Post on 23-Aug-2020
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kerjasama
a. Pengertian kerjasama
Kerjasama sebagai nilai menegaskan perlunya ketergantungan
positif, yakni mewujudkan slogan “satu untuk semua, semua untuk
satu”, (Samani dan Hariyanto, 2012:162). Kerjasama yang baik akan
memunculkan kekuatan yang semakin besar untuk mencapai tujuan,
karena masing-masing kekuatan individu akan bergabung.
Penggabungan kekuatan individu dalam melaksanakan sebuah
kegiatan atau pekerjaan akan mempermudah menyelesaikan pekerjaan.
Pengertian ini juga disampaikan menurut Samani dan Haryanto
(2012: 118) sifat suka kerjasama dan gotong royong adalah tindakan
atau sikap mau bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dan keuntungan bersama. Keterampilan bekerjasama menjadi
sangat logis untuk ditumbuhkan. Menguasai dunia maya dengan baik
tidak menjamin generasi yang akan datang dapat hidup dengan baik
tanpa terisolasi, pemanfaatan komputer beserta menu-menu yang
memungkinkan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Peranannya akan sangat berarti apabila melakukan kerjasama
dengan teman sejawat lain. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam
menjalani kehidupan di masyarakat, tanpa kerjasama kehidupan akan
berjalan dengan baik, kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang akan
10
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
11
sangat baik apabila dikerjakan dengan bekerjasama. Proses
pembelajaran akan berjalan maksimal untuk menuju tujuan bersama
apabila ada kerjasama antara guru dengan siswa dan siswa dengan
siswa, kemudian menurut Samani dan Haryanto (2012:104) kerjasama
(cooperation) adalah bekerja sama menuju tujuan bersama. Prinsip ini
maknanya adalah kerjasama tidak hanya sebagai cara untuk belajar,
tetapi kerjasama juga menjadi bagian dari isi pembelajaran. Kerjasama
menurut Samani dan Haryanto (2012 :162) adalah sebagai nilai
karakter.
Beberapa pendapat menurut para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa kerjasama yaitu usaha suatu kelompok untuk
memecahkan suatu permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang
dipecahkan berkaitan dengan tujuan kelompok yang hendak dicapai.
Permasalahan dipecahkan berdasarkan partisipasi individu dan
kelompok.
b. Indikator kerjasama
Kerjasama memiliki indikator yang dibelajarkan menurut Fitri
(2012: 107) yaitu:
a) Menggabungkan tenaga diri pribadi dengan orang lain untuk
bekerja demi mancapai suatu tujuan.
b) Menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama
c) Mengoreksi jawaban bersama antara guru dan siswa
d) Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
e) Membagi pekerjaan dengan orang lain untuk suatu tujuan.
f) Melibatkan seluruh anggota kelompok untuk ikut bekerja
dalam melaksanakan tugas
g) Membentuk kelompok piket harian untuk menjaga kebersihan
kelas
h) Membantu berkontribusi dalam kelompok.
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
12
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku, pengertian belajar sebagai berikut:
“ Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”, Slameto (2010:2)
Belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah
laku. Pengertian belajar menurut Gagne (1989) dalam (Susanto,
2013:1) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar
dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di
mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan
siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai
akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengemukakan dalam
(Sanjaya 2006:112), “Learning is the process by wich and activity
originates or changed through training procedurs (wether in
laboratory or in the natural environment) as distinguished from
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
13
changes by factors not atributable to training” belajar adalah proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di
dalam laboratorium maupun didalam lingkungan alamiah.
Belajar dalam aliaran Behavioristik, hakikatnya adalah
pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra
dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antar stimulus
dan respons. Teori ini juga dinamakan teori stimulus-respons. Belajar
adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respons
sebanyak-banyaknya, Sanjaya (2006:114).
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental
yang tidak dapat dilihat. Proses perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Kita hanya mungkin
dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku.
