Post on 23-Jun-2020
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Administrasi Pendidikan
Menurut (Nasir & Samarinda, 2016) kata “Administrasi” berasal dari bahasa
latin yang terdiri atas kata ad dan ministrate. Kata ad sendiri mempunyai arti yang
sama dengan kata to dalam bahasa inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan
ministrate sama artimua dengan kata to serve atau to conduct yang berarti melayani,
membantu, atau mengarahkan.
Administrasi Pendidikan adalah proses atau upaya pencapaian dari suatu
tujuan pendidikan dengan memperlihatkan berbagai komponen pendidikan sehingga
dapat melakukan perbaikan sistem pendidikan dengan cara memanfaatkan berbagai
perangkat pendukung sistem aktivitas belajar dan mengajar. Agar dapat lebih
memahami arti dari administrasi pendidikan, berikut dikemukakan pendapat dari
beberapa tokoh mengenai administrasi yaitu sebagai berikut:
a. Drs.M.Ngalim Purwanto
Administrasi pendidikan adalah seluruh proses pengarahan dan itegrasi segala
sesuatu baik persoalan, spritual dan material yang berkaitan dengan
tercapainya tujuan pendidikan.
b. Depdiknas RI
Administrasi pendidikan adalah suatu keseluruhan proses kegiatan bersama
dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, pembiayaan dan pelaporan dengan memanfaatkan
fasilitas yang tersedia baik persoalan material dan spritual demi tercapainya
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
c. Dasuqi dan Somantri
Administrasi pendidikan adalah upaya menetapkan kaidah-kaidah
administrasi dalam bidang pendidikan.
d. Hadari nawawi
Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses
pengendalian usaha jerha sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan
tertentu, terutama dengan lembaga pendidikan formal.
e. Oreng sutisna
Administrasi pendidikan adalah suatu upaya mengkoordinasikan kegiatan
yang saling bergantung dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam
mencapai tujuan bersama pendidikan anak-anak.
Ada beberapa pendapat yang mengenai administrasi pendidikan menurut
penulis dari luar negeri, antara lain:
a. Heberth A.Simon
In his broadest sense, administration can be defined as the activities of group
corporation to accoplish common goals (dalam arti luasnya, administrasi
dapat didefinisikan sebagai kegiatan kelompok perusahaan untuk mencapai
tujuan bersama).
b. Luther Gullick
Administration has to do with getting things done, with the accomplishment
of defined objectives (Administrasi berkaitan dengan menyelesaikan sesuatu,
dengan pencapaian tujuan yang ditentukan).
c. John M.Pfriffner
Administration may be defined as the organization an direction of human and
material resiurces to achieve desired ends (Administrasi dapat didefinidiksan
sebagai organisasi arah manusia dan material-material untuk mencapai tujuan
yang diinginkan).
d. Dwight Waldo
Administration is a form of cooperative human effot, which has a high lebel
of rationality (Administrasi adalah bentuk daya upaya manusia yang
kooperatif, yang mempunyai tingkat rasionalitas yang tinggi).
e. William H.Newman
Administration is guidance, leadership and control of the offort of a group of
individuals to word some common goals (Administrasi adalah bimbingan,
kepemimpianan, dan kendali atas perumpamaan sekelompok individu untuk
menyampaikan beberapa tujuan bersama).
Jika dianalisis secara kritis, bahwa definisi dari para ahli tersebut
mengandung beberapa pokok pengertian seperti berikut:
a. Administrasi sebagai proses kerja sama,
b. Aktivitas kerja sama dilakukan oleh 2 orang atau lebih,
c. Sebagai wadah kerja sama yang berupa lembaga atau organisasi,
d. Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai.
Berdasarkan uraian di atasdapat dikemukakan bahwa pada dasarnya yang
menjadi perhatian dari administrasi sendiri adalah tujuan, manusia, sumber dan
waktu. Jika keempat unsur tersebut dapat digabungkan dan dilihat dari perilakunya
maka akan menampakan dirinya sebagai suatu satuan sosial tertulis yang biasa
disebut dengan organisasi. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari proses
pengaruh besar terhadap peserta didik, sehingga peserta didik dapat bertanggung
jawab dengan keputusan nya sendiri dan hidup mandiri. Karena itulah hidup mandiri
yang menjadi tujuan pendidikan yang bukan hanya menerima apa saja yang terjadi
akan tetapi bagaimana berbuat untuk dirinya sendiri dan sesama agar hidup lebih
baik.
Ilmu pendidikan adalah sebagai ilmu yang mempunyai ciri hakiki yaitu ilmu
yang normatif dan tidak dapat melepaskan diri dari pandangan hidup. Ilmu
pendidikan sendiri adalah sebagai seni yang bertatan dengan profesi kependidikan
yang formal. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang
pendidikan Nasional, pasal 3 adalah pendidikan berfungsi dan bertujuan sebagai
berikut: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab”.
Agar pendidikan dapat berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan
dalam undang-undang tersebut, maka pendidikan harus “diadministrasikan” artinya
dikelola sesuai ilmu administrasi. Ada dua hal yang menjadi pertentangan di
masyarakat dengan istilah administras, akan tetapi administrasi pun sudah sangat
dikenal dari pengertian peninggalan belanda yaitu suatu pekerjaan catat mencatat
dari setiap aktivitas sedangkan akademis administrasi mempersepsi administrasi
bukan hanya sekedar catat mencatat tapi sebagai keseluruhan proses kerjasama
seperti pengertian dari literatur-literatur keluaran Amerika. Di Indonesia sendiri,
istilah dari manajemen dan administrasi memiliki pengertian sendiri-sendiri dan
pemahamannya ada 3 posisi yaitu:
a. Administrasi lebih luas dari manajemen, karena manajemen sebagai salah
satu unsur dan merupakan inti dari administrasi. Manajemen sebagai inti dari
administrasi merupakan alat pelaksana utama dari administrasi. Manajemen
tidak bersifat operasional, melainkan mengatur tindakan-tindakan
pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut “bawahan”. Jadi dengan
manajemen administrasi akan mencapai tujuannya.
b. Administrasi lebih sempit dari manajemen, dalam arti administrasi tercakup
dalam manajemen secara spesifikasi administrasi merupakan satu bidang dari
manajemen sebab manajemen terdiri atas enam bidang yaitu production,
marketing, dinancial, personal, human relation dan administrative manag
ement. Dalam paham ini administrasi disamakan dengan office manajemen
yakni sebagai kegiatan ketatausahaan atau sama dengan arti administrative
yang berasal dari bahasa belanda.
c. Dan administrasi sama atau sejejar dengan manajemen.
Menurut Albert Lepawsky (Sagala S, 2011) bisa menjadi rujukan kesaaan
akan pendapat ini, ia pun menyatakan bahwa “administrasi dalam arti yang luas
adalah mencakup organisasi dan manajemen”, (sagala, 2004:7) yang menyatakan
bahwa terdapat tiga komponen administrasi, yaitu: Manajemen, Organisasi,
Kegiatan-kegiatan operasi.
Menurut Mc conkey (1989) yang memaparkan perbedaan antara
administrator, manajer dan pimpinan, ia pun menyimpulkan bahwa:
a. Manajemen merupakan aspek dari administrasi,
b. Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen yang merupakan moto
penggerak,
c. Manajemen merupakan inti dari administrasi dan leadership,
d. Human relation merupakan inti dari kepemimpinan.
2.2. Fungsi Administrasi Pendidikan
Adapun fungsi administrasi pendidikan diantaranya adalah:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dalam administrasi pendidikan mencakup apa saja yang akan
dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian yaitu kegiatan penyusunan dan pembentukan hubungan
kerja antara individu. Maka kesatuan usaha dalam upaya pencapaian
maksud dan tujuan administrasi pendidikan bisa terwujud.
c. Kordinasi (Coordinating)
Kordinasi yaitu upaya yang dilakukan untuk menghindari terjadinya
kesimpangsiuran dalam bertindak. Dengan kata lain, koordinasi adalah
kegiatan yang membawa manusia, material, ide, teknik, dan tujuan ke
dalam suatu hubungan yang harmonis dan juga produktif.
