Post on 18-Oct-2020
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang setting penelitian yaitu tempat dan waktu
penelitian serta subjek penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik kelas
yang akan diteliti, banyaknya siswa dengan komposisi siswa baik laki-laki
maupun perempuan.
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Bugel 01 kelurahan Bugel
kecamatan Sidorejo kota Salatiga yang beralamat di jalan Mutiara No. 10.
Sekolah berlokasi di dekat jalan raya dan pusat kota Salatiga. Berikut denah SD
Negeri Bugel 01 digambarkan dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Denah SD Negeri Bugel 01
Penelitian akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016.
Waktu penelitian akan disesuaikan dengan kalender akademik sekolah agar dapat
terlaksana secara efektif dan efisien. Berikut rincian waktu penelitian disajikan
dalam Tabel 3.1.
38
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Bugel 01 pada tahun
ajaran 2015/2016. Keseluruhan jumlah siswa adalah sebanyak 16 siswa, yang
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Secara umum tingkat
No Keterangan Tanggal
1
Meminta ijin observasi dan penelitian
kepada kepala sekolah dan guru kelas
5 untuk melakukan penelitian di SD
Negeri Bugel 01 28 Januari 2016
2
Observasi pelaksanaan pembelajaran
IPA di SD Negeri Bugel 01 30 Januari 2016
3
Dokumentasi awal untuk
mendapatkan nilai hasil belajar siswa
kelas 5 matapelajaran IPA di SD
Negeri Bugel 01 30 Januari 2016
4
Wawancara dengan guru kelas 5
terkait pelaksanaan pembelajaran
IPA di SD Negeri Bugel 01 30 Januari 2016
5 Penyusunan proposal penelitian 3 Februari 2016
6
Berkonsultasi dengan guru kelas 5
atau selaku guru kolaborator dalam
menentukan SK, KD dan indikator
yang akan digunakan dalam
penelitian 15 Februari 2016
7
Menyusun RPP, instrumen lembar
observasi kegiatan guru dan siswa
serta soal tes hasil belajar
29 Februari 2016-5 Maret
2016
8
Mengurus surat ijin uji validitas soal
dan surat ijin penelitian 16 Maret 2016
9
Melakukan uji validitas soal tes siklus
1 di SD Negeri Pateken 23 Maret 2016
10
Melakukan uji validitas soal tes siklus
2 di SD Negeri Pateken 25 Maret 2016
11
Melaksanakan tindakan siklus 1
pertemuan 1 di SD Negeri Bugel 01
Salatiga 6 April 2016
12
Melaksanakan tindakan siklus 1
pertemuan 2 di SD Negeri Bugel 01
Salatiga 7 April 2016
13
Melaksanakan tindakan siklus 2
pertemuan 1 di SD Negeri Bugel 01
Salatiga 15 April 2016
14
Melaksanakan tindakan siklus 2
pertemuan 2 di SD Negeri Bugel 01
Salatiga 18 April 2016
15 Penyusunan laporan hasil penelitian 19 April 2016
39
kemampuan kognitif siswa kelas 5 ini dapat dikatakan sedang dan seimbang
antara siswa laki-laki dan perempuan.
Pada saat pembelajaran berlangsung, suasana kelas dapat dikatakan
kondusif karena siswa tidak terlalu ramai. Hanya ada dua orang siswa yang
kurang baik dalam menerima pembelajaran. Mereka nampak kurang
memperhatikan pembelajaran karena mengajak teman bergurau atau bercanda saat
dijelaskan guru.
3.2 Variabel yang Diselidiki
Variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu dalam
bentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan diperoleh
informasinya untuk selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2014:
38). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diselidiki yaitu variabel
bebas dan variabel terikat yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Variabel bebas
Variabel bebas sering disebut juga sebagai variabel independen,
stimulus, prediktor dan antecedent yaitu merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel
terikat (Sugiyono, 2014: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berbantu media
realia.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah salah
satu tipe model pembelajaran yang terfokus pada keterlibatan siswa secara
aktif dalam pembelajaran. Siswa aktif dalam melakukan penemuan atau
penyelidikan sederhana melalui investigasi kelompok. Langkah-langkah
pembelajaran Group Investigation yang digunakan merupakan modifikasi dari
Slavin (2010).
Media realia merupakan objek atau benda nyata yang dapat
memberikan pengalaman nyata kepada siswa dalam belajar. Media realia yang
digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis batuan (beku, sedimen,
40
metamorf), contoh hasil pelapukan (kimia, fisika, biologi), tiruan lapisan tanah
dan jenis-jenis tanah (humus, liat, vulkanik, berpasir, berkapur).
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berbantu
media realia adalah model pembelajaran yang memiliki tahapan: 1)
Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok, 2)
Merencanakan tugas yang akan dipelajari, 3) Melaksanakan investigasi, 4)
Menyiapkan laporan akhir, 5) Mempresentasikan laporan akhir dan 6)
Evaluasi, yang keterlaksanaanya akan diukur dengan lembar observasi.
Media realia digunakan dalam beberapa langkah pembelajaran yaitu
langkah 1, 2 dan 3. Dalam tahap 1 pada langkah pertama, guru memberikan
penjelasan atau memberikan gambaran singkat tentang topik yang akan
dipelajari menggunakan media realia.
Pada tahap 2, guru memberikan bimbingan kepada siswa dengan
menyarankan siswa untuk menggunakan media realia sebagai media yang
dapat membantu siswa dalam penyelidikan. Pada tahap 3, siswa melakukan
investigasi menggunakan media realia yang sesuai dengan subtopik yang telah
dipilih.
b) Variabel terikat
Variabel terikat sering disebut juga sebagai variabel dependen, output,
kriteria dan konsekuen yaitu merupakan variabel yang menjadi akibat atau
mendapat pengaruh dari variabel bebas (Sugiyono, 2014: 39). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Bugel 01
pada mata pelajaran IPA. Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan
digunakan adalah aspek kognitif yang diberikan pada setiap akhir siklus.
Hasil belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi tertentu. Dalam
penelitian ini materi yang akan dipelajari siswa adalah materi tentang proses
pembentukan tanah dan bagian serta jenis lapisan tanah. Hasil belajar diukur
ketercapaiannya menggunakan soal tes pilihan gsanda yang diberikan setiap
akhir siklus.
41
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Suhardjono
(2015) menjelaskan PTK atau yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai
Classroom Action Research sebagai suatu penelitian tindakan yang dilalukan guru
untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya. Tindakan yang diberikan
harus lebih baik dibandingkan dengan tindakan yang sudah biasa digunakan guru.
Penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart. Model
ini terdiri dari empat hal yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan
(observe) dan refleksi (reflect) (Wirriatmadja, 2005). Berikut dijelaskan oleh
Suhardjono (2015) tentang apa yang harus dilakukan dalam masing-masing
kegiatan.
a. Tahap perencanaan berupa penyusunan secara rinci tentang apa dan bagaimana
tindakan yang akan dilakukan.
b. Tindakan merupakan kegiatan penerapan model atau cara mengajar sesuai apa
yang sudah direncanakan.
c. Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan informasi untuk mengetahui
tindakan yang sudah dilakukan sesuai dengan harapan atau tidak.
d. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari tindakan yang sudah
dilakukan dan hasilnya digunakan untuk perbaikan siklus berikutnya.
Rencana tindakan penelitian ini akan dilaksanakan pada siklus 1 dan
siklus 2. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dengan diberikan tindakan
yang sama yaitu dengan model kooperatif time Group Investigation berbantu
media realia. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi.
Siklus 1
1. Tahap perencanaan
a. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan guru dalam proses
pembelajaran yaitu menyusun RPP dengan menentukan standar
kompetensi, kompetensi dasar dan kemudian diturunkan dalam indikator
dan dirumuskan menjadi tujuan pembelajaran.
42
b. Menyusun kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru sesuai dengan
model kooperatif tipe Group Investigation berbantu media realia.
c. Menyiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
d. Menyiapkan soal evaluasi yang akan diberikan setiap akhir siklus dan
menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
selama pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Group
Investigation berbantu media realia.
2. Tindakan
Tahap tindakan yang merupakan implementasi dari RPP yang telah
disusun dengan model kooperatif tipe Group Investigation berbantu media
realia yang akan dilaksanakan oleh guru kelas 5 selaku guru kolaborator.
3. Pengamatan
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh observer pada saat
pembelajaran berlangsung untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Pada
tahap ini juga dilakuakn penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan
soal evaluasi yang diberikan pada akhir siklus.
4. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan pada akhir siklus. Refleksi didasarkan pada
hasil pengamatan sehingga dapat dianalisis hambatan dan kekurangan pada
siklus I sebagai perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya. Nilai yang
diperoleh siswa pada evaluasi dibandingkan dengan nilai sebelum diberi
tindakan. Jika tindakan belum dapat meningkatkan hasil belajar maka dapat
dilakukan tindak lanjut dengan memperbaiki kekurangan pada siklus
sebelumnya.
Rancangan untuk siklus 2 dibuat berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1.
Berdasarkan hasil refleksi dapat dikaji permasalah yang muncul pada siklus 1
untuk selanjutnya dicari alternatif pemecaham masalah agar dapat
menyempurnakan pelaksanaan siklus 2. Kekurangan dan kelemahan akan
diperbaiki sedangkan kelebihan akan ditingkatkan.
43
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya
Metode pengumpulan data adalah hal yang penting dalam penelitian
karena berkaitan dengan cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penelitiannya (Sudaryono dkk., 2013:29). Metode yang
akan dilakukan dalam pengumpulan data penelitian adalah observasi dan tes yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengamati secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat atau instrumen
observasi (Sanjaya, 2013: 270). Observasi digunakan sebagai suatu cara untuk
mengamati situasi yang berlangsung pada saat pelaksanaan tindakan penelitian.
Dalam penelitian ini akan menggunakan observasi secara langsung untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa sesuai dengan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
berbantu media realia. Observasi ini digunakan untuk memeriksa
keterlaksanaan pembelajaran yang diamati dari kegiatan guru dan siswa.
b) Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan yang memiliki
jawaban dan bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan sesorang atau
mengungkap aspek tertentu dalam diri seseorang (Rasyid dan Mansur, 2011:
10). Tes digunakan untuk menguji kemampuan siswa setelah mempelajari
topik tertentu. Dalam penelitian ini tes akan diberikan setiap akhir siklus.
Sedangkan untuk alat atau instrumen pengumpulan data yaitu lembar
observasi yang berupa check list dan soal tes yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Lembar observasi
Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
check list. Check list atau daftar cek adalah pedoman di dalam observasi yang
berisi aspek-aspek yang dapt diamati, observer atau pengamat memberi tanda
centang atau cek untuk menentukan ada atau tidaknya sesuatu berdasarkan
44
pengamatannya (Sanjaya, 2013: 274). Berikut kisi-kisi check list disajikan
dalam Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru
Aspek Indikator Item Jumlah Soal
Pelaksanaan
pembelajaran
dengan Group
Investigation
berbantu media
realia
I. Pra pembelajaran 1, 2 2
II. Kegiatan
pendahuluan
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 7
III. Kegiatan inti
A. Langkah-langkah
Group Investigation
10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19,
20, 21
12
Tahap 1
(Mengidentifikasi
topik dan mengatur
murid dalam
kelompok)
10, 11, 12, 13, 14,
Tahap 2
(Merencanakan tugas
yang akan dipelajari)
15
Tahap 3 (Melaksanakan
investigasi) 16
Tahap 4 (Menyiapkan
laporan akhir) 17
Tahap 5
(Mempresentasikan
laporan akhir)
18, 19
Tahap 6 (Evaluasi) 20, 21
IV. Kegiatan Penutup 1, 2, 3, 4 4
Jumlah 25
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
Aspek Indikator Item Jumlah Soal
Pelaksanaan
pembelajaran
dengan Group
Investigation
berbantu media
realia
I. Pra pembelajaran 1, 2 2
II. Kegiatan
pendahuluan
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 7
III. Kegiatan inti
A. Langkah-langkah
group investigation
10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19,
20, 21
12
Tahap 1
(Mengidentifikasi
topik dan mengatur
murid dalam
kelompok)
10, 11, 12, 13, 14,
Tahap 2
(Merencanakan tugas
yang akan dipelajari)
15
Tahap 3 (Melaksanakan
investigasi) 16
Tahap 4 (Menyiapkan
laporan akhir) 17
Tahap 5 18, 19
45
(Mempresentasikan
laporan akhir) Tahap 6 (Evaluasi) 20, 21
IV. Kegiatan Penutup 1, 2, 3, 4 4
Jumlah 25
b. Soal tes
Soal tes adalah berupa tes objektif yang berbentuk pilihan ganda. Soal tes
dibuat berdasarkan indikator yang sudah diturunkan dari kompetensi dasar
yang diajarkan setiap siklus. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Item
Soal
Siklus 1
7. Memahami
perubahan yang
terjadi di alam
dan
hubungannya
dengan
penggunaan
sumber daya
alam.
7.1 Mendiskripsikan
proses
pembentukan tanah
karena pelapukan.
7.1.1 Menjelaskan
jenis-jenis batuan
berdasarkan cara
terbentuknya.
1,2,3,4,
5,6,7
7.1.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis batuan
beku, batuan
endapan, dan
batuan malihan.
8,9,10
11,12,
13,14,
15
7.1.3 Menjelaskan
proses
pembentukan
tanah karena
pelapukan.
16,17,
18,19
7.1.4 Mengidentifikasi
jenis-jenis
pelapukan.
20,21,
22,23,
24,25,
26,27,
28,29,
30
Siklus 2
7.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah.
7.2.1 Menyebutkan
bagian-bagian
lapisan tanah.
1,2,3
7.2.2 Mengidentifikasi
bagian-bagian
lapisan tanah.
4,5,6,7,
8,9,10,
11
7.2.3 Menyebutkan
jenis-jenis tanah.
12,
13,14
46
7.2.4 Mengidentifikasi
jenis-jenis tanah.
15,16,
17,18,
19,20,
21,22,
23,24,
25,26,
27,28,
29,30
Instrumen penelitian harus memiliki kualitas yang baik sehingga benar-
benar dapat mengukur ketercapaian tujuan penelitian. Kusnandar (2011: 124)
memaparkan bahwa untuk memperoleh data baik maka instrumen yang digunakan
sebagai alat pengumpul data haruslah valid dan reliabel.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa langkah-langkah yang dilakukan
dengan tujuan untuk memantapkan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian. Langkah-langkahnya mencakup: (1) Validasi instrumen oleh dosen
pembimbing dan guru kolaborator, (2) Uji validitas butir soal, (3) Uji reliabilitas
butir soal, dan (4) Uji tingkat kesukaran butir soal.
(1) Validasi instrumen oleh dosen pembimbing dan guru kolaborator
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen yang berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tes hasil belajar dan lembar observasi
kegiatan guru dan siswa dilakukan validasi terlebih dahulu. Validasi
dilakukan oleh dosen pembimbing yaitu Romirio Torang Purba, S.Pd, M.Pd.
dan guru kolaborator yaitu Puji Nuryati, S.Pd.
Validasi instrumen dilakukan dengan menggunakan lembar validasi
untuk masing-masing instrumen. Lembar validasi dibuat oleh peneliti dan di
modifikasi dari sumber internet dengan alamat
http://matstkipbj.files.wordpress.com/2013/12/contoh-validasi.pdf dan
http://harlona.blogspot.co.id/2013/08/contoh-lembar-validasi-rencana.html.
(2) Uji validitas butir soal
Rasyid dan Mansur (2011: 132) mendefinisikan validitas sebagai
ukuran seberapa cermat atau tepat suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya yaitu mengukur apa yang hendak diukur. Suatu butir instrumen dapat
47
dikatakan valid apabila memilki sumbangan yang besar terhadap skor total
atau memiliki kesejajaran (korelasi) dengan skor total (Widoyoko, 2014).
Uji validitas dilakukan dengan metode pearson correlation (product
moment pearson) dengan menggunakan aplikasi SPSS for windows versi 16.
Metode ini digunakan untuk mengkorelasikan antara skor tiap item dengan
skor total (Priyatno: 2010: 17).
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan taraf siginifikansi sebesar
5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Uji validitas dilakukan di SDN
Pateken dengan jumlah responden 16 siswa. Jika jumlah responden (N)=16,
maka batas validitas butir soal adalah 0,497 (Sugiyono, 2012: 333).
Hasill uji validitas instrumen siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 3.5
dan 3.6.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1
Analisis Data No Item Soal Evaluasi Siklus 1
InstrumenValid InstrumenTidak Valid
Analisis I 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
10, 12, 17, 21, 29, 30.
Analisis II 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15,
16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27,
28.
-
Berdasarkan data pada Tabel 3.4 hasil uji validitas soal siklus 1, dapat
diuraikan bahwa hasil uji validitas soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 30 terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu item soal nomor 10, 12, 17,
21, 29 dan 30. Sedangkan 24 soal yang lain terbukti valid sehingga dapat
digunakan sebagai soal evaluasi siklus 1. Output data dan data mentah dapat
dilihat selengkapnya pada lampiran 8.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Soal Siklus 2
Analisis
Data
No Item Soal Evaluasi Siklus 2
Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid
Analisis I 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
2,14,27,29,30.
Analisis II 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 28.
-
48
Berdasarkan data pada Tabel 3.6 hasil uji validitas soal siklus 2, dapat
diuraikan bahwa hasil uji validitas soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 30 terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu item soal nomor 2,14,27,29
dan 30. Sedangkan 25 soal yang lain terbukti valid sehingga dapat digunakan
sebagai soal evaluasi siklus 2. Output data dan data mentah dapat dilihat
selengkapnya pada lampiran 8.
(3) Uji reliabilitas butir soal
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji ketetapan atau keajegan
suatu instrumen. Rasyid dan Mansur (2011: 148) mendefinisikan reliabilitas
sebagai sejauhmana suatu alat ukur dapat memberikan hasil yang relatif sama
bila kemudian dilakukan pengukuran kembali terhadap objek yang sama
namun dalam waktu yang berbeda.
Uji reliabilitas yang akan diujikan adalah reliabilitas internal, yaitu
kriteria maupun perhitungannya didasarkan pada data instrumen itu sendiri
(Widoyoko, 2014). Uji reliabilitas akan dilakukan dengan bantuan SPSS for
Windows dengan menggunakan tekhnik alpha cronbach’s. Wardani dkk.
(2012: 346) memberikan pedoman dalam menentukan koefisien reliabilitas
berdasarkan nilai alfa yang disajikan dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80-1,00 Sangat reliable
2 < 0,80-0,60 Reliabel
3 < 0,60-0,40 Cukup reliable
4 < 0,40-0,20 Agak reliabel
5 < 0,20 Kurang reliabel
Sumber: Wardani dkk. (2012: 346)
Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen siklus 1 dan 2 dapat dilihat
dalam Tabel 3.8 dan 3.9.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus 1
Cronbach's Alpha N of Items
.960 24
49
Berdasarkan data Tabel 3.7 hasil uji reliabilitas instrumen siklus 1,
dapat diuraikan bahawa hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda sebanyak 24
soal memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar .961. Hal ini menunjukkan
bahwa reliabilitas instrumen diinterpretasikan sangat reliabel, sehingga 24
soal yang valid dan reliabel dapat digunakan sebagai soal evaluasi siklus 1.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus 2
Berdasarkan data Tabel 3.8 hasil uji reliabilitas instrumen siklus 2,
dapat diuraikan bahawa hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda sebanyak 25
soal memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar .969. Hal ini menunjukkan
bahwa reliabilitas instrumen diinterpretasikan sangat reliabel, sehingga 25
soal yang valid dan reliabel dapat digunakan sebagai soal evaluasi siklus 2.
(4) Uji tingkat kesukaran butir soal
Uji tingkat kesukaran soal adalah untuk mengetahui seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal, jika tingkat kesukaran soal seimbang maka
dapat dikatakan soal tersebut baik (Arifin, 2014: 266). Arikunto (2012) juga
menambahan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu susah dan
tidak terlalu sukar.
Pedoman dalam menentukan indeks kesukaran atau tingkat kesulitan
suatu soal dijelaskan oleh Arikunto dengan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2014: 223)
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Sedangkan untuk menentukan hubungan antara tingkat kesulitan
dengan kriteria atau kualitas butir soal dijelaskan oleh Widoyoko (2014: 133)
dalam Tabel 3.10.
Cronbach's Alpha N of Items
.969 25
P = B ÷ JS
50
Tabel 3.10
Hubungan antara Tingkat Kesulitan dengan Kualitas Butir Soal
Tingkat Kesulitan Kualitas Butir Soal
0,91 - 1,00 Sangat mudah, butir soal tidak baik, tidak digunakan
0,71 - 0,90 Mudah, butir soal kurang baik, direvisi
0,31 - 0,70 Sedang, butir soal cukup baik, digunakan
0,21 - 0,30 Sulit, butir soal kurang baik, direvisi
0,00 - 0,20 Sangat sulit, butir soal tidak baik, digunakan
Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen soal siklus 1 dapat
dilihat dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1
No
Soal
Indeks
kesukaran
Kriteria
1 0.75 Mudah
2 0.5 Sedang
3 0.5 Sedang
4 0.5 Sedang
5 0.5625 Sedang
6 0.5 Sedang
7 0.5 Sedang
8 0.5 Sedang
9 0.5 Sedang
11 0.5 Sedang
13 0.5 Sedang
14 0.5 Sedang
15 0.5 Sedang
16 0.5625 Sedang
18 0.5 Sedang
19 0.5 Sedang
20 0.5 Sedang
22 0.75 Mudah
23 0.5 Sedang
24 0.5 Sedang
25 0.5 Sedang
26 0.5625 Sedang
27 0.5 Sedang
28 0.5 Sedang
Dari data Tabel 3.11 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 1, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 24 terdapat 2 soal dengan kategori mudah, 22 soal dengan kategori
sedang dan 0 (tidak ada) soal dengan kategori sukar.
Selanjutnya untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen soal
siklus 2 dapat dilihat dalam Tabel 3.12.
51
Tabel 3.12
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2
No
Soal
Indeks
Kesukaran
Kriteria
1 0.5 Sedang
3 0.5 Sedang
4 0.5625 Sedang
5 0.5 Sedang
6 0.75 Mudah
7 0.5625 Sedang
8 0.5 Sedang
9 0.5 Sedang
10 0.5 Sedang
11 0.5 Sedang
12 0.5 Sedang
13 0.5 Sedang
15 0.5625 Sedang
16 0.5 Sedang
17 0.5 Sedang
18 0.5 Sedang
19 0.5625 Sedang
20 0.5 Sedang
21 0.5625 Sedang
22 0.5 Sedang
23 0.5 Sedang
24 0.5 Sedang
25 0.5 Sedang
26 0.5 Sedang
28 0.5 Sedang
Dari data Tabel 3.12 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 2, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 25 terdapat 1 soal dengan kategori mudah, 24 soal dengan kategori
sedang dan 0 (tidak ada) soal dengan kategori sukar.
Widoyoko (2014, 133) menjelaskan bahwa tingkat kesulitan atau
kesukaran untuk tes hasil belajar yang dianggap baik adalah berkisar sekitar 0,50.
Artinya jika makin dekat tingkat kesulitan butir soal ke 0,50, makin baik baik
butir soal tersebut. Sebaliknya, jika semakin jauh tingkat kesulitan dari 0,50 maka
52
makin kurang informasi tentang butir soal yang diterima oleh kelompok peserta
tes.
Dalam penelitian ini, soal tes yang akan digunakan adalah yang memiliki
tingkat kesulitan berkisar sekitar 0,50. Berdasarkan hasil analisis tingkat
kesukaran, soal yang dapat digunakan untuk siklus 1 adalah soal nomor 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28. Sedangkan untuk soal
siklus 2 yang dapat digunakan adalah soal nomor 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28.
3.5 Indikator Kinerja
Penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil bila ketuntasan
belajar klasikal mencapaui 80% yaitu 14 siswa dari 16 siswa berhasil memperoleh
nilai ≥ 75 yang merupakan KKM yang sudah ditetapkan SD Negeri Bugel 01
untuk kelas V pada mata pelajaran IPA atau rata-rata hasil belajar siswa
meningkat minimal 5 dari KKM yaitu ≥ 75.
3.6 Interpretasi Data Penelitian
Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif dan kuantitatif. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Creswell (2012:
577) bahwa dalam penelitian tindakan metode pengumpulan data sama dengan
metode campuran yaitu menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.
Selain itu Ary (2010: 525) juga memaparkan bahwa dalam penelitian
tindakan pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitataif, meskipun
biasanya yang sering digunakan adalah kualitatif. Sependapat dengan Creswell
dan Ary, Kusnandar (2011: 123) juga berpendapat bahwa umumnya dalam PTK
terdapat dua jenis data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data kualitatif menggunakan analisis diskriptif kualitatif.
Kusnandar (2011) menyatakan bahwa pengolahan data PTK diinterpretasikan
dalam bentuk narasi (deskriptif) kualitatif. Sedangkan analisis data kuantitatif
yaitu untuk membandingkan hasil belajar siswa prasiklus, siklus 1 dan siklus 2.
53
3.6.1 Data Kuantitatif
Data kuantitaif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Data hasil
belajar siswa diperoleh dari hasil prasiklus seperti yang sudah diuraikan pada latar
belakang masalah, hasil belajar siklus 1 dan siklus 2. Untuk hasil belajar siklus 1
dan siklus 2 perlu dilakukan koreksi terhadap hasil pekerjaan siswa untuk
diberikan skor dan selanjutnya dinilai.
Cara untuk memberikan skor terhadap hasil belajar siswa berbeda-beda
sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Dalam penenlitian ini soal yang
digunakan adalah tes bentuk pilihan ganda.
a. Penskoran soal pilihan ganda
Arikunto (2012) menjelaskan bahwa ada dua cara atau rumus untuk
menentukan skor dalam tes bentuk pilihan ganda yaitu dengan denda dan tanpa
denda. Dalam penelitian ini akan digunakan cara atau rumus tanpa denda yaitu:
(Arikunto, 2012: 186)
Keterangan: S = skor yang diperoleh (Raw Score)
R = jawaban betul
Setelah dilakukan penskoran selanjutnya diubah menjadi nilai. Arikunto (2012:
271) memaparkan bahwa “nilai merupakan angka ubahan dari skor dengan
menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar”. Cara
untuk memberikan nilai adalah dengan mengubah skor mentah yang diperoleh
menjadi skor berstandar 100 sebagai berikut:
(Arikunto, 2012: 186)
Keterangan: 100% dikatakan sebagai tujuan instruksional khusus, yaitu jika
hasil yang diperoleh 60 dapat dikatakan bahwa tujuan
instruksional khusus yang dikuasai 60% dan nilai yang diperoleh
adalah 60.
c. Menghitung rata-rata hasil belajar
Untuk menghitung rata-rata hasil belajar dapat diperolh menggunakan rumus:
S=R
54
(Arikunto, 2012: 298)
Keterangan: jumlah semua skor dibagi dengan banyaknya siswa yang memiliki
skor
d. Menentukan kriteria ketuntasan belajar individu
Ketuntasan belajar siswa ditentukan dengan membandingkannya dengan KKM
yang sudah ditetapkan SD Negeri Bugel 01 untuk kelas 5 yaitu ≥ 75. Berikut
kriteria ketuntasan belajar dijelaskan dalam Tabel 3.12.
Tabel 3.12
Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Kategori
≥ 75 Tuntas
< 75 Tidak Tuntas
e. Menentukan kriteria ketuntasan belajar klasikal
Kriteria ketuntasan belajar klasikal dihitung menggunakan cara sebagai berikut:
3.6.2 Data Kualitatif
Dalam penelitian ini data kualitatif diperoleh dari hasil refleksi yang
diperoleh pada akhir siklus dan hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model Group Investigation berbantu media
realia yang dicatat dalam lembar observasi.
Lembar observasi guru dan siswa masing-masing terdiri dari 25
pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup. Lembar observasi yang digunakan adalah dalam bentuk
check list. Observer memberikan tanda centang pada kolom “ya” atau “tidak”
untuk mengamati komponen atau indikator yang sudah ditentukan.