Post on 03-Feb-2021
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Disiplin Kerja
Di dalam sebuah organisasi, diperlukan suatu pembinaan bagi pegawai untuk
mencegah terjadinya pelanggaran terbang telah ditetapkan. Seorang pemimpin
memerlukan alat untuk melakukan komunikasi dengan para karyawannya mengenai
tingkah laku mereka dan cara memperbaiki agar menjadi lebih baik lagi.
Menurut Nawawi dalam Hartatik (2014:183) Disiplin kerja adalah usaha
mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang telah
disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman pada
seseorang atau kelompok dapat dihindari.
Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara (2015:129) Mengemukakan bahwa
Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh
pedoman-pedoman organisasi “Dicipline is management action to enforce
organization standart”.
Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2017:86) Disiplin kerja adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma
peraturan yang berlaku. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan
perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan
memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Sutrisno dalam Hamali (2018:214) merumuskan bahwa disiplin
mempunya dua pengertian yaitu disiplin melibatkan belajar atau mencetak perilaku
dengan menerapkan imbalan atau hukuman dan disiplin hanya bertalian dengan
tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan.
7
Menurut Handoko dalam Sinambela (2018:334) disiplin adalah kesediaan
seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-
peraturan yang berlaku dalam organisasi.
Menurut Mangkunegara dalam Suhardoyo (2017:52) mengemukakan bahwa
“Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksana manajemen untuk memperteguh
pedoman organisasi”.
Menurut Singodimejo dalam Pramularso (2017:173) mengatakan “Disiplin
kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seorang untuk mematuhi dan mentaati
norma-norma yang berlaku disekitarnya.
Menurut Hasibuan dalam Syahyuni (2018:157) Kedisiplinan adalah kesadaran
dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
social yang berlaku.
Menurut Simamora dalam Karlina, Rosanto, & Saputra (2019:8) disiplin kerja
adalah bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur menunjukkan
tingkat kesungguhan tim kerja dalam organisasi.
Menurut Rivai dalam Sazly et al. (2019:78) Disiplin kerja adalah suatu alat
yang digunakan para pimpinan atau manajer untuk berkomunikasi dengan
karyawannya agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seorang
mentaati semua peraturan perusahaan atau organisasi dan norma-norma yang
berlaku.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja
adalah sikap pada pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan dimana dia bekerja.
8
2.2. Jenis-jenis Disiplin Kerja
Jenis-jenis disiplin kerja yaitu :disiplin diri, disiplin kelompok, disiplin
preventif, disiplin korektif dan disiplin progresif menurut Handoko dalam Hartatik
(2014:180).
1. Disiplin Diri
Sikap disiplin dikembangkan atau dikontrol oleh diri sendiri. Hal ini
merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggung jawab pribadi mengakui
dan menerima nilai-nilai yang ada di luar dirinya. Melalui disiplin diri,
karyawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur diri sendiri untuk
kepentingan organisasi.
2. Disiplin Kelompok
Disiplin kelompok adalah patut, taat, dan tunduknya kelompok terhadap
peraturan, perintah dan ketentuan yang berlaku,serta mampu mengendalikan
diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan
tertentu, serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan standar-
standar organisasional.
3. Disiplin Preventif
Disiplin Preventif adalah disiplin yang ditujukan untuk mendorong pegawai
agar berdisiplin dengan menaati dan mengikuti berbagai standar serta peraturan
yang telah ditetapkan. Menurut T. Hani Handoko, disiplin preventif adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mendorong karyawan agar mengikuti berbagai
standar dan aturan, sehingga penyelewangan-penyelewengan dapat dicegah.
9
4. Disiplin Korektif
Disiplin Korektif merupakan suatu upaya untuk memperbaiki dan menindak
pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku, Dengan
kata lain, para pegawai yang melanggar aturan dan sanksi sesuai dengan aturan
yang berlaku.
