Post on 27-Jun-2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih
dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement).
Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) adalah Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit
Organisasi Eselon I pada Kementerian/ Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit
kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh
pimpinan instansi masing-masing. `
Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2018,
pemerintah daerah menyusun LKjIP 2018 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang
berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis
instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam
dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen
yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama
(IKU), RPJMD/ Renstra SKPD, Perjanjian Kinerja, dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
serta Pengukuran Kinerja.
Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja instansi
pemerintah (Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali) dalam mencapai
sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja
diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai :
1. Sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali dengan pembanding hasil
pengukuran kinerja dan penetapan kinerja;
2. Bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Boyolali;
3. Bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Boyolali pada tahun berikutnya.
Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen LKjIP Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali antara lain :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
2
2. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP);
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 14 tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 16 tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah;
6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 37 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali;
7. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 73 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas Jabatan Eselon
pada Dinas Perdagangan dan Peridustrian Kabupaten Boyolali;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perubahan
APBD Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten
Boyolali Tahun 2017 Nomor 11);
9. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 25 Tahun 2017 tentang Penjabaran Perubahan APBD
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun
2017 Nomor 25);
1.2 Gambaran Organisasi
Gambaran umum Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali
Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta
aspek strategis organisasi.
1.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Sedangkan tugas dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Boyolali sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 37
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali adalah membantu bupati melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada daerah di Bidang Perdagangan dan Perindustrian. Dalam
melaksanakan tugas diatas, Dinas Perdagangan dan Perindustrian mempunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai dengan lingkup
tugasnya;
2. Pelaksanaan kebijakan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai dengan lingkup
tugasnya;
3
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai
dengan lingkup tugasnya;
4. Pelaksanaan administrasi dinas perdagangan dan perindustrian perindustrian sesuai
dengan lingkup tugasnya; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya.
Sedangkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian mempunyai tugas memimpin
dan mengordinasikan pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah di Bidang Perdagangan dan Perindustrian.
1.2.2 Struktur Organisasi
Organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali dibentuk
berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Boyolali Nomor 37
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali yang terdiri dari :
1. Kepala;
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
b. Subbagian Keuangan; dan
c. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan.
3. Bidang Usaha Perdagangan
a. Seksi Bina Usaha Perdagangan dan Perlindungan Konsumen;
b. Seksi Distribusi, Barang Kebutuhan Pokok, dan Barang Penting; dan
c. Seksi Promosi, Informasi, dan Kerja Sama.
4. Bidang Pengelolaan Pendapatan Perdagangan, terdiri dari:
a. Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana Perdagangan;
b. Seksi Pendataan dan Pembinaan Pedagang; dan
c. Seksi Pendapatan dan Penagihan.
5. Bidang Industri Agro, Kimia, Tekstil dan Hasil Hutan, terdiri dari:
a. Seksi Industri Makanan dan Minuman;
b. Seksi Industri Kimia dan Tekstil; dan
c. Seksi Industri Hasil Hutan dan Hasil Perkebunan.
6. Bidang Industri Kreatif, Logam, dan Pengembangan Perwilayahan Industri, terdiri dari:
a. Seksi Industri Kreatif dan Kerajinan;
b. Seksi Industri Logam dan Mesin; dan
c. Seksi Industri Pengembangan Perwilayahan Industri.
7. Kelompok Jabatan Fungsional; dan
8. Unit Pelaksana Teknis.
4
1.2.3 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi
Aspek-aspek strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali
diperoleh dengan mengakomodasi isu organisasi (Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Boyolali), permasalahan dan atau arah kebijakan dan program RPJMD
Kabupaten 2016 - 2021, dan isu utama kementerian terkait dengan tugas dan fungsi Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali, yaitu :
1. Meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan;
2. Meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas; dan
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik disektor perdagangan.
Terdapat beberapa strategi pembangunan perdagangan yang ditempuh selama tahun 2015-
2019, baik terkait perdagangan luar negeri maupun perdagangan dalam negeri. Terkait
perdagangan luar negeri, strategi yang ditempuh yaitu :
1. Pegamanan pangsa ekspor di pasar internasional, pengamanan dan optimalisasi akses
pasar ekspor, peningkatan pemahaman pemangku kepentingan dan penurunan
hambatan perdagangan;
2. Pengoptimalan instrumen perdagangan internasional trade remedy, untuk melindungi
pasar dalam negeri dan mengamankan akses pasar luar negeri;
3. Peningkatan koordinasi dengan berbagai stakeholder di dalam negeri dalam
menghadapi tantangan global dan menyuarakan kepentingan nasional di berbagai
forum internasional.
Perluasan pangsa pasar ekspor di pasar prospektif dan hubungan perdagangan
internasioanal dilakukan melalui beberapa langkah strategis :
1. Meningkatkan produk ekspor bernilai tambah tinggi, terutama untuk produk-produk
yang berbasis pada sumber daya alam serta memanfaatkan teknologi tingkat menengah;
2. Produk-produk ekspor yang didorong pengembangannya adalah produk hilir berbasis
sumber daya alam, produk yang memiliki permintaan pasarnya besar, dan produk yang
mendorong perluasan kesempatan kerja;
3. Mendorong ekspor produk kreatif dan jasa yang terutama dihasilkan oleh usaha kecil
menengah (UKM);
4. Mengupayakan diversifikasi pasar ekspor agar tidak bergantung pada negara tertentu
dan mengupayakan melakukan ekspor pada negara tujuan akhir di mana produk akan
dikonsumsi:
a. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional untuk mewujudkan
industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;
b. Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumberdaya
industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan
inovasi;
5
c. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
d. Pemerataan pembangunan industri keseluruh wilayah Indonesia guna memperkuat
dan memperkukuh ketahanan nasional.
Sedangkan strategi yang ditempuh terkait bidang perindustrian adalah :
1. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional untuk mewujudkan industri
nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;
2. Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumberdaya industri
yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi;
3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
4. Pemerataan pembangunan industri keseluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan
memperkokoh ketahanan nasional.
