Post on 08-May-2019
54
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum
A. Sejarah Singkat Giat Printing Malang
Giat Printing Malang merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di
bidang percetakan kertas. Usaha yang didirikan oleh Bpk. Surya Adi Putra ini
berdiri sejak tahun 2004 dengan modal awal 1 unit mesin cetak kecil, dengan 1
operator yang menangani segala bidang.
Dalam kurun 6 bulan 1 unit mesin serupa ditambahkan beserta 1 orang
karyawan operator mesin dan 1 unit PC beserta 1 orang karyawan sebagai
desainer grafis.
Kian tahun kian bertambah peralatan dan karyawan di Giat Printing seiring
dengan bertambahnya permintaan pesanan cetak. Jenis pekerjaannya pun lebih
beragam dari proses desain, cetak, pemotongan, dan pengeplongan sudah bisa
ditangani sendiri. Hingga kini jumlah karyawan mencapai 9 orang karyawan
dengan 1 mesin cetak besar, 1 mesin pond (plong), dan 1 mesin potong yang
beroperasi, ditambah pula 3 karyawan lepas sebagai tenaga pengeleman.
Omset yang dihasilkan pun kian bertambah.Dari yang semula di awal tahun
berdiri hanya berkisar antara Rp.2.000.000 per bulan, kini bisa mencapai Rp.
100.000.000 per bulan.
55
B. Lokasi Giat Printing Malang
Usaha Giat Printing mempunyai lokasi di Jalan Kol.Sugiono 40-41
Gadang Malang.Lokasi ini sangat strategis karena berada di samping jalan raya
Gadang yang setiap hari tidak pernah sepi dari kendaraan. Selain itu lokasi ini
dekat dengan keramaian kota dan aktivitas sosial seperti pasar induk Gadang dan
Terminal Gadang.
C. Personalia
1) Jumlah karyawan
Jumlah karyawan yang dimiliki Giat Printing saat ini sebanyak 9 orang
karyawan tetap dan 3 orang karyawan lepas.Terdiri dari 5 operator mesin
cetak, 1 operator mesin potong, 1 operator mesin pond (Plong), 1 desainer
grafis, 1 tenaga serabutan, dan 3 pekerja lepas untuk pengeleman.
2) Jam kerja karyawan
Jam kerja karyawan yang diberlakukan pada Giat Printing adalah selama 8
jamdan istirahat 1 jam. Dimulai dari pukul 08.00 s/d 17.00 WIB.Selama 6
hari dalam seminggu. Dan libur pada hari Minggu dan hari-hari besar
Nasional.
3) Sistem Penggajian
Giat Printing menggunakan Sistem penggajian dengan cara mingguan.
Gaji dibayarkan kepada karyawan setiap hari Sabtu di tiap minggunya.
56
D. Produksi
1) Produk Yang Dihasilkan
Produk yang dihasilkan oleh Giat Printing adalah kertas cetak terdiri dari:
Kemasan Rokok dan Kertas Sigaret.
2) Proses Produksi
Proses produksi pada Giat Printing dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai
berikut;
Tabel 4.1
Proses Produksi Pada Giat Printing Malang
Proses Produksi Kertas Sigaret Proses Produksi Kemasan Rokok
Tahap Persiapan :
1. desain
2. pembuatan film
Tahap Produksi :
1. cetak
Tahap Finishing:
1. Pemotongan
2. pengepakan
Tahap Persiapan :
1. desain
2. pembuatan film
Tahap Produksi :
1. cetak
Tahap Finishing:
1. Pengeplongan
2. pengeleman
3. pengepakan
57
Proses produksi dimulai dari tahap persiapan yaitu mendesain gambar
kemasan rokok maupun kertas sigaret dengan computer kemudian membuat
film yang dicetak dengan tinta laser.
Tahap kedua adalah tahap produksi yaitu proses pencetakan kertas pada
mesin cetak. Untuk kertas sigaret waktu dan tinta yang digunakan akan lebih
sedikit dibandingkan dengan kemasan rokok, karena kertas sigaret hanya
menggunakan 1 sampai 2 warna saja. Sedangkan kemasan rokok bisa
menggunakan 2 hingga 4 warna.
Tahap ketiga adalah tahap Finishing. Tahap ini merupakan tahap
penyelesaian dan tahap akhir dalam proses produksi cetak yang meliputi
tahap pemotongan dan pengepakan untuk kertas sigaret. Dan tahap
pengeplongan, pengeleman, dan pengepakan untuk kemasan rokok.
