Post on 02-Feb-2018
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Menurut Sugiyono
(2012, hlm. 14) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. Metode penelitian
Metode penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian
eksperimen.Desain eksperimen, yakni Quasi Experimental.Menurut Kumar
(Seniati, dkk, 2009, hlm. 37) penelitian eksperimental-kuasi sebagai penelitian
semi-eksperimental.Bentuk penelitian ini adalah nonequivalent Control Group
Design.Desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih yakni kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random kemudian
diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.Kelompok eksperimen
diberi perlakukan dan dilakukan posttest untuk memperoleh perbedaan hasil
setelah diberikan perlakukan pada kelompok eksperimen. Desain penelitian di
gambarkan sebagai berikut :
Quasi Experimental bentuk nonequivalent control group design
(Sugiyono, 2013, hlm. 118)
Keterangan :
O = Tes Awal dan Test Akhir.
X = Perlakuan.
.... = Subjek tidak dipilih acak.
O1 X O2
O3X O4
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain penelitian eksperimen sebagai berikut:
C. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan proses pengamatan
pembelajaran yang dilakukan guru selama kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media cergam pada pembelajaran apresiasi cerpen
untuk memperoleh data. Dimana dalam melakukan penelitian mereka
yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas
peneliti.
Studi Pustaka dan Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah dan Hipotesis
Penyusunan Instrumen Penentuan Populasi dan Sampel
Pretest
Treatment1
Posttest
Treatment2
Treatment3
Pembahasan Data
Kesimpulan
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis untuk
mengetahui dan memperoleh data mengenai peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran apresiasi cerpen.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis Data Test Awal
Data awal yang dianalisis oleh peneliti yaitu uji normalitas, uji
homogenitas, uji kesamaan dua rata – rata ( uji T) untuk mengetahui
kelompok rendah, sedang, dan tinggi antara kelas eksperiman dan kelas
kontrol. Proses analisis didapat dilakukan dengan bantuan program
software SPSS versi 20.0 for windows.
b. Analisis Data Test Akhir
Pada data hasil tes akhir yang diperoleh dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol untuk mendapatkan data, seperti: uji homogenitas,
analisis pengelompokan test akhir dari nilai test awal sebelumnya, uji
pembeda dua rata – rata ( uji T), uji rata rata tes akhir dan analisis data
data N-Gain.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data
berditribusi normal atau tidak sehingga memperoleh nilai rendah, sedang,
dan tinggi. Signifikansi dikatakan normal harus di atas 5% atau 0,05.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu akan
dilakukan uji normalitas (Sugiyono, 2013, hlm. 204).
d. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kelas yang homogen.
Penelitian boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi
benar-benar homogen.
e. Uji Kesamaan Rata – Rata ( Uji T)
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji kesamaan rata-rata menggunakan kesamaan varians
digunakan untuk mengetahui adatidaknya perbedaan rata-rata kondisi
awal populasi.
Menurut seorang ahli Riduwan (2013, hlm.239) menyatakan
rumus yang dapat digunakan adalah :
t = 𝑋 1
_ 𝑋 2
1
𝑛1
𝑆+
1
𝑛2
Dengan
𝑺𝟐 = 𝒏𝟏−𝟏 𝑺𝟏
𝟐 +(𝑵𝟐 −𝟏)𝑺𝟐𝟐
𝒏𝟏+𝒏𝟐 − 𝟐
Keterangan :
𝑋1 = rata – rata kelas eksperimen
𝑋 2 =rata – rata kelas kontrol
S = simpangan baku
𝑛1 = banyaknya siswa kelas eksperimen
𝑛2 = banyaknya siswa kelas kontrol
𝑆12 = varians kelas eksperimen
𝑆22 = varians kelas kontrol.
f. Penghitungan Gain Ternormalitas
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
peningkatan kemampuan apresiasi cerpen menggunakan media cergam
karya Fita Chakra dan Indra Bayu. Adapun perhitungan gain
ternormalisasi menggunakan rumus :
g = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔𝒕−𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒊𝒅𝒆𝒂𝒍 – 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
Keterangan :
g = Gain
Untuk melihat peningkatan N-Gain siswa, dapat dilihat dari acuan dalam
tabel berikut:
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gain Klasifikasi
g > 0,7 Gain tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Gain sedang
g ≤ 0,3 Gain rendah
Tabel 3.1 Nilai Gain Ternormalitas
D. Latar/ Setting Penelitian
Lokasi yang digunakan penelitian ini yaitu SD Negeri
Lialang.Pemilihan lokasi ini dipilih karena merupakan SD Program Pelatihan
Lapangan peneliti sehingga sudah beradaptasi dengan sekolah, guru, maupun
murid SD tersebut sebelum dilakukan penelitian. Dengan demikian semoga
penelitian ini akan berjalan dengan lancar.
E. Populasi dan Subjek Penelitian
Sampel yang digunakan yaitu SD Negeri Lialang.Populasi yang
digunakan yaitu seluruh siswa kelas III SD Negeri Lialang.Subjek penelitian
ini yaitu siswa-siswa SD Negeri Lialang kelas III yang memiliki kelas paralel.
Kelas III A terdiri dari 43 siswa dengan 17 laki-laki dan 26 perempuan dan
kelas III B terdiri dari 43 siswa dengan 14 laki-laki dan 29 perempuan.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan tes dan non tes.Tes berupa soal-soal
mengenai kemampuan siswa dalam memahami cerita.Sedangkan non tes
berupa observasi.
1. Tes
Tes awal diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol untuk mengukur kemampuan awal yang diberikan sebelum dilakukan
pembelajaran (treatment). Sedangkan test akhir diberikan untuk mengukur
peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa terhadap cerita
bergambar.
Peneliti membuat tes soal pretest mengenai aperesiasi cerpen yang
diawali dengan menyusun kisi-kisi soal yang mencakup standar kompetensi,
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompetensi dasar, indikator sebagai tolak ukur sehingga menghasilkan
pertanyaan yang telah dijabarkan pada indikator dan membuat kunci jawaban
serta format penilaian.Tes soal yang dibuat adalah uraian singkat yang dibuat
untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa terhadap bacaan yang
telah dibaca.
KISI-KISI SOAL
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : III
Semester : II
Jumlah Soal : 6 (Enam)
Standar
Kompetensi Indikator Tingkat
Tingkat
Kognitif Jumlah
Kesukaran C1 C2 C3 Mudah Sedang Sukar
Memahami
teks dengan
membaca
nyaring,
membaca
intensif dan
membaca
dongeng
Menetukan
tema
Mudah
Sedang 1 1
Sukar
Menentukan
tokoh dan
penokohan
cerita
Mudah 2 1
Sedang
Sukar
Menentukan
latar/ setting
cerita
Mudah 3 1
Sedang
Sukar
Menentukan
alur/ plot
cerita
Mudah
Sedang 4 1
Sukar
Menentukan
sudut
pandang
pengarang
Mudah
Sedang 5 1
Sukar
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menyimpulk
an amanat
dalam cerita
Mudah
Sedang
Sukar 6 1
Jumlah 2 3 1
Keterangan:
a. Jumlah Soal : 6 soal essay
b. Tingkat Kesukaran : Mudah = 2 soal
: Sedang = 3 soal
: Sukar = 1 soal
c. Tingkat Kognitif : C1 = 2 soal
C2 = 3 soal
C3 = 1 soal
Kriteria Penilaian:
a. Kesesuaian tema
5 :Menjawab tema berdasarkan cerita dengan jelas dan tepat.
3 : Menjawab tema berdasarkan cerita dengan kurang tepat.
1 : Menjawab tema berdasarkan cerita dengan tidak tepat.
b. Kesesuaian tokoh dan penokohan
20 : Menyebutkan seluruh tokoh dan penokohan secara lengkap dan
benar.
14 : Menyebutkan hanya sebagian tokoh dan penokohan dengan benar.
8 : Menyebutkan hanya satu tokoh dan penokohan secara benar.
c. Kesesuaian latar/ setting
20 : Menyebutkan seluruh latar yang terdapat dalam cerita.
14 : Menyebutkan hanya sebagian latar yang terdapat dalam cerita.
8 : Menyebutkan hanya satu latar yang terdapat dalam cerita.
d. Kesesuaian alur
10 :Menjelaskan alur dengan benar dan tepat.
7 : Menjelaskan alur kurang tepat.
4 : Menjelaskan alur tidak tepat.
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Kesesuaian sudut pandang
30 : Menjelaskan sudut pandang dengan benar dan tepat.
20 : Menjelaskan alur kurang tepat.
10 : Menjelaskan alur tidak tepat.
f. Kesesuaian amanat
15 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita dengan benar dan tepat.
10 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita kurang tepat.
5 : Menjelaskan amanat berdasarkan cerita tidak tepat.
2. Non Tes
Non tes yang lakukan pada penelitian ini adalah observasi. Observasi
dilakukan kepada guru yang melakukan proses pengajaran dikelas. Adapun
lembar observasinya sebagai berikut.
LEMBAR OBSERVASI GURU
Aspek Kegiatan Guru Ada Tidak
Ada
Kegiatan Awal
Guru mengkondisikan kelas
Guru meminta siswa berdo’a
Guru melakukan komunikasi mengenai kehadiran
siswa
Guru melakukan apersepsi
Kegiatan Inti
Guru memberikan media cerita gambar berjudul
“Yess!!! Aku Tak Minder Lagi! ” kepada siswa.
Guru meminta siswa membaca dalam hati
Guru menjelaskan cara menemukan unsur
instrinsik meliputi: tema, tokoh dan sifat tokoh,
latar, alur, sudut pandang, dan amanat.
Guru membimbing siswa bersama teman
sekelompok menentukan unsur-unsur cerita
tersebut.
Guru meminta siswa mengerjakan soal secara
individu terkait cerita.
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
terkait hal-hal yang belum diketahui siswa.
Guru bersama siswa meluruskan
kesalahpahaman dan memberi penguatan.
Kegiatan
Penutup
Guru bersama siswa membuat kesimpulan
belajar.
Guru mengakhiri pembelajaran.
Guru meminta siswa berdo’a
a) Validitas
Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti
(Sugiyono, 2013, hlm.168).
Penelitian ini melakukan validitas dan reabilitas data.Validitas
butir soal yang dinilai oleh validator adalah: (1) kesesuaian antara
indikator dan dan butir soal (2) kejelasan bahasa dalam soal, (3)
kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa, dan (4) kebenaran
materi atau konsep.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan
oleh Pearson, yang dikenal oleh rumus korelasi product moment sebagai
berikut menurut Arikunto (2009, hlm. 72)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = banyak subjek
S = skor butir soal yang dicari validitasnya
Y = skor total
XY = perkalian antara skor butir soal dengan skor total
rxy =𝑵∑𝑿𝒀−( ∑𝑿)(∑𝒀)
(𝑵∑𝑿𝟐− ∑𝑿 𝟐 .(∑𝒀)𝟐
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah nilai koefisiennya diketahui maka kemudian nilai rxy>
tabel dan α = 5% maka dapat dienterprestasikan berdasarkan besarnya
koefisien korelasi sebagai berikut menurut Arikunto (2009, hlm.174):
Koefisien
Korelassi ( rxy) Interpretasi
0,800- 1,00 Validitas sangat tinggi
0.600- 0,800 Validitas tinggi
0,400 – 0,600 Validitas sedang
0,200 – 0,400 Validitas rendah
0,00 – 0,200 Validitas sangat rendah
Kurang dari 0.00 Tidak valid
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi.
Berdasarkan hasil anates yang telah dilakukan, nilai kolerasiXY
yang diperoleh 0,45 dengan kategori validitas sedang.
b) Reliabilitas
Dalam peneltian uji reliabilitas dilakukan dengan melakukan
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Seringkali penelitian tidak
melakukan proses kelapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti ini
perlu diuji reliabilitasnya.
Reabilitas suatu instrumen evaluasi adalah keajegan instrumen
yang apabila dilakukan kepada subjek yang sama dengan orang, waktu,
atau tempat yang berbeda maka akan menghasilkan hasil yang sama.
Untuk mengetahui tingkat reabilitas pada tes kemampuan
membaca pemhaman cerita bergambar yang berbentuk uraian, maka
peneliti menggunakan program Anates untuk menghitungnya.