d. Komunikasi (Comunicating)
Komunikasi yaitu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
program pendidikan. Aktivitas komunikasi tersebut meliputi
penyebarandan penyampaian gagasan maksud baik secara tertulus
maupun lisan (lansung).
e. Pengawasan (Supervision)
Dalam pelaksanaan program pendidikan tentu harus disertai dengan
adanya pengawasan, proses pengawasan program pendidikan harus
dulakukan dengan teliti agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
f. Kepegawaian (Staffing)
Fungsi kepegawaian sudah berjalan mulai dari proses perencanaan dan
pengorganisasian. Dalam hal ini, administrasi pendidikan mengupayakan
agar yang dipilih untuk menduduki jabatan tertentu yaitu orang-orang
yang memiliki kemampuan dan kapasitas yang sesuai dengan jabatan
yang diberikan.
g. Penganggaran (Budgeting)
Penganggaran yaitu angarangan biaya yang direncanakan dan
direalisasikan untuk pencapaian tujuan administrasi pendidikan.
h. Penilaian (Evaluating)
Tujuan kegiatan evaluasi yaitu untuk meneliti dan mengetahui efektivitas
pelaksanaan proses keseluruhan organisasi dalam upaya pencapaian hasil
sesuai program yang ditetapkan dalam kaitannya untuk pencapaian tujuan
pendidikan.
2.3. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Berikut ini adalah beberapa bidang penting yang termasuk di dalam ruang
lingkup administrasi pendidikan, antara lain:
a. Bidang Tata Usaha Sekolah
1. Organisasi dan Struktur Pegawai Tata Usaha
2. Anggaran belanja keuangan sekolah
3. Masalah kepegawaian dan personalia sekolah
4. Keuangan dan pembukuan
5. Korespondensi/surat menyurat
6. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan,
pengisian buku induk, rapot, dan sebagainya.
b. Bidang Personalia Murid
1. Organisasi murid
2. Masalah kesehatan murid
3. Evaluasi kemajuan murid
4. Masalah kesejahteraan murid
5. Bimbingan dan konseling untuk murid
c. Bidang Personalia Guru
1. Pengangkatan dan penempatan guru
2. Organisasi person guru
3. Masalah kepegawaian
4. Maslah kondisi dan evaluasi kemajuan guru
5. Refreshing dan upgrading guru
d. Bidang Pengawasan (Supervisi)
1. Upaya meningkatkan semangat guru dan pegawai tata usaha
2. Mengupayakan dan mengembangkan kerjasama yang baik
antara guru, murid dan pegawai tata usaha sekolah.
3. Mengupayakan dan membuat pedoman cara-cara menilai
hasil-hasil pendidikan dengan pengajaran.
4. Upaya untuk meningkatkan mutu dan pengalaman guru.
e. Bidang Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum
1. Berpedoman dan menerapkan kurikulum sekolah dalam upaya
mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
2. Melaksanakan organisasi kurikulum dan metodenya sesuai
dengan pembaharuan pendidikan dan lingkungan masyarakat.
2.4. Tujuan Manajemen Pendidikan
Secara garis besar tujuan administrasi pendidikan adalah untuk mencapai
tujuan dari pendidikan tersebut atau sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Sergiovanny dan Carver, terdapat 4 (empat) tujuan administrasi yaitu:
a. Efektivitas Produktifitas
Ketercapaian sasaran/tujuan yang telah ditetapkan karena merupakan
kemampuan organisasi dan kemampuan untuk beradaptasi dengan
lingkunagan dan mampu bertahan untuk tetap hidup.
b. Efisien
Menciptakan keseimbangan antara sumber-sumber yang dibutuhkan dan
yang ada atau tersedia guna mengurangi hambatan-hambatan dalam
mencapai tujuan pendidikan.
c. Kemampuan Menyesuaikan Diri
Dimana individu harus dapat mempelajari tindakan atau sikap baru untuk
hidup dan menghadapi keadaan tersebut sehingga tercapai kepuasan
dalam diri.
d. Kepuasan Kerja
Manusia bekerja mempunyai tujuan antara lain untuk mendapatkan
penghasilan agar kebutuhan dan keinginannya dapat terpenuhi dengan
baik. Kepuasan kerja adalah respon umum karyawan berupa perilaku
yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil dari persepsi mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan pekerjaannya.
2.5. Jenis-jenis Administrasi Pendidikan
Ada 5 (lima) macam jenis administrasi pendidikan atau sekolah yang
merupakan administrasi pokok yang wajib diwujudkan disetiap sekolah di indonesia,
yaitu:
a. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Penyelenggaraan pendidikan disekolah, bagian administrasi yang
mengelola sarana dan prasarana harus dapat memenuhi segala kebutuhan
sekolah yang menunjang proses penyelenggaraan pendidikan tersebut
baik itu bangunan, inventaris, maupun kebutuhan lainnya.
b. Pengelolaan Kurikulum
Tugas dari pengelola kurikulum adalah menyesuaikan program
pendidikan dengan kurikulum nasional. Memberikan pedoman kurikulum
kepada setiap guru, serta membuat perencanaan tentang proses
pembelajaran sesuai dengan jenjang kelasnya.
c. Administrasi Siswa
Khusus bagian pengelolaan kesiswaan ini berkaitan dengan mewujudkan
pembinaan yang efektif fan efisien menyesuaikan dengan fasilitas sarana
dan prasarana yang ada disekolah tersebut. bagian kesiswaan harus dapat
menentukan terget berapa jumlah siswa yang sanggup ditampung
disekolah itu, termasuk meneliti kondisi siswa, dan membantu
mewujudkan cara agar setiap siswa dapat belajar dengan nyaman dan
kondusif agar lulusan disekolah tersebut dapat sesuai harapan guru dan
orang tua.
d. Administrasi dan Pengelola Keuangan
Bagian pengelolaan keuangan memegang peranan penting dalam hal
pengaturan anggaran sekolah mulai dari merencanakan sumber
pemasukan dan tujuan pengeluaran yang didata dengan jelas yang
dilakukan secara rutin dan bertahap dan dapat dipertanggung jawabkan.
e. Administrasi Personalia
Fungsi dari administrasi personalia adalah untuk mengetahui dan
membidangi semua personil pengajar maupun tata usaha, bahkan
penyuruh disekolah tersebut dalam hal penyelenggaraan pendidikan yang
edukatif, efektif dan efisien.
2.6 Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan adalah suatu proses perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, dan penawasan dalam mengelola segala sumber daya yang berupa
manusia, uang, material, metode, mesin, market, waktu dan informasi untuk
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. pengertian
manajemen pendidikan menurut para ahli yaitu:
1. Syarif (1976:7)
Menurut syarif, pengertian manajemen pendidikan adalah segala usaha
bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber “personil maupun materil”
secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan.
2. Sutusna (1979:2-3)
Menurut sutusna, pengertian manajemen pendidikan adalah keseluruhan
“proses” yang membuat sumber-sumber personil dan materil sesuai yang
tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama di bidang
pendidikan.
3. Djam’an Satori (1980:4)
Menurut Djam’an Satori, pengertian dari manajemen pendidikan adalah
keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil
dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
4. Made Pidarta (Pidarta, 1997)
Menurut Made Pidarta, pengertian manajemen pendidikan adalah aktivitas
memadukan berbagai sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Soebagio Atmodiwirio (2003:23)
Menurut Soebagio Atmodiwirio, manajemen pendidikan adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga
pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
6. Engkoswara (Hidayat, 2012)(Ibrohim, 2018)
Menurut Engkoswara, manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang
mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang
baik bagi manusia yang turutserta didalam mencapai tujuan yang disepakati
bersama.
7. Hadari Nawawi (Nawawi, 1997)
Menurut Hadari Nawawi, pengertian manajemen dibidang pendidikan adalah
rangkaian kegiatan pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang
diselenggarakan dilingkungan tertentu terutama lembaga pendidikan formal.
8. Purwanto dan Djojopranoto (1981:14)
Menurut Purwanto dan Djojopranoto, manajemen pendidikan adalah suatu
usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya
baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
9. Daryanto (1998:8)
Menurut Daryanto, pengertian dari manajemen pendidikan adalah suatu cara
bekerja dengan orang-orang dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan
yang efektif.
10. Dasuqi dan Somantri (1992:10)
Menurut Dasuqi dan Somantri, manajemen pendidikan merupakan upaya
penerapan kaidah-kaidah manajemen dalam bidang pendidikan.
11. Sagala (2005:27)
Menurut Sagala, manajemen pendidikan adalah penerapan ilmu manajemen
dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan manajemen dalam
pembinaan, penembangan dan pengendalian usaha dan praktek-praktek
pendidikan.
12. Mulyasa (LAZWARDI, 2017)
Menurut Mukyasa, manajemen pendidikan diartikan sebagai segala sesuatu
yang berkenaan dengan penglolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah dan tujuan
jangka panjang.
13. Biro Perencana Depdikbud (1993:4)
Menurut Biro Perencana Depdikbud, manajemen pendidikan adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidik,
sumber daya pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.
2.7. Fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi manajemen secara umum adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan penilaian usaha-usaha pendidikan agar dapat
mencapai yujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi manajemen
pendidikan memiliki 4 (empat) unsur yaitu:
a. Perencanaan (Planning) adalah proses menyusun tujuan dan sasaran
organisasi dan menyusun peta kerja yang akan melibatkan cara pencapaian
tujuan.
b. Pengorganisasian (organizing) adalah proses penghimpunan sumber daya
manusia, modal dan peralatan yang dibutuhkan dengan cara yang efektif
guna mencapai tujuan.
c. Pelaksana (Implementation) adalah proses penggerangan sumber daya
manusia yang ada untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga
efisiensi proses terjadi dan menghasilkan efektivitas hasil kerja.
d. Pengawasan (Contrilling) adalah proses pemberian balikan dan tindakan
lanjut dari perbandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang
telah dibuat kemudian terdapat tindakan penyesuaian apabila terjadi
penyimpangan.
2.8. Tujuan Manajemen Pendidikan
Menurut (Usman, 2012) Tujuan utama dari manajemen pendidikan adalah
untuk melaksanakan suatu pembentukan kepribadian pelajar yang berdasarkan
dengan tujuan dari pendidikan nasional dan tingkat perkembangan atau perbaikan
untuk usia pendidik. Tujuan lain dan manfaat pembentukan manajemen pendidikan,
yaitu:
a. Terwujudnya susasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, menyenangkan dan bermakna.
b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi diri untuk
mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
c. Terpenuhinya salah satu dari 5 kopmpetensi tenaga kependidikan.
d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e. Terbekalinya tenaga kependidikan dan teori tenaga proses dan tugas
administrasi pendidikan.
f. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu
disebabkan oleh manajemennya.
g. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan
akuntabel.
h. Menungkatnya citra positif pendidikan.
2.9. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Menurut (Nasir & Samarinda, 2016) Berdasarkan lingkup wilayah
kerjanya manajemen pendidikan dibedakan menjadi 5 (lima) yaitu:
a. Manajemen pendidikan seluruh negara
Manajemen pendidikan untuk tingkat nasional ini ditangani bukan hanya
dengan pelaksanaan pelatihan pendidikan di dalam sekolah saja. Tetapi juga
pendidikan diluar sekolah, penyelenggaraan pelatihan, pengayaan
penelitian, atau pendidikan yang meliputi kebudayaan dan kesenian secara
nasional.
b. Manajemen pendidikan dalam satu provinsi
Manajemen ini memiliki ruang lingkup yang meliputi wilayah kerja satu
sebatas provinsi saja yang dimana pelaksanaannya dibantu oleh petugas
manajemen pendidikan yang berada di kabupaten dan dikecamatan.
c. Manajemen pendidikan dalam satu kabupaten atau kota
Manajemen ini memiliki ruang lingkup yang hanya meliputi wilayah kerja
satu kabupaten maupun satu kota saja.
d. Manajemen pendidikan satu unit kerja
Manajemen ini hanya di titik beratkan pada satu unit kerja yang langsung
dalam menangani pekerjaan mendidik.
e. Manajemen kelas
Manajemen kelas sebagai salah satu kesatuan kegiatan yang terkecil dalam
manajemen pendidikan yang menjadi inti dari smua jenis manajemen
pendidikan.
