Post on 02-Mar-2019
40
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Profil Perusahaan
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan yang
menjadi lokasi objek penelitian skripsi ini. Profil perusahaan ini meliputi
sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan dan lokasi perusahaan. Pada
sub-bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan yang menjadi
lokasi objek penelitian skripsi ini. Profil perusahaan ini meliputi sejarah
perusahaan, visi dan misi perusahaan dan lokasi perusahaan.
3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT Triputra Agro Persada (Perusahaan) pertama kali didirikan
dengan nama PT Alam Permata Indah berdasarkan akta No. 4 tanggal 24
Januari 2005, dibuat di hadapan Ir. Rusli, S.H, Notaris di Bekasi. Akta
pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C
03565.HT.01.01Th.2005 tanggal 11 Februari 2005 dan kemudian
melakukan perubahan nama menjadi PT Triputra Agro Persada
berdasarkan akta No.97 tanggal 31 Maret 2005 yang dibuat di hadapan
Darmawan Tjoa, S.H.,S.E, Notaris di Jakarta yang telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No.C-12258 HT.01.04.TH.2005
tanggal 6 Mei 2005 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.48 tanggal 17 Juni 2005, Tambahan No.6280.
41
Sebagai perusahaan yang relatif masih muda, sejak didirikan
sampai dengan saat ini Perusahaan telah mampu mengembangkan
usahanya di beberapa wilayah provinsi di Indonesia, yakni Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Jambi. Dalam upaya
untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan usahanya, Perusahaan
tetap berupaya untuk melakukan perluasan areal perkebunan dan bekerja
sama dengan berinvestasi ke dalam perusahaan-perusahaan perkebunan
lainnya dalam bentuk Perusahaan Patungan (Joint Venture), maupun
dengan melakukan akuisisi.
2.
Gambar 2.1 Perusahaan Patungan PT Triputra Agro Persada
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT Triputra Agro Persada adalah “Excellent Plantation For
The World”. Misi dari PT Triputra Agro Persada adalah “Green
Plantation For Better Quality of Life”.
42
Gambar 2.2 Logo PT Triputra Agro Persada
3.1.3 Lokasi Perusahaan
PT Triputra Agro Persada saat ini berkantor pusat di Jakarta,
sedangkan lokasi perusahaan patungan (joint venture) berada di
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Jambi.
Alamat Kantor Pusat :
The East Building 23th Floor
Jl. Dr Ide Anak Agung Gde Agung,
Kav E.3.2 No 1
Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi,
Jakarta Selatan 12950
Tel.(62) 21-5790 4200, Fax. (62) 21-5794 4745
3.1.4 Produk dan Layanan
Berikut produk –produk dari PT Triputra Agro Persada:
1. Minyak Sawit
Crude Palm Oil (CPO) yang baik harus memiliki spesifikasi mutu
seperti yang telah ditetapkan. CPO yang baik harus memenuhi
beberapa kriteria antara lain asam lemak bebas, kadar air dan kotoran.
43
CPO diproduksi melalui proses pengolahan di 3 PKS (Pabrik Kelapa
Sawit) yang dimiliki perusahaan.
Gambar 2.3 Minyak Sawit
2. Inti Sawit
Kernel atau inti sawit dihasilkan dari pemisahan daging buah selama
proses pengolahan berlangsung. Tahapan proses untuk menghasilkan
inti sawit melalui pemisahan, pemecahan, pengeringan dan
penyimpanan. Spesifikasi inti sawit harus memenuhi kriteria kadar
air, kotoran, inti pecah, dan inti berubah warna sesuai standar.
Gambar 2.4 Inti Sawit
3. Fresh Fruit Bunch (FFB) / Tandan Buah Segar (TBS)
Tandan buah segar selalu dijaga kondisi terbaiknya, dengan memilih
buah yang merah merata, memiliki buah padat, bernas, dan
mempunyai berat janjang lebih berat dari rata - rata.
