Post on 15-Mar-2019
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menerapkan
pendekatan pembelajaran dengan metode Guided-Discovery Learning.
Penggunaan media GSP dilakukan baik pada kelas dengan Metode GDL maupun
pada kelas konvensional. Pemilihan sekolah berdasarkan klaster atau ranking
sekolah, yakni dari klaster 1, klaster 2 dan klaster 3, dipilih satu sekolah,
pemilihan sekolah diupayakan pada klaster 1, hal ini karena mempertimbangkan
juga fasilitas yang notabene klaster satu memiliki fasilitas sekolah seperti
labolatorium komputer yang memadai untuk setiap siswa, dan atau siswa yang
sebagian besar memiliki laptop atau notebook untuk dibawa ke sekolah untuk
kegiatan pembelajaran. Dari satu sekolah yang telah dipilih tersebut, dipilih dua
kelas, yakni kelas eksperimen (kelas yang pembelajarannya dengan metode GDL
dengan bantuan media pembelajaran GSP) dan kelas kontrol (kelas yang dalam
pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional dengan
bantuan media pembelajaran GSP). Perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol
dalam media GSP yakni dalam penggunaannya, pada kelas eksperimen, siswa
mengoprasikan langsung GSP, mengeksplorasi sendiri GSP dalam penemuan
konsep untuk kemampuan penalarannya, sedangkan pada kelas kontrol, guru yang
memegang kendali media dan siswa memperhatikan penjelasan guru.
Selanjutnya, siswa pada masing masing kelas dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu kelompok KAM tinggi, KAM manengah dan kelompok KAM
rendah, pembagian kelompok KAM didasarkan pada nilai matematika pada rapot
semester 1, nilai ulangan harian setiap bab sebelum materi yang akan diteliti, juga
soal materi prasyarat yang dibuat sendiri oleh peneliti.
Diagram desain penelitian ini adalah sebagai berikut (Russefendi, 2005:50):
Kelas Eksperimen : O X O
Kelas kontrol : O - O
dimana : X : Pembelajaran Metode GDL
35
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O : Pretest – Postest
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP 7 di Kota Bandung, Jawa
Barat. Level Sekolah yang dipilih adalah sekolah klaster 1. Hal ini dikarenakan
siswa pada klaster 1 memiliki kemampuan akademik yang heterogen, sehingga
dapat mewakili siswa dari tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Juga
secara umum sekolah pada klaster 1 memiliki fasilitas yang memadai, sehingga
menunjang dalam metode pembelajaran yang akan dilakukan dengan
menggunakan media software GSP.
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII. Penentuan
sampel pada penelitian ini tidak memungkinkan untuk dilakukan secara acak
murni. Oleh karena itu sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan sampling
purposive. (Shadish & Cook, 2002) Sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu, tujuan dilakukan pengambilan sampel
seperti ini adalah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
terutama dalam hal pengawasan, kondisi subyek penelitian, waktu penelitian yang
ditetapkan kondisi tempat penelitian serta prosedur perijinan. Sampel diambil
berdasarkan kesepakatan antara guru dan peneliti, lalu ditentukan salah satu
digunakan sebagai kelas kontrol dan yang lainnya sebagai kelas eksperimen,
kemudian dua kelas terpilih, yakni kelas 7i sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah 30 siswa dan kelas 7h dengan jumlah 36 siswa sebagai kelas kontrol
dengan masing-masing kelas rata-rata berada pada usia 12-13 tahun.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan
pandangan dan menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah atau
variabel yang digunakan, berikut ini akan dijelaskan pengertian dari istilah atau
variabel tersebut.
1. Kemampuan Penalaran
Kemampuan penalaran matematis yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah proses berpikir yang dilakukan dengan cara menarik kesimpulan
36
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Kesimpulan yang bersifat
umum dapat ditarik ke kasus khusus, ataupun sebaliknya.
Indikator yang diamati pada siswa dalam penelitian ini menggunakan
indikator yang dikemukakan oleh Sumarmo (2004) yakni: a)
memperkirakan jawaban yaitu: kemampuan menaksir data atau membuat
konjektur tanpa perhitungan numerik, b) analogi, yaitu kemampuan menarik
kesimpulan logis berdasarkan keserupaan proses yang diberikan, c)
generalisasi yaitu kemampuan mencari bentuk atau rumus umum
berdasarkan sejumlah data atau proses yang diberikan, d) Memberikan
penjelasan dengan model, fakta, sifat-sifat dan hubungan dan e)
melaksanakan perhitungan berdasarkan rumus atau aturan tertentu.
2. Kemandirian Belajar matematis / Self-Regulated Learning (SRL)
Kemandirian belajar adalah kemampuan siswa untuk mengatur dirinya
sendiri dalam kegiatan belajar, atas inisiatifnya sendiri dan bertanggung
jawab tanpa bergantung pada orang lain (Sumarmo,2004), yang memiliki
ciri-ciri:
1) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak
atas kehendaknya sendiri,
2) Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan,
3) Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan
tidak sekedar meniru,
4) Mampu atau berusaha menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus
dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain,
5) Siswa dituntut tanggung jawab dalam belajar,
6) Siswa belajar dengan penuh percaya diri
3. Metode pembelajaran Guided-Discovery Learning
Holmes dan Hoffman (2000) Merupakan metode pembelajaran yang
menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa belajar secara aktif dan
mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori, pemahaman, dan
pemecahan masalah. Sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing.