3) Pemakaian Bahan Baku
Bahan baku yang dugunakan untuk memproduksi produk-produk diatas
adalah kertas. Kertas yang digunakan untuk kertas sigaret adalah kertas
AMBRI PDN ukuran 51 cm x 76 cm . Untuk kemasan rokok, kertas yang
digunakan adalah jenis IVORY ukuran 79cm x 109cm .
Jumlah pemakaian bahan baku pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel
4.2 sebagai berikut,
58
Tabel 4.2
Pemakaian Bahan Baku Per Jenisproduk Pada Giat Printing Malang
Tahun 2013
No. Jenis produk Kuantitas produksi
(Rim) Biaya Bahan Baku
1 Kertas Sigaret 1680 Rp 199.440.000
2 Kemasan Rokok 288 Rp 324.336.000
Total 1988 Rp 523.776.000
Sumber :Data Giat Printing Malang Tahun 2013
4) Pemakaian Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung meliputi gaji karyawan operator mesin cetak,
gaji karyawan operator mesin pond (plong), gaji karyawan operator mesin
potong, dan gaji karyawan desain.
Untuk jumlah biaya tenaga kerja langsung pada tahun 2013 dapat disajikan
pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel4.3
Biaya Tenaga Kerja Langsung pada Giat Printing Tahun 2013
No. Jenis Produk BTKL BTKL (Rp)
1 Kertas Sigaret
1. Gaji operator mesin cetak
2. Gaji operator mesin
potong
Rp 51.000.000,00
Rp 17.520.000,00
Jumlah Rp 68.520.000,00
2
Kemasan
Rokok
1. Gaji operator mesin cetak
2. Gaji operator mesin pond
3. Gaji tenaga pengeleman
Rp 51.000.000,00
Rp 19.020.000,00
Rp 32.400.000,00
Jumlah Rp 102.420.000,00
Total BTKL Rp 170.940.000,00 Sumber: Data Giat Printing Malang Tahun 2013
59
5) Pemakaian Biaya Overhead
Biaya-biaya Overhead yang dikonsumsi Giat Printing Malang untuk
berproduksi selama tahun 2013 dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini;
Tabel 4.4
Biaya Overhead Giat Printing Malang pada Tahun 2013
No Biaya Overhead Total
1 Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 10,500,000.00
2 Biaya Listrik Rp 12,000,000.00
3 Biaya Bahan Pembantu Rp 27,600,000.00
4 Biaya Desainer Grafis Rp 9,600,000.00
5 Biaya Film Rp 6,000,000.00
7 Biaya Internet Dan Telepon Rp 2,948,000.00
8 Biaya Penyusutan Mesin Rp 19,700,000.00
9 Biaya Perawatan Gedung Rp 500,000.00
10 Biaya Perawatan Mesin Rp 15,600,000.00
11 Biaya Penyusutan Gedung Rp 3,750,000.00
Total Rp 108,198,000.00
Sumber :DataGiat Printing Malang Tahun 2013
Penjelasan pemakaianBiaya Overhead pada Giat Printing Malang adalah
sebagai berikut:
a) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menggaji tenaga kerja yang tidak menangani langsung proses
produksi yaitu tenaga kerja pembelian dan pengangkutan bahan baku
60
b) Biaya Listrik
Biaya Listrik merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar
pemakaian listrik untuk proses produksi.
c) Biaya Bahan Pembantu
Biaya bahan pembantu terdiri dari biaya pembelian tinta, biaya pembelian
lem, dan perlengkapan lain yang digunakan oleh Giat Printing Malang
dalam proses produksi.
d) Biaya Desainer Grafis
Biaya desainer grafis merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menggaji
tenaga desainer grafis yang bekerja untuk mendesain gambar kemasan
rokok dan kertas sigaret.
e) Biaya Film
Biaya film adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan film
f) Biaya Internet dan Telepon
Biaya Internet merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran
pemakaian internet yang berhubungan dengan keperluan aktivitas
mendesain.
g) Biaya Penyusutan Mesin
Biaya penyusutan mesin merupakan biaya yang terjadi karena
penggunaan mesin yang menyebabkan penurunan nilai mesin-mesin yang
digunakan dalam jangka waktu tertentu.