Gambar 2.5 Tandan Buah Segar
44
4. SLAB
Perkebunan karet PT Triputra Agro Persada menghasilkan SLAB
sebagai salah satu produk yang unggul yang memiliki syarat - syarat
SLAB yang baik, antara lain tidak bercampur dengan air, bubur lateks
maupun serum lateks, tidak dimasuki dengan benda - benda lain
seperti kayu ataupun kotoran lain, tidak terlihat nyata adanya kotoran
dan berwarna putih dan bau segar.
Gambar 2.6 SLAB
45
3.2 Struktur Organisasi
3.2.1 Struktur Organisasi Secara Umum
Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT Triputra Agro Persada
46
Organisasi merupakan wadah atau suatu tempat dimana kegiatan
organisasi dan manajemen dilakukan, organisasi merupakan suatu alat
untuk mencapai suatu yang telah ditetapkan sebelumnya oleh organisasi,
dapat pula dikatakan organisasi adalah suatu pembagian tugas dan
pelimpahan, wewenang dan tanggung jawab yang jelas akan dapat
dilakukan apabila ada suatu struktur organisasi.
Manajemen organisasi dalam suatu perusahaan merupakan faktor
penting untuk menjalankan kegiatan usaha menjadi lebih terarah dan
mudah dikontrol jika kedua faktor tersebut dikelola dengan baik dan
terarah sesuai dengan fungsinya maka kemungkinan keberhasilan sebuah
perusahaan akan dapat dicapai.
Struktur organisasi merupakan cerminan dari fungsi manajemen
organisasi, struktur juga menggambarkan tugas dan wewenang suatu
jabatan dan hubungan antar jabatan sehingga ada suatu sinergi yang baik,
dalam hal ini struktur organisasi merupakan kerangka dasar dari
pelaksanaan setiap bentuk usaha untuk mempermudah dalam pencapaian
tujuan.
Kegunaan struktur organisasi adalah agar setiap bentuk usaha
mempunyai pelaksanaan dalam pencapaian tujuan dan hasil – hasil
usahanya semaksimal mungkin, seperti bentuk struktur organisasi
dibawah ini menggambarkan tugas dan wewenang yang ada di PT
Triputra Agro Persada untuk menjalankan usaha sesuai dengan standar
operasional prosedur yang ada.
47
3.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab
Berikut uraian tanggung jawab dan tugas untuk masing-masing
jabatan dalam strukturorganisasi PT Triputra Agro Persada.
1. Commisioner
Tugas dan tanggung jawab Commisioner adalah:
a. Memerintah organisasi dengan menetapkan kebijakan-kebijakan
dan tujuan-tujuan luas dari perusahaan tersebut.
b. Memilih, mengangkat, mendukung, dan menilai kinerja dewan
eksekutif.
c. Memastikan keberadaan dan kecukupan sumber keuangan.
d. Mengesahkan anggaran tahunan.
2. Chief Executive Officer (CEO)
Tugas dan tanggung jawab dari Chief Executive Officer (CEO) adalah:
a. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan sehingga
perusahaan berjalan baik dan sesuai dengan tujuan utama
perusahaan
b. Melakukan tugas CFO apabila CFO berhalangan dan dalam
kondisi – kondisi waktu tertentu
c. Memberikan persetujuan pengalihan kekayaan perseroan atau
menjadikan jaminan utang perseroan
d. Mewakili perusahaan secara langsung di dalam/ di luar
pengadilan
48
e. Memimpin rapat pimpinan secara berkala maupun dalam jangka
waktu tertentu
3. Managing Director
Tugas dan tanggung jawab dari Managing Director adalah:
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan
dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan
kesekretariatan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan
peralatan perlengkapan.
