Post on 22-Jun-2015
description
Kurnia Fitri Jamil, dr., M. Kes., Sp. PD – KPTI., FINASIM
Dari kata Yunani artinya mengingat kembali.
Adalah : Cara pemeriksaan yang dilakukan dengan
wawancara baik langsung pada pasien ( Auto
anamnese ) atau pada orang tua atau sumber lain (
Allo anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa
didapatkan dari anamnese.
Untuk mendapatkan keterangan sebanyak-
banyaknya mengenai penyakit pasien
Membantu menegakkan diagnosa sementara.
Ada beberapa penyakit yang sudah dapat
ditegaskan dengan anamnese saja
Menetapkan diagnosa banding
Membantu menentukan penatalaksanaan
selanjutnya
Langkah-langkah Dalam
Pembuatan ANAMNESIS Mula-mula dipastikan identitas pasien dengan lengkap
Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat kemudian ditanya keluhan tambahan
Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien menunjukkan gejala pertama sampai saat dilkuakan anamnesis
Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung dengan penyakit sekarang maupun yang tidak ada kaitannya
Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
Riwayat kelahiran
Riwayat makanan
Riwayat imunisasi
Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Nama Orang tua
Alamat
Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang Tua
Agama dan Suku Bangsa
Riwayat Penyakit
Keluhan utama yiatu : Keluhan yang
menyebabkan pasien dibawa berobat.
Keluhan utama ini tidak harus sejalan
dengan diagnosa utama. Misal :
Seseorang yang tidak bisa berjalan,
ternyata dalam pemeriksaan selanjutnya
menderita tumor ginjal
Riwayat Perjalanan Penyakit Harus disusun secara kronologis, terinci dan jelas mengenai
keadaan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai
dibawa berobat
Bila sudah berobat sebelumnya, ditanyakan kapan, dengan
siapa, serta obat apa yang telah diberikan
Perkembangan penyakit kemungkinan terjadinya komplikasi,
gejala sisa
Pada penyakit menular dikatakan apakah disekitar tempat
tinggal anak ada yang menderita penyakit yang sama
Pada penyakit keturunsn perlu ditanyakan apakah saudara
sedarah ada yang mempunyai penyakit alergi
Ditanyakan keadaan atau penyakit yang mungkin berkaitan
dengan penyakit sekarang. Misal : Penyakit kulit yang
mendahului penyakit ginjal atau infeksi tenggorokan yang
mendahului penyakit jantung
Keluhan dan gejala tambahan ditanyakan secara teliti Perlu diketahui mengenai keluhan / gejala sbb : Lamanya keluhan berlangsung Bagaimana sifat-sifat terjadinya gejala, apakah mendadak, perlahan-lahan, atau terus menerus Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan sifatnya. Menetap, menjalar, menyebar Berat ringannya keluhan. Apakah menetap, bertambah berat atau berkurang Apakah keluhan tersebut baru pertama kali / sudah pernah sebelumnya Apakah terdapat saudara sedarah yang menderita keluhan yang sama
Riwayat Perjalanan Penyakit
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai
dengan penilaian keadaan umum yang
mencakup :
1) Kesan keadaan sakit, termasuk fasies &
posisi pasien
2) Kesadaran
3) Kesan status gizi
1. Kesan Keadaan Sakit
Dinilai apakah sakit ringan, sedang
atau berat
2. Kesadaran
a. Komposmentis
b. Apatik
c. Somnolen
d. Sopor
e. Koma
f. Delirium
Here
Here
3. Status Gizi
a. Secara klinis : Dengan inspeksi dan palpasi, inspeksi lihat proporsi tubhnya kurus/gemuk. Palpasi dengan cara cubit tebal jaringan lemak subcutan
b. Dengan pemeriksaan fisik & antropometris ( BB, TB, Lingkaran lengan atas, tebal lipatan kulit, lingkar kepala, dada & perut )
b. Tanda-tanda Vital
1) Nadi
2) Tekanan darah
3) Pernapasan
4) Suhu
Mukosa kulit / subkutis yang menyeluruh Warna kulit Sianosis Ikterus Kepucatan Ekzema Eritema kulit Kelembapan kulit Turgor kulit Perdarahan kulit : petikei, ekimosis
Bagian-bagian Yang Diperiksa
Kepala
Muka
Mata
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Paru – paru
Jantung
Abdomen
Hati
Limpa
Ginjal
Genitalia Externa
Anus
Ekstremitas
a. Komposmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon
adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan
b. Apatik
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak
acuh terhadap keadaan sekitarnya. Ia akan
memberikan respon yang adekuat bila diberikan
stimulus
c. Somnolen
Yakni takut kesadaran dimana pasien tampak
mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon
terhadap stimulus ringan, tetapi memberikan
