Post on 06-Mar-2019
ANALISIS TINGKAT PROFITABILITAS PRODUK PEMBIAYAAN
KPR IB DENGAN AKAD MURABAHAH
(STUDI KASUS PADA PT BANK BNI SYARIAH)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
DIMAS AULIANTORO
(1113046000032)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
v
ABSTRACT
Dimas Auliantoro, 1113046000032, Analysis of Profit Rate of KPR iB Financing
Products with Akad Murabahah (Case Study of BNI Syariah Bank). Sharia
Economic Studies Program, Faculty of Economics and Business, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2017.
This study aims to analyze the Profit Rate of KPR iB Financing Products with
Murabahah Akad. Data used in this research is primary data obtained from
interview with Bank BNI Syariah and secondary data obtained from BNI Syariah
Bank Financial Report that has been published. The method of analysis used in
this research is descriptive. Sample in this research is Sharia bank using
Murabahah contract in product of KPR iB financing that is Bank BNI Sharia. The
results of this study show that the profit level of Bank BNI Sharia in 2012 to 2016
has increased every year. The results of this study also explain the factors that
affect the increase in profit BNI Syariah Bank has 3 factors, namely the Customer,
Distribution of Financing and Marjin. In addition, this study discusses the
Mechanism of KPR iB Financing Products with Akad Murabahah, Reason Bank
BNI Sharia Offers Financing Products with Murabahah contract and Customer
Response to KPR iB Financing Products with Murabahah Akad.
Keywords: KPR iB Financing Products, Profit Level, and Murabahah
vi
ABSTRAK
Dimas Auliantoro, 1113046000032, Analisis Tingkat Profit Produk Pembiayaan
KPR iB dengan Akad Murabahah (Studi Kasus Bank BNI Syariah). Program
Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Tingkat Profit Produk Pembiayaan
KPR iB dengan Akad Murabahah. Data yang digunakan dalam penelitiam ini
adalah data primer yang diperolah dari hasil wawancara dengan pihak Bank BNI
Syariah dan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan Bank BNI
Syariah yang telah dipublikasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah bank Syariah
menggunakan akad Murabahah dalam produk pembiayaan KPR iB yaitu Bank
BNI Syariah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat profit Bank BNI
Syariah pada tahun 2012 sampai 2016 mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Hasil penelitian ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
meningkatnya profit Bank BNI Syariah mempunyai 3 faktor, yaitu Nasabah,
Penyaluran Pembiayaan dan Marjin. Selain itu penelitian ini membahas tentang
Mekanisme Produk Pembiayaan KPR iB dengan Akad Murabahah, Alasan Bank
BNI Syariah Menawarkan Produk Pembiayaan dengan akad Murabahah dan
Respon Nasabah Terhadap Produk Pembiayaan KPR iB dengan Akad
Murabahah.
Kata kunci : Produk Pembiayaan KPR iB, Tingkat Profit, dan Murabahah.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia, rahmat,
ridho, dan dukungan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi dengan judul Profitabilitas Produk Pembiayaan KPR iB dengan
Akad Murabahah (Studi Kasus Bank BNI Syariah) ini merupakan prasyarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan,
dukungan, bimbingan, saran, petunjuk, serta dorongan, baik secara moril maupun
spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada MA, selaku Rektor Universitas Islam
NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah
dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak A.M Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Prodi Muamalat dan Bapak
Abdurrauf, M.A., selaku Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan arahan dan membantu penulis secara tidak langsung dalam
menyelesaikan skripsi ini.
viii
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku ketua Prodi Ekonomi Syariah
dan Ibu RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan dan membantu
penulis secara tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak A.M Hasan Ali, M.A selaku Dosen Pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu dan kesabarannya dalam membimbing penulis
mengerjakan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Noryamin Aini, MA selaku Dosen Penasehat Akademik.
8. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik.
9. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat untuk penulis.
10. Seluruh staf akademik dan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Kedua orang tua, Bapak Yeri Yuswantoro dan Ibu Suyati, kakak Rafli
Andre serta keluarga besar penulis yang berkat dukungan, arahan,
motivasi dan doanya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Meiry Kurnia Utami, yang selalu setia menemani, menyemangati, dan
membantu penulis dalam proses pembuatan naskah skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat selama masa kuliah, Zaki Mubarak, Muhammad Yasser,
Emir Ramadhan, Reza Irsal, dan Diki Ardian yang senantiasa saling
mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan skripsi masing-masing.
14. Keluarga besar Muamalat angkatan 2013 yang telah bersama-sama
berjuang dari awal masuk kuliah hingga akhir kuliah.
15. Teman-teman Genesist yang selalu menghibur dan memberi semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
16. Teman-teman Pohon Ceri yang selalu menghibur dan bermain futsal untuk
menghilangkan rasa lelah selama mengerjakan skripsi ini.
17. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
atas segala bantuannya kepada penulis.
ix
Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis memohon maaf dan pengertian sebesar-
besarnya apabila terdapat kekeliruan, kesalahan, ataupun segala kekurangan
dalam penulisan skripsi ini, baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat untuk orang yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Maret 2018
Penulis
Dimas Auliantoro
x
DAFTAR ISI
ABSTRACT ............................................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6
C. Rumusan dan Batasan Masalah ................................................................ 6
D. Tujuan dan Manfaat Kajian ...................................................................... 7
E. Review Studi Terdahulu ........................................................................... 8
F. Kerangka Teori dan Konseptual ............................................................. 12
G. Metode Penelitian ................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 18
A. Bank Syariah .......................................................................................... 18
1. Pengertian Bank Syariah ........................................................................ 18
2. Lembaga Perbankan Syariah .................................................................. 18
3. Tujuan Bank Syariah .............................................................................. 19
4. Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Syariah ................................... 19
B. Profitabilitas ........................................................................................... 22
1. Pengertian Profitabilitas ......................................................................... 22
2. Manfaat Profitabilitas ............................................................................. 23
xi
3. Sumber Profitabilitas .............................................................................. 23
4. Penetapan Marjin Keuntungan ............................................................... 24
C. Pembiayaan KPR Syariah ...................................................................... 27
1. Pengertian Pembiayaan KPR Syariah .................................................... 27
2. Tujuan Pembiayaan ................................................................................ 27
3. Unsur-unsur Pembiayaan ....................................................................... 29
4. Jenis Pembiayaan ................................................................................... 30
D. Akad ....................................................................................................... 31
1. Pengertian Akad ..................................................................................... 31
2. Dasar Hukum Akad ................................................................................ 32
3. Rukun-rukun Akad ................................................................................. 32
E. Murabahah ............................................................................................. 32
1. Pengertian Murabahah ........................................................................... 32
2. Landasan Hukum Akad Murabahah ...................................................... 34
3. Rukun dan Syarat Murabahah ............................................................... 35
4. Prinsip dan Ketentuan Khusus Murabahah ........................................... 36
5. Karakteristik Murabahah ....................................................................... 37
6. Mekanisme Pembiayaan KPR iB dengan Akad Murabahah di Perbankan
Syariah ........................................................................................................... 39
7. Manfaat dan Resiko Murabahah ............................................................ 39
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 41
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 41
B. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 43
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 43
D. Data dan Sumber Data ............................................................................ 54
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 56
F. Analisis Data .......................................................................................... 56
G. Tahapan Penelitian ................................................................................. 57
xii
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ...................................................... 58
A. Tingkat Profit Pada Pembiayaan KPR iB Dengan Akad Murabahah .......... 58
B. Faktor-faktor Yang Membuat Profitabilitas Produk KPR iB dengan Akad
Murabahah Meningkat ...................................................................................... 64
C. Mekanisme Pembiayaan KPR iB Menggunakan Akad Murabahah ............ 67
D. Dasar Bank BNI Syariah Dalam Menawarkan Produk KPR iB Dengan Akad
Murabahah ........................................................................................................ 69
E. Respon Nasabah Terhadap Produk KPR iB Dengan Akad Murabahah....... 70
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 72
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 72
5.2 Saran ............................................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
LAMPIRAN ......................................................................................................... 78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tingkat Profit Murabahah ................................................................ 60
Tabel 4.2 Tingkat Profit Murabahah BNI Syariah dan Seluruh BUS .............. 61
Tabel 4.3 total pembiayaan Murabahah ........................................................... 63
Tabel 4.4 total pembiayaan dan profit Murabahah BNI Syariah ...................... 65
Tabel 4.5 total pembiayaan Murabahah BNI Syariah ...................................... 70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Tingkat Profit Pembiayaan KPR iB Akad Murabahah ................. 5
Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah .................................................. 399
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank BNI Syariah ....................................... 499
Gambar 4.1 Tingkat Profit Pembiayaan KPR iB dengan Akad Murabahah ..... 60
Gambar 4.2 Perbandingan Tingkat Profit BNI Syariah dan seluruh BUS ........ 62
Gambar 4.3 Total Pembiayaan Murabahah BNI Syariah dan Seluruh BUS ..... 63
Gambar 4.4 Skema Pembiayaan Murabahah .................................................... 68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara .......................................................................... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupannya, setiap masyarakat memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi. Baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya
masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.1
Oleh karenanya, dalam perkembangan perekonomian masyarakat yang
semakin meningkat, munculah jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh
lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank. Lembaga
keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,
menghimpun dana, menyalurkan dana, atau kedua-duanya.2
Rumah merupakan cerminan dari pribadi manusianya, baik itu secara
perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan
lingkungan alamnya. Permasalahan perumahan dan permukiman merupakan
sebuah isu utama yang selalu mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Hal
tersebut menjadi isu utama yang selalu menjadi perbincangan dari dulu hingga
sekarang. Permasalahan perumahan dan permukiman merupakan sebuah
permasalahan yang berlanjut dan bahkan akan terus meningkat, seirama
dengan pertumbuhan penduduk, dinamika kependudukan, dan tuntutan-
tuntutan sosial ekonomi yang makin berkembang. Keinginan memiliki rumah
merupakan keinginan masyarakat.
Pada tahun 1998 di masa krisis ekonomi industri properti mengalami
penurunan, yang ditengarai dengan adanya pola pembiayaan dalam suatu
industri properti dimana suatu peran perbankan menjadi relatif berkurang.
