Post on 04-Nov-2021
1
BBAABB II
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
1.1 Latar Belakang
Tahun 2020 merupakan merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2017 – 2022
Penyempurnaan Penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja (Renja) OPD Dinas
Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020 berpedoman pada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2020, sebagaimana Surat Sekretaris Daerah Provinsi
Gorontalo Nomor 050/Bappeda/2224/VII/2019 tanggal 1 Juli 2019 tentang
Penyampaian RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2020.
Rancangan Akhir Rencana Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Tahun 2020 masih tetap difokuskan pada upaya : 1) Meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan dengan penerapan pendekatan
berkelanjutan pelayanan (continuum of care) melalui peningkatan cakupan dan
mutu upaya kesehatan ibu, bayi, balita remaja, usia kerja dan lansia; 2)
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular dan
masalah kesehatan jiwa dengan meningkatkan kompetensi dan peran tenaga
kesehatan serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan Penyakit Menular, Penyakit Tidak menular dan Masalah
Kesehatan Jiwa ; 3) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui
penguatan pelayanan kesehatan di FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)
dan FKTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan), Pengembangan Labkesda,
Pengembangan pembayaan kesehatan dan Jamkesta; 4) Meningkatkan kualitas
sumber daya kesehatan yang merata; 5) Meningkatkan akses pelayanan KB
(Keluarga Berencana).
1.2. Landasan Hukum
Dasar hukum penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja OPD Dinas Kesehatan
Propinsi Gorontalo Tahun 2020, adalah sebagai berikut.
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).
b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
2
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438).
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4700).
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244).
e. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578).
f. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833).
g. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangkah Menengah nasional (RPJMN) Tahun 2015 - 2019
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.
02.02/Menkes/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
Tahun 2015 – 2019
i. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo.
j. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tahapan,
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Raperda tentang RPJP Daerah dan RPJM Daerah serta Perubahan
RPJP Daerah, RPJM Daerah dan RKP Daerah.
k. Lampiran Peraturan Gubernur Gorontalo tantang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2020.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rancangan Akhir Renja adalah menyempurnakan
Rancangan Awal sebelumnya untuk menjadi acuan dalam penyusunan RKA
Program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2020, demi tercapainya
sasaran pembangunan kesehatan yakni: 1) Meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, masyarakat dan lingkungan; 2) Meningkatkan pencegahan dan
pengendalian penyakit; 3) Menjanjamin tersedianya akses dan mutu pelayanan
3
kesehatan; 4) Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan yang merata; 5)
Penurunan angka kelahiran.
Adapun tujuan dari penyusunan Rancangan Akhir Renja ini adalah sebagai
berikut :
a. Menjadi pedoman dalam menyempurnakan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dan Kerang Acuan Kegiatan (KAK) tahun 2020, karena memuat rencana
program kegiatan dan disertai dengan pendanaan PAGU INDIKATIF APBD
tahun 2020 dan prakiraan maju tahun 2021 sebagaimana lampiran pada
Tabel T.C.33
b. Menjamin konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi program dan kegiatan.
c. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya kesehatan secara efisien,
efektif, dan berkelanjutan.
1.4 Sistematika Penulisan
Dokumen Rancangan Akhir Renja OPD Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Tahun 2020 terdiri dari 4 (empat) Bab dengan penjabaran sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang, landasan hukum, maksud dan
tujuan serta sistimatika penulisan
b. Bab II Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo, berisi uraian Evaluasi Pelaksanaan Renja Dikes Tahun 2017,
Analisa Kinerja Pelayanan SKPD Tahun 2017 – 2018; Isu-isu Penting
Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD; Review terhadap RKPD;
Penelaahan Usulan Kegiatan Masyarakat.
c. Bab III Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan; berisi uraian tentang
Telaah terhadap Kebijakan Nasional dan Prioritas Pembangunan Nasional
yang terkait dengan Tupoksi OPD; Tujuan dan Sasaran Renja Tahun 2020
yang mengacu pada Renstra Dikes Tahun 2017 - 2022; serta Program dan
Kegiatan.
d. Bab IV Penutup, menjelaskan kaidah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
Renja OPD, penegasan komitmen OPD Dikes terhadap pelaksanaan Renja
OPD sebagai acuan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
Kerang Acuan Kegiatan (KAK) tahun 2020.
