Post on 30-Oct-2020
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN DESAIN PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan” (Sugiyono, 2014
hlm. 7).
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) yaitu suatu metode yang
menyoroti adanya hubungan antarvariabel dengan menggunakan kerangka
pemikiran yang kemudian dirumuskan menjadi suatu hipotesis.
Metode survei eksplanasi merupakan penjelasan penelitian yang
menggunakan kuesioner berupa daftar pertanyaan yang akan ditujukan kepada
responden. Dengan penggunaan metode survei ini, maka penulis akan melakukan
penelitian untuk memperoleh gambaran antara tiga variabel yaitu variabel
kecerdasan emosional, minat belajar dan hasil belajar siswa. Apakah terdapat
pengaruh yang positif antara kecerdasan emosional dan minat belajar secara
bersama-sama maupun secara parsial terhadap hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran Produktif Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Bina Wisata
Lembang.
3.2 Desain Penelitian
3.2.1 Operasionalisasi Variabel
“Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan
pengamatan. Karakteristik yang dimiliki satuan pengamatan itu berbeda-
beda (berubah-ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan
pengamatan pada satu satuan pengamatan lainnya, atau, untuk satu satuan
pengamatan yang sama, karakteristiknya berubah menurut waktu atau
tempat” (Abdurrahman dan Muhidin, 2011, hlm. 73).
Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu variabel Kecerdasan Emosional
(X1) dan variabel Minat Belajar (X2) sebagai variabel independen atau variabel
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bebas, dan variabel Hasil Belajar Siswa (Y) sebagai variabel dependen atau
variabel terikat.
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Kecerdasan Emosional
dan Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang”,
maka penulis menjelaskan operasional variabel sebagai berikut:
3.2.1.1 Operasional Variabel Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman (dalam Iskandar, 2009,
hlm. 60) merujuk pada kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebih
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak
melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa.
Kecerdasan emosional memiliki 5 indikator diantaranya mengenali emosi
diri, mengelola emosi, motivasi diri, mengenali emosi orang lain (empati), dan
membina hubungan sosial.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Kecerdasan Emosional
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA NO.ITEM
Kecerdasan
Emosional
Mengenali
emosi diri
1. Mengenali
keadaan-keadaan
emosi diri sendiri
2. Penilaian diri
yang akurat
3. Percaya diri
Ordinal 1
2,3
4,5
Mengelola
emosi
1. Mampu
mengendalikan
emosi diri
2. Menghindari hal-
hal yang tidak
diterima orang
lain.
3. Bertanggung
jawab
Ordinal 6,7
8
9,10
Motivasi diri 1. Mengetahui tujuan
hidup
2. Sikap mencoba hal
yang baru
3. Suka dengan
Ordinal 11
12,13
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tantangan 14
Mengenali
emosi orang
lain (empati)
1. Peka terhadap
perasaan orang
lain
2. Mampu menerima
pendapat orang
lain.
