Post on 15-Mar-2019
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. ASI Ekslusif
a. Pengertian ASI ekslusif
ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan
sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak di harapkan
mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air
teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI ekslusif bayi juga tidak
diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur
nasi, tim, dan sebagainya (Sidi, 2011).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan
tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin mineral
dan obat (Prasetyono, 2012).
b. Manfaat ASI
Manfaat pemberian ASI khususnya ASI secara ekslusif bagi bayi, ibu,
keluarga, Negara, sangat banyak untuk disebutkan satu-persatu,
manfaat terpenting bayi antara lain:
1) Manfaat ASI bagi bayi
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang
9
10
dapat dirasakan, berikut manfaat terpenting yang diperoleh bayi,
menurut (Danuatmadja, 2009)
a) ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang
terbaik
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh
c) ASI dapat meningkatkan kecerdasan
d) Pemberian ASI dapat meningkatkan jalinan kasih sayang atau
bonding
2) Manfaat ASI bagi keluarga
Manfaat ASI bukan hanya utuk bayi saja, tetapi juga banyak
manfaat bagi keluarga diantaranya adalah sebagai berikut, menurut
(Prasetyo, 2012)
a) Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu
formula, botol susu, serta kayu bakar serta minyak tanah untuk
merebus air, susu, dan peralatannya
b) Jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit
biaya guna perawatan kesehatan
c) Penjaragan kelahiran lantaran efek kontrasepsi MAL dari ASI
ekslusif
d) Jika bayi sehat, berarti menghemat waktu keluarga
e) Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia
f) Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula,
air pana, dan lain sebagainya ketika bepergian
11
3) Manfaat ASI untuk ibu
Air Susu Ibu mempunyai banyak manfaat yang diperoleh bagi ibu
selama menyusui secara ASI ekslusif diantaranya adalah sebagai
berikut, menurut (Suradi, 2011)
a) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang bentuknya oksigen
oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan
mencegah terjadinya perdarahan paska persalinan. Penundaan
haid dan berkurangnya perdarahan paska persalinan mengurangi
prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae
pada ibu yang menyusui lebih rendah di banding yang tidak
menyusui
b) Aspek keluarga berencana
Menyusui secara murni (ekslusif) dapat menjarangkan
kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu menyusui
adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan.
Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon
untuk ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.
Ibu yang sering hamil kecuali menjadi beban bagi ibu sendiri,
juga merupakan resiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan
penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat
persalinan
12
c) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,
tetapi jug untuk ibu, ibu akan merasa bangga dan diperlukan,
rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia
4) Manfaat ASI bagi Negara
Pemberian Air Susu Ibu ekslusif akan menghemat pengeluaran
Negara karena hal-hal berikut, menurut (Roesli, 2009)
a) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula,
perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu
b) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret
dan sakit saluran napas
c) Penghematan obat-obatan dan sarana kesehatan
d) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas untuk membangun Negara
e) Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari
kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi
indonesia
c. Jenis-jenis ASI
Jenis Air Susu Ibu yang dikeluarkan oleh ibu memiliki 3 stadium,
yaitu menurut stadium laktasi adalah air susu kolostrum, air susu
transisi dan air susu matur, mengenai stadium laktasi akan
dijelaskan dibawah ini (Nugroho, 2011)
13
1) Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali dieksresi oleh
kelenjar payudara yang mengandung tissue debris dan radual
material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar
payudara sebelumnya dan setelah masa puerperium.
2) ASI peralihan
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur,
siekresi dari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, selama dua
minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna
serta komposisinya, kadar imunoglobin dan protein menurun,
sedangkan lemak dan laktosa meningkat
3) ASI matur
ASI yang diekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang
dikatakan komposisinya relative konstan, tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI
komposisinya baru konstan, tidak menggumpal jika dianaskan.
