langsung mengucapkan
”alhamdulillah dan allohu akbar”.
Supaya siswa pemahaman materinya lebih mendalam maka guru mengajak
siswa mengulang permainan kartu beberapa kali dengan membagi kartu yang
berbeda untuk mencari pasangannya. Kekita siswa bekerja guru menggamati kerja
siswa, melakukan penilain, mencatat temuan-temuan baru dan membagikan LKS
(lembar kerja siswa). Setelah itu siswa berdiskusi mengerjakan LKS yang telah
dibagikan guru. Kelompok yang sudah selesai presentasi hasil diskusi di depan
69
kelas dan kelompok lain diperbolehkan untuk menanggapinya. Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan memajang hasil diskusi di papan pajangan yang
terdapat di dalam kelas. Guru bersama siswa menyusun kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Kegiatan akhir
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru memberi pesan moral
kepada siswa agar senantiasa melaksanakan perintah-perintah Alloh swt dan
menjauhi apa-apa yang dilarangnya. Guru juga memberi tugas rumah untuk
menyalin dan menghafal 5 Asmaul Husna beserta artinya. Selanjutnya guru
mengingatkan agar siswa giat belajar ketika dirumah. Kegiatan pembelajaran pada
siklus I diakhiri dengan membaca do’a dan salam penutup.
d. Hasil penilaian aktivitas siswa
Hasil penilaian terhadap aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada
Tabel 5.4berikut ini:
Tabel 5.4 Tabel Aktivitas Siswa Siklus II
Kelas Interval Klasifikasi f %85-100 Sangat Baik 9 40.970-84 Baik 10 45.555-69 Cukup 2 9.150-54 Kurang 1 4.50-49 Kurang Sekali 0 0.0
Jumlah 22 100.0
Tabel 5.4 menunujukkan bahwa 40,9% atau 9 siswa memperoleh nilai 85-
100 atau dalam kategori sangat baik; ada 45,5% atau 10 siswa memperoleh nilai
70
antara 70-84 dalam kategori baik; ada 9,1% atau 2 siswa memperoleh nilai antara
55-69 dalam kategori cukup; dan ada 4,5% atau 1 siswa memperoleh nilai antara
50-54 dalam kategori kurang. Sehingga bisa diketahui bahwa ada 19 siswa yang
memenuhi KKM. Siswa dikatakan lolos KKM jika nilai siswa dalam kategori baik
dan sangat baik. Secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran
kooperatif model make a match pada siklus II adalah 85,5. Ketuntasan klasikal
kelas dalam pembelajaran kooperatif model make a match pada siklus II sebesar
86,4% telah melampaui dari yang ditargetkan sebesar 75%. Dengan demikian
siklus pembelajaran dihentikan.
e. Hasil belajar siswa
Diakhir pembelajaran guru mengadakan tes akhir siklus II. Nilai yang
diperoleh siswa pada tes akhir siklus II disajikan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Nilai Tes Akhir Siswa Siklus II
No. Nama Siswa NilaiKetuntasan
Tuntas Tidak Tuntas1 Retno Setyoningrum 85 √2 Andrean Maulana 100 √3 Adek Irma Sukmawati 100 √4 Cetrin Alex Sandra W. 75 √5 Citra Audinia F 65 √6 Della Alivya C.A 85 √7 Desy Mega Puspitasari 75 √8 Kevin Bagus Samporna 80 √9 Maulydia Febrianti P. 100 √10 Okgi Wiyono 60 √11 Philia Aurel Meilinda A.P 80 √12 Raihan Bagus Syah Putra 80 √13 Renita Fajar Agustin 90 √14 Reynata Oktaviani 90 √15 Rizki Budi Santoso 100 √16 Salshabilla Khailla N.C. 100 √17 Syafira Fitria Noor B. 60 √18 Zahro Firdaus 65 √19 Zahraini Nayla Indrianti 95 √20 Retno Setyoningrum 95 √
Lanjutan Tabel 5.5 Nilai Tes Akhir Siswa Siklus II
71
21 Mohamad Alwi Albarizi 75 √22 Intan Oktavia 60 √
Rata-rata 83
Rata-rata hasil belajar yang diperoleh sebesar 83. Hasil belajar ini telah
mencapai KKM yang ditentukan sebesar 75 dan ketuntasan klasikal yang dicapai
pada siklus II sebesar 77,3% telah mencapai dari yang ditargetkan yaitu 75%,
sehingga siklus pembelajaran dihentikan.