respon terhadap stimulus yang agak keras,
kemudian tertidur lagi
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan ataupun
sedang. Tetapi masih memberi sedikit respon
terhadap stimulus yang kuat. Reflek pupil
terhadap cahaya masih (+)
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus
apapun, refleks pupil terhadap cahaya (-). Ini
adalah takut kesadaran yang paling rendah
f. Delirium
Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau,
biasanya disertai disorientasi. Iritatif & halusinasi
1) Nadi
Frekuensi nadi
Irama
Kualitas nadi
Ekualitas nadi (pada keadaan normal
nadi keempat extremitas sama, tapi
koartasi aorta atas lebih kuat dari
bawah )
2) Tekanan darah
Waktu mengukur hendaknya dicatat
apakah waktu duduk, berbaring / tidur
3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan
Irama / keteraturan
Kedalaman
Type / Pola pernafasan
4) Suhu tubuh
Kepala
Bentuk : Normal, hidrocephalus,
mikrosephalus
Rambut ( warna, mudah dicabut / tidak )
UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )
Muka
Simetris
Mongoloid
Paralisis
Mata
Palpebrae ( edema )
Konjunctiva ( anemis )
Sclera ( ikterus )
Pupil : Reflex cahaya ( miosis,
midriasis )
Cornea
Telinga
Bentuk
Liang telinga ( Membrane thympani )
Mastoid
Mulut
Bibir : Kering, sianosis,
simetris
Gigi : Selaput lendir
( stomatitis )
Lidah : papil atrofi
Faring, tonsil, dan
tenggorokan
Leher
Bentuk
Bendungan vena
Trachea ( simetris /
tidak )
Tortikolis
Kelenjar gondok
KGB
Kaku kuduk
Thorax
Inspeksi
Dalam keadaan diam
Dalam keadaan bergerak
Paru – paru
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Hati
Digunakan ujung jari
Digunakan patokan 2 garis, yaitu :
1) Garis yang menghubungkan pusar dengan
titik potong garis mid calvicula kanan dengan
arcus aorta
2) Garis yang menghubungkan pusar dengan
processus kifoideus
Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua
garis ini dinyatakan dengan beberapa bagian
dari kedua garis tersebut. ( 1/3 – ½ ). Harus pula
dicatat : Konsistensi, tepi, permukaan dan
terdapatnya nyeri tekan
Limpa
Pada neonatus : Normal masih teraba sampai 1 – 2 cm
Dibedakan dengan hati yaitu dengan :
1)Limpa seperti lidah menggantung ke bawah
2)Ikut bergeerak pada pernapasan
Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong kearah medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur menurut SCHUFFNER, yaitu : untuk Jarak maximal dari pusar ke garis singgung pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian yang sama. Garis ini diteruskan kebawah sehingga memotong lipat paha. Garis dari pusat kelipat paha pun dibagi 4 bagian yang sama
Limpa yang membesar sampai pusar dinyatakan sebagai S.IV sampai lipat paha S.VIII
Ginjal
Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba,
kecuali pasien neonatus. Dapat diraba dengan
cara Ballotement. Yaitu dengan cara
meletakkan tangan kiri pemeriksa dibagian
posterior tubuh pasien sedemikian rupa,
sehingga jari telunjuk berada di angulus
costovertebralis. Kemudian jari telunjuk ini
menekanorgan keatas. Sementara itu tangan
kanan melakukan palpasi secara dalam dari
anterior dan akan merasakan organ tersebut
menyentuh
Genitalia Externa
Pada Pria
-Ukuran, bentuk penis dan testis
Apakah ada : Hipospadia, epispodia,
pseudohermaphrodit
Pada Wanita :
Bayi kurang bulan labium minora & klitoris
lebih menonjol
Anus
Pemeriksan Colok dubur terutama pada
bayi baru lahir
Ekstremitas
Simetris
Kelainan kongenital
Edema
Dalam keadaan diam
Bentuk : Normal, simetris, barrel
chest ( cembung ), pigeon chest /
dada burung )
Retraksi : Suprasternal,
intercostales, substernal
Kulit : Emfisema subcutis
Sela iga melebar / tidak
Dalam keadaan bergerak
Normal
Cheyne – Stokes
Cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernafasan yang lambat dan dangkal. Diakhiri apnoe beberapa saat. Normal terdapat bayi premature.
1)Kussmaul : Cepat & dalam Pada asidosis metabolic
2)Biot : Sama sekali tidak teratur ( kadang lambat, kadang cepat, dalam, dangkal, kadang apnoe ). Pada penyakit SSP ( encephalitis )
Tonsil
Periksa: ukuran, warna, kelainan
normal: T1-T1, bila setelah diangkat T0-
T0
Peradangan tonsil membesar, merah,
mungkin ada detritus
Pharynx
Periksa warna, kelainan peradangan,
merah dengan bercak-bercak kotoran
(detritus) difteri, seperti membrane putih
kelabu yang melekat erat (sulit dilepaskan
dari dinding pharynx dan mudah berdarah.