Tetapi pada tahun 2000 setelah terjadinya masa krisis, industri properti
1Alimul Hidayat, A.Aziz. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, (Jakarta: Salemba Medika, 2011), hlm.46 2Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2012),
hlm. 3
2
mengalami proses pemulihan dan mengalami peningkatan pesat sehingga
sampai tahun 2004 telah mencapai kapitalisasi Rp 66,18 triliun dan Rp 9,88
triliun pada tahun 2000 atau meningkat sekitar 570% dalam selang waktu 4
tahun.3
UU RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman menyatakan pada Pasal 1 bahwa yang dimaksud rumah adalah
bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni,
sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta
aset bagi pemiliknya. Sedangkan perumahan adalah kumpulan rumah sebagai
bagian dari permukiman, baik di kota maupun di desa, yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan
rumah yang layak huni.4
Meskipun begitu, usaha untuk mendapatkan rumah saat ini bukan hal yang
mudah. Jumlah lahan yang makin terbatas membuat harga rumah menjadi
makin mahal dan sulit terjangkau bagi kalangan masyarakat dengan
pendapatan rata-rata pada batas upah minimum regional atau di bawah upah
minimum regional. Jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,3%
dari 285 juta jiwa pertahun. Disisi lain, jumlah pembangunan rumah di
Indonesia sebesar 1% pertahun dari 54 juta unit rumah yang sudah tersedia.
Dengan begitu angka backlog di Indonesia tahun 2016 sebesar 11,4 juta
kepala keluarga.5
Karena itu, usaha untuk mendapatkan rumah saat ini tidak hanya
dilakukan secara tunai, tetapi juga dilakukan secara tidak tunai dengan
kegiatan pembiayaan. Sehingga permintaan atas kepemilikan rumah dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan.
3Wuryandani, G., M. J. Hermanto, dan R. Prasetya. 2010. Perilaku Pembiayaan Dalam
Industri Properti. Hlm.15
4UU RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman diakses
pada 5 September 2017 pukul 19.00. 5 www.bps.go.id, diakses pada 28 Maret 2018 pukul 19.00
3
Dengan semakin meningkatnya permintaan atas pemilikan rumah,
perbankan membuka sebuah layanan pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan
Rumah). KPR merupakan salah satu jenis layanan yang diberikan oleh bank
kepada para Nasabah yang berharap mendapatkan pelayanan untuk
mendapatkan pinjaman dalam pembelian rumah secara kredit. Salah satu
pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) yang dikeluarkan oleh bank syariah
adalah KPR Griya Ib Hasanah dari Bank BNI Syariah dengan akad
Murabahah.6
Dalam UU RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Pasal 1
angka 7 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bahwa bank
syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah..7
Murabahah adalah pembiayaan jual beli antara penjual dan pembeli
berdasarkan harga pokok barang, harga asli penjualan barang diketahui oleh
pembeli dan marjin keuntungan yang didapatkan oleh bank diketahui juga
oleh pembeli, dan disepakati oleh keduanya.8 Penggunaan akad Murabahah
lebih diperuntukan untuk pembiayaan investasi dan konsumsi. Dalam
pembiayaan konsusmsi, akad Murabahah sangat sesuai karena barang yang
menjadi milik Nasabah bisa di investasikan kedepannya.
Sedangkan didalam Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) Murabahah
yaitu pihak bank membeli barang yang diperlukan Nasabah atas nama bank,
dan bank kemudian menjual barang tersebut kepada Nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga beli ditambah keuntungannya.9
6Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2009, hal. 75 7 Ismail, Perbankan Syariah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm.30
8 Adiwarman A. Karim, “Bank Islam (analisis fiqih keuangan)” (Jakarta: Rajgrafindo
Persada, 2013) hal : 13. 9 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah,
diakses pada 5 september 2017 pukul 19.30.
4
Barang yang boleh digunakan sebagai objek jual beli antara lain:10
1. Rumah.
2. Kendaraan bermotor atau alat transportasi.
3. Pembelian alat-alat industri.
4. Pembelian pabrik, gudang dan aset tetap lainnya.
5. Pembelian aset yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
KPR Griya Ib Hasanah adalah produk pembiayaan Bank BNI Syariah
yang membantu untuk memiliki rumah (ready stock/bekas), apartemen, ruko,
rukan, kios maupun pengalihan take-over KPR dari bank lain. Pembiayaan
Rumah Indent, Pembangunan dan Renovasi.11 KPR Griya Ib Hasanah
bertujuan untuk memfasilitasi Nasabah dalam memiliki rumah berdasarkan
prinsip-prinsip syariah, jadi KPR Griya Ib Hasanah adalah KPR Syariah.
Dalam sistem pembiayaan KPR Griya Ib Hasanah, bank sebagai penyedia
dana untuk merealisasikan apa yang dibutuhkan Nasabah untuk kepemilikan
rumah. Dalam hal ini biasanya Nasabah yang mencari rumah yang diinginkan
dan bank yang membeli rumah tersebut kepada developer atau bank dan
Nasabah bersama-sama membeli rumah tersebut kepada developer.
Berikut merupakan diagram tingkat profit Pembiayaan KPR iB dengan
akad Murabahah di Bank BNI Syariah dari tahun 2012-2016 :
10 Ismail, Perbankan Syariah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm.141
11http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-kpr-syariah diakses pada 14 Agustus
2017 pukul 20.45
5
Gambar 1.1 : Tingkat Profit Pembiayaan KPR iB Akad Murabahah12
Berdasarkan diagram tersebut, persentase pembiayaan KPR iB dengan akad
Murabahah selalu terjadi peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2012 sampai
tahun 2016 .
Dengan akad Murabahah dalam pembiayaan KPR iB ini memudahkan
masyarakat untuk memiliki rumah dan juga akan memberikan keuntungan
untuk mereka.
Dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang
dibuat oleh penulis ini sangat berbeda. Karena dalam penelitian-penelitian
sebelumnya, mayoritas hanya membahas tentang implementasi akad
Murabahah pada produk pembiayaan KPR iB. Sedangkan yang penulis susun
adalah tentang analisis tingkat profit pada produk pembiayaan KPR iB dengan
akad Murabahah.
12http://www.bnisyariah.co.id/laporan-keuangan diakses pada 2 September 2017 pukul
12.30.
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Grafik Tingkat Profit Pembiayaan KPR iB dengan Akad
Murabahah di BNI Syariah
6
Dengan begitu, tujuan penulisan ini untuk menganalisis tingkat profit akad
Murabahah pada produk pembiayaan KPR iB di Bank BNI Syariah.
Oleh karena itu penulis berusaha membahas kajian tersebut dengan tema
“ANALISIS TINGKAT PROFITABILITAS PRODUK
PEMBIAYAAN KPR iB DENGAN AKAD MURABAHAH (Studi
Kasus Bank BNI Syariah)”
B. Identifikasi Masalah
1. Pembiayaan Murabahah menjadi salah satu alternatif pembiayaan
Bank Syariah dalam mengembangkan produk pembiayaan.
2. Pembiayaan Murabahah membuat masyarakat lebih sejahtera.
3. Dengan adanya pembiayaan Murabahah bisa menjadi salah satu opsi
masyarakat untuk memiliki rumah.
4. Pembiayaan Murabahah bisa menjadi salah satu alternatif masyarakat
agar lebih mudah mudah mengangsur dan tidak terbebani oleh bunga.
C. Rumusan dan Batasan Masalah
Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari
pembahasan yang menyimpang dari tujuan penulisan, maka skripsi ini perlu
dibatasi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat profit pada pembiyaan KPRib dengan akad
Murabahah?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas produk
pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah?
3. Bagaimana mekanisme pembiayan KPRib menggunakan akad
Murabahah?
7
Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan
mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang
diangkat perlu dibatasi. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri untuk profit
yang diteliti hanya tahun 2012-2016 saja.
D. Tujuan dan Manfaat Kajian
1. Tinjauan Penulisan
a. Untuk menjelaskan tingkat profit yang memberikan keuntungan
lebih besar terhadap bank syariah.
b. Untuk menjelaskan bagaimana sistem dan pola pembiayaan KPRib
menggunakan akad Murabahah.
2. Manfaat Kajian
a. Manfaat Akademis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
para akademisi baik penulis maupun akademisi selanjutnya, agar
dapat menjadi acuan di bidang pengembangan jasa keuangan
syariah maupun sebagai bahan acuan dalam pengembangan
penelitian selanjutnya tentang aspek kesyariahan bagi
pengembangan produk-produk jasa keuangan syariah.
b. Bagi Praktisi
Hasil pembahasan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
pemikiran dalam pengimplementasian produk, pengembangan
produk, maupun optimalisasi produk yang tetap memperhatikan
prinsip syariah.
c. Bagi Masyarakat
Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat terkait unsur-unsur yang harus dipenuhi suatu produk
dapat dikatakan syariah, serta sebagai bahan referensi masyarakat
untuk dapat memilih produk keuangan.
8
E. Review Studi Terdahulu
Penulis berusaha mencari, membaca dan mepelajari penelitian terdahulu
yang terkait dengan materi penelitian yang akan penulis ambil untuk dapat
menjadi acuan, untuk membandingkan, maupun menyempurnakan penelitian
terdahulu dalam beberapa literatur yang penulis dapatkan yang ada kaitannya
dengan penulisan kajian ini yaitu sebagai berikut :
1. Judul Jurnal : Analisa Perbandingan Pembiayaan Hunian Syariah
dengan Akad Murabahah dan Musyarakah Mutanaqisah pada Bank
Muamalat Surabaya
Identitas : Eva Rosyida, FakultasEkonomi, Ilmu Ekonomi, Vol.2,
No.2, 2012
Kesimpulan :Dalam memberikan layanan produk pembiayaan hunian
syariah Bank Muamalat memberikan pilihan dua akad yaitu akad
Murabahah dan Musyarkah. Dalam akad Murabahah, bank
memberikan terlebih dahulu rumah yang Nasabah inginkan setelah itu
Nasabah akan membayar angsuran setiap bulannya kepada bank sesuai
dengan nominal yang telah disepakati. Sedangkan akad musyarakah
(Kerjasama sewa) merupakan kerjasama kongsi dimana Nasabah harus
membayar kepada bank sebesar porsi yang dimiliki oleh bank. Bagi
hasil yang diterima oleh pihak bank diakui sebagai pendapatan bank,
sedangkan bagi hasil yang diterima oleh Nasabah digunakan oleh
Nasabah untuk mengambil alih porsikepemilikan bank secara bertahap
setiap bulannya, sehingga dalam jangka waktu yang telah disepakati
antara pihak Nasabah dengan pihak bank secara bersama pada
akhirnya saat jatuh tempo sewa maka rumah telah sepenuhnya 100%
menjadi milik Nasabah.
Pembeda : Penelitian ini tidak menjelaskan mengenai tingkat
profitabilitas akad Murabahah. Peneliti hanya membandingkan dan
9
menjelaskan bagaimana pengaplikasian akad Murabahah dan
Musyarakah dalam Pembiayaan KPR di Bank Muamalat.