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan
serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening
penggunaan air dari langganan.
e. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
f. Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung
jawab kepada Direktur Utama.
g. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
4. CFO Group
Tugas dan tanggung jawab dari Chief Financial Officer (CFO) adalah:
a. Menyusun strategi jangka menengah dan panjang perusahaan
terutama di bagian financial
b. Memimpin dan mengawasi pencapaian strategi jangka panjang
dan menengah yang telah disusun
49
c. Memimpin rapat pimpinan maupun staf secara berkala maupun
dalam jangka waktu tertentu
d. Memberikan persetujuan atas segala surat dan dokumen yang
berhubungan dengan operasional perusahaan
e. Memberikan teguran/sanksi untuk karyawan bidang financial
yang melanggar prosedur, ketentuan, dan peraturan yang
berlaku di perusahaan
f. Memberikan promosi kenaikan pangkat untuk karyawan bidang
finansial yang berprestasi
5. Chief Mill Officer (CMO)
Tugas dan tanggung jawab dari Chief Mill Officer (CMO) adalah:
a. Menyusun strategi jangka menengah dan panjang perusahaan
terutama di bagian produksi
b. Menetapkan kebijakan dan peraturan dalam mendukung target
produksi
6. CEO Region
Tugas dan tanggung jawab dari CEO Region adalah:
a. Menetapkan rencana jangka panjang dan jangka pendek pada
wilayah yang dipegang.
b. Pengawasan dan bertanggung jawab terhadap kegiatan oprasional
daerah
50
3.3 Gambaran Sistem Berjalan
3.3.1 Proses Bisnis Panen
PT Triputra Agro Persada adalah perusahaan perkebunan yang
terletak di beberapa Area yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera.
Dalam skripsi ini, difokuskan pada salah satu anak perusahaan di daerah
Kalimantan Tengah yaitu PT. First Lamandau Timber International yang
terdiri dari bagian-bagian/departemen.
1. Bagian Tanaman
Bagian tanaman berhubungan dengan aktivitas rawat pohon, panen
buah, dan deteksi & pemberantasan hama penyakit. Tanggung jawab
operasional dilimpahkan kepada masing-masing afdeling.
Administrasi masing-masing afdeling dilakukan di kantor afdeling.
2. Bagian Teknik
Bagian teknik berhubungan dengan transportasi, bengkel/workshop,
infrastruktur jalanan. Tanggung jawab operasional bagian teknik
meliputi seluruh afdeling. Administrasi bagian teknik dilakukan di
kantor teknik.
3. Bagian Pabrik
Bagian pabrik berhubungan dengan pengolahan buah menjadi produk
yang akan dijual, dalam hal ini CPO dan Kernel (PKO). Administrasi
bagian pabrik dilakukan di kantor pabrik.
4. Bagian Umum
Bagian umum terdiri dari bagian administrasi, driver kantor, dan
satpam.
51
5. Bagian Administrasi
Bagian administrasi berhubungan dengan konsolidasi laporan-laporan
dari afdeling, teknik, dan pabrik, sampai pada rekapitulasi Berita Acara
masing-masing bagian dan penggajian. Urusan kepegawaian seluruh
karyawan menjadi tanggung jawab bagian administrasi (HRGA).
Secara umum, proses yang dilakukan di lapangan mulai
penanaman sampai dengan pengolahan adalah sebagai berikut:
Main NurseryFresh Fruit Bunch (FFB)
Mature
Land Clearing
Pre Nursery
Immature
Under Planting
Re Planting
Main NurseryFresh Fruit Bunch (FFB)
Mature
Land Clearing
Pre Nursery
Immature
Under Planting
Re Planting
Gambar 2.8 Global Business Process
Keterangan:
1. Prenursery
Prenursery adalah aktifitas pembibitan yang dilakukan sejak
kecambah mulai tumbuh sampai dengan usia 3 bulan. Masing-masing
kecambah di tanam pada polybag kecil yang ditempatkan pada suatu
blok khusus sebagai area prenursery.
2. Main Nursery
Main nursery dilakukan setelah mencapai masa 3 bulan (prenursery)
sampai usia 12 bulan. Masing-masing bibit dipindahkan ke blok yang
berlainan dengan jarak tanam yang lebih renggang pada area khusus
sebagai area main nursery.
52
3. Penanaman
Dari area main nursery, masing-masing bibit dipindahkan ke blok
sebagai area tanam. Pohon yang telah ditanam dikategorikan menjadi
dua, yaitu TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) dan TM (Tanaman
Menghasilkan). Pada usia 0-3 tahun, pohon masih dikategorikan
sebagai TBM, sedang untuk usia 4 tahun, pohon sudah dapat
dikategorikan sebagai TM-1, usia 5 sebagai TM-2, dan usia
selanjutnya sebagai TM-3.