61
h) Biaya Perawatan gedung
Biaya pemeliharaan gedung merupakan biaya yang secara langsung
memerlukan pengeluaran uang tunai untuk pemeliharaan gedung yang
mendukung proses produksi.
i) Biaya Perawatan Mesin
Biaya pemeliharaan mesin merupakan biaya yang secara langsung
memerlukan pengeluaran uang tunai untuk melakukan reparasi
pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan lain yang mendukung proses
produksi.
j) Biaya Penyusutan gedung
Biaya penyusutan gedung merupakan biaya yang terjadi karena
penggunaan gedung yang menyebabkan penurunan nilai gedung yang
digunakan dalam jangka waktu tertentu.
E. Sistem Penetapan Harga pada Giat Printing Malang
Untuk system penetapan harga, Giat Printing Malang masih menggunakan
perhitungan tradisional yaitu menjumlahkan semua biaya produksi yang
dikeluarkan kemudian dibagi dengan jumlah unit produk yang diproduksi.
4.2.Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Sistem
Tradisional pada Giat Printing Malang
Sistem perhitungan harga pokok produksi yang digunakan pada Giat
Printing Malang adalah sistem tradisional. Pembebanan biaya Overhead pada
produk adalah dengan tarif tunggal dengan menggunakan cost driver berdasarkan
62
unit. Pembebanan biaya tahap pertama yaitu biaya overhead diakumulasi menjadi
satu kesatuan kemudian dibagi dengan total unit produksi. Pembebanan tahap
kedua Biaya Overhead dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut
dengan biaya yang digunakan masing-masing produk.
a. Tahap pertama
Tahap pertama yaitu biaya Overhead diakumulasi menjadi satu kesatuan
kemudian dibagi dengan total unit produksi. Perhitungan tarif tunggal berdasar
unit produk pada Giat Printing dapat disajikan sebagai berikut:
Tarif Biaya Overhead
b. Tahap kedua
Tahap kedua Biaya Overhead dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif
tersebut dengan biaya yang digunakan masing-masing produk. Berikut ini
akan disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Pembebanan Biaya OverheadGiat Printing Malang Tahun 2013 ke
Masing-masing Produk
Produk Tarif Biaya
(1)
Unit (Rim) (2)
Biaya Overhead (1) x (2)
Kertas Sigaret Rp 54,756.07 1688 Rp92,428,251.01
Kemasan Rokok Rp 54,756.07 288 Rp 15,769,748.99 Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.2 dan tabel 4.4
Setelah melalui dua tahap diatas maka harga pokok produksi dengan
menggunakan metode tradisional dapat ditentukan. Perhitungan harga pokok
63
produksi berdasarkan metode tradisional pada Giat Printing dapat disajikan
pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Giat Printing Malang Dengan
Metode Tradisional Pada Tahun 2013
Elemen Biaya Kertas Sigaret Kemasan Rokok
Biaya Bahan Baku Rp 199,440,000.00 Rp 324,336,000.00
Biaya TKL Rp 68,520,000.00 Rp 102,420,000.00
Biaya Overhead Rp 92,428,251.01 Rp 15,769,748.99
Total HPP Rp 360,388,251.01 Rp 442,525,748.99
Total HPP Per Unit
Kertas Sigaret (Rp 360,388,251.01: 1688) Rp 213,500.15
Kemasan Rokok
(Rp 442,525,748.99: 288) Rp 1,536,547.74 Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.2 , tabel 4.3 , dan tabel 4.5
Dari data perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa harga pokok produksi
untuk produk Kertas sigaret sebesar Rp 360,388,251.01atauRp 213,500.15 per
Rim. Dan untuk Kemasan Rokok sebesar Rp 442,525,748.99atauRp
1,536,547.74 per rim.
