Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit...

35
1 PENDAHULUAN Profesi akuntan publik diperlukan untuk dapat memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai laporan keuangan. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance) mengenai hasil akhir proses audit (Febrianty, 2012). Meskipun demikian, para investor tidak puas dengan mengetahui kewajaran laporan keuangan saja. Para investor juga ingin mengetahui kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan operasinya (going concern). Meskipun memprediksi kebangkrutan bukanlah tujuan utama audit, profesi auditor seringkali dikritik karena tidak memberikan peringatan dini kemungkinan kebangkrutan klien di masa yang akan datang dalam bentuk laporan audit dengan pengecualian asumsi going concern (Raghunandan dan Rama, 1995). Dari sudut pandang pengguna laporan keuangan, kebangkrutan tanpa diterbitkannya laporan audit dengan pengecualian asumsi going concern, sering dianggap sebagai kegagalan audit (McKeown et al., 1991). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seksi 341 menyebutkan bahwa pertimbangan auditor atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tergantung dari kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

Transcript of Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit...

Page 1: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

1

PENDAHULUAN

Profesi akuntan publik diperlukan untuk dapat memberikan pendapat atas

kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai laporan keuangan.

Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

memberikan jaminan mutlak (absolute assurance) mengenai hasil akhir proses

audit (Febrianty, 2012). Meskipun demikian, para investor tidak puas dengan

mengetahui kewajaran laporan keuangan saja. Para investor juga ingin

mengetahui kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

operasinya (going concern).

Meskipun memprediksi kebangkrutan bukanlah tujuan utama audit, profesi

auditor seringkali dikritik karena tidak memberikan peringatan dini kemungkinan

kebangkrutan klien di masa yang akan datang dalam bentuk laporan audit dengan

pengecualian asumsi going concern (Raghunandan dan Rama, 1995). Dari sudut

pandang pengguna laporan keuangan, kebangkrutan tanpa diterbitkannya laporan

audit dengan pengecualian asumsi going concern, sering dianggap sebagai

kegagalan audit (McKeown et al., 1991).

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seksi 341 menyebutkan bahwa

pertimbangan auditor atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya, tergantung dari kesangsian dalam diri auditor itu sendiri

terhadap kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

Page 2: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

2

dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan

auditan (Wijanarko, 2008).

Pendekatan audit baru yang dikembangkan oleh KPMG yang disebutkan dalam

Rao (1999) sebagai Business Measurement Process (BMP) atau Business Risk

Audit (BRA). Pendekatan BRA dikembangkan dari pendekatan systems-based

audit (SBA) yang berfokus pada area dengan risiko bisnis tertinggi, dan lebih

banyak menggunakan sudut pandang tujuan bisnis daripada menggunakan sudut

pandang pengendalian (Griffiths, 2005). BRA mengubah fokus auditor dari “lensa

akuntansi” atau pendekatan berbasis transaksi menjadi pendekatan “perspektif

sistem strategik” (Rao, 1999).

Pendekatan BRA dinilai dapat meningkatkan akurasi laporan audit. Karena dalam

penerapan BRA, auditor dituntut untuk mengidentifikasi risiko-risiko bisnis apa

saja yang dihadapi klien dan bagaimana klien mengatasi risiko tersebut.

Pemahaman yang lebih baik mengenai risiko bisnis klien, membantu auditor

untuk menemukan kecurangan dan kelalaian. Hal inilah yang menjadi perbedaan

utama antara pendekatan audit tradisional dengan pendekatan BRA. Sedangkan

pada audit konvensional, auditor lebih menekankan pada pengujian pengendalian

internal untuk menilai risiko salah saji. Semakin baik pengendalian internal, maka

semakin sedikit pengujian substantif yang dilakukan (Pusdiklatwas BPKP, 2007).

Bruynseels et al. (2006) pernah meneliti bagaimana pengaruh penerapan BRA dan

penggunaan auditor spesialis dalam meningkatkan akurasi laporan audit. Akurasi

audit ditunjukkan dengan pemberian opini going concern untuk perusahaan yang

Page 3: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

3

akan bangkrut dalam waktu 1 tahun. Beberapa hipotesis yang diajukan Bruynseels

antara lain: (1) apakah kecenderungan menerbitkan opini going concern untuk

perusahaan yang akan bangkrut dalam waktu 1 tahun, pada auditor spesialis lebih

tinggi dibandingkan auditor non spesialis, (2) apakah kecenderungan menerbitkan

opini going concern untuk perusahaan yang akan bangkrut dalam waktu 1 tahun,

pada auditor yang menerapkan BRA lebih tinggi dibandingkan auditor yang tidak

menerapkan BRA, (3) auditor spesialis tidak tertipu oleh rencana strategik

perusahaan, sehingga kecenderungan menerbitkan opini going concern lebih

tinggi dibandingkan auditor non spesialis, dan (4) auditor yang menerapkan BRA

tidak tertipu oleh rencana strategik perusahaan, sehingga kecenderungan

menerbitkan opini going concern lebih tinggi dibandingkan auditor yang tidak

menerapkan BRA.

Karena belum banyak penelitian mengenai BRA di Indonesia, maka penulis

berpendapat penelitian mengenai penerapan pendekatan BRA juga perlu untuk

dilakukan di Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk membuktikan

apakah dengan menerapkan BRA, kecenderungan auditor menerbitkan opini

going concern menjadi lebih tinggi dibandingkan auditor yang tidak menerapkan

BRA.

Ke depannya, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain sebagai

berikut:

1. Bagi penulis

Page 4: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

4

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

mengenai bagaimana implikasi penerapan pendekatan BRA terhadap

kecenderungan penerbitan opini going concern oleh auditor.