Beberapa ahli di atas telah mengemukakan pendapat tentang
pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar yaitu
proses seseorang menemukan pengetahuan baru dari pengalaman yang
baru didapatkan setelah seseorang melakukan suatu tindakan, proses
perubahan yang terjadi pada diri seseorang ke arah yang lebih baik
setelah melakukan suatu tindakan. Perubahan yang dimaksud yaitu
mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku dan ini diperoleh
melalui latihan (pengalaman)
b. Tujuan belajar
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
14
Pengelompokan kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan
belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Robert
M. Gagne (dalam Hasibuan, 2008:5), mengemukakan delapan macam,
yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam kemampuan
manusia yang merupakan hasil belajar sehingga, giliranya
membutuhkan sekian macam kondisi belajar (atau sistem lingkungan
belajar) untuk mencapainya. Kelima macam kemampuan hasil belajar
tersebut adalah:
1) Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting
dari sistem lingkungan skolastik)
2) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang di
dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah
3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang
4) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan
sebagainya
5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas
emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimanadapat disimpulkan
dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang,
atau kejadian.
c. Faktor yang berpengaruh terhadap belajar
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
a) Cara orang tua mendidik
b) Relasi antar anggota keluarga
c) Suasana rumah
d) Keadaan ekonomi keluarga
e) Pengertian orang tua
f) Latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah
a) Metode mengajar
b) Kurikulum
c) Relasi guru dengan siswa
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
15
d) Relasi siswa dengan siswa
e) Disiplin sekolah
f) Alat pembelajaran
g) Waktu sekolah
h) Standar pelajaran di atas ukuran
i) Keadaan gedung
j) Metode belajar
k) Tugas rumah, (Slameto, 2003:60-69).
3) Prinsip belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang
harus dijadikan pegangan didalam pelaksanaan kegiatan belajar.
Hukum yang terdapat dalam belajar akan sangat menentukan
proses dan hasil belajar.
Adapun prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
a) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
(1) Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi
aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk
mencapai tujuan intruksional
(2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
intruksional
(3) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak
dapat mengembangkan kemampuan yang bereksplorasi dan
belajar dengan efektif
(4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b) Sesuai hakikat belajar
(1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya.
(2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery.
(3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara
pengertian yang satu dengan pengertian lain) sehingga
mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang
diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
c) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
16
(1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya
(2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.
d) Syarat keberhasilan belajar
(1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa
dapat belajar dengan tenang
(2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali
agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada
siswa, (Slameto 2010:27).
d. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan pencapaian siswa dari hasil proses
belajar yang telah dilakukan dalam suatu institusi yang menghasilkan
pengetahuan dan nilai. Pengertiaan prestasi belajar menurut Arifin
(2009:12) Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Prestasi dalam bahasa Indonesia yang berarti hasil belajar. prestasi
belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning
outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, berbeda dengan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak siswa. Prestasi belajar merupakan suatu masalah
yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kamampuan masing-masing.
Beberapa sumber ahli yang telah mengemukakan pendapatnya
dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
17
seseorang melalui proses memperoleh pengetahuan yang berupa huruf
atau angka.
1) Fungsi prestasi belajar menurut Arifin (2009: 12-13)
a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan khasrat ingin tahu
c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan
d) Prestasi belajar sebagai indikator interen dan eksteren dari suatu
institusi pendidikan
e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
peserta didik.
2) Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar
a) Bakat untuk mempelajari sesuatu
b) Mutu pengajaran
c) Kesanggupan untuk memahami pengajaran
d) Ketekunan.
Kegunaan prestasi banyak ragamnya, antara lain sebagai
umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan
diagnostik, untuk keperluan bimbingaan dan penyuluhan, untuk
keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan,
untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan
sekolah, (Croanbach, 1970 dalam Arifin 2009:13). Pentingnya
mengetahui dan memahami fungsi prestasi belajar peserta didik,
baik secara perorangan maupun secara kelompok.
Fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, sebagai indikator kualitas
institusi pendidikan. Prestasi belajar bermanfaat sebagai umpan
balik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
18
dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan
atau bimbingan terhadapa peserta didik.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar di dapatkan dengan kesungguhan, kerja keras dan
ketekunan dalam belajar agar prestasi belajar yang diharapkan dapat
memuaskan. Pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar menurut Slameto (2003:54) ada 2 macam, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang
belajar, seperti:
a) Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh
b) Faktor psikologi, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kematangan, kesiapan
c) Faktor kelelahan, faktor kelelahan dibagi menjadi dua macam
yaitu kelelahan jasmani (lemah lunglai) dan kelelahan rohani
(kelesuan dan kebosanan).