4
BBAABB IIII
EEVVAALLUUAASSII PPEELLAAKKSSAANNAAAANN RREENNCCAANNAA KKEERRJJAA
DDIINNAASS KKEESSEEHHAATTAANN PPRROOVVIINNSSII GGOORROONNTTAALLOO
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2018
Pencapaian indikator kinerja sasaran tahun 2018 OPD Dinas
Kesehatan Provinsi Gorontalo dapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Capaian Indikator Kinerja
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2018
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSEN
CAPAIAN
KINERJA
Meningkatnya
kesehatan individu,
keluarga, masyarakat
dan lingkungan
1,1 Persentase Persalinan di fasyankes 82% 83% 101%
1,2 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik 3% 9,02% 25
Meningkatnya
pencegahan dan
pengendalian penyakit
Menular, Penyakit
Tidak Menular dan
Masalah Kesehatan
Jiwa
2,1 Angka Prevalensi Tuberkulosis (Tb) per
100.000 penduduk
247 230 93
2,2 Prevalensi HIV pada populasi dewasa (%) <0,05 0,016 160
2,3 Persentase Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I)
50 80 160
2.4 Prevalensi tekanan darah tinggi 28,5 23,8 84
2.5 Prevalensi kegemukan dan obesitas pada
penduduk usia 18+ tahun
33,0 25 75
2.6 Persentase FKTP yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar
30 49,46 165
Tersedianya akses dan
mutu pelayanan
kesehatan
3,1 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
yang tersertifikasi Nasional
42 77 183
3,2 RS Kab/Kota yang tersertifikasi akreditasi
nasional
5 9 180
3,3 Penduduk yang menjadi peserta Penerima
Bantuan Iuran (PBI) melalui Jamkesta
147.525
Jiwa
197.631 Jiwa 134
Meningkatnya kualitas
sumber daya
kesehatan yang merata
4,1 Jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) yang minimal memiliki 9 jenis tenaga
kesehatan
10 16 160
4,2 RS kabupaten/kota kelas C dan D yang
memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter
spesialis penunjang
4 4 100
4,3 Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota
yang melakukan manajemen pengelolaan
obat, vaksin dan perbekalan kesehatan sesuai
standar
67 100 149
5
Berdasarkan tabel diatas, dari 19 Indikator Renstra untuk Tahun 2018 terdapat
36,84% atau 7 (tujuh) Indikator yang belum mencapai target, 10,53% atau 2
(dua) indikator yang sudah mencapai target dan 52,63% atau 10 (sepuluh) yang
sudah melampaui target.
Kaitan antara pencapaian target sasaran renstra tahun 2018 dengan kegiatan
yang telah dilaksanakan pada tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel T-C.29
terlampir.
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Tahun 2017 - 2018
Gambaran kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam
penyelenggaran urusan pemerintahan di bidang kesehatan tahun 2017 – 2018
adalah sebagai berikut :
a. Upaya Kesehatan :
Pelayanan Kesehatan Kesehatan Ibu dan Anak. Persentase
Capaian Kinerja Indikator Angka Kematian Ibu terhadap target
akhir RPJMD Tahun 2017 (102/100.000 KH) masih tinggi yakni
205,1/100.000 KH (43 Ibu Meninggal). Tahun 2018 mengalami
penurunan menjadi 138,3/100.000 KH (29 Ibu Meninggal dari
20.962 Kelahiran Hidup). Ini menunjukkan perningkatan kinerja
dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu di Tahun 2018
melalui dukungan kegiatan Pendampingan Ibu Hamil Beresiko
selama masa kehamilan sampai pada saat melahirkan dan
pemberian PMT pada BUMIL KEK.