Dengan langkah-langkah yang mengacu kepada 3 prinsip, yakni:
37
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) adanya kegiatan eksplorasi dan pemecahan masalah yang mengkreasi,
integrasi dan generalisasi pengetahuan,
2) berpusat pada subjek belajar atau siswa,
3) aktifitas diarahkan untuk memperoleh pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman yang sudah ada pada subjek belajar.
Selain itu, Fatih (2014) mengemukakan tahap-tahap pembelajaran GDL
seperti tersajikan dalam tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1
Tahap-tahap pembelajaran Guided-Discovery Learning
No Tahap-tahap Kegiatan Guru
1 Menjelaskan
tujuan/mempersiapkan siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran,
memotivasi siswa dengan mendorong siswa
untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran
2 Orientasi Masalah Menjelaskan masalah sederhana yang
berkenaan dengan materi pelajaran
3 Merumuskan hipotesis Hipotesis sesuai permasalahan yang
dikemukakan
4 Melakukan kegiatan
penemuan
Membimbing siswa melakukan kegiatan
penemuan dengan mengarahkan siswa untuk
memperoleh informasi yang diperlukan
5 Mempresentasikan hasil
kegiatan penemuan
Membimbing siswa dalam menyajikan hasil
kegiatan,
Merumuskan langkah-langkah kegiatan yang
telah dilakukan
Dalam kegiatan pembelajarannya, berikut adalah keterkaitan antara
kemampuan penalaran dan metode GDL yang dilakukan siswa dan guru, seperti
terlihat dalam tabel 3.2 berikut ini:
38
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Keterkaitan kemampuan penalaran matematis dengan metode GDL
NO Indikator Kegiatan Guru dan siswa
1 Memperkirakan jawaban yaitu
kemampuan menaksir data atau
membuat konjektur tanpa
perhitungan numerik
Siswa diberikan permasalahan mengenai
bangun geometri segi empat dengan mengikuti
langkah-langkah pada LAS yang disiapkan
guru, kemudian meminta membuat sebuah
dugaan mengenai bangun atau pola hubungan
geometri tersebut
2 Analogi, yaitu kemampuan
menarik kesimpulan logis
berdasarkan keserupaan proses
yang diberikan
Siswa diberikan beberapa contoh atau proses
yang serupa dari eksplorasinya menggunakan
GSP, kemudian diminta untuk melakukan
kesimpulan mengenai konsep geometri
3 Generalisasi yaitu kemampuan
mencari bentuk atau rumus
umum berdasarkan sejumlah
data atau proses yang diberikan
Dari setiap permasalahan yang diberikan,
terlihat bentuk yang serupa dan siswa diminta
untuk mencari rumus mengenai konsep tersebut
4 Memberikan penjelasan dengan
model, fakta, sifat-sifat dan
hubungan
Siswa memberikan penjelasan baik dengan
gambar yang ia peroleh dari hasil eksplorasi
dengan GSP mengenai sifat atau hubungan
antar bangun geometri tersebut
5 Melaksanakan perhitungan
berdasarkan rumus atau aturan
tertentu
Siswa melakukan perhitungan berdasarkan
aturan atau rumus yang telah ditemukan saat
menemukan konsep segiempat.
4. Software Geometer’s Sketchpad (GSP)
GSP adalah salah satu software komersial yang memberikan banyak
sekali kemudahan bagi penggunanya, terutama dalam hal geometri, GSP ini
menyediakan menu bagi pengguna untuk mengkonstruk objek-objek
geometri yang secara tradisional yang dapat dilakukan dengan menggunakan
jangka dan mistar. Selain itu GSP dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan
dan melukiskan berbagai situasi geometris pada bidang euclid dan
menyediakan menu untuk menghitung luas bangun, keliling, besar sudut dan
lainnya (Temel,2010).
5. Pembelajaran Konvensional
39
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Russefendi (1991) pembelajaran yang biasanya diawali
oleh guru dengan pemberian informasi yang dilanjutkan dengan
menerangkan konsep dan pemberian latihan adalah pembelajaran
konvensional. Oleh karena itu pembelajaran konvensional dalam penelitian
ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan
oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian
pemberian tugas.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non-tes.
Instrumen tes untuk mengukur kemampuan awal matematika siswa dan
kemampuan penalaran matematis. Sedangkan instrumen non tes berupa skala
sikap kemandirian belajar dan lembar observasi. Intrument penelitian terlampir
pada lampiran B.
1. Tes Kemampuan Awal Matematika
Pada penelitian ini, siswa dikelompokkan juga berdasarkan Kemampuan
Awal Matematika (KAM) siswa pada masing-masing kelas, meliputi KAM
tinggi, KAM sedang dan KAM rendah.