2. Bagi auditor

Dapat memberikan rekomendasi pendekatan audit baru yang lebih baik

dalam menilai kemampuan going concern suatu entitas bisnis.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian selanjutnya

dan referensi tambahan dalam penelitian bidang lainnya.

Page 5: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

5

TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Opini Going Concern

Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha (Aiisiah, 2012).

Dalam asumsi going concern, suatu entitas diharapkan dapat berdiri dalam jangka

waktu yang cukup lama untuk mencapai tujuan organisasinya.

SA seksi 341 (PSA No.30) (IAPI, 2012) menyatakan bahwa auditor harus

mengevaluasi apakah terdapat keraguan yang mendalam tentang kemampuan

satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu

pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan dengan

cara sebagai berikut:

1) Auditor mempertimbangkan apakah hasil dari prosedur yang dilakukan pada

saat merencanakan audit, mengumpulkan bukti, dan menyelesaikan audit

mengidentifikasi kondisi serta peristiwa yang apabila dipertimbangkan secara

menyeluruh, menunjukkan adanya alasan keraguan yang mendalam mengenai

kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha selama periode yang wajar.

Mungkin diperlukan informasi tambahan tentang kondisi dan peristiwa

semacam itu, berikut bukti-bukti yang sesuai untuk mendukung informasi

yang dapat membantu mengurangi keraguan auditor.

2) Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia

harus:

a) Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan

untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.

Page 6: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

6

b) Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif

dilaksanakan.

3) Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan

apakah ia memiliki kesangsian mengenai kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Jika

manajemen tidak memiliki rencana yang mengurangi dampak kondisi dan

peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha mempertahankan kelangsungan

hidupnya, auditor mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak

memberikan pendapat.

4) Jika manajemen memiliki rencana tersebut langkah selanjutnya yang harus

dilakukan auditor adalah menyimpulkan efektifitas rencana tersebut.

a) Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut tidak efektif, auditor

menyatakan tidak memberikan pendapat.

b) Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif dan klien

mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor memberikan

pendapat wajar tanpa pengecualian.

c) Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien tidak

mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor memberikan

pendapat tidak wajar.

Dalam pelaksanaan prosedur audit mengenai going concern, auditor dapat

mengidentifikasi informasi mengenai kondisi tertentu yang menunjukkan adanya

kesangsian besar tentang kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan

Page 7: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

7

kelangsungan hidupnya yang pantas, yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak

tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (IAPI, 2012).

Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penerbitan opini going

concern antara lain: Wijanarko, (2008) dalam penelitiannya mengenai pengaruh

keahlian audit dan independensi terhadap pendapat audit atas kelangsungan usaha,

menunjukkan bahwa: (1) Keahlian audit tidak berpengaruh terhadap pemberian

opini going concern. (2) Sedangkan independensi berpengaruh secara signifikan

terhadap pemberian opini going concern. Ulya, (2012) dalam penelitiannya

mengenai pengaruh faktor keuangan dan non keuangan terhadap opini going

concern menyimpulkan bahwa debt default dan opini audit tahun sebelumnya

berpengaruh positif terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Sebaliknya variabel kesulitan keuangan, reputasi auditor dan auditor client tenure

tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Widyantari,

(2011) meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi opini audit going

concern. Dalam penelitiannya, Widyantari menyimpulkan bahwa: (1) likuididtas,

pertumbuhan perusahaan, kualitas audit, audit lag, dan auditor client tenure tidak

berpengaruh terhadap opini going concern. (2) Leverage dan opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh positif. (3) Sedangkan profitabilitas, arus kas, dan

ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini going concern.

Risiko Bisnis

Risiko bisnis merupakan kondisi yang dapat mengganggu kemampuan organisasi

untuk melaksanakan proses bisnis secara efektif. Auditor harus mengidentifikasi

Page 8: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

8

risiko bisnis, mengevaluasi bagaimana risiko tersebut dapat meningkatkan

kecenderungan salah saji dalam laporan keuangan, dan menggunakan

pengetahuan ini dalam melakukan perencanaan prosedur analitis (Eilifsen et al.,

2001).

Pendekatan Business Risk Audit

Menurut Abdullah dan Al-Araj (2011), terdapat lima pendekatan audit yang

umum digunakan auditor di Yordania:

Pendekatan yang pertama adalah Balance Sheet Approach dimana auditor

memfokuskan perhatian mereka pada item-item di neraca dan memverifikasi

semua aset dan kewajiban yang terdapat di neraca, dan kurang memperhatikan

item-item yang ada di laporan laba rugi.

Pendekatan yang kedua yaitu Substantive Procedures Approach dimana auditor

mendesain dan melakukan pengujian substantif untuk tiap-tiap transaksi yang

material dan saldo akun.

Pendekatan ketiga yaitu System Based Approach yang berpusat pada penilaian

efektivitas dan efisiensi pengendalian yang digunakan perusahaan, pengujian

kompilasi dan kesalahan sistem selama pemrosesan transaksi.

Pendekatan keempat yaitu Traditional Audit Risk Based dimana auditor

diharuskan untuk menilai risiko salah saji yang material, meskipun tidak dapat

mengecek seluruh transaksi, tetapi menilai apakah informasi yang diperoleh

relevan untuk mengidentifikasi risiko salah saji yang material atau tidak.

Page 9: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

9

Pendekatan yang terakhir dan terbaru adalah Business Risk Audit Approach yang

bergantung pada risiko bisnis yang dihadapi sebagai sumber salah saji yang

material. Dengan pendekatan ini, auditor diharuskan memperoleh pengetahuan

mengenai bisnis klien untuk melihat apakah salah saji tersebut dapat memberikan

efek yang signifikan dalam laporan keuangan.