2) Faktor eksteren
a) Keadaan keluarga. Keadaan keluarga yang ada pada keluarga
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pencapaian
prestasi belajar, misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua
b) Keadaan sekolah. Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana
siswa belajar secara sistematis
c) Lingkungan masyarakat/lingkungan sosial.
3. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian
pembelajaran di mana siswa melakukan percobaan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses belajar mengajar
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
19
dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.
Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau
percobaan mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas
proses yang dialaminya itu, (Djamarah dan Zain 2010:84).
Pendapat mengenai metode eksperimen juga dijelaskan menurut
Rusyan 1993 dalam (Sagala, 2011:220) metode eksperimen adalah cara
penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau
hipotesis yang dipelajari. Pendapat menurut Roestiyah (2008:80)
metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, siswa yang
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaan kemudian hasil pengamatan
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Meode eksperimen dikenal dengan nama lain metode percobaan.
Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu cara belajar-mengajar
yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menemukan,
menganalisa, membuktikan dan mengalami sendiri obyeknya, keadaan
serta menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang telah diamatinya,
Suharyono (1991:38). Pendapat yang menjelaskan mengenai metode
eksperimen juga dikemukakan oleh Djamarah, 2000 dalam (Trianto
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
20
2013:196) metode eksperimen (percobaan) adalah metode pemberian
kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan. Metode eksperimen menurut
Al-farisi 2005 dalam (Trianto, 2013:200) adalah metode yang bertitik
tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur
kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulkan bahwa
metode eksperimen adalah suatu metode mengajar yang proses
pembelajarannya yaitu dengan mencobakan sesuatu, membuktikan
sendiri apa yang dipelajari dan mengamatinya lalu menarik kesimpulan
dari percobaan tersebut. Pembelajaran menggunakan metode
eksperimen dapat melatih siswa menjadi lebih aktif, siswa lebih
terampil dalam menggunakan alat peraga dan melatih siswa untuk
menemukan semua data fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan,
bukan data opini hasil rekayasa pemikiran. Metode eksperimen secara
langsung dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif,
perlu pelaksanaan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam eksperimen siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi
siswa
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan bahan percobaan yang digunakan harus baik dan
bersih
c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi
dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
21
yang cukup lama; sehingga mereka menemukan pembuktian
kebenaran dari teori yang dipelajari.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka
perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih obyek eksperimen
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua maslah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa
segi kehidupan sosia; dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain
karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak
bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada, (Roestiyah,
2008:81).
Langkah-langkah dalam melaksanakan suatu eksperimen perlu
memperhatikan prosedur sebagai berikut, Roestiyah (1008:81):
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka
harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen
b. Kepada siswa perlu diteangkan pula tentang:
1. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam
percobaan
2. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui
variabel-variabel yang harus dikontrol dengan ketat
3. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung
4. Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan di catat
5. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
perhitungan, grafik dan sebagainya.
c. Selama eksperimen berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang
kesempurnaan jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulakan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan
tes atau sekedar tanya jawab.
Pembelajaran dengan metode eksperimen mempunyai tahap-
tahap sebagai berikut, menurut Palendeng 2003 dalam (Trianto,
2013:199-200):
(a) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan percobaan yang
demonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
22
(b) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa pada saat guru melakukan
percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat
peristiwa tersebut.
(c) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya.
(d) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dugaan awal
yang telah dirumuskan dan dilakukan malalui kerja kelompok.
Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat
kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
(e) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan
konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya, kegiatan ini
merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari
(f) Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah satu konsep. penerapan
pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa
untuk memahami konsep, pemahaman konsep dapat diketahui
apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun
aplikasi dalam kehidupannya.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut, (Djamarah dan Zain 2010:84).
1) Kelebihan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:
a) Membuat siswa lebih percaya diri atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya
b) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru
dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi
kehidupan
c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
2) Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan, antar lain:
a) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan
teknologi.
b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dari bahan
yang tidak selalu mudah untuk diperoleh dan mahal
c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berbeda di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian, (Djamarah dan Zain
2010:84).
