Post on 17-Mar-2019
26
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SMPIT As-Syifa Boarding School yang
berlokasi di Jalan Raya Subang – Bandung KM. 12 Tambakmekar, Jalancagak,
Subang, Jawa Barat. SMPIT As-Syifa Boarding School ini adalah sekolah
berasrama yang terdiri atas sekolah menengah pertama dan asrama untuk tempat
tinggal murid dan guru. Sekolah asrama ini berada di tengah kawasan pedesaan
dan menyatu dengan kehidupan warga sekitarnya. Santri yang bermukim di
sekolah asrama ini berasal dari berbagai daerah, yaitu ada yang berasal dari
Subang, Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, dan kota-kota lainnya, bahkan terdapat
santri mukim yang berasal dari Malaysia.
As-Syifa Boarding School ini memiliki visi membangun peradaban, di mana
dalam mencapai visi ini, As-Syifa Boarding School mempunyai misi menjadikan
sekolah sebagai sarana tarbiyah islamiyah, melaksanakan pembelajaran dan
bimbingan dengan menyenangkan, efisien dan islami, membangun lembaga yang
profesional, unggul dan murah, memberdayakan guru-guru menjadi kreatif,
prigelm dan karya, menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah/lembaga, dan menempatkan diri sebagai mitra keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Sehingga dengan visi, misi serta fasilitas yang
disediakan oleh As-Syifa Boarding School diharapkan akan membantu siswa
untuk belajar dengan nyaman serta terkondisi, mengeksplorasi dan
mengembangkan bakat. Kondisi sekolah yang kondusif jauh dari hiruk pikuk
metropolitan, diharapkan sangat membantu siswa dalam belajar.
2. Subjek Penelitian
Subjek adalah individu yang berpartisipasi di dalam satu eksperimen
psikologis (Chaplin, 2006, hlm. 491). Populasi merupakan wilayah generalisasi
27
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 61). Populasi dalam penelitian ini adalah
murid kelas VIII SMPIT As-Syifa Boading School di Subang, yang berjumlah
sekitar 200 murid.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2011, hlm. 62). Sampel yang diambil dari populasi harus
representatif. Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik
sampling non-probabilitas. Teknik sampel non-probabilitas adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012, hlm.
66). Teknik sampel non-probabilitas yang digunakan adalah teknik sampling
kuota. Sampling kuota adalah teknik untuk mengumpulkan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan
(Sugiyono, 2012, hlm. 67).
Karakteristik sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Santriwan dan santriwati yang yang masih aktif dalam kegiatan pembelajaran
b. Santriwan dan santriwati yang menjadi sampel adalah subjek yang berada
dalam fase remaja awal. Menurut Santrok (2003), masa remaja awal (early
adolescence) berada pada masa sekitar sekolah menengah pertama, yaitu pada
usia 12 sampai 15 tahun.
c. Santriwan dan santriwati yang berada pada tahun kedua bermukim di SMPIT
As-Syifa Boarding School Subang.
Dipilihnya subjek dengan kriteria ini karena untuk mendapatkan sampel
remaja awal yang sedang menjalani proses penyesuaian sosial dan masih berada
dalam situasi kurang menyenangkan (adversity) setelah melewati tahun pertama
bermukim di sekolah asrama.
B. Desain Penelitian
28
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian kuantitatif, yaitu strategi penelitian yang menekankan pada
pengumpulan dan analisis data dengan pendekatan deduktif untuk hubungan
antara teori dan penelitian dengan menempatkan pengujian teori (Silalahi, 2010,
hlm. 76).
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan yang digunakan untuk membuktikan hipotesis
adalah metode deskriptif korelasional. Deskriptif digunakan untuk melukiskan
secara sistematis fakta atau karakteristik bidang atau populasi tertentu secara
cermat dan aktual (Sihite, 2012), sedangkan korelasional digunakan untuk
menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang
berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat) (Annisa, 2010).
Penelitian ini menggunakan uji korelasional non parametric spearman, dimana
variabel yang dikorelasikan adalah resiliensi sebagai variabel pertama dan
penyesuaian sosial sebagai variabel kedua. Metode ini digunakan untuk melihat
hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan statistik Spearman Rank
Correlation pada variabel pertama, resiliensi dengan variabel kedua, penyesuaian
sosial terhadap remaja awal di boarding school.