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Boyolali dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Belum adanya sarpras dan tenaga ahli yang cukup dalam rangka pembentukan UPT
Metrologi;
2. Sebagian industri memiliki ketergantungan terhadap peralatan/ mesin, bahan baku dan
penolong, serta barang setengah jadi dari luar daerah bahkan luar negeri;
3. Meningkatnya persaingan dalam pemasaran produk seiring makin kuatnya arus
perdagangan bebas;
4. Belum optimalnya sistem cluster berdasarkan kompentensi inti daerah;
5. Masih rendahnya daya saing produk industri kecil dan menengah dan belum
berwawasan lingkungan;
6. Masih rendahnya jiwa kewirausahaan, profesionalisme, inovasi pelaku usaha,
penguasaan teknologi produksi dan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran
produk;
7. Masih terbatasnya sarpras perdagangan yang representatif;
8. Belum tertata dan tertibnya lokasi tempat usaha bagi pedagang ekonomi lemah/ PKL.
6
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis Organisasi
Visi merupakan gambaran ideal yang ingin dicapai dimasa depan dimana didalamnya
memiliki sifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh anggota organisasi
(desirable), memungkinkan untuk dicapai (reachable), focus pada masalah utama bersifat
jangka panjang dan dapat dikomunikasikan (communicable) dan dapat dimengerti oleh
seluruh jajaran organisasi (understandable).
Merujuk pada Visi Bupati Boyolali Tahun 2016-2021 yaitu “Pro Inventasi
Mewujudkan Boyolali yang Maju dan Lebih sejahtera” dan
Visi dan Misi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali sebagaimana
tercantum dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali 2016 - 2021 adalah sebagai berikut:
1. Visi
Gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali melalui penyelenggaraan tugas dan
fungsi dalam kurun waktu 5 tahun (2016 - 2021) sebagaimana tersebut dalam dokumen
Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali adalah “Pro
Investasi Mewujudkan Boyolali yang Maju dan Lebih Sejahtera”.
2. Misi
Sebagai upaya untuk mencapai Visi "Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang
Maju dan Lebih Sejahtera", telah ditetapkan Misi pembangunan Kabupaten Boyolali,
yaitu :
1. Boyolali meneruskan semangat Pro Investasi;
2. Boyolali membangun untuk lebih maju dan berkelanjutan;
3. Boyolali bersih, berintergritas, sejahtera;
4. Boyolali sehat, produktif, berdaya saing;
5. Boyolali lumbung padi dan pangan nasional;
6. Boyolali kota susu, produsen daging dan hasil ternak/perikanan;
7. Boyolali lebih maju dan berteknologi.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali mempunyai tugas
membantu bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada daerah di Bidang Perdagangan
dan Perindustrian. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Perdagangan dan
7
Perindustrian Kabupaten Boyolali mempunyai fungsi:
Perumusan kebijakan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai dengan lingkup
tugasnya;
1. Pelaksanaan kebijakan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai dengan
lingkup tugasnya;
2. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perdagangan dan perindustrian sesuai
dengan lingkup tugasnya;
3. Pelaksanaan administrasi dinas perdagangan dan perindustrian sesuai dengan
lingkup tugasnya; dan
4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya.
Dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Bupati, terkait dengan
tugas pokok dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali
tersebut di atas adalah untuk mendukung misi ke empat yaitu Boyolali Sehat,
Produktif, Berdaya Saing dengan berpedoman pada RPJMD maka Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali sesuai tugas dan fungsinya
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program-program yang berkontribusi dalam
menunjang keberhasilan mewujudkan target capaian program prioritas utama.
Dari pernyataan misi tersebut, dapat disimpulkan misi yang pencapaiannya dapat
didukung oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali yaitu pada
Misi IV yaitu Boyolali Sehat, Produktif, Berdaya Saing.
Dari misi tersebut, Bupati Boyolali memiliki agenda utama yaitu:
1. Pembangunan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang berintergritas,
responsif, dan akuntabel;
2. Pembangunan infrastruktur dan ekonomi produktif, berdaya saing dan berwawasan
lingkungan;
3. Pembangunan sosial budaya masyarakat yang maju dan sejahtera.
Dari 3 agenda utama Bupati Boyolali tersebut, dapat disimpulkan agenda utama
yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung, dimana pencapaiannya dapat
didukung oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali yaitu:
Pembangunan infrastruktur dan ekonomi produktif, berdaya saing dan berwawasan
lingkungan.
Sasaran strategis – sasaran strategis tersebut memiliki 9 (sembilan) indikator
kinerja dengan target kinerja setiap tahun selama 5 tahun perencanaan 2016 - 2021
secara lengkap sebagaimana terlampir. Seluruh indikator kinerja dalam dokumen
Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali
merupakan lndikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) yaitu ukuran
8
keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam
dokumen IKU berlaku 5 tahunan menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD
dan digunakan sebagai acuan SKPD.
Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke
dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang
memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakterisrik
program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan
kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari program. Rencana Kinerja Tahun 2018 Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali, disusun mengacu pada Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali 2016 -
2021.
2.2 Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja 2018 disusun berdasar pada Rencana Strategis (Renstra) 2016 - 2021
dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA P.
SKPD) Tahun Anggaran 2018. Perjanjian Kinerja meliputi 2 (dua) sasaran strategis sebagai
berikut :
1. Meningkatnya daya saing perdagangan
2. Meningkatnya daya saing industri
Berikut Perjanjian Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali
Tahun 2018 sebagaimana tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja (Perubahan) Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali Tahun 2018:
9
Tabel 2.1
Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2018 Dinas Perdagangan dan Perindustriaan
Kabupaten Boyolali
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 2 3 4
1.
Meningkatnya daya saing
perdagangan
1. Jumlah peningkatan sarpras
perdagangan yang representatif
(toko, kios, los, kantor, MCK, TPS,
mushola, dll)
80 unit
2. Pendapatan retribusi pasar daerah
yang dikelola pemkab
Rp. 5.911.683.750
3. Lokasi pedagang pasar, PKL dan
asongan yang tertib dan tertata
15 lokasi
4. Jumlah pelaku usaha dan konsumen
yang difasilitasi pemerintah daerah
dalam rangka perlindungan
konsumen
4.200 pelaku usaha
dan konsumen
5. Nilai ekspor barang
143,325 USD
2.
Meningkatnya daya saing
industri
1. Jumlah IKM yang berkembang; 158 IKM
2. Jumlah IKM yang meningkat
penerapan tehnologi dan standart
produk industri daerah;
163 unit
3. Jumlah IKM yang meningkat nilai
tambah dan daya saing produk
unggulan.
45 IKM
4. Terbentuknya kawasan peruntukan
industri 1 kawasan
Sumber : Perjanjian Kinerja (Perubahan) Disdagperin Kabupaten Boyolali Tahun 2018
Untuk mencapai/ mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali melaksanakan Program dan Kegiatan
dengan anggaran sebesar Rp. 84.750.873.000,00 yang selengkapnya sebagaimana
dokumen Perjanjian Kinerja Perubahan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Boyolali Tahun 2018 Perubahan (terlampir).
10
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali
merupakan perwujudan kewajiban Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Boyolali Tahun 2018 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran
yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang
ditetapkan.