Palpasi
Telapak tangan diletakkan datar pada dada & meraba dengan telapak tangan dan ujung jari. Dinilai : fremitus suara ( waktu anak menangis / disuruh mengatakan “ tujuh-tujuh”
Normal akan teraba gerakan yang sama pada kedua telapak tangan
Meninggi bila ada konsolidasi ( pneumonia )
Berkurang bila ada obstruksi jalan napas ( atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura )
Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya udara dibawah jaringan kulit
Perkusi
Normal : Sonor
Redup : Tidak ada udara misal pada tunor
yang luas pada paru
Hypersonor : Udara lebih banyak dapat
padat misal pada emfisema, pnemothorax
Thympani : Pada hernia diphragmatika
Auskultasi
Pada paru – paru
didengarkan
suara : napas
dasar dan napas
tambahan
Perkusi
Menentukan besar dan batas jantung secara kasar
Normal :
Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri
Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal
kanan
Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula
kiri
Perkusi dilakukan pada sela iga ketiga, keempat
dan kelima dari garis aksilaris anterior kiri ke garis
aksilaris anterior kanan. Biasanya ada perubahan
dari perkusi dari sonor ke redup kira-kira 6 cm
disebelah lateral kiri sternum. Redup ini disebabkan
adanya jantung.
Suara Napas Dasar
Suara nafas vesikuler : Adalah suara
nafas normal, dimana suara inspirasi lebih
keras dan panjang dari ekspirasi
Suara nafas bronkhial : Inspirasi keras
yang disusul oleh ekspirasi yang lenih
keras. Hanya ada didaerah parasternal
atas dada sepad dan interscapular
belakang
Suara napas tambahan
Ronki Basah
Ronki Kering
Wheezing ( Mengi )
Krepitasi - Suara membukanya alveoli ( pnemonia Lobaris )
Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural : Pada pleuritis )
Sukusio Hippocrates
Kalau dada digerak-gerakkan terdengar suara kocokan : Pada seropneumothorax
Inspeksi
Pericordial bulging ( ada pembesaran
ventrikel kanan )
Iktuscordis ( Sela iga V garis
midclavicula kiri )
Palpasi
Iktus cordis dapat diraba dengan
palpasi, kuat angkat, luas serta
frekuensi dan kualitas
Getaran ( Thrill ) : Terdapat kelainan
katup
Auskultasi a. Lokasi - Iktus cordis : pada sela iga V garis
midclavicula kiri ( katup mitral ) b. P : Sela iga II kiri sternum c. A : Sela iga II kanan sternum d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah e. M : Dari apeks - Menentukan bungi jantung : BJ I. BJ
II -BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup
mitral dan trikuspid -BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup
aorta dan pulmonal -Intensitas pada kualitas BJ -BJ III dan BJ IV -Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe )
yang menunjukkan adanya kegagalan jantung
Inspeksi
Datar, cembung, tegang atau cekung
Simetris
Umbilikus ( hernia )
Gambaran vena
Palpasi
Dilakukan dengan
seluruh jari tangan
Lokasi nyeri tidak selalu
berhubungan dengan
kelainan organ di daerah
tersebut
Ketegangan otot perut
( Defence muskular )
terjadi pada peradangan
alat dalam abdomen
Ronki Basah
Suara nafas tambahan berupa vibrasi
terputus-putus akibat getaran yang terjadi
karena cairan dalam jalan nafas dilalui
oleh udara. Dapat berupa :
Ronki basah halus : Dari duktus alveolus,
bronkiolus dan bronchus halus
Ronki basah sedang : Dari bronchus kecil
dan sedang
Ronki basah kasar : Dari bronchus diluar
jaringan paru
Wheezing ( Mengi )
Jenis ronki kering yang terdengar lebih
sonor. Wheezing pada fase
inspirasi : Obstruksi saluran nafas bagian
atas : Edema laryng atau benda asing.
Wheezing pada fase ekspirasi : Obstruksi
saluran nafas bagian bawah : asma
bronkhiolitis
Ronki Kering
Suara kontinu yang terjadi oleh karena
udara melalui jalan nafas yang menyempit
baik akibat faktor intraluminar ( Spasme
bronchus, edema, lendir, benda asing )
maupun extraluminar ( desakan olleh
tumor ) lebih jelas pada fase ekspirasi
Kelainan Bentuk Toraks
Pectus Carinatum (pigeon chest) Pectus Excavatum
Pemeriksaan Ekspansi Paru
(palpasi dinamis)
Pemeriksaaan Ekpansi Paru Dinding Toraks Anterior & Posterior
THANK
YOU...!!!