Post on 27-Jan-2016
description
79
BAB VI
PEMBAHASAN
Proses pemuatan material dari 4 lokasi pemuatan yang berbeda dan dengan peralatan
muat yang berbeda, mempunyai karakteristik tersendiri dalam optimasi produksi alat
muat dan alat angkut. Parameter dasar yang paling berpengaruh adalah perihal waktu
daur alat angkut. Pada dasarnya, yang membedakan waktu daur alat muat yang berbeda
pada lokasi yang sama adalah waktu pemuatannya. Waktu pemuatan pada kombinasi
Power Shovel P&H 4100A dan P&H 2800A dengan Truk Caterpillar 793C
menghabiskan waktu yang jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan kombinasi Loader
994D dan Excavator Cat 5230B dengan Truk Caterpillar 793C. Hal ini dikarenakan
ukuran bucket kedua power shovel tersebut lebih besar dibandingkan ukuran bucket pada
wheel loader dan excavator. Waktu daur tersebut nantinya akan dijadikan dasar daripada
perhitungan optimasi produksi alat muat dengan alat angkut.
Dalam perhitungan berikutnya, yaitu produksi alat muat, faktor waktu pemuatan dapat
mempengaruhi besarnya produksi alat muat setiap jam. melalui waktu pemuatan, dapat
diketahui banyaknya jumlah alat angkut yang dilayani setiap jamnya. Semakin cepat
waktu pemuatan yang dihabiskan oleh alat muat, maka akan semakin besar produksi alat
muat setiap jamnya. Besarnya produksi itu kemudian akan disesuaikan dengan faktor
antrian yang terjadi dalam proses pemuatan di lokasi pemuatan. Faktor antrian yang
dimaksud adalah probabilitas antrian yang menjelaskan ada tidaknya truk dalam antrian.
Nilai probabilitas antrian tersebut menerapkan distribusi peubah acak Poisson dalam
perhitungannya. Besarnya nilai probabilitas antrian tersebut menggambarkan hubungan
antara truk yang dibutuhkan dalam satu armada terhadap jumlah truk yang tersedia.
Semakin banyaknya jumlah truk yang tersedia akan menyebabkan nilai probabilitas
antrian tersebut semakin kecil mendekati nol. Semakin kecil nilai probabilitas antrian
akan menyebabkan produksi alat muat pun semakin besar, mendekati produksi ideal alat
muat tersebut. Dari data produksi setiap lokasi pemuatan, lokasi pada fase 5, baik
wilayah East maupun West, merupakan lokasi yang mempunyai nilai produksi paling
80
besar dikarenakan waktu pemuatan pada kedua lokasi tersebut paling kecil. Sementara
pada lokasi fase 6 loader, nilai produksinya merupakan yang paling sedikit.
Pada penerapan simulasi berdasarkan tori antrian ini, pendekatan yang dilakukan dalam
optimasi produksi alat muat – alat angkut adalah pendekatan biaya pemindahan material
per ton. Artinya, dari nilai biaya pemindahan material per ton yang didapatkan, akan
diambil biaya terkecil yang dibutuhkan dalam proses pemindahan material tersebut. Dari
biaya terkecil tersebut, kita akan mendapatkan jumlah truk paling optimal yang
dibutuhkan dalam satu armada pada lokasi pemuatan tersebut. Biaya pemindahan
material per ton tersebut merupakan parameter perhitungan yang dipengaruhi oleh biaya
operasional alat muat – alat angkut setiap jam dan juga produksi alat muat setiap jamnya.
Sehingga jumlah biaya yang dibutuhkan untuk pemindahan setiap alat muat pun berbeda.
Melalui grafik biaya pemindahan material per tonnya terhadap jumlah truk yang
dibutuhkan, akan ditampilkan posisi ekstrim dari grafik pada angka minimum, dan angka
tersebutlah yang menggambarkan jumlah truk yang dibutuhkan dalam satu armada
dengan biaya yang yang harus dikeluarkan untuk pemindahan material tiap tonnya. Dari
perhitungan biaya pemindahan material per ton, pada lokasi fase 4, kombinasi Truk cat
793c dan Excavator Cat 5230 merupakan kombinasi dengan biaya pemindahan material
terbesar yaitu US$ 0,909/ton material. Sedangkan kombinasi truk Cat 793C dan Shovel
P&H 2800XP pada lokasi fase 6, merupakan kombinasi dengan biaya material terkecil.
yaitu US$ 0,2786/ton material. Jumlah truk yang semakin banyak memang akan
meningkatkan produksi, namun akan berakibat naiknya biaya pemindahan material setiap
ton nya.
Banyaknya jumlah truk yang dibutuhkan pada satu armada dalam lokasi pemuatan dapat
diterapkan juga pada simulasi perhitungan berdasarkan waktu tunggu. Simulasi waktu
tunggu yang dimaksud adalah simulasi yang berdasarkan tingkatt kontinuitas alat muat
dalam melayani alat angkut. Yang diupayakan dalam simulasi ini adalah menghindari alat
muat menganggur dan mengurangi waktu antrian truk menjadi seminimal mungkin.
Dalam tabel perhitungan simulasi waktu tunggu ini, akan didapatkan nilai positif dan
nilai negatif. Nilai positif menjelaskan bahwa pada saat jumlah truk n, alat muat harus
81
menunggu beberapa lama. Hal tersebut dikarenakan jumlah armada truk sedikit yang
dilayani oleh alat muat. Sementara posisi nilai negatif menjelaskan waktu yang
dihabiskan oleh truk menunggu untuk dilayani. Untuk mengurangi banyaknya antrian
truk yang terjadi, maka diambil posisi pada saat nilai negatif minimum. Simulasi
dilakukan dengan penambahan truk satu demi satu, hingga hasil perhitungan dari nilai
positif mencapai posisi nilai negatif. Setelah itu penambahan jumlah truk dapat di
hentikan pada saat awal mencapai nilai negatif . hal yang perlu diperhatikan dalam
simulasi ini adalah penempatan posisi waktu loading dan travelling dengan perbandingan
yang tepat, sehingga akan didapatkan penempatan truk sesuai dengan waktu edar dari
truk tersebut.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan, jumlah truk yang diperoleh pada simulasi waktu
tunggu dengan simulasi teori antrian adalah sama. Sehingga dapat dikatakan bahwa
simulasi dengan waktu tunggu merupakan pengujian terhadap simulasi berdasarkan teori
antrian.