BAB II1 pembahasan manajemen

Post on 09-Oct-2015

13 views 0 download

description

pembahasan manajemen

Transcript of BAB II1 pembahasan manajemen

BAB IIPEMBAHASANA. PengertianJust In Time (JIT)adalah suatusistemproduksiyang dirancang untuk mendapatkankualitas, menekanbiaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalamprosesproduksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendakkonsumentepat waktu.Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang. JIT(just-in-time)adalah suatu sistem yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi.Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasipenting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaituberproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanyamemproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitasyang diminta.Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaansecara terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimalisasi pemborosan.Menurut Henri Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Timeadalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya,termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatasdibutuhkan.Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk. Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :1. menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.2. memproduksi dengan jumlah kecil3. menghilangkan pemborosan4. memperbaiki aliran produksi5. menyempurnakan kualitas produk6. orang-orang yang tanggap7. menghilangkan ketidakpastian8. penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.B. Latar Belakang Timbulnya Just In TimeSistemJust In Timeberkembang di negara Jepang karena adanya keprihatinan industri-industri di Jepang. Pada saat itu Jepang merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang terbatas, ketergantungan pada energi dan bahan bakuimport, dan keadaan geografisnya yang kurang menguntungkan (80% bagian negara terdiri dari pegunungan). Hal ini menjadikan para produsen Jepang mempunyai posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan pesaing-pesaing dari negara-negara barat. Oleh karena itu, Jepang melakukan berbagai macam usaha untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan negara lain sehingga produk Jepang menjadi sangat kompetitif dengan produk lain di dunia internasional.Jepang mengembangkan suatu inovasi terhadap pemborosan dalam hal bahan baku, tempat, tenaga kerja, waktu serta biaya. Harga tanah yang mahal akibat lahan yang sempit tidak memungkinkan untuk membangun tempat penyimpanan persediaan sehingga mendorong perusahaan untuk merancang tata letak pabrik dan arus bahan menjadi seefektif mungkin. Dari keterbatasan inilahJust In Timeberkembang. PendekatanJust In Timedikembangkan oleh Mr. Taiichi Ohno (mantan wakil presiden Toyota Motor Company di Jepang) bersama rekannya di pertengahan 1970. PengembanganJust In Timedi Jepang adalah untuk menghindari atau mengeliminasi pemborosan, menghindari produk-produk rusak atau cacat dengan menghasilkan produk yang bermutu tinggi, mengeliminasi pengerjaan ulang dan penumpukan persediaan.KeberhasilanJust In Time pada Toyota Motor Company menarik perhatian perusahaan lain di Jepang. Toyota telah memperoleh pengakuan dunia industri tentang keberhasilannya mengurangiinventorysampai pada tingkat minimum (orientasi zero inventory). Sejak saat penerapan sistemJust In Timeterbukti manfaatnya semakin bertambah banyak perusahaan-perusahaan di Jepang yang ikut menerapkan sistemJust In Time. KonsepJust In Timeini kemudian meluas di luar Jepang yaitu Ford, Chrysler, General Motor, Hawlett Packard merupakan contoh perusahaan-perusahaan besar yang telah menerapkan sistemJust In Time. Tempat makan siap saji seperti McDonalds telah belajar sistem manufakturJust In Timeseperti Toyota, dengan menerapkan sistemJust In Timebaru yang disebut dengan Made For You. Dimana tujuan dari sistemJust In Timetersebut adalah melayani setiap konsumen dengan makanan yang sesegar mungkin dalam waktu 90 detik. Sampai saat ini, sistemJust In Timeterus berkembang dan diterapkan bukan saja pada perusahaan-perusahaan manufaktur, tetapi juga dikembangkan oleh perusahaan kecil (Ristono, 2010).JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan. Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta memperbaiki kerja pengiriman. Tetapi ada satu hal yang perlu selalu di ingat peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaan akan survive, tetapi tidak memiliki daya saing menjamin dengan pasti terjadinya bencana.C. Tujuan JIT (Just In Time)Tujuan dari adanya manajemen menggunakan dan mengembangkan konsep manajemenJust In Timedalam perusahaan dapat dirangkum atas beberapa aspek. Adapun tujuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:1.Meningkatkan efisiensi proses produksiPeningkatan efisiensi dapat dilakukan terutama melalui pengurangan persediaan barang sehingga mengakibatkan pengurangan biaya persediaan, atau dengan kata lain meningkatkan perputaran modal. Biaya persediaan ini sangat tinggi, berkisar antara 20 %40% dari harga barang pertahun. Efisiensi didapat juga dengan cara mendesain pabrik sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman.2.Meningkatkan daya kompetisiMeningkatnya efisiensi dalam proses produksi dengan sendirinya akan meningkatkan daya saing perusahaan. Hal ini dianggap salah satu tujuan yang paling penting, yaitu suatu tujuan strategis, karena peningkatan efisiensi berarti penurunan biaya dan ini memungkinkan perusahaan untuk tetap bertahan dalam persaingan pasar.3.Meningkatkan mutu barangKemitraan pembeli (perusahaan) penjual (penyedia bahan baku)yang dibina dan berlangsung dalam jangka panjang selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dalam hal mutu dan biaya barang. Mutu tinggi dari suku cadang atau komponen yang dipasok oleh pemasok pada gilirannya akan meningkatkan mutu barang yang diproduksi oleh perusahaan. Kemitraan penjual pembeli memungkinkan melakukan pengendalian mutu suku cadang atau komponen dengan lebih murah dan lebih handal.4.Mengurangi pemborosanPengurangan pemborosan terutama dalam bentuk barang yang terbuang, karena pada hakekatnya pemborosan adalah biaya.Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :1. Mengeliminasi atau mengurangi persediaan,2. Meningkatkan mutu,3. Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat),4. Memperbaiki kinerja pengiriman.Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem ini adalah : Zero Defect (tidak ada barang yang rusak). Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up). Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot). Zero Handling (tidak ada penanganan). Zero Queues (tidak ada antrian). Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin). Zero Lead Time (tidak ada lead time).JIT pemanufakturan didasarkan pada konsep : Hanya memproduksi produk sejumlah yang diminta oleh konsumen (tepat kuantitas) Memproduksi produk bermutu tinggi Memproduksi produk berbiaya rendah Memproduksi produk berdaur waktu yang tepat Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktuJIT pembelian didasarkan pada konsep : Hanya membeli sejumlah barang yang diperlukan untuk produksi Membeli barang bermutu tinggi Membeli barang berharga murah Pengiriman barang yang dibeli tepat waktuJIT mempunyai empat aspek pokok yaitu sebagai berikut :1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau kepuasan konsumen harus dieliminasi2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi3. Selalu diupayakan penyempurnaan berkesinambungan4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan pemahaman terhadap aktivitasD. Manfaat JIT (Just In time)JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem - sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antara lain : Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang. Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahanpada sumbernya. Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok. Layout pabrik yang lebih baik. Pengendalian kualitas dalam proses.E. Persyaratan-persyaratan Just In TimeTerdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi penerapan JIT:1. Organisasi PabrikPabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.2. Pelatihan/Tim/keterampilanJIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan. Membentuk Aliran/Penyederhanaan. Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal. Kanbal Pull Sistem. Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan:1. Jangan mengirim produk rusak ke proses berikutnya.2. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan,3. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya,4. Meratakan beban produksi,5. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning,6. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.3. Visibiltas / pengendalian visualSalah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam proses dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.4.Eliminasi KemacetanUntuk menghapus kemacetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berbagai departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup.Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.6. Total Productive MaintanceTPM merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan Perbaikan Berkesinambungan.Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.F. Keuntungan dan Kelemahan JITKeuntungan JIT : seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya. Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali. kertas kerja dapat lebih simple Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.Satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.Perlu kita ketahui bahwa pengimplementasian konsep Just In Time (JIT) dalam perusahaan juga tidak mudah. Kegiatan produksi akan terhenti dan tenggang waktu pengiriman tidak terpenuhi apabila salah satu komponen bahan penting hilang atau ditemukan cacat. Sedangkan pemasok harus mampu menyerahkan bhan baku yang bebas dari cacat pada waktu dan jumlah yang tepat. Hal ini berarti perusahaan perlu mengandalkan pemasok yang betul-betul dapat diandalkan dan juga pemasok yang yang sanggup untuk memasok bahan baku dalam jumlah yang tepat sebelum proses produksi dilaksanakan.Oleh karena itu disamping konsep Just In Time (JIT)menghasilkan benefit yang tinggi karena aktifitas evesiensi biaya namun diiringi juga dengan risiko yang tinggi pula. Pilihan ini tentu saja harus membuat perusahaan berfikir lebih komprehensif sehingga perusahaan dapat mengantisipasi segala kemungkinan untuk meminimalisir risiko.G. Elemen-elemen Kunci JIT1. Tingkat persediaan yang minimalSistem JIT memotong biaya dengan mengurangi : Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan baku Jumlah penanganan bahan baku Jumlah persediaan yang usang.2. Pembenahan Tata Letak Pabrik3. Arus LiniJalur fisik yang dilewati oleh sebuah produk pada saat bergerak melalui proses pabrikasi dari penerimaan bahan baku sampai ke pengiriman barang jadi.4. Pengurangan Setup TimeMasa pengesetan mesin (setup time) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah perlengkapan, memindahkan bahan baku, dan mendapatkan formulir terkait dan bergerak cepat untuk mengakomodasikan produk unsure yang berbeda.5. Kendali Mutu Terpadu (Total Quality Control)TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan memperbolehkan penerimaan penerimaan komponen dan bahan baku yang cacat dari para pemasok, pada BDp maupun pada barang jadi.6. Tenaga kerja yang fleksibelH. Aspek Pokok JITPrinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus - menerus untuk merespon perubahan dengan meminimalisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu: Menghilangkan semua aktifitas atau sumber- sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa. Komitmen terhadap kualitas prima. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang memberikan nilai tambah.I. Penerapan JIT Just In Time diterapkan di bidang fungsional perusahaan, diantaranya adalah Just In Time Pembelian dan Just In Time Produksi. JIT PembelianPembelian JIT adalah sistem pembelian barang berdasarkan permintaan sehingga barang yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi, dan berharga murah. JIT pembelian mengharuskan adanya sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan konsumen atau penggunaan produksi.Di Jepang dan USA, sistem JIT pembelian telah lama dan banyak digunakan dalam praktik industri yang produknya cepat rusak misalnya dalam industri pembuatan makanan jajanan (basah), bunga segar, ikan segar. Namun sekarang, di negara tersebut JIT pembelian banyak diterapkan juga dalam berbagai bidang industri lainnya.JIT pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:> Mengurangi jumlah pemasok.> Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.> Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan.> Mengeliminasi atau mengurangi aktivitas dan biaya yang tidak bernilai tambah.> Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu.Penerapan JIT pembelian mempengaruhi sistem penentuan biaya dengan cara-cara sebagai berikut: Keterlacakan langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan. Perubahan cost pools untuk mengumpulkan biaya. Mengubah dasar pengalokasian biaya penanganan bahan (barang). Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual. Mengurangi biaya adminidtrasi system akuntansi JIT ProduksiProduksi JIT adalah sistem produksi berdasar tarikan permintaan sehingga produk dapat diproduksi tepat waktu , tepat jumlah, bermutu tinggi dan berbiaya rendah. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara: Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses. Mengurangi atau meniadakan lead time. Mengurangi atau menidakan setup. Menyederhanakan pengolahan produk.Perusahaan yang menggunakan JIT produksi menyatakan bahwa mereka secara signifikan dapat mengurangi aktivitas - aktivitas tidak bernilai tambah dan meningkatkan efisiensi secara besar - besaran.Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut: Meningkatkan keterlacakan langsung sejumlah biaya. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak langsung. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual. Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam work tickets.J. Perbedaan Sistem JIT dan Sistem TradisionalPerbandingan Sistem Manajemen JIT dan TradisionalJITTRADISIONAL

