Post on 19-Feb-2016
description
TANAH DASAR DAN MATERIAL PERKERASAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTIBANDUNG , 15 Oktober 2015
HANDOUT PERKULIAHANAN AN ANISARIDA, MT.EDWAR HAFUDIANSYAH, S.Pd
TANAH DASAR DEFINISI : Tanah sebagai pondasi yang secara langsung menerima beban lalu-lintas dari suatu perkerasan yang berada di atasnya, di sebut tanah-dasar (subgrade). Jenis Tanah Dasar : Tanah Dasar Asli dan Tanah Dasar Timbunan.
Bagian dari Material Perkerasan : Tanah Dasar (Subgrade), Pondasi Bawah (Sub base), Pondasi (Base), Lapisan Permukaan (Surface).
TEGANGAN TANAH DASAR Aplikasi Tipe beban Tipe perkerasan Kedalaman
tanah_dasar(m)
Bandara Dinamik/ekstra berat Lentur
kaku
2,0
1,5
Jalan angkut tambang Dinamik/sangat berat Lentur 1,5
Jalan rel Dinamik/sangat berat Lentur/kaku 1,25
Jalan utama Dinamik/berat Lentur
kaku
1,0
0,75
Bangunan industry Dinamik/static/berat Kaku 0,75
Jalan mirror Dinamik/sedang Lentur
kaku
0,75
0,50
Bangunan komersial dan
perumahan
Static/sedang Kaku 0,50
Jalan kaki/lintasn sepeda Static/ringan Kaku/lentur 0,25
Kedalaman tanah-dasar(subgrade) (Look, 2007).
TEGANGAN TANAH DASAR1. Pengaruh Beban Roda
2. Pengaruh Daya Dukung
TANAH DASAR 3. Pengaruh Lingkungan : - Kelembaban
(Infiltrasi) : adanya perubahan kadar air - Kadar Air
(Equilibrium Moisture Conten, EMC) (Asphalt Institute, MS-16). - Pengaruh Iklim
(Curah Hujan Tinggi) - Drainase
STABILISASI TANAH DASAR 1. Stabilisasi dengan Kapur
- Tanah Lempung (CH dan CL) dan Granuler (GC dan SC)- Mereduksi Indeks PI(Plastisitas Indeks), tanah lempung tidak sensitif air- qu > 50 Psi (350 kPa)
2. Stabilisasi dengan Semen- Tanah Berpasir (sand) dan berkerikil (sirtu). Portland Cement Association (1979).- SNI 03-3438-1994 mensyaratkan tanah yang digunakan untuk stabilisasi semen adalah: tanah laterit atau lateritis, tanah kepasiran dan sirtu.- Mereduksi PI, potensi pengembangan dan memperkuat
tanah granuler3. Stabilisasi dengan Pemadatan
- FHWA(1979) , tanah dasar timbunan dan asli harus dipadatkan 95% pemadatan standart AASTHO T-99
- Dilakukan pada kondisi kadar air optimum.
Jenis Struktur Perkerasan
Jenis perkerasan• Jalan raya (Highway)• Bandar udara• Rel kereta api (Railway)
Jenis struktur perkerasan• Fleksibel (Flexible pavement)• Kaku (Rigid pavement)• Komposit (Composite pavement)
Lapis perkerasan
TANAH DASAR
PAVEMENT (PERKERASAN)
Mengapa harus diberi lapis perkerasan?Mengapa perkerasan dibuat berlapis?