Untuk mengukur variabel resiliensi pada remaja awal kelas VIII As-syifa
Boarding School digunakan kuesioner yang dikembangkan dari teori resiliensi
Reivich & Shatte (2002), sedangkan untuk mengukur penyesuaian sosial
digunakan kuesioner yang dikembangkan dari teori penyesuaian sosial di sekolah
oleh Schneiders (1964). Kemudian hasil dari kedua penilaian kuesioner tersebut
akan dikorelasikan, dianalisis hubungan antara variabel resiliensi dan variabel
kemampuan penyesuaian sosial, kemudian hasil penelitian hubungan kedua
variabel dibuat kesimpulannya.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
29
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Variabel Penelitian
Menurut Hatch dan Farhady (1981) variable secara teoritis dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (dalam
Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah resiliensi
sebagai variabel pertama (V1) dan penyesuaian sosial sebagai variabel kedua (V2).
2. Definisi Operasional Variabel
a. Resiliensi
Resiliensi pada penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari pengukuran
berdasarkan faktor-faktor dasar penyusun resiliensi menurut Reivich (2002) yaitu:
1) Regulasi emosi, yaitu dapat mengendalikan dirinya dan bersikap tenang saat
berada dalam tekanan.
2) Kontrol impuls, yaitu kemampuan untuk dapat menahan keinginan impulsif.
3) Optimis, yaitu dapat melihat ke depan dengan positif.
4) Analisa sebab-akibat, yaitu dapat menganalisa keadaan.
5) Empati, yaitu mengetahui isyarat emosi dan psikologis lawannya.
6) Efikasi diri yaitu kemampuan bersikap efektif dan efisien.
7) Reaching out yaitu kesediaan mengambil resiko dalam pengembangan diri.
b. Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial pada penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari
tuntutan lingkungan atau tingkah laku yang sering dihadapi oleh individu di
lingkungan sekolah yang disusun oleh Schneiders (1964) yaitu:
1) Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah.
2) Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah.
3) Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman, guru, dan
unsur-unsur lainnya.
4) Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab.
5) Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.
30
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua jenis instrumen yang digunakan untuk
mengungkap data. Berikut adalah penjelasan mengenai instrumen yang
digunakan.
1. Instrumen Resiliensi
Dalam mengukur variabel resiliensi, digunakan instrumen faktor-faktor
dasar penyusun resiliensi dari Reivich (2002). Instrumen ini terdiri tujuh dimensi,
yaitu regulasi emosi, kontrol impuls, optimis, analisa sebab-akibat, empati, efikasi
diri, dan reaching out. Adapun uraian mengenai kisi-kisi instrumen resiliensi
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Resiliensi
No Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Item + -
1 Regulasi
Emosi
a. Dapat mengendalikan diri saat dirinya sedang kesal
dan dapat mengatasi rasa sedih, cemas, atau marah. 15, 29 1 3
b. Dapat mengendalikan perhatian, dan perilakunya. 37, 52 8, 22 5
2 Kontrol
Impuls
a. Mampu menunda atau menahan keinginan-
keinginan impulsif
2, 30,
16 3
b. Memiliki pertimbangan yang matang dalam
menghadapi situasi sulit.
9, 23,
31 3
3 Optimis
a. Mempercayai bahwa segala sesuatu akan menjadi
lebih baik
32, 46,
17 3 4
b. Memiliki kendali terhadap arah hidupnya 39, 47 10, 24 4
4
Analisa
sebab-
akibat
a. Mampu mengidentifikasi penyebab masalah 4, 18,
33
11, 25,
40 6
5 Empati a. Dapat merasakan dan memprediksi apa yang
disukai atau tidak disukai lawannya
34, 41,
49, 12
5, 19,
26 7
6 Efikasi
Diri
a. Mampu untuk memecahkan kesulitan yang ada
dan perasaan yakin bahwa dirinya akan sukses 6, 20 50 3
b. Memiliki keyakinan akan kemampuan diri 13, 45 27,35,
42, 48 6
7 Reaching
Out
a. Mampu mengambil resiko dan tindakan dalam
rangka pengembangan diri atau pencapaian cita 21, 36 2
b. Adanya keinginan mengembangkan kualitas diri 14, 28,
43, 51 38, 7 6
Jumlah Item 51
31
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen ini disusun menggunakan Skala Likert. Responden diminta untuk
menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori
jawaban, yaitu:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Jawaban setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert diberi bobot
dalam rentang 1-5, dan terdapat pernyataan bernilai favorable (+) dan unfavorable
(-).
2. Instrumen Penyesuaian Sosial
Dalam mengukur variabel penyesuaian sosial, digunakan instrumen yang
dikembangkan dari teori penyesuaian sosial di sekolah dari Schneider (1964).
Instrumen ini terdiri lima dimensi, yaitu menghargai dan menerima otoritas atau
peraturan sekolah, tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah,
mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman, guru, dan unsur-
unsur lainnya, menerima batasan-batasan dan tanggung jawab, dan membantu
sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.