4. Perawatan
Perawatan sebenarnya telah dilakukan sejak pembibitan, dengan
melakukan penyemprotan, pemupukan, pemberantasan hama
penyakit. Perawatan dilakukan dengan mengikuti norma-norma yang
telah ditentukan, terutama dosis pupuk yang digunakan dan sirkulasi
pemupukan (rotasi) agar pohon dapat tumbuh dengan sehat (normal).
5. Panen
Dalam memanen buah diperlukan teknik-teknik khusus yang dapat
menjamin keselamatan pemanen dan buahnya, dan menjamin bahwa
buah yang dipanen adalah buah matang. Kurang ahli dalam memanen
dapat menyebabkan buah yang masih mentah sudah dipanen karena
kesulitan membedakan matang tidaknya buah. Mendodosnya pun
memerlukan teknik-teknik khusus, disesuaikan dengan tingkat
kesulitan memanen (besarnya buah dan topografi).
6. Olah
Sebagai produk akhir dari pengolahan tahap pertama, adalah CPO dan
Kernel. Tandan kosong adalah sampah yang dapat digunakan sebagai
53
pupuk. Pada pengolahan pertama, CPO belum dapat dikonsumsi
secara langsung, karena proses pengolahannya baru sampai extraction
dan purification.
Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan proses refinery CPO
menjadi minyak kelapa sawit yang dapat dikonsumsi.
3.3.2 Prosedur Kerja Panen
Dari global plantation process yang telah dijelaskan diatas, akan
dijelaskan lebih rinci tentang prosedur kerja panen di PT Triputra Agro
Persada.
Gambar 2.9 Rich Picture Prosedur Kerja Panen
Keterangan:
1. Setiap aktivitas dimulai dari proses pencatatan kehadiran (absensi).
Di operasional kebun pencatatan kehadiran dilakukan jam 5.30
menjelang aktivitas harian, dilaksanakan di kantor afdeling.
54
2. Masing-masing karyawan (pemanen) dialokasikan pada lokasi kerja di
bawah seorang supervisor (mandor). Alokasi kerja dilakukan untuk
karyawan-karyawan yang sering berubah-ubah lokasi kerja dan
mandornya.
3. Karyawan diberikan pengarahan dan penetapan target untuk hasil
panen yang harus dicapai.
4. Mandor memberikan laporan pengalokasian truk untuk mengangkut
TBS yang dipanen ke kepala afdeling.
5. Pemanen mempersiapkan alat kerja untuk memulai aktifitas panen
sesuai arahan dengan yang telah di berikan mandor sebelumnya.
6. Pemanen mengumpulkan hasil panen di TPH yang telah disediakan
dengan menyertakan kupon panen yang berisi informasi afdeling,
blok, identitas pemanen, serta jumlah TBS yang dipanen.
7. Checker dan Mandor akan memeriksa dan mencatat TBS yang ada di
TPH, pemeriksaan meliputi jumlah TBS, Buah Mentah, Buah Busuk,
dan Tangkai Panjang.
8. Setelah semua TPH panen diperiksa, Checker membuat Surat
Pengantar Buah (SPB) yang berisi rekapitulasi hasil panen dan
Mandor membuat rekapitulasi per kemandoran dalam bentuk Laporan
Harian Mandor (LHM).
9. Setelah diperiksa Checker dan Mandor, TBS akan diangkut oleh Bag.
Teknik untuk diantar ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan
menyertakan surat pengantar buah (SPB).
55
10. Sesampainya dipabrik, hasil pengumpulan TBS ditimbang (tonase)
dan dicatat kedalam sistem (MIS) oleh krani pabrik beserta jumlah
TBS yang diangkut.
11. LHM diberikan ke kantor besar pada esok hari setelah apel pagi
dilakukan.
12. LHM akan diinput kedalam sistem (MIS) yang langsung terhubung
dengan kantor pusat di Jakarta.