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
23
b. Strategi Practice Rehearsal pairs (praktik berpasangan)
1. Pengertian Strategi Practice Rehearsal Pairs
Strategi practice rehearsal pairs adalah strategi sederhana
yang dapat dipakai untuk mempraktekan suatu keterampilan atau
prosedur dengan teman belajar, (Zaini, Munthe, Aryani, 2008:67).
Pendapat yang sama juga di kemukakan oleh Silberman (2006:)
yaitu strategi sederhana untuk mempraktikan dan mengulang
ketrampilan atau prosedur dengan pasangan belajar.
Pertimbangan lain dalam menerapkan strategi practice
rehearsal pairs untuk menerapkan pembelajaran aktif yang
dijelaskan, Djamarah dan Zain (2010:55) yakni pembelajaran
kelompok memang diperlukan dan perlu digunakan untuk
membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini
disadari bahwa anak didik adalah sejenis mahluk homo socius,
yakni mahluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
2. Tujuan strategi Practice Rehearsal Pairs
Tujuan dari strategi practice rehearsal pairs adalah untuk
meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan
keterampilan dengan benar. Materi-materi yang bersifat
psikomotorik adalah materi yang baik untuk diajarkan, (Zaini,
Munthe, Aryani, 2008:67). Tujuan strategi practice rehearsal pairs
menurut Silberman (2006:238) adalah memastikan bahwa kedua
pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau prosedur itu.
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
24
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
strategi practice rehearsal pairs suatu strategi pembelajaran yang
dilakukan dengan cara berpasang-pasangan dengan sesama siswa
untuk mempraktikkan sebuah keterampilan agar siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Strategi ini sangat baik
digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa.
3. Langkah-langkah strategi pembelajaran practice rehearsal pairs
(praktik berpasangan) menurut Suprijono, (2013:116). adalah:
a) Pilih satu keterampilan yang akan dipelajari siswa
b) Bentuklah pasangan-pasangan. Dalam pasangan, buat dua
peran yaitu penjelas atau pendemonstrasi dan pemerhati
c) Orang yang bertugas sebagai penjelas menjelaskan atau
mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang
telah ditentukan. Pemerhati bertugas mengamati dan
menilai penjelasan atau demonstrasi yang dilakukan
temannya
d) Pasangan bertukar peran. Demonstrator kedua diberi
keterampilan lain
e) Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur
dapat dikuasai.
c. Langkah-langkah pembelajaran IPA materi proses pembentukan
tanah di kelas V SD Negeri 3 Lengkong menggunakan metode
eksperimen kolaborasi strategi practice rehearsal pairs.
Penerapan metode eksperimen kolaborasi strategi practice
rehearsal pairs dalam pembelajaran IPA materi proses pembentukan
tanah akan di terapkan pada inti pembelajaran bersamaan dengan
metode eksperimen. Langkah-langkah metode eksperimen kolaborasi
strategi practice rehearsal pairs adalah:
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
25
a. Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari siswa
yaitu membedakan batu pembentuk tanah.
b. Guru membentuk sebuah kelompok kecil berpasang-pasangan,
dalam pasangan buat dua peran yaitu penjelas atau pendemonstrasi
dan pemerhati.
c. Guru menjelaskan peran dari masing-masing anggota kelompok
yaitu, siswa yang bertugas sebagai penjelas menjelaskan atau
mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah
ditentukan. Pemerhati bertugas mengamati dan menilai penjelasan
yang dilakukan temannya.
d. Guru memberikan penjelasan tentang topik yang akan dipraktekan
agar memudahkan siswa dalam memahami apa yang akan
dilakukan.
e. Guru menjelaskan bahwa setiap kelompok akan melakukan
eksperimen dimana semua bahan telah disediakan oleh guru.
f. Dalam kegiatan eksperimen setiap kelompok melakukan
pengamatan dan praktik langsung untuk mengetahui batu
pembentuk tanah
g. Guru memerintahkan pasangan untuk bertukar peran, demonstrator
kedua diberi keterampilan lain
h. Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat
dikuasai.
