Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

download Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

of 21

Transcript of Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    1/21

    TUGAS TERSTRUKTUR

    KESEHATAN REPRODUKSI

    Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan

    Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    Dosen : Lepita, M.Keb

    Disusun oleh:Lastri Andaryuni (4.08.05.0495 )

    Nurhuda (4.08.05.0528 )

    Siska Adytia S (4.08.05.0546 )

    Wahyulianata (4.08.05.0568 )

    Tingkat 1 ADepartemen Kesehatan Republik Indonesia

    Jurusan Kebidanan

    Politeknik Kesehatan Depkes Pontianak

    Tahun 2009

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    2/21

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

    berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai

    Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam

    Pengambilan Keputusan

    Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Lepita, M.keb

    selaku dosen pembimbing mata kuliah Kesehatan Reproduksi, yang telah

    membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

    Kami sadar bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan yang tidak

    kami sadari, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun

    dan kami harap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

    Pontianak, 9 Maret 2009

    Penyusun

    i

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    3/21

    DAFTAR ISI

    1. Kata pengantar...........................................................................................i

    2. Daftar isi.................................................................................................... ii

    3. Bab I Pendahuluan.....................................................................................1

    4. Bab II Pembahasan3

    A. Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja................................3

    Ciri-Ciri perkembangan remaja.........................................4

    Perubahab fisik pada remaja......................................4

    Perubahan kejiwaan...................................................5

    Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seks

    pranikah............................................................................. 6

    Kaitan antara kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi

    remaja................................................................................ 7

    Pembinaan kesehatan reproduksi remaja...8

    Bimbingan seks pada remaja.9

    Bentuk-bentuk informasi yang diberikan pada remaja..10

    SOAP.12

    B. Melibatkan wanita dalam mengambil

    keputusan.. 13

    5. Bab III Penutup..........................................................................................16

    Daftar Pustaka.....................................................................

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    4/21

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Masa remaja adalah masa yang penuh dinamika, gejolak rasa

    ingin tahu yang tinggi dalam berbagai hal, termasuk juga dalam hal

    reproduksi / seksualitas. sumber informasi yang banyak dan luas tapi

    belum tentu benar, baik dan sehat.

    2. Masalah

    Masalah yang mungkin timbul sebagai akibatnya, misalnya

    perilaku seksual yang tidak baik, menjadi penyebab tingginya angka

    kejadian kehamilan remaja / di luar nikah, aborsi, penyakit menular

    seksual, dsb.

    Di negara berkembang, banyak perkawinan yang terjadi pada

    usia muda. Sehingga yang menjadi masalah mendasar sebenarnya

    bukan hubungan seks / kehamilan di luar nikah, tetapi pernikahan /

    kehamilan pada usia muda (karena pada usia belasan tahun sudah

    menikah, berhubungan seks, hamil dan mempunyai anak). Dengan

    bertambahnya wawasan pengetahuan dsb, seorang wanita memilih

    untuk menikah pada usia yang lebih tua.

    Hal ini menjadi masalah khusus kesehatan reproduksi wanita

    usia remaja, karena terdapat celah yang luas antara usia menarche

    dengan usia perkawinan, padahal masa remaja itu adalah masa yang

    rentan terhadap perilaku seksual yang kurang baik, (misalnya berganti-

    ganti pasangan), kemungkinan kehamilan yang besar (karena sudah

    memasuki usia reproduktif), kemungkinan terpapar penyakit menular

    seksual dsb.

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    5/21

    3. Tujuan

    Tujuan kesehatan reproduksi adalah :

    a. Meningkatkan kesadaran akan harga diri dan kemandirian wanita

    dalam kontrol diri.

    b. Meningkatkan kesadaran akan kehipuan seksualitasnya.

    c. Memperbaiki status kesehatan wanita guna memperoleh derajat

    reproduksi dan kesehatan seksual yang optimal serta kemampuan

    untuk menjalanka hak reproduksinya.