Gizi Masyarakat. Perbaikan status gizi masyarakat antara lain
melalui perbaikan status gizi anak balita. Persentase Capaian
Kinerja Indikator Balita Gizi Buruk terhadap target akhir RPJMD
Tahun 2017 sebesar 3,11% tidak mencapai target yakni hanya
Menurunnya angka
kelahiran
5,1 Prevalensi pemakaian kontrasepsi 74
63,65 86%
Terwujudnya Kinerja
Aparatur Dikes Yang
Provesional dan
Berkinerja Tinggi
6.1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 71 72 101
6.2 Indeks Kepuasan masyarakat Terhadap kinerja
Kesehatan
83 78,63 95
6.3 Persentase Temuan Pemeriksaan dari Total
Anggaran
0 0 100
6.4 Tingkat Penyerapan Anggaran 92% 88 96
6
4,44%. Tetapi jika dibandingkan dengan pencapaian cakupan
Tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 3,9% (128 Balita
Gizi Buruk). Upaya yang dilakukan antara lain adalah kegiatan
Penyuluhan dan pemberian PMT pada Balita Gizi Buruk.
Penyakit Tidak Menular (PTM). Kecenderungan peningkatan
penyakit tidak menular hipertensi, stoke dan jantung yang
disebabkan oleh masih rendahnya kewaspadaan masyarakat
terhadap faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Uapaya
yang dilaksanakan adalah melalui kegiatan Deteksi Dini dan
Skrining PTM.
Sumber Daya Manusia Kesehatan. Masih terdapat Rasio
Tenaga Kesehatan yang belum mencapai target antara lain
dokter gigi, dokter umum, dokter spesilais, tenaga analis
kesehatan, sanitarian dan tenaga apoteker. Sementara itu
penyebaran nakes juga tidak merata. Upaya yang dilakukan
yakni melakukan analisis kebutuhan tenaga kesehatan dan
melakukan upaya pemerataan penempatan tenaga kesehatan
serta pemberian beasiswa untuk tenaga kesehatan.
Pembiayaan Kesehatan. Permasalahan dalam penganggaran
kesehatan adalah alokasi anggaran untuk kuratif jauh lebih tinggi
daripada anggaran untuk promotif dan preventif, dimana upaya
promotif ini dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan masyarakat yang sehat agar tidak jatuh sakit.
Keadaan tersebut berpotensi inefisiensi dalam upaya kesehatan.
2.2.2. Capaian Kinerja
Capaian kinerja program Dinas Kesehatan dalam pencapaian Derajat Kesehatan
Masyarakat di Provinsi Gorontalo 2017 - 2018 dapat dilihat dari Angka Kematian,
Angka Kesakitan dan Status Gizi sebagai berikut :
2.2.2.1. Angka Kematian (Mortalitas)
1) Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu melahirkan di Provinsi Gorontalo menjadi salah satu
indikator yang masih perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Kondisi ini
disebabkan oleh kualitas pelayanan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil
yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu
yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat
diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik. Tahun
7
tahun 2018 mengalami penurunan mencapai 138,3 per 100.000 kelahiran hidup
dari capaian tahun 2017 yakni 205,1 per 100.000 kelahiran hidup.