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
26
i. Setelah guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
menggunakan metode eksperimen kolaborasi practice rehearsal
pairs, kemudian guru memluai percobaan.
j. Guru menyediakan bahan-bahan yang akan digunakan untuk
eksperimen siswa
k. Guru menyediakan dan membagi tempat berisi bahan-bahan yang
akan digunakan untuk eksperimen.
l. Guru membagi lembar kerja kelompok dan menjelaskan langkah-
langkah apa saja yang akan dilakukan pada saat eksperimen
m. Siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan anggota kelompok
melakukan pengamatan dan praktik langsung untuk mengetahui
batu pembentuk tanah.
n. Setelah semua kelompok selesai melakukan percobaan, guru
menyuruh setiap kelompok untuk memaparkan hasil
percobaan/eksperimen secara bergantian secara bergantian sesuai
urutan kelompok di depan kelas.
o. Guru menyimak kelompok yang sedang memaparkan dan
meluruskan apabila ada jawaban yang kurang tepat.
p. Guru memberikan kesimpulan.
q. Siswa menuliskan rangkuman dari kesimpulan yang dijelaskan
guru.
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
27
4. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) SD
a. Pengertian IPA
Sejak peradaban manusia, orang telah berusaha untuk mendapat
sesuatu dari alam sekitarnya. Mereka telah mampu membedakan
hewan dan tumbuhan yang dapat dimakan. Mereka mulai menggunakan
alat untuk memperoleh makanan, mengenal api untuk memasak.
Semuanya itu mendakan bahwa mereka telah memperoleh pengetahuan
dari pengalaman.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu
Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa inggris
“Science”. Kata Science sendiri berasal dari bahasa latin Scientia yang
berarti saya tahu. Science terdiri dari social sciences (Ilmu pengetahuan
sosial) dan natural science (Ilmu pengetahuan alam) (Trianto, 2010 :
136). Pendapat lain menurut H.W Fowler (dalam Trianto 2010 : 136)
IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama
atas pengamatan dan dedukasi.
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di
permukaan bumi, didalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang
diamati indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. Hakikat
fisika menjelaskan, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. IPA atau
ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik mahluk hidup
maupun benda mati yang diamati, (Kardi dan Nur, 1994 dalam
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
28
Trianto, 2010 : 136). Pendapat lain menurut Susanto (2013:167) Sains
atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan
suatu kesimpulan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan IPA adalah
suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui
metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen. Sikap ilmiah seperti
rasa ingin tahu, terbuka, jujur adalah bagian dari mempelajari IPA .
b. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Adapun tujuan
pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar
Pendidikan (BSNP,2006).
1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antar IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan di SMP.
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
29
5. Materi Pembelajaran
Standar Kompetensi : Memahami perubahan yang terjadi di alam
dan hubungannya dengan penggunaan
sumber daya alam
Kompetensi Dasar : 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
a. Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk dari batuan yang mengalami pelapukan yang
bercampur dengan bahan organik. Pelapukan batuan terjadi terus-
menerus dan membutuhkan waktu yang lama, berdasarkan sifatnya
pelapukan dibedan ke dalam 3 kelompok.
1) Pelapukan Fisis
Pelapukan fisis adalah pelapukan yang disebabkan oleh
tenaga dari alam, seperti suhu, angin, dan air.
a) Perbedaan suhu antara siang dan malam dapat melapukan
batuan.
b) Angin yang berkecepatan tinggi dapat mengikis bukit batu
yang dilaluinya.
c) Aliran sungai, air terjun, dan gelombang laut yang besar juga
dapat menghancurkan batuan atau karang.
2) Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang disebabkan
bahan kimia yang bersifat melarutkan. Hujan asam adalah salah
satu contoh penyebab pelapukan kimiawi.
3) Pelapukan biologis
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
30
Tumbuhan lumut dan kerak (lichenes) berperan dalam
pelapukan batuan. Lumut selama pertumbuhan mengeluarkan zat
yang bersifat asam sehingga menghancurkan batu tempat
hidupnya, (Yousnelly P., D.S Oky, dan Zuneldi .2010:128-131).
b. Jenis-Jenis Tanah
Jenis tanah dapat dibedakan berdasarkan kandungan dan warnanya.
Berdasarkan kandungannya tanah dibedakan sebagai berikut:
1) Tanah Pasir
Tanah pasir memiliki kandungan pasir lebih kurang 70%
sedangkan sisanya adalah tanah. Butir-butir pasirnya ada yang
halus dan ada juga yang kasar.
Sifat-sifat tanah pasir adalah sebagai berikut:
a) Ringan sehingga mudah diolah
b) Pori-pori tanah besar sehingga mudah menyerap air dan udara.
c) Cepat mengering
d) Kandungan unsur hara sangat sedikit sehingga kurang subur.