5. Disiplin Progresif
Disiplin Progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadap
pelanggaran yang berulang.Tujuannya memberi kesempatan kepada pegawai
untuk mengambil tindakan korektif sebelum dilakukan hukuman-hukuman
yang lebih serius. Seperti yang dikemukakan oleh Veithzal Riva’I bahwa
disiplin progresif dirancang untuk memotivasi karyawan kekeliruannya secara
sukarela.
2.3. Fungsi Disiplin Kerja
Setiap pegawai perlu menerapkan disiplin kerja, karena disiplin kerja menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang membuat para
pegawai kemudahan dalam bekerja dan mendukung usaha pencapaian tujuan.
Beberapa fungsi disiplin menurut Hartatik (2014:185).
1. Menata Kehidupan Bersama
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok
tertentu atau masyarakat.Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu
satu dengan lainnya menjadi lebih baik dan lancar.
10
2. Membangun Kepribadian
Disiplin juga dapat membangun kepribadian seseorang pegawai. Lingkungan
yang memiliki disiplin tinggi sangat berpengaruh terhadap kepribadian
seseorang.Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib,
dan tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
3. Melatih Kepribadian
Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa
menunjukkan kinerja yang baik. Sikap, perilaku, dan pola kehidupan yang baik
dan berdisiplin terbentuk melalui satu proses untuk membentuk kepribadian.
4. Hukuman
Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting, karena
dapat memberikan dorongan kekuatan untuk menaati dan mematuhinya.Tanpa
ancaman hukuman, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah,
serta memotivasi untuk mengikuti aturan yang berlaku menjadi berkurang.
5. Menciptakan Lingkungan Kondusif
Fungsi disiplin kerja adalah membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan
berdisiplin di dalam lingkungan di tempat seseorang itu berada, termasuk
lingkungan kerja, sehingga tercipta suasana tertib dan teratur dalam
pelaksanaan tujuan.
11
2.4. Indikator Disiplin Kerja
Menurut Abdurrahman dalam Hartatik (2014:200), indikator yang
mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi,diantaranya sebagai
berikut:
1. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan staf dalam memahami peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi sangat berpengaruh pada tingkat kedisiplinan
karyawan.Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan
yang ada, menjadi penyebab terbanyak tindakan indisipliner.
2. Keteladanan Pimpinan
Seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh pada staf dan menjadi role
model/panutan bagi bawahannya. Apabila pimpinan tidak bisa menjadi contoh
yang baik bagi bawahan maka setiap aturan dan kebijakan yang dibuat tidak
akan dilaksanakan oleh staf secara maksimal. Oleh karena itu, seorang
pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang positif sesuai dengan
harapan staff.
3. Keadilan
Aturan-aturan yang dibuat harus diberlakukan untuk semua staf tanpa
memandang kedudukan.Bila ada yang melanggar maka harus dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat ialah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan karyawan.Sebab, dengan pengawasan melekat ini,
12
berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, gairah
kerja, dan prestasi kerja bawahannya.
5. Sanksi Hukuman
Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku
pegawai, bukan untuk menyakiti.Tindakan indisipliner hanya dilakukan pada
pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak dapat
mematuhi peraturan/prosedur organisasi.
6. Ketegasan
Ketegasan seorang pimpinan dalam memberikan sanksi terhadap staf yang
melakukan pelanggaran difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar
peraturan kerja dapat diberlakukan secara konsisten.
7. Hubungan Kemanusiaan
Disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi
peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan
kinerja yang baik.
2.5. Pendekatan Disiplin Kerja
Ada tiga macam pendekatan dalam disiplin kerja yang dilaksanakan dalam
suatu organisasi atau lembaga yaitu disiplin modern, tradisi, dan bertujuan menurut
Mangkunegara (2015:130).
1. Pendekatan Disiplin Modern
Yang dimaksud dengan disiplin modern adalah mempertemukan sejumlah
keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini memiliki
beberapa asumsi, yaitu:
13
a. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman
secara fisik.
b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang
berlaku.
c. Keputusan-keputusan yang diambil terhadap kesalahan atau prasangka
yang harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan berdasarkan
fakta-faktanya.
d. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap
kasus disiplin.
2. Pendekatan Disiplin Tradisi
Yang dimaksud disiplin tradisi adalah pendekatan disiplin dengan cara
memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:
a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawhan, dan tidak pernah ada
peninjauan kembali bila telah diputuskan.
b. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran dan pelaksananya disesuaikan
dengan tingkat pelanggaran.
c. Penegakan hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pegawai lainnya.
d. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras.
e. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya
harus diberi hukuman yang lebih berat.
3. Pendekatan Disiplin Bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan memliki asumsi bahwa:
a. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai.
b. Disiplin bukanlah satu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku.
14
c. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.
d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap
perbuatannya.
2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Menurut Sutrisno dalam Hamali (2018:219), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi disiplin kerja yaitu, antara lain :
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para
karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, jika karyawan merasa
mendapat jaminan balas jasa yang setimpal ddengan jerih payahnya yang telah
dikontribusikan bagi perusahaan. Karyawan yang menerima kompensasi
memadai akan dapat bekerja tenang dan tekun, serta selalu berusaha bekerja
dengan sebaik-baiknya. Karyawan yang merasa kompensasi yang diterimanya
jauh dari memadai, maka akan berfikir mendua da berusaha untuk mencari
tambahan penghasilan dari luar, sehingga menyebabkan karywan tersebut
sering mangkir dan sering minta izin keluar.
2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
Keteladanan pipinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan
perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan
dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana pimpinan dapat
mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat
merugikan aturaan disiplin yang diterapkan.
15
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, jika tidak
ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan peganga bersama. Disiplin
tidak mungkin ditegakkan jika peraturan yang dibuat hanya berdasarkan
intruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan sangat diperlukan ketika ada
seorang karyawan yang melanggar disiplin, yang sesuai dengan tingkat
pelanggaran yang dibuatnya. Tindakan tegas yang diambil oleh seorang
pimpinan akan membuat karyawan merasa telindungi dan membuuat karyawan
tidak akan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan terhadap disiplin ini
tentulah atasan langsung para karyawan yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
para atasan langsung itulah yang paling tahu dan paling dekat dengan para
karyawan yang ada di bawahnya. Pengawasan yang dilaksanakan atasan
langsung ini sering disebut WASKAT. Seorang pemimpin bertanggung jawab
melaksanakan pengawasan melekat ini pada tingkat manapun, sehingga tugas-
tugas yang dibebankan kepada bawahan tidak menyimpang dari apa yang telah
ditetapkan.
6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
Pimpinan yang berhasil memberi perrhatian yang besar kepada para karyawan
akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik. Seorang pemimpin tidak
16
hanya dekat dala arti jarak fisik, tetapi juga mempuyai jarak dekat dalam artian
batin. Pimpinan yang mau memberikan perhatian kepada karyawan akan selalu
dihormati dan dihargai oleh para karyawan sehingga akan berpengaruh besar
kepada prestasi, semangat kerja, dan moral kerja karyawan.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin, antara
lain:
a. Saling menghormati bila bertemu di lingkungan kerja;
b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para
karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut;
c. Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi
pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan karyawan;
d. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja,
dengan menginformasikan ke mana dan untuk urusan apa, walaupun
kepada bawahan sekali-pun.
2.7. Sanksi Disiplin Kerja
Pemberian hukuman atau sanksi dalam upaya penegakan disiplin sangat
diperlukan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.Agar pemberian hukuman bisa
efektif dalam disiplin, hendaknya dilakukan secara bertahap. Berikut ini beberapa
pendapat dari para ahli tentang pemberian hukuman secara bertahap :
Menurut Siagaan dalam Hartatik (2014:202), pemberian hukuman bertahap sebagai
berikut:
1. Peringatan secara lisan
2. Peringatan tertulis ketidakpuasan oleh atasan langsung
17
3. Penundaan kenaikan gaji berkala
4. Penundaan kenaikan pangkat
5. Pembebasan dari jabatan
6. Pemberhentian sementara
7. Pemberhentian atas permintaan sendiri
8. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
9. Pemberhentian dengan tidak hormat