Post on 12-Aug-2019
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab.
Blora pada kelas IV paralel. Yang terdapat kelas IV A dan IV B SDN
Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan jumlah setiap
kelasnya ada 30 siswa. Di kelas IV A ada 19 Siswa perempuan dan 11 siswa
laki-laki, sedangkan di kelas IV B ada 13 siswa perempuan dan 17 siswa laki -
laki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN
Karanggeneng yang terdiri 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Populasi
penelitian berdasarkan data siswa tahun ajaran 2014/2015.
Pada umumnya pembelajaran di SDN Karanggeneng 1 Kec.Kunduran
Kab.Blora cenderung menggunakan metode ceramah, menurut para guru,
metode ceramah banyak kekurangan, tetapi metode ceramah juga memiliki
beberapa kelebihan yaitu suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid
melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid
sekaligus secara komfrehensif; tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan
waktu yang lama, dengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran
sekaligus secara bersamaan; pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena
dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak; melatih para
pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka
dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat; dapat
memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar; fleksibel dalam
penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas
maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila
waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail. Dari beberapa kelebihan
metode ceramah, guru tidak mementingkan keberhasilan hasil belajar, bernilai
positif hanya bagi guru sebab metode ceramah paling efektif.
33
Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran,
tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang
akan disampaikan, akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya
sehingga ia mampu menyampaikan materi secara professional dan efektif. Pada
dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi
kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara-
cara mengajar.
Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh
terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga
kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan
dan keterampilannya dalam mengajar secara professional dan efektif. Mengenai
kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk mampu
merencanakan atau mampu menyusun setiap program satuan pelajaran,
mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih
metode yang bervariatif dan efektif.
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif
dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidak tepatan seorang guru dalam
memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, makaakan
dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu
tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Model pembelajaran think pair share (TPS) adalah cara mengajar dimana
seseorang instruktur atau guru membimbing siswa untuk aktif di dalam proses
pembelajaran dan menumbuhkan sikap kerja sama yang baik dengan teman
sekelasnya. Dalam penggunaan metode ini dapat melibatkan siswa aktif dan
menumbuhkan semangat baru bagi siswa sehingga siswa mempunyai
pengalaman belajar yang menarik dan terkesan.
Dari beberapa kelemahan dan kelebihan metode ceramah yang biasa
digunakan oleh guru di SDN Karanggeneng 1 Kec, Kunduran Kab. Blora maka
langkah penulis terapkan yaitu menggunakan treatment model pebelajaran think
pair share (TPS) dan tanpa menggunakan treatment model pebelajaran think
34
pair share (TPS) dalam pembelajaran IPA pokok bahasan Energi Panas dan
Energi Bunyi kelas IV Semester 2.
4.2 Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan hasil belajar dengan menggunakan
treatment model pembelajaran think pair share (TPS) dengan tidak
menggunakan treatment yaitu menggunakan metode ceramah, maka penulis
menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh.
Untuk memudahkan penulis dalam menganalisa dan menginterpretasikan
data dari hasil penelitian, maka penulis memaparkan hasil validitas, reliabilitas,
uji normalitas.
4.2.1 Analisis Validitas
4.2.1.1 Validitas Instrumen
Teknik yang digunakan untuk menguji kesahsian item instrument digunakan
teknik corrected item to total correlation yang dinotasikan (r), Dasar
pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan criteria Azwar (2011:158)
bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien
corrected item to total correlation ≥ 0,3.
Uji validitas soal yang telah dilakukan pada 30 siswa, dari 30 item yang
diujikan validitasnya, 26 item valid yaitu pada item nomer 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
4.2.1.2 Reliabilitas Instrumen
Hasil ujicoba instrumen dari 30 responden nilai runtuk soal evaluasi sebesar
0,899 yang berarti instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil SPSS 21 for
windows untuk sampel ujicoba sebanyak 30 responden menunjukkan nilai
Cronbach’s Alpha untuk butir soal evaluasi sebesar 0,899. Data hasil uji coba
reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1969). Untuk
reliabilitas soal dengan 30 item dinyatakan dalam tabel berikut ini :
35
Tabel 4.1 Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronba
ch's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
,899 ,899 26
Berdasarkan hasil SPSS 21 for windows untuk sampel ujicoba sebanyak 30
responden menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha 0,899. Jadi tingkat reliabilitas
tidak menunjukkan adanya data yang bias sehingga data tersebut dapat
dipercaya dan dapat digunakan dalam penelitian.
