Post on 17-Apr-2019
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
2.1.1.1 Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Ada beberapa pengertian tentang hakekat Ilmu Pengetahuan Alam.
Dibawah ini dikemukakan beberapa pengertian IPA menurut beberapa ahli.
Menurut Nash dalam Samatowa (2011:3) Ilmu Pengetahuan Alam adalah
suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis, lengkap,
cermat serta dapat menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan
fenomena lain, sehingga membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang
diamati.
Menurut Sapriati, dkk (2008:5.11) Ilmu pengetahua Alam adalah hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan maupun konsep yang
terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan,
dan penyusunan hipotesis yang diikuti pengujian gagasan-gagasan.
„Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientificinquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiahserta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Olehkarena itu
pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalamanbelajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilanproses dan sikap
ilmiah‟.(Permendiknas No.22 Tahun 2006).
Menurut Samatowa (2011:6) memaparkan bahwa pembelajaran ilmu
pengetahan alam tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang
ada, dalam IPA anak- anak harus tetap bersikap ragu-ragu dalam mengenal
terjadinya sesuatu, sehingga kita selalu siap memodifikasi model- model yang kita
miliki tentang alam mini sejalan dengan penemuan- penemuan baru yang kita
dapatkan.
8
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di SD adalah salah satu pembelajaran yang mempelajari
alam secara ilmiah dan konkret dengan membantu siswa berfikir dengan cara yang
logis dan realistis.
2.1.1.2 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Permendiknas (2006:485) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk
SD/MI meliputi aspek-aspek: (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
(2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3)
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana. (4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,
dan benda-benda langit lainnya.
2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Ada beberapa tujuan pembelajaran IPA perlu diberikan dalam pendidikan
di SD. Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat ahli mengenai tujuan
pembelajaran IPA di SD.
Menurut Samatowa (2011:6) tujuan kulikuler pembelajaran IPA adalah:
(1) IPA bermanfaat bagi suatu bangsa. Sebab pengetahuan dasar untuk teknologi
adalah IPA. (2) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih
mengembangkan kemampuan berfikir kritis. (3) IPA bukan merupakan mata
pelajaran hafalan, karena di dalam IPA mengajarkan kepada siswa untuk
melakukan percobaan- percobaan yang nyata. (4) IPA mempunyai nilai- nilai
pendidikan untuk membentuk kepribadian siswa secara keeseluruhan.
Sedangkan menurut Permendiknas (2006:484) tujuan pembelajaran IPA di
SD adalah: (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2)
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3)
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat. (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
9
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan
kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
Dari beberapa pendapat tentang tujuan pembelajaran IPA, dapat
disimpulkan bahwa: (1) Melalui IPA, siswa dapat memperoleh keyakinan akan
peristiwa- peristiwa yang terjadi di alam merupakan ciptaan Tuhan, sehingga
manusia perlu untuk mengetahui gelaja yang terjadi, mencegah dampak buruk
terhadap alam atas ulah manusia, dan menjaga alam agar tidak rusak oleh
manusia. (2) Melalui IPA siswa dapat memperoleh pengetahuan nyata dengan
menyelidiki peristiwa di alam sekitar dengan melalui percobaan dan simulasi agar
membantu siswa dapat berfikir logis dan rasional.
2.1.1.4 Hakekat Hasil Belajar
Ada beberapa pengertian tentang hasil belajar. Dibawah ini dikemukakan
pengertian hasil belajar menurut beberapa ahli.
Skinner dalam Sagala (2010:14) mendefiniskikan belajar adalah suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif
dan berkelanjutan.
Menurut Gagne dalam Sagala (2010:17) belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus-
menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250) hasil belajar dapat dipandang
dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran.
Menurut Gagne dalam Purwanto (2010:24) hasil belajar adalah
terbentuknya konsep , yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di
10
lingkungan, yang menyediakan skema- skema yang terorganisasi untuk
mengasimilasi stimulus- stimulus baru dalam menentukan hubungan di dalam dan
diantara kategori- kategori. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama
perkembangan kognitif seseorang.