Menurut Romney (2012), langkah-langkah penerapan Business Risk Audit yaitu

sebagai berikut:

Menentukan ancaman (kecurangan dan kelalaian) yang dihadapi

perusahaan. Kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan

dampaknya terhadap sistem.

Identifikasi prosedur pengendalian yang mencegah, mendeteksi, atau

memperbaiki ancaman. Prosedur ini adalah pengendalian yang dilakukan

manajemen untuk meminimalkan ancaman, yang harus ditelaah dan diuji

oleh auditor.

Evaluasi prosedur pengendalian.

a. Telaah sistem. Yaitu prosedur pengendalian di tempat.

b. Pengujian pengendalian. Yaitu pengendalian yang berjalan.

Evaluasi kelemahan pengendalian untuk menentukan efeknya terhadap

lingkungan, waktu, atau kelanjutan proses audit.

Untuk lebih memperjelas perbandingan antara audit konvensional dengan audit

berpeduli risiko dapat digambarkan dalam penjabaran melalui tabel di bawah ini:

(Pusdiklatwas BPKP, 2007)

Page 10: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

10

Tabel 2.1

Perbandingan Audit Konvensional dan Audit Berpeduli Risiko

Audit Konvensional Audit Berpeduli Risiko

Perhatian auditor dititikberatkan pada

risiko manajemen dalam kaitannya

dengan pencapaian tujuan audit.

Auditor akan melakukan analisis atas

risiko manajemen yang mempengaruhi

tujuan auditnya. Semakin memadai

pengendalian intern maka pengujian

dan pembuktian audit (besarnya sampel

pengujian) yang harus dilakukan akan

berkurang.

Perhatian auditor lebih jauh lagi

dititikberatkan pada penaksiran atas

risiko (risk assessment). Auditor

melakukan penaksiran risiko bukan

hanya semata-mata untuk audit namun

lebih difokuskan pada risiko atas

kelangsungan dan perkembangan

aktivitas dalam rangka pencapaian

tujuan manajemen.

Auditor berfokus pada kejadian dan

kondisi masa lalu yang berdampak

pada tujuan audit yang telah ditetapkan

dengan tujuan untuk menilai tingkat

kewajarannya.

Auditor mencoba membuat skenario

risiko di masa kini dan di masa depan

yang akan berdampak pada pencapaian

tujuan organisasi. Sehingga dalam

memberikan rekomendasi audit, lebih

dititikberatkan pada pengelolaan risiko

(risk management) selain pengelolaan

pengendalian (management control).

Laporan audit merupakan informasi

yang disampaikan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan dan pengguna

Dalam laporan audit, auditor lebih

menitikberatkan pada pengungkapan

proses yang memiliki risiko

Page 11: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

11

laporan sesuai tujuan audit yang

sudah ditetapkan, terutama mengenai

berfungsi atau tidaknya pengendalian.

dibandingkan pengungkapan berfungsi

atau tidaknya suatu pengendalian.

Pendekatan proses auditnya berbasis

sistem (system based audit).

Audit berbasis sistem dilaksanakan atas

dasar keberadaan suatu sistem yang

sesungguhnya ada dan pengendalian

yang dijalankan terkait dengan sistem

tersebut. Oleh karena itu dengan sistem

yang ada, dianggap akan mampu

mengatasi semua risiko. Biasanya

pengujian dilakukan dengan ”kuesioner

internal kontrol”, yaitu dokumen

standar yang digunakan dalam setiap

penugasan audit.

Pendekatan proses auditnya berbasis

risiko (risk based audit).

Audit berbasis risiko dilaksanakan atas

dasar risiko-risiko dan melaporkan

kepada pihak manajemen apakah

risiko-risiko tersebut telah dapat

dikelola dengan baik atau sebaliknya.

Dalam hal ini proses BRA dilaksanakan

untuk mengelompokkan sejumlah

risiko, dan proses menggambarkan

”sesuatu yang logis” dan bukan kondisi

aktual. Jika terdapat suatu risiko tetapi

tidak termasuk di dalam proses yang

dipetakan maka harus dipecahkan

melalui proses yang baru.

Hubungan Penerapan Pendekatan BRA dengan Opini Going Concern

Dalam perencanaan audit, penting sekali dilakukannya evaluasi terhadap risiko

bisnis yang dihadapi klien. Bruynseels et. al., (2006) mencoba meneliti apakah

pengetahuan yang mendalam mengenai bisnis klien dan penggunaan BRA dapat

Page 12: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

12

meningkatkan akurasi laporan audit. Dengan menerapkan pendekatan BRA,

auditor dapat memperoleh analisis yang mendalam mengenai bisnis klien.

Sehingga, dapat meningkatkan kemampuan auditor untuk mengidentifikasi

masalah going concern suatu entitas dan dapat mengurangi kegagalan pelaporan

audit.

Dalam penelitiannya, Bruynseels et. al. menggunakan auditor spesialis dalam

proses audit untuk mewakili variabel pengetahuan yang mendalam mengenai

bisnis klien, dan menggunakan kecenderungan auditor menerbitkan laporan audit

dengan pengecualian going concern untuk perusahaan yang akan bangkrut dalam

waktu kurang dari 1 tahun untuk mewakili variabel akurasi opini audit.

Bruynseels et. al., menduga bahwa auditor yang menerapkan BRA akan

cenderung menerbitkan opini going concern dibandingkan auditor yang tidak

menerapkan BRA.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

H1: Kecenderungan menerbitkan opini going concern pada auditor menerapkan

pendekatan BRA lebih tinggi dibandingkan auditor yang tidak menerapkan BRA.

Page 13: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

13

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Subjek dalam penelitian ini yaitu auditor independen yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik (KAP). Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah convenience sampling. Metode ini termasuk dalam kategori non-

probability sampling. Dengan metode ini, sampel diambil berdasarkan

ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. (Siagian dan

Sugiarto, 2000)

Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dan penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1. Pendekatan BRA.

Pendekatan BRA didefinisikan sebagai: audit yang difokuskan dan

diprioritaskan pada risiko bisnis dan prosesnya serta pengendalian terhadap

risiko yang dapat terjadi (Dunil Z, dalam Febrina, 2011).

2. Kecenderungan menerbitkan opini going concern

Opini going concern diberikan apabila terdapat keraguan yang mendalam

tentang kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

Page 14: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

14

hidupnya dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun sejak tanggal laporan

keuangan auditan (PSA No. 30).

Kecenderungan menerbitkan opini going concern dalam penelitian ini diukur

melalui 2 pertanyaan, yaitu:

Pertanyaan pertama mengenai pendapat auditor terkait tingkat risiko bisnis

yang dihadapi bank. Pengukuran tingkat risiko bisnis menggunakan skala

likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu: (1) Tidak ada, (2) Rendah, (3) Tidak

tahu, (4) Tinggi, dan (5) Sangat Tinggi.

Pertanyaan kedua mengenai bagaimana keinginan responden untuk

menerbitkan opini going concern terhadap bank tersebut. Pengukuran

keinginan responden menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban

yaitu: (1) Sangat lemah, (2) Lemah, (3) Ragu-ragu, (4) Kuat, dan (5) Sangat

kuat.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang

dilakukan dengan metode survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan

data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang menggunakan

pertanyaan lisan atau tertulis. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner

yang didesain dalam bentuk kasus dan pertanyaan.

Page 15: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

15

Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam kuesioner. Kuesioner

tipe pertama menggambarkan perencanaan audit yang tidak menerapkan

pendekatan BRA. Pada kuesioner ini, digambarkan bahwa tim audit yang tidak

menerapkan BRA, hanya akan menemukan risiko pengendalian internal saja.

Sedangkan pada kuesioner tipe kedua menggambarkan perencanaan audit yang

menerapkan pendekatan BRA. Dalam kuesioner tipe kedua ini, tim audit

menemukan risiko-risiko bisnis yang dihadapi bank, antara lain risiko di bidang

ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya.

Kasus untuk menggambarkan penerapan pendekatan BRA dalam penelitian ini

mengacu pada studi kasus yang dilakukan Eilifsen et al, (2001) pada sebuah bank

di tahun 1997. Dimana setelah menerapkan BRA, Eilifsen menyimpulkan terdapat

perbedaan-perbedaan identifikasi dan tingkat risiko-risiko bisnis yang diperoleh

auditor.

Responden akan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan

mendapat kuesioner tipe pertama yang tidak menerapkan BRA, dan kelompok

kedua akan mendapat kuesioner tipe kedua yang menerapkan BRA.

Teknik dan Langkah-langkah Analisis

Alat analisis statistik yang digunakan sebagai berikut:

1. Statistika deskriptif.

Yang digunakan untuk menganalisis karakteristik sampel menurut umur,

jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan, dan lama bekerja.

Page 16: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

16

2. Uji hipotesis.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan alat uji yaitu uji

Mann-Whitney atau sering disebut juga sebagai Wilcoxon Rank Sum Test.

(Levine et.al, 2012).

Uji Mann-Whitney (Conover, 1980) merupakan metode non parametrik

yang digunakan untuk membandingkan 2 populasi yang saling

independen.

Metode non parametrik didasarkan pada rangking data sehingga tidak

dipengaruhi oleh nilai ekstrim. Oleh karena itu, metode non parametrik

dapat digunakan pada data:

Kualitatif (berskala nominal / ordinal), atau

Kuantitatif tetapi tidak berdistribusi normal.

Dalam uji Mann-Whitney, terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi

yaitu:

Sampel diambil secara acak dari masing-masing populasi.

Skala pengukuran minimal berskala ordinal.

Statistik penguji yang digunakan dalam uji Mann-Whitney adalah nilai TL

dan TU (Levine et.al, 2012). Tetapi, jika nilai n1 dan n2 cukup besar, maka

dapat digunakan statistik penguji Z sebagai pendekatan.

Rumusan hipotesis dan daerah kritik dalam uji Mann-Whitney yaitu:

Uji dua sisi, rumusan hipotesisnya yaitu:

H0: µ1 = µ2 dan H1: µ1 ≠ µ2.

Page 17: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

17

H0 ditolak apabila Zhitung ≤ - Zα/2 atau Zhitung ≥ Zα/2.

Uji 1 sisi kiri, rumusan hipotesisnya yaitu:

H0: µ1 ≥ µ2 dan H1: µ1 < µ2.

H0 ditolak jika Zhitung < - Zα.

Uji 1 sisi kanan, rumusan hipotesisnya yaitu:

H0: µ1 ≤ µ2 dan H1: µ1 > µ2.

H0 ditolak jika Zhitung > Z α.

Pengolahan uji Mann-Whitney dalam penelitian ini menggunakan SPSS

16.0

Page 18: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Responden yang bersedia berpartisipasi adalah auditor independen yang bekerja

di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jawa Tengah, DIY, dan Kalimantan

Barat. Jumlah kuesioner yang disebarkan berjumlah 168 kuesioner, yang

disebarkan mulai tanggal 27 Januari – 21 Februari 2014.

Dari 168 kuesioner tersebut, sebanyak 84 kuesioner telah diisi dan dikembalikan

kepada peneliti. Dengan rincian 37 kuesioner tipe pertama (Tidak menerapkan

pendekatan BRA) dan 47 kuesioner tipe kedua (Menerapkan pendekatan BRA).

Pengiriman kuesioner dilakukan dengan diantar langsung oleh peneliti, dibagikan

pada seminar dan melalui email.

