Post on 09-Mar-2019
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Pemasaran (Marketing Definition)
Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran (marketing), di rumah, di
tempat kerja, di jalan, di toko, di tempat bermain, dan hampir semua aktivitas harian
dikelilingi oleh pemasaran. Karena konsumen memiliki lebih banyak pilihan daripada
sebelumnya, produk, merek, iklan, harga, atau toko yang baik sudah tidak cukup lagi.
Hal ini dikatakan tidak cukup lagi karena konsumen dapat lebih cepat dan mudah
meriset produk dan perusahaan, membandingkan harga, mencek spesifikasi, dll.
Konsumen ataupun pemasok saat ini lebih menyukai berhadapan dengan organisasi
dan merek yang memiliki kredibilitas dan citra publik yang positif. Para pesaing lokal
dan internasional pun berlomba-lomba memulai dan mengukuhkan relasi dengan para
pelanggan mereka.
American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah
fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan,
menyampaikan nilai kepada pelanggan, dan mengelola relasi pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan pihak - pihak yang berkepentingan (stakeholder)
(Wood, 2009: 4). Konsep pemasaran sangatlah memegang peranan penting dalam
pencapaian tujuan organisasi dari sebuah perusahaan agar lebih efektif dibandingkan
para pesaingnya dalam hal membuat, mengirimkan dan mengkomunikasikan nilai
7
kepada target yang dituju. Pemasaran lebih mementingkan kebutuhan para
pembelinya.
2.2 Perencanaan Pemasaran (Marketing Plan)
Ketika perusahaan dihadapkan pada tekanan dari pemegang saham untuk
meningkatkan laba usahannya, sementara persaingan yang semakin ketat, maka
diperlukanlah suatu strategi baru. Dalam kegiatan pemasaran, stategi itu
diimplementasikan dalam bentuk perencanaan pemasaran (Marketing Plan).
Perencanaan pemasaran (Marketing Plan) adalah proses terstruktur untuk
menetapkan bagaimana menyajikan nilai bagi pelanggan, organisasi, dan pihak -
pihak berkepentingan utama dengan menganalisa situasi terkini, termasuk pasar dan
pelanggan, mengembangkan dan mendokumentasikan tujuan, strategi dan program
pemasaran, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan mengontrol kegiatan
pemasaran untuk mencapai tujuan. (Wood, 2009: 5).
Perencanaan pemasaran sangatlah penting dilakukan demi keberhasilan
pemasaran. Perencanaan pemasaran dapat membantu memfokuskan pikiran
perusahaan pemasaran dan tim pada proses pemasaran, yaitu apa yang akan dicapai
dan bagaimana perusahaan melakukan kegiatan tersebut. Dalam mengembangkan
maupun memperbaharui rencana pemasaran sering kali terjadi sebuah tantangan
dalam memulainya. Untuk lebih mengembangkan strategi efektif yang dapat
digunakan dalam perencanaan pemasaran, hal utama yang harus dilakukan adalah
dengan mengumpulkan informasi baik internal maupun eksternal perusahaan, seperti
8
persaingan, tren, statistik, dll. Hal ini akan mempengaruhi proses pengambilan
keputusan perencanaan pemasaran yang akan dilakukan selanjutnya.
Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa tahap utama dari perencanaan
pemasaran seperti, pertama, penjelasan tentang situasi terkini, yaitu menganalisa
faktor – faktor eksternal dan internal seperti visi, misi, tujuan, pesaing, dan kekuatan
lingkungan, selain itu menganalisa SWOT (kekuatan dan kelemahan internal, peluang
dan ancaman eksternal). Kedua, mengenai sasaran dan isu (membagankan tujuan
perencanaan pemasaran khusus yang harus dicapai dan mengidentifikasikan isu apa
saja yang dapat mempengaruhi pencapaian beberapa tujuan). Ketiga yaitu mengenai
pasar sasaran, analisis pelanggan, penentuan posisi (pembahasan tentang segmentasi,
penargetan, keputusan penentuan posisi, dan juga membahas segmen - segmen yang
ditargetkan dengan meninjau kebutuhan, keinginan, perilaku, sikap, loyalitas, pola
pembelian pelanggan, dan calon pelanggan). Keempat adalah mengenai strategi
pemasaran, yaitu menunjukkan strategi keseluruhan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan perencanaan pemasaran, dengan menciptakan, mengkomunikasikan
dan menyerahkan nilai kepada pasar sasaran. Kelima adalah program pemasaran,
yaitu membagankan program yang mendukung strategi pemasaran, termasuk aktivitas
khusus, jadwal dan tanggung jawab atas produk, tempat, harga, dan promosi. Dan
yang terakhir adalah kontrol implementasi yang membahas tentang bagaimana
perencanaan akan diimplementasikan, mengukur kinerja, menunjukkan bagaimana
penyesuaian akan dilakukan untuk menjaga program agar tetap berada di dalam
tujuannya dan mencangkup rencana - rencana yang sesuai dengan kebutuhan.