3. Mampu
memposisikan diri
dengan kondisi
orang lain
Ordinal 15
16
17
Membina
hubungan
sosial
1. Mudah bergaul
dan bersahabat
2. Disukai oleh
banyak orang
3. Memiliki
kemampuan untuk
mengkoordinir dan
memotivasi suatu
kelompok
Ordinal 18
19
20
Sumber: Goleman dalam Iskandar (2009, hlm. 60)
3.2.1.2 Operasional Variabel Minat Belajar
Minat menurut Slameto (2010, hlm. 180) adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat
pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu partisipasi dalam suatu
aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Minat Belajar
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA NO.ITEM
Minat Belajar Perasaan
Senang
1. Keinginan untuk
mempelajari mata
pelajaran
produktif
2. Berusaha
mempelajari
materi mata
pelajaran
Ordinal 1,2,3
4
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
produktif
3. Memiliki koleksi
buku mata
pelajaraan
produktif
5
Ketertarikan
untuk belajar
1. Rasa
keingintahuan
siswa terkait mata
pelajaran
produktif
2. Membaca sumber
ajar mata
pelajaran
produktif
3. Mengerjakan
tugas-tugas mata
pelajaran
produktif
Ordinal 6
7
8
Peningkatan
perhatian
1. Konsentrasi
dalam belajar
2. Mencatat materi
pelajaran
3. Berani bertanya
kepada siapa saja
Ordinal 9
10
11
Keterlibatan
siswa
1. Berusaha
mengulang
kembali pelajaran
di rumah
2. Berdiskusi
dengan teman
tentang mata
pelajaran
produktif
3. Ikut aktif dalam
mata pelajaran
produktif
Ordinal 12
13
14
Sumber: Slameto (2010, hlm. 180)
3.2.1.3 Operasional Variabel Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2010 hlm. 22) adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
Batasan operasional variabel penelitian ini mengenai jumlah skor hasil
belajar siswa yang diteliti pada aspek kognitif diambil dari skor Nilai Akhir
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Semester Ganjil tahun Ajaran 2015/2016. Operasional Variabel Hasil Belajar
Siswa (Variabel Y) secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Operasional Variabel Hasil Belajar
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
Hasil belajar Hasil yang
diperoleh dari
kegiatan belajar di
sekolah
Nilai Akhir Semester Ganjil
yang diperoleh siswa pada
Mata Pelajaran Produktif di
kelas X tahun ajaran
2015/2016
Interval
3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau
unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai
objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).
Dengan demikian, populasi tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi apa saja
yang menjadi perhatian peneliti. Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi
yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
(Muhidin, S.A, 2010 hlm. 1 dan 2)
Populasi yang digunakan penelitian adalah seluruh kelas X Administrasi
Perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. Yang mana kelas X Administrasi
Perkantoran terdiri dari 2 kelas yaitu kelas X AP 1 dan kelas X AP 2. Adapun
jumlah dari siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Bina Wisata
Lembang adalah 90 orang. Demikian populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 3.4
Populasi Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran
SMK Bina Wisata Lembang
No. Siswa Kelas XI AP Jumlah Siswa
1 Siswa Kelas X AP 1 45
2 Siswa Kelas X AP 2 45
JUMLAH 90
Sumber: Dokumen dari Tata Usaha SMK Bina Wisata Lembang
Arikunto, S. (2002, hlm. 107) mengemukakan bahwa: “Untuk sekedar
ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau dengan 20% -
25%”.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua penelitian menggunakan sampel
penelitian. Begitupun dalam penelitian ini, dengan jumlah populasi sebanyak 90
orang, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas X
Administrasi Perkantoran SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 90 orang.
Adapun terkait sampel, dikarenakan jumlah populasi kurang dari 100 orang maka
dalam penelitian ini tidak memerlukan proses penarikan sampel, teknik penarikan
sampel maupun ukuran sampel.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket tertutup (kuesioner) dan
studi dokumentasi.
Kuesioner atau yang juga dikenal sebagai angket tertutup adalah salah satu
teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui
sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi
responden.
Adapun terkait alat pengumpulan data dengan teknik kuesioner adalah
daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti untuk disampaikan kepada
responden yang jawabannya diisi oleh responden sendiri. Bentuk kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berstruktur yang mana
pertanyaan disusun dengan menyediakan pilihan jawaban sehingga responden
hanya memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Berikut langkah-langkah penyusunan kuesioner dalam penelitian ini:
1) Menyusun kisi-kisi dari kuesioner atau angket tersebut.
2) Merumuskan item-item pertanyaan atau alternatif jawaban. Alternatif
jawaban tersebut yaitu:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
STS = Sangat Tidak Setuju
3) Menetapkan skala pengukuran.
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Pernyataan (Item)
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Kurang Setuju (KS) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Sumber: Sugiyono (2010, hlm. 135)
Data primer yang diperoleh adalah data ordinal. Untuk memenuhi sebagian
syarat analisis parametrik data ordinal maka perlu ditransformasikan menjadi data
interval dengan menggunakan Methods of Succesive (MSI) dengan bantuan
Microsoft Excel 2010.
Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu
program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.
Langkah kerja yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.
2. Klik “Analize” pada Menu Bar.
3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog
“Method Of Succesive Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,
dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) Input Label in first
now.
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.
7. Masih pada Option, check list (√) Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan
di sel yang anda inginkan.
9. Klik “Ok”.
4) Melakukan uji instrumen.
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-
kekurangan pada item angket. Uji coba angket dilakukan ke 20 siswa kelas XI
AP di SMK Bina Wisata Lembang.
3.2.4 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji
kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias.
Pengujian instrumen ini dilakukan melalui pengujian validitas dan reabilitas.
Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur dalam penelitian ini.
3.2.4.1 Uji Validitas
Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid).
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengetahui seberapa besar
ketepatan dan ketelitian suatu alat ukur di dalam mengukur gejalanya.
Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi
Product Moment dari Karl Pearson dalam Muhidin, S.A. (2010, hlm. 26), yaitu:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke
I yang akan diuji validitasnya.
Y : Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan jumlah skor yang
diperoleh tiap responden.
∑X : Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N : Banyaknya responden
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut adalah langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka
mengukur validitas instrumen penelitian menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 26-
30), adalah sebagai berikut:
1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji
coba intsrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya,
namun disarankan sekitr 20-30 responden.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa
kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau
pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
7. Menghitung nilai koefisien korelasi Product Moment untuk setiap
bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-3,
dimana n merupakan jumlah responden yang dilibarkan dalan uji
validitas, yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 3 = 17, dan =
5%.
9. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r
dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:
(1) Jika rhitung>rtabel , maka instrumen dinyatakan valid.
(2) Jika rhitung<rtabel , maka instrumen dinyatakan tidak valid
Apabila instrumen itu valid, maka instrumen tersebut dapat digunakan
pada kuesioner penelitian.
Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 siswa
kelas XI AP di SMK Bina Wisata Lembang. Data angket yang terkumpul, secara
statistik akan dihitung validitas dan reliabilitasnya. Uji valiitas pada penelitian ini
menggunakan data primer.
Data primer yang diperoleh adalah data ordinal yang berasal dari jawaban
responden, kemudian data ordinal yang telah terkumpul ini ditransformasikan
menjadi data interval dengan menggunakan Methods Succesive Interval (MSI)
pada Microsoft Office Excel 2010.
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1 (Kecerdasan Emosional)
Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan
perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 5 indikator
kecerdasan emosional diuraikan menjadi 25 butir pernyataan angket yang disebar
kepada 20 orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel kecerdasan
emosional :
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional
No.Item
Lama
No.Item
Baru Nilai rhitung
Nilai rtabel
(n = 20, α = 0,05) Ket
1 0,35 0.456 Tidak Valid
2 1 0,63 0.456 Valid
3 2 0,56 0.456 Valid
4 3 0,70 0.456 Valid
5 0,24 0.456 Tidak Valid
6 4 0,56 0.456 Valid
7 5 0,48 0.456 Valid
8 6 0,60 0.456 Valid
9 7 0,68 0.456 Valid
10 8 0,63 0.456 Valid
11 9 0,55 0.456 Valid
12 10 0,55 0.456 Valid
13 11 0,54 0.456 Valid
14 12 0,63 0.456 Valid
15 13 0,57 0.456 Valid
16 14 0,76 0.456 Valid
17 0,33 0.456 Tidak Valid
18 15 0,67 0.456 Valid
19 16 0,80 0.456 Valid
20 17 0,54 0.456 Valid
21 18 0,54 0.456 Valid
22 19 0,50 0.456 Valid
23 0,01 0.456 Tidak Valid
24 20 0,47 0.456 Valid
25 0,17 0.456 Tidak Valid
Sumber: Hasil Uji Angket
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, terdapat beberapa item yang tidak valid
karena pernyataan kuesioner tersebut memiliki koefisien korelasi butir total
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(rhitung) yang lebih rendah dari rtabel. Pada variabel X1 terdapat 5 item yang tidak
valid sehingga jumlah item variabel X1 menjadi 20 item.
3.2.4.1.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2 (Minat Belajar)
Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan
perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 4 indikator
minat belajar diuraikan menjadi 14 butir pernyataan angket yang disebar kepada
20 orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel minat belajar:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Belajar
No.Item
Lama
No.Item
Baru Nilai rhitung
Nilai rtabel
(n = 20, α = 0,05) Ket
1 1 0,53 0.456 Valid
2 2 0,83 0.456 Valid
3 3 0,71 0.456 Valid
4 4 0,48 0.456 Valid
5 5 0,62 0.456 Valid
6 6 0,70 0.456 Valid
7 7 0,51 0.456 Valid
8 8 0,78 0.456 Valid
9 9 0,50 0.456 Valid
10 10 0,67 0.456 Valid
11 11 0,60 0.456 Valid
12 12 0,49 0.456 Valid
13 13 0,64 0.456 Valid
14 14 0,48 0.456 Valid
Sumber: Hasil Uji Angket
Berdasarkan tabel 3.7 di atas, pernyataan kuesioner pada Variabel X2
(Minat Belajar) yang berjumlah 14 item dinyatakan valid.
Dengan demikian, secara keseluruhan rekapitulasi jumlah angket hasil uji
coba tercantum pada tabel berikut:
Tabel 3.8
Rekapitulasi Jumlah Angket Hasil Uji Coba
No. Variabel
Jumlah Item
Sebelum Uji
Coba
Setelah Uji Coba
Valid Tidak
Valid
Jumlah
Item
1. Kecerdasan Emosional 25 20 5 20
2. Minat Belajar 14 14 - 14
Total 39 34 5 34
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Hasil pengolahan data
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya
konsisten (cermat) dan akurat. Jadi, uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan
tujuan mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang
sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur
dalam diri subjek memang belum berubah. Relatif sama berarti tetap adanya
toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali
pengukuran.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach (1951), yaitu (Suharsimi
Arikunto, 2002):
[
] [
∑
]
Dimana:
Rumus varians = ∑
(∑ )
= Reliabilitas instrumen atau koefisien korelasi atau korelasi alpha
= Banyaknya bulir soal
∑ = Jumlah varians bulir
= Varians total
= Jumlah responden
Berikut langkah kerja yang dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian menurut Muhidin, S.A (2010, hlm. 31-35):
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa
kelengkapan dari pengisian item angket.
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk memudahkan perhitungan atau pengolahan
data selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang
sudah di isi pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total
7. Menghitung nilai koefisien alfa
8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil
perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat
di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db)
n-2.
9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya :
Jika rxy hitung > rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel
Jika rxy hitung ≤ rtabel, maka instrumen dinyatakan tidak reliabel
Dalam pengujian ini, penulis menggunakan bantuan Microsoft Office
Excel 2010. Berikut rekapitulasi hasil perhitungannya:
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Hasil
Ket. rhitung rtabel
1. Variabel Kecerdasan Emosional (X1) 1,042 0,456 Reliabel
2. Variabel Minat Belajar (X2) 1,077 0,456 Reliabel
Sumber: Hasil uji coba angket
Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa kedua variabel X tersebut
dinyatakan reliabel.
Setelah melakukan kedua pengujian instrumen di atas, penulis
menyimpulkan bahwa beberapa item yang tidak valid dihapuskan tetapi tidak
akan mempengaruhi pengukuran setiap indikatornya.
3.2.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Analisis data dimaksudkan untuk melakukan pengujian hipotesis dan
menjawab rumusan masalah yang diajukan. Dalam melakukan analisis data,
terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum pengujian
hipotesis dilakukan. Syarat yang harus terlebih dahulu dilakukan tersebut adalah
dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu Uji Normalitas, uji linieritas, dan uji
homogenitas.
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu distribusi data. Dengan diketahuinya suatu kelompok data distribusi normal,
estimasi yang kuat sangat mungkin terjadi atau kesalahan mengestimasi dapat
diperkecil atau dihindari. Salah satu uji statistika yang biasa digunakan untuk
melakukan uji asumsi normalitas adalah Uji Liliefors (Liliefors test). Kelebihan
dari teknik ini adalah penggunaan atau perhitungannya yang sederhana, serta
cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil (Harun Al Rasyid dalam
Muhidin, S.A., 2010 hlm. 93).
Langkah-langkah dalam proses pengujian dengan metode Liliefors
menurut Abdurrahman, M. dan Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95), yakni
sebagai berikut:
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada
beberapa data.
2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus
ditulis).
3. Data frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).
5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z.
6. Menghitung theoritical proportion.
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion,
kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak jika D > ( )
Langkah kerja metode ini adalah sebagai berikut:
1) : X mengikuti distribusi normal
: X tidak mengikuti distribusi normal
2) α = 0,05
3) Data dan proses pengujian. Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu
untuk pengujian normalitas data:
Tabel 3.10
Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
X F Fk Sn(Xi) Z F0(Xi) Sn(Xi) – F0(Xi) [Sn(Xi) – F0(Xi)]
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan:
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula: fki = fi + fki sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula: Sn(xi) = fki : n
Kolom 5 : Nilai Z. Formula:
Dimana: ̅ ∑
dan √
∑ (∑ )
Kolom 6 : Theoretical Proportion (tabel z): Proporsi Kumulatif Luas Kurva
Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi
normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion
dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tanda
selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D
hitung.
4) Selanjutnya menghitung D tabel pada α = 0,05 dengan cara
√
5) Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:
D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.
D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi
normal.
3.2.5.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah untuk kepentingan akurasi data dan
keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji
perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians dan
kelompoknya. Salah satu uji statistika yang biasa digunakan untuk melakukan uji
asumsi homogenitas adalah uji Burlett.
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett.
Kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah nilai hitung nilai tabel ,
maka H0 menyatakan varian skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh
dengan rumus berikut:
( )[ (∑ )]
Sumber : (Muhidin, S.A., 2010 hlm. 96)
Dimana :
S12
= varians tiap kelompok data
db1
= n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = ( Log S2
gab ) (∑db1)
S2
gab = varians gabungan = ∑
∑
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
dengan uji Barlett yaitu:
1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap
kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan
model sebagai berikut:
Tabel 3.11
Model Tabel Uji Barlett
Data db=n-1 S12 Log S1
2 db.Log S1
2 db. S1
2
1
2
3
…
…
Σ
Sumber: Muhidin, S.A (2010, hlm. 97)
3. Menghitung varians gabungan.
2
gabS = Varians gabungan =
∑
∑
4. Menghitung log dari varians gabungan.
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Menghitung nilai Barlett.
B = (∑ ).log S2
6. Menghitung nilai χ2.
7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k – 1
8. Membuat kesimpulan.
a. Nilai hitung χ2
< nilai tabel χ2, artinya Ho diterima atau variasi data
dinyatakan homogen.
b. Nilai hitung χ2
> nilai tabel χ2, artinya Ho ditolak atau variasi data
dinyatakan tidak homogen.
3.2.5.3 Uji Linieritas
Pengujian linieritas adalah untuk kepentingan ketepatan estimasi. Setiap
estimasi biasanya diharapkan pada satu kepastian atau kejelasan sehingga
kesimpulan yang dihasilkan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Asumsi
linieritas adalah asumsi yang menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang
hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Artinya, peningkatan dan penurunan
kuantitas di satu variabel diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan
kuantitas pada variabel lainnya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi
menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 99-101) sebagai berikut:
1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y
2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:
JKReg[a] = (∑ )
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus:
JKReg[b\a] = {∑ (∑ ) (∑ )
}
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:
JKres =
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus:
RJKReg[a] = JKReg[a]
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKReg[b\a]) dengan rumus:
g[a]abg JKJKY Re]\[Re
2
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RJKReg[b\a] = JKReg[b/a]
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus:
RJKRes =
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
JKE = ∑ {∑ (∑ )
}
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil
sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKRes –JKE
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
RJKTC =
11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
RJKE =
12. Mencari nilai Fhitung dengan rumus:
Fhitung =
13. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau = 5% menggunakan
rumus: Ftabel = F (1- dimana db TC = k-2 dan db E = n-k
14. Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel
15. Membuat kesimpulan.
Jika Fhitung< Ftabel maka data dinyatakan berpola linier.