Adapun uraian mengenai kisi-kisi instrumen penyesuaian sosial di sekolah
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Penyesuaian Sosial di Sekolah
No Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Item + -
1
Menghargai dan
menerima otoritas atau
peraturan sekolah
a. Menerima dan memenuhi peraturan
yang berlaku
1, 11,
21, 31, 41 5
b. Menghormati dan menghargai petugas
yang berwenang 6, 16 26, 36 4
2 Tertarik dan
berpartisipasi dalam
a. Memiliki ketertarikan dan minat
terhadap kegiatan sekolah 12, 22 2, 32 4
32
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas-aktivitas
sekolah
b. Berperan serta dan berpartisipasi
dalam kegiatan sekolah 17, 37 7, 27 4
3
Mempunyai hubungan
yang sehat, bersahabat
dengan teman , guru,
dan unsur-unsur lainnya
a. Mempunyai hubungan yang sehat,
bersahabat dengan teman.
3, 18,
33, 50 44, 48 6
b. Mempunyai hubungan yang sehat,
bersahabat dengan guru
8, 38,
46, 49,
51, 52
23 7
c. Mempunyai hubungan yang sehat,
bersahabat dengan unsur-unsur yang
di dalam sekolah.
28, 47 13, 43 4
4
Menerima batasan-
batasan dan tanggung
jawab
a. Mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru. 19, 34 4 3
b. Mengerjakan tugas-tugas di asrama
dan sekolah. 9
24, 39,
45 4
c. Menggunakan dan menjaga fasilitas
sekolah. 14, 29 42 3
5
Membantu sekolah
mencapai tujuan
intrinsik dan ekstrinsik.
a. Mengikuti kegiatan dan kebiasaan
yang berlaku di sekolah 5, 15 2
b. Menjaga nama baik sekolah di luar
sekolah
10, 20,
25, 30,
35, 40
6
Jumlah Item 52
Instrumen ini disusun menggunakan Skala Likert. Responden diminta untuk
menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori
jawaban, yaitu:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Jawaban setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert diberi bobot
dalam rentang 1-5, dan terdapat pernyataan bernilai favorable (+) dan unfavorable
(-).
3. Sistem Penyekoran Instrumen
33
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen resiliensi dan penyesuaian sosial disusun menggunakan Skala
Likert. Responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang
diberikan dalam lima kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Jawaban setiap
pernyataan yang menggunakan skala Likert diberi bobot dalam rentang 1 - 5, dan
terdapat pernyataan bernilai favorable (+). Berikut sistem penyekoran pada
instrumen.
Tabel 3.3
Penyekoran Instrumen
Item Nilai Item
SS S RR TS STS
Favorable 5 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4 5
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen untuk mengukur resiliensi merupakan pengembangan dari faktor-
faktor dasar penyusun resiliensi, dan instrument penyesuaian sosial dibuat dengan
menurunkan indikator berdasarkan teori penyesuaian sosial di lingkungan sekolah.
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kedua instrumen tersebut, peneliti
melakukan uji coba instrumen terhadap remaja awal yang bersekolah di sekolah
berasrama yang berlokasi di Bandung. Hasil uji coba tersebut kemudian diolah
menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 15.
1. Uji Validitas Instrumen
Pengujian validitas instrument dilakukan dengan menggunakan validitas
konstruk, sedangkan reliabilitas instrument diuji menggunakan Alpha Cronbach.
Validitas konstruk merupakan validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes
mengukur trait atau konstruk teoretik yang hendak diukurnya (Azwar, 2010, hlm.
175). Validitas konstruk diuji menggunakan analisis faktor yang perhitungannya
menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 15. Dalam analisis faktor
34
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdapat rangkaian langkah, yaitu pengestimasian, atau ekstraksi faktor-faktor,
yang menentukan berapa banyak faktor yang dipertahankan dan merotasi faktor-
faktor ke sebuah tujuan.
Prosedur awal dalam analisis faktor adalah menentukan layak tidaknya
variabel untuk dianalisis. Untuk menguji kelayakan variabel, dilakukan tes KMO
MSA (Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Bartlet’s test of
sphericity, dan matriks anti-image. Menurut Gebotys (Ihsan, 2009, hlm. 108)
terdapat kategorisasi nilai KMO untuk menentukan suatu variabel layak dianalisis
atau tidak, yaitu:
Tabel 3.4
Kategorisasi Nilai KMO
Nilai KMO Derajat Varian Umum
0.90 sampai 1.00 Bagus sekali
0.80 sampai 0.89 Bagus
0.70 sampai 0.79 Cukup sekali
0.60 sampai 0.69 Cukup
0.50 sampai 0.59 Jelek
0.00 sampai 0.49 Jangan difaktor
Selain KMO MSA, layak atau tidaknya suatu variabel untuk dianalisis dapat
dilihat dari matriks korelasi anti-image. Apabila variabel tersebut indeks korelasi
anti-image-nya ≥ 0.5, maka variabel tersebut layak untuk dianalisis faktor. Jika
indeks korelasi anti-image-nya < 0.5, maka tidak layak dianalisis faktor dan harus
dihapus dari rangkaian variabel, dan dilakukan uji ulang KMO dan korelasi anti-
image hingga mendapatkan variabel yang layak (Ihsan, 2009, hlm. 108 - 109).