Grafik 2.1
Cakupan Kematian Ibu (AKI) Provinsi Gorontalo Tahun 2016-2018
Sumber : Profil Kesehatan Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2018
2) Angka Kematian Bayi
Angka Kelangsungan Hidup Bayi di Provinsi Gorontalo selang Tahun
2016 – 2017 dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi/Infan Mortality
Rate (IMR) berumur kurang dari 1 (satu) Tahun. Dalam tahun 2017
Angka Kematian Bayi (AKB) penurunan. Gambaran Angka Kematian
Bayi Tahun 2016 – 2018 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 2.2 Cakupan Kematian Bayi (AKB) Provinsi Gorontalo Tahun 2016 - 2018
0
50
100
150
200
250
300
KOTAGORONTALO
KAB.GORONTALO
KAB.BOALEMO
KAB.POHUWATO
KAB. BONEBOLANGO
KAB. GORUT PROV.GORONTALO
Jumlah 2016 45 63 45 28 39 56 276
AKB 2016 11,2 9,5 18,2 11,1 15,5 26,7 13,6
Jumlah 2017 37 51 31 24 29 60 232
AKB 2017 9,5 7,2 12 9,3 10,9 27,5 11,1
Jumlah 2018 27 30 58 34 45 54 248
AKB 2018 6,9 4,2 21,6 13,1 17,8 25,4 11,8
Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2018
8
Penyebab kematian pada kelompok umur ini disebabkan oleh Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR) sebanyak 38,8%, ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan
selama kehamilan amat menentukan kondisi bayinya. Tantangan kedepan adalah
mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan melahirkan dan
menjaga agar terjamin kesehatan lingkungan yang mampu melindungi bayi dari
infeksi.
2.2.2.2. Angka Kesakitan (Morbiditas)
Tingkat kesakitan merupakan cermin dari situasi derajat kesehatan
masyarakat di Provinsi Gorontalo. Beberapa indikator morbiditas penyakit
tertentu yang merupakan keterkaitan dengan komitmen global. Program utama
untuk menekan angka kesakitan adalah dengan mengembangkan sistem
surveilans epidemiologi berbasis masyarakat, pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dan vektor penyakit lainnya, pengawasan pemeriksaan kualitas air dan
lingkungan, perbaikan sarana air bersih dan sanitasi dasar, pengembangan
program desa sehat, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat dan revitalisasi
Posyandu. Indikator angka kesakitan / Morbiditas yaitu TBC, HIV/AIDS, Malaria
dan penyakit Demam Berdarah (DBD).
Untuk Cakupan penemuan kasus TBC sensitive obat tahun 2018 di
Gorontalo, tertinggi berada di Kabupaten Gorontalo sebanyak 1386 kasus, dan
terendah berada di Kabupaten Gorontalo Utara hanya 205 kasus. Untuk lebih
jelasnya data penemuan kasus dan CDR dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
9
Grafik 2.3
Jumlah Penemuan Kasus TB Sesnsitif Obat dan CDR Kabupaten/Kota se-Provinsi Gorontalo tahun 2018
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo 2018
Disamping itu, untuk angka kesakitan DBD tahun 2018, tertinggi berada di
Gorontalo Utara dengan angka kesakitan 91,2 per 100.000 penduduk, disusul oleh
Pohuwato 79,3 per 100.000 penduduk dan Kabupaten Gorontalo 64,7 per 100.000
penduduk.
Sementara itu angka kesakitan Diare tertinggi di laporkan oleh di Kota
Gorontalo, Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 27 per 1000
penduduk. Untuk penyakit malaria di Provinsi Gorontalo mengalami penurunan
yang signifikan dari tahun 2016 sebesar 0,15 per 1.000 pendudukmenjadi 0,11 per
1.000 penduduk pada tahun 2018. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada grafik
dibawah ini.
10
Grafik 2.5
Angka Kesakitan Penyakit Malaria, DBD Dan Diare
Di Kabupaten / Kota Tahun 2018
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2018
Kecenderungan prevalensi kasus HIV dan AIDS Provinsi Gorontalo
mengalami peningkatan sebagaimana yang ditunjukkan pada grafik dibawah ini.
Berbagai program telah dilaksanakan dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS. Penanganan intensif secara menyeluruh dan terpadu
untuk mencegah dan menanggulangi HIV AIDS perlu digalakkan diantaranya
sosialisasi pencegahan HIV AIDS pada kelompok potensial.