    4. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan terdiridari :

    o BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar nbelakang, masalah, tujuan

    dan sistematika penulisan.

    o BAB II Pembahasan, terdiri dari isi.

    o BAB III Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

    Daftar Pustaka

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    6/21

    BAB II

    PEMBAHASAN

    ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DAN

    MELIBATKAN WANITA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN

    A. Asuhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

    Masa remaja adalah suatu perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

    individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa

    yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan

    social yang berlangsung dalam kehidupan.

    Adapun mengenai umur seseorang dikatakan remaja masih terdapat berbagai

    pendapat, antara lain :

    - Buku pediatri mendifinisikan remaja apabila telah mencapai umur 10-18

    tahun untuk perempuan dan 12-20 tahun untuk laki-laki.

    - WHO mendefinisikan remaja adalah individu yang berumur 10-19 tahun.

    - UU No. 4 1979 mengenai kesejahteraan anak remaja mendifinisikan

    remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum

    menikah.

    - UU Perburuhan mendefinisikan remaja adalah seseorang yang berumur

    16-18 tahun atau sudah menikan dan mempunyai tempat tinggal.

    - UU Pernikahan No.1 1974, anak dianggap remaja apabila sudah cukup

    matang untuk menikah yaitu 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun

    untuk laki-laki.

    - Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan remaja adalah

    individu yang berusia 18 tahun.

    Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja adalah

    suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    7/21

    bagian penting dari masa remaja yang lebih ditekankan pada proses biologis yang

    pada akhirnya mengarah pada kemampuan bereproduksi. Masa pubertas adalah

    masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi suatu perencanaan

    pertumbuhan (growth spurth), cirri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas

    (pembuahan) dan terjadi perubahan psikologis yang menyolok.

    A. Ciri-ciri Perkembangan Remaja

    Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi 3 tahap,

    yaitu:

    1. Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan cirri khas antara lain :

    o Lebih dekat dengan teman sebaya

    o Ingin bebas

    o Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir

    abstrak

    2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan cirri khas antara lain :

    o timbulnya keinginan untuk kencan

    o mempunyai rasa cinta yang mendalam

    o mengembangkan kemampuan berfikir abstrak

    o berkhayal tentang aktifitas seks

    3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), dengan cirri khas antara lain :

    o pengungkapan kebebasan diri

    o lebih selektif mencari teman sebaya

    o mempunyai citra jasmani dirinya

    o dapat mewujudkan rasa cinta

    o mampu berfikir abstrak

    B. Perubahan Fisik pada Masa Remaja

    Perubahan-perubahan pada remaja terjadinya secara bertahap dan dimulai

    sejak awal masa kanak-kanak. Dimulai dengan pertumbuhan tinggi badan secara

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    8/21

    cepat dan kecepatan maksimal pada usia 12 tahun pada wanita dan 13-14 tahun

    pada lelaki.

    Tanda-tanda klinis mulainya pubertas pada remaja perempuan antara lain :

    1. tumbuh rambut-rambut halus pada pubis.

    2. puting susu menonjol oleh pengaruh estrogen.

    3. tumbuh rambut pada ketiak.

    4. pembesaran uterus yang tak tampak.

    Tanda-tanda klinis mulainya pubertas pada remaja lelaki antara lain :

    1. pertumbuhan tinggi badan yang pesat.

    2. kulit skrotum mulai berlipat dan mulai tumbuh rambut di daerah pubis.

    3. suara membesar dan distribusi bulu-bulu pada tubuh.

    4. sering ada lamunan erotis.

    5. masturbasi.

    Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi kesehatan

    reproduksi :

    1. Masa renaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan penting,

    karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia.

    2. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik ( organobiologik) secara cepat,

    yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional)

    3. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan

    terhadap perlakuan remaja laki-laki dan perempuan.

    C. Perubahan kejiwaan

    Perubahan kejiwaan pada masa remaja meliputi :

    1. Perubahan emosi

    o Sensitif (mudah menangis, tertawa, cemas, dan frustasi)

    o Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang

    berpengaruh misalnya berkelahi.