Setelah didapatkan variabel atau item yang layak, tahap selanjutnya adalah
melakukan ekstraksi faktor dan rotasi faktor. Ekstraksi faktor yang digunakan
adalah principal component analysis jenis varimax, untuk tujuan reduksi data.
Hasil dari ekstraksi faktor digunakan untuk menentukan jumlah faktor. Kaiser
(1960) menyebutkan bahwa kriteria psikometris atau matematis pada jumlah
faktor yang sering digunakan dalam principal component analysis, menggunakan
kriteria eigenvalue > 1.00 (Ihsan, 2009, hlm. 110).
35
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil dari rotasi faktor adalah pengelompokkan muatan variabel pada
faktor-faktor yang baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan penamaan faktor yang
baru untuk menandai bahwa faktor itu adalah variabel tersembunyi yang
memengaruhi sebuah konstruksi tes. Faktor diberi nama bergantung pada muatan
faktor tertinggi yang dimiliki variabel (Ihsan, 2009, hlm. 112).
36
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Uji Validitas Instrumen Resiliensi
1) Pemilihan Item yang Layak
Pemilihan item yang layak dilakukan dengan melihat nilai KMO ≥ 0.5 dan
nilai korelasi anti image ≥ 0.5. Pada tahap analisis faktor pertama, terdapat item
yang tidak layak pada dimensi Regulasi Emosi yaitu pada item nomor 8, pada
dimensi Optimis yaitu pada item nomor 3 dan 24, Pada dimensi Empati yaitu pada
item nomor 26, pada dimensi Efikasi-Diri yaitu pada item 35, 42, dan 50, dan
pada dimensi Reaching-Out item tidak layak pada nomor item 7 dan 36.
Tabel 3.5
Item-item Instrumen Resiliensi Dimensi Nomor Item Valid Nomor Item Tidak Valid
Regulasi Emosi 1, 15, 22, 29, 37, 44 8
Kontrol Impuls 2, 9, 16, 23, 30, 31
Optimis 10, 17, 32, 39, 46, 67 3, 24
Analisis Sebab-Akibat 4, 11, 18, 25, 33, 40
Empati 5, 12, 19, 34, 41, 49 26
Efikasi-Diri 6, 13, 20, 27, 45, 48 35, 42, 50
Reaching-Out 14, 21, 28, 38, 43, 51 7, 36
Setelah dilakukan analisis faktor, maka didapatkan nilai KMO MSA dari
setiap dimensi, sebagai berikut:
Tabel 3.6
Nilai KMO MSA Instrumen Resiliensi
Dimensi Nilai KMO
Dimensi Regulasi Emosi 0.681
Dimensi Kontrol Impuls 0.593
Dimensi Optimis 0.622
Dimensi Sebab-Akibat 0.537
Dimensi Empati 0.740
Dimensi Efikasi-Diri 0.639
Dimensi Reaching-Out 0.678
Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai KMO ≥ 0.5, sehingga dimensi-
dimensi tersebut layak untuk dilakukan analisis faktor.
37
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor
Jumlah faktor ditentukan dengan melihat hasil ekstraksi dan rotasi faktor.
Nilai faktor loading yang paling besar menunjukkan bahwa item tersebut
merupakan bagian dari faktor, karena beberapa item bergabung ke dalam indikator
yang sama. Terdapat dimensi yang tidak mengalami pengurangan atau
penambahan faktor, namun susunan item tersebut berubah dari yang sebelumnya.
Tabel 3. 7
Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Resiliensi
Dimensi Jumlah Indikator
Sebelum Ekstraksi
Jumlah Indikator
Setelah Ekstraksi
Regulasi Emosi 7 6
Kontrol Impuls 6 6
Optimis 8 6
Analisis Sebab-Akibat 6 6
Empati 7 6
Efikasi-Diri 9 6
Reaching-Out 8 6
3) Penamaan Faktor
Setelah dilakukan ekstraksi dan rotasi faktor, dilakukan penamaan pada
faktor-faktor baru tersebut. Penamaan faktor dilakukan sesuai dengan item yang
terbentuk dalam faktor. Berikut adalah kisi-kisi instrument resiliensi setelah
dilakukan analisis faktor:
Tabel 3.8
Penamaan Faktor Instrumen Resiliensi
No Dimensi Indikator Nomor
Item
Jumlah
Item
Valid
1 Regulasi
Emosi
a. Dapat mengendalikan diri saat dirinya sedang kesal
dan dapat mengatasi rasa sedih, cemas, atau marah.
