Post on 24-Mar-2019
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, menurut
Sugiyono (2010) metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Factorial Design.
Menurut Sugiyono (2010), Factorial Disign adalah penelitian yang
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen). Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random,
kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian
dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama atau seimbang.
Dengan membandingkan antara kelas eksperimen, yaitu kelas yang
pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan media realia dengan
kelas kontrol yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.
Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan/ peningkatan
yang terjadi terhadap hasil belajar IPA pada kelas V setelah mendapat
perlakuan pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan media realia
dengan yang belum mendapat perlakuan.
Model ekperimen ini melalui tiga langkah yaitu :
1. Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum
treatment atau perlakuan dilakukan (pretes).
2. Memberikan perlakuan ekperimen kepada para subyek yaitu
berupa pembelajaran aktif dan menyenagkan menggunakan
media realia pada mata pelajaran IPA kelas V SD N 02
Karanganyar Kecamatan Gundi kabupaten Grobogan.
3. Memberikan postes untuk mengukur variabel terikat setelah
perlakuan.
29
Menurut teori-teori di atas, eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor atau lebih yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan menyisihkan faktor-faktor lain. Jadi
metode eksperimen adalah metode yang sesuai dengan judul penelitian ini,
karena penelitian ini membandingkan dua kelas eksperimen, yaitu
penerapan model pembelajaran pembelajaran aktif dan menyenagkan
menggunakan media realia dengan kelas kontrol yang menerapkan metode
ceramah atau konvensional.
3.1.2 Lokasi Penilitian
Penelitian yang di lakukan penulis mengambil lokasi di SD N 02 desa
Dayu Kelurahan Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan
tepatnya pada kelas V semester II tahun pelajaran 2011/2012.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segela sesuatu yang berbentuk apa saja
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat. Variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. (Sugiyono, 2010).
Variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Variabel bebas atau independent variabel
Dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas yaitu variabel
yang menjadi penyebab timbulnya variabel terikat.. Variabel bebas
merupakan variabel perlakuan. Dalam penelitian ini adalah
pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan media realia.
30
2. Variabel terikat atau dependent variabel.
Variabel terikat adalah variabel yang ditimbulkan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah hasil belajar SD N 02 Karanganyar
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012.
3. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel
independen dan dependen. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan variabel moderator gender.
3.3 Subyek dan Desain Penelitian
3.3.1 Subyek
Siswa kelas V SD N Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten
Grobogan yang jumlahnya 22 siswa. Subyek penelitian yang dilaksanakan
yaitu pada pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya dan siafat- sifatnya.
Kemudian dari sejumlah siswa tersebut dibandingkan hasil belajar dengan
cara mengajar guru yang menggunakan model konvensional (ceramah)
dengan pembelajaran atif dan menyenangkan menggunakan media realia.
Alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD N 02 Karanganyar
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan adalah Rata-rata hasil belajar
terutama pada mata pelajaran IPA di SD N 02 Karanganyar Kecamatan
Geyer Kabupaten Grobogan masih dibawah KKM. Dan penelitian dengan
topik efektifitas pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan media
Realia terhadap hasil belajar siswa kelas V belum pernah dilakukan di SD N
02 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.
3.3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran aktif dan
menyenangkan menggunakan media realia, dan kelompok kontrol hanya
31
menerapkan pembelajaran yang sifatnya konvensional dalam pembelajaran
IPA terhadap hasil belajar siswa SD kelas V. Masing-masing kelompok
memperhatikan adanya pengaruh lain yang dimunculkan, yaitu gender siswa
SD kelas V yang terbatas pada perbedaan jenis kelamin siswa.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menggunakan desain
penelitian Factorial Design. Factorial Design merupakan modifikasi dari
desain true eksperimental, yaitu dengan memperhatikan adanya variabel
moderator yang mempengaruhi perlakuan dari variabel bebas terhadap hasil
dari variabel terikat. Variabel lain yang mempengaruhi perlakuan yang
diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap hasil
belajar siswa adalah gender. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
R : Simpel random sampling
X :perlakuan dengan menerapkan pembelajaran aktif dan
menyenangkan menggunakan media realia pada kelas eksperimen
O1 : pretes hasil belajar kelompok eksperimen laki-laki
O2 : postes hasil belajar kelompok eksperimen laki-laki
O3 : pretes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki
O4 : postes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki
O5 : pretes hasil belajar kelompok eksperimen perempuan
O6 : postes hasil belajar kelompok eksperimen perempuan
O7 : pretes hasil belajar kelompok kontrol perempuan
O8 : postes hasil belajar kelompok kontrol perempuan
Y1 : siswa SD laki-laki kelas IV
Y2 : siswa SD perempuan kelas IV
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
32
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random (R), kemudian
diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal apakah perbedaan antara
kelompok eksperimen (O1 dan O5) dan kelompok kontrol (O3 dan O7). Hasil
pretes yang baik bila nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak berbeda secara signifikan. Perlakuan yang diberikan kepada kedua
kelompok (X), variabel moderatornya (Y1 dan Y2) dan pengaruh
pembelajaran (O2, O4, O6, dan O8).
