Post on 26-Jan-2016
description
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo
Jalan Solo-Purwodadi KM 11, Karanganyar, Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan
April 2015. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, meliputi: observasi awal, pengajuan judul skripsi,
permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke
sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian,
menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Lembar Kerja Diskusi, soal-soal kognitif, lembar
observasi dan angket.
b. Tahap pelaksanaan, meliputi: semua kegiatan yang berlangsung di
lapangan meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian dan
pengambilan data.
c. Tahap penyelesaian, meliputi: menganalisis data dan menyusun laporan
penelitian.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 semester genap SMAN
Gondnagrejo Tahun Pelajaran 2016/2017. Pemilihan subjek dalam penelitian
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut mempunyai
permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi
awal. Penggunaan model dan media yang telah dirancang, diharapkan tepat
diterapkan pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo.
47
48
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan aktivitas visual
siswa kelas XI IPA 3 SMAN Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan proses pelaksanaannya, PTK ini
menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi
(reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.
Pelaksanaan keempat komponen tersebut dalam penelitian ini dijelaskan dalam
prosedur penelitian.
Sedangkan bila ditinjau dari hubungan dengan pihak lain, PTK ini
menggunakan model kolaboratif antara guru dan peneliti. Adapun tugas guru dan
peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Guru pada penelitian ini bekerja sama dengan peneliti dalam penentuan
permasalahan yang akan diatasi, penentuan rencana tindakan perbaikan dan
pelaksanaan penelitian. Selain itu guru juga berperan sebagai inovator atau
pembaharu. Pada penelitian ini guru yang melaksanakan tindakan yang telah
disepakati bersama dengan peneliti.
2. Peneliti pada penelitian ini bertugas sebagai inovator atau pembaharu.
Peneliti dan guru duduk bersama secara harmonis untuk memikirkan dan
menemukan permasalahan yang akan diteliti penelitian tindakan kelas yang
bersifat kolaboratif. Pada pelaksanaan tindakan, peneliti bertugas sebagai
observer atau pengamat.
Pada penelitian ini, guru dan peneliti juga dibantu oleh dua orang
pengamat atau observer. Pengamat pada penelitian ini adalah rekan dari peneliti.
Adapun tugas pengamat adalah mengamati proses berlangsungnya pembelajaran
sesuai dengan panduan yang telah disampaikan peneliti dan guru. Selain itu,
pengamat dapat memberikan catatan-catatan selama pelaksanaan pembelajaran
49
untuk dijadikan bahan diskusi antara peneliti, guru dan pengamat di akhir
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal, dirancang tindakan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif dan aktivitas visual belajar siswa. Adapun
tindakan yang dimaksud berupa penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dengan teknik Network Tree. Supaya diperoleh hasil yang
maksimal, penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
dengan teknik Network Tree dilaksanakan pada siklus satu dan siklus berikutnya.
Akan tetapi, pelaksanaan penerapan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning dengan teknik Network Tree pada siklus berikutnya disesuaikan
dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya.
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi
tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek
kualitatif berupa data hasil observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip
dengan berpedoman pada lembar pengamatan dan pemberian angket yang
menggambarkan proses pembelajaran di kelas. Aspek kuantitatif yang
dimaksud adalah hasil penilaian belajar dari materi pokok Fluida Dinamis
berupa nilai yang diperoleh siswa dari tes kognitif dan aktivitas visual belajar
siswa pada setiap siklus pembelajaranya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
a. Teknik Observasi atau Pengamatan Lapangan
Pengamatan ini dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar di kelas. Pengamatan dilakukan oleh peneliti
dengan mengambil posisi pada tempat duduk paling belakang dalam
kegiatan belajar-mengajar dan berkeliling pada saat pelaksanaan diskusi
kelompok. Dalam posisi itu peneliti dapat lebih leluasa melaksanakan
pengamatan terhadap aktivitas belajar-mengajar.