Statistika Deskriptif

Berikut adalah demografi responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini:

Tabel 4.1

Demografi Responden

No Keterangan Tidak menerapkan

BRA

Menerapkan BRA

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Berdasarkan Umur

< 25 tahun 14 38% 16 34%

26-35 tahun 8 22% 11 23%

36-50 tahun 6 16% 13 28%

> 50 tahun 8 22% 5 11%

Tidak mengisi 1 3% 2 4%

2 Berdasarkan Jenis kelamin

Pria 26 70% 31 66%

Wanita 10 27% 15 32%

Page 19: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

19

Tidak mengisi 1 3% 1 2%

3 Berdasarkan Pendidikan terakhir

S3 0 0% 2 4%

S2 7 19% 6 13%

S1 25 68% 33 70%

D3 5 14% 3 6%

lainnya 0 0% 1 2%

Tidak mengisi 0 0% 2 4%

4 Berdasarkan Jabatan

Partner 5 14% 7 15%

Manajer 1 3% 2 4%

Senior auditor 11 30% 13 28%

Junior auditor 19 51% 21 45%

lainnya 1 3% 2 4%

Tidak mengisi 0 0% 2 4%

5 Berdasarkan Lama bekerja

< 1 tahun 6 16% 10 21%

1-5 tahun 16 43% 16 34%

6-10 tahun 6 16% 7 15%

> 10 tahun 8 22% 13 28%

Tidak mengisi 1 3% 1 2%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi dalam

penelitian ini kebanyakan berusia kurang dari 25 tahun, berjenis kelamin laki-laki,

pendidikan terakhir di tingkat S1, menduduki jabatan sebagai junior auditor, dan

telah memiliki pengalaman bekerja selama 1-5 tahun.

Hasil Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian yaitu apakah kecenderungan menerbitkan

opini going concern pada auditor yang menerapkan pendekatan BRA lebih tinggi

dibandingkan auditor yang tidak menerapkan BRA, maka digunakanlah uji Mann-

Whitney. Berikut ini adalah tabel hasil uji Mann-Whitney:

Page 20: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

20

Tabel 4.2

Hasil Uji Mann-Whitney

Mann-Whitney Test

Ranks

Penerapan_BRA N Mean Rank Sum of Ranks

Total_skor Tidak menerapkan 37 36.34 1344.50

Menerapkan 47 47.35 2225.50

Total 84

Dari hasil uji Mann-Whitney di atas, menunjukkan nilai Zhitung sebesar -2,199.

Sedangkan nilai Ztabel dengan α = 5% untuk pengujian 1 sisi sebesar -1,645.

Karena nilai Zhitung < Ztabel, maka H0 ditolak, atau H1 diterima.

Dengan kata lain, terbukti bahwa kecenderungan menerbitkan opini going

concern pada auditor yang menerapkan pendekatan BRA lebih tinggi

dibandingkan auditor yang tidak menerapkan BRA.

Hal ini disebabkan karena penerapan pendekatan BRA, akan memberikan auditor

analisis yang mendalam mengenai bisnis klien dan meningkatkan kemampuan

auditor untuk mengidentifikasi masalah going concern suatu entitas. Sehingga,

Test Statisticsa

Total_skor

Mann-Whitney U 641.500

Wilcoxon W 1344.500

Z -2.199

Asymp. Sig. (2-tailed) .028

a. Grouping Variable: Penerapan_BRA

Page 21: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

21

auditor akan lebih cenderung menerbitkan opini going concern untuk entitas

tersebut.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Choy dan King,

(2003). Dengan menggunakan eksperimen pada sejumlah pelajar, Choy dan King

membuktikan bahwa pendekatan BRA lebih akurat dibandingkan pendekatan

konvensional. Dengan memahami bisnis klien secara keseluruhan, akan

mendorong subjek untuk membuat keputusan yang lebih akurat.

Tetapi, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan

Bruynseels et al, (2006) yang menyatakan bahwa penerapan pendekatan BRA

tidak meningkatkan kecenderungan auditor untuk menerbitkan opini going

concern untuk perusahaan yang akan bangkrut dalam waktu kurang dari 1 tahun.

Bruynseels et al menjelaskan jika auditor tidak memiliki pengetahuan yang

mendalam mengenai bisnis klien, meskipun auditor tersebut menerapkan

pendekatan BRA, hasilnya tidak akan berbeda dengan jika auditor tersebut tidak

menerapkan BRA.

Page 22: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

22

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah kecenderungan

menerbitkan opini going concern pada auditor yang menerapkan BRA lebih tinggi

dibandingkan auditor yang tidak menerapkan pendekatan BRA.

Setelah diuji menggunakan uji Mann-Whitney, diperoleh kesimpulan bahwa:

Kecenderungan menerbitkan opini going concern pada auditor yang menerapkan

pendekatan BRA lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang tidak

menerapkan BRA.

Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh penerapan pendekatan BRA terhadap

penerbitan opini going concern.

Implikasi dan Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan auditor

eksternal untuk menerapkan pendekatan BRA dalam mengevaluasi kemampuan

going concern suatu entitas. Karena pendekatan ini membantu auditor menilai

risiko bisnis dan kemampuan going concern suatu perusahaan dengan lebih baik

dibandingkan pendekatan audit konvensional.

Untuk penelitian selanjutnya, dapat dikembangkan dengan menguji pengaruh

penerapan pendekatan BRA terhadap penerbitan opini going concern.

Atau dikembangkan berdasarkan pengalaman dan tingkat jabatan auditor yang

menerapkan BRA dengan pengaruhnya terhadap penerbitan opini going concern.

Page 23: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

23

Daftar Pustaka

Abdullah, Khalid Amin dan Reem Shaher Al- Araj. 2011. Traditional Audit

versus Business Risk Audit: A Comparative Study- Case of Jordan.