3.3.3 Teknologi Saat Ini
1 PT Triputra Agro Persada memiliki 26 anak perusahaan yang saling
terhubung dengan kantor pusat dengan menggunakan V-Sat.
2 Penggambaran area perkebunan pada 26 anak perusahaan,
mengunakan teknologi peta digital yang berasal dari foto satelit.
3 Pencatatan hasil aktifitas kebun, didukung dengan menggunakan
Plantation Management System (ERP) yang langsung terhubung
dengan kantor pusat.
4 Laporan harian (manual) akan diinput oleh krani input kedalam ERP
setiap harinya.
5 Data yang telah terinput kedalam sistem akan dikumpulkan menjadi
data warehouse.
6 Dilakukan data mining untuk mendukung pembuatan laporan yang
dibutuhkan management.
7 Laporan disajikan dalam bentuk excel, yang dibuat secara manual.
56
3.4 Identifikasi Permasalahan
Memasuki era orde baru, pembangunan perkebunan diarahkan
dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan sebagai sektor penghasil devisa negara. Sampai dengan
tahun 1980 luas lahan mencapai 294.560 ha dengan produksi CPO sebesar
721.172 ton. Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia
berkembang pesat. Perkembangan perkebunan semakin pesat lagi setelah
pemerintah mengembangkan program lanjutan yaitu PIR-Transmigrasi
sejak tahun 1986. Program tersebut berhasil menambah luas lahan dan
produksi kelapa sawit. Pada tahun 1990-an, luas perkebunan kelapa sawit
mencapai lebih dari 1,6 juta hektar yang tersebar di berbagai sentra
produksi, seperti Sumatera dan Kalimantan Potensial areal perkebunan
Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Data di lapangan
menunjukkan kecenderungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa
sawit.
PT First Lamandau Timber International (PT. FLTI) merupakan
salah satu anak perusahaan dari PT Triputra Agro Persada yang terdapat
didaerah Kalimantan Tengah. PT. FLTI mempunyai luas lahan yang terus
meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan luas areal
perkebunan kelapa sawit yang tersedia. Pada tahun 2005 luas areal PT.
FLTI sebesar 5.430,379 ha, sampai dengan tahun 2011 sebesar 6.368,828
ha. Peningkatan luas areal ini disertai pula dengan meningkatnya jumlah
pokok yang ditanam pada areal yang tersedia, akan tetapi peningkatan dua
faktor diatas tidak disertai peningkatan hasil produksi TBS yang
57
berkesinambungan. Angka produksi TBS pada periode 2005-2011
cenderung fruktuatif.
Sehingga manajemen PT. Triputra Agro Persada sebagai holding
company, membutuhkan informasi mengenai:
1. Pemetaan Areal Perkebunan
2. Infromasi detil blok yaitu kondisi lahan, jumlah tanaman produktif,
kerapatan tanaman per hektar.
3. Potensi produksi kelapa sawit
4. Aktual produksi TBS yang dihasilkan setiap harinya
5. Areal perkebunan yang terserang hama penyakit
Informasi tersebut untuk membantu mengambil keputusan sehingga
menghasilkan hasil produksi yang optimal sesuai potensi produksi pokok
tanam. Berdasarkan pada kebutuhan informasi diatas serta wawancara
dengan pihak eksekutif maka diperoleh kendala yang dihadapi yaitu:
a. Luasnya areal perkebunan yang mengakibatkan kendala dalam
melakukan pengawasan sehingga pengembangan areal perkebunan sulit
dilakukan.
b. Infromasi bervariasi dari setiap divisi dan tidak terpusat meyebabkan
penyajian laporan membutuhkan waktu lama dan tidak akurat.
c. Perencanaan target produksi berdasarkan laporan manual mengakibatkan
pencapaian target minim sehingga tidak mencapai produksi optimal yang
sesuai dengan kondisi areal perkebunan.
58
3.5 Solusi Pemecahan Masalah
3.5.1 Menentukan Faktor Produksi
Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada
tanaman agar tanaman tersebut mampu menghasilkan dengan baik. Faktor
produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh,
dalam penelitian ini faktor produksi terdiri dari 4 komponen, yaitu faktor
produksi lahan (luas), jumlah pokok produktif, umur tanam, serta kondisi
pokok sawit terhadap serangan hama.