2. Judul Jurnal : Perjanjian Pembiayaan Hunian Syariah Dengan Akad
Murabahah dan Musyarakah Pada PT Bank Muamalat, TBK Cabang
Jambi
Identitas : Syarifa Mahila, Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Batanghari Jambi, Vol.14,
No.4, 2014
Kesimpulan :
• Bank Muamalat Indonesia memberikan sistem pemilikan rumah
alternatif bagi masyarakat di Indonesia, dengan menerbitkan
produk KPR yang sesuai dengan prinsip syariah yang tidak
diskriminatif dan memberatkan Nasabah, yang diberi nama
Pembiayaan Hunian Syariah ( PHS ), dengan pilihan akad
Murabahah ( jual beli dengan tambahan marjin) dan Musyarakah(
kerjasama sewa ). Murabahah merupakan pembiayaan untuk
pembelian barang dengan spesifikasi tertentu yang menggunakan
akad jual beli. Bank akan membeli barang yang dibutuhkan
Nasabah dan menjualnya dengan marjin keuntungan yang telah
ditetapkan sebelum transaksi. Sedang pembayarannya dilakukan
dengan cara mengangsur sesuai jangka waktu yang disepakati.
Jangka waktu maksimal untuk pembiayaan Murabahah adalah 5
tahun. Akad Musyarakahmenekankan pada penggunaan akad jual
beli dengan syirkah dan pengurangan salah satu bagian (porsi)
syirkah dengan sewa.
• Dalam pelaksanaan perjanjian hunian syariah juga terdapat kendala
yaitu Kadang Nasabah tidak lengkap memberikan data, sehingga
mempengaruhi waktu untuk memperoses akad. Sementara
10
kelengkapan sangat menentukan untuk pelaksanaan akad. Untuk
melengkapi data Nasabah butuh waktu lagi, sehingga pelaksanaan
akad menjadi tertunda, Dalam proses internal bank sendiri juga
dapat mempengaruhi kelancaran proses pelaksanaan akad
pembiayaan hunian syariah ini. Kadang antara marketing dengan
bagian akad kurang koordinasi sehingga proses akad menjadi
lambat, Dalam proses internal bank sendiri juga dapat
mempengaruhi kelancaran proses pelaksanaan akad pembiayaan
hunian syariah ini. Kadang antara marketing dengan bagian akad
kurang koordinasi sehingga proses akad menjadi lambat.
Pembeda : Peneliti hanya terbatas pada pembahasan mengenai
perjanjian pembiayaan hunian syariah dengan akad Murabahah,
sedangkan skripsi ini lebih membahas tingkat profitabilitas akad
Murabahah dalam pembiayaan KPR iB.
3. Judul Jurnal : Implementasi Akad Musyarakah pada Pembiayaan
Kepemilikan Rumah di Bank Muamalat Lumajang
Identitas : Putri Kamilatur Rohmi Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Syarifuddin, Vol.4,
No.1, 2015.
Kesimpulan :akad musyarakah mutanaqishah dijadikan sebuah konsep
dalam pembiayaan perbankan syariah, yaitu kerjasama antara bank
syariah dengan Nasabah untuk pengadaan atau pembelian suatu barang
yang mana asset barang tersebut jadi milik bersama. Adapun besaran
kepemilikan dapat ditentukan sesuai dengan sejumlah modal atau dana
yang disertakan dalam kontrak kerjasama tersebut. Selanjutnya pihak
Nasabah akan membayar (mengangsur) sejumlah modal atau dana
yang dimiliki oleh bank syariah. Jumlah modal bank syariah semakin
lama semakin kecil, berbanding terbalik dengan jumlah modal
Nasabah yang semakin bertambah karena pembayaran angsuran pada
11
setiap bulan. Pada akhir masa pembiayaan, jumlah modal bank telah
diambil alih 100% oleh Nasabah sehingga kepemilikan atas rumah
dialihkan menjadi atas nama Nasabah.
Pembeda : Peneliti hanya membahas bagaimana implementasi
pembiayaan KPR hanya dengan akad Musyarakah. Sedangkan skripsi
ini membahas tentang tingkat profitabilitas pembiayaan KPR iB
dengan akad Murabahah.
4. Judul Skripsi : Analisis Sistem Penerapan Profit Selling Pada Akad
Murabahah dan Musyarakah dalam Menyalurkan Kredit Pemilikan
Rumah
Identitas : Yossi Fitrah Amalia, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Uiversitas Islam Negri Malang.
Kesimpulan : Baik pada Murabahah maupun Musyarakah
Mutanaqisah yang di dalamnya mengandung ijarah, pihak bank selalu
memperhitungkan profitnya secara marjin. Istilah marjin adalah
keuntungan persentasi tertentu yang ditetapkan pertahun, perhitungan
marjin harian, maka jumlah hari dalam setahun adalah 360 hari,
perhitungan marjin harian, maka setahun ditetapkan 12 bulan.Profit
sellingatau keuntungan dari penjualan barang merupakan cara mudah
pihak bank syari’ah dalam transaksi penyaluran uang kepada para
Nasabah. Dengan metode analisis marjin pada profit mekanisme pasar,
bank akan menentukan persentasi keuntungan saat ia melakukan akad
jual beli kepada para Nasabah. Selisih antara harga beli dan harga jual
merupakan profit selling bank syari’ah.
Pembeda : Peneliti membahas tentang sistem penerapan profit and loss
sharing pada akad Murabahah dan Musyarakah Mutanaqisah.
Sedangkan skripsi ini membahas tentang tingkat profitabilitas akad
Murabahah.
12
F. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Untuk memudahkan penulis ada beberapa yang harus penulis jelaskan
mengenai Pembiayaan KPR iB dengan menggunakan akad Murabahah.
Murabahah merupakan salah satu dari bentuk jual beli amanah. Akad
Murabahah biasa dikenal dengan Bai’ al-Murabahah yaitu jual beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al-
Murabahah, penjual (dalam hal ini adalah bank) harus memberi tahu harga
produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya yang juga harus diketahui oleh Nasabah dan harus disepakati
oleh Bank dan Nasabah.13 Murabahah merupakan salah satu konsep Islam
dalam melakukan jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh bank-
bank dan lembaga-lembaga keuangan Islam untuk pembiayaan modal kerja,
dan pembiayaan perdagangan para Nasabahnya.14
13M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: Alfabeta,
2012, h. 43-44 14Djuwaini, Dimyauddin, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.
Hlm. 42
13
2. Kerangka Konsep
Analisis Tingkat Profit Pada Pembiayaan KPRib
dengan akad Murabahah
PT Bank BNI Syariah Menjadi Objek Studi
Utama dalam Penelitian.
Pembiayaan KPRib
Akad Murabahah
Metode Wawancara
Kesimpulan Hasil dan Saran
Bank
14
G. Metode Penelitian
Dalam rangka mendukung kajian ini, untuk mempelajari suatu masalah
dan menemukan prinsip-prinsip umum dengan menggunakan metode yang
obyektif,15 untuk mengungkap fenomena dan menjawab rumusan masalah
yang telah diuraikan maka penulis akan menguraikan metodologi penelitian
yang digunakan dalam penulisan skipsi ini yaitu:
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan kajiannya, penelitian ini adalah penelitian lapangan
(fieldresearch), yakni penelitian yang dilakukan di lapangan atau pada
objek. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.16 Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif.
Deskriptif yang berarti data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,
dan bukan angka-angka.17 Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana tingkat profit pada produk pembiayaan KPR iB dengan akad
Murabahah di Bank BNI Syariah.
2. Sumber dan Jenis Data
Data adalah serangkaian informasi verbal dan nonverbal yang
disampaikan informan kepada peneliti untuk menjelaskan perilaku ataupun
15Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Remaja
Rusdakarya, 1995) hlm 55 16Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,
2010, hal. 6.
17Ibid hal. 11.
15
peristiwa yang sedang menjadi fokus penelitian.18Sumber data di dalam
penelitian merupakan faktor yang sangat penting, karena sumber data akan
menyangkut kualitas dari hasil penelitian.19 Dalam penelitian ini sumber
data meliputi sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi. Data
primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian.20
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh secara
tidak langsung dari obyek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri
atas: struktur organisasi, data kearsipan, dokumen, laporan-laporan
serta buku-buku dan lain sebagainya yang berkenaan dengan penelitian
ini.21
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Riset Kepustakaan, riset ini dimaksudkan untuk mendapatkan
acuan teori dalam melengkapi data yang ada. Dengan cara
membaca buku-buku, mempelajari literature dan catatan, yang
sesuai dengan masalah yang dibahas, agar yang diperoleh benar-
benar memiliki landasan teori dan acuan yang jelas.
b. Riset lapangan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer
penelitian sebagai teknik pengumpulan data utama dalam hasil
penelitian kelak yaitu dengan melakukan wawancara terlibat
dengan cara mengumpulkan dokumen atau arsip-arsip yang
18Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
Jakarta: Erlangga, 2009, hal. 84.
19Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010, hal. 79
20Ibid. 21Ibid.
16
memuat garis besar data yang akan dicari dan berkaitan dengan
judul penelitian. Dalam hal ini data yang dicari adalah data tentang
laporan keuangan PT BNI Syariah tahun 2012-2016 serta hasil
wawancara terhadap bagian pembiayaan PT Bank BNI Syariah
mengenai rincian legkap mekanisme Murabahah dalam
pembiayaan KPRib pada bank syariah tersebut.
c. Studi Dokumentasi yakni mencari data-data pendukung mengenai
hal-hal atau variabel yang telah dipublikasi baik oleh perusahaan
terkait maupun sumber lain yaitu berupa catatan, transkrip, buku,
laporan tahunan perusahaan, surat kabar, majalah, notulen rapat,
agenda, dan sebagainya.
4. Teknik Analisa Data
Dari data yang dikumpulkan dari dua cara yang disebutkan
sebelumnya yaitu, wawancara, dan studi kepustakaan. Kemudian
agar data dalam penelitian ini dapat lebih akurat maka penulis
melakukan analisis data yang bersumber pada tringulasi, yaitu
berdasarkan informan, pendapat pakar dan catatan lapangan,
kemudian langkah selanjutnya adalah data-data tersebut disusun
secara sistematis lalu diklasifikasi untuk kemudian dianalisis sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk disajikan
dalam bentuk laporan ilmiah.
5. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan
Skripsi yang disusun oleh Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.
Penulisan disusun secara sistematis menjadi Lima BAB yang
terdiri dari sub bab dengan rincian sebagai berikut:
17
a. BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang maslah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
b. BAB II Tinjauan Teoritis
Analisis tingkat profit pada pembiayaan KPRib dengan akad
Murabahah. Pada bab ini membahas pengertian, tujuan, kelembagaan
dan prinsip operasional dari Perbankan Syariah. Pengertian, manfaat
dan sumber dari Profitabilitas. Pengertian, tujuan, unsur-unsur, jenis
Pembiayaan KPR iB. Pengertian, dasar hukum, dan rukun Akad.