European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences.

Aiisiah, Nurul. 2012. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan,

Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran

Perusahaan terhadap Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going

Concern. Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang: Tidak dipublikasikan.

Bruynseels, Liesbeth, W. Robert Knechel, dan Marleen Wilekens. 2006. Do

Industry Specialists and Business Risk Auditor Enhance Audit Reporting

Accuracy?. Katholieke Universiteit Leuven. Unpublished.

Conover, WJ. Practical Nonparametric Statistics. John Wiley & Sons, 2ed. 1980.

Choy, Amy K. dan Ronald R. King. 2003. An Experimental Investigation of Audit

Decision-Making: An Evaluation Using System-Mediated Mental Models.

Washington University. Unpublished.

Diklat Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis: Audit Berpeduli Risiko. 2007.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

edisi keempat.

Eilifsen, Aasmund, W. Robert Knechel, Philip Wallage. 2001. Application of The

Business Risk Audit Model: A Field Study. Accounting Horizons Vol. 15

No. 3.

Febrianty. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas Audit atas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan

Informasi Akuntansi (JENIUS) vol. 2 no. 2 Mei.

Griffiths, Phil. 2005. Risk-Based Auditing illustrated edition. Gower Publishing

Ltd.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2012. Standar Profesional Akuntan Publik.

Jakarta: Salemba Empat.

Levine, DM., Krehbiel, TC & Berenson, ML. 2012. Business Statistics, 6th

edition. Pearson Prentice Hall.

Page 24: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

24

McKeown, J.C., J.F. Mutchler, and W. Hopwood .1991. Towards an Explanation

of Auditor Failure to Modify the Audit Opinions of Bankrupt Companies.

Auditing: A Journal of Practice and Theory.

Rao, Hema. 1999. Book review: Auditing Organizations through a Strategic

System Lens: The KPMG Business Measurement Process. The CPA

Journal.

Raghunandan, K. dan D. V. Rama. 1995. Audit Reports for Companies in

Financial Distress: Before and After SAS No. 59. Auditing: A Journal of

Practice and Theory.

Romney, Marshall B. dan Steinbart, Paul J. 2009. Accounting Information

Systems, 11th edition. Prentice Hall.

Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Bisnis dan

Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ulya, Alfaizatul. 2012. Opini Audit Going Concern: Analisis Berdasarkan Faktor

Keuangan dan Non Keuangan. Accounting Analysis Journal.

Widyantari, A. A. Ayu Putri. 2011. Opini Audit Going Concern dan Faktor-

Faktor yang Memengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia. Tesis Universitas Udayana. Bali: Tidak dipublikasikan.

Wijanarko, Chandra. 2008. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap

Pendapat Audit atas Kelangsungan Usaha. Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Jakarta: Tidak dipublikasikan.

Page 25: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

25

Lampiran 1 Kuesioner kasus 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN BUSINESS RISK AUDIT

TERHADAP PENERBITAN OPINI GOING CONCERN

Kepada

Responden yang terhormat

di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyusunan skripsi guna menyelesaikan tugas akhir program

pendidikan S1 di Universitas Kristen Satya Wacana, saya:

Nama : Vonny Handayani

NIM : 232010067

Mengharap kesediaan Bapak/Ibu menjawab seluruh pertanyaan dalam kuesioner

ini dengan lengkap dan sebenarnya. Seluruh jawaban yang diterima dalam

penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk

keperluan akademis.

Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN (Diisi dengan lengkap)

Nama : ................................................... .............

Nama KAP : .................................................................

Alamat KAP : .................................................................

Umur : < 25 thn

26 – 35 thn

36 – 50 thn

> 50 thn

Jenis kelamin : Pria Wanita

Pendidikan terakhir : S3 D3

S2 Lainnya, ...........

S1

Jabatan : Partner Junior Auditor

Page 26: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

26

Manajer Lainnya, ............

Senior Auditor

Lama bekerja : < 1 thn

1 – 5 thn

6 – 10 thn

> 10 thn

Petunjuk

Berikut ini akan disajikan sebuah kasus mengenai pelaksanaan audit pada sebuah

bank. Bapak/Ibu dimohon memilih jawaban yang mewakili keinginan Bapak/Ibu

dalam menerbitkan opini going concern untuk perusahaan berikut ini.

Opini going concern diberikan apabila terdapat keraguan yang mendalam tentang

kemampuan perusahaan berikut dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan

(PSA No. 30).

Kasus 1

Bank BULAN adalah bank milik negara yang terletak di negara

MATAHARI. Bank BULAN didirikan pada tahun 1992. Ketika negara

MATAHARI pecah menjadi negara MATA dan negara HARI pada 2012, bank

BULAN mengalami restrukturisasi dengan basis operasi di negara MATA.

Dalam melaksanakan audit, tim auditor fokus pada beberapa asersi laporan

keuangan seperti: penilaian pinjaman, penilaian dan kelengkapan investasi,

ketepatan waktu pengakuan pendapatan, kepatuhan dan pengungkapan, serta

penilaian dan pengungkapan item-item di luar neraca.

Pada tahap awal penilaian pengendalian internal, auditor menilai

pengendalian internal bank tidak terlalu baik. Dengan 2 risiko manajemen piutang

berikut yang dinilai cukup tinggi, yaitu:

Penyimpangan kebijakan persetujuan / penolakan pemberian kredit oleh

manajer senior yang dapat menurunkan kualitas portofolio pinjaman.

Pemrosesan transaksi yang tidak handal sehingga menyebabkan kesalahan

dalam pencatatan.