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/ kualitas keluaran (output) dan atau
hasil (outcome) kegiatan/ program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Indikator
keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Sesuai ketentuan, indikator kinerja SKPD
minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Boyolali dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai
dokumen Perjanjian Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali
Tahun 2018.
1. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik)
sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan
masukan (input) yang digunakan.
2. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
(output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi
kinerja dengan target kinerja pada dokumen Perjanjian Kinerja. Pada tahun anggaran (APBD
Kabupaten) 2018, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali telah
melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan sebanyak 2 (dua) sasaran strategis. Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus:
1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja atau
semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan
rumus :
11
Gambar 3.1
2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau
semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan
rumus :
Gambar 3.2
Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan
kategori sebagai berikut :
1. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A)
2. 76% sampai 100% = Baik (B)
3. 56% sampai 75 % = Cukup (C)
4. Kurang dari 55 % = Kurang (K)
Capaian kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali sesuai
dengan pengukuran kinerja Tahun 2018 disajikan dengan membandingkan antara target dan
realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi kinerja serta dengan membandingkan antara target
dan realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah. Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi
analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan
analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna
memberikan gambaran efektifitas dan efesiensi pencapaian target kinerja.
12
A. Sasaran 1: Meningkatnya daya saing perdagangan
Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada beberapa indikator berikut:
Tabel 3.1.
Pencapaian Kinerja Sasaran 1
Ket: * Data sangat sementara
Sumber: Analisis Disdagprin Kabupaten Boyolali, Tahun 2018
Pencapaian Kinerja Sasaran 1
Capaian kinerja meliputi 6 (enam) indikator dengan capaian kinerja secara keseluruhan
(rata-rata) 112,21% (kategori sangat baik) terdiri dari 4 (empat) indikator Sangat Baik (A), 1
(satu) indikator Kurang (K)). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 per indikator:
Indikator
kinerja Satuan
Target
Renstra
2021
Target
RPJMD
2021
Target
Tahun
2017
Realisasi
Tahun
2017
Target
Tahun
2018
Realisasi
Tahun
2018
Capaian
Tahun
2018
Kategori Penang
gung jawab
Jumlah
peningkatan
sarpras
perdagangan
yang
representatif
(toko, kios,
los, kantor,
MCK, TPS,
mushola,dll)
Unit
495
495
75
163
80
218
272,5%
A
P3
Lokasi
pedagang
pasar, PKL,
dan asongan
yang tertib dan
tertata
lokasi
30 30 10 10 50 70 140
A
P3
Jumlah pelaku
usaha dan
konsumen
yang
difasiliatsi
pemerintah
daerah dalam
rangka
perlindungan
konsumen
Pelaku
usaha dan
konsumen
25.200
25.200
4.200
856 4.200 794 20%
K
Usaha
Perdagangan
Pendapatan
retribusi pasar
daerah yang
dikelola
pemkab
Rp
5.239.
335.
000
5.239.335
.000
5.110.159
.000
5.889.
175.053
5.850.00
0.000
7.111.897
.822 121,57%
A
P3
Nilai ekspor
barang USD
884.
209 884.209 136.500 145.523 143,325 *99.139
69,17%
A
Usaha
Perdagangan
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB 124,65%
A
13
1. Jumlah peningkatan sarpras perdagangan yang representative (toko, kios, los, kantor,
MCK, TPS, mushola, dll).
a. Analisis penyebab keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya kegiatan pembangunan/
penataan pasar melalui Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
dengan kegiatan pengembangan pasar dan distribusi barang/ produk dari target 80
unit (toko, kios, los, kantor, MCK, TPS, mushola, dll) terealisasi 218 unit atau 272,5%
dengan perincian sebagai berikut:
1) Pembangunan pasar Drajitan sehingga menambah jumlah SIDT sebanyak 17 unit;
2) Pembangunan pasar Wonosegoro sehingga menambah jumlah SIDT sebanyak 16
unit;
3) Pembangunan pasar Mojosongo sehingga menambah jumlah SIDT sebanyak 106
unit;
4) Pembangunan pasar Kebonagung sehingga menambah jumlah kios sebanyak 21
unit;
5) Pembangunan pasar Kacangan sehingga menambah jumlah kios sebanyak 3 unit.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
1). Reklamasi, Pemasangan Kembali Eks Pasar Darurat Sambi dan Mongkrong ke
Pasar Darurat Drajidan dan Wonosegoro.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.397.650,00 atau 1,71% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 496.573.000, 00 terserap Rp. 488.175.350,00. Terjadi efisiensi karena
sisa tender, belanja barang dan jasa seperti ATK dan perjalanan dinas;
2). Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pasar Ampel, Sunggingan, Boyolali,
Karanggede, Pengging dan Pasar Sayur Cepogo.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 14.161.400 00 atau 1,49% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 949.500.000, 00 terserap Rp. 935.338.600, 00. Terjadi efisiensi karena
sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, makan minum rapat,
dan perjalanan dinas;
3). Pengadaan Tanah Pasar Kacangan dan Pasar Kebonagung.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 329.233.400, 00 atau 3,48% yaitu dari anggaran
14
sebesar Rp. 9.454.410.000, 00 terserap Rp. 9.125.176.600, 00. Terjadi efisiensi
karena sisa tender appraisal, belanja barang dan jasa seperti honorarium, biaya
operasional, ATK dan makan minum rapat;
4). Penataan Pasar Klego.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 3.033.600, 00 atau 2,03% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 149.700.000, 00 terserap Rp. 146.666.400, 00. Terjadi efisiensi
karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, makan
minum rapat, dan perjalanan dinas;
5). Penataan Pasar Sambi.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 3.511.450, 00 atau 3,52% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 99.700.000, 00 terserap Rp. 96,188.550, 00. Terjadi efisiensi karena
sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, makan minum rapat,
dan perjalanan dinas;
6). Penataan Pasar Selo.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 3.043.074, 00 atau 3,05% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 99.700.000, 00 terserap Rp. 96.656.925, 00. Terjadi efisiensi karena
sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, makan minum rapat,
dan perjalanan dinas;
7). Pembangunan Pasar Drajidan.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 29.153.250, 00 atau 2,95% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 989.500.000, 00 terserap Rp. 960.346.750, 00. Terjadi efisiensi
karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan
materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;
8). Pembangunan Pasar Wonosegoro.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 60.492.813, 00 atau 1,64% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 3.684.200.000, 00 terserap Rp. 3.623.707.187, 00. Terjadi efisiensi
15
karena sisa tender dan IMB, belanja barang dan jasa seperti, ATK, perangko dan
materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;
9). Pembangunan Pasar Mojosongo.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 39.524.185, 00 atau 0,53% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 200.000.000, 00 terserap Rp. 198.948.700, 00. Terjadi efisiensi
karena sisa tender dan IMB , belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK,
perangko dan materai, pengiriman/ benda pos, dan perjalanan dinas;
10). Pembangunan Pasar Repelita/ Sumur Umum.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 10.435.000, 00 atau 2,48% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 420.000.000, 00 terserap Rp. 409.565.000, 00. Terjadi efisiensi
karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, perangko dan
materai, dan makan minum rapat;
11). Pembangunan Kios samping Kantor Satpol PP.