Pengertian, dasar hukum, rukun, syarat, karakteristik, dan mekanisme
akad Murabahah.
c. Bab III Gambaran Umum Perusahaan
Dalam hal ini penulis menjelaskan profil lembaga, seperti sejarah
perusahaan, visi dan misi perusahaan, budaya kerja perusahaan, struktur
organisasi perusahaan dan produk dan jasa perusahaan.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan Analisis
Bab ini adalah hasil wawancara dengan pihak bank mengenai
Analisis Tingkat Profitabilitas Produk Pembiayaan KPR iB Dengan
Akad Murabahah. Pada bab ini akan menjawab semua perumusan
masalah yang ada di BAB I dan akan menganalisis tingkat profit
dengan akad Murabahah serta faktor-faktor apa saja yang membuat
akad Murabahah mendapat profit yang besar.
e. Bab V Penutup
Dalam bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan jawaban atas pokok
permasalahan yang telah diajukan serta memberikan saran.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Awal pembentukan perbankan syariah didasarkan pada larangan bunga
dalam agama Islam yang disebut dengan riba. Dalam UU RI Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Pasal 1 angka 7 UU Nomor 21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bahwa bank syariah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.22
Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam
berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi tentang
bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh
yang terlibat dalam kajian tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M.
Dawam Rahardjo, A.M. Saefuddin, M. Amien Azis, dan lain-lain.23
Bank syariah beroprasi tidak dengan menerapkan metode bunga,
melainkan dengan metode bagi hasil dan penentuan biaya yang sesuai
dengan syariah Islam.
2. Lembaga Perbankan Syariah
Dari sisi kelembagaan, Perbankan Syariah terdiri dari: Bank Umum
Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS).24 Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (pasal 1
22 Ismail, Perbankan Syariah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm.30 23 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), hal. 25. 24 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), hal. 61.
19
angka 8 UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah). Unit
Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit
kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syriah atau unit syariah.
Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah
yang dalam kegiataannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran (pasal 1 angka 9 UU Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syariah). Jadi, jika BUS dan UUS dapat melakukan lalu lintas
pembayaran, maka BPRS tidak dapat melakukannya.25
3. Tujuan Bank Syariah
Perbankan Syariah sebagaimana yang berada di dalam pasal 3 UU
Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan keadilan kebersamaan dan pemerataan keadilan rakyat.
Dalam mencapai tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional,
perbankan syariah tetap berpegang pada prinsip syariah secara menyeluruh
(kaffah) dan konsisiten (istiqomah).26
4. Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Syariah
Pada dasarnya, bank syariah mempunyai produk yang ditawarkan dan
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Produk penghimpunan dana di Bank Syariah antara lain:
25 Hasan, Zubairi, Undang Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal.
29. 26 Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, hal. 67.
20
a) Giro
Giro adalah simpanan yang penarikannya bisa dilakukan setiap
saat dengan menggunakan bilyet giro, cek atau alat
pembayaran lainnya. Giro terbagi 2 macam, yaitu gitu Wadiah
dan giro Mudharabah.
b) Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya bisa dilakukan
setiap saat dan tidak menggunakan bilyet dan cek. Tabungan
terbagi menjadi 2 macam, tabungan Wadiah dan tabungan
Mudharabah.
c) Deposito
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya bisa
dilakukan dalam waktu tertentu sesuai perjanjian Nasabah
dengan bank.
2) Produk Penyaluran Dana (Financing)
a) Jual Beli
Jual beli terdiri dari tiga macam, yaitu jual beli al-Murabahah,
jual beli as-Salam dan jual beli al-Istishna. Jual beli al-
Murabahah adalah jual beli barang dengan harga pokok
ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Jual beli as-
Salam adalah jual beli barang yang diserahkan kemudian hari,
sedangkan pembayarannya dilakukan di awal. Jual beli al-
Istishna adalah jual beli barang yang di pesan dengan
pembayaran dilakukan di awal dan akhir.27
b) Bagi Hasil
27 Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, 2001, hal. 101.
21
Bagi hasil terdiri dari dua macam, yaitu Mudharabah dan
Musyarakah. Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua
pihak, dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan
pihak lainnya sebagai pengelola. Musyarakah adalah akad kerja
sama antara dua orang atau lebih, dimana kedua pihak
memberikan modal dan keuntungan dibagi bersama, sedangkan
kerugian juga ditanggung bersama.28
c) Sewa-menyewa
Sewa-menyewa terdiri dari dua macam, yaitu Ijarah dan al-
Ijarah Muntahia Bit-Tamlik (IMBT). Ijarah adalah akad sewa-
menyewa dengan perpindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa tanpa perpindahan kepemilikan
barang itu sendiri. Ijarah Muntahia Bit-Tamlik adalah akad
sewa yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang
yang disewakan.29
d) Pinjaman
Pinjaman dalam perbankan syariah dikenal dengan nama al-
Qardh. Al-Qardh adalah pemberian harta atau meminjamkan
barang tanpa mengharapkan kelebihan atau imbalan.30
e) Produk Jasa
Produk-produk jasa di bank syariah ada lima macam, yaitu:31
Hiwalah, Kafalah, Wakalah, Rahn, dan as-Sharf. Hiwalah
adalah perpindahan atau pengalihan hutang dari orang yang
berhutang kepada orang yang wajib menghutangi. Kafalah
28 Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, 2001, hal. 90. 29 Ibid, hal. 117-118. 30 Ibid, hal. 131. 31 Adiwarman Karim, “Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan” (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2004), hal. 97.
22
adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Wakalah adalah mewakilkan suatu pekerjaan
kepada pihak lain untuk kepentingan pihak pertama. Rahn
(gadai) adalah suatu barang yang dijadikan jaminan dalam
hutang piutang. As-Sharf adalah perjanjian jual beli antara satu
valuta dengan valuta lain.
B. Profitabilitas
1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan.
Hal ini terlihat pada perhitungan tingkat produktivitasnya, yang
dituangkan dalam rumus ROE atau ROI (Return On Equity atau
Investment) dan ROA (Return On Assets).32
Profitabilitas dapat diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh bank
yang sebagian besar bersumber kepada kredit (pembiayaan) yang
diberikan. Profitabilitas sangat penting karena menggambarkan tingkat
kinerja manajemen dalam pengelolaan dana.33
Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan
kemampuan suatu perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan perusahaan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.34
Profitabilitas merupakan alat ukur kesuksesan sebuah perusahaan yang
utama. Profitabilitas penting untuk kelangsungan hidup sebuah
32 Mahmoeddin, Melacak Kredit Bermasalah, (Jakarta : PT Dharma Karsa Utama, 2010),
hlm. 114.
33 Amir Mahmud dan Rukmana, Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di
Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 166.
34 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada, 2010), Ed. 1-9, hal. 304-305
23
perusahaan. Beberapa uji profitabilitas memfokuskan pada pengukuran
kecukupan laba dengan membandingkan laba dengan item lain yang
dilaporkan dalam laporan laba rugi.35
Pengukuran tingkat profitabilitas dapat dilakukan dengan
membandingkan tingkat Return On Investment (ROI) yang diharapkan
dengan tingkat return yang diminta oleh investor dalam pasar modal. Jika
hasil yang diharapakan lebih besar dari pada hasil yang diminta, maka
investasi tersebut dikatakan sebagai menguntungkan.36
2. Manfaat Profitabilitas
Berikut ini adalah manfaat dari profitabilitas:37
a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode.
b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
3. Sumber Profitabilitas
Sumber profitabilitas atau keuntungan yang diperoleh oleh bank
syariah terdiri dari:38
35 Robert Libby, Akuntansi Keuangan, (Yogyakarta: ANDI, 2007), Edisi lima, hal. 710
36 Mohamad Muslich, Manajemen Keuangan Modern, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007),
hal. 51
37 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010),
cetakan ke-3,
hal. 197-198. 38 Muhammad, Manajemen Keuangan Modern, 2007, hal. 60.
24
a. Bagi hasil atas kontak Mudharabah dan kontrak Musyarakah.
b. Keuntungan atas kontrak jual beli (Al-Bai’).
c. Hasil sewa atas kontrak Ijarah wa Iqtina atau Ijarah Muntahiah bi
Tamlik.
d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
e. Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.
4. Penetapan Marjin Keuntungan
Bank Syariah menerapkan marjin keuntungan terhadap produk-produk
pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad
bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah
maupun waktu, seperti pembiayaan Murabahah, Ijarah, Ijarah Muntahia
Bit Tamlik, Salam, dan Istishna.
Secara teknis, yang dimaksud dengan marjin keuntungan adalah
persentase tertentu yang ditetapkan pertahun perhitungan marjin secara
harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari, perhitungan
marjin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan. 39
a. Referensi Marjin Keuntungan40
Yang dimaksud referensi marjin keuntungan adalah marjin yang
ditetapkan dalam rapat ALCO Bank Syariah. Penetapan marjin
keuntungan pembiayaan berdasarkan rekomendasi, usul dan saran dari
tim ALCO Bank Syariah, dengan mempertimbangan beberapa hal
sebagai berikut:
1) Direct Competitor’s Market Rate (DCMR) adalah tingkat marjin
keuntungan rata-rata perbankan syariah, atau tingkat marjin
keuntungan rata-rata beberapa bank syariah yang ditetapkan dalam
rapat ALCO sebagai kelompok competitor langsung, atau tingkat
39 Adiwarman A.Karim “Bank Islam (analisis fiqih keuangan)” (Jakarta: Rajgrafindo
Persada, 2013), hal. 279. 40 Ibid, hal. 280-281.
25
marjin keuntungan bank syariah tertentu yang ditetapkan dalam
rapat ALCO sebagai kompetitor langsung terdekat.
2) Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR). Yang dimaksud
dengan Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR) adalah tingkat
suku bunga rata-rata perbankan konvensional, atau tingkat rata-rata
suku bunga beberapa bank konvensional yang dalam rapat ALCO
ditetapkan sebagai kelompok kompetitor tidak langsung, atau
tingkat rata-rata suku bunga bank konvensional tertentu yang
dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai competitor tidak langsung
yang terdekat.target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat
diberikan kepada dana pihak ketiga.
3) Expected Competitive Return for Investors (ECRI). Yang dimaksud
dengan Expected Competitive Return for Investors (ECRI) adalah
target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan
kepada dana pihak ketiga.
4) Acquiring Cost. Yang dimaksud dengan Acquiring Cost adalah
biaya yang dikeluarkan oleh bank yang langsung terkait dengan
upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
5) Overhead Cost. Yang dimaksud dengan Overhead Cost adalah
biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait
dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
b. Penetapan Harga Jual41
Setelah memperoleh referensi marjin keuntungan, bank melakukan
penetapan harga jual. Harga jual adalah pelahan harga beli/harga
pokok/harga perolehan bank dan marjin keutungan.