1. Sistem tarikan2. Persediaan tidak signifikan3. Basis pemasok sedikit4. Kontrak jangka panjang dengan pemasok5. Pemanufakturan berstruktur seluler6. Karyawan berkeahlian ganda7. Jasa terdesentralisasi8. Keterlibatan karyawan tinggi9. Gaya manajemen sebagai penyedia fasilitas10. Total quality control (TQC)1. Sistem dorongan2. Persediaan signifikan3. Basis pemasok banyak4. Kontrak jangka pendek dengan pemasok5. Pemanufakturan berstruktur departemen6. Karyawan terspesialisasi7. Jasa tersentralisasi8. Keterlibatan karyawan rendah9. Gaya manajemen sebagai pemberi perintah10.Acceptable quality level (AQL)

1. Sistem tarikan dibanding sistem doronganSistem tarikan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar atas permintaan konsumen, baik konsumen internal maupun konsumen eksternal. Sebagai contoh dalam perusahaan pemanufakturan permintaan konsumen melalui aktivitas penjualan menentukan aktivitas produksi, dan aktivitas produksi menentukan aktivitas pembelian.System dorongan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar dorongan aktivitas-aktivitas sebelumnya. Pembelian bahan melalui aktivitas pembelian mendorong aktivitas produksi, dan aktivitas produksi mendorong aktivitas penjualan.2. Persediaan tidak signifikan dibanding persediaan signifikan.Karena JIT menggunakan system tarikan maka dapat mengurangi persediaan menjadi tidak signifikan atau sangat sedikit dan bahkan mencita-citakan nol. Sebaliknya, dalam system tradisional, karena menggunakan system dorongan maka persediaan jumlanya signifikan sebagai akibat jumlah bahan yang dibeli melebihi kebutuhan produksi, jumlah produk yang diproduksi melebihi permintaan konsumen dan perlu adanya persediaan penyangga. Persediaan penyangga diperlukan jika permintaan konsumen melebihi jumlah produksi dan jumlah bahan yang digunakan untuk produksi melebihi jumlah bahan yang dibeli.3. Basis pemasok sedikit dibanding basis pemasok banyakJIT hanya menggunakan pemasok dalam jumlah sedikit untuk mengurangi atau mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah, memperoleh bahan yang bermutu tinggi dan berharga murah. Sedangkan system tradisioanl menggunakan banyak pemasok untuk memperoleh harga yang murah dan mutu yang baik, tapi akibatnya banyak aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah dan untuk memperoleh harga yang lebih murah harus dibeli bahan dalam jumlah yang banyak atau mungkin dengan mutu yang rendah.4. Kontrak jangka panjang dibanding kontrak jangka pendekJIT menerapkan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasoknya guna membangun hubungan baik yang saling menguntungkan sehingga dapat dipilih pemasok yang memasok bahan berharga murah, bermutu tinggi, berkinerja pengiriman tepat waktu dan tepat jumlah serta dapat mengurangi frekuensi pemesanan. Sedangkan tradisional menerapkan kontrak-kontrak jangka pendek dengan banyak pemasok sehingga untuk memperoleh harga murah harus dibeli dalam jumlah yang banyak atau mungkin mutunya rendah.5. Struktur seluler dibanding struktur departemenStruktur seluler dalam JIT adalah pengelompokan mesin-mesin dalam satu keluarga, biasanya kedalam struktur semilingkaran atau huruf U sehingga satu sel tertentu dapat digunakan untuk melakukan pengolahan satu jenis atau satu keluarga produk tertentu secara berurutan. Setiap sel pemanufakturan pada dasarnya merupakan pabrik mini atau pabrik di dalam pabrik. Penggunaan struktur seluler ini dapat mengeliminasi aktivitas, waktu, dan biaya yang tidak bernilai tambah. Sedangkan struktur departemen dalam system departemen adalah struktur pengolahan produk melalui beberapa departemen produksi sesuai dengan tahapan-tahapannya dan memerlukan beberapa departemen jasa yang memasok jasa bagi departemen produksi. Akibatnya struktur departemen menimbulkan aktivitas-aktivitas serta waktu dan biaya-biaya tidak bernilai tambah dalam jumlah besar.6. Karyawan berkeahlian ganda dibanding karyawan terspesialisasiSystem JIT yang menggunakan system tarikan waktu bebas harus digunakan oleh karyawan struktur seluler untuk berlatih agar berkeahlian ganda sehingga ahli dalam berproduksi dan dalam bidang-bidang jasa tertentu misalnya pemeliharaan pencegahan, reparasi, setup, inspeksi mutu. Sedangkan