Kegiatan fisik pembangunan kios utara Kantor Satpol PP tidak dilaksanakan karena
waktu pelaksanakan tidak mencukupi tetapi dapat dilaksanakan pembuatan DED
nya. Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang
benar-benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 29.709.925 , 00 atau 4,96% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 599.500.000,00 terserap Rp. 569.790.075,00. Terjadi efisiensi karena
sisa tender dan IMB, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko
dan materai, dan sisa makan minum rapat;
12). Relokasi Pasar Hewan Purworejo.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada
efisiensi anggaran sebesar Rp. 48.008.175, 00 atau 3,13% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 1.534.550.000, 00 terserap Rp. 1.486.541.825, 00. Terjadi efisiensi
karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan
materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;
13). Relokasi Pasar Hewan Sunggingan di Jelok.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada
efisiensi anggaran sebesar Rp. 56.914.050,00 atau 3,71% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 1.534.800.000,00 terserap Rp. 1.477.885.950,00. Terjadi efisiensi
16
karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan
materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;
14). Penataan Lahan Pasar Kebon Agung
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada
efisiensi anggaran sebesar Rp. 16.376.100, 00 atau 1,22% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 1.340.587.000,00 terserap Rp. 1.324.210.400,00. Terjadi efisiensi
karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti ATK, makan minum rapat, dan
perjalanan dinas;
15). Pembangunan Gudang Tembakau.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada
efisiensi anggaran sebesar Rp. 93.670.000,00 atau 3,12% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 3.000.000.000,00 terserap Rp. 2.906.330.000,00. Terjadi efisisensi
karena sisa tender dan IMB, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK,
perangko dan materai, makan minum rapat, dan BBM;
16). Pembangunan Los Pasar Sambi.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada
efisiensi anggaran sebesar Rp. 29.225.500,00 atau 6,88% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 425.000.000,00 terserap Rp. 395.774.500,00. Terjadi efisiensi karena
sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan
materai, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;
17). Perbaikan Akses Jalan ke Gudang Tembakau dan Jalan ke Pasar Hewan Jelok.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada
efisiensi anggaran sebesar Rp. 16.921.650, 00 atau 1,63% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 1.036.628.000,00 terserap Rp. 1.019.706.350,00. Terjadi efisiensi
karena sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, perangko dan
materai, dan makan minum rapat;
18). Pembangunan Kios Selatan Kantor Satpol PP.
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target pembuatan DED, ada
efisiensi anggaran sebesar Rp. 14.942.000,00 atau 2,13% yaitu dari anggaran
sebesar Rp. 700.000.000,00 terserap Rp. 685.058.000,00. Terjadi efisiensi karena
sisa tender, belanja barang dan jasa seperti honorarium, perangko dan materai, dan
makan minum rapat;
17
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (217,33%) yaitu melalui Program
Peningkatan efisensi perdagangan dalam negeri dengan kegiatan Pengembangan pasar
dan distribusi barang/ produk berupa kegiatan pembangunan, penataan, pengadaan,
relokasi, reklamasi, pemeliharaan sarpras tradisional yang dikelola Pemerintah
Kabupaten Boyolali, perbaikan akses jalan pasar dan gudang tembakau.
2. Pendapatan retribusi pasar daerah yang dikelola Pemkab Boyolali.
a. Analisis penyebab keberhasilan
Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program peningkatan efisensi
perdagangan dalam negeri dengan kegiatan Pengelolaan pendapatan retribusi pasar
milik Pemerintah Daerah. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan
karena adanya intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap penarikan retribusi pasar dan
adanya pembangunan pasar dan perbaikan sarana dan prasana pasar baik pasar umum
maupun pasar hewan.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi
anggaran sebesar Rp.35.068.882,00 atau 14,29% yaitu dari anggaran sebesar
Rp.245.472.250,00 terserap Rp. 210.383.368,00. Terjadi efisiensi karena sisa tender,
pengadaan alat komunikasi (HP), belanja barang dan jasa seperti: belanja ATK, BBM,
makan minum rapat, dan perjalanan dinas.
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (142,57%) dikarenakan adanya kegiatan
penarikan retribusi pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Kabupaten Boyolali
pada 12 UPT pasar umum, pasar hewan melalui program peningkatan efisensi
perdagangan dalam negeri dengan kegiatan Pengelolaan pendapatan retribusi pasar
milik Pemerintah Daerah. Dari target penarikan retribusi pasar dalam perubahan tahun
2018 sebesar Rp. 5.850.000.000 terealisasi Rp. 7.111.897.822 atau 121,57%.
3. Lokasi pedagang pasar, PKL, dan Asongan yang tertib dan tertata.
a. Analisis penyebab keberhasilan
Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan Program Pembinaan
pedagang kaki lima dan asongan dengan Kegiatan penataan tempat berusaha bagi
pedagang kaki lima dan asongan di pasar yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Boyolali.
18
Keberhasilan capaian indikator ini didukung oleh:
- Adanya pembentukan TIM dalam rangka pembinaan, penataan pedagang kaki
lima, pedagang asongan, dan pedagang pasar se wilayah pasar di Kabupaten
Boyolali;
- Menyusun jadwal pembinaan penataan pedagang kaki lima, pedagang asongan,
dan pedagang pasar;
- Penambahan peralatan kebersihan untuk pasar berupa gerobak, alat kebersihan,
pakaian kerja/ kebersihan lapangan;
- Koordinasi dengan OPD terkait dalam pelaksanaan pembinaan, penataan pedagang
kaki lima, pedagang asongan, dan pedagang pasar.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya:
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi
anggaran sebesar Rp.4.701.675,00 atau 6,37% yaitu dari anggaran sebesar
Rp.73.746.000,00 terserap Rp. 69.044.325,00. Terjadi efisiensi pada belanja barang
dan jasa seperti ATK, peralatan dan kebersihan, BBM, tenaga kebersihan, jasa pihak
ketiga, makan minum rapat, dan perjalanan dinas;
c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (140%) melalui program Pembinaan
pedagang kaki lima dan asongan dengan Kegiatan Penataan tempat berusaha bagi
pedagang kaki lima dan asongan di 15 (sepuluh) pasar/ lokasi yang dikelola oleh
Pemerintah Kabupaten Boyolali yaitu pasar umum Boyolali, Sunggingan, Sambi,
Sayur Cepogo, Klego, Ngebong, Drajitan, Selo,Mongkrong, Ngegot, alun-alun kidul,
alun-alun lor, kebun raya Indrokilo, pasar Sidodadi, pasar Ngancar.