4.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Giat Printing Malang dengan
Menggunakan Metode Activity-based costing
a. Tahap pertama
Tahap pertama menentukan harga pokok produksi berdasar Activity-Based
Costing system adalah menelusuri biaya dari sumber daya ke aktivitas yang
mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari:
64
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas
Di Giat Printing Malang, aktivitas yang teridentifikasi digolongkan
menjadi empat level aktivitas. Rincian level aktivitas dapat disajikan pada
tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Klasifikasi Biaya Overhead Giat Printing Malang Tahun 2013
Berdasarkan Aktivitas
Level
Aktivitas Komponen Overhead Total
Level Unit
Biaya Listrik Rp 12.000.000,00
Biaya Bahan Pembantu Rp 27.600.000,00
Biaya Penyusutan Mesin Rp 19.700.000,00
Biaya Perawatan Mesin Rp 15.600.000,00
Level
Product
Biaya Desainer Grafis Rp 9.600.000,00
Biaya Film Rp 6.000.000,00
Biaya Internet Dan Telepon Rp 2.948.000,00
Level Batch Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 10.500.000,00
Level Facility Biaya Perawatan Gedung Rp 500.000,00
Biaya Penyusutan Gedung Rp 3.750.000,00
Total Rp 108.198.000,00
Sumber: Data Primer yang diolah dari tabel 4.4
Berikut ini penjelasan dari tiap level aktivitas yang dapat diidentifikasi
meliputi:
a) Aktivitas Level Unit
Aktivitas ini terjadi berulang untuk setiap unit produksi dan konsumsinya
seiring dengan jumlah unit yang diproduksi.Jenis aktivitas ini meliputi
65
pemakain listrik, pemakaian bahan pembantu, Penyusutan mesin, dan
perawatan mesin.
b) Aktivitas Level Product
Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi produk yang dihasilkan oleh
aktivitas tersebut.aktivitas ini dilakukan untuk mendukung produksi tiap
produk yang berbeda.aktivitas yang masuk dalam level ini adalah biaya
desainer grafis, biaya film, dan biaya internet &telepon.
c) Aktivitas Level Batch
Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan
jumlah batch produk yang diproduksi dan aktivitas penyebab biaya ini
terjadi berulang setiap batch(kelompok). Aktivitas dalam level ini adalah
biaya tenaga kerja tidak langsung.
d) Aktivitas level Fasilitas
Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan
fasilitas yang dinikmati oleh produk.Aktivitas ini berkaitan dengan unit,
batch maupun produk. Aktivitas dalam level ini adalah perawatan gedung.
2. Menentukan Cost Driver
Setelah mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam level
aktivitas langkah selanjutnya adalah menentukan Cost Driveryang tepat
untuk masing-masing aktivitas. Identifikasi ini dimaksudkan untuk
menentukan tarif per unit Cost Driver.Data Cost Driver tiap produk dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
66
Tabel 4.8
Data Cost Driver Tiap Produk Pada Giat Printing Malang Tahun 2013
Cost Driver Kertas Sigaret Kemasan Rokok
Jumlah Pesanan 560 72
Jumlah Unit 1688 288
Jam Mesin 2532 2304
Luas Gedung 31 59
Jam Perawatan Mesin 166 151
Jam Tkl Desain 169 144 Sumber: Data Giat Printing Malang Tahun 2013
3. Penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen (Homogeneus Cost
Pool).
Pembentukan cost pool yang homogeny dimaksudkan untuk
merampingkan pembentukan cost pool yang terlalu banyak, karena
aktivitas yang memiliki Cost Driver yang berhubungan dapat dimasukkan
ke dalam sebuah cost pool dengan menggunakan salah satu Cost Driver
yang dipilih.
Aktivitas yang dikelompokkan dalam level unit dikendalikan oleh empat
Cost Driver yaitu jumlah unit produksi, jam mesin, dan jam perawatan
mesin. Aktivitas yang dikelompokkan dalam level produk dan level batch
dikendalikan oleh dua Cost Driver yaitu jam TKL desain dan jumlah
pesanan. Sedangkan untuk aktivitas level fasilitas dikendalikan oleh satu
Cost Driver yaitu luas gedung.
