Post on 03-Apr-2018
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
1/21
TUGAS TERSTRUKTUR
KESEHATAN REPRODUKSI
Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan
Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
Dosen : Lepita, M.Keb
Disusun oleh:Lastri Andaryuni (4.08.05.0495 )
Nurhuda (4.08.05.0528 )
Siska Adytia S (4.08.05.0546 )
Wahyulianata (4.08.05.0568 )
Tingkat 1 ADepartemen Kesehatan Republik Indonesia
Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Depkes Pontianak
Tahun 2009
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
2/21
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai
Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam
Pengambilan Keputusan
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Lepita, M.keb
selaku dosen pembimbing mata kuliah Kesehatan Reproduksi, yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan yang tidak
kami sadari, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun
dan kami harap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Pontianak, 9 Maret 2009
Penyusun
i
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
3/21
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar...........................................................................................i
2. Daftar isi.................................................................................................... ii
3. Bab I Pendahuluan.....................................................................................1
4. Bab II Pembahasan3
A. Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja................................3
Ciri-Ciri perkembangan remaja.........................................4
Perubahab fisik pada remaja......................................4
Perubahan kejiwaan...................................................5
Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seks
pranikah............................................................................. 6
Kaitan antara kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi
remaja................................................................................ 7
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja...8
Bimbingan seks pada remaja.9
Bentuk-bentuk informasi yang diberikan pada remaja..10
SOAP.12
B. Melibatkan wanita dalam mengambil
keputusan.. 13
5. Bab III Penutup..........................................................................................16
Daftar Pustaka.....................................................................
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
4/21
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang penuh dinamika, gejolak rasa
ingin tahu yang tinggi dalam berbagai hal, termasuk juga dalam hal
reproduksi / seksualitas. sumber informasi yang banyak dan luas tapi
belum tentu benar, baik dan sehat.
2. Masalah
Masalah yang mungkin timbul sebagai akibatnya, misalnya
perilaku seksual yang tidak baik, menjadi penyebab tingginya angka
kejadian kehamilan remaja / di luar nikah, aborsi, penyakit menular
seksual, dsb.
Di negara berkembang, banyak perkawinan yang terjadi pada
usia muda. Sehingga yang menjadi masalah mendasar sebenarnya
bukan hubungan seks / kehamilan di luar nikah, tetapi pernikahan /
kehamilan pada usia muda (karena pada usia belasan tahun sudah
menikah, berhubungan seks, hamil dan mempunyai anak). Dengan
bertambahnya wawasan pengetahuan dsb, seorang wanita memilih
untuk menikah pada usia yang lebih tua.
Hal ini menjadi masalah khusus kesehatan reproduksi wanita
usia remaja, karena terdapat celah yang luas antara usia menarche
dengan usia perkawinan, padahal masa remaja itu adalah masa yang
rentan terhadap perilaku seksual yang kurang baik, (misalnya berganti-
ganti pasangan), kemungkinan kehamilan yang besar (karena sudah
memasuki usia reproduktif), kemungkinan terpapar penyakit menular
seksual dsb.
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
5/21
3. Tujuan
Tujuan kesehatan reproduksi adalah :
a. Meningkatkan kesadaran akan harga diri dan kemandirian wanita
dalam kontrol diri.
b. Meningkatkan kesadaran akan kehipuan seksualitasnya.
c. Memperbaiki status kesehatan wanita guna memperoleh derajat
reproduksi dan kesehatan seksual yang optimal serta kemampuan
untuk menjalanka hak reproduksinya.
4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiridari :
o BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar nbelakang, masalah, tujuan
dan sistematika penulisan.
o BAB II Pembahasan, terdiri dari isi.
o BAB III Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
6/21
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DAN
MELIBATKAN WANITA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
A. Asuhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Masa remaja adalah suatu perkembangan yang dinamis dalam kehidupan
individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa
yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan
social yang berlangsung dalam kehidupan.
Adapun mengenai umur seseorang dikatakan remaja masih terdapat berbagai
pendapat, antara lain :
- Buku pediatri mendifinisikan remaja apabila telah mencapai umur 10-18
tahun untuk perempuan dan 12-20 tahun untuk laki-laki.
- WHO mendefinisikan remaja adalah individu yang berumur 10-19 tahun.
- UU No. 4 1979 mengenai kesejahteraan anak remaja mendifinisikan
remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum
menikah.