Adapun kriteria penetapan kelompok KAM tersebut didasarkan pada rata-
rata (�̅�) dan standar deviasi (s) total dari seluruh siswa (Somakin, 2010), yakni :
Tabel 3.3
Kriteria pengelompokan siswa berdasarkan KAM
Kriteria Kelompok
Tinggi
Sedang
Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap KAM siswa, diperoleh �̅� = 80,65
dan s = 9,25, sehingga �̅� + 𝑠 = 89,90 dan �̅� − 𝑠 = 71,40. Banyak siswa yang
berada pada kelompok tinggi, sedang dan rendah pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan pada tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4
40
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data jumlah siswa berdasarkan KAM
KAM Eksperimen Kontrol
Tinggi 5 7
Sedang 16 24
Rendah 9 5
Total 30 36
2. Tes Kemampuan Penalaran Matematis
Instrumen dalam bentuk tes essay yang digunakan untuk mengukur
kemampuan penalaran matematis siswa (terlampir pada lampiran B.1) tes essay
dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretes dan postes yang sama terhadap
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Langkah-langkah penyusunan tes
kemampuan penalaran matematis adalah sebagai berikut:
a. Diawali dengan membuat kisi-kisi soal.
b. Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi dan membuat kunci jawabannya.
c. Mengkonsultasikan isi soal dengan bantuan pembimbing.
d. Melakukan ujicoba instrumen tes dan dilanjutkan dengan menghitung
validitas instrumen, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Untuk memperoleh data yang obyektif dari tes kemampuan penalaran
matematis, maka ditentukan pedoman pemberian skor menggunakan rubrik
penskoran kemampuan penalaran matematis siswa.
Tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan penalaran berupa
soal uraian. Adapun mengenai pemberian skor hasil tes kemampuan penalaran
matematis dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu memodifikasi pedoman
penskoran yang dikembangkan oleh Yunus (Ibrahim, 2007) melalui study-nya
tentang Levels of Reasoning in Mathematical Concepts among Preservice
Mathematics Teachers tahun 2001 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis
Skor Deskripsi
0 Salah sama sekali/tidak ada jawaban sama sekali
1 Memberikan hasil akhir, tetapi tidak memberikan alasan/penjelasan sama
sekali.
2 Memberikan ilustrasi melalui model/mengetahui fakta/mengetahui sifat
serta hubungan-hubungan dari fakta-fakta yang ada, tetapi tidak dapat
memberikan alasan/argumen.
41
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Memberikan ilustrasi melalui model/mengetahui fakta/mengetahui sifat
serta hubungan-hubungan dari fakta-fakta yang ada, dan dapat
memberikan/menghasilkan argumen tetapi lemah argumennya.
4 Memberikan ilustrasi melalui model/mengetahui fakta/mengetahui sifat-
sifat serta hubungan-hubungan dari fakta-fakta yang ada, dan memberikan
argumen yang kuat untuk menarik suatu kesimpulan.
3. Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa
Skala sikap kemandirian belajar siswa dalam matematika digunakan untuk
mengetahui tingkatan kemandirian belajar siswa dalam matematika. Angket
yang digunakan untuk mengukur kemandirian belajar siswa adalah angket
skala Likert yang telah dimodifikasi. Untuk analisis skala self-regulated
learning dengan skala Likert sistem penilaian yang diberikan seperti
diungkapkan Suherman & Kusumah (1990:236) sebagai berikut:
Tabel 3.6
Sistem Penilaian Angket
Angket terdiri dari 20 pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-
indikator kemandirian belajar, setelah sebelumnya diuji validitas sebanyak 24
pernyataan. Sebaran pointnya disusun dalam kisi-kisi berikut:
Tabel 3.7
Kisi-kisi Kemandirian Belajar
Indikator kemandirian Belajar
Pernyataan
positif negatif
Adanya kecenderungan untuk berpendapat
2, 4 1, 3
Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan 5, 8
6, 7
Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh
inisiatif dan tidak sekedar meniru
10, 11
9, 12
Mampu atau berusaha menemukan sendiri tentang sesuatu
yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan
tanpa pengarahan orang lain
13, 14
15, 16
Siswa dituntut tanggung jawab dalam belajar 17, 18
19, 20
Pernyataan Sikap SS S TS STS
Pernyataan Positif 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4
42
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa belajar dengan penuh percaya diri 21, 22
23, 24
Sebelum skala ini digunakan dalam penelitian, dilakukan ujicoba terbatas,
sehingga akan diperoleh gambaran apakah pernyataan-pernyataan yang
terdapat pada skala kemandirian belajar siswa dalam matematika ini dapat
dipahami siswa dengan baik.
Selanjutnya skala sikap kemandirian belajar ini di uji cobakan ke Sekolah.
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan Reliabilitas setiap item
pernyataan dan untuk menghitung skor setiap pilihan (SS, S, TS dan STS) dari
masing-masing pernyataan pada skala kemandirian belajar. Setelah diuji
cobakan ke sekolah, dari 24 pernyataan yang ada, terdapat hasil 20 pernyataan
yang valid, sehingga 4 pernyataan yang lainnya tidak digunakan dalam
instrumen kemandirian belajar siswa. Instrumen kemandirian belajar dapat
dilihat pada lampiran B.2.
4. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat jalannya proses pembelajaran
di kelas eksperimen. Hal ini dimaksudkan apakah pelaksanaan pembelajaran
metode GDL telah sesuai rencana serta bagaimana kualitasnya dan penalaran
matematis dan kemandirian belajar matematis siswa.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data hasil observasi
yang dilakukan oleh observer dengan tujuan memperoleh gambaran secara
langsung aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru
selama pembelajaran. Lembar observasi pelaksanaan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode GDL disusun berdasarkan indikator-indikator
yang perlu muncul dalam pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa
disusun berdasarkan indikator-indikator yang terdiri dari: keaktifan siswa dalam
pembelajaran, dan menyelesaikan lembar kerja siswa. Hasil observasi aktivitas
guru dan siswa tersebut memberikan gambaran tentang kualitas pelaksanaan
proses pembelajaran dengan mengunakan pendekatan GDL yang diterapkan
43
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pembelajaran matematika di kelas eksperimen dan kontrol. Lembar
observasi dapat dilihat pada lampiran B.4.
E. Perangkat Pembelajaran dan Bahan Ajar
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode GDL, diperlukan perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran tersebut. Karena itu
dikembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dari
pembelajaran dengan metode GDL. Perangkat pembelajaran dapat dilihat pada
lampiran A.
Pengembangan perangkat pembelajaran juga akan memperhatikan
kemampuan yang akan dikembangkan yaitu kemampuan penalaran matematis
sehingga melalui perangkat pembelajaran tersebut diharapkan akan menunjang
peningkatan kedua kemampuan tersebut. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan oleh peneliti adalah perangkat pembelajaran untuk siswa kelas VII,
yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Aktifitas Siswa
(LAS).
Bahan ajar yang digunakan pada kelas eksperimen berupa LAS, buku paket
dan media software GSP, sedangkan pada kelas kontrol hanya diberikan buku
paket dan media GSP, perbedaannya, pada kelas eksperimen, media dioprasikan
sendiri oleh masing-masing siswa, sedangkan pada kelas kontrol, media
dioprasikan oleh guru. Penyajian materi pada LAS ini diawali dengan
menstimulus siswa untuk membuat hipotesis yang membangun kemampuan
penalaran siswa. Siswa mengerjakan LAS berdasarkan hipotesis mereka, dan
membuat kesimpulan atau menemukan konsep dengan cara mengeksplore media
GSP yang mereka lakukan. Kemudian mempresentasikan hasil penemuannya di
depan kelas. Dilanjutkan dengan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang materi yang diberikan saat itu, dan guru mengarahkan siswa pada
kesimpulan materi yang dibahas.
F. Tekhnik Analisis Data Uji Coba Instrumen
44
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah data dari hasil uji coba terkumpul, kemudian dilakukan analisis data
untuk mengetahui nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.
1. Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Penalaran Matematik
a. Analisis Validitas Tes
Validitas adalah suatu nilai kebenaran, keabsahan, ketepatan dari suatu
alat dalam melaksanakan fungsinya. Dalam hal ini suatu alat evaluasi
disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang
seharusnya dievaluasi (Russefendi,2005).
Untuk menguji validitas setiap item tes, skor-skor yang ada pada item
tes dikorelasikan dengan skor total. Perhitungan validitas item tes dilakukan
dengan menggunakan rumus korelasi product-moment (Arikunto,2002)
yaitu:
))()()(( 2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dalam hal ini
X adalah skor tiap item dan Y adalah skor total
n = Banyak subyek (peserta tes)
X = Skor setiap butir soal
Y = Skor total
XY = Perkalian antara skor setiap butir soal dengan skor total
Kemudian untuk menguji keberartian validitas (koefisien korelasi)
adalah dengan membandingkan nilai rhitung dengan rkritis Pearson untuk taraf
kepercayaan (α) tertentu.
Kriteria pengujiannya yaitu apabila rhitung ≥ rkritis maka soal tersebut
valid, tetapi jika rhitung < rkritis maka soal tersebut tidak valid dan tidak
dipergunakan sebagai soal instrumen.
Setelah dilakukan ujicoba, dilakukan perhitungan untuk menentukan
validitas butir tes. Peneliti menggunakan program MS Excel 2013 dan
diperoleh data sebagai berikut seperti pada tabel 3.8
45
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Data hasil uji Validitas tiap butir soal
No. Soal Korelasi (rxy) rkritis kriteria
1 0,397613 0,3610 Valid
2 0,592839 0,3610 Valid
3 0,509687 0,3610 Valid
4 0,362506 0,3610 Valid
5 0,785379 0,3610 Valid
b. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yaitu
sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang
konsisten (Arikunto,2002).
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas menggunakan
rumus Alpha, yaitu:
2
2
11 11
T
i
s
s
n
nr
Keterangan :
11r = Koefisien reliabilitas
n = Banyak soal
∑2
TS = Jumlah varians skor total 2
iS
= Varians skor setiap item
Setelah didapat harga koefisien reliabilitas, maka harga tersebut
diinterpretasikan terhadap kriteria tertentu dengan menggunakan tolak ukur.
Kriteria koefisien reliabilitas menurut Suherman (2003, seperti pada
Tabel 3.9:
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Besar r11 Interpretasi
0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,70 ≤ r11< 0,90 Derajat reliabilitas tinggi
46
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,40 ≤ r11< 0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,20 ≤ r11< 0,40 Derajar reliabilitas rendah
0,00 ≤r11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
r11 ≤ 0,00 Tidak reliabel
Hasil rekapitulasi perhitungan uji reliabilitas soal kemampuan
penalaran matematis siswa yang sudah valid menggunakan Microsoft Excell
2013 disajikan dalam tabel 3.10 berikut :
Tabel 3.10
Data Hasil Uji Perhitungan Varians
No.Soal 2
iS 2
TS
1 0,233469
4,073469
2 0,592839
3 0,21551
4 0,199184
5 1,301224
Jumlah 2,754286
Kemudian data dari tabel di atas disubstitusikan ke dalam rumus, yaitu :
2
2
11 11
T
i
s
s
n
nr
Keterangan :
11r = Koefisien reliabilitas
n = Banyak soal
2
TS = Jumlah varians skor total
∑ 2
iS
= Varians skor setiap item
n = 5
∑ 2
iS = 2,754286
47
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
TS = 4,073469
Maka :
𝑟11 = (5
5−1) (1 −
∑ 𝑠𝑖2
𝑠𝑡2 )
𝑟11 = (5
4) (1 −
2,754286
4,073469)
= 0,4048 (Sedang)
Hasil uji realiabilitas menunjukan bahwa soal kemampuan penalaran
matematis siswa telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk
digunakan dalam penelitian.