Bukti audit yang dikumpulkan, kebanyakan berupa pengujian substantif

terhadap saldo akun, pengungkapan, dan kepatuhan terhadap peraturan setelah

berakhirnya tahun fiskal. Biasanya auditor menggunakan konfirmasi piutang,

jaminan, deposit dan investasi, serta prosedur analitik untuk pengakuan

pendapatan dan evaluasi piutang tak tertagih.

Page 27: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

27

Pertanyaan:

Setelah membaca kasus di atas, menurut Bapak/Ibu, seberapa tinggi tingkat risiko

bisnis yang dihadapi bank BULAN?

(1) (2) (3) (4) (5)

Tidak Ada Rendah Tidak Tahu Tinggi Sangat Tinggi

Setelah membaca kasus di atas, seberapa besar keinginan Bapak/Ibu untuk

memberikan opini going concern terhadap bank BULAN?

(1) (2) (3) (4) (5)

Sangat Lemah Lemah Ragu-Ragu Kuat Sangat Kuat

Terima kasih

Page 28: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

28

Lampiran 2 Kuesioner kasus 2

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN BUSINESS RISK AUDIT

TERHADAP PENERBITAN OPINI GOING CONCERN

Kepada

Responden yang terhormat

di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyusunan skripsi guna menyelesaikan tugas akhir program

pendidikan S1 di Universitas Kristen Satya Wacana, saya:

Nama : Vonny Handayani

NIM : 232010067

Mengharap kesediaan Bapak/Ibu menjawab seluruh pertanyaan dalam kuesioner

ini dengan lengkap dan sebenarnya. Seluruh jawaban yang diterima dalam

penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk

keperluan akademis.

Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN (Diisi dengan lengkap)

Nama : ............................................................

Nama KAP : ............................................................

Alamat KAP : ............................................................

Umur : < 25 thn

26 – 35 thn

36 – 50 thn

> 50 thn

Jenis kelamin : Pria Wanita

Pendidikan terakhir : S3 D3

S2 Lainnya, ...........

S1

Jabatan : Partner Junior Auditor

Page 29: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

29

Manajer Lainnya, ............

Senior Auditor

Lama bekerja : < 1 thn

1 – 5 thn

6 – 10 thn

> 10 thn

Petunjuk

Berikut ini akan disajikan sebuah kasus mengenai penerapan pendekatan Business

Risk Audit pada sebuah penugasan audit. Bapak/Ibu dimohon memilih jawaban

yang mewakili keinginan Bapak/Ibu dalam menerbitkan opini going concern

untuk perusahaan berikut ini.

Opini going concern diberikan apabila terdapat keraguan yang mendalam tentang

kemampuan perusahaan berikut dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan

(PSA No. 30).

Kasus 2

Bank BULAN adalah bank milik negara yang terletak di negara

MATAHARI. Bank BULAN didirikan pada tahun 1992. Ketika negara

MATAHARI pecah menjadi negara MATA dan negara HARI pada 2012, bank

BULAN mengalami restrukturisasi dengan basis operasi di negara MATA.

Dalam tahap awal penilaian pengendalian internal, tim auditor menilai

pengendalian internal bank BULAN tidak terlalu baik. Selain adanya risiko

pengendalian internal, bank BULAN juga menghadapi risiko-risiko bisnis sebagai

berikut:

Risiko ekonomi seperti :

Terjadinya inflasi, pengangguran, dan perubahan tingkat suku bunga

yang berakibat pada kejatuhan di berbagai sektor perekonomian

(termasuk sektor perbankan) dan kemampuan finansial nasabah bank

BULAN.

Akibat dari inflasi, pengangguran, dan perubahan tingkat suku bunga

menyebabkan kemungkinan nasabah bank BULAN tidak dapat

melunasi pinjamannya.

Risiko jaminan akibat dari ketidakjelasan hukum di negara MATA

terkait penyitaan jaminan.

Page 30: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

30

Kemungkinan kehilangan nasabah karena kenaikan reserve pada bank

sehingga dana yang dapat disalurkan oleh bank BULAN kepada

nasabah (dalam bentuk pinjaman) berkurang.

Risiko politik yang ditemukan tim audit, yaitu:

Perselisihan antara pemerintah negara MATA dan HARI terkait

pembagian aset ketika kedua negara bank berpisah pada 2012.

Pemerintah HARI tidak mau membayar hutangnya kepada bank.

Ketidakjelasan dalam peraturan perpajakan di kedua negara yang

menempatkan bank BULAN pada risiko terkena sanksi perpajakan.

Perselisihan dengan pemerintah HARI menjauhkan kerjasama

pengusaha di negara HARI dengan bank. Akibatnya nasabah bank

BULAN berkurang.

Implikasi politik dari peraturan final pemerintah MATA mengenai

disposisi kepentingan pemerintah terhadap bank dan asetnya.

Risiko sosial yang dihadapi bank BULAN terkait perubahan bentuk negara

(dari negara komunis menjadi liberal):

Karyawan tingkat menengah ke bawah terancam oleh perubahan

manajemen baru yang diterapkan dalam rangka meningkatkan daya

kompetitif bank BULAN.

Beberapa nasabah potensial bank BULAN menjadi tidak percaya

dengan bank setelah mendapat pengalaman bertransaksi dengan

bank di negara barat.

Ketidakpastian kemampuan bank BULAN dalam penyitaan jaminan.

Tim audit juga menemukan risiko baru yang sebelumnya tidak diperhatikan

terkait strategi dan tujuan bank. Karena strategi bank BULAN adalah melakukan

ekspansi ke dalam pasar baru, maka auditor memeriksa proses pengembangan

produk baru secara detil. Dalam hal serupa, tim audit juga menemukan bahwa

kesuksesan jangka panjang bank BULAN bergantung pada kemampuan bank

untuk mempertahankan dan rasionalisasi tenaga kerja mereka.