Menurut Anitah, dkk (2008:2.19) Hasil belajar merupakan kulminasi dari
suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi
kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suaru perubahan tingkah
laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,
fungsional, positif, dan disadari.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang terjadi dari diri setiap individu kedalam perubahan
yang lebih baik
Menurut Bloom dalam Sudjana (2001:22) membagi hasil belajar menjadi
tiga ranah, yaitu: 1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
dan evaluasi. 2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari
penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian. 3) Ranah psikomotorik, berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Dalam penelitian ini, hasil belajar dari fungsi sumatif diartikan sebagai
peningkatan kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui evaluasi yang
berguna untuk memperoleh data yang berupa nilai. Hasil belajar yang
menekankan aspek kognitif siswa menggunakan ukuran kemampuan siswa berupa
penskoran nilai untuk mata pelajaran IPA tentang Sistem Tata Surya dengan
memberikan nilai antara 0 – 100.
2.1.2 Metode Pemberian Tugas
2.1.2.1 Metode Pembelajaran
Di bawah ini dikemukan beberapa pengertian metode pembelajaran
menurut ahli, diataranya adalah.
Hamdani (2011:80) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan
guru untik menyampaikan pelajaran kepada siswa.
11
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:5) Metode pembelajaran
adalah merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk melaksanakan pembelajaran
secara optimal kepada siswanya sesuai tujuan yang ingin dicapai.
2.1.2.2 Jenis- Jenis Metode Pembelajaran
Ada banyak metode pembelajaran untuk menyampaikan materi belajar
bagi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Strategi pembelajaran
yang terbagi dalam banyaknya pilihan metode dipakai guru untuk mengajar
dengan mempertimbangkan materi yang akan diajarkan.
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:ii) jenis metode
pembelajaran ini adalah : 1) Metode ceramah. 2) Metode demonstrasi. 3) Metode
diskusi. 4) Metode simulasi. 5) Metode Pemberian tugas. 6) Metode tanya jawab.
7) Metode kerja kelompok. 8) Metode sistem regu (team teaching). 9) Metode
latihan (Drill). 10) Metode karyawisata (field – trip), dan 11) Metode problem
solving.
Menurut Roestiyah (2008:xi) strategi belajar disajikan dalam metode
pembelajaran yaitu: 1) Diskusi. 2) Kerja Kelompok. 3).Penemuan/ discovery. 4)
Simulasi. 5) Unit Teaching. 6) Mickroteaching. 7) Sumbang saran/ brain
stroming. 8) Inquiry. 9) Eksperimen. 10) Demonstrasi. 11) Karya wisata. 12)
Penyajian kerja lapangan. 13) Metode mengajar dengan mepergunakan komputer.
14) Metode mengajar non directive. 15) Sosiodrama dan bermain peran/ Roll
playing. 16) Penyajian secara kasus. 17) Penyajian secara sistem regu/ team
teaching. 18) P S S I. 19) Latihan/ drill. 20) Penyajian dan tanya jawad/ dialog.
21) Pemberian tugas. 22) Ceramah. 23) Penyajian dan interaksi masa, dan 24)
Metode mengajar bedasarkan prinsip- prinsip interdisiplinaritas.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pemberian tugas untuk
menyampaikan materi Sistem Tata Surya.
12
2.1.2.3 Hakekat Metode Pembelajaran Pemberian Tugas
Beberapa pengertian metode pemberian tugas menurut ahli akan
dipaparkan dibawah ini.
Menurut Sagala (2010:219) metode pemberian tugas adalah cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid
melakukan kegiatan belajar, kemudian harus mempertanggungjawabkannya.
Menurut Roestiyah (2008:133) metode pemberian tugas ini adalah metode
yang digunakan guru dengan tujuan agar siswa melaksanakan latihan- latihan
selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu
menjadi lebih terintegrasi.
Menurut Hamid (2011:213) metode pemberian tugas adalah metode
dimana guru memberikan suatu tugas kepada siswa dan mengaitkannya dengan
tugas- tugas yang lain.
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:25) metode pemberian
tugas merupaka metode yang dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik
secara individu atau kelompok.
Sehingga dapat disimpulkan metode pemberian tugas adalah pembelajaran
dimana guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu yang
dikaitkan dengan tugas yang lainnya, baik itu secara individu maupun kelompok.