4. Jumlah pelaku usaha dan konsumen yang difasilitasi pemerintah daerah dalam
rangka perlindungan konsumen.
a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan
Untuk melaksanakan indikator ini melalui Program Perlindungan konsumen dan
pengamanan perdagangan dengan Kegiatan Operasionalisasi dan Pengembangan
UPT Kemetrologian Daerah. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan oleh
keterbatasan sarana dan prasarana kemetrologian termasuk SDM kemetrologian.
Adapun hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
belum adanya kantor UPT Metrologi, belum lengkapnya peralatan standar
kemetrologian, belum ada kendaraan operasional dan masih kurangnya SDM, serta
masih kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya kegiatan
kemetrologian legal.
19
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi
anggaran sebesar Rp.633.362.960,00 atau 93,85% yaitu dari anggaran
Rp.675.000.000,00 terserap Rp.41.637.040,00. Terjadi efisiensi dalam belanja barang
dan jasa (belanja BBM, belanja publikasi, cetak, makan minum rapat,dan belanja
perjalanan dinas), dan belum dapat dilaksanakannya pembelian peralatan mesin dan
alat uji laborat bidang kemetrologian disebabkan tidak adanya regulasi yang mengatur.
c. Analisis Program/ kegiatan penyebab kegagalan :
Untuk melaksanakan indikator ini melalui Program Perlindungan konsumen dan
pengamanan perdagangan dengan kegiatan operasional dan pengembangan UPT
kemetrologian daerah berupa;
- Adanya pendataan UTTP yang dilaksanakan secara rutin di 19 kecamatan;
- Pelaksanaan pelayanan tera/tera ulang kepada masyarakat (pelaku usaha dan
konsumen) tidak bisa dilaksanakan dari unsur regulasi/ aturan yang tidak pasti
Namun dari segi operasional kegiatan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Sehingga dari target 4200 pelaku usaha dan konsumen baru terealisasi 783 pelaku
usaha dan konsumen dengan capaian 18,64%. Sedangkan jumlah UTTP yang
ditera/ tera ulang sebanyak 4.276 buah.
5. Nilai ekspor barang (USD)
Dari target ekspor bersih perdagangan tahun 2018 sebesar US$ 143,325baru tercapai
US$ 99,139.5 (data sementara) atau capaian 60,17%. Sehingga tidak dapat memenuhi
pencapaian keberhasilan. Upaya yang dilaksanakan secara optimal tersebut dengan upaya
peningkatan ekspor antara lain :
1) Pelaku usaha dengan produk yang berskala ekspor perlu lebih memahami secara
cermat terhadap kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor impor;
2) Perlu peningkatan kompetensi dalam mengurus berbagai persyaratan eksim;
3) UMKM/ pelaku usaha orientasi ekspor aktif mengikuti promosi/ pameran
perdagangan terutama promosi tingkat nasional dan internasional;
4) Perlu mencari alternatif pengganti bahan baku/ penolong impor dengan bahan baku/
penolong lokal;
5) Mengupayakan diversifikasi pasar ekspor agar tidak bergantung pada negara tertentu
dan mengupayakan melakukan ekspor pada negara tujuan akhir di mana produk akan
dikonsumsi.
20
Untuk mencapai indikator kinerja tersebut dilaksanakan melalui kegiatan sebagai
berikut:
1). Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan impor
a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan
Untuk melaksanakan indikator ini melalui Program Peningkatan dan
pengembangan ekspor dengan kegiatan Sosialisasi kebijakan penyederhanaan
prosedur dan dokumen ekspor dan impor dengan target 40 pelaku usaha terealisasi
40 pelaku usaha sehingga capaian kinerja 100%.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp.348.315,00 atau 1,44% yaitu dari anggaran
Rp.25.903.000,00 terserap Rp25.556.685,00. Terjadi efisiensi dalam belanja
barang dan jasa (belanja BBM);
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan
Adanya ketidakberhasilan dalam capaian ini melalui program peningkatan dan
pengembangan ekpor dengan kegiatan sosialisasi kebijakan penyederhanaan
prosedur dan dokumen ekspor dan impor, dari sisi anggaran yang tersedia secara
portial dapat dilaksanakan dengan nilai baik (A) berupa penyelenggaraan kegiatan
sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor terhadap
pelaku usaha, namun pada sisi sistem administrasi pelaporan hasil ekspor sangat
dipengaruhi/ tergantung dari instansi eksternal yakni laporan angka capaian ekpor
berasal dari coordinator subosuko wonosraten. Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Surakarta yang sering berubah ( Undang-undang, PP, Permen dll).
Selain itu tidak adanya dukungan regulasi berupa produk hukum/ legislasi terkait
keharusan pelaporan oleh perusahaan kepada pemerintah kabupaten/ kota
mengakibatkan angka capaian kinerja pada laporan akhir kurang akurat.
2) Kerjasama standarisasi mutu produk baik nasional, bilateral, regional, dan internasional
a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program peningkatan dan
pengembangan ekspor dengan kegiatan kerjasama standarisasi mutu produk baik
nasional, bilateral, regional dan internasional.
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui kegiatan kunjungan/ pembinaan
UMKM/ IKM potensial ekspor import seperti UMKM kulit ikan pari, keramik,
tembaga, makanan/ minuman, tembakau, dan kerajinan kayu kegiatan
pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan dengan target peserta 50 orang/
UMKM terealisasi 50 orang/ UMKM sehingga capaiannya 100%;
21
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp.2.446.377,00 atau 9,61% yaitu dari anggaran
Rp.25.466.000,00 terserap Rp. 23.019.623,00. Terjadi efisiensi dalam belanja
barang dan jasa (belanja BBM dan perjalanan dinas);
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui kegiatan kerjasama standarisasi
mutu produk baik nasional, bilateral, regional dan internasional dengan 50
UMKM/IKM potensial ekspor / eksportir kegiatan pembinaan/ kunjungan UMKM/
IKM potensial ekspor import seperti UMKM kulit ikan pari, keramik, tembaga,
makanan/ minuman, tembakau, dan kerajinan kayu dan adanya dukungan anggaran
dan sumber daya manusia
3) Pembangunan promosi perdagangan internasional
a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini malalui program peningkatan dan
pengembangan ekspor dengan kegiatan pembangunan promosi perdagangan
internasional dengan target 10 kali terealisasi 10 kali keikutsertaan pada 13
pameran yaitu International Handycraft Trade Fair (Ina Craft), Gelar Produk
Industri Tekstil, Bazar Batik se Jateng, Bazar Ramadhan, Gelar Produk Industri
Logam, Promosi Produk Unggulan Daerah (PPUD) Kemendag, Gelar Potensi
Daerah, Pameran Produk Kriya Dekranasda, Trade Expo Indonesia, Jogja Trade
Expo, Sport for All dan Expo, Jatim Trade Expo di Surabaya, dan Karanganyar
Expo.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-
benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp.8.009.062,00 atau 4,88% yaitu dari anggaran
Rp.163.998.000,00 terserap Rp.155.989.938,00. Terjadi efisiensi dalam belanja
barang dan jasa (belanja BBM, honor, belanja jasa pihak ke 3, sewa gedung dan
sarana mobilitas darat, makan dan minum rapat dan perjalanan dinas);
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program peningkatan dan
pengembangan ekspor dengan kegiatan pembangunan promosi perdagangan
internasional.