d. Lama dan frekuensi menyusui
Bayi aterm dan sehat lebih mengetahui beberapa sering dan
seberapa lama ia perlu menyusu dari siapapun juga, lebih dikenal
sebagai menyusu sesuai kebutuhan.Merupakan hal yang tidak biasa
terjadi pada hari pertama atau berikutnya pada bayi untuk menyusu
tidak teratur, dan ada 6-8 jam jeda antara menyusu yang baik, tiap-
tiap jeda tersebut mungkin agak lama. Hal ini tergolong normal
14
dan memberikan ibu kesempatan untuk tidur jika ia
membutuhkannya. Ketika volume ASI berambah menyusu
cenderung menjadi lebih sering dan lebih sebentar. Bayi tidak biasa
disusui kurang dari enam kali dalam 24 jam sejak hari ketiga
kelahirannya dan sebagian besar bayi meminta disusui antara enam
sampai delapan kali per 24 jam saat mencapai usia seminggu. Bayi
yang sering menyusui (10-12 kali dalam 24 jam setelah seminggu
pertama kelahiran) mungkin tidak menempel dengan baik. Cara
menyusui dan berat badan bayi harus di pantau. (Diane, 2009).
a. Makanan dan Gizi ibu selama menyusui
Selama menyusui seorang ibu biasanya memproduksi ASI
± 800-850 ml perhari, pada umumnya dalam 100 gram ASI
terkandung kalori 60 ml kalori dan protein 1,2 gram. Produksi ASI
lancarr jika kebutuhan gizi ibu tercukupi. Oleh karena itu ibu
menyusui harus cermat dan menyusun pola makan. Ibu menyusui
sebaiknya memperbanyak buah-buahan, protein nabati, protein
hewani, kacang-kacangan dan sayuran tertentu seperti daun katuk
dapat memperlancar produksi ASI dan minimal 8 hingga 10 gelas
setiap hari ibu minum air putih, sebetulnya seorang ibu menyusui
tidak perlu berpantang makanan, yang terpenting adalah pola
makan yang seimbang (Sutomo, 2006)
15
b. Cara menyusui
1) Berikut beberapa tahap menyusui ASI menurut Simkin &
Penny (2007) :
a) Susui bayi anda sesegera mungkin setelah dilahirkan
sebagian besar bayi dalam keadaan bangun dan lebih
berminat untuk menyusu
b) Susui bayi baru lahir dalam lingkungan yang tenang dan
sepi jika mungkin, supaya anda merasa nyaman dan rileks
c) Untuk yang menyusui pertama kali, anda dapat
melakukannya dengan ditemani suami, keluarga dan teman
d) Manfaatkan bantuan dari bidan atau tenaga kesehatan yang
berpengalaman untuk membantu anda
e) Cari posisi yang nyaman dengan punggung tersangga
dengan baik
2) Menurut Sidi (2009), cara menyusui adalah sebagai berikut:
a) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
b) Ibu duduk atau berbaring santai
c) Massase payudara supaya lemas
d) Tekan aerola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar
beberapa tetes ASI. Oleskan ASI tersebut pada putting
susu dan aerola sekitarnya sebelum menyusui
e) Letakan bayi di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah
ibu bila ibu tiduran
16
f) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari diatas
dan keempat jari lainya di bawah bagian payudara
g) Sebagian besar aerola payudara harus di dalam mulut bayi
h) Setiap payudara harus di susukan sampai kosong, kurang
lebih 20-30 menit
i) Bila akan melepaskan mulut bayi dari puting susu, masukan
jari kelilingking antara mulut bayi dan payudara, atau tekan
dagu bayi ke bawah, maka hisapan akan terlepas
j) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu
dan aerola sekitarnya serta biarkan sampai kering oleh
udara
k) Gendong bayi di bahu ibu atau di pangkuan tengkurap agar
bersendawa kurang lebih 10-15 menit
l) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan/ pecah-
pecah atau berbendung
m) Bayi menyusu setiap bayi kali membutuhkan, posisi di
ubah-ubah semua sinus laktiferus terus bereperas
n) Bila bayi belum kenyang setelah mengkosongkan satu
payudara, dapat di berikan payudara yang lainnya. Tetapi
penyusuan berikut mulai dari payudara yang belum kosong
o) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu
menyusui
17
c. Perawatan Payudara (breast care)
1) Pengertian Breast Care post natal Adalah suatu cara yang
dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar
dengan lancar (Marmi, 2012).
2) Mamase payudara untuk memelihara payudara
perawatan payudara dilakukan dengan benar dan teratur akan
memudahkan si kecil untuk mengkonsumsi ASI. Pemeliharaan
ini juga bisa merangsang produksi ASI mengurangi resiko
luka saat menyusui. Berikut ini kiat masase payudara yang
dapat anda praktikan sejak hari ke 2 usai persainan, sebanyak
2 kali sehari.