41 Adiwarman A.Karim “Bank Islam (analisis fiqih keuangan)” (Jakarta: Rajgrafindo
Persada, 2013), hal. 282.
26
c. Pengakuan Angsuran Harga Jual42
Pengakuan harga jual terdiri dari angsuran harga beli/harga pokok dan
angsuran marjin keuntungan. Pengakuan angsuran dapat dihitung dengan
menggunakan 4 metode, yaitu:
1) Metode Marjin Keuntungan Menurun (Sliding) adalah perhitungan
marjin keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan
menurunnya harga pokok sebagai akibat adanya cicilan/angsuran
harga pokok, jumlah angsuran (harga pokok dan marjin
keuntungan) yang dibayar nasabah setiap bulan semakin menurun.
2) Marjin Keuntungan Rata-Rata adalah marjin keuntungan menurun
yang perhitungannya secara tetap dan jumlah angsuran (harga
pokok dan marjin keuntungan) dibayar nasabah tetap setiap bulan.
3) Marjin Keuntungan Flat adalah perhitungan marjin keuntungan
terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu
periode ke periode lainnya, walaupun baki debetnya menurun
sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok.
4) Marjin Keuntungan Anuitas adalah marjin keuntungan yang
diperoleh dari perhitungan secara anuitas. Perhitungan Anuitas
adalah suatu cara pengembalian pembiayaan dengan pembayaran
angsuran harga pokok dan marjin keuntungan secara tetap.
Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok
yang semakin membesar dan marjin keuntungan yang semakin
menurun.
42 Adiwarman A.Karim “Bank Islam (analisis fiqih keuangan)” (Jakarta: Rajgrafindo
Persada, 2013), hal. 283.
27
C. Pembiayaan KPR Syariah
1. Pengertian Pembiayaan KPR Syariah
Menurut undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, pembiayaan merupakan kegiatan Bank Syariah dalam
menyalurkan dananya kepada pihak Nasabah yang membutuhkan dana.43
Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva
produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana
Bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk
pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan,
penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi
pada rekening administratif serta sertifikat wadiah Bank Indonesia.44 KPR
Syariah adalah suatu fasilitas yang diberikan perbankan syariah kepada
Nasabahnya untuk membeli rumah secara kredit. Selain itu, KPR Syariah
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan KPR konvensional.
Salah satu kelebihannya adalah apabila pada KPR konvensional
menggunakan sistem bunga yang bersifat fluktuatif, sedangkan KPR
Syariah bisa dilakukan dengan beberapa pilihan akad alternatif sesuai
dengan kebutuhan Nasabah, diantaranya adalah KPR iB Jual Beli
(Murabahah) dan KPR iB Kepemilikan Bertahap (Musyarakah).
2. Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bank syariah, diantara
tujuannya pembiayaan yang dilakukan perbankkan syariah yaitu:45
a. Pemilik
43 Undang-undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,
diakses pada 5 September 2017 pukul 20.00. 44 Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2014), hal. 196.
45 Faizal Abdullah, Manajemen Perbankan (Teknik Analisa Kinerja Keuangan Bank),
(Universitas Muhamadiyah Malang, 2003), hal. 84.
28
Bagi para pemilik usaha (lembaga keuangan), mengharapkan
akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada
pihak bank tersebut.
b. Pegawai
Bagi para pegawai mengharapkan dapat memperoleh
kesejahteraan dari bank yang dikelola.
c. Masyarakat
1) Pemilk dana
Sebagai pemilik dana, mereka mengharap dari dana yang di
investasikan akan memperoleh bagi hasil.
2) Debitur yang bersangkutan
Sebagai debitur dengan mendapatkan pembiayaan bertujuan
mengatasi kesulitan pembiayaan dan meningkatkan usaha dan
pendapatan dimasa depan. Mereka membantu untuk
menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk
pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan
konsumtif).
3) Masyarakat umum atau konsumen
Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan.
4) Pemerintah
Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah dapat terbantu
dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan
diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atau keuntungan
yang diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan).
5) Bank
Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran dana
pembiayaan, diharapkan dapat meneruskan dan
mengembangkan usahanya dan sehingga semakin banyak
masyarakat yang dilayaninya.
29
Disisi lain tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan
nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh
sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri,
pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan
menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam
rangka memenuhi kebutuhan.46
3. Unsur-unsur Pembiayaan
Adapun unsusr-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
pembiayaan adalah sebagai berikut:47
a. Kepercayaan
Suatu keyakinan pemberi pinjaman (bank) bahwa pembiayaan
yang diberikan berupa uang, barang ataupun jasa, akan benar-benar
diterima kembali dimana akan ditentukan dimasa yang akan
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana
dikucurkan, sudah dilakukan penelitian atau penyelidikan yang
mendalam tentang Nasabah. Hal itu dilakukan demi keamanan dan
kemampuan dalam membayar biaya yang dilakukan.
b. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing.
c. Jangka waktu
46 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2000) hal196.
47 Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011. Hal. 106-108.
30
Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang
telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka
pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
d. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu resiko tidak tertagihnya (macet) pemberian pembiayaan.
Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja
oleh Nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak sengaja.
e. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu pembiayaan, bagi
bank yang berdasarkan prinsip syriah balas jasanya ditentukan
dengan bagi hasil.
4. Jenis Pembiayaan
Jenis pembiayaan berdasarkan tujuannya terbagi menjadi dua macam,
yaitu:48
a. Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan konsumtif bertujuan untuk memperoleh barang-barang
atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan
dalam konsumsi. Pembiayaan konsumsi dibagi menjadi dua bagian
yaitu pembiayaan konsumtif untuk umum dan pembiayaan
konsumtif untuk pemerintah.
b. Pembiayaan Produktif
Pembiayaan produktif bertujuan untuk memungkinkan penerima
pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa
48 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking; Sistem Bank Islam Bukan Hanya
Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Mengahadapi Berbagai Persoalan Perbankan &
Ekonomi Global (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 715.
31
pembiayaan tersebut tidak dapat diwujudkan. Pembiayaan
produktif adalah bentuk pembiayaan yang bertujuan untuk
memperlancar jalannya proses produksi, mulai dari saat
pengumpulan bahan mentah, pengolahan dan sampai kepada proses
penjualan barang-barang yang sudah jadi. Pembiayaan produktif di
bank syariah meliputi pembiayaan investasi dan pembiayaan modal
kerja.
D. Akad
1. Pengertian Akad
Akad berasal dari kata al-‘Aqd, jamaknya al-‘Uqud, yang menurut
bahasa mengandung arti ar-Rabth (keterikatan, perikatan, pertalian).
Sedangkan menurut para fukaha dan ahli hukum, bahwa akad adalah
pertalian ijab dan qabul yang timbul dari salah satu pihak yang melakukan
akad dengan kabul dari pihak yang lainnya menurut ketentuan yang
berakibat hukum pada objek perikatan.49
Selain itu, pengertian akad dapat dilhat dari sudut pandang para ahli
antara lain:
a. Menurut al-Zuhaili, “Pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan)
dan qabul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak
syariah yang berpengaruh kepada objek perikatan.50
b. Menurut Abdul Razak Al-Sanhuri dalam Nadhariyatul „aqdi, akad
adalah kesepakatan dua belah pihak atau lebih yang menimbulkan
kewajiban hukum yaitu konsekuensi hak dan kewajiban, yang
49 Nurul Ichsan Hasan, Perbankan Syariah (Sebuah Pengantar), (Ciputat: GP Press Group,
2014), hal.191.
50 Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), hal.51.
32
mengikat pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung
dalam kesepakatan tersebut.51
2. Dasar Hukum Akad
Firman Allah SWT surat al-Maidah(5): 1
يا أيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu”.(QS. Al-Maidah:1)52
3. Rukun-rukun Akad
Adapun rukun dari akad adalah:53
a. Pelaku akad. Pelaku akad haruslah orang yang mampu melakukan
akad untuk dirinya (ahliyah) yang mempunyai otoritas syariah
yang diberikan pada seseorang untuk merealisasikan akad sebagai
perwakilan dari yang lain (wilayah).
b. Objek akad. Objek akad harus ada ketika terjadi akad, harus
sesuatu yang disyariatkan, harus bisa diserah terimakan ketika
terjadi akad dan harus sesuatu yang jelas antara dua pelaku akad.
c. Shighat. Shigat yaitu ijab dan qabul.Ijab qabul harus jelas
maksudnya, sesuai antara ijab dan qabul dan bersambung antara
ijab dan qabul.
E. Murabahah
1. Pengertian Murabahah
Murabahah disebut juga bai’ bitsmail ajil. Kata Murabahah berasal
dari kata ar-ribhu (keuntungan). Sehingga Murabahah berarti saling
menguntungkan. Secara sederhana Murabahah berarti jual beli barang
51
Sri Nurhayati & Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2012,
hal. 70 52 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hal. 106. 53 Hasan, Perbankan Syariah (Sebuah Pengantar), hal.194.
33
ditambah keuntungan yang disepakati. Secara terminologis, jual beli
Murabahah adalah akad jual beli barang yang menyatakan keuntungan
dan harga pokok yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Karena dalam
akad Murabahah ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh.54
Murabahah dalam istilah fikih Islam berarti suatu bentuk jual beli
tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga
barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
tersebut, dan tingkat keuntungan (marjin) yang diinginkan.55
Penjelasan atas Pasal 19 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menjelaskan bahwa: “yang
dimaksud dengan akad Murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang
disepakati.56
Menurut Durnairi Nor, Murabahah adalah akad jual beli barang
dengan menyatakan tsaman (harga perolehan) dan ribh (keuntungan) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Contoh kasus : “barang ini saya beli
dengan harga Rp. 100.000, dan saya jual kepada anda Rp. 100.000
ditambah Rp.10.000 sebagai keuntungannya.57
Menurut Syafi’i Antonio, definisi jual beli Murabahah adalah akad
jual beli barang pada harga asal dengan tambahah keuntungan yang
disepakati. Dalam jual beli Murabahah, penjual harus menyatakan harga
pokok barang yang dibeli dan menentukan marjin (keuntungan) sebagai
tambahannya.58
54 Mardani, Fqh Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah), (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012), hal.137. 55 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hal. 81 56 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. 57 Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf, (Pasuruan, Pustaka Pondok Pesantren
Sidogiri, 2007), hal. 40. 58 Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, hal. 101-102.