11
Grafik 2.6
Jumlah Penderita HIV/AIDS Provinsi Gorontalo
Tahun 2016 s/d 2018
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2018
2.2.2.3. Status Gizi
Keadaan status gizi anak balita di Provinsi Gorontalo dalam dua tahun terakhir
mengalami kecenderungan yang semakin membaik, hal ini ditunjukkan dengan
penurunan kasus balita dengan gizi buruk dari jumlah 367 balita di tahun 2016
menurun menjadi 128 kasus tahun 2018. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Grafik 2.7
Jumlah Balita Gizi Buruk Provinsi Gorontalo Tahun 2016 sd 2018
Sumber data : Profil Kesehatan Tahun 2018
12
Sementara itu untuk kasus Stunting di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Grafik 2.8
Persentase Stunting Provinsi Gorontalo Tahun 2016 sd 2017
Sumber : PSG Tahun 2016
Penagangan kasus gizi buruk dan stunting selain intervensi spesifik oleh
sektor kesehatan melalui pemberian makanan tambahan dan vitamin, tetapi juga
dibutuhkan integrasi penanganan oleh sektor diluar kesehatan (intervensi sensitif).
2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD Dinas
Kesehatan Provinsi Gorontalo
Dalam dua Tahun periode RPJMD 2012 - 2017 capaian program
pembangunan kesehatan Provinsi Gorontalo telah menghasilkan berbagai
kemajuan yang cukup berarti namun masih menyisahkan beberapa
permasalahan yang belum mencapai target antara lain masih tingginya
Angka Kematian Ibu, tingginya angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit menular seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Tuberculosis
(TB), meningkatnya penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes
melitus, stroke dan penyakit jantung, serta rendahnya akses air bersih dan
sanitasi lingkungan pada masyarakat khususnya masyarakat miskin.
Penyebabnya antara lain masih rendahnya aksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas, kurangnya peran petugas kesehatan dalam
penemuan dan pemantauan proses pengobatan penderita TB, serta
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini faktor resiko
penyakit tidak menular dan penyehatan lingkungan. Selain itu yang menjadi
hambatan dalam pelayanan kesehatan adalah belum terlindunginya
masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan kesehatan,
13
sehingga hal ini akan berdampak pada pencapaian misi pemerintah provinsi
Gorontalo di bidang pelayanan kesehatan.
Berdasarkan permasalahan diatas, isu-isu penting yang perlu
ditindaklanjuti dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2020 adalah sebagai
berikut :
1. Menurunkan Angka Kematian Ibu
2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
dan penyakit tidak menular.
3. Meningkatkan akses air bersih dan sanitasi lingkungan pada
masyarakat.
4. Mengoptimalkan program Jaminan Kesehatan Masyarakat.
5. Meningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
6. Pemetaan distribusi tenaga kesehatan.
2.4. Review Terhadap RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2020
Dalam Rancangan RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2020, Dinas
Kesehatan Provinsi Gorontalo berkontribusi terhadap Pencapaian visi
Pemerintah Provinsi Gorontalo yaitu “Terwujudnya Masyarakat Gorontalo
Yang Unggul, Maju dan Sejahtera” melalui Misi ke-4 Meningkatnya
Kualitas Sumber Daya Manusia, dengan prioritas program di Bidang
Kesehatan dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat
yakni :
1. Program Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat.
2. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
3. Program Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan
Jiwa
4. Program Peningkatan Akses dan Mutu Fasyankes
5. Program Peningkatan Sarana Prasarana dan Pemeliharaan RS
6. Program Kemitraan dan Peningkatan Pelayanan Medik RS
7. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan
8. Program Peningkatan Layanan KB
Dan terdapat satu program prioritas dalam mewujudkan sasaran
Menurunnya Tingkat Kemiskinan, yakni Program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan.
14
Selengkapnya Review terhadap RKPD Tahun 2020 OPD Dinas Kesehatan
Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada Tabel T-C.31 terlampir.
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Salah satu bagian dari penyusunan Rancangan Akhir Renja OPD Dinkes
Provinsi Gorontalo Tahun 2020 adalah kajian terhadap program/kegiatan
yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok
masyarakat terkait langsung dengan pelayanan kesehatan yang
disampaikan melalui musrembang kab/kota dan provinsi serta Forum
Konsultasi Perencanaan Penyusunan RKPD Tahun 2020 dapat dilihat pada
Tabel T-C.32 sebagaimana terlampir.
15
BBAABB IIIIII
TTUUJJUUAANN,, SSAASSAARRAANN DDAANN PPRROOGGRRAAMM KKEEGGIIAATTAANN
1.1 Telaah Terhadap Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Arah kebijakan dan strategi nasional pembanguan kesehatan mengacu
kepada RKP Tahun 2020 yakni Pembangunan Manuasi Melalui Pengurangan
Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar, dengan Program Prioritas
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat melalui 5 (lima)
kegiatan prioritas sebagai berikut :
1. Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
2. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4. Percepatan Penurunan Stunting
5. Penguatan " GERMAS"
Faktor-faktor pendorong dalam pencapaian kebijakan dan strategi
nasional diatas, adalah pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak,
remaja dan lanjut usia yang berkualitas, meningkatkan pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan, meningkatkan akses pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas, memantapkan pelaksanaan
sistem jaminan sosial nasional bidang kesehatan, meningkatkan
ketersediaan, penyebaran dan Mutu SDM Kesehatan, serta faktor-faktor
penghambat adalah masih rendahnya aksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas terutama pada kelompok penduduk miskin,
daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan, rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini faktor resiko penyakit menular
dan tidak menular, kurangnya sarana prasarana dan alkes yang sesuai
standar, validasi data kepesertaan yang belum optimal dan kurangnya SDM
kesehatan.
3.2 Tujuan dan Sasaran Rencana Kerja Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo Tahun 2020.
Mengacu pada tujuan Pembangunan Kesehatan yang tercantum
dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2018 – 2022,
dan memperhatikan hasil evaluasi kinerja pelayanan OPD serta isu-isu
penting terkait tugas dan pokok OPD, yang dikaitkan dengan sasaran target
16
Indikator Kinerja Utama (IKU) Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Tahun 2018 – 2022, dirumuskan tujuan dan sasaran renja Dinas Kesehatan
Provinsi Gorontalo Tahun 2020 sebagai berikut :
Tujuan :
“Meningkatkan Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat”
Sasaran :
1. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan.
2. Meningkatnya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
Penyakit Tidak menular dan Masalah Kesehatan Jiwa.
3. Tersedianya akses dan mutu pelayanan kesehatan
4. Meningkatnya kualitas sumber daya kesehatan yang merata
5. Menurunya angka kelahiran.
Indikator kinerja dalam mencapai sasaran diatas, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
16
Tabel 3.1.
Target Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2020
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
No. Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target Kinerja Sasaran
Program Indikator Kinerja
Program
Target Kinerja
Program
1.