3) Persipan Alat breast care Post Natal
a) Handuk 2 buah
b) Waslap 2 buah
c) Waskom berisi air dingin 1 buah
d) Waskom berisi air hangat 1 buah
e) Minyak kelapa/baby oil
f) Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kassa secukupnya
g) Baki alat dan penutup
4) Prosedur Perawatan Breas Care Post natal
a) Buka pakaian
b) letakan handuk di diatas pangkuan dan tutuplah payudara
dengan handuk
18
c) Buka handuk pada daerah payudara
d) Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak
selama 3-5 menit
e) Bersihkan dan tariklah puing susu yang datar
f) Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung jari-
ujung jari 20-30 kali
g) Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa/baby
oil
h) Pengurutan dimulai kearah atas, samping, telapak tangan
kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan ke arah sisi kanan
20-30 kali
i) Pengurutan diteruskan ke bawah, samping, selanjutnya
melintang, telapak tangan mengurut kedepan kemudian
dilepas dari kedua payudara
j) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, kemudian
jari-jari tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara
kearah putting susu 20-30 kali
k) Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan
lainya menggenggam dan mengurut payudara dari arah
pangkal kearah puting susu 20-30 kali
l) Payudara disiram air hangat dan dingin secara bergantian
kira-kira 5 menit (air hangat dahulu)
19
m)Keringkan dengan handuk
n) Pakailah BH khusus untuk ibu menyusui (BH yang
menyangga payudara)
5) Tahapan perawatan Breast Care post natal
a) Gerakan pertama
Kedua tangan disimpan dibagian tengah atau antara
payudara, gerakan tengah ke arah atas pusat ke samping, ke
bawah kemudian payudara diangkat sedikit dilepaskan,
lakukan 20-30 kali
b) Gerakan kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang
lain mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah
pangkal ke putting susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan
pada kedua payudara secara bergantian
c) Gerakan ketiga
Satu tangan menahan payudara dibagian bawah, tangan
yang lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal,
lakukan pengurutan dari arah pangkal ke putting susu 20-30
kali dilakukan pada kedua payudara
(1) Kompres dengan air hangat, kemudian dengan air
dingin secara bergantian di akiri dengan air hangat 5
menit
(2) Bersihkan payudara terutama bekas minyak
20
(3) Pakailah BH yang terbuka bagian depannya
Gambar 2.1 Brast care post natal
d. Pijat Oksitosin
Prosedur pijat Oksitosin untuk memperlancar ASI dan mencegah
terjadinya infeksi menurut, Sulistyawati (2009) :
1) Alat dan bahan meliputi: kursi, meja, minyak kelapa, dan
handuk
2) Langkah-langkah pijat oksitosin adalah sebagai berikut ini :
a) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b) Ibu harus rileks
c) Dekatkan bayi kepada ibu agar ibu dapat memandangnya
d) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah
payudara) menggunakan ibu jari dengan tehnik gerakan
memutar searah jarum jam kurang lebih selama 3 menit
21
e) Belai dengan lembut kedua payudara menggunakan minyak
pelumas
f) Lakukan stimulasi pada kedua puting. Caranya, pegang
putting dengan dua jari pada arah yang berlawanan,
kemudian putar putting dengan lembut searah jarum jam
g) Selanjutnya, kompres dengan air hangat dan dingin untuk
mengurangi odem Selama 5 menit
h) Pakai BH sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara, yang
dapat menyangga payudara dengan baik
i) Bila terlalu sakit, dapat diberikan obat analgesik
parasetamol 500 mg
Gambar 2.2 Pijat Oksitosin
e. Faktor ibu tidak menyusui secara ekslusif
Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara ekslusif
sangat bervariasi. Namun, yang paling dikemukakan sabagai
berikut, menurut (Roesli, 2009)
22
1) ASI tak cukup
Alasan ini tampaknya merupakan alasan utama para ibu untuk
tidak memberikan ASI ekslusif. Walaupun banyak ibu-ibu
yang merasa ASI nya kurang, tetapi hanya sedikit sekali (2-
5%) yang secara biologis memang kurang produksi ASI-nya.