34
Menurut Adiwarman Karim Murabahah adalah akad jual-beli barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu
bentuk Natural Certainty Contracts, karena dalam Murabahah ditentukan
berapa keuntungan yang ingin diperoleh (Required Rate of Profit)59
Maka dapat disimpulkan pembiayaan Murabahah adalah aktivitas
jual-beli yang dilakukan antara penyedia dan pembeli barang dengan
memberitahukan harga pokok dan marjin keuntungan kepada pembeli
yang pembayarannya bisa dilakukan secara tunai atau di angsur.
2. Landasan Hukum Akad Murabahah
a. Al-Qur’an
با م الر البيع وحر وأحل للا
Artinya: “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba” (QS. AL-Baqarah: 275)60
b. Hadits Nabi
ثالث فيهن البركة: البيع إلى قال: أن النبي صلى هللا عليه وآله وسلم
أجل، والمقارضة، وخلط البر بالشعير للبيت ال للبيع )رواه ابن ماجه
(عن صهيب
“Nabi bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah : jual beli
secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
59 Adiwarman Karim, “Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan”, hal. 113. 60 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hal. 47.
35
dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.“
(HR. Ibnu Majah dari Shuhaib)61
3. Rukun dan Syarat Murabahah
Adapun rukun jual beli Murabahah adalah:62
a. Penjual (Ba’i)
b. Pembeli (Musytari)
c. Objek atau barang yang diperjual-belikan (mabi’)
d. Harga (Tsaman)
e. Akad jual-beli (Ijab qabul)
Adapun beberapa syarat pembiayaan Murabahah yaitu: 63
1) Pihak yang berakad:
a) Cakap hukum.
b) Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan dipaksa/ terpaksa/
dibawah tekanan.
2) Objek yang diperjualbelikan:
a) Tidak termasuk yang diharamkan atau dilarang.
b) Bermanfaat.
c) Penyerahannya dari penjual ke pembeli dapat dilakukan.
d) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad.
e) Sesuai spesifikasinya yang diterima pembeli dan diserahkan
penjual.
3) Akad/ Sighat:
a) Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa
berakad
61 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Min‟Adillati Ahkam, terj. M. Zaenal Arifin,
Kitab Bulughul Maram Kumpulan Hadits Hukum dan Akhlak, Jakarta: Khatulistiwa Press, 2014 h.
338. 62 Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan di BankSyariah (Panduan teknis pembuatan
Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah), (Yogyakarta : UII Press, 2009), hal. 58. 63 Nurul Huda dan Mohamad Heykal , Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan
Praktis (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010), hal.46.
36
b) Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dalam
spesifikasi barang maupun harga yang disepakati.
c) Tidak mengandung klausul yang bersifat menguntungkan
keabsahan transaksi pada hal yang akan datang.
d) Tidak membatasi waktu, contoh: saya jual ini kepada anda
untuk jangka waktu 10 bulan setelah itu jadi milik saya
kembali.
4. Prinsip dan Ketentuan Khusus Murabahah
Adapun yang menjadi prinsip dan ketentuan umum dalam
pembiayaan Murabahah yang diatur dalam Fatwa DSN No.04/DSN-
MUI/IV/200064 , yaitu:
a. Bank dan Nasabah harus melakukan akad Murabahah yang
bebas riba.
b. Barang yang diperjual-belikan tidak diharamkan oleh syari’ah
Islam.
c. Bank membiayai sebagian atu seluruh harga pembelian barang
telah disepakati kualifikasinya.
d. Bank membeli barang yang diperlukan Nasabah atas nama
bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas.
e. Bank harus menyampaikan semua haal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada Nasabah
(pemesan) dengan harga jual senilai harga plus keuntungannya.
Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga
pokok barang kepada Nasabah berikut biaya yang diperlukan.
g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut
pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
64Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah,
diakses pada 5 september 2017 pukul 19.30.
37
h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan
akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus
dengan Nasabah.
i. Jika bank hendak mewakilkan kepada Nasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual-beli Murabahah harus
dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.
5. Karakteristik Murabahah
Karakteristik pembiayaan Murabahah adalah sebagai berikut:65
a. Dapat dilakukan untuk mata uang rupiah atau valuta asing
(khusus untuk pembiayaan dalam valuta asing hanya berlaku
bagi Bank yang telah mendapat persetujuan untuk melakukan
kegiatan usaha dalam valuta asing).
b. Pembiayaan dapat digunakan untuk tujuan modal kerja,
Investasi atau konsumsi.
c. Obyek Murabahah dapat berupa properti, kendaraan bermotor,
atau aset lainnya.
d. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian
barang yang telah disepakati kualifikasinya.
e. Bank dapat mewakilkan kepada Nasabah untuk membeli
barang yang dibutuhkan oleh Nasabah dari pihak ketiga untuk
dan atas nama bank dan kemudian barang tersebut dijual
kepada Nasabah.
f. Dalam hal ini akad Murabahah baru dapat dilakukan setelah
secara prinsip barang tersebut menjadi milik bank.
g. Bank dapat meminta Nasabah uang muka kepada Nasabah
sebagai bukti komitmen pembelian aset Murabahah sebelum
akad disepakati.
65 SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR....../SEOJK.03/2015 TENTANG
PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH, hal. 35.
38
h. Apabila akad Murabahah disepakati maka uang muka menjadi
bagian pelunasan piutang Murabahah.
i. Apabila akad Murabahah batal, maka uang muka dikembalikan
kepada Nasabah setelah dikurangi kerugian riil yang
ditanggung oleh Bank. Apabila uang muka lebih kecil dari
kerugian riil maka bank dapat meminta tambahan dari
Nasabah.
j. Bank dapat memberikan potongan pada saat pelunasan piutang
Murabahah dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad dan
besarnya potongan diserahkan kepada kebijakan bank.
k. Pengakuan pendapatan Murabahah dapat menggunakan
metode anuitas atau metode proporsional.
l. Perlakuan terhadap potongan harga harga barang dari pemasok
(supplier):
m. Apabila diberikan sebelum terjadi akad Murabahah, maka
potongan harga tersebut menjadi hak Nasabah dan menjadi
mengurangi harga jual Murabahah.
n. Apabila diberikan setelah terjadi akad Murabahah, maka dibagi
sesuai kesepakatan dalam akad. Apabila tidak diatur dalam
akad maka potongan harga menjadi hak Bank.
o. Bank dapat memberikan potongan tagihan Murabahah yang
belum dilunasi dengan syarat tidak boleh diperjanjikan dalam
akad dan besarnya potongan diserahkan kepada kebijakan
Bank.
39
6. Mekanisme Pembiayaan KPR iB dengan Akad Murabahah di
Perbankan Syariah
Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah66
Keterangan dari skema tersebut adalah:
1) Nasabah mengajukan permohonan kepada bank untuk membeli
rumah. Bank memberikan persyaratan atas pengajuan Nasabah,
lalu dilakukan negosiasi harga.
2) Bank membeli rumah dari supplier/developer sesuai dengan
spesifikasi yang diminta oleh Nasabah.
3) Bank dan Nasabah melakukan akad jual beli atas rumah yang
diminta oleh Nasabah.
4) Supplier/developer mengirim barang yang diminta oleh Nasabah.
5) Nasabah melakukan pembayaran kepada bank secara di angsur
ditambah marjin dan harga pokok.
7. Manfaat dan Resiko Murabahah
Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi ba’i al-Murabahah
memiliki beberapa manfaat demikian juga risiko yang harus diantisipasi.
Berikut ini adalah manfaat dan resiko pembiayaan Murabahah:67
66 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2014), hal. 63. 67 SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR....../SEOJK.03/2015 TENTANG
PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH, hal. 3
Suplier/Penjual
Bank Nasabah
1. negosiasi
2. Beli barang Kirim
barang
4. bayar
3. jual
40
a. Resiko
1) Bank menghadapi potensi resiko kredit (credit risk) yang
disebabkan oleh Nasabah wanprestasi atau default
2) Bank menghadapi potensi resiko pasar yang disebabkan oleh
pergerakan nilai tukar apabila pembiayaan atas dasar akad
Murabahah diberikan dalam valuta asing.
3) Bank menghadapi potensi resiko operasional yang diakibatkan
oleh proses internal yang kurang memadai , kegagalan proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan adanya
kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
1) Manfaat Murabahah:
a) Sebagai salah satu bentuk penyaluran dana.
b) Memperoleh pendapatan dalam bentuk marjin.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode merupakan suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu
tindakan atau suatu kerangka berpikir menyusun gagasan yang beraturan,
terarah, sesuai dengan konteks dan relevan dengan maksud dan tujuan.
Sementar itu, penelitian adalah suatu kegiatan mengkaji secara teliti dan
teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu. Kaidah yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah metode. Sehingga jikalau penelitian
dilakukan dengan tidak menggunakan metode, maka hasil penelitian
tersebut patut dipertanyakan karena tidak sesuai dengan kaidah penelitian. 68
Pada Umumnya penelitian dibagi menjadi dua jenis penelitian, yaitu
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Adapun jenis dari penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Guba penelitian kualitatif yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa dari naskah
wawancara, catatan, dokumen dan perilaku yang diamati.
Selain itu Frankel dan Wallen menyatakan bahwa penelitian yang
mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi, atau material disebut
penelitian kualitatif, dengan penekanan kuat pada deskripsi menyeluruh
dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang terjadi pada suatu
kegiatan atau situasi tertentu.69
Pada dasarnya metode kualitatif memiliki beberapa karakteristik yang
sangat jelas, yaitu antara lain:
1. Desain penelitian bersifat lentur dan terbuka
2. Data penelitian diambil dari latar alami (natural setting)
68Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta,
Gramata Publishing, 2013), h. 73-74 69 Ibid hal 181
42
3. Data yang dikumpulkan berupa data deskriptif dan reflektif
4. Lebih meningkatkan proses dari pada hasil
5. Tujuannya untuk menggambarkan realitas yang kompleks
6. Sampling dilakukan secara internal yang didasarkan pada subyek
yang memiliki informasi yang paling representative.
7. Analisis data dilakukan terus menerus sejak awal sampai akhir
penelitian
8. Teknik penelitian menggunkan participant observation
9. Kesimpulan dari penelitian kualitatif dikonfirmasikan dengan
informasi.70
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif yang bersifat
eksploratif maksud dari eksploratif disini adalah salah satu jenis penelitian
social yang tujuannya untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan
mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti belum memiliki gambaran akan definisi. Peneliti akan
menggali informasi lebih jauh. Sifat dari penelitian ini adalah kreatif,
fleksibel, terbuka, dan semua sumber dianggap penting sebagai sumber
informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjadikan topic baru
lebih dikenal masyarakat luas, memberikan gambaran dasar mengenai topic
bahasan.71 Dari eksplorasi tersebut, peneliti kualitatif dapat lebih memahami
fenomena yang diteliti secara lebih detail.
Jenis penelitian deskriptif, yaitu metode masalah yang memandu
peneliti untuk mengeskplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti
secara menyeluruh, luas dan mendalam. Tujuannya adalah untuk
menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat
penelitian dilakukan dengan mengumpulkan, menyusun, dan
mendeskripsikan berbagai dokumen, data, dan informasi yang aktual agar
dapat menemukan jawaban dari permasalahan yang dibahas. Teknik yang
70 Ahmad Sunhaj, Teknik Penulisan Kualitatif dalam Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-
Ilmu Sosial dan Keagamaan (Malang: Kalimasada Press, 1996), hlm. 108 71Penelitian Eksploratif, Diakses Pada 1 Desember 2017 dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_eksploratif
43
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research)
dan studi lapangan (field research).72
B. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penenlitian ini adalah wilayah Jakarta Barat yaitu
Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan
terjun langsung ke lapangan untuk menggali informasi tentang Tingkat
Profitabilitas Produk Pembiayaan KPR iB dengan Akad Murabahah melalui
wawancara langsung dengan pihak terkait yaitu bagian di Bank BNI
Syariah.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu informan yang memiliki informasi
yang dibutuhkan oleh peneliti. Informan dari penelitian ini adalah bagian
pembiayaan dari pihak Bank BNI Syariah. Adapun subjek dalam penelitian
ini lebih difokuskan kepada Bank BNI Syariah.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini menjelaskan tentang apa atau siapa yang
menjadi objek penelitian ini dilakukan. Bisa juga ditambah dengan hal-hal
lain yang dianggap perlu.73 Objek penelitian ini adalah Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat.
a. Sejarah Bank BNI Syariah74
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,
transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat
terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada
72Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV.
Alfabeta, 2009), Cetakan Ke-8, h.205 73Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Ed. Baru. Cet. Hal.32 74 http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah, diakses pada tanggal 22 November
2017 pukul 20.00
44
Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000
didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di
Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya
UUS BNI terus berkembang menja di 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor
Cabang Pembantu.
Disamping itu Nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih
kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam
pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan
kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang saat ini diketuai oleh KH. Ma’ruf Amin, semua produk BNI
Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan
syariah. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa
status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009.
Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah ( BUS). Realisasi
waktu spin off bulan Juni 2010tidak terlepas dari faktor eksternal berupa
aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun
2008 tentang PerbankanSyariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran
terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
September 2017 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 67 Kantor Cabang,
165 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 8 Kantor Fungsional, 22
Mobil Layanan Gerak, 20 Payment Point, 202 Mesin ATM dan 1500
Outlet.
45
b. Visi dan Misi Bank BNI Syariah75
Visi BNI Syariah
• Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan
dan kinerja.
Misi BNI Syariah
• Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
• Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
• Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
• Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
• Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
c. Budaya Kerja Bank BNI Syariah
Berdasarkan keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, Tanggal 23
Desember 2010, BNI Syariah memiliki Kode Etik dan Budaya Kerja yang
berlaku sebagai etika bisnis dan etika kerja perusahaan. Kode Etik dan
Budaya Kerja BNI Syariah ini berlaku bagi seluruh insan BNI Syariah, baik
Dewan Komisaris, Direksi, maupun karyawan BNI Syariah. Berikut ini
adalah budaya kerja Bank BNI Syariah:76
1) Menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, secara kaffah
dan istiqomah.
lnsan BNI Syariah dalam melakukan tugas & pekerjaannya harus
menghindari unsur: (a) Riba, yaitu penambahan pendapatan secara
75 http://www.bnisyariah.co.id/visi-dan-misi, diakses pada tanggal 22 November 2017
pukul 20.00. 76 http://www.bnisyariah.co.id/etika-bisnis-dan-etika-kerja, diakses pada tanggal 22
November 2017 pukul 20.30.
46
tidak sah (batil); (b) Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada
suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan. (c)
Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat
transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariahl (d) Haram, yaitu
transaksi yang dilarang dalam syariah; (e) Zalim, yaitu transaksi yang
menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.
2) Menjalankan kegiatan usaha yang dapat memberikan kemaslahatan
(maslahah) dan berlaku universal.
lnsan BNI Syariah dalam melakukan tugas/pekerjaannya harus: (a)
Memenuhi unsur kepatuhan terhadap syariah (halal), bermanfaat, dan
membawa kebaikan dalam semua aspek secara keseluruhan dan tidak
menimbulkan kemudharatan; dan (b) Dilakukan dengan semangat
rahmatan lil alamin yaitu dilakukan untuk semua pihak yang
berkepentingan tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan.
3) Larangan penyalahgunaan jabatan.
Insan BNI Syariah dilarang: (a) Untuk menggunakan atau
menyalahgunakan wewenang dan jabatannya untuk mengambil
keuntungan, baik langsung maupun tidak langsung untuk: Keuntungan
pribadi, Keuntungan anggota keluarganya, Keuntungan pihak-pihak
lainnya, Menyalahgunakan jabatannya untuk meminjam dana atau
berutang serta meminjam fasilitas atau sarana kepada Nasabah,
rekanan atau mitra kerja; (c) Meman-faatkan posisi dan wewenangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan yang diyakini dapat digolongkan
sebagai korupsi, kolusi dan nepotisme atau tindakan-tindakan lain
yang sejenis yang tergolong atau mengarah kepada tindakan korporasi
yang merugikan; (d) Untuk bertindak tidak jujur, mengutamakan
subjektivitas dalam setiap kebijakan penilaian, misalnya terhadap
kualitas dan harga pengadaan barang, pemilihan atau penetapan
47
konsultan, pemilihan atau pene-tapan rekanan, perawatan aset BNI
Syariah, pembangun-an sarana dan prasa-rana serta aktivitas bisnis
lainnya dalam arti seluas- luasnya.
4) Tidak melakukan penyuapan atau menerima datau memberi imbalan
dan cinderamata (Risywah).
Insan BNI Syariah dilarang (a) Menerima imbalan secara langsung
maupun tidak langsung dalam bentuk apapun dari pihak manapun yang
terkait dengan tugas dan tanggung jawab; (b) Melakukan pungutan
tidak sah dalam bentuk apapun dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; (c) Memberikan,
menjanjikan atau menawarkan secara langsung atau tidak langsung
hadiah dalam bentuk apapun kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara secara pribadi dengan tujuan agar instasi
tersebut melakukan transaksi dengan BNI Syariah; (d) Memberikan
hadiah, perjamuan atau fasilitas lain (misalnya tiket, penginapan dan
sebagainya) kepada mitra kerja, rekan kerja, dan Nasabah di luar
kebijakan yang ditetapkan BNI Syariah. Kecuali: Penerimaan atau
pemberian barang-barang promosi seperti agenda, kalender maupun
trofi dengan mencantumkan logo BNI Syariah, Penerimaan jamuan
dan/atau entertainment dari mitra kerja dan Nasabah jika acara tersebut
terkait dengan bisnis BNI Syariah serta dihadiri oleh mitra kerja dan
Nasabah dengan biaya yang wajar; sepanjang diperbolehkan atau tidak
dilarang oleh ketentuan yang mengatur mengenai tindak pidana
korupsi.
5) Menjaga nama baik BNI Syariah.
lnsan BNI Syariah bersikap amanah, berakhlak baik, jujur,
profesional, cerdas, bertanggung jawab, terbuka dan selalu berpijak
kepada nilai Amanah dan Jamaah, setia mentaati sistem dan prosedur
secara konsisten termasuk peraturan perusahaan, perundang-undangan
48
yang berlaku, fatwa yang diterbitkan oleh Majelis Ulama lndonesia
dan Kode Etik Bankir lndonesia. lnsan BNI Syariah tidak melakukan
perbuatan tercela yang dapat merugikan nama baik BNI Syariah.
6) Adil.
lnsan BNI Syariah harus bersikap adil, dengan menempatkan
sesuatu sesuai haknya serta memberikan sesuatu hanya kepada yang
berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.
7) Sumbangan dan keikutsertaan dalam partai politik.
lnsan BNI Syariah dilarang: (a) Memberikan dana atau sumbangan
dan bantuan lain dalam bentuk apapun termasuk penggunaan sarana
dan prasarana yang dimiliki untuk kegiatan Pemilu maupun kegiatan
partai politik atau organisasi yang mempunyai afiliasi dengan partai
politik; (b) Menjadi anggota, terdaftar sebagai anggota, fungsionaris
atau pengurus partai politik atau calon/ anggota legislatif; (c) lkut serta
dalam kampanye Pemilu dan/atau menjadi pelaksana kampanye
Pemilu.
49
d. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah77
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank BNI Syariah
e. Produk dan Jasa Bank BNI Syariah
1) Produk Deposito78
BNI Deposito iB Hasanah yaitu investasi berjangka yang
dikelola berdasarkan prinsip syariah yang ditujukan bagi Nasabah
perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan akad
Mudharabah.
2) Produk Giro79
77 http://www.bnisyariah.co.id/wp-content/uploads/2015/10/Struktur-Organisasi-7-Maret-
2016, diakses pada tanggal 22 November 2017 pukul 20.35. 78 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-deposito, diakses pada tanggal 29
November 2017 pukul 19.00. 79 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-giro-valas, diakses pada tanggal 29
November 2017 pukul 19.15.
50
BNI Giro iB Hasanah adalah simpanan transaksional dalam mata
uang IDR dan USD yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan
pilihan akad Mudharabah Mutlaqah atau Wadiah Yadh Dhamanah
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
Cek, Bilyet Giro, Sarana Perintah pembayaran lainnya atau dengan
Pemindahbukuan.
3) Produk Tabungan80
a) BNI Tapenas iB Hasanah
BNI Tapenas iB Hasanah adalah tabungan berjangka dengan akad
Mudharabah untuk perencanaan masa depan yang dikelola
berdasarkan prinsip syariah dengan sistem setoran bulanan yang
bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa depan seperti
rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan ataupun rencana masa
depan lainnya.
b) BNI iB Hasanah
BNI iB Hasanah adalah tabungan dengan akad Mudharabah atau
Wadiah yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan dalam
mata uang Rupiah.
c) BNI Bisnis iB Hasanah
BNI Bisnis iB Hasanah adalah tabungan dengan akad Wadiah dan
Mudharabah yang dilengkapi dengan detil mutasi debet dan kredit
pada buku tabungan dan bagi hasil yang lebih kompetitif dalam mata
uang rupiah.
d) BNI Tunas iB Hasanah
80 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-tabungan-rencana, diakses pada
tanggal 29 November 2017 pukul 19.20.