9
2.3 Audit Pemasaran (Marketing Audit)
Audit pemasaran adalah bagian mendasar dari proses perencanaan pemasaran.
Hal ini tidak hanya dilakukan pada awal proses, tetapi juga di beberapa poin pada
pelaksanaan rencana. Audit pemasaran mempertimbangkan baik faktor internal dan
eksternal yang nantinya akan berpengaruh pada perencanaan pemasaran, serta review
dari rencana itu sendiri.
Menurut Phillip Kotler (2000: 44) Audit pemasaran merupakan tinjauan ulang
dan penilaian terhadap faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja suatu
perusahaan dalam periode yang telah ditentukan. Karakteristik dari audit pemasaran
dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
• Komprehensif.
Audit pemasaran mencakup semua masalah utama pemasaran yang dihadapi
oleh perusahaan atau organisasi, bukan hanya audit fungsional saja, karena
audit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat
penjualan jika tidak dilihat dari segi komprehensif, dapat memunculkan
kesimpulan bahwa departemen marketing dalam perusahaan tersebut telah
melakukan tugasnya dengan baik. Dan hal ini dapat menyesatkan, jika dilihat
secara menyeluruh bukan hanya dari sisi tingkat penjualannya saja. Karena
dapat terjadi tingkat penjualan yang demikian dikarenakan produk para
pesaing yang tidak ada di pasaran.
• Sistematis.
10
Proses audit dilakukan dalam suatu urutan tertentu, dimulai dengan
melakukan audit lingkungan eksternal, kemudian lingkungan internal
marketing dan aktivitas - aktivitas khusus marketing. Setelah itu menyususn
dan mengimplementasikan rencana jangka pendek dan panjang yang
dirancang untuk memperbaiki kelemahan yang berhasil diidentifikasi.
• Independen.
Audit pemasaran dilakukan oleh orang dalam atau pihak luar yang
telah cukup independen dari departemen pemasaran untuk mendapatkan
kepercayaan dan objektivitas.
• Periodik.
Audit pemasaran harus dilakukan secara periodik, bukan hanya
ketika ada krisis. Audit menjanjikan manfaat baik bagi organisasi yang
tampaknya berhasil maupun bagi organisasi yang sedang dalam masalah.
2.3.1 Cara dan Teknik Audit Pemasaran
Audit pemasaran tidak hanya dilakukan pada awal proses perencanaan
pemasaran tetapi juga dilaksanakan selama proses perencanaan pemasaran tersebut
berjalan. Audit pemasaran dapat dipengaruhi oleh proses perencanaan pemasaran
melalui beberapa faktor internal dan eksternal.
Terdapat beberapa cara dan teknik dari audit pemasaran yang dapat digunakan
selama perencanaan proses pemasaran dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Seperti:
1. Analisa Five Competitive Forces oleh Michael Potter.
11
2. Analisa SWOT
3. Analisa PEST
4. Analilsa TOWS
5. Analisa STP
6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
2.4 Segmenting, Targeting and Positioning (STP)
Para pemasar saat ini sudah dapat berhasil mengikuti satu rencana pemasaran
untuk dapat memuaskan keseluruhan pasar. Akan tetapi, dewasa ini pasar semakin
terfragmentasi dan beranekaragam, dimana para konsumen menunjukkan
keanekaragaman yang jauh lebih luas dalam hal kebutuhan, sikap dan perilaku.
Perusahaan juga berada dalam tekanan yang sangat besar dan oleh sebab itu mereka
harus mendeferensiasikan diri mereka secara lebih, dalam pasar dimana mereka
bersaing. Akibat tang dihasilkan adalah, terjadinya satu gerakan yang lebih jauh dari
pemasaran masal, yang menggunakan satu bauran pemasaran untuk menjangkau
keseluruhan pasar ke arah pemasaran segmen, pemasaran kepada kelompok tertentu
(segmen) dalam pasar. Sebagai contoh, bervariasinnya produk susu saat ini, ada susu
rendah lemak untuk konsumen yang menjaga berat badan, susu kacang kedelai untuk
konsumen yang sadar akan kesehatan mereka, dan susu beraneka cita rasa untuk anak
- anak.