- UU Perburuhan mendefinisikan remaja adalah seseorang yang berumur
16-18 tahun atau sudah menikan dan mempunyai tempat tinggal.
- UU Pernikahan No.1 1974, anak dianggap remaja apabila sudah cukup
matang untuk menikah yaitu 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun
untuk laki-laki.
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan remaja adalah
individu yang berusia 18 tahun.
Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja adalah
suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
7/21
bagian penting dari masa remaja yang lebih ditekankan pada proses biologis yang
pada akhirnya mengarah pada kemampuan bereproduksi. Masa pubertas adalah
masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi suatu perencanaan
pertumbuhan (growth spurth), cirri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas
(pembuahan) dan terjadi perubahan psikologis yang menyolok.
A. Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu:
1. Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan cirri khas antara lain :
o Lebih dekat dengan teman sebaya
o Ingin bebas
o Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir
abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan cirri khas antara lain :
o timbulnya keinginan untuk kencan
o mempunyai rasa cinta yang mendalam
o mengembangkan kemampuan berfikir abstrak
o berkhayal tentang aktifitas seks
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), dengan cirri khas antara lain :
o pengungkapan kebebasan diri
o lebih selektif mencari teman sebaya
o mempunyai citra jasmani dirinya
o dapat mewujudkan rasa cinta
o mampu berfikir abstrak
B. Perubahan Fisik pada Masa Remaja
Perubahan-perubahan pada remaja terjadinya secara bertahap dan dimulai
sejak awal masa kanak-kanak. Dimulai dengan pertumbuhan tinggi badan secara
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
8/21
cepat dan kecepatan maksimal pada usia 12 tahun pada wanita dan 13-14 tahun
pada lelaki.
Tanda-tanda klinis mulainya pubertas pada remaja perempuan antara lain :
1. tumbuh rambut-rambut halus pada pubis.
2. puting susu menonjol oleh pengaruh estrogen.
3. tumbuh rambut pada ketiak.
4. pembesaran uterus yang tak tampak.
Tanda-tanda klinis mulainya pubertas pada remaja lelaki antara lain :
1. pertumbuhan tinggi badan yang pesat.
2. kulit skrotum mulai berlipat dan mulai tumbuh rambut di daerah pubis.
3. suara membesar dan distribusi bulu-bulu pada tubuh.
4. sering ada lamunan erotis.
5. masturbasi.
Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi kesehatan
reproduksi :
1. Masa renaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan penting,
karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia.
2. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik ( organobiologik) secara cepat,
yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional)
3. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan
terhadap perlakuan remaja laki-laki dan perempuan.
C. Perubahan kejiwaan
Perubahan kejiwaan pada masa remaja meliputi :
1. Perubahan emosi
o Sensitif (mudah menangis, tertawa, cemas, dan frustasi)
o Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang
berpengaruh misalnya berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia
o mampu berfikir abstrak, senang memberikan kritik
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
9/21
o ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin
mencoba-coba. Perilaku ingin mencoba hal-hal baru merupakan halyang sangat penting bagi kesehatan reproduksi dalam masa remaja
Perilaku ingin mencoba hal-hal baru yang didorong oleh
rangsangan seksual dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks
pranikah dengan segala akibatnya, antara lain kehamilan remaja putri di
luar nikah, upaya abortus dan penularan penyakit kelamin, termasuk
HIV/AIDS. Perilaku ingin mencoba-coba juga dapat mengakibatkan
remaja mengalami ketergantungan NAPZA, dari segi kesehatan
reproduksi, perilaku ingin mencoba dalam bidang seks merupakan hal
yang sangat rawan, karena dapat membawa akibat sangat buruk dan
merugikan masa depan remaja.
D. Pengaruh Buruk Akibat Terjadinya Hubungan Seks Pranikah bagi
Remaja
Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk apabila remaja tak mapu
mengendalikan rangsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan
hubungan seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat
dirasakan bukan saja oleh pasangan, khususnya remaja putrid tetapi juga
orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
Akibat hubungan seks pranikah :
1. Bagi remaja :
o Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita menjadi
tidak perawan.
o Menambah resiko tertular penyaki tmenular seksual (PMS) seperti
gonore, sifilis, HIV/AIDS.
o Remaja putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan,
pengguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ
reproduksi, anemia, kemandulan, dan kematian karena perdarahan.
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
10/21
o Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang
harapan masa depan).o Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan dan kesempatan bekerja.
o Melahirka bayi yang kurang/tidak sehat.