2) Tanah Lempung (Debu)
Tanah lempung adalah tanah yang berbentuk antara pasir
dan tanah liat. Butir-butir tanah lempung jauh lebih kecil dari butir
tanah pasir, lebih besar dari tanah liat.
Sifat-sifat tanah lempung adalah sebagai berikut.
a) Memiliki tata udara dan air yang baik
b) Mudah diolah dan banyak mengandung unsur hara.
3) Tanah Liat
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
31
Tanah yang mengandung liat disebut tanah liat.
Kandungan liatnya dapat mencapai 65%, butir-butiran pada tanah
liat jauh lebih halus, susunan butirnya sangat rapat. Air dan udara
menjadi sulit masuk ke dalamnya.
Sifat-sifat tanah liat adalah sebagai berikut.
a) Sulit untuk diolah
b) Peredaran udara dan air kurang baik
c) Pada saat kering, tanah akan retak-retak tetapi saat hujan, air
akan menggenang.
d) Banyak mengandung unsur hara.
Tanah juga dapat dibedakan menurut warnanya, Pembagian
jenis tanah berdasarkan warna memudahkan petani untuk
menentukan jenis yang baik untuk ditanami. Jenis tanah
berdasarkan warnanya adalah sebagai berikut:
a) Tanah Putih
Tanah yang berwarna putih umumnya adalah tanah liat
yang miskin unsur hara. Warna putih dan miskinnya unsur hara
disebabkan terjadinya pencucian oleh air.
b) Tanah Kuning Muda dan Merah Muda
Tanah kuning muda dan merah muda termasuk
kelompok tanah yang miskin unsur hara, namun masih lebih
baik dibanding tanah yang berwarna putih.
c) Tanah Kuning Tua dan Merah
Tanah yang termasuk kelompok ini umumnya lebih
subur, tetapi masih sedikit mengandung humus. Humus adalah
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
32
sisa-sisa tanaman dan hewan yang membusuk. Humus banyak
mengandung unsur hara.
d) Tanah Cokelat dan Hitam
Tanah ini umumnya adalah tanah yang subur. Warna
cokelat dan hitam disebabkan oleh kandungan humus,
(Yousnelly P., D.S Oky, dan Zuneldi .2010:128-131)
c. Lapisan-Lapisan Tanah
Tanah terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan atas, lapisan
tengah, dan lapisan batuan dasar. Lapisan tanah sendiri mempunyai
warna dan unsur yang berbeda-beda.
a) Lapisan Atas
Lapisan atas terdiri dari dua lapisan tanah, yaitu lapisan
tanah atas dan lapisan tanah bawah. Tanah pada lapisan tanah atas
berwarna gelap kehitaman, gembur, dan mengandung humus.
Lapisan tanah atas inilah tumbuhan dapat tumbuh dengan subur.
Lapisan tanah bawah berwarna lebih merah dan lebih cerah
dibandingkan dengan warna tanah pada lapisan tanah atas.
Sifatnya lebih padat, keras, dan unsur humusnya sedikit.
b) Lapisan Tengah
Lapisan tengah atau lapisan bahan induk terbentuk dari
pecahan batuan yang melapuk di bawahnya. Lapisan ini tidak
mengandung humus. Sifat tanah pada bagian ini lebih padat lebih
keras serta warnanya cerah. Lapisan bahan induk inilah yang
menghasilkan lapisan tanah bawah dan lapisan tanah atas.
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
33
c) Lapisan Batuan Dasar.
Lapisan batuan dasar merupakan asal mula terbentuknya
tanah. Tanah mempunyai butiran paling halus adalah tanah liat.
Jenis tanah ini sifatnya lengket, sulit ditembus air, dan mudah
dibentuik, karena sifatnya yang demikian tanah liat banyak yang
dimanfaatkn manusia. (Syuri. I dan Nurhasanah, 2004:166-167).
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Irwansyah (2013) Guru SD Negeri 163085 kota Tebing Tinggi
dalam jurnal artikel yang berjudul Penerapan Metode Eksperimen Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN Kota Tebing
Tinggi. Hasil penelitian pada saat pretes diperoleh nilai rata-rata nilai hasil
belajar siswa kelas V yang berjumlah 34 orang, pada saat dilakukannya
pretes dengan ketuntasan klasikal 9,09% dengan rata-rata 35,45%.