1, 15, 29 3
b. Dapat mengendalikan perhatian, dan perilakunya 22, 37, 44 3
2 Kontrol
Impuls
a. Mampu menunda atau menahan keinginan-
keinginan impulsif
2, 16, 30 3
b. Memiliki pertimbangan yang matang dalam
menghadapi situasi sulit.
9, 23, 31 3
3 Optimis a. Mempercayai bahwa segala sesuatu akan menjadi
lebih baik
17, 32, 46 3
38
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Memiliki kendali terhadap arah hidupnya 10, 39, 47 3
4 Analisis
Sebab-
Akibat
a. Mampu mengidentifikasi penyebab masalah 4, 11, 18,
25, 33, 40
6
5 Empati a. Dapat merasakan dan memprediksi apa yang
disukai atau tidak disukai lawannya
5, 12, 19,
34, 41, 49
6
6 Efiksi-Diri a. Mampu untuk memecahkan kesulitan yang ada dan
perasaan yakin bahwa dirinya akan sukses
6, 20 2
b. Memiliki keyakinan akan kemampuan diri 13, 27, 45,
48
4
7 Reaching-
Out
a. Mampu mengambil resiko dan tindakan dalam
rangka pengembangan diri atau pencapaian cita
21 1
b. Adanya keinginan mengembangkan kualitas diri 14, 28, 38,
43, 51
5
Jumlah item 42
b. Uji Validitas Instrumen Penyesuaian Sosial
1) Pemilihan Item yang Layak
Pemilihan item yang layak dilakukan dengan melihat nilai KMO ≥ 0.5 dan
nilai korelasi anti image ≥ 0.25. Pada tahap analisis faktor pertama, terdapat item
yang tidak layak pada dimensi
Tabel 3.9
Item-item Instrumen Penyesuaian Sosial
Dimensi Nomor Item Valid Nomor
Item Valid
Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan
sekolah
1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41 9
Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas
sekolah
2, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37 8
Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat
dengan teman , guru, dan unsur-unsur lainnya
3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38, 43, 44,
46, 47, 48, 49, 50, 51, 52
17
Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39, 42, 45 10
Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan
ekstrinsik
5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 8
Setelah dilakukan analisis faktor ulang, maka didapatkan nilai KMO MSA
dari setiap dimensi, sebagai berikut:
Tabel 3.10
Nilai KMO MSA Instrumen Penyesuaian Sosial
Dimensi Nilai KMO
39
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah 0.667
Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah 0.618
Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman , guru,
dan unsur-unsur lainnya
0.664
Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 0.742
Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik 0.674
2) Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor
Jumlah faktor ditentukan dengan melihat hasil ekstraksi dan rotasi faktor.
Nilai faktor loading yang paling besar menunjukkan bahwa item tersebut
merupakan bagian dari faktor, karena beberapa item bergabung ke dalam indikator
yang sama. Terdapat dimensi yang tidak mengalami pengurangan atau
penambahan faktor, dan susunan item tersebut tidak berubah dari yang
sebelumnya.
Tabel 3.11
Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Penyesuaian Sosial
Dimensi Jumlah Indikator
Sebelum Ekstraksi
Jumlah Indikator
Setelah Ekstraksi
Menghargai dan menerima otoritas atau
peraturan sekolah
9 9
Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-
aktivitas sekolah
8 8
Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat
dengan teman , guru, dan unsur-unsur lainnya
17 17
Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 10 10
Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik
dan ekstrinsik
8 8
3) Penamaan Faktor
Setelah dilakukan ekstraksi dan rotasi faktor, dilakukan penamaan pada
faktor-faktor baru tersebut. Penamaan faktor dilakukan sesuai dengan item yang
terbentuk dalam faktor. Berikut adalah kisi-kisi instrument Penyesuaian Sosial
setelah dilakukan analisis faktor:
40
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 12
Penamaan Faktor Instrumen Penyesuaian Sosial
No Dimensi Indikator Nomor
Item
Jumlah
Item
Valid
1
Menghargai dan menerima
otoritas atau peraturan
sekolah
c. Menerima dan memenuhi peraturan
yang berlaku
1, 11, 21,
31, 41 5
d. Menghormati dan menghargai petugas
yang berwenang
6, 16, 26,
36 4
2
Tertarik dan berpartisipasi
dalam aktivitas-aktivitas
sekolah
c. Memiliki ketertarikan dan minat
terhadap kegiatan sekolah
2, 12, 22,
32 4
d. Berperan serta dan berpartisipasi
dalam kegiatan sekolah
7, 17, 27,
37 4
3
Mempunyai hubungan yang
sehat, bersahabat dengan
teman , guru, dan unsur-
unsur lainnya
d. Mempunyai hubungan yang sehat,
bersahabat dengan teman.