Rincian cost pool yang homogen pada Giat Printing dapat dilihat pada
tabel 4.9 berikut ini;
67
Tabel 4.9
Cost Pool Homogen Pada Giat Printing Malang Cost Pool
Homogen Biaya Overhead Cost Driver
Level
Aktivitas
Cost pool 1 Biaya Listrik Jam Mesin
Unit Biaya penyusutan mesin Jam Mesin
Cost pool 2 Biaya bahan pembantu unit produksi
Cost pool 3 Biaya perawatan mesin Jam Perawatan
Cost pool 4 Biaya desainer grafis Jam Tkl Desain
Product
Cost pool 5
Biaya film Jumlah Pesanan
Biaya internet dan telepon Jumlah Pesanan
Biaya Tenaga kerja Tak
Langsung Jumlah Pesanan Batch
Cost pool 6 Biaya perawatan gedung Luas Gedung
Facility Biaya Penyusutan Gedung Luas Gedung
Sumber: data primer yang diolah
4. Penentuan tariff kelompok (pool rate)
Setelah menentukan cost pool yang homogen, kemudian menentukan tarif
per unit Cost Driver. Tariff kelompok (pool rate) adalah tariff biaya
Overhead per unit Cost Driver yang dihitung untuk suatu kelompok
aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya Overhead
untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukur aktivitas
kelompok tersebut. Tariff per unit Cost Driver dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Pool rate aktivitas pada Giat Printing Malang dapat disajikan pada tabel
4.10 dibawah ini;
68
Tabel 4.10
Perhitungan Tarif Pool Rate Pada Giat Printing Malang Tahun 2013
Cost Pool
Homogen Biaya Overhead
Total Biaya
Overhead (1)
Cost
Driver (2)
Total Pool
Rate (1) : (2)
Cost Pool 1
Biaya Listrik Rp 12.000.000,00 3704
Jam
Mesin
Rp 8,558.32 Biaya penyusutan
mesin Rp 19.700.000,00
Cost Pool 2 Biaya bahan
pembantu Rp 27.600.000,00
1976
Unit Rp 13,967.61
Cost Pool 3 Biaya perawatan
mesin Rp 15.600.000,00 317 Jam Rp 49,211.36
Cost Pool 4 Biaya desainer
grafis Rp 9.600.000,00
313 Jam
TKL
Desain
Rp 30,670.93
Cost Pool 5
Biaya film Rp 6.000.000,00
410
Pesanan Rp 47,434.15
Biaya internet dan
telepon Rp 2.948.000,00
Biaya Tenaga kerja
Tak Langsung Rp 10.500.000,00
Cost Pool 6
Biaya perawatan
gedung Rp 500.000,00
90 m² Rp 47,222.22
Biaya Penyusutan
Gedung Rp 3.750.000,00
Total Rp108,198,000.00
Rp 197,064.58
Sumber : data primer yang diolah dari tabel 4.4 dan 4.8
69
b. Tahap Kedua
Tahap kedua menentukan Harga Pokok Produksi berdasar aktivitas
adalah membebankan tarif kelompok berdasar Cost Driver.Biaya untuk
setiap kelompok biaya Overhead dilacak ke berbagai jenis produk. Biaya
Overhead ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Pembebanan Biaya Overhead dapat disajikan pada tabel 4.11berikut ini
70
Tabel 4.11
Pembebanan Biaya Overhead Dengan Activity-based costing Pada Giat Printing Malang Tahun 2013
Level Aktivitas Cost Driver Proses Pembebanan Kertas Sigaret Kemasan Rokok Jumlah
Level Unit
Jam Mesin Rp 8,558.32 x 1688 Rp 14,446,436.29
Rp 31,700,000.00 Rp 8,558.32 x 2016
Rp 17,253,563.71
Unit Produksi Rp 13.967 x 1688 Rp 23,577,327.94
Rp 27,600,000.00 Rp 13.967 x 288
Rp 4,022,672.06
Jam Perawatan
Mesin
Rp 49,211.36 x 166 Rp 8,167,741.94 Rp 15,600,000.00
Rp 49,211.36 x 151
Rp 7,432,258.06
Total Rp 46,191,506.16 Rp 28,708,493.84 Rp 74,900,000.00
Level Produk Jam Tkl Desain Rp. 30.670,93 x 169 Rp 5,183,386.58
Rp 9,600,000.00 Rp. 30.670,93 x 144
Rp 4,416,613.42
Rp 5,183,386.58 Rp 4,416,613.42
Level Produk Dan
Level Batch Jumlah Pesanan
Rp 47.434,15 x 338 Rp 16,032,741.46 Rp 19,448,000.00
Rp 47.434,15 x 72
Rp 3,415,258.54
Total Rp16.032.741,46
Rp 29,048,000.00
Level Fasilitas Luas Gedung Rp 47,222.22 x 31 Rp 1,463,888.89
Rp 4,250,000.00 Rp 47,222.22 x 59
Rp 2,786,111.11
Total Rp 1,463,888.89 Rp 2,786,111.11
TOTAL BIAYA OVERHEAD Rp 68,871,523.09 Rp 39,326,476.91 Rp 108,198,000.00
Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.8, tabel 4.9, dan tabel 4.10
71
Berdasarkan pembebanan biaya Overhead yang telah dilakukan, maka
perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan activity-based
costing pada Giat Printing Malang dapat disajikan pada tabel 4.12
sebagai berikut:
Tabel 4.12
Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Activity-based costing
Pada Giat Printing Malang Tahun 2013
Biaya Produksi Kertas Sigaret Kemasan Rokok
B. Bahan Baku Rp 199.440.000,00 Rp 324.336.000,00
B. T. Kerja Langsung Rp 68.520.000,00 Rp 102.420.000,00
B. Overhead Rp 68,871,523.09 Rp 39,326,476.91
Harga Pokok Produksi Rp 336,831,523.09 Rp 466,082,476.91
Unit produk 1688 288
HPP per Unit Rp 199,544.74 Rp 1,618,341.93 Sumber : data primer yang diolah dari tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.10
Hasil perhitungan harga pokok produksi pada Giat Printing Malang
tahun 2013 dengan menggunakanactivity-based costing diperoleh hasil
harga pokok produksi untuk kertas sigaret sebesar Rp 199,544.74 per
Rim, dan untuk Kemasan rokok sebesarRp1,618,341.93 per Rim.