2.1.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas
Kelebihan Metode pemberian tugas menurut Sagala (2010:219)
diantaranya adalah: 1) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil
percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau
bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih
oetentik. 2) Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri. 3) Tugas dapat lebih
meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam,
memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari. 4) Tugas
dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi
dan komunikasi. 5) Metode ini dapat mermbuat siswa bergairah dalam belajar
dengan dilakukan melalui berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
13
Sedangkan Kelemahannya adalah: 1) Seringkali siswa melakukan
penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa
mengalami peristiwa belajar. Untuk mengatasi hal ini, hendaknya guru
memberikan tugas yang jelas kepada siswa, sehingga mereka mengerti apa yang
harus mereka kerjakan. 2) Ada kalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa
pengawasan. Dapat ditangani dengan guru memberikan kontrol dan pengawasan
yang sistematis atas tuga syang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar
dengan sungguh- sungguh. 3) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar
melepaskan tanggung jawab bagi guru, apalagi bila tugas itu sukar dilaksanakan
ketegangan mental mereka dapat terpengaruh. Hal ini dapat ditangani dengan guru
memberikan materi dengan mempertimbangkannya materi tersebut dapat menarik
minat dan perhatian siswa. 4) Apabila tugas diberikan secara umum, mungkin
seseorang anak didik akan mengalami kesulitan karena sukar meyelesaikan tugas
dengan adanya perbedaan individu. Hal yang perlu dilakukan guru adalah dengan
mempertimbangkan tugas yang diberikan kepada siswa harus memperhatikan
perbedaan individu masing- masing, sehingga dapat meminimalisir kesulitan
belajar siswa.
Menurut Hamid (2011:212) Kelebihan dan kekurangan metode pemberian
tugas ada beberapa hal. Kelebihan metode pemberian tugas diantaranya: 1)
Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat
lebih lama. 2) Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dan
keberanian dalam mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
Sedangkan kekurangan metode pemberian tugas adalah: 1) Sering kali
siswa melakukan penipuan, di mana ia hanya meniru hasil pekerjaan orang lain
tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. Seperti halnya kekurangan
metode pemberian tugas menurut Syaiful Sagala (2010) hal ini dapat di
tanggulangi dengan guru memberikan tugas yang jelas kepada siswa, sehingga
mereka mengerti apa yang harus mereka kerjakan. 2) Terkadang tugas itu
dikerjakan orang lain tanpa pengawasan. Seperti di dalam kekurangan menurut
Sagala (2010) hal ini dapat ditangani dengan guru memberikan kontrol dan
pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa
14
untuk belajar dengan sungguh- sungguh. 3) Sukar memberikan tugas yang
memenuhi perbedaan individu. Hal ini diatasi dengan guru memberikan tugas
sesuai kemampuan yang dimiliki siswanya.
Menurut Roestiyah (2008:135) kelebihan metode pemberian tugas
diataranya adalah: 1) Siswa mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya,
sehingga megakibatkan pengetahuan yang dicarinya akan tertinggal lama dalam
dirinya. 2) Dapat mengembangkan daya pikir siswa daya inisiatif, daya kreatif,
tanggung jawab dan melatih siswa bekerja secara mandiri.
Sedangkan kekurangannya adalah: 1) Siswa dapat meniru pekerjaan
temannya. Seperti halnya kelemahan di dalampendapat beberapa ahli, pembeian
tugas dapat dilakukan guru di kelas, sehingga guru dapat mengawasinya. 2)
Apabila tugas diberikan untuk tugas rumah, pekerjaan atau tugas bisa saja di
kerjakan orang tua. Seperti halnya kekurangan yang pertama, tugas lebih baik
diberikan kepada siswa di sekolah.
2.1.2.5 Langkah- Langkah Menggunakan Metode Pemberian Tugas
Ada beberapa pendapat untuk memimplementasikan metode pemberian
tugas dengan langkah- langkah yang terperinci.
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:25) adalah :
1) Fase Pemberian Tugas.
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tujuan yang
akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk
yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
2) Langkah Pelaksanaan Tugas
Dalam pelaksanaan tigas ini, hal-hal yang harus dilakukan adalah:
a. Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
b. Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
c. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
d. Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
3) Fase Pertanggungjawaban Tugas
Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
15
b. Ada tanya jawab dan diskusi.
c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau nontes atau caralainnya.
d. Fase mempertanggungjawabkan tugas.