2.10. Peserta Didik
Peserta didik merupakan salah satu dari komponen pendidikan yang tidak
bisa ditinggalkan, karena tanpa adanya peserta didik makan tidak akan mungkin
proses pembelajaran dapat berjalan. Peserta didik merupakan komponen manusiawi
yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Dalam proses belajar-
mengajarpun peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan
dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003, peserta didik adalah anggota
masyaraat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Menurut Sudarwan Danim (2010:1) “ Peserta didik merupakan sumber utama
dan terpenting dalam proses pendidikan formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa
guru. Sebaiknya guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh karena itu
kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau
pendidikan yang dilembagakan dan menurut interaksi antara pendidik dan peserta
didik.
Menurut (Ramli, 2015) menambahkan bahwa terdapat hal-hal essensial
mengenai hakikat peserta didik, yaitu:
a. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar
kognitif atau intelektual,
b. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi periodesasi
perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki pola yang relatif sama,
c. Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi dan dunianya sendiri, bukan
sekedar miniatur orang dewasa,
d. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan
yang harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal-hal
tertentu banyak kesamaan,
e. Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab bagi proses belajar
pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan pendidikan
sepanjang hayat,
f. Peserta didik memiliki adaptabilitas didalam kelompok sekaligus
mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik,
g. Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual
dan kelompok, seta mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari orang
dewasa termasuk gurunya,
h. Peserta didik merupakan insan visioner dan proaktif dalam menghadapi
lingkungannya,
i. Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang paling
dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi lebih lebih buruk,
j. Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki aneka keunggulan,
namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa melakukan sesuatu
melebihi kapasitasnya.
Disamping itu menurut Oemar Hamalik (2004:99) menjelaskan bahwa “peserta
didik merupakan salah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor gutu,
tujuan, dan metode pengajaran”. Sedangkan menurut Samsul Nizar (2002:47)
menjelaskan bahwa “peserta didik merupakan orang yang dikembangkan”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disampaikan bahwa peserta
didik adalah seseorang yang mengembangkan potensi dalam dirinya melalui proses
pendidikan dan pembelajaran pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik bertindak sebagai pelaku pencari, penerima, dan penyimoan dari proses
pembelajaran, dan untuk mengembangkan potensi tersebut sangat membutuhkan
seorang pendidik/guru.
Setiap para peserta didik memiliki ciri-ciri dan sifat atau karakteristik yang
berbaeda yang diperoleh dari lingkungannya. Agar pembelajaran dapat mencapai
hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didiknya.
Karakteristik ini dimiliki sejak lahir baik yang menyangkut faktor biologis maupun
faktor sosial psikologis untuk dapat mengetahuo siapa peserta didik yang perlu
dipahami bahwa sebagai manusia yang sedang berkembang menuju arah ke
dewasaan.
Menurut Tirtaraharja (2000(Uyoh Sadullah,2010) mengemukakan bahwa ada
4 karakteristik yang dimaksudkan yaitu:
a. individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga
merupakan makhluk yang unik,
b. Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam
dirinya secara wajar,
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual,
d. Individual yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam
perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang ke
arah kedewasaan.