    2. Perkembangan intelegensia

    o mampu berfikir abstrak, senang memberikan kritik

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    9/21

    o ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin

    mencoba-coba. Perilaku ingin mencoba hal-hal baru merupakan halyang sangat penting bagi kesehatan reproduksi dalam masa remaja

    Perilaku ingin mencoba hal-hal baru yang didorong oleh

    rangsangan seksual dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks

    pranikah dengan segala akibatnya, antara lain kehamilan remaja putri di

    luar nikah, upaya abortus dan penularan penyakit kelamin, termasuk

    HIV/AIDS. Perilaku ingin mencoba-coba juga dapat mengakibatkan

    remaja mengalami ketergantungan NAPZA, dari segi kesehatan

    reproduksi, perilaku ingin mencoba dalam bidang seks merupakan hal

    yang sangat rawan, karena dapat membawa akibat sangat buruk dan

    merugikan masa depan remaja.

    D. Pengaruh Buruk Akibat Terjadinya Hubungan Seks Pranikah bagi

    Remaja

    Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk apabila remaja tak mapu

    mengendalikan rangsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan

    hubungan seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat

    dirasakan bukan saja oleh pasangan, khususnya remaja putrid tetapi juga

    orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.

    Akibat hubungan seks pranikah :

    1. Bagi remaja :

    o Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita menjadi

    tidak perawan.

    o Menambah resiko tertular penyaki tmenular seksual (PMS) seperti

    gonore, sifilis, HIV/AIDS.

    o Remaja putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan,

    pengguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ

    reproduksi, anemia, kemandulan, dan kematian karena perdarahan.

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    10/21

    o Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang

    harapan masa depan).o Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan

    pendidikan dan kesempatan bekerja.

    o Melahirka bayi yang kurang/tidak sehat.

    2. Bagi keluarga

    o Menimbulkan aib keluarga.

    o

    Menambah beban ekonomi keluarga.o Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan

    masyarakat di lingkungannya.

    3. Bagi masyarakat

    o Meningkatnya remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat

    menurun.

    o Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi sehingga derajat

    kesehatan menurun.o Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat

    kesejahteraan masyarakat menurun.

    E. Kaitan antara kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi remaja

    Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan

    remaja secara keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan

    menimbulkan gangguan pula pada system reproduksi.

    Lima masalah penting yang perlu diperhatikan dalam kesehatan remaja

    dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi remaja :

    1. Masalah gizi, antara lain :

    o Anemia

    o Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri sehingga

    mengakibatkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi

    dengan barat badan rendah di kemudian hari.

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    11/21

    2. Masalah pendidikan, antara lain :

    o Buta huruf

    o Pendidikan rendah

    3. Masalah lingkungan dan pekerjaan, antara lain :

    o Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan

    merusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.

    4. Masalah seks dan seksualitas

    o Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang

    berkaitan dengan seksualitas.o Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA.

    o Kehamilan remaja di luar nikah.

    5. Masalah perkawinan dan kehamilan dini, antara lain :

    o Ketidakmatangan secara fisik dan mental.

    o Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar.

    o Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja.

    F. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja

    Pembinaan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk

    memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku

    hidup sehat bagi remaja. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya

    motifasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja

    diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki

    masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehatPembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja meliputi :

    1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja.

    Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjaadi secara

    fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja

    untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang

    membingungkannya. Contohnya informasi tentang haid dan mimpi

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    12/21

    basah, serta tentang alat reproduksi remaja laki-laki dan perempuan

    perlu diperoleh setiap remaja.

    2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab

    Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual.

    Remaja perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya

    menjadi kegiatan yang positif,seperti olahraga dan mengembangkan

    hobi yang membangun. Penyaluran yang berupa hubungan seksual

    dilakukan setelah berkeluarga untuk melanjutkan keturunan

    3. Pergaulan yang sehat antara remaja laku-laki dan perempuan.

    Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan,

    serta kewaspadaan terhadap masalah remaja yang bnyak ditemukan.

    Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan

    berprilaku reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya.

    Disamping itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk

    mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam

    menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk melakukan

    hubungan seksual dan penggunaan napza.

    4. Persiapan pra nikah

    Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih

    siap secara mental dan emosional dalam memasuki kehidupan

    berkeluarga.

    5. Kehamilan dan pesalinan.

    Remaja perlu mendapat informasi tentang hal ini, sebagai

    persiapan bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan

    berkeluarga dimasa depan

    G. Bimbingan seks pada remaja

    Pelayanan bimbingan dilaksanakan tidak selalu setelah ditemukan

    masalahnya, melainkan lebih berfungsi untuk pencegahan terjadinya atau

    timbulnya suatu masalah.

    Downing (1968) mengemukakan

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    13/21

    bahwa program bimbingan bukan kegiatan yang asal-asalan saja,

    melainkan :

    1. Mempunyai system, organisasi dan struktur.

    2. Mencakup pelayanan testing, bantuan pemecahan masalah, dan pemberian

    informasi-informasi.

    3. Pelayanan bimbingan baik secara konseptual maupun teknik adalah

    integral dengan dunia pendidikan.

    4. Usaha pengembangan individu adalah tujuan utama dalam kegiatan

    bimbingan.

    5. Realisasi penyesuaian diri adalah pengembangan diri dan individu mampu

    menghadapi serta mengatasi masalah-masalahnya.

    6. Program bimbingan memberikan kesempatan untuk identifikasi dan

    pengembangan potensi-potensi dan bakat-bakat.

    7. Pelayanan bimbingan berusaha memberikan kail bukan memberi ikan,

    artinya bukan membantu memecahkan masalah individu, melainkan

    membantu individu dalam usaha memecahkan masalah.

    8. Bimbingan adalah suatu proses kontinyu, berkelanjutan.

    9. Bimbingan adalah suatu usaha yang terarah dan usaha pencegahan

    terjadinya masalah-masalah yang dapat menghambat perkembangannya.

    H. Bentuk-bentuk informasi yang diberikan pada remaja tentang

    kegiatan seks dapat dilaksanakan antara lain melalui :

    o dialog pribadi

    o dialok berkelompok berkala

    o ceramah berkala

    o diskusi berkala

    o media cetak

    a. Konseling seks pada remaja

    Konseling bertujuan kuratif, yaitu memberikan bantuan untuk

    memecahkan masalah (Blum, Balinsky, 1961). Jadi konseling adalah suatu

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    14/21

    hubungan antara seorang professional dengan seorang atau lebih klien yang

    butuh penerimaan, rasa percaya dan aman.

    Dalam hubungan ini klien belajar menghadapi, mengekspresikan dan

    menguasai perasaan-perasaannya dan pikirannya yang mengganggu yang

    merupakan masalah baginya, mereka mengembangkan keberanian dan

    kepercayaan dirinya u ntuk mengamalkan apa yang mereka peroleh dalam

    konseling ke situasi kehidupan sehari-hari (Ohlsen, 1970).

    Pelayanan konseling dapat dilakukan pribadi atau kelompok. Pada

    umumnya pelayanan konseling kelompok mempunyai beberapa keuntungan

    yaitu lebih efisien dalam arti dalam waktu yang sama dengan konseling secara

    individual dapat membantu sekaligus beberapa orang.

    b. Beberapa hal yang membantu terlaksananya program konseling :

    1. Sudah berjalannya program pelayanan kesehatan usia sekolah.

    2. Tenaga puskesmas, yaitu dokter dan tenaga keperawatan.

    3. Penyelenggaraan program UKS pada sasaran remaja sudah dilaksanakan

    oleh puskesmas dan beberapa kegiatan lainnya, walaupun belum

    terlaksana secara optimal.

    4. Sudah berjalannya beberapa kegiatan dengan sasaran remaja yang

    dilaksanakan oleh LSM.

    c. Pelayanan Konseling Kesehatan Remaja :

    1. Pelayanan konseling kesehatan remaja merupakan bagian dari program

    bina kesehatan usia sekolah yang di arahkan untuk meningkatan kesehatan

    remaja sebagai bagian dari peningkatan peran serta remaja secara aktif

    dalam bidang kesehatan.