3, 18, 33,
44, 48, 50 6
e. Mempunyai hubungan yang sehat,
bersahabat dengan guru
8, 23, 38,
46, 49, 51,
52
7
f. Mempunyai hubungan yang sehat,
bersahabat dengan unsur-unsur yang di
dalam sekolah.
13, 28, 43,
47
4
4 Menerima batasan-batasan
dan tanggung jawab
a. Mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru. 4, 19, 34 3
b. Mengerjakan tugas-tugas di asrama
dan sekolah.
9, 24, 39,
45 4
c. Menggunakan dan menjaga fasilitas
sekolah. 14, 29, 42 3
5
Membantu sekolah
mencapai tujuan intrinsik
dan ekstrinsik.
c. Mengikuti kegiatan dan kebiasaan
yang berlaku di sekolah 5, 15 2
d. Menjaga nama baik sekolah di luar
sekolah
10, 20, 25,
30, 35, 40 6
Jumlah Item 52
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap
subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Tinggi rendahnya reliabilitas,
ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas (Azwar, 2010, hlm. 180). Semakin tinggi
koefisien reliabilitas, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan suatu alat ukur.
41
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kategorisasi koefisien reliabilitas menurut Guildford (Noor, 2009), sebagai
berikut:
Tabel 3. 13
Kategorisasi Reliabilitas
r Interpretasi
0.8 < r ≤ 1.0 Reliabilitas sangat tinggi
0.6 < r ≤ 0.8 Reliabilitas tinggi
0.4 < r ≤ 0.6 Reliabilitas sedang
0.2 < r ≤ 0.4 Reliabilitas rendah
-1.0 < r ≤ 0.2 Tidak reliabel
a. Uji Reliabilitas Instrumen Resiliensi
Berdasarkan hasil uji coba instrument resiliensi, didapatkan nilai reliabilitas,
sebagai berikut
Tabel 3.14
Hasil Uji Reliabilitas Instrument Resiliensi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.853 51
Tabel di atas menunjukkan bahwa instrument resiliensi pada dimensi
regulasi emosi memiliki reliabilitas sebesar 0.853. Nilai berada dalam kategori
reliabilitas sangat tinggi. Oleh karena itu, instrument resiliensi ini dapat
digunakan.
42
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Uji Reliabilitas instrument Penyesuaian Sosial
Berdasarkan hasil uji coba instrument penyesuaian sosial didapatkan nilai
reliabilitas, sebagai berikut:
Tabel 3.15
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penyesuaian Sosial
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.865 52
Tabel di atas menunjukkan bahwa instrument penyesuaian sosial pada
dimensi menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah memiliki
reliabilitas sebesar 0.865. Nilai ini berada dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.
Oleh karena itu instrument penyesuaian sosial ini dapat digunakan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawab oleh responden tersebut. Penyebaran kuesioner dilakukan secara
langsung pada siswa pada dua kelas VIII SMPIT As-Syifa Boarding School di
Subang.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2008, hlm. 206).
43
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Uji Asumsi
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik
inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganisis data sampel dan hasilnya berlaku untuk populasi (Sugiyono, 2008,
hlm. 207). Untuk mengetahui jenis statistik yang digunakan, dilakukan uji asumsi.
Jika uji asumsi menunjukkan bahwa distribusi normal dan linier, maka statistik
yang digunakan adalah statistik parametrik. Jika data tidak berdistribusi normal
dan tidak linier, maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik
(Sari, 2013).
a. Uji Normalitas Data
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan bantuan IBM SPSS
Statistic 15 dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan
terdistribusi normal jika nilai Asymp Sig 2-tailed > 0.05
Tabel 3.16
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
resiliensi Penyesuaian
sosial
N 61 61
Normal Parametersa,b Mean 199.72 149.8689
Std. Deviation 21.974 14.03980
Most Extreme Differences
Absolute .048 .088
Positive .043 .088
Negative -.048 -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .373 .689
Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .729
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, nilai signifikansi (Asymp Sig 2-
tailed) dari variabel resiliensi adalah 0.999 dan dari variabel penyesuaian sosial
adalah 0.729. Maka, kedua nilai tersebut lebih besar dari 0.05, maka data tersebut
terdistribusi normal.
b. Uji Linieritas Data
44
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel
yang diteliti, apakah hubungan kedua variabel tersebut linier atau tidak. Suatu
hubungan dikatakan linier apabila terdapat kesamaan variabel, jika terjadi
penurunan maupun kenaikan pada kedua variabel tersebut.