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menyatakan derajat atau tingkat kesukaran suatu
butir soal. Sebuah soal tidak boleh terlalu sulit untuk kemampuan siswa
ataupun tidak boleh terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah atau terlalu sulit
akan diganti setelah dilakukan pengujian. Adapun rumus yang digunakan
untuk menentukan indeks kesukaran ialah sebagai berikut:
IKSMI
X i
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
iX
= Rata- rata skor
SMI = Skor maksimal butir soal
Klasifikasi indeks kesukaran menurut Suherman (2003: 170) seperti
pada tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11
Interpretasi Indeks Kesukaran
Nilai IK Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < IK ≤
0,30 Soal sukar
48
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,30 < IK ≤
0,70 Soal sedang
0,70 < IK ≤
1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Hasil rekapitulasi perhitungan uji tingkat kesukaran soal kemampuan
penalaran matematis siswa tersaji dalam tabel 3.12 berikut :
Tabel 3.12
Data Hasil Uji Indeks kesukaran tiap butir soal
Indeks Kesukaran IK 1 IK 2 IK 3 IK 4 IK 5
0.907 0.657 0.672 0.293 0.578
Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang
d. Daya Pembeda
Menurut Suherman dan Sukjaya (1990), daya pembeda adalah
seberapa jauh kemampuan butir soal dapat membedakan antara siswa yang
dapat menjawab dengan benar dan dengan siswa yang tidak dapat menjawab
dengan benar. Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa
besar kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa
berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.
Untuk menentukan daya pembeda suatu butir soal maka digunakan
rumus sebagai berikut:
SMI
XXDP BA
Keterangan:
DP = Daya pembeda
AX = Rata-rata skor kelompok atas
BX = Rata-rata skor kelompok bawah
SMI = Skor maksimal setiap butir soal
Klasifikasi daya pembeda menurut Suherman (2003: 161) seperti pada tabel
3.13 berikut:
Tabel 3.13
49
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Besar DP Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
Hasil Perhitungan daya pembeda untuk tes kemampuan penalaran matematis
siswa disajikan masing-masing dalam tabel 3.14
Tabel 3.14
Data Hasil Daya Pembeda Tes Kemampuan Penalaran Matematik
No. Soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi
1 0,29 Cukup
2 0,35 Cukup
3 0,25 Cukup
4 0,43 Baik
5 0,56 Baik
2. Hasil Uji Coba Instrumen Skala Sikap Kemandirian Belajar
Azwar (2015), sebagai salah satu bentuk instrumen psikologis yang
bertujuan mengungkapkan aspek kepribadian manusia, dalam hal ini aspek skala
sikap kemandirian belajar siswa, skala sikap tidak hanya harus berisi pernyataan-
pernyataan yang berdaya diskriminan baik, melainkan memiliki validitas dan
reliabilitas yang tinggi.
a. Analisis Validitas Skala Sikap
Azwar (2015) mengungkapkan bahwa validitas skala sikap dapat
diestimasi lewat prosedur analisis faktor yang akan memberikan informasi
mengenai kontrak yang hendak diukur.
50
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menguji validitas data skala sikap, dilakukan dengan uji Person
Correlation dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows yang akan disajikan
pada tabel 3.15.
(hasil olah uji validitas terdapat pada lampiran C.2).
Tabel 3.15
Data Hasil Analisis Uji Validitas Skala Sikap Kemandirian Belajar
No. Pernyataan Korelasi (rxy) Interpretasi
1 Negatif 0,481 Valid
2 Positif 0,713 Valid
3 Negatif 0,517 Valid
4 Positif 0,564 Valid
5 Positif 0,703 Valid
6 Negatif 0,185 Tidak Valid
7 Negatif 0,288 Tidak Valid
8 Positif 0,576 Valid
9 Negatif 0,451 Valid
10 Positif 0,726 Valid
11 Positif 0,576 Valid
12 Negatif 0,426 Valid
13 Positif 0,726 Valid
14 Positif 0,565 Valid
15 Negatif 0,382 Valid
16 Negatif 0,346 Tidak Valid
17 Positif 0,720 Valid
18 Positif 0,576 Valid
19 Negatif 0,382 Valid
20 Negatif 0,489 Valid
21 Negatif 0,452 Valid
51
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
22 Negatif 0,285 Tidak Valid
23 Positif 0,726 Valid
24 Positif 0,534 Valid
Pernyataan dikatakan valid apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan r tabel
untuk n = 30 adalah 0,361.