Untuk mengetahui tingkat realibilitas pada tes kemampuan
membaca pemahaman yang berbentuk uraian digunakan rumus Alpha
Cronbarch(Sugiyono, 2013, hlm. 180) sebagai berikut:
r11 = 𝒏
𝒏−𝟏 (1 -
∑𝝈𝟏𝟐
𝝈𝟏𝟐 )
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
r 11 = reabilitas yang dicari
N = banyaknya butir soal
𝜎 12 = jumlah variens skor setiap butir soal
𝜎 𝑡2 = variens skor total
Setelah koefisien reabilitas diketahui, kemudian dikonfrensikan
dengan kriteria Guilford (Sugiyono, 2013, hlm. 144), kriteria itu
tampak pada tabel dibawah ini:
Koefesien Reabilitas Kreateria
0,00 – 0,20 Reabiltas kecil
0,20 -0,40 Reabilitas rendah
0,40 – 0,70 Reabilitas sedang
0,70 – 0,90 Reabilitas tinggi
0,90 – 1,00 Reabilitas sangat tinggi
Tabel 3.3 Reabilitas Guilford
Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, nilai
reabilitas instrumen yaitu 0,62 dengan kategori sedang.
c) Daya Pembeda
“Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu pola untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa bodoh (berkemapuan rendah)”(Arikunto, 2009, hlm. 211). Disini
peneliti menggunakan program Anates untuk menghitung daya
pembeda.
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat DP. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut (Arikunto, 2009, hlm. 213) adalah sebagai berikut:
DP = 𝑩𝑨
𝑱𝑨 -
𝑩𝑩
𝑱𝑩 =𝑷𝑨 - 𝑷𝑩
Keterangan :
DP = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
JA = banyak peserta kelompok atas
JB = banyak peserta kelompok bawah
PA = BA
JA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P
sebagai indeks kesukaran)
PB = BB
JB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.
Kemudian klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Arikunto,
2009, hlm. 218) adalah sebagai berikut:
Daya Pembeda Klasifikasi
Kurang dari 0,00 Sangat jelek
0,00 -0,20 Jelek
0,20 -0,40 Cukup
0,40 - 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Sangat baik
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda
Berdasarkan hasil data program anates yang telah dilakukan, daya
pembeda soal nomor 1 memperoleh 50,0 dengan klasifikasi baik, nomor
2 memperoleh 27,50 dengan klasifikasi cukup, nomor 3 memperoleh
47,50 dengan klasifikasi baik, nomor 4 memperoleh 37,50 dengan
klasifikasi cukup, nomor 5 memperoleh 48,6 dengan klasifikasi baik,
dan nomor 6 memperoleh 13,86 dengan klasifikasi jelek.
d) Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha untuk memecahkannya dan soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semngat untuk mencoba lagi. Karena diluar jangkauannya
(Arikunto,2009, hlm. 207). Disini penelitian menggunakan program
Veni Vita Khairunnisa, 2015 BUKU CERGAM KARYA FITA CHAKRA DAN INDRA BAYU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anates untuk menghitung tingkat kesukarannya rumus mencari indeks
kesukaran (Arikunto, 2009, hlm. 207)sebagai berikut:
P = 𝑩
𝑱𝑺
Keterangan :
P = tingkat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut kententuan, indeks kesukaran diklasifikasi sebagai
berikut:
Tingkat Kesukaran Kategori Soal
0,00 Soal terlalu sukar
1,00 – 0,30 Soal sukar
0,30 – 0,70 Soal sedang
0,70 – 1,00 Soal mudah
>1,00 Soal terlalu mudah
Tabel 3.5Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Hasil data program anates yang telah dilakukan, tingkat kesukaran
nomor 1 dengan nilai 0,71 dengan kategori soal mudah, nomor 2
dengan nilai 0,56 dengan kategori soal sedang, nomor 3 dengan nilai
0,63 dengan kategori soal sedang, nomor 4 dengan nilai 0,71 dengan
kategori soal mudah, nomor 5 dengan nilai 0,56 dengan kategori
sedang, dan nomor 6 dengan nilai 0,40 dengan kategori sedang.