Hubungan antara faktor produksi (input) dengan produksi (output)
biasanya disebut dengan fungsi produksi. Masing-masing faktor
mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Salah
satu faktor tidak tersedia menyebabkan proses produksi tidak akan
berjalan lancar.
3.5.2 Menentukan Fungsi Optimasi Produksi
Penelitian dilakukan menggunakan data PT. FLTI dari tahun 2005
sampai dengan 2011. Pada 2011 PT. FLTI mempunyai lahan seluas
6368.828, dengan 7 afdeling, 209 blok. Penelitian dilakukan untuk
menghitung potensi dan proyeksi hasil produksi per tahun. Metode yang
digunakan untuk mencari nilai optimal produksi kelapa sawit
menggunakan persamaan regresi linier berganda. Suatu model atau
persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih variabel yang satu
disebut dengan variabel dependen, dijelaskan (Y) dan yang lain disebut
variabel independen, dijelaskan (X). Berikut ini data yang dianalisis untuk
mendapatkan fungsi optimasi produksi :
59
Tabel 2.1 Data Produksi Kelapa Sawit Tahun 2005 sampai Tahun 2011
Tahun Produksi (Y) Luas (X1)
Jumlah Pokok
Produktif (X2)
Umur Pokok
(X3)
Pokok Terserang
HPT (X4)
2005 8.650.778,00 5.430,38 696.550,00 8,81 20.478,00
2006 7.924.005,00 5.796,30 696.668,00 9,25 26.140,00
2007 8.051.971,00 6.002,28 716.350,00 9,70 23.635,00
2008 7.769.851,00 6.257,55 716.350,00 10,53 25.045,00
2009 9.213.908,00 6.278,06 792.395,00 11,50 17.322,00
2010 8.222.377,00 6.286,50 805.032,00 12,50 22.946,00
2011 6.233.682,00 6.368,83 807.095,00 13,19 29.291,00
Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dengan cara
regresi, yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Secara
matematis, dijabarkan dalam bentuk linear sehingga bentuknya menjadi :
Y = Lna + ß1LnX1 + ß2LnX2 + ß3LnX3 + ß4LnX4
Dimana:
Y = Produksi (kg/tahun)
X1 = Luas lahan (ha)
X2 = Jumlah Pokok Produktif (pokok)
X3 = Umur Pokok (tahun)
X4 = Serangan Hama Penyakit
ßi = Koefisien regresi masing-masing faktor produksi
a = Intersep (konstanta)
Pengukuran return dirumuskan sebagai berikut :
LN = (t1 / ti-1)
60
Dimana:
LN = Fungsi Logaritma Normal dalam Microsoft Excel
t1 = Nilai pada periode sekarang
ti-1 = Nilai pada periode sebelumnya
Hasil perhitungan dari fungsi produksi diuji pengaruh masing-
masing faktor secara individu menggunakan Uji-t. Hipotesa yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Faktor-faktor produksi tidak nyata terhadap produksi kelapa sawit
H1: Faktor produksi luas lahan, jumlah pokok,dan umur pokok
berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit
H0 : bi = 0
H1 : bi ≠ 0
T hit = bi / sbi
Dimana:
bi = koefisien regresi variabel ke-i
sbi = standar error variabel ke- i
Bila:
t hit > t tab tolak H0
t hit < t tab terima H0
H0 ditolak membuktikan bahwa faktor produksi yang digunakan
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. H0 membuktikan bahwa
faktor produksi tidak berpangaruh nyata terhadap hasil produksi.
Nilai koefisien determinasinya (R2) digunakan untuk melihat
besarnya persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai
variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai
61
dengan 1. Nilai R2 semakin mendekati nol memperlihatkan semakin kecil
pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai
R2 semakin mendekati satu memperlihatkan semakin besar pula pengaruh
semua variabel independen terhadap variabel dependen.
3.6 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran