Post on 06-Mar-2019
53
BAB 3
PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN
3.1 Profile Perusahaan
3.1.1 Sejarah Sahid Jaya Hotel
Grand Sahid Jaya merupakan hotel bintang 5(lima) lokal yang terletak di pusat
kota Jakarta. Hotel ini mulai didirikan pada tanggal 23 mei 1969 oleh PT Hotel Sahid
Jaya Internasional dengan tujuan untuk menjalankan usaha-usaha dalam bidang industri
perhotelan dan pariwisata.
Pada tanggal 24 April 1970 perseroan memulai pembangunan sebuah hotel yang
dibuat dihadapan notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH. Akta tersebut kemudian
disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan no Ja
5/54/25 pada tanggal 28 April 1970 dan didaftarkan pada kantor panitera pengadilan
pada tanggal 12 Mei 1970 serta dimuat dalam berita Negara Republik Indonesia no 66
pada tanggal 18 Agustus 1971.
Adapun didirikan hotel ini adalah untuk membangun dan mengelola sebuah
hotel baru bertaraf Internasional di Jakarta dengan mempertahankan kebudayaan asli
Indonesia sebagai ciri khas dari hotel ini. Pada tahun 1990 telah selesai dibangun Sahid
Jaya Tower berlantai 21 dan diresmikan pada tanggal 23 Maret 1990 oleh Bapak Wakil
Presiden, Bapak Sudharmono, SH. Selain bertambahnya jumlah kamar yang semula
hanya 514 kamar menjadi 844 kamar, penambahan lain juga terdpat pada restoran dan
fasilitas pendukung lainnya seperti ruang rapat, ruang pertemuan, mini departement
store, fitness centre, dan convention hall yang modern dan dengan daya tampung hingga
3000 orang. Dengan serangakain renovasi yang dilakukan dari tahun ke tahun di semua
54
aspek bangunan hotel, hingga pada tanggal 23 Juni 1994 Hotel Sahid Jaya dan Tower
mendapatkan predikat Hotel Bintang Lima Berlian oleh Bapak Joop Ave sebagai
Direktur Jendral Pariwisata pada saat itu, yang dihadiri juga oleh fungsionaris-
fungsionaris dari DPP GOLKAR, DPP PDI, PDI dan para Ambassador serta seluruh
undangan dari Sahid Group.
Hotel Grand Sahid Jaya berdiri di Jendral Sudirman no 86 kavling 13-14-15 Jakarta
Pusat dengan luas tanah 39.415m² dan dengan luas bangunan 18.019m². Diresmikan
pada tanggal 23 Maret 1974 oleh Alm. Bapak Soeharto, Menteri Perhubungan Bapak
Sudharmono, SH dan juga pejabat-pejabat pemerintah lainnya yang hadir saat itu dalam
rangka membuka serangkaian hotel-hotel baru yang bertaraf Internasional.
3.1.2 Sejarah Perubahan Nama Hotel Grand Sahid Jaya
Pada awal berdirinya, hotel Sahid Jaya tetap konsisten hingga saat ini menjaga
ciri khas hotel yang selalu kental dengan budaya asli Indonesia bernuansa daerah Jawa
di setiap bagian ruangan-ruangan yang ada dalam hotel. Pihak manajemen menjadi
terdorong untuk menambah bangunan hotel dengan konstruksi bergaya tower, sehingga
pada bulan Maret 1990 jumlah kamar yang semula 514 menjadi bertambah menjadi 844
kamar.
Pada tanggal 23 Maret 2009, bertepatan dengan ulang tahun Sahid ke-35,
diluncurkan perubahan nama menjadi Grand Sahid Jaya Hotel. Nama baru ini
merupakan wujud komitmen manajemen hotel yang lokasinya sangat strategis tersebut
untuk memberikan layanan dan produk yang bermutu kepada pelanggan. Dalam re-
branding tersebut, diikuti dengan standarisasi semua produk, merk, aplikasi penerpan
55
logo dan layanan kepada tamu serta ketrampilan semua karyawan melalui traning secra
intensif. Itu semua bertujuan mengiring berbagai peralatan baru hotel yang lebih modern
dan canggih.
Beberapa kemajuan dan perkembangan hotel Grand Sahid Jaya setelah
melakukan re-branding nama hotel diikuti oleh beberapa renovasi yang dilakukan di
beberpa lokasi di dalam dan di luar gedung. Serta penambahan outlet-outlet seperti
restoran Andrawina.
(Sumber: Grand Sahid Jaya media release, 2009).