22
B. Sasaran 2: Meningkatnya daya saing industri
Pencapaian target kinerja sasaran ini tergambarkan pada beberapa indikator berikut:
Tabel 3.2
Pencapaian Kinerja Sasaran 1
Sumber: Analisis Disdagperin Kabupaten Boyolali, 2018
Capaian kinerja meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara
keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik) terdiri dari semua indikator (empat indikator)
kategori baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 2 per indikator :
1. Jumlah IKM yang berkembang
1) Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya
a. Analisis penyebab keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program pengembangan
industri kecil dan menengah dengan kegiatan fasilitasi bagi industri kecil dan
menengah terhadap pemanfaatan sumber daya melalui kegiatan sosialisasi dan
fasilitasi sertifikasi merk dan perijinan produk olahan susu.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang
benar-benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
Indikator
kinerja Satuan
Target
Renstra
2021
Target
RPJMD
2021
Target
Tahun
2017
Realisasi
Tahun
2017
Target
Tahun
2018
Realisasi
Tahun
2018
Capaian
Tahun
2017
Katego
ri
Penanggung
jawab
Jumlah IKM
yang
berkembang
IKM 182 182 150
150 158
158 100 B Perindustrian
Jumlah IKM
yang meningkat
penerapan
tehnologi dan
standar produk
industri daerah
IKM 188 188 180 180 185 185 100
B Perindustrian
Jumlah IKM
yang meningkat
nilai tambah
dan daya saing
produk
unggulan
IKM 60 60 40 40 45 60 100
B Perindustrian
Pembentukan
kawasan
peruntukan
industri
Kawasan 2 2 1 1 1 0 99,46%
B Perindustrian
Rata-rata 99,86%
B
23
efisiensi anggaran sebesar Rp. 8.354.050, 00 atau 32,54% yaitu dari anggaran
Rp. 25.673.250, 00 terserap Rp. 17.319.200,00. Terjadi efisiensi pada belanja
barang dan jasa seperti belanja alat tulis kantor, perjalanan dinas, BBM, honor
panitia maupun narasumber, penghematan anggaran terhadap fasilitas pengajuan
merk bagi IKM;
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui Program Pengembangan
industri kecil dan menengah dengan Kegiatan Fasilitasi bagi industri kecil dan
menengah (IKM) terhadap pemanfaatan sumber daya melalui:
- Kegiatan sosialisasi dan fasiliatsi sertifikasi merek bagi Industri Kecil
Menengah (IKM) sebanyak 30 IKM;
2) Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
a. Analisis penyebab keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui Program Pengembangan
industri kecil dan menengah dengan Kegiatan Pembinaan industri kecil dan
menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri dengan kegiatan
pengadaan mesin sentra tembaga, pembangunan gedung/ showroom, etalase
kerajinan tembaga beserta akses fasilitas umum yang dipergunakan oleh Forum
Temu IKM, pemutakhiran data industri, pelatihan Achievement Motivation
Training (AMT) dan pelatihan bagi IKM aneka industri.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang
benar-benar dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi
efisiensi anggaran sebesar Rp. 207.736.504,00 atau 1,23% yaitu dari anggaran
Rp. 16.783.200.000,00 terserap Rp. 16.575.532.406,00. Terjadi efisiensi pada
belanja barang dan jasa seperti honorarium, ATK, BBM, jasa pihak ketiga,
transportasi dan akomodasi, dan perjalanan dinas luar daerah serta belanja modal;
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (100%) melaui Program
Pengembangan industri kecil dan menengah dengan Kegiatan Pembinaan industri
kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri berupa:
- Tersedianya mesin sentra industri tembaga, pembangunan gedung/ showroom/
etalase.
- Kegiatan forum temu industri kecil (IKM) sebanyak 30 orang;
- Kegiatan Pemutakhiran data industri Kabupaten Boyolali pada 19 kecamatan;
- Kegiatan pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) sebanyak 30
orang;
24
2. Jumlah IKM yang meningkat penerapan tehnologi dan standart produk industri daerah
a. Analisis penyebab keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui Program Peningkatan kemampuan
tehnologi industri dengan Kegiatan Pembinaan kemampuan teknologi industri dengan
kegiatan pelatihan peningkatan mutu tembakau, IKM konveksi dan pertukangan.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-benar
dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi anggaran
sebesar Rp. 35.325.825, 00 atau 27,45% yaitu dari anggaran Rp. 128.675.750, 00 dapat
realisasi Rp. 93.349.926, 00. Terjadi efisiensi dalam belanja barang dan jasa seperti
perjalanan dinas, ATK, jasa pihak ketiga, transportasi dan akomodasi, honor panitia
maupun narasumber dan belanja modal;
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini (100%) melalui Program Peningkatan
kemampuan tehnologi industri dengan Kegiatan Pembinaan kemampuan teknologi
industri:
- Pelatihan peningkatan mutu tembakau sebanyak 35 orang;
- Pelatihan Industri Kecil Menengah (IKM) gula kelapa sebanyak 30 orang;
- Kegiatan Bimbingan Teknis bagi IKM aneka keripik sebanyak 30 orang.
3. Jumlah IKM yang meningkat nilai tambah dan daya saing produk unggulan
a. Analisis penyebab keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program peningkatan program
kapasitas iptek sistem produksi dengan kegiatan pengembangan sistem inovasi
teknologi industri berupa pembinaan kwalitas bagi IKM konveksi/ desain grafis/
garment di computer.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-benar
dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi anggaran
sebesar Rp.2.266.845,00 atau 2,95% yaitu dari anggaran Rp.76.764.000,00 terserap
Rp.74.497.155,00.
Terjadi efisiensi dalam belanja barang dan jasa, perjalanan dinas, alat tulis kantor, dan
honor panitia maupun narasumber.
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program peningkatan kapasitas iptek
sistem produksi dengan adanya kegiatan pengembangan sistem inovasi teknologi
industri dengan adanya kerjasama dari narasumber, Lembaga Pendidikan Ketrampilan
25
(LPK) Gamatika dan Instansi lain terhadap pembinaan IKM Garment sebanyak 60
IKM.
4. Program penyiapan potensi sumber daya sarana prasarana dengan kegiatan kajian
potensi sumber daya terkait investasi
a. Analisis penyebab keberhasilan
Keberhasilan/ kegagalan capaian indikator kinerja ini melalui program penyiapan
potensi sumber daya sarana prasarana dengan kegiatan kajian potensi sumber daya
terkait investasi dalam penyusunan dokumen kajian pengembangan industri daerah
berupa persiapan pembentukan kawasan peruntukan industri.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
Efisiensi terhadap anggaran dilaksanakan dengan melakukan aktivitas yang benar-benar
dibutuhkan dan berpengaruh terhadap capaian target sehingga terjadi efisiensi anggaran
sebesar Rp.282.000,00 atau 0,54% yaitu dari anggaran Rp.52.500.000,00 terserap
Rp.52.218.000,00.
Terjadi efisiensi dalam belanja barang dan jasa, perjalanan dinas, alat tulis kantor, dan
honor panitia maupun narasumber.
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan.
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini melalui program program penyiapan potensi
sumber daya sarana prasarana dengan kegiatan kajian potensi sumber daya terkait
investasi dalam penyusunan dokumen kajian pengembangan industri daerah berupa
dokumen Naskah Akademis (NA) dapat diwujudkan oleh konsultan pihak ke tiga dari
sisi anggaran dapat terpenuhi target, namun dari outcome secara materalistik tidak
tercapai mengingat bahwa untuk terbentuknya kawasan industri wajib ketersediaan
lahan ± 40 ha, perlu di terbitkan Perda RTRW terbaru dan peraturan perundang-
undangan lainnya yang berkaitan dengan kawasan pengembangan industri.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, capaian kinerja sasaran 2 yaitu “Jumlah IKM yang
berkembang”, “Jumlah IKM yang meningkat penerapan tehnologi dan standart produk
industri daerah”, dan “Jumlah IKM yang meningkat nilai tambah dan daya saing produk
unggulan dan pengembangan kawasan industri” adalah sama-sama paling tinggi yaitu
sebesar 100 %. Sedangkan tingkat capaian kinerja per sasaran adalah sebagai berikut:
26
Tabel 3.3 Capaian Kinerja per Sasaran
No Sasaran Capaian Kinerja 2018
(%)
Tingkat
Keberhasilan
1 Meningkatnya daya saing perdagangan 112,2 Sangat Baik
2 Meningkatnya daya saing industri 111 Sangat Baik
Nilai rata-rata sasaran 111,6 Sangat Baik
Sumber : Analisis Disdagperin Kabupaten Boyolali, 2018
Terlihat dari table diatas, capaian kinerja per Sasaran tertinggi sebesar 112,21 % untuk
urusan Perdagangan dan tingkat capaian terendah sebesar 111% untuk urusan Perindustrian.
Ada beberapa indikator kinerja yang perlu mendapat perhatian dan apresiasi, yaitu indikator
yang capaian kinerjanya yang sangat baik, sebagai berikut :
Tabel. 3.4
Capaian Kinerja yang Sangat Baik diatas 100%
No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Ket.
1
Jumlah peningkatan
sarpras perdagangan
yang representative
(toko, kios, los,
kantor, MCK, TPS,
mushola, dll)
Unit
80
218
272,5
P3
2
Pendapatan restribusi
pasar daerah yang
dikelola pemkab
Rp
5.850.000.
000
7.111.897.82
2
121,57
P3
3
Nilai ekspor barang
USD 143,325 99.139
69,17
Usaha
Perdagangan
4
Lokasi pedagang
pasar, PKL, dan
asongan yang tertib
dan tertata
Lokasi 50 70 140
P3
Sumber : Analisis Disdagperin Kabupaten Boyolali 2018
Sedangkan indikator kinerja yang capaian kinerja kurang adalah sebagai berikut:
27
Tabel. 3.5
Capaian Kinerja Kurang dari 55%
No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Ket.
1 Jumlah pelaku usaha
dan konsumen yang
difasilitasi
pemerintah daerah
dalam rangka
perlindungan
konsumen
Pelaku
usaha dan
konsumen
4,200
794
20
Usaha
Perdagangan
Sumber : Analisis Disdagperin Kabupaten Boyolali 2018
3.2. Realisasi Anggaran
Alokasi dan realisasi anggaran Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Boyolali pada tahun 2018 sebagaimana tabel di bawah ini. Data tabel tersebut, pembiayaaan
dari APBD Perubahan Tahun 2018 berjumlah Rp 84.758.873.000,00 terealisasi Rp.
83.081.842.401,00 dengan penyerapan sebesar 98,02% atau efisiensi sebesar 1,98%. Besar
pembiayaan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp. 36.646.504.000,00 apabila
dibandingkan dengan pembiayaan tahun sebelumnya (tahun 2017) yang sebesar Rp.
48.112.369.000,00.
Tabel 3.6
Alokasi dan Realisasi Anggaran
No Sasaran
Strategis Program Kegiatan Anggaran Realisasi %
Koordi
nator
1 2 3 4
1. Meningkat
nya daya
saing
perdagang
an.
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri.
1.Pengembangan pasar dan
distribusi barang produk; 63.523.387.050 63.217.444.576 99,52 P3
2.Peningkatan sistem dan
jaringan informasi
perdagangan;
93.000.0000 85.156.720 91,57
Usaha
Perda
gangan
3.Sosialisasi peningkatan
penggunxaan produk
dalam negeri;
20.000.000 19.121.700 95,61
Usaha
Perda
gangan
4.Pengembangan
kelembagaan kerjasama
kemitraan.
24.007.000 23.374.317 97,36
Usaha
Perda
gangan
5.Pengelolaan pendapatan
retribusi pasar milik
pemda
245.472.250 210.383.368 85,71
P3
6. Pendataan potensi pasar
milik Pemda
70.307.750 59.748.425 84,98 P3
28
No Sasaran
Strategis Program Kegiatan Anggaran Realisasi %
Koordi
nator
1 2 3 4
Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
1.Operasionalisasi dan
pengembangan UPT
kemetrologian daerah
675.000.000 41.637.040 6,17
Usaha
Perda
gangan
Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
1.Kegiatan penataan tempat
berusaha bagi pedagang
kaki lima dan asongan.
73.746.000 69.044.325 93,62 P3
Program peningkatan dan pengembangan ekspor.
1.Kerjasama standarisasi
Mutu produk baik
nasional, bilateral,
regional, Internasional
25.466.000 23.019.623 90,39
Usaha
Perda
gangan
2.Pembangunan promosi
perdagangan internasional 163.998.000 155.989.938 95,12
Usaha
Perda
gangan
3. Sosialisasi kebijakan
penyederhanaan prosedur
dan dokumen ekspor dan
impor
25.903.000 25.556.685 98,66
Usaha
Perda
gangan
Program pelayanan administrasi perkantoran
1. Penyediaan jasa surat
menyurat 4.500.000 4.425.000 98,33
Sekreta
riat
2.Penyediaan jasa
komunikasi, sumber daya
air dan listrik
341.600.000 229.757.743 67,26 Sekreta
riat
3.Penyediaan jasa
pemeliharaan dan
perizinan kendaraan
dinas/operasional
244.317.205 210.258.000 86,06 Sekreta
riat
4.Penyediaan jasa
administrasi keuangan 1.575.000 810.000 51,43
Sekreta
riat
5.Penyediaan jasa
kebersihan kantor 44.683.025 41.292.475 92,41
Sekreta
riat
6.Penyediaan jasa perbaikan
peralatan kerja 20.000.000 16.325.000 61,97
Sekreta
riat
7.Penyediaan alat tulis
kantor 49.398.470 30.701.580 62,15
Sekreta
riat
8.Penyediaan barang
cetakan dan penggandaan 102.877.500 63.748.100 46,07
Sekreta
riat
9.Penyediaan komponen
instalasi listrik/penerangan
bangunan
5.581.750 2.571.500 46,07 Sekreta
riat
10.Penyediaan peralatan
dan perlengkapan kantor 20.430.000 19.198.490 93,97
Sekreta
riat
29
No Sasaran
Strategis Program Kegiatan Anggaran Realisasi %
Koordi
nator
1 2 3 4
11.Penyediaan bahan
bacaan dan peraturan
perundang-undangan
7.500.000 2.352.000 31,36 Sekreta
riat
12.Penyediaan bahan
logistik kantor 200.238.000 160.773.089 80,29
Sekreta
riat
13.Penyediaan makanan dan
minuman 50.450.000 41.055.500 81,38
Sekreta
riat
14.Rapat-rapat koordinasi
dan konsultasi ke luar
daerah
324.823.000 296.427.764 91,26 Sekreta
riat
15.Penyediaan jasa
administrasi perkantoran 859.960.000 778.836.017 10,57
Sekreta
riat
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
1.Pengadaan kendaraan
dinas/operasional 105.000.000 103.830.000 98,89
Sekreta
riat
2.Pengadaan perlengkapan
gedung kantor 55.250.000 33.676.650 60,95
Sekreta
riat
3.Pengadaan mebeleur 77.000.000 75.614.000 98,20 Sekreta
riat
4.Pemeliharaan
rutin/berkala gedung
kantor
225.000.000 219.672.000 97,63 Sekreta
riat
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
1.Penyusunan laporan
capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi kinerja
SKPD
9.270.000 4.875.000 52,59 Sekreta
riat
2.Penyusunan pelaporan
keuangan akhir tahun 2.250.000 2.250.000 100
Sekreta
riat
Program pengembangan industri kecil dan menengah
1.Pembinaan industri kecil
dan menengah dalam
memperkuat jaringan
klaster industri
16.783.269.000 16.575.532.496 98,76 Industri
2.Fasilitas bagi industri
kecil dan menengah
terhadap pemanfaatan
sumber daya
25.673.250 17.319.200 67,46 Industri
Program peningkatan kemampuan teknologi industri
1.Pembinaan kemampuan
teknologi industri
128.675.750 93.349.925 72,55 Industri
30
No Sasaran
Strategis Program Kegiatan Anggaran Realisasi %
Koordi
nator
1 2 3 4
Program peningkatan kapasitas Iptek sistem produksi
1. Pengembangan sistem
inovasi teknologi industri
76.764.000
74.497.155 97,05
Industri
Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana, dan Prasarana
Kajian potensi sumber daya
yang terkait dengan
investasi
52.500.000 52.218.000 99,46
Industri
Jumlah
84.758.873.000 83.081.842.401 98,02
Sumber: Analisis Laporan Realisasi Anggaran dan Capain Fisik Belanja Langsung Disdagperin
Kabupaten Boyolali Bulan Januari 2018.
31
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Pada tahun 2018, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali dari 2
(dua) sasaran dengan 9 (sembilan) indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian
Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali Tahun 2017, menunjukkan
tingkat keberhasilan capaian kinerja sebagai berikut :
1. Capaian lebih dari 100 % (sangat Baik) : 3 (tiga) indikator (33,33%)
2. Capaian 75% sampai 100% (Baik) : 4 (empat) indikator (44,44%)
3. Capaian 55% sampai 74 % (Cukup) : 1 (satu) indikator (11,11%)
4. Capaian kurang dari 54 % (Kurang) : 1 (dua) indikator (11,11%)
Secara keseluruhan capaian kinerja 111,6% (kategori sangat baik) dan mengalami kenaikan
dibanding capaian kinerja tahun 2013 yang 102,7%, tahun 2014 yang 102,26%, tahun 2015
yang 101.42%, mengalami kenaikan capaian kinerja tahun 2016 yang 106,07% dan tahun
2017 yang 105,95%.
Pembiayaaan program/kegiatan dari APBD Kabupaten Boyolali Tahun 2018
Rp 84.758.873.000, 00 terealisasi Rp. 83.081.842.401,00 dengan penyerapan sebesar 98,02%
atau efisiensi sebesar 1,97%. Besar pembiayaan dibanding tahun 2013 sebesar Rp
3.462.527.000,00 mengalami peningkatan Rp. 31.915.447.000,00 atau 90,21%, pada tahun
2014 besar pembiayaan sebesar Rp.10.080.880.000, 00 mengalami penurunan sebesar Rp.
25.297.094.000,00 atau 71,50%, pada tahun 2015 besar pembiayaan sebesar Rp.
5.836.941.000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp. 29.541.033.000,00 atau 83,50% dan pada
tahun 2016 besar pembiayaan sebesar Rp.17.687.693.000,00 mengalami kenaikan sebesar
Rp. 17.690.281.000,00 atau 0,01%. Tahun 2017 besarnya pembiayaan sebesar
Rp.30.041.346.000 mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp.35.377.974.000,00 sehingga
terjadi kenaikan sebesar Rp. 5.336.628.000,00 atau 15,08%.
32