    2. Konseling kesehatan remaja dilaksanakan melalui jaringan pelaynan upaya

    kesehatan dasar dan rujukan yang telah ada,sedangkan penanggulangan

    permasalahan psikososial dilaksanakan dengan memperbanyak forum

    konsultasi dan bimbingan kesehatan.

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    15/21

    S O A P

    Seorang remaja putri datang ke sebuah klinik bidan swasta. Ia

    berkonsultasi tentang kehamilannya yang memasuki 2 bulan. Ia bermaksud

    menggugurkan kandungannya karena ia hamil di luar nikah. Ia bercerita bahwa

    pacarnya tidak mau bertanggung jawab, pacarnya menginginkan ia melakukan

    aborsi tetapi ia bingung karena tidak ingin melakukan kesalahan lagi dengan

    menggugurkan kandungannya tersebut. Di lain pihak , ia harus tetap melakukan

    aborsi dengan alasan tidak ingin terjadi masalah, baik di lingkungan keluarga

    maupun lingkungan sosialnya.

    S :

    - Klien ingin melakukan aborsi karena sang pacar tidak mau bertanggung

    jawab

    - Klien merasa takut kepada orang tuanya karena jika orang tuanya tau pasti

    orangtuanya akan marah besar.

    - Klien merasa malu dengan teman-teman dan lingkungan sekitar.

    - Klien belum siap menjadi orang tua.

    - Klien masih ingin meneruskan pendidikannya.

    - Klien masih ingin merasakan masa-masa indahnya remaja.

    O :

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    16/21

    - Klien tampak depresi (murung, menangis).

    - Klien tampak bingung dalam mengambil keputusan.

    - Klien tampak lemah dan tidak memperhatikan penampilannya.

    A:

    - Bidan memberikan informasi mengenai bahayaa aborsi. Yang sudah pasti

    jelas aborsi itu dilarang oleh agama, aborsi juga dapat membawa kita

    berurusan dengan hukum, selain itu aborsi juga dapat mengakibatkan

    kematian jika terjadi perdarahan hebat. Jadi, jangan pernah berpikir untuk

    melakukan aborsi.

    - Memberikan penjelasan kepada klien bahwa orang tua pasti akan marah

    terhadap perbuatan yang di telah dilakukan. Akan tetapi orang tua pasti

    akan menerima bagaimanapun keadaan anaknya jika masalahnya

    dibicarakan secara baik-baik.

    - Memberi support kepada klien agar klien dapat menghadapi masalah

    dengan pikiran yang jernih.

    P :

    - Membantu klien dalam menyelesaikan masalahnya dengan cara

    mendampingi klien untuk berbicara kepada orang tuanya.

    - Mengawasi keadaan klien (kesehatan maupun keadaan jiwanya).

    B. Melibatkan Wanita dalam Mengambil Keputusan

    Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dimana merupakan

    persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan keputusan merupakan tahap terakhir proses

    pemberian persetujuan. Keputusan penolakan wanita terhadap suatu tindakan

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    17/21

    harus di validasikan lagi, apakah karena wanita kurang kompetensi, Jika wanita

    menerima suatu tindakan ia berhak tahu prosedur tindakan.

    Pria berfikir dan mengambil keputusan 80 persen berdasarkan logika,

    sedangkan wanita berfikir dan mengambil keputusan 80 persen berdasarkan

    emosi. Fakta medis menyebutkan, selama menstruasi bulanan dan selama masa

    kehamilan, wanita mengalami perubahan-perubahan fisiologis dan kejiwaan.

    Perubahan seperti itu bisa saja terjadi dalam saat-saat darurat yang mendesak, dan

    karenanya akan mempengaruhi keputusan-keputusannya. Ketegangan yang

    berlebihan selama masa-masa tersebut juga mempunyai akibat-akibat lain.