2. Bagi keluarga
o Menimbulkan aib keluarga.
o
Menambah beban ekonomi keluarga.o Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan
masyarakat di lingkungannya.
3. Bagi masyarakat
o Meningkatnya remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat
menurun.
o Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi sehingga derajat
kesehatan menurun.o Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat
kesejahteraan masyarakat menurun.
E. Kaitan antara kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi remaja
Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan
remaja secara keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan
menimbulkan gangguan pula pada system reproduksi.
Lima masalah penting yang perlu diperhatikan dalam kesehatan remaja
dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi remaja :
1. Masalah gizi, antara lain :
o Anemia
o Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri sehingga
mengakibatkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi
dengan barat badan rendah di kemudian hari.
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
11/21
2. Masalah pendidikan, antara lain :
o Buta huruf
o Pendidikan rendah
3. Masalah lingkungan dan pekerjaan, antara lain :
o Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan
merusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.
4. Masalah seks dan seksualitas
o Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang
berkaitan dengan seksualitas.o Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA.
o Kehamilan remaja di luar nikah.
5. Masalah perkawinan dan kehamilan dini, antara lain :
o Ketidakmatangan secara fisik dan mental.
o Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar.
o Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja.
F. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku
hidup sehat bagi remaja. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya
motifasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja
diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki
masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehatPembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja meliputi :
1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja.
Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjaadi secara
fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja
untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang
membingungkannya. Contohnya informasi tentang haid dan mimpi
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
12/21
basah, serta tentang alat reproduksi remaja laki-laki dan perempuan
perlu diperoleh setiap remaja.
2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab
Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual.
Remaja perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya
menjadi kegiatan yang positif,seperti olahraga dan mengembangkan
hobi yang membangun. Penyaluran yang berupa hubungan seksual
dilakukan setelah berkeluarga untuk melanjutkan keturunan
3. Pergaulan yang sehat antara remaja laku-laki dan perempuan.
Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan,
serta kewaspadaan terhadap masalah remaja yang bnyak ditemukan.
Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan
berprilaku reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya.
Disamping itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk
mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam
menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk melakukan
hubungan seksual dan penggunaan napza.
4. Persiapan pra nikah
Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih
siap secara mental dan emosional dalam memasuki kehidupan
berkeluarga.
5. Kehamilan dan pesalinan.
Remaja perlu mendapat informasi tentang hal ini, sebagai
persiapan bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan
berkeluarga dimasa depan
G. Bimbingan seks pada remaja
Pelayanan bimbingan dilaksanakan tidak selalu setelah ditemukan
masalahnya, melainkan lebih berfungsi untuk pencegahan terjadinya atau
timbulnya suatu masalah.
Downing (1968) mengemukakan
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
13/21
bahwa program bimbingan bukan kegiatan yang asal-asalan saja,
melainkan :
1. Mempunyai system, organisasi dan struktur.
2. Mencakup pelayanan testing, bantuan pemecahan masalah, dan pemberian
informasi-informasi.
3. Pelayanan bimbingan baik secara konseptual maupun teknik adalah
integral dengan dunia pendidikan.
4. Usaha pengembangan individu adalah tujuan utama dalam kegiatan
bimbingan.
5. Realisasi penyesuaian diri adalah pengembangan diri dan individu mampu
menghadapi serta mengatasi masalah-masalahnya.
6. Program bimbingan memberikan kesempatan untuk identifikasi dan
pengembangan potensi-potensi dan bakat-bakat.
7. Pelayanan bimbingan berusaha memberikan kail bukan memberi ikan,
artinya bukan membantu memecahkan masalah individu, melainkan
membantu individu dalam usaha memecahkan masalah.
8. Bimbingan adalah suatu proses kontinyu, berkelanjutan.
9. Bimbingan adalah suatu usaha yang terarah dan usaha pencegahan
terjadinya masalah-masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
H. Bentuk-bentuk informasi yang diberikan pada remaja tentang
kegiatan seks dapat dilaksanakan antara lain melalui :
o dialog pribadi
o dialok berkelompok berkala
o ceramah berkala
o diskusi berkala
o media cetak
a. Konseling seks pada remaja
Konseling bertujuan kuratif, yaitu memberikan bantuan untuk
memecahkan masalah (Blum, Balinsky, 1961). Jadi konseling adalah suatu
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
14/21
hubungan antara seorang professional dengan seorang atau lebih klien yang
butuh penerimaan, rasa percaya dan aman.