Faktor bawaan merupakan faktor yang diwariskan dari kedua orang tua individu
yang menentukan karakteristik fisik, dan terkadang intelejensi, faktor lingkungan
merupakan faktor yang menentukan karakteristik spiritual, mental, psikis, dan juga
terkadang fisik dan intelejensi. Faktor lingkkungan sendiri dibagi menjadi 3 (tiga)
yaitu:
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan Keluarga seperti motivasi dari kedua orang tua agar menjadi
orang yang sukses kedepannya dan tidak boleh kalah dengan kesuksesan
orang tuanya, kesuksesan teman orang tuanya, kesuksesan anak teman orang
tuanya, ingin merubah nasip keluarga yang kurang mampu, motivasi sebagai
kaka uang merupakan contoh bagi adik-adiknya, karena motivasi sebagai
adik yang tidak boleh kalah dengan kesuksesan kakanya.
b. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah seperti motivasi ingin menjadi juara kelas, motivasi
ingin menjadi yang terbaik di kelas.
c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat mislnya motivasi dari tetangga yang sukses.
2.11. Pelaksanaan Administrasi pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru
Menurut (Diki Budi Rahayu , Erwin Gunadhi, 2012) Administrasi
penerimaan peserta didik baru yaitu dokumen-dokumen yang dibutuhkan pada saat
pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Tujuan nya agar setiap kegiatan bisa
dipertanggung jawabkan secara benar dan prosedural. Yang du=ibutuhkan untuk
mendukung pada saat pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) adalah:
1. Juklak (Petunjuk Pelaksana) PPDB SMA/SMK
PPDB SMA/SMK pelaksanaannya oleh sekolahan masing-masing memiliki
ijazah atau surat keterangan yang setara dengan ijazah SMP, atau MTS atau
Sederajat, memiliki surat tanda kelulusan, apabila jumlah pendaftaran
melebihi daya tampung, maka akan diadakan perangkingan/pembobotan pada
kejuruan atau jurusan yang diamnil, dll.
2. SK Panitia PPDB
Secara administratif setiap kegiatan disekolah harus diselenggarakan dengan
kepanitiaan, artinya harus ada susunan panitia yang dinyatakan dalam sebuah
surat keputusan kepala sekolah atau SK kepala sekolah. Setiap sekolah tentu
memiliki format tersendiri dalam membuat SK Kepanitiaan.
a. Berita Acara Pembentukan Panitia
Setiap kepanitian dibentuk berdasarkan musyawarah atau rapat.
Pelaksanaan rapat atau musyawarah tersebut harus dibuktikan dalam
sebuah berita acara.
b. Rencana Penerimaan Peserta Didik Baru
Rencana penerimaan peserta didik baru ini sama dengan pengelolaan
keuangan, penerimaan peserta didik baru juga harus didukung dengan
dokumen perencanaan. Tentunya, perencanaan tersebut harus disesuaikan
dengan kapasitas ruang yang dimiliki sekolah. Dengan begitu pada saat
penerimaan peserta didik baru tidak akan asal menerima banyak siswa,
tapi akan mempertimbangkan kapasitas yang telah ada dalam
perencanaan.
2.12. Kendala dan Solusi pada saat Pelaksanaan Administrasi Penerimaan
Peserta Didik Baru
Proses penerimaan siswa didik baru adalah sebagai berikut:
a. Kendala
1. Adanya penerimaan siswa ilegal yang membuat kuota hampir
menjadi berlebih.
2. Adanya komersialisasi dalam proses PPDB, pada saat daftar
ulang sekolah memungut uang untuk keperluan buku paket.
3. Adanya penjualanan pakaian seragam, kaos olahraga, baju batik,
dll.
4. Adanya musyawarah yang melibatkan pihak sekolah dengan
orang tua peserta didik yang tidak demokratis terkait rencana
kerja dan anggaran sekolah (RKAS).
5. Adanya tindakan perpeloncoan yang dilakukan disekolah saat
masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
b. Solusi
1. Penyesuaian pada jalur prestasi,
2. Penyesuaian juga dilakukan pada jalur zonasi yang semula paling
sedikit 90% dari daya tampung sekolah, untuk diperbaharui
menjadi 80%,
3. Mengeluarkan surat edaran,
4. Membuat peraturan yang lebih baik agar tidak terjadi kesalahan,
Menampung semua masalah dan mencari solusi agar mendapatkan jalan keluar.