50
Pengamatan terhadap kinerja guru diarahkan pada kegiatan guru
dalam penerapan Contextual Teaching and Learning dengan teknik Network
Tree, kegiatan guru dalam memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan
menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan
umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
Sementara itu pengamatan terhadap siswa difokuskan pada aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
b. Teknik Wawancara atau diskusi
Wawancara dilakukan di awal dan akhir siklus terhadap siswa.
Wawancara yang dilakukan berpedoman atas dasar hasil dan pengamatan di
kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dengan siswa dilakukan untuk
mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan yaitu mengenai proses
pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dengan teknik Network Tree dan partisipasi siswa sepanjang siklus
dengan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat. Hasil
wawancara digunakan sebagai bahan diskusi antara peneliti dan guru.
Diskusi dengan guru dilakukan setelah melakukan pengamatan terhadap
kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Fisika khususnya
pembelajaran Fluida Dinamis.
Dalam kegiatan diskusi itu peneliti melakukan hal-hal sebagai
berikut: (1) meminta pendapat guru tentang penampilannya dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan
kelebihan dan kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkutan
dengan kegiatan itu, (2) mengemukakan catatan terhadap hasil
pengamatannya dalam KBM yang dilakukan guru sesuai dengan fokus
penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangannya, (3)
mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik guru maupun peneliti
untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran Fisika materi pokok Fluida Dinamis. Dengan
kata lain pada akhir setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu
51
dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan
penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan
teknik Network Tree untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan
aktivitas visual belajar siswa.
c. Teknik Kajian Dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang
ada seperti kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau
materi pelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan tindakan, media
maupun instrumen yang digunakan dalam penelitian agar tetap sesuai
dengan ketentuan sekolah.
d. Teknik Angket
Angket dalam penelitian ini diberikan kepada siswa dan dilakukan
dalam dua tahap yaitu awal siklus dan akhir siklus. Angket awal siklus
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang masalah yang dihadapi
siswa dalam pembelajaran Fisika, metode pembelajaran yang digunakan
guru, dan pembelajaran Fisika yang mereka harapkan. Angket akhir siklus
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesulitan belajar Fisika,
keberhasilan penggunaan media oleh guru dan saran siswa untuk
pembelajaran Fisika selanjutnya. Dengan menganalisis informasi yang
diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui kekurangan dan kelebihan
dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk kegiatan pembelajaran berikutnya. Pada penelitian ini
digunakan angket berstruktur dengan jawaban ya dan tidak.
e. Teknik Ulangan Harian
Ulangan harian dilaksanakan di akhir siklus dan bertujuan untuk
mengetahui implikasi dari tindakan yang telah diberikan dalam proses
pembelajaran terhadap penguasaan konsep materi dan hasil kognitif siswa
pada materi Fluida Dinamis. Dengan perkataan lain ulangan disusun dan
dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai
dengan siklus yang ada.
52
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran (silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Diskusi), dan
instrumen pengambilan data (instrumen penilaian kemampuan kognitif, lembar
observasi siswa dan angket).
1) Instrumen Pembelajaran
a. Silabus
Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus yang
digunakan SMAN 1 Sukoharjo yakni berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun oleh peneliti dengan tujuan dalam pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar (PBM) dapat terstruktur dengan baik. Untuk menentukan
validitas dari RPP dilakukan dengan validasi konstruksi dan isi oleh dosen
pembimbing.
c. Lembar Kerja Diskusi
Lembar Kerja Diskusi berisi indikator dan rumusan masalah yang
harus diisi siswa pada setiap kelompok.
2) Instrumen Pengambilan Data
a. Lembar Observasi
Lembar observasi siswa berisi indikator yang diamati dan pedoman
penilaiannya. Lembar ini diambil dari sumber yang sudah divalidasi dan
dimodifikasi oleh Ida Purwati (2012) dan Setya Sipranata (2012). Selanjutnya
lembar observasi ini diberikan untuk diisi pengamat (observer) selama proses
pembelajaran berlangsung.