Meningkatnya kesehatan
individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan
1. Persentase Persalinan di
fasyankes 2. Persentase ibu hamil Kurang
Energi Kronik
86%
2%
Program Kesehatan
Keluarga dan Gizi Masyarakat
1. Persentase ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
80%
2. Persentase Kunjungan Bayi
92%
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
1. Persentase kabupaten/kota
yang memiliki kebijakan PHBS dan CSR
70%
2. Jumlah Kabupaten
Kota yang 40% desa/kelurahannya melaksanakan
STBM
6 Kab
2. Meningkatnya Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit
Menular, Penyakit Tidak
menular dan Masalah
Kesehatan Jiwa
1. Angka prevalensi Tuberkulosis
(Tb) per 100.000 penduduk
2. Prevalensi HIV pada populasi
dewasa (%)
3. Persentase Penyakit yang
245
<0,05
40%
Program Pencegahan,
Pengendalian Penyakit dan
Masalah Kesehatan Jiwa
1. Persentase angka keberhasilan
pengobatan TB paru BTA positif
(Success Rate)
93%
2. Persentase angka
kasus HIV yang diobati
70%
3. Persentase anak 93,5%
17
No. Sasaran Indikator Kinerja Sasaran
Target
Kinerja Sasaran
Program Indikator Kinerja
Program
Target
Kinerja Program
Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
4. Prevalensi tekanan darah tinggi
5. Prevalensi kegemukan dan
obesitas pada penduduk usia
18+ tahun
6. Presentase Kabupaten/Kota
yang memiliki FKTP dan FKTL
yang menyelenggarakan upaya
kesehatan jiwa/psikiatri
27,5%
33%
50%
usia (0-11 bulan) yang mendapat
imunisasi dasar lengkap
4. Persentase Jumlah kasus KLB/Wabah yang ditangani< 1
x 24 jam
100%
5. Persentase Kabupaten Kota yang 80%
Puskesmasnya melaksanakan pengendalian PTM
terpadu
55%
6. Persentase kabupaten/kota yang
melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
di sekolah
55%
7. Persentase Kabupaten Kota yang memiliki
Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan
jiwa
100%
3.
Tersedianya akses dan 1. Fasilitas Kesehatan Tingkat 76 FKTP Program Peningkatan 1. Jumlah FKTP yang telah
76 FKTP
18
No. Sasaran Indikator Kinerja Sasaran
Target
Kinerja Sasaran
Program Indikator Kinerja
Program
Target
Kinerja Program
mutu pelayanan kesehatan Pertama (FKTP) yang tersertifikasi
Nasional
2. RS Kab/Kota yang tersertifikasi
akreditasi nasional
3. Penduduk yang menjadi peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI)
melalui Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/Jamkesta/Jamkesda
7 RS
207.000 Jiwa
Akses dan Mutu Fasyankes melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai standar Permenkes 75/2014
2. Persentase fasyankes
menyelenggarakan Kesehatan Tradisional
66,7%
3. persentase Rumah
Sakit Kabupaten Kota yang memenuhi Sarana
Prasara dan alat (SPA) sesuai standar
55%
4. Persentase
Kabupaten/ Kota yang mendapatkan dukungan untuk
mampu melaksanakan upaya
pengurangan risiko krisis kesehatan di wilayahnya
100%
5. Persentase capaian
Retribusi Labkesda
100%
Program Peningkatan
Sarana Prasarana dan
Persentase Sarana
Prasara dan alat (SPA) sesuai standar
100%
19
No. Sasaran Indikator Kinerja Sasaran
Target
Kinerja Sasaran
Program Indikator Kinerja
Program
Target
Kinerja Program
Pemeliharaan RS
Program Kemitraan dan
Peningkatan Pelayanan
Medik RS
Layanan Kelas RS meningkat dari tipe D ke Tipe C
Tipe C
Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan
Penduduk yang mendapat Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan
207.000
4. Meningkatnya kualitas
sumber daya kesehatan
yang merata
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) yang minimal
memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
2. RS kabupaten/kota kelas C yang
memiliki 4 dokter spesialis dasar
dan 3 dokter spesialis penunjang
3. Persentase instalasi farmasi
kabupaten/kota yang melakukan
manajemen pengelolaan obat,
vaksin dan perbekalan kesehatan
sesuai standar
40 FKTP
7 RS
73%
Program Pengembangan
dan Pemberdayaan
Sumber Daya Kesehatan
1. Persentase Kab/Kota yang sudah memiliki pemetaan