Segmenting, Targeting and Posioning merupakan proses tiga tahap dalam
metode marketing. Tahap pertama adalah mengidentifikasi konsumen yang ada
12
(segmenting), selanjutnya adalah memilah pelayanan terbaik yang dapat diberikan
kepada konsumen (targetting), dan tahap yang terakhir adalah
mengimplementasikannya dengan cara mengoptimalisasikan produk atau pelayanan
perusahaan kepada masing-masing segmen serta mengkomunikasikan kepada seluruh
bagian dari perusahaan mengenai apa yang telah dipilih dan diputuskan (positioning).
Gambar 2. Segmenting, Targeting, Positioning
2.4.1 Segmenting
Segmenting adalah proses untuk mengelompokkan pelanggan dalam sebuah
pasar sesuai dengan kebutuhan, perilaku, atau sikap yang sama, yang dapat dilakukan
melalui pemasaran (Wood, 2009: 78).
13
Sebelum perusahaan memasarkan produk baik berupa barang atau jasa yang
akan dipasarkan hendaknya mensegmentasi pasar terlebih dahulu agar menjadi jelas
kira-kira produk apa saja yang nantinya akan masuk ke pasar. Hal ini sangatlah
penting karena masing-masing pasar mempunyai karakteristik yang berbeda - beda
dan belum tentu sama dengan karakteristik produk perusahaan. Oleh karena itu,
sangat penting sekali untuk pemetaan pasar ini. Metode segmenting ini dapat
dilakukan dengan cara memisahkan pasar berdasarkan kondisi geografis, kultural, dan
kondisi ekonomis pasar itu sendiri. Melalui proses segmentasi ini perusahaan akan
mendapatkan beberapa pasar yang memang cocok dengan karakteristik produk yang
akan pasarkan.
Segmenting meliputi bagaimana cara perusahaan menghadapi banyak
pelanggan dengan keinginannya masing-masing. Sebagai contoh, perusahaan susu.
Satu segmen terdiri dari orang yang ingin membatasi kandungan lemak mereka dan
oleh karena itu mereka menginginkan varietas yang rendah lemak, sedangkan yang
lain terdiri dari orang yang lebih menyukai varietas bercita rasa dan yang ketiga
terdiri dari orang yang membeli produk-produk susu (atau pengganti) karena alasan
kesehatan. Para konsumen dalam setiap segmen memiliki kebutuhan serupa atau
mencari manfaat serupa, dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap rangsangan
bauran pemasaran dibanding reaksi orang dalam segmen lain. Jika semua orang
dalam semua segmen bereaksi dengan cara yang sama dengan bauran pemasaran
yang sama, tidak akan ada kebutuhan akan segmentasi. Hal ini dilakukan agar
perusahaan lebih fokus dalam memperhatikan kebutuhan pasar, terutama konsumen,
dan membawa perusahaan pada keuntungan maksimal.
14
2.4.2 Targeting
Melalui segmentasi, perusahaan telah mengidentifikasi berbagai segmen
dalam pasar bisnis atau konsumen yang lebih besar dan menyaring segmen yang tidak
akan dimasukinya. Setelah itu, perusahaan menyeleksi dan memeringkatkan segmen
yang tersisa dalam urutan prioritas yang masuk. Hal ini biasa disebut targeting.
Targetting berarti membidik. Setelah perusahaan mendapatkan pemetaan
pasar melalui proses segmenting, langkah selanjutnya adalah targetting yaitu
membidik pasar yang telah dipilah - pilah sebelumnya. Tentunya perusahaan akan
membidik pasar yang sesuai dengan karakteristik produk serta kondisi pasar yang
kondusif serta kompetitif dan tidak ketinggalan potensi pasar yang cukup besar agar
dapat mendapatkan dan menentukan strategi eksekusi marketing yang paling tepat
(Wood, 2009: 92).
2.4.3 Positioning
Setelah mentarget dan membidik pasar yang akan dimasuki, langkah
selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu melakukan kajian atau penelitian
untuk memposisikan produk di pasaran diantara produk-produk yang sudah ada.