Jika Fhitung≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linear.
3.2.6 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data,
dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik
atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk
menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik
berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel (statistik).
Tujuan dilakukannya analisis data yaitu mendeskripsikan data dan
membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Untuk
mencapai tujuan analisis data tersebut, maka langkah-langkah atau prosedur yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrument pengumpulan data.
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrument pengumpulan data.
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan
yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel
yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap
opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola
pembobotan untuk koding tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Pola Pembobotan Kuesioner Skala Likert
No. Alternatif Jawaban Bobot
Positif Negatif
1. Sangat Setuju (Tinggi) 5 1
2. Setuju (Hampir Tinggi) 4 2
3. Kurang Setuju (Sedang) 3 3
4. Tidak Setuju (Hampir Rendah) 2 4
5. Sangat Tidak Setuju (Rendah) 1 5
4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi
secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor Item
Total 1 2 3 4 5 6 --- N
1
2
N
Sumber: Somantri dan Muhidin (2006, hlm. 39)
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Tahap analisis data. Analisis data dalam penelitian ini meliputi dua jenis tahap
analisis, yaitu analisis data deskriptif dan analisis data verifikatif.
Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian
dalam rumusan masalah nomor 1, 2 dan 3 yaitu tentang gambaran kondisi
variabel-variabel penelitian secara deskriptif di lapangan.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan indikator dari variabel X1
dan X2, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori
angket yang diperoleh dari jawaban responden. Skor kategori ini disesuaikan
dengan skor jawaban responden yang telah diubah menggunakan MSI.
Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai dengan lima kategori, adapun
kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14
Skala Penafsiran Skor Rata-rata
No. Penafsiran Rentang
Variabel X1 Variabel X2
1. Rendah 1,00 – 1,86 1,00 – 1,80
2. Hampir Rendah 1,87 – 2,72 1,81 – 2,61
3. Sedang 2,73 – 3,59 2,62 – 3,42
4. Hampir Tinggi 3,60 – 4,46 3,43 – 4,23
5. Tinggi 4,47 – 5,33 4,24 – 5,04
Sumber: Diadaptasi dari Skor Jawaban Responden
Untuk mengetahui gambaran tentang variabel hasil belajar siswa di SMK
Bina Wisata Lembang, terlebih dahulu dibuatkan suatu ukuran standar sebagai
pembanding yaitu dengan menetapkan skor kriterium dengan menggunakan
langkah-langkah menurut Muhidin & Abdurrahman (2007, hlm. 146) adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah Skor Kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:
SK = ST – SR
Keterangan:
ST = Skor Tinggi
SR = Skor Rendah
b. Tentukan lebar interval dengan rumus:
Lebar Interval = SK : ST
c. Menetapkan batas rendah dan batas atas.
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan dari langkah-langkah di atas, maka dapat
disimpulkan dalam rekapitulasi skor kriterium antara lain seperti di bawah ini:
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.15
Penafsiran Skor Deskriptif Variabel Hasil Belajar
Ukuran Hasil Belajar Rentang Skor
Rendah 50,8 – 69,9
Sedang 70,0 – 85,7
Tinggi 85,8 – 100
Sumber: Diadaptasi dari Jawaban Responden
Analisis verifikatif digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian
dalam rumusan masalah nomor 4, 5 dan 6 yaitu untuk menguji adanya keterkaitan
antara kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
X di SMK Bina Wisata Lembang. Teknik analisis yang digunakan pada analisis
verifikatif ini menggunakan Korelasi Product Moment dan Regresi ganda.