Menurut Roestiyah (2008:137) langkah- langkah pelaksanaan pemberian
tugas adalah.
1) Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan
2) Mempertimbangkan apakah teknik pemberian tugas tepat untuk dapat
mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
3) Merumuskan tugas- tugas dengan jelas dan muda dimengerti.
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan langkah-
langkah pemberian tugas adalah.
1) Guru mempertimbangkan kesesuaian materi dengan metode pemberian tugas,
sehingga nanti konsep dari materi yang akan di sampaikan dapat diterima
siswa dengan baik.
2) Guru memberikan pengarahan tugas kepada siswa dengan jelas sehingga
siswa benar- benar paham tugas mereka sesuai keinginan guru.
3) Siswa mengerjakan tugas sesuai tugas yang diberikan dengan pengawasan
guru.
4) Siswa menyampaikan hasil dari tugas yang mereka terima, sebagai bentuk
pertanggung jawaban atas tugas yang sudah dilaksanakan.
2.1.3 Media Pembelajaran Video
2.1.3.1 Hakekat Media Pembelajaran
Ada banyak pengertian media pembelajaran. Dibawah ini dikemukakan
pengertian media pembelajaran dari beberapa ahli.
Hakekat media pembelajaran Menurut Briggs dalam Uno dan Lamatenggo
(2010:122) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat
menyampaikan pesan berupa materi kepada peserta didik serta merangsang
peserta didik untuk belajar.
„Media dimaknai sebagai antara, yang secara harfiah berarti
perantara. Secara khusus kata tersebut dapat diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu
sumber ke sumber penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, maka
16
media pembelajaran adalah alat komunikasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar
dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi
lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran‟. (Mawardi,
2011:58)
Menurut Anitah, dkk (2008:6.3) media pembelajaran pada hakikatnya
merupakan saluran atau jembatan dari pesan- pesan pembelajaran (messages)
yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa)
dengan maksud agar pesan- pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat
sesuai dengan tujuannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah cara atau alat yang membantu selama proses pembelajaran dalam
menyampaikan informasi kepada siswa.
2.1.3.2 Jenis Media Pembelajaran
Menurut Mawardi (2011:59) jenis- jenis media pembelajaran diantaranya
adalah:
1. Media visual
Merupakan media yang hanya dapat dilihat dapat juga disebut sebagai media non
proyek. Contohnya seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso,
film bisu, model tiga dimensi seperti diorama.
2. Media yang Diproyeksikan
Merupakan media yang diproyeksikan ke layar dengan menggunakan poyektor.
Contohnya overhead transparansi (OHP), slide, dan filmstrips.
3. Media audio
Merupakan media yang fleksibel karena bentuknya mudah dibawa dan
digunakan dengan hanya didengar. Contohnya kaset audio, radio, MP3 Player,
dan iPon.
4. Media audio visual
Merupakan media yang dapat dilihat sekaligus didengar seperti film bersuara,
video, televisi dan sound slide. Dalam penemuan baru contoh media audio visual
yang dibuat dengan menggunakan komputer adalah media ulead video editor.
17
5. Media realita
Merupakan semua media nyata yang berada di lingkungan alam, baik digunakan
dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan,
binatang, insektarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.
2.1.3.3 Video sebagai Media Pembelajaran
Dalam penggunaan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah media video. Media video merupakan salah satu jenis media
pembelajaran yang bersifat media audio visual.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Prastowo (2012:300)
mengartikan video merupakan rekaman gambar hidup atau program televisi
melalui tayangan dengan gambar yang bergerak disertai dengan suara.
Uno dan Lamatenggo (2010:137) mengemukakan “Media
video membantu pengajar untuk menjelaskan gerakan atau prosedur
tertentu dengan lebih rinci”.
Sehingga dapat disimpulkan media video adalah media pembelajaran yang
membantu pengajar dalam menyampaikan materi dengan lebih mudah dan rinci
menggunakan efek gambar bergerak dan suara.