3.1.3 Visi dan Misi Grand Sahid Jaya
Setiap perusahaan baik barang maupun jasa semestinya memiliki visi dan misi
untuk memastikan kinerja perusahaan tersebut bergerak pada jalur yang benar, visi misi
yang sinergis dan sistematis dapat mendukung program-program sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai. Grand Sahid Jaya sebagai perusahaan jasa juga memiliki visi
dan misi dalam menjalankan usaha mereka.
• Visi
Menjadi Hotel yang mampu menumbuhkan kreativitas, inovasi, produktivitas,
kualitas sumber daya manusia yang teruji dan menyajikan pelayanan yang sesuai
standart internasional tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
56
• Misi
1. Meningkatkan kualitas produk dan mutu pelayanan dengan sasaran
memberikan kepuasan kepada pelanggan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar menjadi terampil dan
memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik guna
memuaskan pelanggan dengan cara profesional dan proaktif dalam
menghadai perubahan tuntutan masyarakat yang semakin canggih dan
lingkungan yang kompetitif.
3. Mempercepat pengembangan perseroan menjadi perusahaan professional,
produktif, dan efisien yang unggul dalam suasana persaingan yang makin
meningkat.
4. Meningkatkan upaya pengembangan usaha baik dibidang bisnis utama
(primary core bisnis) maupun bisnis sekunder (secondary core business)
sehingga mampu memantapkan keunggulan posisinya dalam kegiatan
perekonomian Indonesia pada khususnya.
5. Menggali sumber pendanaan yang lebih inovatif dan menguntungkan
perusahaan untuk membiayai pembangunan dan pengembangan usaha
melalui pasar modal, lembaga keuangan nasional maupun internasional
serta menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam upaya meningkatkan
efisiensi dan produktifitas perusahaan.
57
3.1.4 Logo Perusahaan
Gambar 3.1 Logo lama dan Logo Baru
Sumber: Grand Sahid Jaya
Logo adalah bagian penting bagi hotel Menurut Arif Rahman dalam bukunya
Strategi Dahsyat Marketing Mix (Rahman, 2010:176) definisi merek sendiri adalah
nama dan atau suatu simbol yang bersifat membedakan seperti logo, cap atau kemasan
dengan maksud mengidentifikasi produk barang atau jasa. Artinya sebuah logo penting
dibuat sebagai identitas dari perusahaan tersebut.
3.1.5 Makna Logo setelah re-branding
• Lingkaran Emas
Lingkaran berwarna emas melambangkan bumi tempat berpijak dimana Group
Sahid mendapat peluang untuk mengoperasikan kelompok usahanya dalam
bekerjasama antara pemilik, pengelola, dan karyawan pemerintah, pengguna jasa,
mitra usaha, penyandang dana, masyarakat dan lingkungannya. Cita-cita Sahid
58
Internasional Hotel Management and Consultant (SIHMC) untuk mengupayakan
peluang tersebut sebagai sumber dan kegiatan ekonomi baik secara internasional
maupun nasional.
• Huruf “S” Warna Merah
Singkatan dari nama Sahid yang bernamakan historis, filosofis, ekonomis, politis,
sosio froktoral yang melambangkan cita-cita pendirinya sebagai pengayom dan
pelindung bagi keluarga besar Sahid Jaya. Dengan pedoman Tri Watak Budi
Luhur yaitu taat kepada Tuhan YME, berbakti kepada orangtua, Bangsa dan
Negara, serta menciptakan keseimbangan antara cinta kepada profesi dan
keluarga.
• Cakra di Ujung Huruf “S”
Untuk mencapai semua itu oleh pendiri Grand Sahid Jaya Group dilambangkan
dengan cakra yang memiliki empat mata penjuru, yaitu melambangkan cita-cita
agar Sahid Group berputar terus menerus dan saling mengisi sepanjang masa
depan mengandalkan kekuatan-kekuatan musuh di atas, bawah, samping kiri, dan
kanan. Bisa diibaratkan senjata cakra ini mengandung makna luhur “Jaya satu
Jaya semua, Terganggu Satu lain membantu agar tetap Berjaya”.
3.1.6 Fasilitas Yang Dimiliki Perusahaan
Sebagai hotel bintang Lima lokal yang berlokasi di Jakarta, Grand Sahid Jaya
Hotel juga menyediakan beragam fasiltas dan kebutuhan konsumen untuk menambah
kenyamanan para tamu. Dan fasilitas-fasilitas yang tersedia, diantaranya adalah:
59
a. Fasilitas kamar
Grand Sahid Jaya Jakarta memiliki jenis kamar sebagai berikut:
• Superior Room
• Deluxe Room
• Super Suite Room
• Deluxe Suite Room
• Executive Suite Room
• Presidential Suite Room
b. Fasilitas Restoran
Grand Sahid Jaya menyediakan berbagai pilihan restoran yang dapat dinikmati
oleh para tamu hotel ataupun pengunjung hotel. Para tamu hotel ataupun pengunjung
dapat memilih restoran sesuai dengan selera atau kemauan mereka, karena berbagai
pilhan restoran mulai dari restoran asli Indonesia, seafood restoran, Japanese restaurant,
internasional restoran, hingga tempat bar & lounge yang sang/at menjaga kekhasan rasa
dari setiap masakannya.
• Bengawan Solo Restaurant
Berdiri sejak tahun 1991, terletak di lobby hotel, dimana masakan kuliner yang
ditawarkan adalah makanan khas asli Indonesia dengan kelezatan asli khas setiap
daerah. Pengunjung juga ditemani dengan permainan musik gending Jawa setiap
malam.
60
• Andrawina Restaurant
Terletak di lobby hotel dan buka selama 24 jam penuh, Andrawina Restaurant
menyajikan buffet dari menu Indonesia, menu Asia, dan menu Barat. Dengan
konsep dapur terbuka tamu dapat tersajikan kualitas masakan yang segar dan tamu
juga dapat melihat secara langsung bahan makanan yang dipakai juga proses
pengolahannya.
• Sahid Ah Yat Seafood Restaurant
Restoran ini mulai dibuka pada awal tahun 2011, lebih dari 80 jenis seafood yang
diimpor langsung dari berbagai Negara, kesegaran menu yang sudah dipastikan
akan mutu dan keistimewaan disetiap sajiannya.
• Bushido Japanese Restaurant
Merupakan restoran Jepang yang suasananya kental dengan atmosfir tradisonal
Jepang. Menyajikan juga makanan sushi dan sashimi khas Jepang dan tentunya
masih banyak pilihan menu lainnya.
• Solo Lounge
Lounge ini merupakan perpaduan dan interior Jawa dan gaya modern yang elegan,
terinspirasi dari burung merak yang merupakan lambang keindahan. Dengan
suasana yang nyaman, merupakan pilihan yang tepat bagi para tamu untuk
berbincang dengan kolega dengan santai serta ditemani oleh live music.
• Choice Pastry & Deli
Kedai kue ini terletak di lantai dasar hotel. Deli choice menyediakan berbagai
macam jenis cake dan pastry yang bisa dinikmati langsung di tempat atau pun di
61
bawa pulang sebagai buah tangan untuk diberikan kepada rekan bisnis atau pun
keluarga tercinta.
c. Fasilitas Banqeut
Fasilitas bangquet merupakan salah satu wadah yang disediakan oleh hotel sahid
untuk tamu yang ingin menggunakan fasilitas untuk meeting, wedding party,
birthday party, dan lainnya,diantaranya :
‐ Puri Agung Convention Hall
‐ Puri Agung Terrace
‐ Puri Putri
‐ Puri Manganti
‐ Puri Ratna Conventional Hall
‐ Puri Pertiwi
‐ Puri Teratai
‐ Candi Singosari Ball Room
‐ Candi Prambanan
‐ Candi Pawon 1 & 2
‐ Candi Dieng 1 & 2
‐ Candi Kalasan 1 & 2
‐ Candi Mendut 1, 2, & 3
‐ Candi Penataran 1 & 2
‐ Candi Sukuh 1, 2, & 3
‐ Candi Sari 1 7 2
62
‐ Candi Bentar
d. Fasilitas Penunjang
‐ Bussines Center
‐ Odiseus Fitnes Center
‐ Bersih Sehat Health Massage
‐ Swimming Pool : dengan children pool & snack bar
‐ Tennis Court
‐ Babershop & Beauty Salon
‐ Baby Sitter
‐ Medical Service : 24 jam
‐ Money Changer
‐ Shopping Arcade : Mezzanine floor
‐ In House Television
‐ Children Playgroup
‐ Credit Card
‐ Bank
‐ Drug Store
‐ Egypt Air
‐ Laundry Dry Cleaning
‐ Cark Park : 1200 parking spaces
‐ Travel Agent
‐ Masjid
63
3.2 Struktur Organisasi
Dalam suatu perusahaan baik barang mapun jasa, pasti memilki struktur
organisasi perusahaan. Hal itu untuk mendukung berbagai aktivitas PR dalam
mendelagasikan tugasnya. Berikut merupakan struktur organisasi dari Grand Sahid Jaya
Gambar 3.3 Struktur Organisasi
(Sumber: kompilasi gabungan Grand Sahid Jaya dengan desain penelliti)
64
3.2.1 Struktur Organisasi Public Relations Departement
Hampir serupa dengan struktur organisasi di atas, berikut merupakan struktur
organisasi yang lebih spesifik pada divisi public relations department.