Untuk hubungan antar variabel secara parsial digunakan teknik Korelasi
Product Moment dengan formula sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ]
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑XY = hasil skor X dan Y untuk setiap responden
∑X = skor item tes
∑Y = skor responden
(∑X2) = kuadrat skor item
(∑Y2) = kuadrat responden
N = Jumlah responden
X = jumlah skor item
Y = Jumlah skor total (seluruh item)
Untuk hubungan antar variabel secara simultan digunakan teknik Regresi
Ganda dengan formula sebagai berikut:
Keterangan:
= Variabel dependen yaitu hasil belajar
a = Konstanta
b = Koefiesien regresi untuk kecerdasan emosional
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b2 = Koefiesien regresi untuk minat belajar
X1 = Variabel independen yaitu kecerdasan emosional
X2 = Variabel independen yaitu minat belajar
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi ganda adalah
sebagai berikut:
1) Data mentah (sumber penelitian yang berisikan nilai X1, X2 dan Y dari
sejumlah responden) disusun terlebih dahulu ke dalam tabel penolong
(tabel yang berisikan ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ).
2) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a,
b1 dan b2 dapat menggunakan persamaan berikut:
(∑
)(∑ ) (∑ ) (∑ )
(∑ )(∑
) (∑ )
(∑
)(∑ ) (∑ ) (∑ )
(∑ )(∑
)
Sumber: Somantri dan Muhidin (2006, hlm. 250)
3) Melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai ∑ ∑
∑ ∑ ∑ dengan rumus:
∑ ∑
(∑ )
∑ ∑
(∑ )
∑ ∑ (∑ )(∑ )
∑ ∑ (∑ )(∑ )
∑ ∑ (∑ )(∑ )
3.2.7 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y perlu
dilakukan uji hipotesis. Dimana uji hipotesis akan memberikan kesimpulan berupa
penerimaan atau penolakan hipotesis.
Alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas
atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel
terikat) pada penelitian ini, maka alat yang digunakan adalah analisis regresi
ganda. Menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 62) pengujian keberartian pada
analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1) Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1
a. H0 : ρ = 0,
H1 : ρ ≠ 0,
b. H0 : ρ = 0,
H1 : ρ ≠ 0,
c. H0 : ρ = 0,
H1 : ρ ≠ 0,
artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar siswa.
artinya terdapat pengaruh yang positif antara kecerdasan
emosional terhadap hasil belajar siswa.
artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara minat
belajar terhadap hasil belajar siswa.
artinya terdapat pengaruh yang positif antara minat belajar
terhadap hasil belajar siswa.
artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara
kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap
hasil belajar siswa.
artinya terdapat pengaruh yang positif antara kecerdasan
emosional dan minat belajar terhadap hasil belajar
siswa.
2) Menentukan uji statistika yang sesuai, yaitu: F =
Untuk menentukan nilai uji F di atas, adalah:
a. Menentukan Jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus:
JK(Reg) = b1∑x1y + b2∑x2y + ... + bk∑xky
b. Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus:
JK(Res) = (∑ (∑ )
) - JK(Reg)
c. Menghitung nilai F dengan rumus:
Fhitung =
( )
( )
Dimana: k = banyaknya variabel bebas
Shelfita Meisarani, 2016 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan
untuk
db1 = k dan db2 = n – k – 1.
4) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria
pengujian: jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0.
5) Membuat kesimpulan.
Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan Y dicari dengan menggunakan
rumus Koefisien Korelasi Pearson Product Moment yang dikembangkan oleh
Karl Pearson (Muhidin, S.A., 2010, hlm. 26), seperti berikut:
= ∑ (∑ ) (∑ )
√[ ∑ (∑ ) ] [ ∑ (∑ ) ]
(Muhidin, S.A., 2010, hlm. 47)
Berikut ini merupakan kriteria interpretasi koefisien korelasi:
Tabel 3.16
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,000 sampai 0,199 Sangat Rendah
Antara 0,200 sampai 0,399 Rendah
Antara 0,400 sampai 0,599 Sedang/Cukup Kuat
Antara 0,600 sampai 0,799 Kuat
Antara 0,800 sampai 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010, hlm. 257)
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan
variabel yang diberikan variabel kecerdasan emosional dan variabel minat belajar
terhadap variabel hasil belajar siswa digunakan rumus koefisien determinasi (KD)
sebagai berikut:
Sumber: Somantri, A. dan Sambas Ali Muhidin (2006, hlm. 341)
dimana:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
KD = r2 x 100%