    Tambah pula, beberapa keputusan tertentu menuntut penggunaan akal pikirang

    yang maksimal dan hanya menuntut penggunaan perasaan secara minimal, suatu

    tuntutan yang tidak sejalan dengan watak kaum wanita.

    Upaya memberikan perhatian kepada masalah hak asasi manusia termasuk

    pula didalamnya hak reproduksi wanita, sangat perlu mensosialisasikan

    pandangan social entitlement yaitu bahwa Negara memiliki kewajiban dan

    tanggung jawab untuk memastikan dihapuskannya diskriminasi terhadap waanita

    dalam rangka menyusun kebijakan kependudukan yang pro terhadap hak

    reproduksi wanita, perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

    1. Wanita harus menjadi subjek bukan objek dari kebijakan pembangunan

    terutama kebijkan pembangunan kependudukan. Wanita dapat membuat

    keputusan yang bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, keluarganya dan

    masyarakat.

    2. Kebijakan kependudukan harus didasarkan pada prinsip penghormatan

    pada intergritas seksual dan kebutuhan anak wanita dan wanita. Wanita

    memiliki hak untuk menentukan kapan, seperti apa, mengapa, dengan

    siapa, dan bagaimana mengungkapkan seksualitasnya.

    3. Semua wanita, tanpa memandang umur, ststus kawin dan kondisi social

    lain memiliki hak atas informasi pelayanan yang diperlukan untuk

    menjalankan hak-han dan tanggung jawab reproduksinya.

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    18/21

    Contoh melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan adalah

    memutuskan untuk mempunyai bayi pada usia 30 tahun, dimana pada usia ini

    biasanya dipandang sebagai titik yang menentukan dalam kehidupan dan

    merupakan saat untuk menilai kehidupan pribadinya.

    Kehamilan yang terlambat mungkin disebabkan oleh alasan-alasan yang

    sangat pribadi, karena seoarang wanita tidak merasa siap. Alasan yang lain

    menunda kedatangan bayi karena ia membaca bahwa segala sesuatu yang

    berhubungan masa keibuan selalu dipenuhi kesedihan, khususnya bagi ibu yang

    tidak bekerja.

    Beberapa pasangan suami istri merindukan anak sejak lama. Mereka

    mencari bantuan medis dengan penyelidikan dan operasi yang lebih rumit, ketika

    usia 30 mulai manampilkan diri.

    Meskipun kehamilan merupakan suatu kebetulan tetapi keputusan untuk

    melanjutkan kehamilan harus merupakan keputusan yang disadari dan dipikirkan

    secara cermat.

    Contoh lain dalam mengambil keputusan yang melibatkan wanita adalah

    dalam memutuskan penggunaan alat kontrasepsi.

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    19/21

    BAB III

    PENUTUP

    1. Kesimpulan

    Kesehatan reproduksi ditekankan bahwa dalam pelaksaan program

    kesehatan reproduksi hendaknya lebih mengutamakan hak-hak reproduksi

    dan tetap mempertimbangkan aspek agama, nilai etika, latar belakang

    budaya dan tidak bertentangan dengan hak asasi manusia yang sifatnya

    universal.

    2. Saran

    Masa remaja merupakan periode transisi darimasa anak ke masadewasa, yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,

    emosional dan social yang berlangsung dalam kehidupan. Untuk itu, para

    remaja disarankan untuk dapat memilih pergaulan yang sehat dan

    mendapatkan informasi tentang pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.

    Untuk kedepannya wanita dapat membuat keputusan yang bertanggung

    jawab untu dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    20/21

    Daftar Pustaka

    http : // www.bkkbn .go.id/gemapria/article-detail.php?artid=88 hak

    Reproduksi Remaja

    http : // manik.web.id/2007/10/08/test-aja html Proses dibalik

    Keputusan Setiap Wanita

    2001. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia

  • 7/28/2019 Asuhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja dan Melibatkan Wanita dalam Pengambilan Keputusan

    21/21