2.1.3.4 Syarat- Syarat Video yang Baik untuk Pembelajaran
Menurut Riyana (2007:11) video yang baik memiliki ketentuan- ketentuan
sebagai berikut:
1. Tipe Materi
Media video cocok untuk materi pelajaran yang bersifat menggambarkan suatu
proses tertentu, sebuah alur demonstrasi, sebuah konsep atau mendeskripsikan
sesuatu.
2. Durasi waktu
Media video memiliki durasi yang lebih singkat yaitu sekitar 20-40 menit,
mengingat kemampuan daya ingat dan kemampuan berkonstentrasi manusia yang
terbatas.
3. Format Sajian Video
Video pembelajaran mengutamakan kejelasan dan penguasaan materi, yang
mengutamakan unsur naratif (narator), wawancara, presenter, format gabungan.
18
4. Ketentuan Teknis
Pembelajaran lebih menekankan pada kejelasan pesan. Sehingga penting adanya
pengambilan gambar dengan teknik zoom atau extrem close up untuk menunjukan
objek secara detail. Menggunakan teknik out of focus atau in focus dengan
pengaturan def of file untuk membentuk image focus of interest atau mefokuskan
objek yang dikehendaki dengan membuat sama (blur) objek yang lainnya.
Pengaturan proverty yang sesuai dengan kebutuhan, perlu menghilangkan objek-
objek yang tidak berkaitan dengan pesan yang disampaikan. Penggunaan tulisan
(text) dibuat dengan ukuran yang proporsional, jika text dibuat animasi, atur agar
animasi text tersebut dengan speed yang tepat dan tidak terlampau diulang-ulang
secara berlebihan. Dan video yang ditampilkan setidaknya jelas untuk dilihat
antara 40-50 siswa.
5. Penggunaan Musik dan Sound Effect
Musik untuk pengiring suara sebaiknya dengan intensitas volume yang lemah
(soft) sehingga tidak mengganggu sajian visual dan narator. Musik yang
digunakan sebagai background sebaiknya musik instrumen. Hindari musik dengan
lagu yang populer atau sudah akrab ditelinga siswa. Dan menggunakan sound
effect untuk menambah suasana dan melengkapi sajian visual dan menambah
kesan lebih baik.
Dalam penelitian ini digunakan video pembelajaran dari Nanda Production
(2007) dengan judul jalajah antariksa untuk menyampaikan materi kepada siswa.
Video ini sudah memenuhi ketentuan syarat penggunaan video pembelajaran yang
baik untuk menyampaikan materi kepada siswa.
2.1.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Media Video
Menurut Hamdani (2011:188) menjelaskan kelebihan dan kelemahan
media video antara lain: 1) Dapat menstimulus efek gerak, 2) Dapat diberi suara
ataupun warna. 3) Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya. 3)
Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya.
Sedangkan kelemahannya antara lain: 1) Memerlukan peralatan khusus
dalam penyajiannya. Seperti membutuhkan proyektor, speaker dan alat pendukung
lainnya. Sehingga guru sebelum pembelajaran dimulai harus sudah menyiapkan
19
peralatan pendukung. 2) Memerlukan tenaga listrik. Hal ini dikarenakan bahan-
bahan elektronik untuk tampilan video membutuhkan listrik. Penggunaan listrik
ini akan memperlancar penggunaan video, tetapi akan sulit ketika listrik mati. 3)
Memerlukan keterampilan dan kerja tim dalam pembuatannya. Ini untuk
meminimalisir kerusakan alat apabila seseorang tidak tahu bagaimana cara
penggunaannya. Guru harus mampu menggunakan teknologi sesuai tuntutan
zaman sehingga pembelajaran yang bermakna lebih dapat diterapkan.
Menurut Anderson dalam Hamzah dan Lamatenggo (2010:135) video
memiliki sejumah keunggulan, serta keterbatasan. Kelebihan media video
diantaranya: 1) Dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. 2) Menampilan
peserta didik dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi. 3) Dapat
memperkokoh proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut. 4)
Mendapatkan isi dan susunan yang masih utuh dari materi pelajaran atau latihan,
yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku
teks, serta alat atau benda lain yang biasanya digunakan di lapangan. 5) Informasi
dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang
berbeda dan dengan jumlah penonton (peserta) yang tidak terbatas. 6)
Pembelajaran dengan mandiri, dimana siswa belajar sesuai dengan kecepatan
masing- masing dapat dirancang.