Selebihnya 95-98% ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup
untuk bayinya
2) Ibu bekerja dengan cuti hamil tiga bulan
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI ekslusif,
karena waktu ibu bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang
diperah yang diperah sehari sebelumnya
3) Takut di tinggal suami
Dari survey yang dilakukan oleh yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI) pada tahun 1995 terhadap ibu-ibu
sejabotabek: diperoleh data bahwa alasan pertama berhenti
memberikan ASI pada anaknya adalah “takut ditinggal suami”.
Ini semua karena mitos yang salah, yaitu ‘menyusui akan
mengubah bentuk payudara menjadi jelek”. Sebenarnya
mengubah bentuk payudara adalah kehamilan bukan menyusui
4) Tidak diberi ASI tetap berhasil “jadi orang”
Dengan diberi susu formula memang bayi dapat tumbuh besar,
bahkan mungkin berhasil “jadi orang” namun, kalau bayi ini
diberi ASI ekslusif akan lebih berhasil
23
5) Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja
Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena
selal sering didekap dan dibelai, ternyata salah. Anak akan
tumbuh menjadi kurang mandiri, manja, dan agresif karena
kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh
orangtua
6) Susu formula lebih praktis
Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula
diperlukan api atau listrik untuk memasak air, peralatan yag
harus steril, dan perlu waktu untuk mendinginkan susu formula
yang baru dibuat. Sementara itu, ASI yang siap pakai denga
suhu yang tepat setiap saat serta tidak memerlukan api, listrik,
dan perlengkapan yang harus steril jauh lebih praktis dari pada
susu formula
7) Takut badan tetap gemuk
Pendapat ibu menyusui akan sukar menurunkan berat badan
adalah tidak benar. Pada waktu hamil, badan telah
mempersiapkan timbunan lemak untuk membuat ASI.
Didapatkan bukti bahwa menyusui akan membantu ibu-ibu
menurunkan berat badan lebih cepat daripada ibu yang tidak
menyusui secar ekslusif. Timbunan lemak yang terjadi sewaktu
hamil akan digunakan untuk proses menyusui, sedangkan
24
wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk
menghilangkan timbunan lemak ini.
f. Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan meyusui
Menurut Nugroho, (2011), beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar ibu sehat dan mampu menyusui bayinya :
1) Nutrisi
Adapun cakupan yang seimbang kira-kira 40 kkal / kgBB,
dengan komposisi protein 20-25% dan karbohidrat 50-60%.
Jumlah cairan yang perlu diminum sekitar 2 liter per hari
2) Istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari. Kegiatan
dan gerakan sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik
dan mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu kegitan
tersebut diperlukan waktu untuk istirahat guna melemaskan
otot-otot
3) Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda
Termasuk menjauhi asap rokok dan minuman soda dapat
mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat
besi
4) Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama menyusui perlu mendapat
perhatian, apakah mempunyai efek positif atau negatif terhadap
25
laktasi. Beberapa obat yang dapat mempengaruhi ASI yaitu pil
KB yang mengandung esterogen
5) Keluhan lain
Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi/mulut, infeksi
lainnya, perlu diperhatikan karena dapat menjalar kebagian
tubuh lainnya dan mengganggu kehamilan
6) Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman
Perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan. Pilihlah
pakaian longgar, ringan, mudah dipakai dan menyerap keringat
7) Mengenal petugas kesehatan
Sebaiknya selama 3 bulan terakir kehamilan, seorang ibu telah
menentukan seorang dokter yang akan mengawasi persalinan
dan pertolongan anaknya kelak. Kerjasama antar tenaga
penolong persalinan dan dokter anak juga haru dibina
8) Posisi ibu bayi benar saat menyusui
Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan tenang, bayi
menempel betul pada ibu, mulut bayi membuka lebar, sebagian
besar aerola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-
pelan dan kuat, pusting susu ibu tidak terasa sakit dan puting
terhadap lengan bayi berada pada satu garis
9) Penilaian cakupan ASI pada bayi
Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2
minggu, kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan
26
kurva pertumbuhan normal, bayi mengompol sampai 6 kali
atau lebih dalam sehari
10) Diluar waktu menyusui
Jangan membisakan bayi menggunakan dot atau kempeng,
berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak menyusui bayinya
11) Ibu bekerja
Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus, jangan
juga membiasakan bayi menyusu dengan botol bila cuti telah
habis dan ibu harus kembali bekerja
g. Teknik memerah ASI dengan tangan menurut, Ambarwati (2010) :
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI
3) Condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan
tangan
4) Letakkan ibu jari pada batas atas aerola payudara dan letakan
jari telunjuk pada batas aerola payudara bagian bawah sehingga
berhadapan
5) Tekan kedua jari ini ke dalam arah dinding dada tanpa
menggeser letak kedua jari tadi
6) Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan
memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus
lactiferous
7) Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
27
8) Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan
telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas aerola
dengan kedua jari selalu berhadapan
9) Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan berperah dari
semua bagian payudara
10) Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak
akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
h. Berikut beberapa tahap penyimpanan ASI menurut Muaris (2009)
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2) Satu minggu sebelum bekerja, setiap hari ibu memerah ASI
hingga 1-2 botol, setelah itu ibu melakukan setiap hari setelah
mulai bekerja, biasanya ibu memerah sebanyak 3X dalam
sehari
3) Masukan ASI kedalam wadah plastik (food grade) khususnya
untuk penyimpanan ASI dan ditutup rapat, serta diberi label
tanggal perahnya lalu simpan dalam lemari es
4) ASI perah dapat disimpan di freezer, ketahanan ASI perah yang
disimpan dalam freezer bisa sampai 3 bulan
28
Tabel 2.1 Petunjuk Penyimpanan ASI
ASI SUHU RUANG LEMARI ES FREZEER a.Setelah diperas 6-8 jam
(kuranglebih
28º C)
3-5 hari
(kurang lebih
4º )
2 mg frezzer
dengan
refrigenerator,
3bulan. (± ˗8º C)
b.Dari frezeer
disimpan
dilemari es
(tidak
dihangatkan)
4 jam atau
kurang (minum
berikutnya)
24 jam Jangan
dibekukan ulang
c.Di keluarkan
dari lemari es
(dihangatkan)
Langsung
diberikan
4 jam atau
minum
berikutnya
Jangan
dibekukan ulang
d.Sisa minum
bayi
Minum
berikutnya
buang Buang
m. Berikut merupakan beberapa tahapan proses pemberian ASI yang
telah disimpan
Gunakan ASI perah yang berkode paling lambat, keluarkan
bungkusan ASI dari freezer. Untuk mencairkan jangan rebus ASI
langsung, namun rendam ASI bersama bungkusnya di dalam air
hangat, setelah ASI mencair buka wadahnya dan pindahkan ke
gelas, suapkan ASI kepada bayi menggunakan sendok, jangan
botol susu karena dapat menyebabkan bayi bingung putting, jika
terdapat ASI perah, jangan disimpan lagi, buang saja karena telah
tercemar (Priyono, 2010)
29
2. Praktik
a. Pengertian Praktik
Praktik adalah hal yang dilakukan oleh responden terhadap
terkait dengan kesehatan (pencegahatan penyakit), cara peningkatan
kesehatankesehatan, cara memperoleh pengobatan yang tepat, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Praktik adalah tindakan peserta didik
berkaitan dengan pendidikan yang di berikan. Keterampilan adalah
aktifitas fisik seseorang yang menggambarkan kemampuan motorik
dalam psikomotor. Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motorik
bukan hanya karena dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang telah
ditentukan, tetapi juga karena dapat melakukan keseluruhan gerak
secara lancar dan tepat waktu (Mubarak, 2011).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik seseorang, Ada beberapa
sumber diantaranya adalah
1) Menurut Mubarak 2011, faktor-faktor yang mempengaruhi
seseorang yaitu:
a) Fasilitas
Orang yang sudah memiliki sikap positif terhadap manfaat
imunisasi harus mendapatkan kemudahan fasilitas imunisasi
agar orang tersebut mengimunisasikan anggota keluarganya
b) Dukungan petugas kesehatan
c) Dukungan orang tua (ayah dan ibu)
d) Dukungan lingkungan sekitar
30
2) Menurut Notoatmodjo (2003) beberapa faktor yang mempengaruhi
praktik adalah:
a) Predisposisi (presdiposig factors): pengetahuan, pendidikan,
sikap, keyakinan, nilai, ekonomi (pendapatan keluarga),
hubungan social, sosial budaya sangat mempengaruhi
perubahan perilaku seseorang.
b) Pendukung (enabling factor ): lingkungan fisik, fasilitas
kesehatan.
c) Penguat (reinforcing factor): petugas kesehatan, tokoh
masyarakat.