Pada penelitian ini, perhitungan uji linier dilakukan dengan software IBM SPSS
Statistic 15. Data dikatakan linier jika nilai signifikansi < 0.05. Hasil uji linieritas
pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.17
Hasil Uji Linieritas Data
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 3585.229 1 3585.229 25.666 .000b
Residual 8241.722 59 139.690
Total 11826.951 60
Berdasarkan table di atas, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara
resiliensi dan penyesuaian sosial adalah linier.
c. Kategorisasi Hasil Data
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dengan melihat
kategorisasi data pada masing-masing variabel. Pada kedua variabel resiliensi dan
penyesuaian sosial, data dibagi ke dalam tiga kategori yang terdiri dari tinggi,
sedang dan rendah. Pengkategorisasian dilakukan dengan mencari terlebih dahulu
rata-rata dan deviasi standar masing-masing data. Nilai data dari setiap responden
diperoleh dari total skor jawaban responden tersebut pada masing-masing
instrumen. Berikut ini adalah deskripsi umum pada masing-masing instrumen
yang diperoleh melalui pengolahan menggunakan bantuan software IBM SPSS
15.0. Pada penghitungan rentang, digunakan rumus:
- Tinggi : T > µ + 1σ
- Sedang : µ - 1σ ≤ T ≤ µ + 1σ
45
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Rendah : T < µ - 1σ
46
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Kategorisasi Resiliensi
Kategori data variabel resiliensi diolah berdasarkan nilai rata-rata dan
standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic dari variabel
resiliensi.
Tabel 3.18
Hasil Perhitungan Variabel Resiliensi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Resiliensi 61 118.00 183.00 149.8689 14.03980
Valid N (listwise) 61
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata variabel resiliensi
adalah 149.87 dan standar deviasi senilai 14.04. Kemudian data dibagi menjadi
kategori tinggi, sedang dan rendah. Skor-skor subjek kemudian dikategorisasi
sesuai dengan kategorinya dan ditentukan jumlahnya dan dihitung persentasenya.
Tabel 3.19
Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi
Kategori Rentang
Tinggi T 163.9
Sedang 135.9 T 163.9
Rendah T 135.9
Untuk lebih jelas, gambaran umum mengenai resiliensi dideskripsikan
dengan melihat kategorisasi masing-masing dimensi yang diolah berdasarkan nilai
rata-rata dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic
dari variabel resiliensi berdasarkan dimensi-dimensi.
Tabel 3.20
Hasil Perhitungan Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Regulasi Emosi 61 11.00 30.00 21.2623 3.83798
Kontrol Impuls 61 7.00 26.00 16.1639 4.10358
Optimis 61 17.00 30.00 23.9672 2.62658
Analisis Sebab-Akibat 61 15.00 26.00 20.8525 2.74370
47
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Empati 61 14.00 29.00 21.5902 3.57946
Efikasi-Diri 61 17.00 30.00 22.2131 3.06657
Reaching-Out 61 18.00 29.00 23.8197 2.81962
Valid N (listwise)
Tabel 3.21
Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi
Dimensi Rentang
Tinggi Sedang Rendah
Regulasi Emosi T 25.1 17.5 T 25.1 T 17.5
Kontrol Impuls T 20.3 12.1 T 20.3 T 12.1
Optimis T 26.6 21.4 T 26.6 T 21.4
Analisis Sebab-Akibat T 23.5 18.1 T 23.5 T 18.1
Empati T 25.2 18.0 T 25.2 T 18.0
Efikasi-Diri T 25.2 19.2 T 25.2 T 19.2
Reaching-Out T 26.6 21.0 T 26.6 T 21.0
2) Kategorisasi Penyesuaian Sosial
Kategori data variabel penyesuaian sosial diolah berdasarkan nilai rata-rata
dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic dari
variabel penyesuaian sosial.
Tabel 3.22
Hasil Perhitungan Variabel Penyesuaian Sosial
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Penyesuaian Sosial 61 152.00 254.00 199.7213 21.97433
Valid N (listwise) 61
Berdasarkan table di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata variabel penyesuaian
sosial adalah 199.72 dan standar deviasi senilai 21.97. Kemudian data dibagi
menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah. Skor-skor subjek kemudian
dikategorisasi sesuai dengan kategorinya dan ditentukan jumlahnya dan dihitung
persentasenya.