Tabel 5.6 Rentang Nilai Tes Akhir dan Ketuntasan Siswa Siklus II
No Rentang Nilai Frek % F Kum. % Kum Ketuntasan
1 0-75 5 22,7 5 22,7 Belum Tuntas
2 ≥ 75 17 77,3 22 100 Tuntas
3. Permasalahan yang Dihadapi
a. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Keaktifan siswa jauh lebih baik bila dibandingkan dengan siklus I dan
pada siklus II dapat dikatakan dalam proses pembelajaran berlangsung tidak
diketemukan masalah yang cukup berarti. Pada siklus II siswa sudah memahami
maksud dari penggunaan model pembelajaran make a match, serius dalam
pembelajaran, dan tidak gaduh.
b. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa jauh lebih baik bila dibandingkan dengan siklus I dan
pada siklus II dapat dikatakan dalam proses pembelajaran berlangsung tidak
diketemukan masalah yang cukup berarti.
72
c. Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran
Pada siklus II guru sudah menjalankan model pembelajaran make a match
dengan baik sesuai dengan prosedur dan dapat dikatakan dalam proses
pembelajaran berlangsung tidak diketemukan masalah yang cukup berarti.
4. Refleksi
Kegiatan siswa pada siklus II sudah mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik daripada siklus I. Keberhasilan tampak pada aktivitas dan hasil belajar
siswa. Sehingga siklus pembelajaran dihentikan karena sudah mencapai target
yang diharapkan.
5. Keberhasilan Tindakan
a. Pada siklus II aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan siklus I hal ini ditunjukkan dengan adanya:
1) Rata-rata hasil penilaian terhadap aktivitas mengalami kenaikan dimana
pada siklus I adalah 72,5. Ketuntasan klasikal kelas dalam pembelajaran
kooperatif model make a match pada siklus I sebesar 50%, masih jauh dari
yang ditargetkan sebesar 75%.
2) Pada kegiatan pembelajaran dengan model make a match di siklus II siswa
tidak mengalami lagi kebingungan dalam menggunakan model pembelajaran
saat pelajaran agama Islam.
3) Jumlah anak yang ramai menurun dari 4 anak menjadi 2 anak, itupun dapat
dicegah dengan pemberian perhatian khusus dari guru.
73
4) Saat mencari pasangan siswa sudah tidak gaduh lagi karena mereka sudah
dapat menerima temannya untuk menjadi kelompok.
b. Pada siklus II hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan siklus I hal ini ditunjukkan dengan adanya:
1) Rata-rata nilai hasil belajar mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 60
menjadi 83 pada siklus II. Ketuntasan klasikal yang dicapai pada siklus I
hanya 22% sedangkan pada siklus II mencapai 77,3% dan telah melebihi
yang ditargetkan sebesar 75%.
2) Di rumah siswa sudah mempersiapkan materi yang akan diajarkan guru di
kelas, sehingga siswa mudah dalam menerima penjelasan guru.
c. Pada siklus II guru sudah melaksanakan metode pembelajaran kooperatif
model make a match dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan:
1) Guru telah mampu mengelola waktu pelajaran dengan baik, sehingga waktu
pelajaran yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
2) Guru telah menjelaskan tahapan-tahapan dari model pembelajaran make a
match di awal pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan.
3) Sebelum pembelajaran guru telah mengingatkan supaya siswa belajar di
rumah tentang materi yang akan diajarkan.
d. Pada siklus II sudah ada upaya untuk mengoptimalkan daya dukung
lingkungan dalam pembelajaran PAI.
74
1) Guru telah berupaya menjelaskan kepada orang tua siswa tentang
pentingnya belajar agama Islam bagi anak-anak kelas II SDN Turi 1.
2) Guru telah menjalin kerjasama dengan madrasah diniyah di sekitar
sekolahan untuk turut serta membantu membelajari agama Islam kepada
paras siswa.
3) Guru telah berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan fasilitas penunjang
disekolahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam.