Post on 29-May-2018
BAB III
PEMODELAN DAN SIMULASI
III.1 Tahap-tahap perancangan
Tahapan perancangan yang dilakukan dalam pemodelan dan simulasi Softswitch
ini seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut :
Mulai
Deskripsi permasalahan
Pemodelan
Penulisan program
Jalankan simulasi
Berfungsi ? Perbaiki
Perbaiki Valid ?
Selesai
Y
T
Y
T
46
Gambar 3.1 Tahap-tahap perancangan simulator
III.2 Deskripsi Permasalahan
Dalam pembentukan hubungan, Softswitch merupakan bagian (komponen) dalam
jaringan yang memberikan kontribusi terhadap akumulasi PDD dimana delay pada
Softswitch tidak boleh melampaui budget waktu yang telah ditentukan berdasarkan
standar umum (internasional). Dalam tesis ini permasalahan yang dibahas adalah,
bagaimana menyimulasikan proses kerja Softswitch dalam melayani panggilan pada
jaringan dan melakukan pencatatan waktu (timing) untuk tiap tahapannya guna dianalisis
karakteristik lamanya proses dalam Softswitch dimana lama proses tersebut merupakan
fungsi dari variabel masukan (laju kedatangan) yang dimasukkan saat inisiasi ketika
akan menjalankan program simulasi.
III.2.1 Delay Budget Untuk Softswitch
Seperti yang sudah dijelaskan pada BAB II, menurut ITU-T standar PDD pada jaringan
IP < 800 msec[22]. Standar waktu tersebut dialokasikan untuk tiap elemen jaringan yang
dilaluinya dalam hubungan user-to-user antara lain berupa terminal equipment, gateway
router dan lain-lain termasuk Softswitch itu sendiri. Namun sejauh ini lembaga standar
dunia belum menstandarkan angka yang pasti untuk budget delay pada Softswitch.
Sebagai referensi, delay call setup untuk Softswitch, menurut Telica, suatu vendor
pembuat Softswitch, mensyaratkan call setup delay pada Softswitch < 400 msec[23], dan
menurut standar Telecordia, call setup delay < 350 msec[22] , call clearing delay < 100
msec[22] dan menurut KT-BcN, provider jaringan di Korea Selatan, yang telah
melakukan penelitian dalam implementasi NGN, dengan pembatasan bandwidth
diperoleh call setup delay pada Softswitch rata-rata 472 msec
III.2.2 Komponen Delay Pada Softswitch
[24]
47
Dalam melayani permintaan panggilan telepon, terdapat beberapa tahapan proses yang
dalam Softswitch, dimana masing-masing tahapan merupakan komponen delay yang
secara akumulasi akan memberikan total waktu pemrosesan untuk tiap panggilan dan
disebut occupancy seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2
Call request
Receive/rejectDestination address (digits)
Call setup(media control & signaling)
Softswitch
Conversation (media streaming)
Call admission delay1
2
- Check A-subscriber originating restriction
- Analyse destination zoning and compare to A-subscriber category
- Check media resources (bandwidth)- Check B-subscriber status (idle/busy)- Setup connection- Update : A & B Subscriber status- Update bandwidth
Call setup(media control & signaling)
Call setup delay
Call clearing(media control & signaling) Call clearing
(media control & signaling)
3 - disconnect call- update A & B Subscriber status- updat bandwidth
Call clearing delay
a
a+b =
b
Softswitchoccupancy
Gambar 3.2 Tahapan proses panggilan dan komponen delay pada Softswitch
Tahapan-tahapan proses pada Softswitch inilah yang diteliti dan dianalisis serta
dilakukan verifikasi komponen delay-nya yang terdiri dari :
1. Call admission delay
2. Call setup delay
3. Call clearing delay
4. Call occupation
48
Adapun pendefinisian komponen delay tersebut (untuk masing-masing Skenario I, II,
III) secara grfis dapat dilihat pada Lampiran-F. Dari keempat komponen delay tersebut
perhatian khusus ditujikan pada call setup delay karena komponen delay ini yang
menentukan spesifikasi (kapasitas) Softswitch yakni Busy Hour Call Attempt ( BHCA).
III.3 Batasan (ruang lingkup) Simulasi dan Metodologi
Untuk maksud tersebut dirancang simulator yang mensimulasikan proses panggilan pada
jaringan (Gambar 3.4) mulai dari adanya permintaan panggilan dari pelanggan (user),
pemrosesan pada tiap elemen jaringan, proses komunikasi antar komponen jaringan
dengan menggunakan protokol standar, sampai dengan pembubaran hubungan
pembicaraan dimana pada setiap tahapan proses dilakukan pencatatan (recording) data-
data kejadian (pesan), disertai keterangan waktu/saat terjadinya hingga ketelitian mili
detik, identitas pengguna (nomor telepon/alamat URI) dan identitas elemen jaringan
(Point Code, IP address/network address). Proses tersebut dijalankan oleh bahasa
pemrograman Java2 dan semua data yang diperlukan telah didefinisikan dan tersimpan
dalam sistem basis data MySQL.
III.3.1 Konfigurasi Jaringan Simulasi dan Bagian-Bagian yang Disimulasikan
Adapun konfigurasi jaringan Softswitch yang disimulasikan diperlihatkan pada Gambar
3.4 berikut
49
Gambar 3.4 Konfigurasi jaringan simulasi
• Skenario I : panggilan dari pelanggan analog (user A) yang tersambung ke
Access Gateway 1 (AG
[5] Dari berbagai kemungkinan panggilan yang terjadi (berdasarkan asal panggilan dan
tujuan), dalam simulasi dibatasi hanya tiga skenario, yaitu :
A) ke pelanggan (user B) yang tersambung ke Access
Gateway 2 (AGB
• Skenario II : panggilan dari pelanggan analog (user A) yang tersambung ke
sentral konvensional (PSTN
)
A) melalui Signaling Gateway A (SGA) ke
pelanggan analog (user B) yang tersambung ke sentral konvensional (PSTNB)
melalui Signaling Gateway B (SGB
• Skenario III : panggilan dari pelanggan IP Phone (user A) yang tersambung
ke Local Area Network A (LAN
)
A) ke pelanggan IP Phone (user B) yang
tersambung ke Local Area Network B (LANB
)
III.3.2 Bagian-Bagian yang Disimulasikan dan Pemodelan
50
Dari Gammbar 3.4 tersebut, bagian-bagian yang disimulasikan diperlihatkan pada
Gambar 3.5.a, 3.5.b, dan 3.5.c, yakni :
1. Pada Gambar 3.5.a mengilustrasikan bagian-bagian yang disimulasikan :
• Pembangkitan sumber trafik panggilan dari Skenario I, Skenario II dan
Skenario III
• Pembuatan basis data yang terdiri dari :
o Data permanent, seperti nomor telepon/alamat URI, alamat IP, dll
o Data semi permanent, seperti klas layanan (CoS), kategori zona dll
o Data transient, seperti kondisi bebas/sibuk, ringing dll
• Proses kerja internal pada masing-masing komponen jaringan, yaitu pada
Softswitch, Access Gateway, Signaling Gateway, dan Trunk Gateway.
Gambar 3.5.a Bagian yang disimulasikan (1) :
Pembangkitan trafik panggilan, pembuatan basis data, dan proses internal pada tiap komponen jaringan
51
2. Pada Gambar 3.5.b mengilustrasikan bagian dari simulasi, yaitu proses komunikasi
antar elemen jaringan saat pembangunan hubungan dengan menggunakan protokol
tertentu, yakni komunikasi antara :
• Access Gateway dengan Softswitch, menggunakan protokol Megaco
• PSTN/jaringan SS7 dengan Signaling Gateway, menggunakan protokol SS7
• Signaling Gateway dengan Softswitch, menggunakan protokol SigTran
• Trunk Gateway dengan Softswitch menggunakan protokol Megaco
• IP Phone dengan Softswitch menggunakan protokol SIP
Gambar 3.5.b Bagian yang disimulasikan (2) :
Proses komunikasi (signaling) antar komponen dalam jaringan
3. Pada Gambar 3.5.c memberikan ilustrasi pengontrolan penggunaan kanal bicara
(bandwidth), meliputi :
52
• Pengecekan ketersediaan bandwidth saat akan dibangun hubungan
• Updating ketersediaan bandwidth setiap saat selama proses komunikasi
o Ketersediaan bandwidth akan berkurang sebesar 26 Kbps jika ada
pemakaian (mulai digunakan untuk bicara)
o Ketersediaan bandwidth akan bertambah sebesar 26 Kbps jika ada
pembebasan (ada yang selesai bicara).
Gambar 3.5.c Bagian yang disimulasikan (3) : Pengendalian pemakaian bandwidth (updating selama proses panggilan)
Pada sub bab berikut dibahas proses perancangan : pemodelan, metoda, dan algoritma
tiap bagian simulator yang telah disebutkan pada sub bab 3.4.
53
III.3.2.1 Pembangkitan Sumber Panggilan (Traffic Generator)
Sumber trafik panggilan merupakan pembangkit kedatangan permintaan panggilan.
Masing-masing skenario dibuat sumber trafiknya secara independen. Karakteristik
sumber trafik yang disimulasikan mengikuti pola kedatangan model Poisson. Dalam
tesis ini pembangkitan trafik dari ketiga skenario diilustrasikan seperti pada Gambar 3.6
(a) dan 3.6 (b)[17]
TRAFFIC GENERATOR
Scenario I
Scenario II
Scenario III
SOFTSWITCH
Queuing (buffer)
Server
λ1
λ2
λ3
AG1
PSTN1 (SG1)
LAN1
Poisson
Poisson
PoissonPoissonλ1+λ2+λ3
berikut
Gambar 3.6 (a) Model pembangkitan trafik dari ketiga skenario
54
Skenario I
Skenario II
Skenario III
TOTAL
t11
t
t12 t13 t14
t21 t22 t23 t24
t31 t32 t33 t34
T11 T12T13
T21 T22T23
T31 T32 T33
t3 t6 t7 t10t1 t4 t9 t12t2 t5 t8 t11
exponentially distributed
random
exponentially distributed
random
T1 T2T3 T4
T5 T6T7 T8
T9 T10T11
Gambar 3.6 (b) Pola waktu antar kedatangan dari sumber trafik
▪ Pertama, pola distribusi peluang terjadinya k panggilan selama perioda t
[18]
Untuk pembuatan generator trafik, data waktu antar kedatangan direpresentasikan oleh
pembangkitan bilangan acak (random) pada masing-masing skenario secara independen.
Karakteristiknya mengikuti model Poisson seperti dibahas pada Bab II, yaitu : [18]
tk
k ekttP λλ −=!)()(
mengikuti kurva Poisson
▪ Kedua pola distribusi waktu antar kedatangan mengikuti kurva eksponensial
negatif [17] tetf λλ −=)(
Dalam simulasi, generator trafik ini menggunakan paket program yang telah ada. Namun
dalam Bab IV keluaran generator trafik tersebut diverifikasi dari segi waktu antar
kedatangannya.
III.3.2.2 Pembuatan Basis Data
55
Basis data merupakan sumber data yang diakses oleh elemen jaringan dalam
pemprosesan permintaan panggilan telepon. Pembuatan basis data menggunakan
MySQL, terdiri dari data-data sebagai berikut:
1. Basis data untuk Softswitch :
a. Data pelanggan, total 400.000, terdiri dari :
1) Pelanggan AG :
• AG (A) : 60.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2100000 – 2159999.
• AG (B) : 60.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2200000 – 2259999.
2) Pelanggan PSTN :
• PSTN (A) : 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2300000 –
2399999.
• PSTN (B) : 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2400000 –
2499999.
3) Pelanggan SIP Phone :
• SIP phone (A) : 40.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
1@STTTELKOM.ac.id – 40000@STTTELKOM.ac.id.
• SIP phone (B) : 40.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
1@ITTELKOM.ac.id – 40000@ITTELKOM.ac.id.
b. Data zone, dilihat berdasarkan Code Point (identitas node dalam jaringan) :
1) Code Point 2 = Zone 1.
2) Code Point 0 = Zone 2.
3) Code Point 00 = Zone 3
Untuk proses simulasi, semua pelanggan diasumsikan mendial digit dengan Code
Point 1 (hubungan lokal). Artinya hanya mendial nomor dengan prefik (awalan) 2.
c. Data kategori tujuan, terdiri dari :
1) Kategori 1, dapat melakukan panggilan ke tujuan hanya sampai area Lokal.
2) Kategori 2, dapat menghubungi ke tujuan Lokal dan SLJJ.
3) Kategori 3, dapat menghubungi ke tujuan Lokal, SLJJ, dan SLI
56
d. Data Class of Service yang berhubungan dengan Call Restriction (pembatasan
panggilan) berdasarkan kategori tujuan. Untuk proses simulasi, semua pelanggan
diasumsikan memiliki kategori 3. Sehingga dapat menghubungi ke tujuan Lokal,
SLJJ, dan SLI.
e. Data status pelanggan tujuan, yang terdiri dari :
1) Status bebas.
2) Status sibuk.
3) Status bicara.
f. Data link bandwidth
1) Untuk menentukan kapasitas bandwidth, diambil dari jumlah panggilan
tertinggi, yaitu :
MbpsKbpspanggilanKbps
14,950364,26
≤=×
Ket : 26,4 Kbps merupakan bandwidth rata-rata yang dibutuhkan dalam
pengiriman suara untuk 1 pelanggan. Dalam simulasi ini dibulatkan 26 Kbps.
2) Kapasitas link bandwidth untuk masing-masing skenario adalah :
Link bandwidth untuk skenario I = MbpsMbps 3,01103
=×
Link bandwidth untuk skenario II = MbpsMbps 5,01105
=×
Link bandwidth untuk skenario III = MbpsMbps 2,01102
=×
3) Lama bicara dari masing-masing sesi panggilan diset secara random pada
rentang waktu 1 sampai 3 menit
g. Data domain untuk pelanggan SIP phone, yaitu :
1) Domain dari pelanggan SIP phone (A) adalah stttelkom.ac.id
2) Domain dari pelanggan SIP phone (B) adalah ittelkom.ac.id
2. Basis data untuk AG :
a. AG (A)
57
1) Data pelanggan yang terdiri dari 60.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
2100000 – 2159999.
2) Data status pelanggan, yang terdiri dari :
a) Dial Tone.
b) Ringing Tone.
c) Busy Tone.
b. AG (B)
1) Data pelanggan yang terdiri dari 60.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
2200000 – 2259999.
2) Data status pelanggan, yang terdiri dari :
a) Ringing Current.
3. Basis data untuk SG :
a. SG (A)
1) Data pelanggan yang terdiri dari 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
2300000 – 2399999.
b. SG (B)
1) Data pelanggan yang terdiri dari 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
2400000 – 2499999.
4. Basis data untuk PSTN (B) :
a. Data pelanggan yang terdiri dari 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
2400000 – 2499999.
b. Data status pelanggan, yang terdiri dari :
1) Status bebas.
2) Status sibuk.
5. Basis data untuk SIP phone (B) :
a. Data pelanggan yang terdiri dari 40.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
1@ITTELKOM.ac.id – 40000@ITTELKOM.ac.id.
b. Data status pelanggan, yang terdiri dari :
1) Status bebas.
58
2) Status sibuk.
III.3.2.3 Pemodelan dan Simulasi Proses Panggilan
Dalam perancangan simulasi, untuk memudahkan penyusunan program, maka proses
panggilan yang merupakan mekanisme kerja jaringan dalam menangani permintaan
panggilan mulai dari pelanggan mengangkat handset (off-hook) hingga pembubaran
panggilan (selesai bicara), dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Proses komunikasi antar elemen jaringan.
2. Proses internal pada masing-masing elemen.
III.3.2.3.1 Proses Komunikasi Antar Elemen Jaringan
Antar elemen jaringan berkomunikasi dengan menggunakan protokol. Protokol yang
digunakan disesuaikan dengan elemen jaringan yang sedang berkomunikasi. Protokol
yang digunakan pada simulasi ini yaitu :
1. Skenario I :
• Komunikasi antara Softswitch dengan AG menggunakan protokol Megaco
2. Skenario II :
• Komunikasi antara PSTN dengan SG menggunakan protokol SS7
• Komunikasi antara Softswitch dengan SG menggunakan protokol Sigtran
• Komunikasi antara Softswitch dengan TG menggunakan protokol Megaco
3. Skenario III :
• Komunikasi antara Softswitch dengan SIP phone menggunakan protokol SIP
Untuk pemodelan proses komunikasi digunakan diagram call flow seperti pada Gambar
3.9. Proses komunikasi diawali dengan pembangkitan pesan yang dipicu oleh adanya
suatu kejadian (event), misal ada pelanggan yang mengakhiri pembicaraan, adanya
pengiriman sinyal digit (DTMF) dsb. Setiap kejadian (yang ditandai dengan indikasi
adanya pesan) dicatat nama kejadiannya (berdasarkan nama pesan), waktu terjadinya
(sampai ketelitian mili detik) serta keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu
seperti halnya hasil pencatatan protocol analyzer di lapangan untuk bahan analisis.
59
Untuk memberikan gambaran perancangan simulasi dalam proses komunikasi ini
diambil proses komunikasi Skenario I sebagai sampel yang diperlihatkan pada Gambar
3.9 beserta penjelasannya. Untuk skenario II dan III terdapat pada Lampiran A Skenario
panggilan terdiri dari dua bagian, yaitu jika pelanggan yang dituju bebas dan jika
pelanggan yang dituju sibuk.
III.3.2.3.1.1 Skenario Panggilan Jika Pelanggan Yang Dituju Bebas
Call flow untuk pelanggan yang dituju bebas diperlihatkan pada Gambar 3.12.
Proses pembangunan hubungannya terdiri dari :
1. User (A) mengangkat hand set untuk meminta pembangunan hubungan
2. AG (A) :
a. Mendeteksi port user (A) dan memapingkannya ke nomor telepon
b. Memapingkan informasi nomor telepon user (A) ke format IP
c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor
telepon user (A)
3. Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk
mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengecek di data base, tentang informasi data pelanggan user (A)
c. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan atau tidak
d. Jika boleh, mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG
(A) agar mengirimkan dial tone kepada user (A)
e. Mengubah status user (A) ke kondisi sibuk
4. AG (A) :
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch
untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan dial tone kepada user (A)
5. User (A) mendial nomor telepon tujuan
60
Notify
Off hook
Reply
Modify
Notify
Digits
Reply
Add
Add
Reply
Reply
ModifyReply
Notify
Answer
Reply
ModifyReply
ModifyReply
Dial Tone
On hook
SubtractReply
SubtractReply
Reply
MEGACO
NotifyReply
ModifyReply
ModifyReply
User (A) Access Gateway (A) Access Gateway (B) User (B)Softswitch0222100000 172.16.0.2 172.16.0.1 172.16.0.3 0222200000
ModifyReply
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12Ringing Current
13
14
RTP Stream
15
17
19
20
21
22
23
24
10Ringing Tone
16
18
Gambar 3.7 Call flow proses komunikasi Skenario I jika pelanggan yang dituju bebas
6. AG (A) :
[14] [15] [25]
a. Menerima informasi nomor telepon user (B) dan memapingkannya ke format IP
b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor
telepon user (B)
61
7. Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk
mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengecek di data base, tentang zone tujuan (zone 1/2/3) berdasarkan
prefix/awalan nomor telepon user (B)
c. Mengecek di data base, tentang kategori tujuan (lokal/SLJJ/SLI)
d. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan ke tujuan tersebut atau tidak,
berdasarkan zone dan kategori
e. Jika boleh, selanjutnya mengecek ketersediaan bandwidth pada AG (A) dan AG
(B)
f. Jika tersedia, selanjutnya mengecek status pelanggan user (B), dalam keadaan
bebas atau sibuk/bicara
g. Jika bebas, selanjutnya mengirimkan command Add ke AG (A) untuk
memerintahkan AG (A) agar menyiapkan port RTP
8. Softswitch mengirimkan command Add ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B)
agar menyiapkan port RTP
9. Softswitch mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A)
agar mengirimkan ringing tone kepada user (A)
10. AG (A) :
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch
untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan ringing tone kepada user (A)
11.Softswitch :
a. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar
mengirimkan ringing current kepada user (B)
b. Mengubah status user (B) ke kondisi sibuk
12.AG (B) :
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch
untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik
62
b. Mengirimkan ringing current kepada user (B)
13.User (B) mengangkat hand set untuk menjawab panggilan telepon
14.AG (B) :
a. Mendeteksi jawaban pada port user (B) dan memapingkannya ke format IP
b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi
jawaban user (B)
15.Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (B) untuk
mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar
menghentikan pengiriman ringing current dan mengaktifkan port RTP
c. Mengubah status user (B) ke kondisi bicara
d. Meng-update bandwidth AG (B)
16.AG (B)
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch
untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik
b. Menghentikan pengiriman ringing current kepada user (B)
17. Softswitch :
a. Mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar
menghentikan pengiriman ringing tone dan mengaktifkan port RTP
b. Mengubah status user (A) ke kondisi bicara
c. Meng-update bandwidth AG (A) TIDAK ADA PROSES
18.AG (A)
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch
untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik
b. Menghentikan pengiriman ringing tone kepada user (A)
Setelah selesai pembangunan hubungan, user (A) dan user (B) melakukan pembicaraan
selama 1-3 menit.
63
Proses pembubaran hubungannya terdiri dari :
19.User A menutup hand set untuk mengakhiri panggilan telepon
20.AG (A) :
a. Mendeteksi pembubaran panggilan pada port user (A) dan memapingkannya ke
nomor telepon
b. Memapingkan informasi pembubaran panggilan oleh user (A) ke format IP
c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi
pembubaran panggilan dari user (A)
21.Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk
mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan command Subtract ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar
menonaktifkan port RTP
c. Mengubah status user (A) ke kondisi bebas
22.Softswitch :
a. Mengirimkan command Subtract ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar
menonaktifkan port RTP
b. Mengubah status user (B) ke kondisi bebas
23.Softswitch :
a. Mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar
menormalkan port RTP
b. Meng-update bandwidth AG (A)
24.Softswitch :
a. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar
menormalkan port RTP
b. Meng-update bandwidth AG (B) TIDAK ADA PROSES
III.3.2.3.1.2 Skenario Panggilan Jika Pelanggan Yang Dituju Sibuk
64
Call flow untuk pelanggan yang dituju sibuk diperlihatkan pada Gambar 3.10.
Notify
Off hook
Reply
Modify
Notify
Digits
Reply
ModifyReply
Dial Tone
Reply
MEGACO
User (A) Access Gateway (A) Access Gateway (B) User (B)Softswitch0222100000 172.16.0.2 172.16.0.1 172.16.0.3 0222200000
1
2
3
4
5
6
7
8Busy Tone
Gambar 3.8 Call flow proses komunikasi Skenario I
jika pelanggan yang dituju sibuk
1. User (A) mengangkat hand set untuk meminta pembangunan hubungan
[14] [15] [25]
Proses pembangunan hubungannya terdiri dari :
2. AG (A) :
a. Mendeteksi port user (A) dan memapingkannya ke nomor telepon
b. Memapingkan informasi nomor telepon user (A) ke format IP
c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor
telepon user (A)
3. Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk
mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengecek di data base, tentang informasi data pelanggan user (A)
c. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan atau tidak
65
d. Jika boleh, mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG
(A) agar mengirimkan dial tone kepada user (A)
e. Mengubah status user (A) ke kondisi sibuk
4. AG (A) :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch
untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan dial tone kepada user (A)
5. User (A) mendial nomor telepon tujuan
6. AG (A) :
a. Menerima informasi nomor telepon user (B) dan memapingkannya ke format IP
b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor
telepon user (B)
7. Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk
mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengecek di data base, tentang zone tujuan (zone 1/2/3) berdasarkan
prefix/awalan nomor telepon user (B)
c. Mengecek di data base, tentang kategori tujuan (lokal/SLJJ/SLI)
d. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan ke tujuan tersebut atau tidak,
berdasarkan zone dan kategori
e. Jika boleh, selanjutnya mengecek ketersediaan bandwidth pada AG (A) dan AG
(B)
f. Jika tersedia, selanjutnya mengecek status pelanggan user (B), dalam keadaan
bebas atau sibuk
g. Jika sibuk, selanjutnya mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk
memerintahkan AG (A) agar mengirimkan busy tone kepada user (A)
h. Mengubah status user (A) ke kondisi bebas
8. AG (A) :
66
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch
untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan busy tone kepada user (A)
III.3.2.3.2 Proses Internal Tiap Elemen Jaringan
III.3.2.3.2.1 Access Gateway
Menurut standar ISC, fungsional AG terdiri dari AGS-F dan MG-F. AG-F melakukan
fungsi pensinyalan, sedangkan MG-F melakukan fungsi pengiriman media. Pada
simulator, AG hanya difungsikan untuk pensinyalan, yaitu melakukan pemapingan
antara :
1. Nomor port ke nomor telepon, dan sebaliknya
2. Nomor telepon ke format IP (protokol), dan sebaliknya
3. Informasi jawaban ke format IP (protokol), dan sebaliknya
4. Informasi pembubaran ke format IP (protokol), dan sebaliknya
Proses internal AG diperlihatkan pada Gambar 3.11.
Access Gateway Signaling Function(AGS-F)
FormatTDM
FormatIP
Maping
TeleponAnalog
Softswitch
MULAI
Deteksi Port
Maping Port keNomor Telepon
Paketisasi
SELESAI
Off Hook
Notify
Access Gateway
Gambar 3.9 Proses internal Access Gateway
67
III.3.2.3.2.2 Signaling Gateway
Menurut standar ISC, SG melakukan SG-F yaitu fungsi pensinyalan, dalam melakukan
maping (protokol) dari jaringan circuit switch seperti PSTN ke format IP, dan
sebaliknya.
Signaling Gateway Function(SG-F)
FormatTDM
FormatIP
Maping
MULAI
Deteksi Port
SELESAI
IAM
IAM
SwitchSwitchSwitch
PSTN (A)SoftswitchSignaling Gateway
Gambar 3.10 Proses Internal Signaling Gateway
III.3.2.3.2.3 Softswitch
68
UserProfile
ServiceProfile
TerminalProfile
Admission ControlCall Agent Function (CA-F)
Address Translation
Routing Function(R-F)
Resource Allocation
Media Gateway Controller (MGC-F)
AccessGateway (A)
AccessGateway (B)
MULAI
Ubah Status User (A) k e Kondisi Sibuk
SELESAI
Notify(off-hook)
Modify
User (A)Boleh
Memanggil?
Tidak
Softswitch
Megaco Megaco
Cek Data Pelanggan User (A) – Call Restriction
Ya
Perintah AG (A) Kirim Dial Tone
Gambar 3.11 (a) Proses internal Softswitch untuk Skenario I
UserProfile
ServiceProfile
TerminalProfile
Admission ControlCall Agent Function (CA-F)
Address Translation
Routing Function(R-F)
Resource Allocation
Media Gateway Controller (MGC-F)
SignalingGateway (A)
SignalingGateway (B)
TrunkGateway (A)
TrunkGateway (B)
MULAI
Cek Zone Tujuan
Cek Kategori User(A)
- Cek Bandwidth TG1- Cek Bandwidth TG2
SELESAI
IAM(terima digit)
IAM
User (A)Boleh Memanggil
Ke Tujuan?
Tersedia ?