perencanaan dan distribusi nakes di FKTP
62,3%
2. Persentase Rumah Sakit yang sudah
memiliki pemetaan perencanaan dan distribusi nakes
50%
3. Persentase fasyankes yang
melakukan pelayanan kefarmasian sesuai standar
65%
5. Menurunya Angka
Kelahiran
1. Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi 78% Program Peningkatan
Layanan KB
Persentase PUS yang
menjadi peserta KB Aktif
76%
6. Terwujudnya Kinerja 1. Nilai Akuntabilitas Kinerja 73 Program Peningkatan Persentase 100%
20
No. Sasaran Indikator Kinerja Sasaran
Target
Kinerja Sasaran
Program Indikator Kinerja
Program
Target
Kinerja Program
Aparatur Dikes yang
Profesional dan Berkinerja
Tinggi
2. Indeks Kepuasan Masyarakat
Terhadap Kinerja Kesehatan
3. Persentase temuan pemeriksaan
dari total anggaran
4. Tingkat penyerapan anggaran
87%
0%
94%
Pelayanan Administrasi,
Sarana Prasarana dan
SDM Aparatur
tersedianya layanan dan manajemen
administrasi perkantoran
Program Peningkatan
Perencanaan, Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan
2. Jumlah dokumen kebijakan perencanaan,
anggaran dan evaluasi program kesehatan yang
berkualitas
6 Dok
3. Persentase E-Monev Program sesuai target
96%
4. Persentase
pegawai yang dengan nilai kinerja minimal
baik
100%
21
3.3. Program dan Kegiatan Tahun 2020
Program dan kegiatan OPD Dinas Kesehatan tahun 2020 mengacu pada
RKPD Tahun 2020, sebanyak 11 Program sebagai berikut :
1. Program Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
2. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
3. Program Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan
Jiwa
4. Program Peningkatan Mutu Fasyankes
5. Program Peningkatan Sarana Prasarana dan Pemeliharaan RS
6. Program Kemitraan dan Peningkatan Pelayanan Medik RS
7. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
8. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan
9. Program Peningkatan Layanan Keluarga Berencana
10. Program Peningkatan Manajemen Administrasi, Sarana dan Prasarana
serta Sumber Daya Aparatur
11. Program Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Rumusan kegiatan dan rencana pagu indikatif dapat dilihat pada Tabet
T-C.33. terlampir :
22
BBAABB IIVV
PPEENNUUTTUUPP
A. Catatan Penting :
Apabila Anggaran yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan dana pagu
indikatif pada Tabel T-C.33, maka kegiatan yang diprioritaskan adalah
kegiatan yang mendukung pencapaian visi, misi dan isu-isu penting yang
perlu ditindaklanjuti dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2020 yakni kegiatan
dalam rangka upaya Angka Kematian Ibu, menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular, meningkatkan
akses air bersih dan sanitasi lingkungan pada masyarakat, mengoptimalkan
program Jaminan Kesehatan Masyarakat, meningkatkan aksesibilitas
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pemetaan distribusi
tenaga kesehatan
B. Kaidah Pelaksanaan
Tahap penyusunan rancangan akhir Renja Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo Tahun 2020 telah melalui rangkaian sebagai berikut :
1. Forum Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Daerah
Tahun 2020 Penyusunan RKPD Tahun 2020 di Hotel Grand-Q Tanggal 29
Maret 2019
2. Pembahasan usulan kegiatan di masing-masing bidang SKPD Dinas
Kesehatan Provinsi Gorrontalo pada pertemuan Renja Tahun 2020 di Hotel
Grand-Q tanggal 2 – 4 Mei 2019.
3. Surat Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Nomor :
050/Dikes/5366/III/2018 tentang Permintaan RKA, KAK dan Kertas Kerja
Review Tahun 2020 sebagai penyempurnaan RKA dan KAK yang sudah
disampaikan pada penyesunan Rancangan Awal Renja 2020.
C. Rencana Tindak Lanjut
Rancangan akhir Renja ini menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja
Anggaran Dikes Tahun 2020 untuk menjaga kesinambungan perencanaan
Renja tahun 2020. Proses penyusunannya mengacu pada RKPD Tahun 2020
dan Renstra Dikes Tahun 2017 - 2022.