Setelah seseorang mengalami stimulus atau objek kesehatan,
kemudian mengadaan penilaian atau pendapat terhadap apa yang di
ketahui, proses selanjutnya di harapkan dapat melaksanakan atau
mempraktikan apayang di ketahui dan disikapinya (Notoatmomodjo,
2003).
3. Menurut Notoatmodjo (2012) praktik mempunyai beberapa tingkatan yaitu:
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yan benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
31
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di modifikasikannya tanpa
megurangi kebenaran tindakan tersebut.
4. Pengukuran praktik / Tindakan (perilaku terbuka)
Mengukur perilaku terbuka, praktek atau tindakan, relative lebih mudah
bila di bandingkan dengan mengukur perilaku tertutup (pengetahuan dan
sikap). Sebab praktik atau tindakan mudah di amati secara kongkrit dan
langsung maupun melalui pihak ketiga. secara garis besar mengukur
perilaku terbuka atau praktik dapat dilakukan melalui dua metode,
(Notoatmodjo, 2010) yakni:
a. Langsung
Mengukur perilaku terbuka secara langsung,berarti peneliti
langsung mengamati atau mengobservasi perilaku subyek yeng meneliti.
misalnya: mengukur perilaku ibu dalam memberikan makan kepada
anak blitanya, maka peneliti dapat mengamati langsung terhadap ibu-ibu
balita dalam memberikan makanan kepada anak balitanya. untuk
memudahkan pengamatan, maka hal-hal yang akan di amati tersebut di
tuangkan atau di buat lembar tilik (check list), misalnya: jenis makanan
32
yang di berikan, jumlah makanan yang di berikan, jumlah atau porsi,
waktu pemberian makanan, komposisi makanan, dan seterusnya.
b. Tidak langsung
Pegukuran perilaku tidak langsung ini, berarti peneliti tidak
secara langsung mengamati perilaku orang yang di teliti (responden).
Oleh sebab itu metode pengukuran secara tidak langsung ini dapat di
lakukan dengan berbagai cara yakni:
1) Metode mengingat kembali atau “ recall”
Metode “recall” ini dilakukan dengan cara responden atau
subyek penelitian diminta untuk mengingat kembali(recall)
terhadap perilaku atau tindakan beberapa waktu yang lalu.
lamanya waktu yang di minta untuk di ingat responden berbeda-
beda. untuk perilaku makan atau asupan makanan, oleh para ahli
gizi telah di tetapkan 24 jam, maka di sebut “24 hours recall”
penetapan 24 jam untuk metode pengukuran perilau makan atau
memmberian makanan ini di dasarkan penelitian para ahli gizi.
bahwa kecenderungan mengingat jumlah dan jenis makanan
yang dimakan atau di berikan kepada anak balita atau yang di
makan (dikonsumsi) sendiri oleh responden itu adalah “24 jam”.
sedangkan untuk perilaku-perilaku yang lain sangat relatif, oleh
sebab itu batas waktu mengingat di serahkan kepada para
peneliti yang bersangkutan.
33
2) Melalui orang ketiga atau orang lain yang “dekat” dengan subyek
atau responden:
Pengukuran perilaku terhadap seseorang atau responden yang
teliti. misalnya untuk mengamati perilaku keteraturan minum
obat seseorang menderita penyakit tertentu dapat melalui
anggota keluarga pasien yang paling dekat, misalnya melalui
isteri atau suami. Untuk mengamati partisipasi seseorang dalam
masyarakat, dapat dilakukan melalui tokoh masyarakat
setempat.
3) Melalui “indicator” (hasil perilaku) responden:
Pengukuran perilaku ini dilakukan melalui indicator hasil
perilaku orang yang diamati. Misalnya peneliti akan mengamati
atau mengkur perilaku kebersihan diri atau “personal hygiene”
sesorang murid seklah. Maka yang akan di amati adalah hasil
dari perilaku kebersihan diri tersebut, antara lain: kebersihan
kuku, telinga, kulit, gigi, dan seterusnya.