Ya
Tidak
Tidak
Softswitch
Sigtran Sigtran
Megaco Megaco
Ya
Gambar 3.11 (b) Proses internal Softswitch untuk Skenario II
69
Authentication / Authorization
Module
Resource Negotiation
Module
SIP Location Database
SIP Transaction Management
SIP Phone (A
70
+start()
softswitchsimulator::Main
+inisialisasi()+ContinueNextQueue()+addBuffer()+run()+removeBuffer()
-TypeAccessGateWay : int = 1-TypeSignalingGateWay : int = 2-TypeSIP : int = 3+maxBandwidthAG : double = 520+maxBandwidthSG : double = 520+maxBandwidthSIP : double = 520-usebandwidthAG : double-usebandwidthSG : double-usebandwidthSIP : double-Buffer-callLoss : int-callBusy : int-totalCall : int
form::mainSimulatorForm
mengeksekusi
dieksekusi+setCallInTime()+getCall() : long
-callutils::GeneratorTrafic
get Call Time
set Call Time
+getConnectionSource()
-user : string-pass : string-server : string
DB::Connection
+setPort(in no_telp : int)+getPort() : int+setNoTelp(in no_telp : string)+getNoTelp() : string+setDialToneStatus()+setRingingtoneStatus()
-port : int-no_telp : string
DB::AccessGateway1
+setPort(in no_telp : int)+getPort() : int+setNoTelp(in no_telp : string)+getNoTelp() : string+setRingingCurrentStatus()
-port : int-no_telp : string
DB::AccessGateway2
+getStatus() : int+setStatus()
+bebas : int = 1+sibuk : int = 2+bicara : int = 3
DB::pstn
+getStatus() : int+setStatus()
+bebas : int = 1+sibuk : int = 2+bicara : int = 3
DB::sip_phone
+getStatus() : int+setStatus()+getBatasanPanggilan() : int+getKategori() : int+getDomain() : string+isNumberExist() : bool
-no_telp : string+bebas : int = 1+sibuk : int = 2+bicara : int = 3
DB::softswitch
baca database baca database
End
3
baca database baca database
baca
dat
abas
e
+setPortSource()+setPortDest()+getPortSource() : int+getPortDest() : int+setNoTelpSource()+setNoTelpDest()+getNoTelpSource() : string+getNoTelpDest() : string+start()
-portSource : int-portDest : int-notelpSource : string-notelpDest : string
thread::processAccessGateway
+setNoTelpSource()+setNoTelpDest()+getNoTelpSource() : string+getNoTelpDest() : string+start()+setDomainDest()+getDomainDest() : string
-notelpSource : string-notelpDest : string-domainDest
thread::processSIP
+setNoTelpSource()+setNoTelpDest()+getNoTelpSource() : string+getNoTelpDest() : string+start()
-notelpSource : string-notelpDest : string
thread::processSignalingGateway
mensimulasikan
mensim
ulasik
an
buat
sim
ulas
i
mensimulasikan
read database
read database
get I
Nfo
get Info
read database
read database
read
dat
abas
e
get I
nfo
raad database
read database
Gambar 3.12 Class diagram dalam proses panggilan
71
III.3.3.4 Usecase Diagram
Usecase mendeskripsikan interaksi tipikal antara pengguna sistem dengan sistem itu
sendiri dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan.
Dalam hal in sesuai dengan pengoperasian simulator, maka usecase diagram
mendeskripsikan interaksi pengguna dengan simulator, yakni :
▪ Saat inisiasi (mengisikan nilai jumlah panggilan dan perioda) pada traffic
generator serta menampilkan distribusi eksponensial negatif sebelum program
dijalankan dengan menekan button View (lihat pula pada Bab IV, sub bab IV.2
dan Gambar 4.3)
▪ Saat menjalankan simulator dengan menekan button Start Simulation (lihat
pula Gambar 4.4)
Maka gambar usecase nya nampak seperti pada Gambar :
Create GeneratorTraffic
User
start Accessgateway
start SignalingGateway
start SIP
«uses»
«uses»
«uses»
«uses»
Gambar 3.13 Usecase diagram simulator
72
III.3.3.3 Activity Diagram
Activity diagram digunakan untuk menggambarkan logika prosedural dan jalur kerja
dari sistem. Penggunaannya seperti diagram alir (flow chart), bedanya dalam activity
diagram mendukung bihavior paralel. Dalam simulator ini logika urutan dalam simulator
adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 3.14, dimana bihavior paralel atau dalam hal ini
disebut multi threading diperlihatkan pada tiga proses : run Access Gateway, run
Signaling Gateway dan run SIP.
Create Generator Traffic
Check Exponensial
check schenario run Access Gateway
run Signaling Gateway
run SIP
Gambar 3.14 Activity diagram urutan kerja bagian-bagian simulator
III.3.3.4 Seuence Diagram
Sequence diagram merupakan penjabaran skenario dari sistem. Dalam hal ini untuk
ketiga skenario panggilan (Skenario I, II dan III) digambarkan pada sequence diagram
seperti Gambar 3.14