Langkah-langkah pembuatan lembar observasi aktivitas belajar siswa :
1) Membuat kisi-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa yaitu dengan :
a) Menentukan aspek yang akan diukur
Aspek yang diukur dari lembar observasi ini adalah Visual Activities
53
b) Menentukan indikator dari aspek yang akan diukur
Indikator dari setiap aspek yang akan diukur selanjutnya dapat dilihat di
indikator kinerja.
2) Untuk menentukan validitas lembar observasi aktivitas belajar siswa
dilakukan dengan validitas isi oleh pembimbing.
b. Angket
Angket disusun untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam
pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
untuk kegiatan pembelajaran berikutnya. Penyusunan angket meliputi item-
item pertanyaan, alternatif jawaban dan petunjuk pengisian angket. Penentuan
skor menggunakan skala Likert. Riduwan (2009: 87) menjelaskan bahwa:
“skala Likert digunakan untuk mengukur sikap. Pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Setiap jawaban
dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang
diungkapkan dengan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban ya memperoleh
skor 1 sedangkan jawaban tidak memperoleh skor 0. Untuk menentukan
validitas dari angket dilakukan dengan validasi konstruksi dan isi oleh dosen
pembimbing.
c. Instrumen Penilaian Kemampuan Kognitif
Untuk penilaian kemampuan kognitif, menggunakan bentuk tes
obyektif. Adapun langkah pembutan tes terdiri dari:
1) Membuat kisi-kisi soal tes
Dalam pembuatan kisi-kisi soal tes ini terlebih dahulu harus diperjelas
jenjang kemampuan dari setiap soal tes tersebut, di mana jenjang
kemampuan dari soal tes yang digunakan yaitu jejang kemampuan C1
sampai dengan C4 yang terdiri dari Ingatan (C1), Pemahaman (C2),
Penerapan/aplikasi (C3), dan Analisis (C4).
2) Menyusun soal tes
Penyusunan soal tes meliputi item-item soal, alternatif jawaban, dan
petunjuk menjawab soal. Soal tes menggunakan bentuk tes obyektif
54
dengan 5 alternatif jawaban, di mana jawaban yang benar diberi skor 1 dan
jawaban yang salah diberi skor 0.
3) Mengadakan analisis butir soal
Untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut telah memenuhi
kriteria soal yang bermutu maka perlu kegiatan untuk menelaah setiap soal
agar meningkatkan kualitas butir soal melalui kegiatan revisi soal dan
membuang soal yang tidak efektif. Analisis soal dilaksanakan secara kualitatif
melalui penelaahan soal berdasarkan kaidah penulisan. Aspek yang
diperhatikan dalam penelaahan secara kualitatif mencakup aspek materi,
konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban. Adapun teknik yang
digunakan untuk menganalisis yaitu teknik moderator yakni suatu teknik
menelaah soal dengan berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai
penengah. Caranya setiap soal didiskusikan bersama-sama dengan beberapa
ahli yaitu ahli materi dan bahasa dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Para
penelaah dipersilakan mengomentari berdasarkan kompetensinya masing-
masing. Kemudian masing-masing soal dituntaskan bersama-sama, dan
perbaikannya seperti apa (Kusaeri, 2014:102).
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal
sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan
mempermudah peneliti dalam menganalisis setiap kejadian atau situasi yang
berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis data
secara kualitatif dan kuantitatif. Menurut pendapat Miles dan Huberman dikutip
dari Wina (2013: 130), analisis kualitatif dilakukan dalam tiga komponen yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam
proses sreduksi data, data yang diperoleh selama tahap uji coba dicatat dan
dirangkum dengan memfokuskan pada hal-hal penting, sesuai dengan tujuan
penelitian. Setelah direduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk uraian
singkat atau teks yang bersifat naratif atau bagan, hubungan antar kategori atau
flowchart dan sejenisnya kemudian diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
55
Adapun tahapan analisis data secara skematis dapat dilihat pada gambar
3.1 berikut ini
Gambar 3.1 Skema Analisis Data(Sugiyono, 2009: 338)
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan berbagai setting, sumber, dan cara. Dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting) pada saat diskusi di kelas
dan lainnya. Dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat
menggunakan sumber langsung dan tidak langsung. Sedangkan dilihat dari
cara atau teknik pengumpulan data, dapat dilakukan dengan cara wawancara,
observasi, kuisioner (angket), dan lain-lain.