Langkahnya dapat menggunakan strategi perceptual mapping seperti yang dibawah
ini :
15
Gambar 2. Perceptual Mapping
Sebagai contoh produk yang akan dipasarkan adalah produk cokelat seperti
gambar perceptual mapping diatas. Di pasaran konsumen telah mendapati beberapa
produk - produk coklat yang telah terlebih dahulu memasuki pasaran. Perusahaan
sebagai new comer di dalam pasar tersebut pastinya akan memposisikan produknya
agar dapat bersaing secara kompetitif (Wood, 2009: 95).
Dengan melakukan segmentasi dan menentukan target pasar dengan baik,
maka produsen akan mendapatkan pengertian yang menyeluruh tentang kebutuhan,
sikap dan perilaku konsumen. Bila sudah mengerti apa yang diinginkan konsumen,
16
maka produsen dapat menyelaraskannya dengan kemampuannya sendiri dan
menetapkan posisi produknya di pasar.
Menurut (Wood 2009: 95) terdapat lima kesalahan dalam menentukan posisi
pasar, yaitu:
1. Positioning yang terlalu tinggi, bersifat terlalu spesifik
2. Positioning yang terlalu rendah, jika tidak memiliki sesuatu yang khusus,
maka akan sulit untuk mengambil tempat dalam pikiran konsumen, tidak
memberikan alasan untuk membeli, bahkan peduli.
3. Positioning yang membingungkan, saat melakukan banyak hal sekaligus,
maka muncul kontradiksi dan konflik
4. Positioning yang tidak relevan, saling tidak berhubungan satu dengan
lainnya
5. Positioning yang meragukan, membuat pernyataan yang tidak dapat
dipercaya dan hanya mereka yang mudah tertipu yang akan menjadi
konsumen anda.
17
2.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Harga Tempat
Promosi Produk
Bauran Pemasaran
Gambar 2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran
yang sudah dibidik (Kotler 2004: 56).
Definisi ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran adalah sekumpulan alat
pemasaran yang digunakan perusahaan yntuk mencapai tujuan pemasaran. Alat-alat
pemasaran tersebut terdiri dari 4 (empat) variable pemasaran, yaitu: Produk, Harga,
Tempat dan Promosi.
18
2.5.1 Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan masyarakat. Beberapa elemen dari produk
adalah kualitas, bentuk fisik, manfaat, jaminan, kemasan, merek, servis, dll. (Kotler,
2002: 448).
Saat ini konsumen semakin selektif dalam memilih produk. Hal ini
dikarenakan terdapat beragam produk yang tersedia di pasaran. Oleh karena itu,
produk yang memiliki keunggulan yang kompetitif dapat memenangkan persaingan
dengan produk sejenis lainnya.
2.5.2 Harga (Price)
Jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen kepada pihak produsen untuk
mendapatkan sebuah produk. Dalam menentukan harga, produsen harus menitik
beratkan pada kemampuan pembeli pada saat harga yang telah ditetapkan. Harga
menunjukan persepsi konsumen terhadap suatu produk (Kotler, 2004: 56). Harga
merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran yang sangat flexible karena
harga cenderung mudah berubah, hal ini dipengaruhi oleh faktor pasar dan kondisi
ekonomi pada saat itu.
2.5.3 Tempat (Place)
Tempat adalah salah satu elemen dari bauran pemasaran yang membuat
barang atau jasa dapat dibeli, mudah terjangkau dan digunakan dalam jumlah dan
19
pada lokasi yang tepat pada saat konsumen menginginkannya (Kotler, 2004: 56).
Oleh sebab itu, perusahaan selalu membuat produknya selalu tersedia dan mudah
diperoleh.
2.5.4 Promosi (Promotion)
Promosi merupakan satu variable yang penting dalam bauran pemasaran yang
merupakan suatu proses yang berlanjut. Promosi dapat membantu untuk memperbaiki
hubungan antara pemasar dan konsumen. Kesediaan konsumen untuk membeli
produk dan jasa atas dasar kepuasannya yang merupakan hasil umpan balik dari
kegiatan promosi perusahaan, sehingga perusahaan mengetahui bahwa informasi
yang mereka dapat, diterima konsumen dengan positif (Kotler, 2004: 56).