Teknologi informasi bank BULAN secara umum kurang berkembang

dibandingkan bank-bank di negara barat yang setara dan bagian yang paling

lemah yaitu pada area pelayanan konsumen dan pelaporan manajemen. Meskipun

demikian, pemrosesan transaksi secara manual cukup handal, karena karyawan

tingkat bawah telah mendapat pendidikan dan pelatihan yang cukup memadai

untuk menangani proses tersebut.

Pertanyaan:

Setelah membaca kasus di atas, menurut Bapak/Ibu, seberapa tinggi tingkat risiko

bisnis yang dihadapi bank BULAN?

Page 31: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

31

(1) (2) (3) (4) (5)

Tidak Ada Rendah Tidak Tahu Tinggi Sangat Tinggi

Setelah membaca kasus di atas, seberapa besar keinginan Bapak/Ibu untuk

memberikan opini going concern terhadap bank BULAN?

(1) (2) (3) (4) (5)

Sangat Lemah Lemah Ragu-Ragu Kuat Sangat Kuat

Terima kasih

Page 32: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

32

Lampiran 3 Jawaban responden

No. Penerapan BRA P1 P2 Total skor

1 1 4 3 7

2 1 3 2 5

3 1 5 4 9

4 1 4 5 9

5 1 4 3 7

6 1 4 2 6

7 1 4 2 6

8 1 4 4 8

9 1 3 3 6

10 1 4 3 7

11 1 4 2 6

12 1 4 2 6

13 1 4 2 6

14 1 4 2 6

15 1 3 3 6

16 1 4 4 8

17 1 4 4 8

18 1 2 3 5

19 1 4 2 6

20 1 4 2 6

21 1 4 2 6

22 1 4 4 8

23 1 4 3 7

24 1 5 3 8

25 1 4 3 7

26 1 4 2 6

27 1 2 4 6

28 1 4 2 6

29 1 5 1 6

30 1 4 2 6

31 1 4 4 8

32 1 4 2 6

33 1 4 4 8

34 1 5 1 6

35 1 4 2 6

36 1 4 1 5

37 1 4 2 6

38 2 4 2 6

39 2 4 4 8

40 2 5 3 8

41 2 4 3 7

42 2 4 3 7

Page 33: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

33

43 2 4 3 7

44 2 4 3 7

45 2 4 4 8

46 2 3 3 6

47 2 4 4 8

48 2 4 4 8

49 2 4 4 8

50 2 4 3 7

51 2 3 3 6

52 2 4 2 6

53 2 3 3 6

54 2 3 4 7

55 2 4 4 8

56 2 4 2 6

57 2 5 3 8

58 2 5 1 6

59 2 5 1 6

60 2 4 4 8

61 2 5 1 6

62 2 4 4 8

63 2 4 2 6

64 2 4 2 6

65 2 4 2 6

66 2 4 4 8

67 2 5 5 10

68 2 4 4 8

69 2 5 1 6

70 2 5 1 6

71 2 4 2 6

72 2 5 5 10

73 2 5 1 6

74 2 4 2 6

75 2 5 2 7

76 2 4 4 8

77 2 4 4 8

78 2 5 5 10

79 2 4 4 8

80 2 4 2 6

81 2 4 3 7

82 2 2 4 6

83 2 4 4 8

84 2 4 4 8

Page 34: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

34

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Diri

• Nama lengkap : Vonny Handayani

• Alamat : Jl. Moh Yamin no. 39 Ungaran, Jawa Tengah

• Alamat email : [email protected]

• No. HP : 081 805 933 428

• Tempat lahir : Semarang

• Tanggal lahir : 4 November, 1992

• Agama : Katholik

Latar Belakang Pendidikkan

• 2010 – 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis, Program Studi Akuntansi

• 2007 – 2010 SMA Sedes Sapientiae, Semarang

• 2004 – 2007 SMP Maria Mediatrix, Semarang

• 1998 – 2004 SD Mardi Rahayu I, Ungaran

• 1996 – 1998 TK Santa Maria, Ungaran

Seminar

• Seminar nasional “Emerging Risks in Information Systems from The

Audit Perspective”, 14 Juni 2013

• Kuliah umum “ Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)”, 1 April 2013

• Kuliah tamu “Dilema Kebijakan BBM”, 6 Februari 2012

• Seminar “Kesiapan Indonesia dalam era ACFTA”, 21 Januari 2012

• Seminar “ Satu Dasawarsa Reformasi Birokrasi”, 27 November 2012

• Seminar “Redenominasi Rupiah”, 19 Januari 2012

• Seminar nasional “Great Man Have Great Minds”, 30 Maret 2011

• National seminar “Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK

ETAP”, 5 April 2011

• National seminar “ Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis SAK 2010”,

6 April 2011

Pengalaman Organisasi

• Senat Mahasiswa Fakultas 2011 – 2012 sebagai Team Point Card

• Technical Support dalam kegiatan “Leadership Outbond Training 2011 –

2012”

• Panitia kegiatan “Leadership Outbond Training 2012 – 2013”

• Panitia kegiatan “Cave Tubing Kalisuci”, 14 – 15 April 2012.

• Asisten dosen untuk mata kuliah: Pengantar Statistika, Laboratorium

Akuntansi Biaya, Aplikasi Komputer Akuntansi.

Page 35: Implikasi Penerapan Pendekatan Business Risk Audit ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5869/3/T1_232010067_Full... · informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai

35

Pelatihan dan Kursus

• Kursus General German level 1 di Kotabahasa Salatiga, Januari – Juli

2013.

• Program Brevet A & B yang diadakan oleh Universitas Kristen Satya

Wacana, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Program Studi Akuntansi, Mei

2013.

• Kursus TOEFL Preparation di Rumah Belajar Margi Alit Salatiga, Juni -

Oktober 2013.