4.4. Analisis dan Perbandingan Sistem Tradisional dengan Activity-based
costing
Perbandingan selisih antara Sistem tradisional dengan activity-based costing
dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini;
72
Tabel 4.13
Perbandingan Selisih Harga Pokok Produksi Antara System
Tradisional Dengan Activity-Based Costing pada Tahun 2013
Metode Kertas Sigaret Kemasan Rokok
Sistem Tradisional Rp 213,500.15 Rp 1,536,547.74
ABC Sistem Rp 199,544.74 Rp 1,618,341.93
Selisih Rp 13,955.41 Rp 81,794.19
Kondisi overcosting undercosting
Sumber: data primer yang diolah dari tabel 4.6 dan tabel 4.12
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan harga
pokok produksi dengan activity-based costing sistem untuk kertas sigaret
adalah sebesar Rp 199,544.74 dan untuk kemasan rokok sebesarRp
1,618,341.93.Dari hasil tersebut jika dibandingkan dengan system tradisional,
maka sistem activity-based costing memberikan hasil yang lebih besar untuk
produk kemasan rokok. Sedangkan untuk produk kertas sigaret memberikan
hasil yang lebih kecil. Selisih untuk kertas sigaret sebesar Rp 13,955.41
sedangkan selisih untuk kemasan rokok sebesar Rp 81,794.19.
Perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi berdasar system
tradisional dan Activity-Based Costing system tersebut disebabkan karena
pembebanan biaya Overhead pada masing-masing produk. Pada system
tradisional, biaya Overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan
pada satu Cost Driver saja yaitu jumlah unit produksi.Sehingga
mengakibatkan terjadinya distorsi pada pembebanan biaya Overhead yaitu
terjadi Overcosting pada kertas sigaret dan Undercosting pada kemasan
rokok. Atau terjadi overcosting pada produk dengan volume produksi tinggi
73
dan undercosting pada produk dengan volume produksi rendah. Dan sistem
tradisional tidak memperhatikan kompleksitas dari tiap produk itu sendiri.
Sedangkan Pada Activity-Based Costing system, biaya Overhead pada
masing-masing produk dibebankan pada beberapa Cost Driver. Sehingga
Activity-Based Costing system mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke
setiap produk secara tepat dan akurat berdasar konsumsi masing-masing
aktivitas.
4.5. Analisis Keislaman
Islam sangat menjunjung tinggi keadilan (justice). Begitu juga dalam
penetapan harga. Menurut Islahi (1997: 101-102) adanya suatu harga yang
adil telah menjadi pegangan yang mendasar dalam transaksi yang Islami. Pada
prinsipnya transaksi bisnis harus dilakukan pada harga yang adil, sebab ia
adalah cerminan dari komitmen syariah Islam terhadap keadilan yang
menyeluruh.
Secara umum harga yang adil ini adalah harga yang tidak menimbulkan
eksploitasi atau penindasan (kedzaliman) sehingga merugikan salah satu pihak
dan menguntungan pihak yang lain. Harga harus mencerminkan manfaat bagi
pembeli dan penjualnya secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan
yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang
dibayarkannya.
Dalam konsep activity-based costing pembebanan biaya untuk penentuan
harga pokok dilakukan secara cermat dan akurat. Sehingga harga jual yang
74
ditetapkan mampu mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjual secara
adil yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli
memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkannya. Dan
harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau
penindasan (kedzaliman) sehingga merugikan salah satu pihak dan
menguntungkan pihak yang lain.