4.2.2 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji One –SampleKolmogorov- Smirnov Test. Dalam penelitian ini
apabila signifikansi < 0,05 atau 5% maka data-data tidak berdistribusi normal,
dan sebaliknya apabila signifikansi > 0,05 atau 5% maka data-data berdistribusi
normal. Hasil dari uji normalitas data pengukuran tiap variabel di SDN
Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kab. Blora sebagai berikut :
4.2.2.1 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas data pengukuran tiap
variabel pada kelas eksperimen pre test dan post test dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
36
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Pre Test Kelompok Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas eksperimen pretes
N 30
Normal
Parametersa,b
Mean 58,5333
Std. Deviation 16,05107
Most Extreme
Differences
Absolute ,128
Positive ,084
Negative -,128
Kolmogorov-Smirnov Z ,703
Asymp. Sig. (2-tailed) ,706
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.2 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data
kelas eksperimrn pre-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample
Kolmogorov- Smirnov Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat
signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,706. Karena nilai signifikansi
0,706 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pre-test kelas
eksperimen berdistribusi normal. Gambaran kenormalan penyebaran data pre-
test kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.1
Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen Pre-Test SDN
Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015
Grafik 4.1 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen pre test
SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015. Pada garis
37
vertikal frequency menjelaskan jumlah siswa dan garis horizontal menjelaskan
nilai pre test kelas eksperimen. Pada grafik 4.1 menunjukkan bahwa mean
sebesar 58,53 dan standar deviasi 16,051. Kurva lengkung di atas
menggambarkan bahwa pre- test kelompok eksperimen adalah berdistribusi
normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data pre-test kelas esperimen
berdistribusi normal.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Post-Test SDN Karanggeneng 1
Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas eksperimen post-test
N 30
Normal Parametersa,b Mean 78,4000
Std. Deviation 13,63970
Most Extreme
Differences
Absolute ,186
Positive ,087
Negative -,186
Kolmogorov-Smirnov Z 1,019
Asymp. Sig. (2-tailed) ,250
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.3 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data kelas
eksperimrn post-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample
Kolmogorov- Smirnov Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat
signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,250. Karena nilai signifikansi
0,250 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data hasil post-test kelas
eksperimen berdistribusi normal. Gambaran kenormalan penyebaran data post-
test kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
38
Grafik 4.2
Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen post test
SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran
Kab. Blora Tahun 2014/2015
Grafik 4.2 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen post test
SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015. Pada grafik
di atas menunjukkan bahwa mean sebesar 78,40 dan standar deviasi 13,64. Kurva
lengkung di atas menggambarkan bahwa post test kelompok eksperimen adalah
berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data post-test kelas
eksperimen berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas data pengukuran tiap
variabel pada kelas kontrol pre test dan post test dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut ini :
39
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kelas kontrol pre test SDN Karanggeneng 1
Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas kontrol pre-test
N 30
Normal
Parametersa,b
Mean 52,1333
Std. Deviation 11,86049
Most Extreme
Differences
Absolute ,162
Positive ,106
Negative -,162
Kolmogorov-Smirnov Z ,888
Asymp. Sig. (2-tailed) ,409
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.4 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data kelas kontrol
pre-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample Kolmogorov- Smirnov
Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi (Asymp.
Sig. (2-tailed)) sebesar 0,409. Karena nilai signifikansi 0,409 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data hasil pre-test kelas kontrol berdistribusi normal.
Gambaran kenormalan penyebaran data pre-test kelas kontrol dapat dilihat pada
grafik 4.3 dibawah ini:
40
Grafik 4.3 Histogram Penyebaran Data Kelas Kontrol Pre-Test
SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora
Tahun 2014/2015.
Grafik 4.3 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas kontrol pre test SDN
Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015. Pada garis
vertikal frequency menjelaskan jumlah siswa dan garis horizontal menjelaskan
nilai pre test kelas kontrol. Berdasarkan grafik 4.3 menunjukkan bahwa mean
sebesar 52,13 dan standar deviasi 1,86. Kurva lengkung pada grafik 4.3
menggambarkan bahwa pre- test kelompok kontrol adalah berdistribusi normal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa data pre-test kelas kontrol berdistriibusi normal.
41
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol post test
SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran
Kab. Blora Tahun 2014/2015
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas kontrol post-test
N 30
Normal
Parameter
sa,b
Mean 61,0667
Std. Deviation 12,86249
Most
Extreme
Differenc
es
Absolute ,134
Positive ,076
Negative -,134
Kolmogorov-Smirnov Z ,732
Asymp. Sig. (2-tailed) ,658
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated fro m data.
Tabel 4.5 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data kelas kontrol
post-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi
(Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,658. Karena nilai signifikansi 0,658 > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa data hasil post-test kelas kontrol berdistribusi
normal. Gambaran kenormalan penyebaran data post-test kelas kontrol dapat
dilihat pada grafik 4.9 dibawah ini:
42
Grafik 4.4 Grafik Histogram Penyebarab Data Kelas Kontrol Post-Test
SD N Karangeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora
Tahun 2014/2015
Grafik 4.4 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas kontrol post test
SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2014/2015. Pada
grafik di atas menunjukkan bahwa mean sebesar 61,07 dan standar deviasi
12,862. Kurva lengkung di atas menggambarkan bahwa post test kelompok
kontrol adalah berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data post-test
kelas kontrol berdistribusi normal.
Maka dapat disimpulkan bahwa dari kedua data kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang telah di uji normalitas statistik bahwa kedua data telah
menunjukkan test distribusi is normal yang artinya data tersebut berada pada
distribusi normal.
43
4.3 Uji Homogenitas Hasil Belajar Post tes
Tabel 4.6
Uji homogenitas hasil belajar post tes kelas eksperimen dan kelas kontrol
SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora
Tahun 2014/2015
Test of Homogeneity of Variances
Post test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.004 1 58 .950
Berdasarkan tabel 4.6 nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan bahwa taraf signifikansi 0,950. Jika nilai sig > 0,05 maka sampel
dinyatakan homogen, bahwa 0,950 > 0,05 maka sampel diambil kesimpulan nilai
post test kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan homogen.
4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
4.4.1Analisis Deskriptif Kelompok Eksperimen Pre Test
Tabel di bawah ini menerangkan nilai siswa sebelum diberikan perlakuan
yaitu belum dikenai metode pembelajaran thnk pair share (TPS).
Tabel 4.7
Tabel Perolehan Nilai Siswa Pretes Pada Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas eksperimen pretes 30 28,00 88,00 58,5333 16,05107
Valid N (listwise) 30
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang
belum dikenai treatment yaitu metode demonstrasi dengan jumlah data N (siswa)
sebanyak 30 mempunyai skor minimal 28 sedangkan skor maksimal 88
mempunyai rata-rata 58,5333 dan standar deviasi 16,05107, serta jumlah dari
semua nilai siswa adalah 1756. Hasil perolehan pretest selengkapnya terdapat
dalam lampiran.
44
4.4.2 Analisis Deskriptif Kelompok Eksperimen Pos Test
Berdasarkan tabel 4.8 menerangkan nilai siswa setelah diberikan perlakuan
yaitu dikenai treatment model pembelajaran think pair share (TPS).
Tabel 4.8
Tabel Perolehan Nilai Siswa Postest Pada Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas eksperimen postes 30 40,00 100,00 78,4000 13,63970
Valid N (listwise) 30
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang
sudah dikenai treatment yaitu menggunakan think pair share (TPS) dengan
jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skorr minimal 40 sedangkan
skor maksimal 100 mempunyai rata-rata 78,4 dan standar deviasi 13,63970,
serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 2352. Hasil perolehan post test
selengkapnya terdapat dalam lampiran. Untuk menentukan tinggi rendahnya
variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan lima kategori, yakni :
sangat rendah, rendah, cukup baik, baik dan sangat baik.
Rumus yang digunakan untuk mencari rentang hasil belajar kelas
eksperimen adalah sebagai berikut :
Interval nilai = skor tertinggi kelas eksperimen – skor terendah kelas kontrol =
Banyaknya kategori
i = 100 – 28 = 14,5
5
45
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensihasil Belajar IPA Kelas Eksperimen SDN
Karanggeneng 1 Kecamatan KunduranKabupaten Blora
Tahun 2014/2015
Interval skor Kategori
Frekuensi
(∑ N)
Prosentase
(%)
28 − 42,5 Sangat rendah 1 3%
43 − 57,5 Rendah 2 7%
58 – 72,5 Cukup baik 7 23%
73 – 87,5 Baik 12 40%
88 – 100 Sangat baik 8 27%
Jumlah 30
100%
Berdasarkan tabel 4.9 tampak bahwa siswa yang mendapat hasil belajar
IPA kelas eksperimen pada kategori sangat rendah berjumlah 1 siswa dengan
prosentasi 3%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori rendah
berjumlah 2 siswa dengan prosentase 7%, siswa yang memiliki hasil belajar
pada kategori cukup baik berjumlah 7 siswa dengan prosentase 23% siswa yang
memiliki hasil belajar pada kategori baik berjumlah 12 siswa dengan prosentase
40%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori sangat baik berjumlah 8
siswa dengan prosentase 27%. Dari hasil pada Tabel 4.9 bahwa hasil belajar
siswa tergolong pada kategori baik, hal ini terlihat dari hasil observasi bahwa
kelas eksperimen dalam mengikuti pembelajaran siswa lebih aktif dan antusias,
ada 1 siswa yang mendapat kategori sangat rendah dan, hal ini disebabkan
karena siswa dalam pembelajaran terlalu asyik bermain sendiri dan cenderung
menemukan permasalahan yang berfokus pada salah satu sub pokok bahasan.
Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat dideskripsikan
dengan bantuan program SPSS for Windows Versi 21 yang disajikan pada
lampiran diketahui bahwa variabel think pair share ( TPS )dengan jumlah data
(N) sebanyak 30 siswa mempunyai skor maksimal 100 sedangkan skor minimal
46
sebesar 28 dengan rata-rata sebesar 78,4 dan standar deviasi 13,63970 dengan
standar devisiasi sebelumnya 16,05107 artinya perbedaan nilai antar siswa tinggi
sebab dari data yang diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 78,4 artinya nilai
rata-rata yang diperoleh siswa lebih tinggi dari nilai sebelumnya (sebelum
adanya treatment model pembelajaran think pair share ( TPS ).
Grafik 4.5
Frekuensi Nilai Kelas Esperimen
4.4.3 Anaisis Deskriptif Kelompok Kontrol Pre Test
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan nilai siswa pada kelompok kontrol pre
test sebelum diajarkan dengan mengunakan model ceramah.
Tabel 4.10
Tabel Perolehan Nilai Pre Test Pada Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas kontrol pretes 30 24,00 76,00 52,1333 11,86049
Valid N (listwise) 30
Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa pada kelompok kontrol yang tidak
dikenai treatment yaitu menggunakan model ceramah dengan jumlah data N
(siswa) sebanyak 30 mempunyai skor minimal 24,00 sedangkan skor maksimal
76.00, mempunyai rata-rata, 52,1333 dan standar deviasi 11,86049, serta jumlah
hasil belajar (pos-test) kelas eksperimen 28 − 42,5 Sangat rendah
43 − 57,5 Rendah
58 – 72,5 Cukup baik
73 – 87,5 Baik
88 – 100 Sangat baik
47
dari semua nilai siswa adalah 1.564, hasil perolehan pretest kelompok kontrol
selengkapnya terdapat dalam lampiran.
4.4.4 Analisis Deskriptif Kelompok Kontrol Pos Test
Tabel 4.11 di bawah ini menunjukkan nilai siswa pada kelompok kontrol
sebelum diajarkan dengan menggunakan model ceramah.
Tabel 4.11
Tabel Perolehan Nilai Postest Pada Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas kontrol postes 30 28,00 84,00 61,0667 12,86249
Valid N (listwise) 30
Berdasarkan tabel 4.11 tampak bahwa pada kelompok kontrol yang dikenai
treatment yaitu menggunakan metode ceramah dengan jumlah data N (siswa)
sebanyak 30 mempunyai skor minimal 28,00 sedangkan skor maksimal 84.00,
mempunyai rata-rata 61,0667, dan standar deviasi12,86249, serta jumlah dari
semua nilai siswa adalah 1832. Hasil perolehan post test kelompok kontrol
selengkapnya terdapat dalam lampiran. Untuk menentukan tinggi rendahnya
variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan lima kategori, yakni :
sangat rendah, rendah, cukup baik, baik dan sangat baik.
Rumus yang digunakan untuk mencari rentang hasil belajar kelas
eksperimen adalah sebagai berikut:
Interval nilai = skor tertinggi kelas eksperimen – skor terendah kelas kontrol =
Banyaknya kategori
i = 84 –28= 11,2
5
48
Tabel 4.12
Distribusi FrekuensiHasil Belajar Kelas Kontrol
SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran
Kabupaten Blora Tahun 2014/2015
Interval skor Kategori
Frekuensi
(∑ N)
Prosentase
(%)
28 – 39 Sangat rendah 2 7%
39,5 –50,5 Rendah 2 7%
51– 62 Cukup baik 12 40%
62,5 –73,5 Baik 10 33%
74 – 85 Sangat baik 4 13%
Jumlah 30
100%
Berdasarkan tabel 4.12 tampak bahwa siswa yang mendapat hasil belajar
IPA kelas kontrol pada kategori sangat rendah berjumlah 2 siswa dengan
prosentasi 7%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori rendah berjumlah
2 siswa dengan prosentase 7%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori
cukup baik berjumlah 12 siswa dengan prosentase 40%, siswa yang memiliki
hasil belajar pada kategori baik berjumlah 10 siswa dengan prosentase 33%,
siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori sangat baik berjumlah 4 siswa
dengan prosentase 13%. Jadi dapat dikatakan hasil belajar siswa tergolong pada
kategori cukup.
Data hasil belajar kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantuan
program SPSS for Windows Versi 21 diketahui bahwa variabel kelas kontrol
dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skor maksimal 84
sedangkan skor minimal sebesar 28dengan rata-rata sebesar 61,0667 dan standar
deviasi12,86249. Artinya perbedaan nilai antar siswa signifikan sebab dari data
yang diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 61,0667 menunjukkan rentang nilai
49
yang cukup tinggi sebab terdapat nilai tertinggi sebesar 84 dan nilai terendah
sebesar 28.
Grafik 4.6
Frekuensi Nilai Kelas Kontrol
4.5 Analisis Hasil Penelitian
Pengujian antara kelas eksperimen dengan menggunakan treatment model
pembelajaran think pair share (TPS) dan kelas kontrol dengan tidak
menggunakan treatment think pair share (TPS )maka pengujian menggunakan uji
t, sebab yang dicari adalah apakah ada perbedaan nilai antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Hasil perbedaan disajikan pada tabel 4.13 sebagai berikut :
hasil belajar (postes) kelas kontrol
28 − 39 Sangat rendah
39,5 –50,5 Rendah
51– 62 Cukup baik
62,5 –73,5 Baik
74 – 85 Sangat baik
50
Tabel 4.13
Analisis perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora
Tahun 2014/2015
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nilai postes Kelas eksperimen 30 78,4000 13,63970 2,49026
Kelas kontrol 30 61,0667 12,86249 2,34836
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai
postes
EqualEqual variances
assumed
Equal variances
not assumed
,004 ,950 5,064
5,064
58
57,801
,000
,000
17,33333
17,33333
3,42289
3,42289
10,48168
10,48118
24,18499
24,18549
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share
(TPS) terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dengan yang tidak pada
kelas kontrol.
Ha : Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS)
terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dengan yang tidak pada kelas
kontrol.
2. Menentukan tingkat signifikasi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikasi i = 5%
(signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang digunakan dalam
51
penelitian). Hasil analisis data diperoleh signifikasi sebesar 0.000, maka
signifikasi 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak.
3. Menentukan t hitung.
Dari tabel 4.13 didapat t hitung adalah 5,064.
4. Menentukan t tabel
Dengan bantuan excel dengan rumus : data data analysis t test : two sample
assuming aqual varian ok.
5. Kriteria pengujian
Ho diterima bila T hitung < T tabel.
Ho ditolak bila T hitung T tabel.
6. Membandingkan T hitung dan T tabel.
Nilai T hitung > T tabel (5,064 > 2,002), maka Ho ditolak.
7. Kesimpulan.
Karena T hitung > T tabel (5,064 > 2,002), maka Ho ditolak, jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair
share (TPS) terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dengan yang tidak
pada kelas kontrol. Pada tabel Descriptives terlihat rata-rata (mean) untuk
kelas eksperimen adalah 78,4000 dan kelas kontrol adalah 61,0667, jadi rata-
rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
4.6 Hasil Uji Hipotesis
Untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai kelas eksperimen dan kelas
kontrol siswa kelas IV paralel SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran
Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2014/2015”, digunakan uji perbedaan rata-rata”.
Untuk mengetahui perbandingan yang signifikan dengan tingkat signifikansi
i=5% atau 0,05. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh perbandingan
seperti berikut :
Perbandingan antara rata-rata nilai kelas eksperimen dengan kelas kontrol T
hitung sebesar 5,064, hasil yang diperoleh untuk T tabel adalah sebesar 2,002.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa T hitung > T tabel (5,064 >
2,002), dan signifikansi (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak, jadi ada pengaruh
52
penggunakan model pembelajaran think pair share (TPS) dengan pembelajaran
tidak menggunakan model pembelajaran think pair share (TPS) artinya
penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) berpengaruh pada hasil
belajar siswa yang lebih tinggi dibanding dengan kelas yang tidak menggunakan
model pembelajaran think pair share (TPS).
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini diuraikan
deskripsi data berdasarkan model pembelajaran think pair share (TPS) pada mata
pelajaran IPA dengan pokok bahasan energy panas dan energy bunyi terhadap
hasil belajar siswa, hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran think pair share
(TPS) hasilnya lebih baik dari pada kelas control yang tidak menggunakan model
pembelajaran think pair share (TPS). Hasil ini dapat menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa kelas IV A (kelas eksperimen) SDN Karanggeneng 1 Kec.
Kunduran Kab. Blora pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan energi
panas dan energi bunyi. Hal ini terbukti berdasarkan hasil statistik yang sudah
dianalisis yang menunjukkan hasil yang signifikan dengan probabilitas < 0,05
yaitu 0,000.
Hal ini disebabkan karena model pembelajaran think pair share (TPS) saat
dilakukan dalam pembelajaran dapat menumbuhkan rasa kerjasama antara siswa
satu dengan siswa lainnya, serta membuat siswa aktif dalam bertanya dan
menyampaikan ides atau gagasan. Karena model pembelajaran think pair share
(TPS) merupakan model pembelajaran yang melatih seseorang untuk dapat
bekerjasama, jadi semua siswa akan terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
Keampuhan model pembelajaran think pair share (TPS) yang memberikan
pengaruh positif dan signifikan terhadap kenaikan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan model pembelajaran yang konvensional dikarenakan model
pembelajaran think pair share (TPS) memiliki ciri utama belajar dalam
kelompok, yaitu (1) memperhatikan guru dalam proses belajar berlangsung; (2)
53
siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah; (3) siswa
bekerjasama dalam kelompok besar untuk kembali memecahkan masalah yang
sama; (4) siswa membagikan hasil pembahasan kelompok pada teman sekelas.
Sedangkan model pembelajaran konvensional siswa cenderung pasif dan hanya
mendengarkan guru dalam menyampaikan materi dan tanpa adanya diskusi atau
bertukar pikiran dengan teman. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Jumanta Hamdayana (2014:201), think pair share (TPS) merupakan suatu teknik
sederhana dengan keuntungan besar. think pair share (TPS) dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat
belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum
disampaikan di depan kelas. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas
eksperimen 78,4 lebih tinggi dari pada rata-rata nilai kelas kontrol 61,0667.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Osmani S, Evi
Suryawati dan Mariani (2002/2003) menyatakan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran think pair share (TPS)
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 1 SLTPN 20 pekanbaru pada pokok
bahasan keanekaragaman hewan TA 2002/2003.
Evi musluhatum Ni’mah (2010), berdasarkan hasil penelitiannnya bahwa
terdapatnya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan
model pembelajaran TPS terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA
Negeri 3 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan yang sudah dipaparkan dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS)
dalam pembelajaran IPA berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN
Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun Pelajaran 2014/2015.
Penggunaan model pembelajaran secara efektif dan efisien diperlukan langkah-
langkah yang sistematis, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan menimbulkan minat atau motivasi belajar untuk semua siswa
yang memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.