Mengalami peningkatan dengan menggunakan model kooperatif, hasil belajar
siswa dapat ditingkatkan yaitu dapat dilihat dari hasil ketuntasan klasikal
belajar siswa yang mencapai 59,09% dengan rata-rata 65,90% pada siklus I
dan meningkat menjadi 100% dengan rata-rata 89,54 pada siklus II. Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA di SD Negeri 163085.
Penelitian yang relevan yang lainnya dilakukan oleh Yulismi N
Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo dalam jurnal skripsi yang berjudul
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Materi Jenis-Jenis Tanah Melalui
Metode Eksperimen di Kelas V SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
34
Gorontalo. Hasil penelitian observasi awal menunjukan bahwa hasil belajar
siswa masih sangat rendah. Hal ini nampak pada data yang diperoleh dari 20
orang siswa kelas V SDN 1 Bua Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo
pada observasi awal jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas ada 5 orang
atau 25%. Siklus I mulai ada peningkatan yaitu jumlah siswa yang
memperoleh nilai tuntas (nilai 75 ke atas) ada 12 orang siswa atau 60%.
Siklus II terjadi peningkatan yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas
(nilai 75 ke atas) ada 17 orang atau 85%. Daya serap pada siklus I sebesar
74,25% dan daya serap pada siklus II sebesar 85,25%. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan
hasil belajar siswa tentang materi jenis-jenis tanah pada siswa kelas V SDN 1
Bua Kecamatan Batundaa Kabupaten Gorontalo.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru dan siswa kelas V SD
Negeri 3 Lengkong ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran IPA
khususnya pada materi proses pembentukan tanah. Banyak siswa yang masih
belum memahami materi proses pembentukan tanah seperti jenis-jenis tanah,
lapisan tanah dll, ini dikarenakan siswa kurang aktif, kurang mengamati
penjelasan guru, kurang mendengarkan penjelasan guru dan kurang kompak
dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Kesulitan siswa dalam memahami materi proses pembentukan tanah
dikarenakan masih banyak siswa yang tidak berani bertanya pada gururnya
apabila mengalami kekurang pahaman pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran IPA terutama
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
35
pada saat penggunaan alat peraga, siswa yang kurang bisa bekerjasama
dengan guru mengakibatkan pembelajaran kurang maksimal.
Pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode ceramah dan
tugas kemudian media untuk pembelajaran masih terbatas sehingga siswa
kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Permasalahan inilah yang
akan dijadikan bahan perbaikan dengan melakukan penelitian dengan
menerapkan metode Eksperimen kolaborasi strategi Practice rehearsal pairs
pada pembelajaran IPA materi proses pembentukan tanah.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan sekurang-kurangnya
dua siklus yaitu Siklus 1 dan Siklus 2. Tiap siklus terdiri empat tahap yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila setelah pelaksanaan
siklus 2 selesai ternyata permasalahannya belum dapat teratasi maka akan
dilanjutkan pada siklus 3. Adapun gambar skema kerangka berpikir seperti
pada gambar 2.1 sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
36
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir.
D. Hipotesis Tindakan
Penggunaan metode pembelajaran dan pemilihan strategi pembelajaran
yang tepat pada pelaksanaan pembelajaran, maka hasil tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan baik. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba
mengajukan hipotesis:
Kondisi
Awal
Guru belum
menggunakan metode
eksperimen kolaborasi
strategi practice
rehearsal pairs
Kerjasama dan
Prestasi
belajar IPA
materi proses
pembentukan
tanah rendah
Tindakan Guru menggunakan
metode eksperimen
kolaborasi strategi
practice rehearsal
pairs
Siklus I
Siklus II
Refleksi Kondisi
akhir
Melalui metode
eksperimen kolaborasi
strategi practice
rehearsal pair dapat
meningkatkan
kerjasama dan prestasi
belajar IPA
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016
37
“ Pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen kolaborasi strategi
practice rehearsal pairs diterapkan dalam konsep proses pembentukan tanah
dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa SD Negeri 3
Lengkong”.
Upaya Meningkatkan Kerjasama..., Syaeful Hidayatulloh, FKIP, UMP, 2016