pada system tradisional system karyawan terspesialisasi berdasarkan departemen tempat kerjanya misalnya departemen produksi atau departemen jasa. Karyawan pada departemen jasa terspesialisasi pada aktivitas penangan bahan, listrik, reparasi, dan pemeliharaan, karyawan pada departemen produksi terspesialisasi pada aktivitas pencampuran, peleburan, pencetakan, perakitan, dan penyempurnaan.7. Jasa terdesentralisasi dibanding jasa tersentralisasiSystem tradisional mendasarkan pada system spesialisasi sehingga jasa tersentralisasi pada masing-masing departemen jasa. Sedangkan pada system JIT jasa terdesentralisasi pada masing-masing struktur seluler, para karyawan selain selain ditugaskan untuk berproduksi tapi juga harus ditugaskan pada pekerjaan jasa yang secara langsung mendukung produksi si struktur selulernya.8. Keterlibatan tinggi dibanding keterlibatan rendahDalam system tradisional, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan relative rendah karena karyawan fungsinya melaksanakan perintah atasan. Sedangkan dalam system JIT manajemen harus dapat memberdayakan para karyawannya dengan cara melibatkan mereka atau member peluang pada mereka untuk berpartisipasi dalam manajemen organisasi. Menurut pandangan JIT, peningkatan keberdayaan dan keterlibatan karyawan dapat meningkatkan produktviitas dan efisiensi biaya secara menyeluruh. Para karyawan dimungkinkan untuk membuat keputusan mengenai bagaimana pabrik beroperasi.9. Gaya pemberi fasilitas dibanding gaya pemberi perintahSystem tradisional umumnya menggunakan gaya manajemen sebagai atasan karena fungsi utamanya adalah memerintah para karyawannya untuk melaksanakan kegiatan. Sedangkan pada system JIT memerlukan keterlibatan karyawan sehingga mereka dapt diberdayakan, maka gaya maanjemen yang cocok adalah sebagai fasilitator dan bukanlah sebagai pemberi perintah.10. TQC dibanding AQLTQC (Total Quality Control) dalam JIT adalah pendekatan pengendalian mutu yang mencakup seluruh usaha secara berkesinambungan dan tiada akhir untuk menyempurnakan mutu agar tercapai kerusakan nol atau bebas dari kerusakan. Produk rusak haruslah dihindari karena dapat mengakibatkan penghentian produksi dan ketidakpuasan konsumen. AQL (Accepted Quality Level) dalam system tradisional adalah pendekatan pengendalian mutu yang memungkinkan atau mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh melebihi tingkat kerusakan yang telah ditentukan sebelumnya.K. Hubungan Antara JIT dan TQM.Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan adanya sistem total quality secara keseluruhan dalam organisasi. JIT mensyaratkan semua departemen dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JIT, tetapi organisasi secara keseluruhan tidak mengupayakan TQM, maka personil departemen produksi akan menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga sering kali timbul penolakan dari departemen uang memiliki komitmen untuk berubah. Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Kaizen) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi.Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan secara terus menerus (countinius improvement). Kaizen nerupakan suatu kesatuan pandangan yang komperhensif dan terintegrasi yang meliputi:1. Berorientasi pada pelanggan.2. Pengendalian mutu secara menyeluruh3. Robotic4. Gugus kendali mutu5. Sistem saran6. Otomatisasi7. Disiplin di temapt kerja8. Pemeliharaan produktivitas secara menyeluruh9. Kanban10. Penyempurnaan perbaikan mutu, tepat waktu tanpa cacat11. Kegiatan kelompok-kelompok kecil hubungan kerja sama dengan manajer dan karyawan12. Pengembangan produk baruKaizen mempunyai semangat mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan berpedoman pada semangat, hari ini harus lebih dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, tidak boleh ada hari tanpa ada perbaikan. Adapun hirarki dalam kaizen adalah: Manajemen Puncak Manajemen Madya Supervisor Karyawan Mengkomunikasikan kaizen sebagai strategi perusahaan Menyebarluakan dan mengimplementasikan sasaran kaizen sesuai penghargaan manajemen puncak melalui menyebarluaskan kebijakan Menggunakan kaizen dalam peranan fungsi Melibatkan diri dalam sistem sasaran dan aktivitas kelompok kecil

4