34
3. BAYI
a. Pengertian Bayi
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan, masa bayi
merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami
adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah serta organ-
organ tubuh mulai berfungsi dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan,
bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter,
2005)
b. Periode Bayi
Masa Post natal dibagi menjadi enam periode. Enam perode
pertumbuhan dan perkembangan masa postnatal tersebut, adalah masa
neonatus (0-28 hari), masa bayi (28 hari-1 tahun), masa anak (1-2
tahun), masa Pra sekolah (3-5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), dan
masa remaja (13-18 tahun), dan akan dijabarkan sebagai berikut
menurut Muslihatun (2010) :
1) Masa Neonatus (0-28 hari)
Masa neonatus merupakan masa terjadinya kehidupan baru
diluar uterus. Terjadinya proses adaptasi semua sistem organ
tubuh, diawali dengan aktifitas pernafasan pertama, penyesuaian
denyut jantung janin, pergerakan bayi pengeluara mekonium dan
defekasi. Perubahan fungsi organ lain, seperti ginjal, hati, dan
system kekebalan tubuh belum sempurna
35
2) Masa Bayi (28 hari- 1 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada maa bayi dikelompokan
menjadi 3 tahap, yaitu umur 1-4 bulan, umur 4-8 bulan, dan umur
8-12 bulan
a) Usia 1-4 bulan
Pada usia 1-4 bulan, pertumbuhan berat badan akan mencapai
700-1000 gram apabila diukung dengan pemenuhan kebutuhan
gizi yang baik. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil pada usia
ini
b) Usia 4-8 bulan
Pada usia ini terjadi pertumbuhan berat badan dua kali berat
badan lahir. Rata-rata kenaikan berat badannya adalah 500-600
gram/bulan apabila mendapatkan pemenuhan kebutuhan gizi
yang baik. Tinggi badan tidak mengalami percepatan
pertumbuhan dan naik stabil berdasarkan pertambahan umur
c) Usia 8-12 bulan
Pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali berat badan
sekitar 350-450 gram perbulan pada usia 7-9 bulan dan 250-
350 gram perbulan pada usia 10-12 bulan, bila mendapatkan
pemenuhan kebutuhan gizi yang baik pertumbuhan tinggi lebih
1,5 kali tinggi badan masih stabil dan diperkirakan mencapai
75 cm
36
3) Masa anak (1-2 tahun)
Pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan
fisik. Kenaikan berat badan 1,5-2,5 kg, panjang badan 6-10 cm,
lingkar kepala 2 cm karena adanya perlambatan pertumbuhan otak.
Terjadi penambahan delapan gigi susu, termasuk gigi geraham
pertama, dan gigi taring, sehingga jumlah gigi seluruhnya pada usia
ini adalah 14-16 buah
4) Masa pra sekolah (3-5 tahun)
Pertumbuhan berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2 kg
pertahun. Kelihatan kurus tetapi aktifitas motoriknya tinggi. Sitem
tubuh mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat dan lai-
lain. Tinggi badan mengalami penambahan rata-raa 6,75-7,5 cm
pertahun
5) Masa Sekolah (6-12 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini, terjadi
percepatan pada umur 10-12 tahun. Penambahan berat badan rata-
rata 2,5 kg pertahun, penambahan tingggi badan 5 cm pertahun.
Secara umum aktifitas fisik semakin tinggi dan memperkuat
kemampuan motoriknya
6) Masa Remaja (13-18 tahun)
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia remaja
ditujukan dengan kematangan beberapa fungsi organ, yakni
endokrin dan seksual. Tampak sekali remaja menunjukan
37
kedewasaan dalam hidup bermasyarakat, karena beberapa peristiwa
dilingkungan sosialnya. Terjadi peristiwa penting dan perlu
perhatian yaitu peristiwa puberitas. Terdapat cirri-ciri yang
menonjol pada peristiwa puberitas menurut jenis kelamin. Pada
anak laki-laki ditandai tumbuhnya rambut pubis, ukuran penis, dan
testis membesar. Pada anak perempuan diatandai dengan perubahan
ukuran buah dada rambut pubis
38
B. KERANGKA TEORI
BAGAN 2.1 Kerangka Teori
(Sumber : Notoatmodjo, 2003)
1. Faktor predisposi
a. Pengatahuan
b. Pendidikan
c. sikap
d. keyakinan
2. Faktor Pendukung
a. Lingungan Fisik
b. Fasilitas Kesehatan
3. Faktor Penguat
a. Petugas Kesehatan
b. Tokoh Masyarakat
Praktik ibu dalam
pemberian Asi
ekslusif