Post on 29-Jan-2016
description
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Hidung
2.1.1 Hidung Luar
Menonjol pada garis tengah di antara pipi dengan bibir atas; struktur
hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian: yang paling atas kubah tulang
yang dapat digerakkan; di bawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit
dapat digerakkan; dan yang paling bawah adalah lobules hidung yang
mudah digerakkan. Belahan bawah aperture piriformis hanya kerangka
tulangnya saja, memisahkan hidung luar dan hidung dalam. Di sebelah
superior, struktur tulang hidung luar berupa prosesus maksila yang berjalan
ke atas dan kedua tulang hidung.
2.1.2 Hidung Dalam
2.1.3 Sinus Paranasalis
2.2 Rinitis Vasomotor
2.2.1 Definisi
Suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi,
alergi, eosinophil, perubahan hormonal (kehamilan, hipertiroid), dan
pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-bloker, aspirin,
klorpromazin, dan obat topical hidung dekongestan).
2.2.3 Epidemiologi
2.2.4 Etiologi dan Patofisiologi
2.2.4.1 Neurogenik (disfungsi sistem otonom)
2
3
Serabut saraf simpatis hidung berasal dari korda spinalis
segmen Th 1-2,menginervasi terutama pembuluh darah mukosa
dan sebagian kelenjar. Serabut simpatis melepaskan ko-transmitter
noradrenalin dan neuropeptide Y yang menyebabkan vasokontriksi
dan penurunan sekresi hidung. Tonus simpatis ini berfluktuasi
sepanjang hari yang menyebabkan adanya peningkatan tahanan
rongga hidung yang bergantian setiap 2-4 jam.
2.2.4.2 Neuropeptida
2.2.4.3 Nitrit Oksida
2.2.4.4 Trauma
2.2.5 Gejala Klinis
2.2.6 Diagnosis
2.2.7 Diagnosis Banding
2.2.8 Penatalaksanaan
2.2.9 Pencegahan
2.2.10 Prognosis