Dari hasil analisis validitas di atas, terlihat bahwa ada beberapa
pernyataan yang tidak Valid, yakni pernyataan 6, 7, 16 dan 22. Oleh
karena itu, pernyataan-pernyataan tersebut dibuang sehingga tidak
digunakan dalam instrumen kemandirian belajar siswa selanjutnya.
b. Analisis Reliabilitas Skala Sikap
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu
pengukuran, pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu yang
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya.
Untuk mengukur reliabilitas skala sikap kemandirian belajar siswa
yang sudah dikonversi menjadi data interval, dilakukan dengan bantuan uji
Person Correlation dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows yang akan
disajikan pada tabel 3.16
Tabel 3.16
Data Hasil Uji Reliabilitas Skala Sikap Kemandirian Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,741 25
Hasil uji realiabilitas menunjukan bahwa skala sikap kemandirian
memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Ini artinya, instrumen kemandirian
belajar matematik siswa telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk
digunakan dalam penelitian.
G. Tekhnik Analisis Data Hasil Penelitian
52
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui tes dan non tes. Data
yang berkaitan dengan KAM dikumpulkan melalui nilai harian ulangan, materi
prasyarat yang dibuat oleh peneliti dan hasil raport semester satu. Data yang
berkaitan dengan dengan kemampuan penalaran diperoleh dari hasil pretes dan
postes. Data yang berkaitan dengan kemandirian belajar siswa diolah secara
statistik dan data tersebut diperoleh dari hasil angket yang sebelumnya berupa
data ordinal diubah terlebih dahulu ke data interval dengan menggunakan MSI
dan didapat melalui skala sikap awal dan skala sikap akhir. Pretes dan skala sikap
awal diberikan kepada siswa kedua kelas sebelum diberikan perlakuan dan postes
dan skala sikap akhir diberikan kepada kedua kelas setelah diberikan perlakuan,
kemudian data pretes/skala sikap awal dan postes/skala sikap akhir didapatkan
data N-gain untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa. Data-data tersebut termasuk kedalam data kuantitatif.
Data deskriptif berupa lembar observasi. Setelah semua data dianalisis maka
akan diambil kesimpulan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut
dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian akan dilakukan uji statistik
dengan bantuan program Microsof Excel 2013 dan software SPSS versi 20.0 for
windows. Kemudian akan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Statistik
deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna,
sehingga hanya memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan sama
sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang gugus data yang lebih besar.
(Arikunto,2002) Sedangkan statistik inferensial mencakup semua metode
yang berhubungan dengan analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada
penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan gugusan data induknya.
Selanjutnya pada data statistik inferensial terdiri dari statistik parametrik
dan non-parametrik. Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter
populasi melalui data yang diperoleh dari sampel, sedangkan statistik non-
parametrik tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Untuk
53
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, peneliti mengupayakan
pengujian dengan statistik parametrik terlebih dahulu. Jika pada proses syarat
untuk pengujian parametrik tidak terpenuhi, maka pengujian selanjutnya
dilakukan dengan menggunakan statistik non-parametrik (Arikunto,2002). Secara
singkat alur pengolahan data kuantitatif dijelaskan melalui diagram berikut:
Diagram 1
Alur pengolahan data kuantitatif
54
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang diperoleh secara lebih jelas dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Data yang diperoleh dari hail pretes dan postes dianalisisi untuk mengetahui
peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Skor yang diperoleh
dari hasil tes siswa dengan pembelajaran GDL dianalisa dengan cara
membandingkan dengan skor siswa yang diperoleh dengan hasil tes dari
pembelajaran konvensional. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah
pembelajaran dihitung dengan rumus gain terormalisasi yang dikembangkan
oleh Hake (1998), sebagai berikut:
Gain ternormalisasi (g) =
Dengan kriteria indeks gain seperti yang tertera pada tabel di bawah ini
Tabel 3.17
Kriteria Skor Gain Ternormalisai
Skor Gain Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 < g < 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
2. Menghitung statistik deskriptif tes awal dan tes akhir untuk memberikan
gambaran umum kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran
dilaksanakan dan kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan
3. Menghitung statistik deskriptif gain ternormalisasi untuk memberikan
gambaran umum peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa
antara sebelum dan sesudah pembelajaran.
4. Sebelum dilakukannya pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20.0
for windows, maka terlebih dahulu perlu ditetapkan taraf signifikansi yaitu
α = 0,05. Selanjutnya sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu
55
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan uji normalitas distribusi data. Kemudian hasilnya dapat
menentukan uji yang digunakan selanjutnya apakah menggunakan statistik
parametrik atau non-parametrik.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
Statistik uji yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk pada SPSS 20.0 for
Windows dengan taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji Sig > α maka H0
diterima, maka dapat disimpulkan yang berarti data berdistribusi normal
5. Melakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas Varians ini
dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varians yang
homogen atau tidak, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :
H0 : ∂12 = ∂2
2 = ∂32
H1 : varians-varians tersebut paling kurang dua tidak sama
Uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene statistic pada
SPSS 20.0 for windows pada taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji H0
diterima jika nilai Sig. > α, maka dapat disimpulkan yang berarti bahwa
tidak terdapat perbedaan varians dari setiap kelompok data (homogen)
6. Melakukan uji hipotesis
a. Hipotesis penelitian yang pertama :
Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan
metode pembelajaran GDL lebih baik dibandingkan dengan peningkatan
kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan metode
konvensional?. Hipotesis statistiknya adalah :
H0 : =
Rata-rata n-gain kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh
metode pembelajaran GDL sama dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode konvensional.
:
56
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rata-rata n-gain kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh
metode pembelajaran GDL lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode komvensional
Keterangan :
= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan
metode GDL.
= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan metode
konvensional
Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang
digunakan adalah uji t, dengan menetapkan taraf signifikansi α = 0,05,
maka kriteria pengujian adalah tolak H0 jika 1
2 nilai sig. ≤ 0,05 dan terima
H0 jika 1
2 nilai Sig. > 0,05. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka
digunakan kaidah statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U
dengan kriteria uji tolak H0 jika 1
2 nilai Sig. ≤ 0,05. Namun, jika data
berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka diujika dengan uji
t’.
b. Hipotesis penelitian yang kedua :
Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan
metode pembelajaran GDL lebih baik dibandingkan dengan peningkatan
kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan metode
konvensional ditinjau dari Kemampuan Awal matematika Siswa (tinggi,
sedang, rendah). Hipotesis statistiknya adalah :
H0 : =
Rata-rata n-gain kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh
metode pembelajaran GDL sama dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan awal
matematika.
57
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
:
Rata-rata n-gain kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh
metode pembelajaran GDL lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan awal
matematika siswa.
Keterangan :
= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan
metode GDL ditinjau dari kemampuan awal matematika siswa.
= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan metode
konvensional ditinjau dari kemampuan awal matematika siswa.
Jika kelompok data (tinggi, sedang, rendah) berdistribusi normal dan
homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji t, dengan
menetapkan taraf signifikansi α = 0,05, maka kriteria pengujian adalah
tolak H0 jika nilai 1
2 sig. ≤ 0,05 dan terima H0 jika nilai
1
2 Sig. > 0,05.
Apabila kelompok data (tinggi, sedang, rendah) berdistribusi tidak normal,
maka digunakan kaidah statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney
dengan kriteria uji tolak H0 jika nilai 1
2 Sig. ≤ 0,05. Namun, jika data
berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka diujika dengan uji
t’.
2. Analisis Data Kualitatif
Azwar (2015) Data yang diperoleh adalah dari hasil angket kemandirian
belajar siswa dan lembar observasi, untuk data yang diambil dari angket
kemandirian belajar siswa ini dikonversikan terlebih dahulu dari data ordinal ke
data interval menggunakan Methode of Successive Interval (MSI). Skala sikap
yang diperoleh sebelum dilakukannya pembelajaran disebut sebagai kemandirian
belajar awal siswa, yang selanjutnya ditulis dengan skala sikap awal, sedangkan
skala sikap yang diperoleh setelah pembelajaran disebut sebagai kemandirian
belajar akhir siswa yang selanjutnya ditulis dengan skala sikap akhir. Lalu secara
58
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
umum, langkah-langkah pengolahan data skala sikap sama dengan langkah olah
data pada aspek kognitif, sebagai berikut :
Data yang diperoleh secara lebih jelas dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Data yang diperoleh dari hasil skala sikap awal dan skala sikap akhir
dianalisisi untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa. Skor
yang diperoleh dari skala sikap siswa dengan pembelajaran GDL dianalisa
dengan cara membandingkan dengan skala sikap siswa yang diperoleh dari
pembelajaran konvensional. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah
pembelajaran dihitung dengan rumus gain terormalisasi yang dikembangkan
oleh Hake (1998). Menghitung statistik deskriptif tes awal dan tes akhir untuk
memberikan gambaran umum kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran
dilaksanakan dan kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan
2. Menghitung statistik deskriptif gain ternormalisasi .
3. Sebelum dilakukannya pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20.0 for
windows, maka terlebih dahulu perlu ditetapkan taraf signifikansi yaitu α =
0,05. Selanjutnya sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas distribusi data. Kemudian hasilnya dapat menentukan uji yang
digunakan selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non-
parametrik. Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
Statistik uji yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk pada SPSS 20.0
for Windows dengan taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji Sig > α maka H0
diterima, maka dapat disimpulkan yang berarti data berdistribusi normal
4. Melakukan uji homogenitas varians. Uji homogenitas Varians, dengan
rumusan hipotesis sebagai berikut :
7. H0 : ∂12 = ∂2
2 = ∂32
H1 : varians-varians tersebut paling kurang dua tidak sama
Uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene statistic pada
SPSS 20.0 for windows pada taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji H0
59
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diterima jika nilai Sig. > α, maka dapat disimpulkan yang berarti bahwa
tidak terdapat perbedaan varians dari setiap kelompok data (homogen)
5. Melakukan uji hipotesis
a. Hipotesis penelitian yang ketiga :
Peningkatan kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode
pembelajaran GDL lebih baik dibandingkan dengan peningkatan
kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode konvensional?.
Hipotesis statistiknya adalah :
H0 : =
:
Keterangan :
= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan
metode GDL.
= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan metode
konvensional
Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang
digunakan adalah uji t, dengan menetapkan taraf signifikansi α = 0,05,
maka kriteria pengujian adalah tolak H0 jika nilai 1
2 sig. ≤ 0,05 dan terima
H0 jika 1
2 Sig. > 0,05. Apabila data berdistribusi tidak normal, maka
digunakan kaidah statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney dengan
kriteria uji tolak H0 jika nilai 1
2 Sig. ≤ 0,05. Namun, jika data berdistribusi
normal, tetapi varians tidak homogen, maka diujika dengan uji t’.
b. Hipotesis penelitian yang keempat :
Peningkatan kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode
pembelajaran GDL lebih baik dibandingkan dengan peningkatan
kemandirian belajar siswa yang menggunakan metode konvensional
ditinjau dari Kemampuan Awal matematik Siswa (tinggi, sedang, rendah).
Hipotesis statistiknya adalah :
60
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : =
:
Keterangan :
= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran matematika
dengan metode GDL ditinjau dari kemampuan awal matematik siswa.
= rerata gain kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan
metode konvensional ditinjau dari kemampuan awal matematika siswa.
Jika kelompok data (tinggi, sedang, rendah) berdistribusi normal
dan homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji t, dengan
menetapkan taraf signifikansi α = 0,05, maka kriteria pengujian adalah
tolak H0 jika nilai 1
2 sig. ≤ 0,05 dan terima H0 jika
1
2 Sig. > 0,05. Apabila
kelompok data (tinggi, sedang, rendah) berdistribusi tidak normal, maka
digunakan kaidah statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney
dengan kriteria uji tolak H0 jika nilai 1
2 Sig. ≤ 0,05. Namun, jika data
berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka diujika dengan
uji t’.
H. Prosedur Penelitian
Persiapan-persiapan yang dipandang perlu sebagai penelitian antara lain :
Melakukan studi kepustakaan tentang penalaran matematis, model pembelajaran
GDL serta membuat rancangan pembelajaran sesuai model pembelajaran. Setelah
persiapan dianggap cukup, kemudian dilanjutkan dengan penulisan proposal
dengan bimbingan dosen pembimbing. Setelah penulisan selesai kemudian
proposal diseminarkan. Selanjutnya pembuatan instrument penelitian dan setelah
instrument disetujui dosen pembimbing dilakukan ujicoba instrument penelitian
dan mengolah data hasil uji coba. Ujicoba dilakukan dikelas VIII yang pernah
mendapatkan materi mengenai segiempat. Kemudian peneliti mengurus surat izin
kepenelitian dari direktur Sekolah Pascasarjanan UPI dilanjutkan ke Instansi
pendidikan tempat penelitian dilakukan, untuk menyampaikan surat izin penelitian
61
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekaligus meminta izin akan dilaksanakan penelitian di Sekolah tersebut, dalam
penelitian kali ini saya meneliti sekolah kelas 7 di SMP Negeri 7 Bandung.
Ditempat penelitian dilakukan observasi dalam pembelajaran dan berkonsultasi
dengan guru matematika untuk menentukan waktu dan tekhnis pelaksanaan
penelitian. Kemudian dilakukan pemilihan sampel yaitu dengan memilih dua
kelas dari kelas yang ada untuk dijadikan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Sebelum melaksanakan pretes dilakukan, diawali dengan pemberian tes
Kemampuan Awal Matematika (KAM). Tes yang dibuat oleh peneliti yakni tes
kemampuan prasyarat mengenai materi yang akan diberikan. Namun dalam
pengolahan data KAM nantinya, akan dikumpulkan nilai dari hasil nilai KAM
yang dibuat oleh peneliti, dihitung dengan nilai-nilai siswa dari nilai ulangan
harian, nilai UKK dan nilai rapot semester sebelumnya, hal ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana kemampuan awal matematika siswa sebelum diberikan
pembelajaran secara komprehensif.
Selanjutnya, setelah kelas ditentukan antara eksperimen dan kontrol maka
selanjutnya diberikan pretes dan skala sikap awal pada kedua kelas tersebut.
Setelah tes awal lalu dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran
GDL untuk kelas eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol. Observasi
pada kelas eksperimen dilakukan oleh seorang guru pengamat. Dalam segi jumlah
jam pelajaran, soal latihan dan tugas siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol mendapatkan perlakuan yang sama. Kelas ekperimen menggunakan LAS
(Lembar Aktifitas Siswa) rancangan peneliti, sedangkan kelas kontrol
menggunakan sumber pembelajaran dari buku paket yang disediakan, namun
dalam penelitian ini, masing-masing kelas menggunakan media pembelajaran
berupa software GSP, hanya saja pada kelas eksperimen media digunakan
langsung oleh siswa, jadi siswa secara aktif melakakukan observasi menggunakan
software GSP, dan pada kelas kontrol, dalam pembelajarannya pun menggunakan
media GSP, hanya saja guru yang mengoprasikan langsung dan siswa
memperhatikan.
62
Fitria Dwi Farina, 2016 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN METODE GUIDED-DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIK SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagai langkah terakhir, yaitu pemberian tes akhir (postest) dan skala sikap
akhir kepada kedua kelas. Hasil tes kemudian dianalisis untuk menguji hipotesis
yang dirumuskan sebelumnya kemudian ditarik kesimpulannya.
I. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan mulai Januari 2016 sampai dengan Agustus 2016.
Jadwal kegiatan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.18
Tabel 3.18
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei juni Juli Agustus
1. Pembuatan
Proposal
2. Seminar Proposal
3.
Menyusun
Instrumen
Penelitian
4.
Pelaksanaan
Penelitian dan
pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
6. Penulisan Tesis
7. Sidang Tahap I dan
II