2.5 Analisis Five Competitive Forces
Five Competitive Forces adalah sebuah metode analisa dalam dunia
pemasaran yang digunakan untuk membantu menghadapi persaingan. Analisa Five
Competitive Forces memberikan gambaran yang kuat mengenai bagaimana tingkat
persaingan dalam suatu industri, baik dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan)
serta pasar (pemain baru dan substitusi). Five forces memberikan kontribusi yang
besar terhadap tingkat persaingan dalam industry. Analisis Five Competitive Forces
terdiri 5 (lima) area cara pandang, yaitu:
1. Ancaman yang masuk (the threat of new entry)
20
Bagaimana tingkat kesulitan/ kemudahan bagi para pesaing baru untuk masuk
ke dalam suatu industri. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity,
hambatan masuk seperti hak paten, distribusi, skill atau core competence,
economies of scope, cost advantage, dan lainnya.
2. Kekuatan pembeli (the power of buyers)
Bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh pelanggan. Hal ini antara lain
dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost
pembeli, ketersediaan barang, besarnya permintaan pembeli, sensitivitas
harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya.
3. Kekuatan penyedia barang/jasa (the power of suppliers)
Supplier merupakan tempat dimana dapat membeli input yang digunakan
untuk bahan produksi. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor penting
diantaranya: switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi
supplier, ketersediaan barang substitusi, tingkat diferensiasi input, hingga
tingkat hubungan dengan supplier.
4. Ancaman produk pengganti (the threat of substitutes) dan pesaing yang
kompetitif (competitive rivalry). Analisis ini hanya memfokuskan pada satu
bisnis atau strategi binis tertentu. Bagaimana substitusi terhadap barang/ jasa.
Apakah konsumen dapat memperoleh barang substitusinya dengan mudah?
Semakin banyak dan dekat barang substitusi, maka pelanggan juga bisa
beralih dengan mudah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
switching cost, kecenderungan untuk substitusi, diferensiasi produk, dan
lainnya.
21
5. Kompetitor persaingan dalam industri (The intensity of competitive rivalry)
Bagaimana intensitas persaingan dalam industri. Semakin banyak jumlah
pesaing, dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin
tinggi tingkat persaingan. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:
jumlah pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk,
perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya.
2.6 Analisa SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities,
Threats)
Menurut Rangkuti (2004: 18), analisa SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut John, A.P dan Robinson R.B (1994: 230), analisis SWOT merupakan
analisis dari kekuatan dan kelemahan suatu organisasi dan kesempatan serta ancaman
dari lingkungannya. Di bawah ini meupakan uraian dari elemen - elemen SWOT
adalah:
1. Kekuatan (Strength), merupakan kegiatan - kegiatan perusahaan yang berjalan
baik atau sumber daya/ keterampilan dan keunggulan - keunggulan lain yang
dikendalikan.
22
2. Kelemahan (Weakness), merupakan kegiatan - kegiatan organisasi yang tidak
berjalan dengan baik atau keterbatasan sumber daya, keterampilan dan kapabilitas
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
3. Peluang (Opportunity), merupakan faktor-faktor luar lingkungan positif atau
menguntungkan perusahaan.
4. Ancaman (Threat), meupakan faktor-faktor negatif di luar lingkungan atau situasi
yang tidak menguntungka perusahaan.
Bermanfaat
daalam mencapai tujuan
Merugikan
Dalam mencapai tujuan
Faktor Internal
Terhadap Perusahaan Strengths Weaknesses
Faktor Eksternal
Terhadap Perusahaan Opportunities Threats
Tabel 2.1 Tabel Definisi SWOT
2.7 Analisa TOWS
Matriks TOWS analisis merupakan alat lanjutan yang digunakan untuk
mengembangkan empat pilihan strategi, yaitu SO, WO, ST, dan WT. Matriks TOWS
digunakan untuk mempertemukan faktor kunci internal dan eksternal untuk membuat
23
satu strategi dalam suatu perusahaan. Analisa harus didasarkan pada kondisi yang
sedang terjadi dengan persaingan yang sedang berjalan.
Adapun tujuan dari analisa matris TOWS adalah untuk menggambarkan
berbagai alternative yang dapat dijalankan berdasarkan pada faktor kunci internal dan
eksternal. Dalam hal ini analisa TOWS bukanlah untuk menentukan strategi yang
terbaik, tetapi strategi dapat ditentukan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
lain dan tidak semua strategi yang dihasilkan dapat dijalankan. Berikut ini adalah
penjelasan dari Matriks TOWS:
1. Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan faktor
internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan faktor
eksternal.
2. Stretegi WO adalah strategi yang dibuat untuk memperbaiki kelemahan faktor
internal dengan menggunakan kesempatan faktor eksternal. Selain itu, WO
juga digunakan untuk menunjukkan kesempatan yang ada dalam jangkauan
yang dapat diraih oleh perusahaan jika dapat memperbaiki kelemahan faktor
internal
3. Strategi ST adalah strategi yang dibuat untuk mengantisipasi ancaman faktor
eksternal dengan menggunakan kekuatan faktor internal yang ada.
4. Strategi WT adalah strategi yang terjadi jika perusahaan menghadapi factor -
faktor kelemahan dan ancaman yang tidak dapat ditangani lagi dengan
menggunakan kekuatan dan peluang yang ada. Bentuk-bentuk dari
pelaksanaan WT adalah restrukturisasi, likuidasi dan merger.
Matriks TOWS terdiri dari beberapa langkah penyusunan, yaitu :
24
1. Menjabarkan semua peluang eksternal perusahaan
2. Menjabarkan semua ancaman eksternal perusahaan
3. Menjabarkan semua kekuatan internal perusahaan
4. Menjabarkan semua kelemahan internal perusahaan
5. Mempersatukan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan strategi
yang dapat dilakukan.
6. Mempersatukan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan strategi
yang dapat dilakukan
7. Mempersatukan kekuatan internal ancaman eksternal dan strategi yang
dapat dilakukan.
8. Mempersatukan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan
strategi yang dapat dilakukan.
2.8 Analisa PEST
Menurut Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2003:95) PEST
terkait dengaan pengaruh lingkungan eksternal dalam suatu bisnis. PEST merupakan
suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas faktor eksternal yang terjadi dalam
operasional perusahaan. Berikut ini adalah factor - faktor yang dipertimbangkan
dalam analisa PEST :
25
Bentuk PemerintahanStabilitas PolitikKebebasan Pers, Situasi Hukum, KorupsiTren Regulasi/De-RegulasiUndang-undang tenaga kerjadll
Populasi & profil usiaTingkat Pendidikan, kesehatan dan mobilitas sosialGaya hidupPerubahan sosial & budayadll
Sosial & Budaya
Pertumbuhan EkonomiTingkat Inflasi dan bunga bankAngka pengangguran, ketersediaan dan biaya tenaga kerjaGlobalisasidll
Perubahan akibat teknologi baruPengaruh Internet dan penurunan biaya komunikasiAktifitas LitbangPerubahan Teknologidll
Teknologi
Politik Ekonomi
Gambar 2. Analisa PEST
2.8.1 Faktor Politik.
Bidang politik memiliki pengaruh besar terhadap peraturan bisnis, tingkat
daya beli konsumen dan dan factor - faktor bisnis yang lain seperti:
1. Situasi politik secara umum.
26
2. Kebijakan pemerintah akan mempengaruhi undang-undang yang mengatur
pajak atau bisnis.
3. Kebijakan pemerintah pada aturan etika pemasaran.
4. Kebijakan pemerintah dalam menentukan arah ekonomi.
5. Pandangan pemerintah terhadap budaya dan agama.
6. Perjanjian kerjasama negara dengan pihak asing seperti Uni Eropa, NAFTA,
ASEAN.
2.8.2 Faktor Ekonomi.
Menjelaskan bagaimana situasi ekonomi perdagangan dalam jangka pendek
dan maupun jangka panjang. Hal ini benar terutama berlaku untuk pemasaran
internasional. Faktor - faktor yang harus diperhatikan antara lain :
1. Suku bunga.
2. Tingkat inflasi.
3. Tingkat pendapatan per kapita.
4. Prospek ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dalam jangka
panjang,
2.8.3 Faktor Sosial dan Budaya
Sosial dan pengaruh budaya pada bisnis berbeda dari satu negara ke negara.
Sangat penting bahwa faktor yang dipertimbangkan. Faktor antara lain:
1. Agama yang dominan.
27
2. Faktor bahasa.
3. Kebiasaan konsumen.
4. Faktor gender.
5. Penyebaran usia penduduk
2.8.4 Faktor Teknologi.
Teknologi sangat penting bagi keuntungan kompetitif, dan merupakan
pemacu utama globalisasi. Pertimbangkan yang berikut:
1. Teknologi dapat digunakan menjadikan produk dan layanan yang akan dibuat
menjadi lebih murah dan kualitas yang lebih baik.
2. Teknologi dapat menawarkan konsumen maupun bisnis dengan produk dan
layanan yang lebih inovatif seperti: layanan perbankan internet, telepon
selular, dll.
3. Teknologi dapat merubah cara barang maupun jasa didistribusikan. Teknologi
menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dengan konsumen.