Sedangkan kelemahan media video antara lain: 1) Ketika akan digunakan,
peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan. Hal ini seperti
yang telah disampaikan untuk penanganannya pada keemahan video menurut
Anderson dalam Hamzah dan Lamatenggo (2010:135). 2) Perubahan yang pesat
dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem video menjadi masalah yang
berkelanjutan. Hal ini karena perkembangan jaman, sehinga guru harus mampu
mengikuti perkembangan jaman, begitu pula dalam menyampaikan materi
pembelajaran guru harus mampu memilih media- media yang tepat.
2.1.3.6 Langkah- langkah Pembelajaran dengan Video
Langkah- langkah penggunaan media video menurut Mawardi (2011:62)
dalam pembelajaran :
20
1) Sebelum menyajikan media video terlebih dahulu menyiapkan sarana
penunjang. Sarana penunjang disini seperti menyuapkan laptop, proyektor dan
LCD untuk menampilkan media video.
2) Memberikan motivasi kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
Misalnya dalam materi yang akan di bahas adalah sistem tata surya, guru dapat
memberikan apersepsi seperti dengan menanyakan kepada siswa. “anak- anak
bintang, bulan dan bumi itu merupakan bagian dari apa?”.
3) Guru kemudian memfasilitasi siswa dengan menampilkan media video tentang
jelajah antariksa.
4) Siswa menyimak dengan seksama.
5) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menuliskan makna/materi yang
didapat dari materi yang telah dipelajari.
6) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan reflesi film di
depan kelas.
7) Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dari pokok bahasan sistem
pata surya.
2.1.4 Penggunaan Metode Pemberian Tugas dengan Media Video dalam
Pembelajaran IPA di SD
Menurut Kamp dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:4) Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Menurut Dick dan Carey dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:4)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dalam hubungan penggunaan metode
pemberian tugas dan media video merupakan bagian dari strategi pembelajaran,
yang mana merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah
tujuan pembelajaran IPA. Penerapan strategi pembelajaran dengan metode
21
peberian tugas akan membantu siswa memperoleh pengetahuan dengan membuat
keterangan penting materi IPA dengan media video yang disaksikan oleh siswa.
2.2 Kajian Hasil yang Relevan
Masruroh, Siti. 2006. “Pengaruh Penggunaan Tugas dan Resitasi
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 2 Semester 2 Pokok Bahasan
Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel SMP Islam Sultan Agung I
Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006”. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung =
13,495 dan ttabel = 1,665, oleh karena thitung > ttabel, jadi Ho ditolak. Sehingga rata-
rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih dari rata-rata hasil belajar kelompok
kontrol. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa diperoleh
nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen adalah 82,63 dan
kelompok kontrol 57,56. Besar pengaruh dari penggunaan metode tugas dan
resitasi terhadap hasil belajar sebesar 51,56%, sedangkan 48,44% disebabkan oleh
faktor lainnya seperti bakat, kecerdasan, sarana dan prasarana, lingkungan dan
sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan pada penggunaan metode tugas
dan resitasi akan memberikan pengaruh dan hubungan yang berarti terhadap hasil
belajar matematika. Disarankan guru dapat mencoba menggunakan metode tugas
dan resitasi untuk diterapkan pada pokok bahasan yang lain, supaya siswa
mempunyai kesiapan, kedisiplinan, rasa tanggung jawab serta termotivasi dalam
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Putri, Chendyka Arhta. (2011) . “Efektifitas Penggunaan Metode
Pemberian Tugas dan Portofolio Serta Metode Diskusi dan Lembar Kerja Siswa
Ditinjau Dari Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Negeri
Sidorejo Lor 02 Kecamatan Sidorejo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010 / 2011”.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa: 1) ada perbedaan yang signifikan (0,00)
hasil belajar siswa menggunakan kelompok eksperimen yang menggunakan
model pemberian tugas dan portofolio dengan kelompok kontrol yang
menggunakan model diskusi dan lembar kerja. 2) Pembelajaran menggunakan
metode pemberian tugas dan portofolio lebih efektif daripada pembelajaran
menggunakan metode diskusi dan lembar kerja untuk diterapkan pembelajaran.