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Public Relations
(Sumber: Public Relations Division dengan desain peneliti)
• General Manager : Mr Stefan Willimann
General Manager merupakan kepemimpinan tertinggi dalam struktur organisasi.
Sesuai dengan tugas nya yang besar tanggung jawab dari seorang GM juga besar, yaitu
mengontrol dan mengawasi keselruhan divisi hotel.
(Sumber: Grand Sahid Jaya)
65
• Public Relations Manager: Bapak Danang Ambar Kreshno
Seorang PRM memiliki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin di departemen
PR untuk mengawasi alur kerja anak buahnya agar berjalan sesuai dengan porsinya
masing-masing. Untuk job description dari seorang PRM dapat dilihat sebagai berikut:
1. Menghadiri morning briefing setiap hari dan juga pertemuan-pertemuan yang
diminta oleh General Manager ataupun acara-acara yang akan diadakan.
2. Menjaga hubungan yang baik terhadap tamu hotel dan media.
3. Menanggapi dengan cepat krisis yang terjadi di dalam maupun di luar hotel.
4. Membuat presentasi yang baik dan berkualitas dan memastikan materi yang akan
di presentasikan telah siap.
5. Memastikan para karyawan-karyawan menghadiri training ketika diminta untuk
hadir.
6. Dalam komunikasi, seorang PRM dituntut untuk proaktif dalam mencari
peluang-peluang (baik internal ataupun eksternal) untuk mempromosikan
ruangan-ruangan dan juga bisnis makanan yang terdapat pada outlet-outlet di
Grand Sahid Jaya.
7. Bertanggung jawab atas hubungan media termasuk mempersiapkan berita-berita
harian dan bulanan yang telah direncanakan.
8. Berkoordinasi dengan bagian marketing dan iklan untuk materi promosi
penjualan.
9. Melakukan pendekatan komunikasi secara kreatif.
(Sumber: Grand Sahid Jaya public relations division)
66
• Executive Secretary : Ibu Ummu Kalsum
Tugas dari seorang sekertaris eksekutif secara umum ialah memberi laporan-laporan
kepada PRM atas kejadian-kejadian yang terjadi dan berhubungan dengan hotel.
sekertatis juga bertanggung jawab untuk mengetik materi-materi dalam format yang
baik. Tugas lainnya yang dilakuakan adalah mengetik, berubungan dengan kerja
telepon, memastikan pertemuan, dan seluruh administrasi yang berhubungan dengan
kantor. Untuk job description sebagai berikut:
1. Membuat laporan bulanan (monthly report)
2. Membuat entertainment slip ketika PRM melakukan pertemuan di dalam hotel,
seperti pertemuan yang diadakan di outlet-outlet hotel
3. Menjawab panggilan telepon
4. Mengevaulasi surat pengeluaran (invoices) yang telah dibayar
5. Mempersiapkan laporan petty cash.
(Sumber: Grand Sahid Jaya)
• Public Relations Officer: Ibu Shanindya
Tugas umum seorang PRO adalah selalu memberikan laporan-laporan kepada PRM,
dan membantu PRM untuk mempromosikan seluruh kegiatan-kegiatan yang ada di hotel.
lebih lanjut spesifikasi dari tugas PRO adalah sebagai berikut:
67
1. Menyambut tamu VIP dan melakukan pertemuan dengan klien dari C&C dan
Marketing.
2. Menjaga hubungan yang bagian dengan rekan-rekan wartawan atau media.
3. Mengecek setiap hari flyers, brosur, majalah-majalah, dan news releases.telah
disebar di outlet-outlet.
4. Berkoordinasi dengan executive office, DRM, Sales&Marketing, C&C, F&B,
art department, engineering and room division.
(Sumber: Grand Sahid Jaya)
• Graphic Designer: Bapak Arya Mahardian
Desain grafis bertugas untuk membuat keperluan promo marketing tools,
diantaranya membuat flyer, brosur, newsletter, banner, dan juga foto
dokumentasi baik pada saat acara-acara besar yang ada di Grand Sahid maupun
foto untuk produk-produk yang terdapat di outlet.