Semakin keatas tegangan yang dipikul semakin besar maka butuh perkerasan yang semakin bermutu. Perkerasan bagian bawah dapat menggunakan bahan yang mutunya lebih rendah (harga lebih murah)
Daya dukung tanah dasar rendah, maka butuh lapis perkerasan
Lapis perkerasan (1)
GRANULAR (KERIKIL)
SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)
GRANULAR (KERIKIL)
Gravel road (Jalan kerikil) Sealed granular road (Jalan kerikil dilapisi aspal
tipis)
SOIL (TANAH)
GRANULAR (KERIKIL)
ASPHALT (AGG+ASPAL)
Asphalt pav’t (Jalan aspal)
SOIL (TANAH)GRANULAR (KERIKIL)
CONCRETE (BETON)
Concrete pav’t (Jalan beton)
Lapis perkerasan (2)
GRANULAR (KERIKIL)SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)
GRANULAR (KERIKIL)
Composite pavement (perkerasan komposit)
Heavy duty concrete (Jalan beton utk lalin berat)
SOIL (TANAH)
GRANULAR (KERIKIL)
ASPHALT (AGG+ASPAL)
Block pavement (lalin berat)
CEMENT TREATED (STAB SEMEN)
CONCRETE (BETON)
Railway
CONCRETE (BETON)CEMENT TREATED
(STAB SEMEN)
ASPHALT orCEMENT TREATED
SOIL (TANAH)
SUB-BALLAST (GRANULAR)
BALLAST (GRANULAR)
Rel
Cross-Section perkerasan
Sub-base course (Lapis pondasi bawah/ LPB)
Subgrade (Tanah dasar)
Basic pavement layers(Lapis perkerasan standar)
Heavy duty pevement (Perkerasan utk kendaraan
berat)
Surfacing (Lapis Permukaan)
Base course (Lapis pondasi atas/ LPA)
Wearing course
Base course
Sub-base course
Subgrade
Capping (Landasan)
Binder course
Fungsi lapis perkerasan
Wearing course
Base course
Sub-base course
Subgrade
Capping (Landasan)
Binder course
Lapis fungsional (air hujan, suhu, kekesatan, suara)
Lapi
s st
rukt
ural
(k
ekua
tan)
Keku
atan
str
uktu
ral
naik
Har
ga b
ahan
sem
akin
m
ahal
, se
mak
in ti
pis
Road pavementSurfacing
Binder course
Base course
Sub-base course
Sub-grade
Soil mechanics
Asphalt mechanics
Concrete
Failure mechanism
CRACKING
RUTTING
COMPRESSION
TENSION
TRAFFIC LOAD
MATERIAL PERKERASAN JALANPerkerasan jalan dibuat dari berbagai macam material alam. Pemilihan didasarkan pada beberapa pertimbangan, seperti: Persyaratan struktur perkerasan, Ekonomis, Keawetan dan Kemudahan dikerjakan.
Granuler (Agregat Batuan), Asphalt, Concrete, dan Bar (tulangan)
Sistem perkerasan jalan umumnya mengandung 90 - 95% agregat berdasarkan persen berat atau 70-75% persen volume.
Perkerasan Lentur : Gradasi Agregat, Agregat Granuler Tak Terikat, Agregat Granuler Terikat
Perkerasan Rigid : Mutu Beton (Fc), Mutu Baja (Fy) dan Material Lain
SURFACE COURSESurface Course : Wearing Course (Lapisan Aus) dan Binder Course (Lapisan Pengikat)
BASE COURSE (PONDASI)Material Base Course :- Kerikil pecah atau tak dipecah- Batu pecah bergradasi- Makadam- Batukapur - Koral
Menurut SNI 1732-1989-F dan Pt T-01-2002-B, macam-macam bahan alam yang mempunyai CBR 250% dan indeks plastisitas (PI)4 dapat digunakan untuk lapis pondasi, contohnya: batu pecah, kerikil pecah dan tanah yang telah distabilisasi dengan bahan tertentu seperti semen atau kapur.
BASE COURSE (PONDASI)Gradasi lapis pondasi dan pondasi bawah (ASTM D 2940-98)
Ukuran Saringan Gradasi : persen lolos
Lapis pondasi Lapis pondasi bawah
50 mm
37,5 mm
19 mm
9,5 mm
4.75 mm
6,00 mm
0,075 mm
100
95-100
70-92
50-70
35-55
12-25
0-8
100
90-100
-
-
30-60
-
0-12
BASE COURSE DAN SUB BASE
COURSEDepartemen Pekerjaan Umum (2005) membagi agregat lapis pondasi menjadi 3 kelas, yaitu: kelas A, B dan C . Lapis pondasi atas (base) harus terdiri dari agregat kelas A atau B, sedang lapis pondasi bawah (subbase) harus terdiri dari kelas C
a) Fraksi agregat kasarAgregat kasar (tertahan pada ayakan 4,75 mm) harus terdiri dari partikel yang keras dan awet. Agregat kasar kelas A yang berasal dari batu kali harus 100% mempunyai paling sedikit dua bidang pecah. Agregat kasar kelas B yang berasal dari batu kali harus 65% mempunyai paling sedikit satu bidang pecah. Agregat kasar kelas C berasal dari kerikil. b) Fraksi agregat halus Agregat halus (lolos saringan 4,75 mm) harus terdiri dari partikel pasir atau batu pecah halus.
DAFTAR PUSTAKAAsphalt Institute, 1983, Principles of Construction Hot mix Asphalt Pavement, MS- 22, Maryland, USA.
Asphalt Institute, 1984, Asphalt Technology and Construction Practices (ES-1), The Asphalt Institute Building College Park, Maryland.
Krebs, RD and Walker, RD, 1971, Highway Material, Mc Graw Hill.
Roberts, Kandhal and Brown, 1991, Hot Mix Asphalt Material, Mixture Design and Construction, Napa Education Foundation Anham, Maryland.
Hosking, R., 1992, Road Aggregates and Skidding, HMSO, London.