22
Utaminingtyas, Siwi. (2012) ;“Pengaruh Penggunaan Media Video
Terhadap Kemampuan Menyimak Dongeng pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Panjatan, Panjatan, Kulon Progo Tahun 2011
/ 2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penggunaan media
video terhadap kemampuan menyimak dongeng pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa kelas V SD Negeri Panjatan Tahun 2011 / 2012. Hal ini terlihat
dari nilai postes yang dilakukan, dengan skor rata- rata kemampuan menyimak
dongeng dengan menggunakan media video 75,6 sedangkan yang tidak
menggunakan media video 61,2. Dari perolehan nilai tersebut menunjukkan
bahwa dengan menggunakan media video nilai yang diperoleh lebih tinggi
daripada yang tidak menggunakan media video, hal ini berarti ada pengaruh
penggunaan media video terhadap kemampuan menyimak dongeng.
Asmoro, Novian Tri (2012) : “Pengembangan Media Video Interaktif
Tari Bedana Untuk Pembelajatran Tari Nusantara di SMP”. Hasil penelitian ini
menunjukkan sebanyak 30 orang pada aspek kebenaran konsep penelitian
memiliki skor hrata- rata hasil sebesar 85, 825, aspek materi memiliki skor rata-
rata hasil sebesar 83, 925, dan aspek pembelajaran sebesar rata- rata hasil 83, 030.
Maka, semuanya termasuk kategori layak. Bedasarkan analisis hasil evaluasi ahli
materi dan ahli media, serta uji coba lapangan dapat disimpulkan bahwa media
video layak digunakan sebagai media pembelajaran.
2.3 Kerangka Pikir
Dalam proses pembelajaran digunakan kurikulum sebagai dasar acuan
pendidikan di Indonesia agar pembelajaran yang terjadi di seluruh daerah
Indonesia ini dapat merata. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi
dan kompetensi dasar pada setiap tingkat atau semester.
Mata pelajaran IPA untuk tingkatan SD/ MI untuk semsester 2 mengacu
pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Dalam penelitian ini
melakukan penelitian untuk tingkatan kelas SD/MI. Adapun Standar Komptetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan dalam penelitian adalah.
23
Standar Kompetensi : 9. Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan
interaksi bumi dalam tata surya.
Kompetensi Dasar : 9.1 Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi
penyusun tata surya.
Dalam penelitian yang akan dilakukan di kelas 6 SD Negeri 01 Ngadisepi
dengan materi sistem tata surya, peneliti menggunakan kolaborasi metode
pemberian tugas dan media pembelajaran audio visual dengan jenis media video.
Dengan mengkolaborasikan strategi pembelajaran ini membantu guru
memberikan materi secara lebih menarik dan bermakna, karena siswa menerima
materi dengan bantuan media pembelajaran video dengan penerapan metode
pemberian tugas, ketika anak menyaksikan tayangan materi. Dengan bantuan
teknologi bisa menjadi perangkat ampuh untuk membantu guru mencapai tujuan
kognitif yang bermacam- macam. Teknologi bisa membantu siswa mempelajari
fakta, memahami abstraksi, dan mencapai tujuan- ujuan dalam tingkatan
taksonomi kognitif yang lebih tinggi (Roblyer, 2006)
Dalam pembelajaran IPA siswa dimungkinkan terlibat langsung di dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas agar
siswa bisa bertanggung jawab dengan tugasnya mereka masing- masing. Selain itu
menurut tingkat perkembangannya karakteristik siswa SD senang melihat sesuatu
secara nyata, begitu pun bagaimana siswa ingin mengetahui seperti apa sisrtem
tata surya secara lebih nyata, maka media pembelajaran ini akan sangat
membantu. Dari tingkat perkembangan kognitif siswa anak SD memasuki tahapan
operasional konkret (Piaget, 1969).
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dipaparkan, maka dirumuskan
ke dalam suatu hipotesis. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1) Dengan menggunakan metode pembelajaran pemberian tugas dengan media
video pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6
SD Negeri 01 Ngadisepi Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung
Semester 2 Tahun 2012/2013.