(Sumber: Grand Sahid Jaya)
• E-commerce: Bapak Dimas Fajar Ariefasa
Sebagai e-commerce pekerjaan utama tentu saja mengatur atau membuat
website yang baik dan menarik, selain itu e-commerce juga bertugas untuk
memasukan data-data perusahaan dan mengatur dalam pengiriman e-mail untuk
68
promosi hotel kepada pihak eksternal yang telah termasuk dalam database. E-
commerce juga bertanggung jawab penuh dalam:
1. Mendesain Website
2. Mendesain Sahid e-Newsletter
3. Menyimpan database dari hotel lain dari seluruh departemen
4. Mengerjakan e-mail blast untuk e-newsletter, e-flyer, e-brochure setiap hari
5. Memonitor media dalam aktivitas dunia cyber
(Sumber: Grand Sahid Jaya)
• Art and printing Departement: Bapak Basis Waluyo
Membantu kerja dari desain grafis dalam pencetakan brosur, flyer, dan media
publikasi
lainnya.
(Sumber: Grand Sahid Jaya)
3.2.3 Alur Kerja Public Relations melalui Media relations
Sebagai seorang praktisi PR menjalin hubungan dengan media adalah penting
untuk dilakukan. Melalui hubungan yang baik dengan media, praktisi PR dapat
memberikan informasi mengenai perusahaan melalui press release sehingga informasi
atau pesan yang ingin disampaikan kepada publik dapat tersalurkan disesuaikan dengan
target market dari perusahaan itu sendiri.
69
Berikut adalah alur kerja divisi PR sesuai struktur organisasi terkait dengan
media relations:
• Public Relations Manager:
PRM officer bertugas untuk menjaga hubungan yang baik dengan berbagai media
massa, hal itu berguna untuk melibatkan peran media dalam kegiatan-kegiatan
perusahaan, misalnya pada waktu Grand Launching re-branding nama Grand Sahid
Jaya. Pihak hotel mengundang media untuk peliputan acara sekaligus re-branding
nama hotel kepada masyarakat.
• Public Relations Officer :
Hampir serupa dengan PRM, tugas dari PRO Hotel Grand Sahid Jaya adalah untuk
menidaklanjuti kerjasama dan juga informasi seperti perubahan-perubahan yang
terjadi setelah re-branding hotel, khususnya perubahan nama hotel Grand Sahid
Jaya melalui penulisan perubahan nama yang terdapat di kartu nama atau media
branding lainnya.
• Graphic Designer :
Sebagai desain grafis dalam divisi PR, alur kerja dari desain grafis lebih mengarah
pada perencanaan media untuk publikasi, dengan mendesain nama Grand Sahid
Jaya yang telah disesuaikan dengan warna dan logo. Untuk dikirimkan kepada
media yang tentunya akan lebih mudah apabila hubungan antara perusahaan dengan
media terjalin dengan baik. Dalam alur kerjanya seorang desain grafis juga dibantu
70
oleh bagian printing dan art untuk menciptakan suatu gambar yang dapat
merefleksikan citra perusahaan (Nama hotel Grand Sahid Jaya).
• E-commerce :
Alur kerja dari e-commerce dalam menjalin media relations lebih terfokus pada
lingkup website, dimana seorang e-commerce harus memastikan selalu
memperbaharui desain mulai dari website hotel yang telah dirubah maupun input
data-data seperti database perusahaan, karena setelah re-branding nama hotel tentu
banyak hal yang perlu di re-branding khususnya pada perubahan alamat website
dari www.sahidjaya.com menjadi www.grandsahidjaya.com.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif karena dapat
mendeskripsikan secara jelas bagaimana hubungan media relations dapat mendukung
kegiatan PR dalam re-branding nama hotel.
Metode deskriptif menurut Riyanto adalah metode ini diarahkan untuk
memberikan gejala, fakta-fakta, kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai
populasi tertentu (Riyanto, 2001: 23).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dimana
peneiltian kualitatif ini memandang suatu objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil
konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati utuh. Hal itu
dikarenakan setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan
71
Beberapa tujuan penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman makna
secara menyeluruh, menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, dan
menggambarkan realitas yang kompleks (Sugiyono 2008: 14).
Penelitian kualitatif ini juga bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data secara rinci, perekaman dengan catatan-
catatan dari bukti dokumen, melaprkan hasil termasuk deskripsi detail, kutipan dan
komentar, realitas adalah utuh, serta lebih pada kedalaman daripada keluasan
(Kriyantono, 2008: 56-58).
Penelitian kualitatif cenderung tidak berstruktur, perumusan permasalahan yang
akan diteliti bisa juga baru “ditemukan” setelah melakukan pengumpulan data
dilapangan. Instrument penelitian juga biasanya tidak berstruktur (hanya merupakan
petunjuk umum untuk melakukan depth interview, yang bisa dikembangkan sesuai
dengan kondisi dimana interview dilaksanakan).
3.4 Narasumber
Narasumber merupakan sasaran subjek penelitian yang dianggap sangat kredibel
dan akurat dalam penyampaian data-data yang dicari serta dibutuhkan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai narasumber adalah seorang praktisi
yang terjun langsung dalam menjalankan program dan fungsi PR secara keseluruhan.
Narasumber tersebut adalah sebagai berikut:
72
1. Public Relations Manager Grand Sahid Jaya Jakarta.
Beliau adalah seorang manajer public relations yang berwenang dan bertanggung
jawab secara penuh atas program kerja yang telah dicanangkan dalam divisi PR yang
memonitoring media dan terus menjaga hubungan yang baik dengan media guna
menukungg kegiatan-kegiatan yang ingin dilakukan oleh pihak hotel dalam
memperkenalkan hotel, khusunya dalam kasus ini dalam re-branding nama hotel kepada
masyarakat dan merupakan narasumber yang akurat karena sesuai dengan tujuan dari
penelitian ini dan dapat membantu dalam pengumpulan data penelitian
2. Residence Manager of Grand Sahid Jaya
Beliau adalah seorang residence manager di Grand Sahid Jaya. Sebagai
recidence manager yang dalam struktur organisasi jabatan berada di bawah langsung
General Manager mempunyai kuasa untuk mengatur serta mengontrol kerja seluruh
divisi yang ada di hotel agar pekerjaan yang telah diberikan per masing-masing divisi
berjalan dengan baik. Recidence Manager juga bertanggung jawab atas seluruh kejadian
yang terjadi di Hotel Grand Sahid serta mengakomodir seluruh hubungan baik internal
maupun eksternal.
3. Tamu Hotel Grand Sahid Jaya
Narasumber eksternal yang dipilih oleh peneliti untuk membantu penelitian
mengenai awareness tamu hotel terhadap awareness nama hotel setelah di re-branding.
Peneliti memilih Bapak James sebagai narasumber untuk mengkaji adakah re-branding
73
yang beliau ketahui berasal dari PR, serta alasan Bapak James sendiri mengenai hotel
Grand Sahid Jaya pasca re-branding nama
• Bapak. James Simorangkir (50 tahun)
4. Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal dipilih oleh peneliti untuk dijadikan narasumber untuk mengukur
sejauh mana masyarakat aware dengan re-branding nama hotel yang dilakukan oleh
Grand Sahid Jaya. Beberapa masyarakat yang dipilih oleh peneliti ialah berdasarkan
variabel umur dan gender.
• Ivan Christianto (21 Tahun)
Narasumber ini di pilih oleh peneliti, karena peneliti ingin mengetahui variabel
apa saja yang mendukung seorang konsumen dalam memilih suatu produk
barang atau jasa, selain itu untuk melihat apakah media massa cetak yang di pilih
oleh PR Grand Sahid Jaya cukup mendukung awareness nama hotel di
masyarakat.
• Hilda (30 Tahun)
Pemilihan narsumber ini dipilih dikarenakan peneliti ingin melengkapi jawaban
narsumber sebelumnya berdasarkan gender dan jenis kelamin. Selaini itu untuk
menggali alasan dari masayrakat mengenai Hotel Grand Sahid Jaya, khususnya
dalam hal re-branding nama.
74
5. Wartawan Majalah Travel Club
Pemilihan narasumber wartawan dari majalah dipilih oleh peneliti untuk
menganalisis peran dari media relations terhadap re-branding nama hotel di
masyarakat. Majalah Travel Club termasuk dalam media yang bekerja sama dengan
Grand Sahid Jaya, jadi peneliti ingin menggali lebih dalam hubungan antara PR
hotel dengan Travel Club selama ini melalui serangkain pertanyaan yang telah
disusun oleh peneliti.
6. Wartawan Surat Kabar Seputar Indonesia (SINDO)
Narasumber surat kabar di pilih untuk membandingkan hubungan serta peran apa
saja yang dilakukan oleh Seputar Indonesia (SINDO) dalam mendukunng re-
branding nama hotel dalam publikasi. Peneliti juga ingin mengetahui benefit apa
yag diperoleh oleh PR Grand Sahid Jaya atas hubungan baik yang terjalin dengan
SINDO.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Menurut Sugiyono (2008: 137) menyatakan bahwa data primer adalah data yang
didapat dari sumber pertama, baik dari individu, kelompok, maupun perorangan. Data
primer adalah sumber data yang berlangsung memberikan data kepada pengumpul data.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data
wawancara dan observasi guna mengkaji data-data yang lebih akurat. Wawancara
merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
75
informasi langsung dari sumbernya (Sugiyono 2008: 98). Kriyantono juga menjelaskan
mengenai jenis-jenis wawancara, antara lain: (Kriyantono, 2008: 98-100)
1. Wawancara Pendahuluan:
Wawancara ini menjadi pembuka yang bisa membuat terbujuk bersedia
menyampaikan informasi kepada periset.
2. Wawancara Terstruktur:
Wawancara ini menuntut periset mengajukan pertanyaan yang susunannya telah
ditetapkan sebelumnya, dan biasanya berbahasa baku, serta jawaban yang
seharusnya dipilih sudah diberikan oleh periset.
3. Wawancara Semistruktur:
Dalam tipe wawancara ini, pewawancara biasanya memiliki daftar pertanyaan
tertulis, disisi lain pewawancara dapat mengajukan pertanyaan secara bebas atas
permasalahan yang terkait. Artinya, proses wawancara dapat dilakukan secara bebas,
tapi tetap terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan.
4. Wawancara mendalam:
Suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka
dengan informan agar mendapat data yang lengkap dan mendalam.
Metode pengumpulan data lainnya yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini
ialah observasi. Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku subjek (orang),
objek (benda-benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Soepomo, 2002:28).
76
Observasi penganalisis dapat memperoleh pandangan-pandangan mengenai apa
yang sebenarnya dilakukan, melihat langsung keterkaitan diantara para pembuat
keputusan di dalam organisasi, memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap para
pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat keputusan
lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh para pembuat keputusan terhadap
pembuat keputusan lainnya.
Melalui saran dari narasumber internal dan eksternal setelah melakukan
wawanara mendalam, penulis dapat melihat berbagai sudut pandang dari beberapa
perspektif yang berbeda, sehingga tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian
ini lebih mengarah untuk memperkaya data. Narasumber internal dan eksternal dapat
diminta saran menurut mereka demi membantu identifikasi yang lebih terfokus pada
kekuatan dari Public Relations hotel Grand Sahid Jaya dalam upaya rebranding nama
hotel.
3.5.2 Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan (Library
Research). Penelitian Kepustakaan dilakukan dengan pencarian informasi mengenai
teori-teori yang berkaitan dengan subjek penelitian, baik itu didapat dari pencarian data
di perpustakaan, melalui buku-buku ilmiah, data perusahaan (company profile, media
release, advertorial, surat undangan rebranding, dan press release), dan website.
77
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Boglan dalam buku Sugiyono, mengatakan bahwa:
“and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them data analysis is the process of sistematicly searching and arranging the interview transcript, fieldnotes, and enable you to present what you have discovered to others” Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan, dan bahan lain, sehingga mudah
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Miles dan Hubberman
juga mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualtitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangung secara terus menerus hingga tuntas, sehingga datanya jenuh
(Sugiyono, 2008: 246).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis tahapan Strategi
Public Relations menurut Cutlip, Center & Broom, Four Steps Public Relations Process
dalam Yulianita (2003 : 115) yaitu :
1. Defining Public Relations Problems (Situation Analysis)
2. Planning and Programming (Strategy)
3. Taking Action and Communicating (Implementation)
4. Evaluation The Program (Assesment)
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara dengan
menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara yang dilakukan disusun
berdasarkan teori, definisi, dan konsep public relations. Dalam analisis data yang telah
dipilih beberapa informan sebagai narasumber pihak internal.
78
3.7 Penerapan Konsep
1. Kekuatan dari Public Relations hotel dalam PENCILS menurut Kriyantoro
Merupakan tugas utama yang harus dilaksanakan oleh praktis PR untuk
mencapai tujuan perusahaan. Kekuatan yang ada dalam divisi PR telah
terangkum dalam publication & publicity, events, news, community
invelovement, identity media, lobbying, social investment, yaitu tindakan
konkrit yang dilakukan PR untuk membinaa hubungan yang positf dan salng
menguntungkan dengan publiknya.
2. Peran Public Relations dalam rebranding nama melalui media relations
Peran PR lebih mengarah kepada pemberian kepercayaan produk dimata
publik yang lebih luas dari hanya ekuitas sebuah merek.
3.7.1 Fokus Penelitian
1. Kekuatan Public Relations
Publication & publicity
Seorang praktisi PR memerlukan publisitas dan publikasi produk
mereka agara dikenal dimata publik. Usaha publikasi atau publisitas
yang dilakukan dapat direalisasikan melalui flyer, banner, directory,
spanduk, dan lain sebagainya atas produk ataupun informasi yang
memang ingin disampaikan kepada publik.
Events
Dalam mengupayakan rebranding nama, acara-acara internal
maupun eksternal perlu dilakukan oleh PR. Hal itu berguna untuk
79
menarik simpati publik atas produk barang atau jasa dan juga
sekaligus dapat dimanfaatkan untuk pengenalan perusahaan yang
pada akhirnya menentukan citra dari perusahaan tersbut dimata
publik.
News
Sebagai praktisi PR dituntut untuk bisa melakukan teknik-teknik
penulisan secara formal. Penulisan praktisi PR dapat dituangkan
dalam penulisan press release, newsletter, advertorial dan lain
sebagianya.
Identity-Media
merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan
dengan media (pers).
Lobbying
Public Relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan
negosiasi dengan berbagai pihak
Social Investment
pekerjaan Public Relations untuk membuat program-program
yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial.
80
3.8 Alternative Problem Solving
Dalam mencari alternatif untuk pemecahan masalah dalam penelitian ini
mengenai kekuatan PR dalam rebranding nama hotel Grand Sahid Jaya di Jakarta maka
peneliti melakukan penelitian dengan menggunaan metode kualtitatif dengan pendekatan
deskriptif untuk menggali lebih mendalam hal-hal yang yang dapat mendukung upaya
rebranding nama hotel melalui teknik pengumpulan data wawancara dan observasi
langsung di Public Relations Department di Grand Sahid Jaya Jakarta. Wawancara yang
dilakukan secara mendalam dan terstruktur sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
hendak ditanyakan kepada narasumber baik internal maupun eksternal dapat diggali
dengan lebih mendalam melalui percakapan dan Tanya jawab. Narasumber untuk pihak
internal ditujukan kepada PRM Grand Sahid Jaya Jakarta dan juga kepada residence
manager untuk mengetahui startegi serta langkah konkrit yang telah diaplikasikan
selama ini. Sedangkan narasumber eksternal digunakan untuk mengetahui reaksi atau
efek yang mereka rasakan setalah rebranding nama hotel Grand Sahid Jaya Jakarta.
Penulis juga melakukan pengamatan langsung di hotel Grand Sahid Jaya serta terlibat
dalam beberapa events yang dilakukan oleh pihak hotel. Terhitung sejak awal bulan
February acara yang dipersembahkan kepada long stay guests hotel dan juga serangkain
acara untuk memperingati HUT ke-37 hotel Grand Sahid Jaya pada bulan Maret.
Penelitian ini banyak memberikan pengetahuan mengenai peran PR dalam
rebranding nama hotel Grand Sahid Jaya melaui media relations dan juga pengalaman
secara nyata yang dirasakan. Dalam penelitian ini banyak hal yang pada akhirnya
didapatkan oleh penulis, dimana melalui pengamatan langsung seorang praktisi PR harus
bisa menjaga tutur kata dalam setiap ucapannya, karena sebagai PR ucapan merupakan
81
modal utama dalam berkomunikasi. Khususnya sebagai PR hotel sangat lah penting
untuk memperhatikan tutur kata dan perilaku sewaktu bertemu dengan banyak orang.
Karena PR dianggap sebagai wajah dari perusahaan.
3.9 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Grand Sahid Jaya Hotel, Jln. Jendral Sudirman 86,
Jakarta Pusat 10220. Yang dimulai pada tanggal 16 Februari 2011 hingga tanggal 26
Mei 2011. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan di divisi Public Relatiions
Deparment di Grand Sahid Jaya Hotel. beberapa penelitian yang dilakukan didasarkan
hasil observasi atau riset yang telah dilakukan selama 3 bulan untuk mendalami strategi
atau kegiatan-kegiatan PR dalam membantu re-branding nama hotel kepada masyarakat
melalui media relations.