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1.1 Metode Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002), metode observasi adalah
metode penelitian dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap obyek yang diteliti. Observasi kelas mencakup keadaan masing-
masing siswa, suasana, dan kegiatan belajar mengajar. Observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui proses belajar mengajar yang
dilaksanakan guru kelas sesuai tidak dengan rpp yang telah peneliti buat dan
konsultasikan dengan guru serta mengetahui keadaan siswa, untuk
mengamati setiap kegiatan belajar siswa, dan mengamati tingkah laku guru
kelas pada waktu mengajar dengan menerapkan pembelajaran aktif dan
menyenangkan menggunakan media realia. Dalam penelitian ini guru kelas
V SD Negeri 02 Karangnganyar sebagai pelaksana treatment. Setiap
pemberian treatment peneliti selalu hadir dalam kelas untuk memastikan
model pembelajaran telah dilakukan oleh guru dengan baik. Treatment
berupa pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan media realia
dipakai guru dalam pembelajaran kelas eksperimen. Sedangkan saat model
pembelajaran konvensional dilakukan dikelas kontrol peneliti juga hadir
sebagai observer.
33
3.4.1.2 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil
belajar IPA pada pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya kelas V semester
II SD N 02 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan yang
diajarkan dengan penggunaan benda kongkret dalam model pembelajaran
demonstrasi dan metode konvensional.
3.4.1.3 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memberi bukti nyata bahwa peneliti
telah melaksanakan penelitian tersebut biasannya dalam bentuk foto.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan siswa kelas V Kelompok pertama
disebut sebagai kelompok eksperimen yang akan diampu oleh guru dengan
menerapkan model pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan
media realia. Dan kelompok kedua sebagai kelompok control yang akan
diampu oleh guru kelas akan menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Dalam proses pembelajaran antara kelompok eksperimen dan
kelompok control dilakukan di kelas dan SD yang berbeda agar tidak saling
mempengaruhi penelitian yang dilakukan.
Instrument dalam penelitian ini adalah tes yang dilaksanakan
setelah pembelajaran. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa. Prosedur pembuatan tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kisi-Kisi Tes
Sebelum Test dibuat, dibuatlah terlebih dahulu kisi-kisinya.
Konsep dasar penyusunan Tes dalam hal ini adalah hasil siswa–
siswi terhadap pelajaran IPA kelas V SD N 02 Karanganyar.
34
Tabel 3.1
Kisi-kisi soal postes
No Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi
Dasar (KD)
Indikator Item
Soal
1. Menetapkan
alat-alat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
karya/model.
Mendeskripsi
kan
sifat-sifat
cahaya.
Menyebutkan sumber-sumber cahaya
dalam kehidupan sehari-hari.
6.
Menjelakan sifat-sifat cahaya dalam
kehidupan sehari-hari
1, 3, 4,
8,11, 12,
Menyebutkan contoh benda yang dapat
ditembus oleh cahaya dan contoh benda
yang tidak dapat ditembus oleh cahaya.
2, 5, 7.
Menjelaskan peristiwa pemantulan
cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
15, 20,
Menyebutkan jenis - jenis cermin dan
manfaat dari masing-masing jenis
cermin pada peristiwa pemantulan
cahaya.
9, 10
Menjelaskan peristiwa pembiasan
cahaya dan akibat dari pembiasan
cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
13, 14,
16, 17,
18,
Menunjukkan bahwa cahaya putih
terdiri dari bagian warna dengan
menggunakan cahaya warna.
19,
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Uji Validitas Instrument Tes
Validitas adalah satuan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalitan atau kesahihan suatu instrument. Sugiyono (2010) menyatakan
bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian terhadap isi (conten)
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen
yang digunakan dalam suatu penelitian
35
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes
individual setelah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran aktif
dan menyenangkan menggunakan media realia. Untuk mengetahui validitas,
instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas V SD
Negeri 05 Karanganyar Kabupaten Grobogan.
Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada
(Corrected Item-Total Correlation).Selanjutnya untuk menentukan suatu
item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman yang dapat digunakan
pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut:
0,0 0– 0,20 = dianggap tidak ada validitas
X > 0,21 = dianggap valid
Hasil uji validitas sebelum penelitian yang dilakukan dari 60 item
soal, ada 34 soal yang valid ditunjukkan varian 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18,19, 20, 24, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 43, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50. Dan ada 26 item soal yang tidak valid ditunjukkan oleh
varian 1, 8, 10, 11, 21, 22, 23,25, 28, 31, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 51, 52, 53,
54, 55, 56, 56, 58, 59, 60. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relative sama
(Sudjana, 2008). Uji reabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen
yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi,
stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan
menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat realibilitas alat
pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha
croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat
reliabilitasnya.
36
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes
individual setelah pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran aktif dan
menyenagkan menggunakan media realia. Untuk mengetahui reliabilitas,
instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas V SD
N 02 Karangnganyar.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS 16
for windows. Pengujian reliabilitas dengan melihat nilai Cronboach’s Alpha.
Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai
berikut:
x ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < x ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < x ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
x < 0,9 : reliabilitas memuaskan
Tabel 3.2
Dari 3.2 diketahui cronbach’s alpha 0,918 yang berarti tingkat
reliabel soal memuaskan dari 60 item soal yang diujikan.
3.5.3 Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk untuk mengetahui apakah data hasil
belajar yang berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak.
Menurut Priyatno (2010) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data
berdistribusi normal. Dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan
SPSS (statistical product andservice solutions) yaitu Analyze – non
37
parametrik test – one sampel KS- masukkan variabel pada jendela variabel –
klik normal pada test distribution.
3.5.4 Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah data dari
masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau
berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih
untuk pengujian hipotesis. Untuk menguji homogenita varian digunakan
rumus sebagai berikut
Menurut Sugiyono (2010;140), hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai
pada taraf signifikansi 5%. Kedua varian homogen jika
dk pembilang dan dk penyebut . Uji
homogenitas varian ini bisa menggunakan software SPSS yaitu analyze-
comperemean-aneway Anova.
3.5.5 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen
Suatu tes yang baik, setiap butir soalnya itu memiliki tingkat
kesukaran seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Yaitu setiap butir
soal ada yang mudah, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit atau sedang
dan soal yang sukar. Menurut Arikunto (2010), soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah
tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya,
sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan
tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
38
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal:
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Tabel 3.3
Taraf kesukaran Soal Pretes dan Postes
Soal Soal Mudah Soal Sedang Soal Sukar Jumlah
Pretest 2 17 1 20
Posttest 13 7 0 20
Dari tabel 3.3 diketahui soal tedapat 2 soal mudah, 17 soal sedang, 1
soal sukar pada soal pretes sedangkan pada soal postes terdapat 13 soal
mudah, 7 soal sedang dan untuk soal sukar tidak ada.
3.6 Tahap Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji t yaitu Independent T-Tes. Penggunaan teknik statistik uji
t dalam penelitian ini berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan
komparasi terhadap dua kelompok sampel penelitian ini. Menurut (Ridwan
dan Sunarto, 2009) tujuan uji t dua variable bebas adalah membandingkan
(membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya
untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang
berupa perbandingan dua rata-rata sampel).
Melalui uji t dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan
perbedaan hasil belajar ranah kognitif IPA yang diajarkan dengan
pembelajaran aktif dan menyenangkan menggunakan media realia dengan
hasil belajar yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional atau ada
atau tidaknya perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk
menganalisis hipotesis tersebut penulis menggunakan tektik uji t yaitu
independent t tes dengan menggunakan SPSS.
39
Hasilnya dapat dilihat pada output SPSS yaitu pada tabel Independent
Samples Test. Kemudian dianalisa sebagai berikut:
1. Melihat hasil signifikansi
Sig = 0,000 s/d 0,010, maka hasil sangat signifikan
Sig = 0,011 s/d 0,050, maka hasil signifikan
Sig = di atas 0,050, maka hasil tidak signifikan
2. Melihat nilai rerata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Apabila nilai kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok
kontrol, maka hasilnya signifikan. Sebaiknya bila nilai kelompok
kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen, maka hasilnya tidak
signifikan.
Pembelajaran IPA dikatakan efektif manakala terjadi peningkatan
hasil belajar ranah kognitif siswa pada kelas eksperimen. Selain itu,
pengujian hipotesis juga menjadi acuan terhadap kefektifan tersebut.
Apabila hipotesis alternatifenya diterima, maka nilai rata-rata hasil
pembelajaran IPA pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok
kontrol. Dengan demikian, pembelajaran aktif dan menyenangkan
menggunakan media realia efektif digunakan dalam pembembelajaran IPA.