48
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.23
Norma Kategorisasi Variabel Penyesuaian Sosial
Kategori Rentang
Tinggi T 221.7
Sedang 177.7 T 221.7
Rendah T 177.7
Untuk lebih jelas, gambaran umum mengenai penyesuaian sosial
dideskripsikan dengan melihat kategorisasi masing-masing dimensi yang diolah
berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut
descriptive statistic dari variabel penyesuaian sosial berdasarkan dimensi-dimensi.
Tabel 3.24
Hasil Perhitungan Variabel Penyesuaian Sosial Berdasarkan Dimensi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
a. Menghargai dan Menerima
Otoritas atau Peraturan Sekolah 61 21.00 44.00 34.8361 4.87572
b. Tertarik dan Berpartisipasi dalam
Aktivitas-Aktivitas Sekolah 61
20.00 40.00 29.8852 4.53908
c. Mempunyai Hubungan yang
Sehat, Bersahabat dengan Teman ,
Guru, dan Unsur-Unsur Lainnya
61
46.00 84.00 66.6721 7.50049
d. Menerima Batasan-Batasan dan
Tanggung Jawab 61
18.00 47.00 36.8033 5.64748
e. Membantu Sekolah Mencapai
Tujuan Intrinsik dan Ekstrinsik 61
25.00 40.00 31.5246 3.79300
Valid N (listwise) 61
Tabel 3. 25
Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi
Dimensi Rentang
Tinggi Sedang Rendah
Menghargai dan Menerima
Otoritas atau Peraturan Sekolah
T 39,7 29,9 T 39,7 T 29,9
Tertarik dan Berpartisipasi dalam T 34,4 25,4 T 34,4 T 25,4
49
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aktivitas-Aktivitas Sekolah
Mempunyai Hubungan yang Sehat,
Bersahabat dengan Teman , Guru,
dan Unsur-Unsur Lainnya
T 74,2 59,2 T 74,2 T 59,2
Menerima Batasan-Batasan dan
Tanggung Jawab
T 42,4 31,2 T 42,4 T 31,2
Membantu Sekolah Mencapai
Tujuan Intrinsik dan Ekstrinsik
T 35,3 27,7 T 35,3 T 27,7
2. Uji Hipotesis
a. Uji Korelasi Data
Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Hasil uji normalitas dan uji linieritas
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan linier, maka teknik korelasi
yang digunakan adalah product moment. Perhitungan korelasi product moment
akan dibantu software IBM SPSS Statistic 15. Rumus untuk uji korelasi product
moment adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dengan y
n = Jumlah sampel
x = skor mean dari x
y = skor mean dari y
Untuk dapat menginterpretasi koefisien korelasi yang didapatkan setelah
dilakukan perhitungan diperlukan pedoman sebagai berikut:
50
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.26
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien
Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
(Sugiyono, 2012, hlm. 231)
I. Prosedur Penelitian
Secara umum, prosedur penelitian ini terbagi menjadi enam tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Mencari fenomena yang akan diteliti.
b. Melakukan observasi atau studi pendahuluan terhadap fenomena yang akan
diteliti untuk latar belakang penelitian.
c. Menentukan variabel yang akan digunakan untuk meneliti fenomena.
d. Melakukan studi literatur untuk mendapatkan gambaran dan teori yang tepat
mengenai variabel yang akan diteliti.
e. Menentukan desain penelitian dan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian.
f. Menentukan populasi dan sampel penelitian serta menentukan teknik
pengambilan sampel.
g. Menentukan judul dan menyusun proposal penelitian.
h. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Pembimbing Skripsi untuk
mendapatkan pengesahan.
i. Membuat perizinan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian.
52
Erfiyanti Fajar Sari, 2014 HUBUNGAN KEMAMPUAN RESILIENSI DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN SOSIALREMAJA AWAL DI BOARDING SCHOOL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Pengambilan Data Kuantitatif
a. Pembukaan dan penyampaian maksud kedatangan peneliti
b. Pembagian angket kepada remaja awal kelas VIII SMPIT As-syifa Boarding
School
c. Memberikan penjelasan mengenai tata cara pengisian angket
d. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh sampel penelitian
e. Penutupan
3. Tahap Pengolahan Data Kuantitatif
a. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk mengecek kelengkapan jumlah angket yang
terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang diisi oleh sampel.
b. Tabulasi Data
Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data yang
diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan bantuan software IBM
SPSS Statistic 15.
c. Analisis Korelasi
Teknik analisis data dimulai dengan pengujian normalitas, kemudian
linieritas dan dilanjutkan dengan uji korelasi, perhitungan dilakukan dengan
bantuan software SPPS 15.0.
4. Tahap Penyelesaian
a. Menampilkan hasil analisis penelitian
b. Membahas hasil analisis penelitian berdasarkan teori yang digunakan
c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang digunakan