2. Reduksi Data
Reduksi data dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah
suatu hal yang terpisah dari analisis. Proses ini meliputi penyeleksian data
melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola
yang lebih luas.
3. Penyajian Data
Kesimpulan dan verifikasi
Reduksi data
Pengumpulan data
Sajian data
56
Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Proses
ini dilakukan dalam rangka mengorganisasi data dari hasil reduksi data yang
di mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus.
4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat
keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara
sistematik dan perlu adanya pemberian makna. Untuk mempermudah
verifikasi dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
yang ada, diidentifikasi secara khusus tiap-tiap siklus pembelajaran.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis secara diskriptif
data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dan tes dari setiap siklus
dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam proses pembelajaran. Kegiatan analisis tersebut meliputi:
a. Aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan pelaksanaan siklus. Aktivitas
belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang ditetapkan pada penelitian ini.
b. Hasil tes kemampuan kognitif siswa di akhir tiap siklus.
c. Hasil angket tentang kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang telah diisi oleh siswa.
G. Pemeriksaan Validitas Data
Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam
pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara
pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat
untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitiannya. Teknik yang diperlukan
untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan data yang lain di
luar data tersebut, yaitu observasi.
Menurut Elliot (dalam Rochiati, 2005) triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
57
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Teknik triangulasi
yang digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan
dengan mengumpulkan data tetap, menggunakan metode pengumpulan data yang
berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi metode yaitu
pengumpulan data melalui teknik observasi, angket, dan tes hasil belajar.
Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat
dilihat dalam Gambar 3.2 berikut ini:
Gambar 3.2 Skema Pemeriksaan Validitas Data
Dari gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa pada proses penelitian ini data-
data dapat diperoleh dari sumber data dengan menggunakan tiga cara yakni:
observasi, angket, dan tes. Dengan metode triangulasi data dari tiga cara
pengumpulan data dapat dibandingkan satu sama lain, untuk kemudian ditarik
kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan serta memeriksa kesesuaian
antara dat-data yang diperoleh dari ketiga cara pengumpulan data tersebut.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin yang terdiri dari empat
komponen yaitu: rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing) dan refleksi (reflecting). Keempat komponen yang berupa untaian
tersebut dipandang sebagai satu siklus. Apabila satu siklus belum menunjukkan
tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset
dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya. Sebelum siklus dilaksanakan
terlebih dahulu dilakukan persiapan. Adapun langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam persiapan adalah:
Tes
Angket Sumber DataData
Observasi
58
a. Permohonan ijin kepada kepala SMAN Gondangrejo.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar
mengajar khususnya pada mata pelajaran Fisika di SMAN Gondangrejo.
c. Permohonan kerjasama dengan guru mata pelajaran Fisika dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Mengidentifikasi dan melakukan diagnosis permasalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran pada kelas XI IPA 3. Pemilihan kelas ini berdasarkan
kesepakatan peneliti dan guru.
Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap
langkah tersebut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Peneliti dan guru menetapkan tindakan fokus penelitian yang harus
dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditetapkan.
Adapun tindakan yang disepakati adalah penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning teknik Network Tree. Sedangkan fokus
penelitian adalah visual activities dan kemampuan kognitif siswa.
b. Peneliti dan guru menyusun serangkaian kegiatan yang berupa
pelaksanaan tindakan yang berupa penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning teknik Network Tree pada materi
Fluida Dinamis.
c. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian meliputi lembar
observasi atau pengamatan aktivitas siswa, soal tes kognitif, angket proses
pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (acting)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
antara lain:
a. Meminta nilai kognitif materi Fluida Statis pada guru untuk mengetahui
kemampuan awal siswa.