Dalam hubungan ini klien belajar menghadapi, mengekspresikan dan
menguasai perasaan-perasaannya dan pikirannya yang mengganggu yang
merupakan masalah baginya, mereka mengembangkan keberanian dan
kepercayaan dirinya u ntuk mengamalkan apa yang mereka peroleh dalam
konseling ke situasi kehidupan sehari-hari (Ohlsen, 1970).
Pelayanan konseling dapat dilakukan pribadi atau kelompok. Pada
umumnya pelayanan konseling kelompok mempunyai beberapa keuntungan
yaitu lebih efisien dalam arti dalam waktu yang sama dengan konseling secara
individual dapat membantu sekaligus beberapa orang.
b. Beberapa hal yang membantu terlaksananya program konseling :
1. Sudah berjalannya program pelayanan kesehatan usia sekolah.
2. Tenaga puskesmas, yaitu dokter dan tenaga keperawatan.
3. Penyelenggaraan program UKS pada sasaran remaja sudah dilaksanakan
oleh puskesmas dan beberapa kegiatan lainnya, walaupun belum
terlaksana secara optimal.
4. Sudah berjalannya beberapa kegiatan dengan sasaran remaja yang
dilaksanakan oleh LSM.
c. Pelayanan Konseling Kesehatan Remaja :
1. Pelayanan konseling kesehatan remaja merupakan bagian dari program
bina kesehatan usia sekolah yang di arahkan untuk meningkatan kesehatan
remaja sebagai bagian dari peningkatan peran serta remaja secara aktif
dalam bidang kesehatan.
2. Konseling kesehatan remaja dilaksanakan melalui jaringan pelaynan upaya
kesehatan dasar dan rujukan yang telah ada,sedangkan penanggulangan
permasalahan psikososial dilaksanakan dengan memperbanyak forum
konsultasi dan bimbingan kesehatan.
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
15/21
S O A P
Seorang remaja putri datang ke sebuah klinik bidan swasta. Ia
berkonsultasi tentang kehamilannya yang memasuki 2 bulan. Ia bermaksud
menggugurkan kandungannya karena ia hamil di luar nikah. Ia bercerita bahwa
pacarnya tidak mau bertanggung jawab, pacarnya menginginkan ia melakukan
aborsi tetapi ia bingung karena tidak ingin melakukan kesalahan lagi dengan
menggugurkan kandungannya tersebut. Di lain pihak , ia harus tetap melakukan
aborsi dengan alasan tidak ingin terjadi masalah, baik di lingkungan keluarga
maupun lingkungan sosialnya.
S :
- Klien ingin melakukan aborsi karena sang pacar tidak mau bertanggung
jawab
- Klien merasa takut kepada orang tuanya karena jika orang tuanya tau pasti
orangtuanya akan marah besar.
- Klien merasa malu dengan teman-teman dan lingkungan sekitar.
- Klien belum siap menjadi orang tua.
- Klien masih ingin meneruskan pendidikannya.
- Klien masih ingin merasakan masa-masa indahnya remaja.
O :
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
16/21
- Klien tampak depresi (murung, menangis).
- Klien tampak bingung dalam mengambil keputusan.
- Klien tampak lemah dan tidak memperhatikan penampilannya.
A:
- Bidan memberikan informasi mengenai bahayaa aborsi. Yang sudah pasti
jelas aborsi itu dilarang oleh agama, aborsi juga dapat membawa kita
berurusan dengan hukum, selain itu aborsi juga dapat mengakibatkan
kematian jika terjadi perdarahan hebat. Jadi, jangan pernah berpikir untuk
melakukan aborsi.
- Memberikan penjelasan kepada klien bahwa orang tua pasti akan marah
terhadap perbuatan yang di telah dilakukan. Akan tetapi orang tua pasti
akan menerima bagaimanapun keadaan anaknya jika masalahnya
dibicarakan secara baik-baik.
- Memberi support kepada klien agar klien dapat menghadapi masalah
dengan pikiran yang jernih.
P :
- Membantu klien dalam menyelesaikan masalahnya dengan cara
mendampingi klien untuk berbicara kepada orang tuanya.
- Mengawasi keadaan klien (kesehatan maupun keadaan jiwanya).
B. Melibatkan Wanita dalam Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dimana merupakan
persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan keputusan merupakan tahap terakhir proses
pemberian persetujuan. Keputusan penolakan wanita terhadap suatu tindakan
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
17/21
harus di validasikan lagi, apakah karena wanita kurang kompetensi, Jika wanita
menerima suatu tindakan ia berhak tahu prosedur tindakan.
Pria berfikir dan mengambil keputusan 80 persen berdasarkan logika,
sedangkan wanita berfikir dan mengambil keputusan 80 persen berdasarkan
emosi. Fakta medis menyebutkan, selama menstruasi bulanan dan selama masa
kehamilan, wanita mengalami perubahan-perubahan fisiologis dan kejiwaan.
Perubahan seperti itu bisa saja terjadi dalam saat-saat darurat yang mendesak, dan
karenanya akan mempengaruhi keputusan-keputusannya. Ketegangan yang
berlebihan selama masa-masa tersebut juga mempunyai akibat-akibat lain.
Tambah pula, beberapa keputusan tertentu menuntut penggunaan akal pikirang
yang maksimal dan hanya menuntut penggunaan perasaan secara minimal, suatu
tuntutan yang tidak sejalan dengan watak kaum wanita.
Upaya memberikan perhatian kepada masalah hak asasi manusia termasuk
pula didalamnya hak reproduksi wanita, sangat perlu mensosialisasikan
pandangan social entitlement yaitu bahwa Negara memiliki kewajiban dan
tanggung jawab untuk memastikan dihapuskannya diskriminasi terhadap waanita
dalam rangka menyusun kebijakan kependudukan yang pro terhadap hak
reproduksi wanita, perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Wanita harus menjadi subjek bukan objek dari kebijakan pembangunan
terutama kebijkan pembangunan kependudukan. Wanita dapat membuat
keputusan yang bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, keluarganya dan
masyarakat.
2. Kebijakan kependudukan harus didasarkan pada prinsip penghormatan
pada intergritas seksual dan kebutuhan anak wanita dan wanita. Wanita
memiliki hak untuk menentukan kapan, seperti apa, mengapa, dengan
siapa, dan bagaimana mengungkapkan seksualitasnya.
3. Semua wanita, tanpa memandang umur, ststus kawin dan kondisi social
lain memiliki hak atas informasi pelayanan yang diperlukan untuk
menjalankan hak-han dan tanggung jawab reproduksinya.
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
18/21
Contoh melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan adalah
memutuskan untuk mempunyai bayi pada usia 30 tahun, dimana pada usia ini
biasanya dipandang sebagai titik yang menentukan dalam kehidupan dan
merupakan saat untuk menilai kehidupan pribadinya.
Kehamilan yang terlambat mungkin disebabkan oleh alasan-alasan yang
sangat pribadi, karena seoarang wanita tidak merasa siap. Alasan yang lain
menunda kedatangan bayi karena ia membaca bahwa segala sesuatu yang
berhubungan masa keibuan selalu dipenuhi kesedihan, khususnya bagi ibu yang
tidak bekerja.
Beberapa pasangan suami istri merindukan anak sejak lama. Mereka
mencari bantuan medis dengan penyelidikan dan operasi yang lebih rumit, ketika
usia 30 mulai manampilkan diri.
Meskipun kehamilan merupakan suatu kebetulan tetapi keputusan untuk
melanjutkan kehamilan harus merupakan keputusan yang disadari dan dipikirkan
secara cermat.
Contoh lain dalam mengambil keputusan yang melibatkan wanita adalah
dalam memutuskan penggunaan alat kontrasepsi.
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
19/21
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi ditekankan bahwa dalam pelaksaan program
kesehatan reproduksi hendaknya lebih mengutamakan hak-hak reproduksi
dan tetap mempertimbangkan aspek agama, nilai etika, latar belakang
budaya dan tidak bertentangan dengan hak asasi manusia yang sifatnya
universal.
2. Saran
Masa remaja merupakan periode transisi darimasa anak ke masadewasa, yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,
emosional dan social yang berlangsung dalam kehidupan. Untuk itu, para
remaja disarankan untuk dapat memilih pergaulan yang sehat dan
mendapatkan informasi tentang pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.
Untuk kedepannya wanita dapat membuat keputusan yang bertanggung
jawab untu dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
20/21
Daftar Pustaka
http : // www.bkkbn .go.id/gemapria/article-detail.php?artid=88 hak
Reproduksi Remaja
http : // manik.web.id/2007/10/08/test-aja html Proses dibalik
Keputusan Setiap Wanita
2001. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan
21/21