59
b. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
c. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi
langsung pada setiap pertemuan.
d. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi siswa di akhir
siklus.
e. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif
tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Langkah-angkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai
berikut:
a. Pengamatan difokuskan pada aktivitas belajar yang telah ditetapkan dan
kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.
b. Pengamat mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.
c. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru, pengamat dan peneliti
maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah
proses pembelajaran selesai.
d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat-alat evaluasi.
2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.
3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi.
4) Kriteria keberhasilan tindakan.
5) Pemberian angket kepada siswa untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Tahap Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan
yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Langkah-langkah dalam
kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut:
60
a. Menganalisis hasil tes kognitif, hasil angket siswa, dan analisis hasil
pekerjaan siswa untuk mengetahui penguasaan materi siswa.
b. Menganalisis hasil observasi langsung dari observer dan catatan hasil
observasi untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil refleksi, peneliti dan guru mengadakan diskusi
untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan kekurangan
atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Adapun
kesepakatan tersebut digunakan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru
yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan
strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hal ini dikarenakan
target penelitian yang direncanakan tercapai. Adapun prosedur penelitian
secara skematis dapat dilihat pada Gambar 3.3.
61
Gambar 3.3. Skema Prosedur Penelitian
(Suharsimi dkk, 2009:16)
SIKLUS I
Refleksi
(Reflecting)
Observasi (Observing)
Tindakan (Acting)
Perencanaan (planning)
STOP
Perencanaan (planning)
Berhasil
SIKLUS ke-n
Refleksi(Reflectiong)
Observasi (Observing)
Tindakan
(Acting)
STOP
Berhasil
Siklus berikutnya
Gagal
62
I. INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan
acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi,
2007 : 71). Indikator kinerja dikemukakan atau dirumuskan sebagai tolak ukur
keberhasilan penelitian yang dilakukan. Apabila hasil refleksi siklus telah
mencapai target pada indikator kinerja maka siklus dapat dihentikan namun
apabila hasil refleksi belum mencapai target yang ditetapkan maka dilanjutkan
dengan siklus berikutnya dengan melakukan beberapa perbaikan.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila target yang telah
direncanakan pada penelitian ini tercapai. Target penelitian tersebut disusun
oleh peneliti dan guru dengan memperhatikan kondisi awal kelas yang
dijadikan subjek penelitian dan memperhatikan pembagian waktu dalam
silabus pembelajaran yang telah ditetapkan sekolah. Berdasarkan Djamarah
(2005: 97) keberhasilan interaksi yang terjadi dalam pendidikan terbagi
menjadi:
a. Istimewa/ maksimal
terjadi apabila semua materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
dapat dikuasai oleh siswa
b. Baik sekali/ optimal
Terjadi jika materi yang disampaikan oleh guru sebagian besar dapat
dikuasai oleh anak didik dengan batasan antara 76% samapi 99% tercapai
c. Baik/ minimal
Terjadi jika materi yang disampaikan oleh guru dikuasai oleh anak didik
hanya dengan batasan antara 66% sampai 75% tercapai
d. Kurang
Terjadi jika materi yang disampaikan oleh guru dikuasai oleh anak didik
dengan batasan antara kurang dari 60%
63
Adapun untuk target dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.1 dan 3.2
Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa
Aspek Indikator Cara Penilaian Ketercapaian (%)
Visual Activities
Siswa memperhatikan penjelasan guru/teman
¿∑ siswa yang memperhatikan
∑ jumlah siswax100 %
90
Siswa membaca buku Fisika/LKS ¿
∑ siswa yang membaca
∑ jumlah siswax100 %
90
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Kemampuan Kognitif Siswa
Indikator Cara Penilaian Ketercapaian
(%)Tercapainya nilai batas tuntas (KKM) ¿
∑ siswa yang tuntas
∑ jumlah siswax100 %
75