51
BNI Tunas iB Hasanah adalah tabungan dengan akad Wadiah dan
Mudharabah Muthlaqah yang diperuntukkan bagi anak-anak dan
pelajar yang berusia di bawah 17 tahun.
e) BNI Prima iB Hasanah
BNI Prima iB Hasanah adalah tabungan dengan akad Mudharabah
yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi Nasabah
segmen high networth individuals secara perorangan dalam mata uang
rupiah dan bagi hasil yang lebih kompetitif.
f) BNI Dollar iB Hasanah
Tabungan yang dikelola dengan akad Wadiah dan Mudharabah
yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi Nasabah
Perorangan dan Non Perorangan dalam mata uang USD.
4) Produk Pembiayaan81
a) BNI Multiguna iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan konsumtif dengan akad Murabahah dan
Ijarah Multijasa yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk
pembelian barang kebutuhan konsumtif dan/ atau jasa sesuai prinsip
syariah dengan disertai agunan berupa tanah dan bangunan yang
ditinggali berstatus SHM atau SHGB dan bukan barang yang dibiayai.
b) BNI OTO iB Hasanah
Oto iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif Murabahah
yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian
kendaraan bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai
dengan pembiayaan ini.
81 http://www.bnisyariah.co.id/kategori-produk/produk-pembiayaan, diakses pada tanggal
29 November 2017 pukul 20.00.
52
c) BNI Emas iB Hasanah
Pembiayaan Emas iB Hasanah (BNI Syariah Kepemilikan Emas)
merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk membeli emas
logam mulia dalam bentuk batangan yang diangsur secara pokok setiap
bulannya melalui akad Murabahah (jual beli).
d) BNI CCF iB Hasanah
CCF iB Hasanah adalah pembiayaan dengan akad Murabahah dan
Ijarah Multijasa yang dijamin dengan cash, yaitu dijamin dengan
Simpanan dalam bentuk Deposito, Giro, dan Tabungan yang
diterbitkan BNI Syariah.
e) BNI Fleksi Umroh iB Hasanah
Pembiayaan konsumtif dengan akad Ijarah Multijasa bagi anggota
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pembelian Jasa Paket
Perjalanan Ibadah Umroh melalui BNI Syariah yang telah bekerja
sama dengan Travel Agent sesuai dengan prinsip syariah.
f) BNI Griya iB Hasanah
BNI Syariah KPR Syariah (Griya iB Hasanah) adalah fasilitas
pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat
untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko,
rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling
serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan
pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing
calon.
• Akad:
53
- Murabahah
• Keunggulan:
- Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai
dengan prinsip syariah.
- Uang muka ringan yang dikaitkan dengan penggunaan
pembiayaan.
- Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas.
- Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara
otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang
BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
• Persyaratan:
- Warga Negara Indonesia.
- Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat
pensiun pembiayaan harus lunas.
- Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
- Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang
dibutuhkan.
- Maksimum Pembiayaan Rp.5 Milyar.
- Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun kecuali
untuk pembelian kavling maksimal 10 tahun atau
disesuaikan dengan kemampuan pembayaran.
- Jangka waktu sd 20 tahun untuk Nasabah fixed-income.
5) Produk Layanan dan Jasa82
a) ATM (Authomatic Teller Machine).
b) Penukaran mata uang real di embarkasi haji.
c) Pembayaran zakat, infaq dan sadaqah.
82 http://www.bnisyariah.co.id/kategori-produk/layanan-jasa, diakses pada tanggal 29
November 2017 pukul 20.30.
54
d) Payroll. Merupakan jasa yang disediakan untuk memberikan
kemudahan kepada perusahaan atau instansi lainnya dalam
membayarkan gaji kepada karyawannya.
e) Transfer. Layanan jasa pengiriman uang ini dapat dilakukan antar
cabang BNI Syariah atau BNI Konvensional di seluruh wilayah
Indonesia, dengan cepat karena didukung fasilitas online BNI
Syariah.
f) Inkaso. Layanan jasa yang diperuntukkan bagi mereka yang
membutuhkan penagihan warkat–warkat yang berasal dari kota
lain dengan cepat dan aman.
g) Garansi Bank. Layanan jasa yang diperuntukkan bagi mereka yang
membutuhkan penjaminan kepada rekanan bisnis untuk keperluan
tender proyek, pelaksanaan proyek.
D. Data dan Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini semua data dan informasi yang didapat
dari informan yang mengetahui secara rinci dan jelas mengenai fokus
penelitian yang diteliti oleh penulis yaitu Analisis Tingkat Profitabilitas
Produk Pembiayaan KPR iB dengan Akad Murabahah, selain itu
diperoleh dari hasil dokumentasi yang menunjang terhadap data yang
berbentuk kata- kata tertulis maupun tindakan seorang informan.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengeksplorasikan jenis data
kualitatif yang berkaitan dengan masing-masing fokus penelitian yang
sedang diamati. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sekunder. Sumber data adalah informan yang memberikan
informasi yang dibutuhkan peneliti dan data dari laporan keuangan Bank
BNI Syariah.
55
a. Data Primer
Data Primer adalah Kata-kata dan tindakan dari orang yang
diwawancarai atau yang diamati merupakan sumber data utama dalam
penelitian ini.Jenis penelitian ini diambil dari data tertulis, rekaman,
atau pengambilan foto. Pencatatan sumber data ini melalui wawancara
dan pengamatan serta merupakan hasil gabungan dari melihat,
mendengarkan dan bertanya.83 Jawaban dari pertanyaan yang
dilontarkan pada subjek penelitian dicatat sebagai data utama ditambah
dengan hasil pengamatan dari tindakan subjek penelitian di Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat.
Di antara data primer yang dicari adalah:
1) Tingkat profitabilitas produk pembiayaan KPR iB dengan akad
Murabahah.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas produk pembiayaan
KPR iB dengan akad Murabahah.
3) Mekanisme pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah di Bank
BNI Syariah.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak yang tidak
berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Data sekunder
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank BNI Syariah yang
di publikasikan.
83 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009), 112.
56
E. Metode Pengumpulan Data
1. Riset Kepustakaan, riset ini dimaksudkan untuk mendapatkan acuan
teori dalam melengkapi data yang ada. Dengan cara membaca buku-
buku, mempelajari literature dan catatan, yang sesuai dengan masalah
yang dibahas, agar2 yang diperoleh benar-benar memiliki landasan teori
dan acuan yang jelas.
2. Riset lapangan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer
penelitian sebagai teknik pengumpulan data utama dalam hasil
penelitian kelak yaitu dengan melakukan wawancara terlibat dengan
cara mengumpulkan dokumen atau arsip-arsip yang memuat garis besar
data yang akan dicari dan berkaitan dengan judul penelitian. Dalam hal
ini data yang dicari adalah data tentang laporan keuangan PT BNI
Syariah tahun 2012-2016 serta hasil wawancara terhadap bagian
pembiayaan PT Bank BNI Syariah mengenai rincian legkap mekanisme
Murabahah dalam pembiayaan KPRib pada bank syariah tersebut.
3. Studi Dokumentasi yakni mencari data-data pendukung mengenai hal-
hal atau variabel yang telah dipublikasi baik oleh perusahaan terkait
maupun sumber lain yaitu berupa catatan, transkrip, buku, laporan
tahunan perusahaan, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan
sebagainya.
F. Analisis Data
Dari data yang dikumpulkan dari dua cara yang disebutkan sebelumnya
yaitu, wawancara, dan studi kepustakaan. Kemudian agar data dalam
penelitian ini dapat lebih akurat maka penulis melakukan analisis data yang
bersumber pada tringulasi, yaitu berdasarkan informan, pendapat pakar dan
catatan lapangan, kemudian langkah selanjutnya adalah data-data tersebut
disusun secara sistematis lalu diklasifikasi untuk kemudian dianalisis sesuai
57
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk disajikan dalam
bentuk laporan ilmiah
G. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Tahap Perencanaan (Planning), yaitu: observasi kelokasi yang akan
diteliti, membuat desain proposal, dan mengajukan desain proposal
kepada dosen pembimbing untuk diadakan pengoreksian dan minta
persetujuan.
2. Tahap Persiapan yaitu: seminar proposal skripsi setelah mengadakan
konsultasi dengan dosen pembimbing, memohon surat riset kepada
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta untuk
melaksanakan penelitian. Menyampaikan surat perintah riset kepada
pihak yang bersangkutan.
3. Tahap Pelaksanaan yaitu: melakukan observasi dan melakukan
wawancara kepada responden serta mengumpulkan data,
pengumpulan data pengolahan data dan analisis data.
4. Tahapan Penelitian dan Penyusunan yaitu dalam tahapan ini
dilakukan penelitian dan penyusunan dilapangan sesuai dengan
kriteria penulisan skripsi dan kemudian dikonsultasikan dengan
dosen pembimbing sekaligus mohon persetujuan. Setelah skripsi
dianggap sempurna, maka diperbanyak sesuai ketentuan yang
berlaku kemudian siap untuk dimunaqasyahkan dihadapan Tim
Penguji Fakultas Syariah dan Hukum UIN jakarta.
58
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Tingkat Profit Pada Pembiayaan KPR iB Dengan Akad Murabahah
Murabahah disebut juga bai’ bitsmail ajil. Kata Murabahah berasal
dari kata ar-ribhu (keuntungan). Sehingga Murabahah berarti saling
menguntungkan. Secara sederhana Murabahah berarti jual beli barang
ditambah keuntungan yang disepakati. Secara terminologis, jual beli
Murabahah adalah akad jual beli barang yang menyatakan keuntungan dan
harga pokok yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Karena dalam akad
Murabahah ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh.84
Dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan “Akad Murabahah” adalah akad
pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih yang
diketahui juga oleh pembeli sebagai keuntungan yang disepakati..85
Landasan hukum akad murabahah terdapat dalam Al quran surat Al-
Baqarah ayat 275 yang artinya :
با م الر البيع وحر وأحل للا
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
84 Mardani, Fqh Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah), (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012), hal.137. 85 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah.
59
Bank BNI Syariah dalam menentukan tingkat profit pada pembiayaan
KPR iB dengan akad murabahah telah sesuai dengan fatwa DSN MUI
Nomor 84 yaitu mengenai penetapan marjin keuntungan dalam
pembiayaan murabahah di Bank Syariah. Dalam fatwa DSN MUI Nomor
84 diketahui bahwa ada dua jenis metode perhitungan marjin keuntungan
pembiayaan murabahah yang dilakukan dengan mengangsur.86
Tidak ada ukuran khusus mengenai tingkat atau besaran marjin
keuntungan yang bisa dijadikan referensi bagi para penjual dan Bank
Syariah. Ukuran umum untuk menetapkan tingkat marjin keuntungan ialah
urf dan maslahat. Selama tingkat marjin keuntungan sesuai dengan urf
(kebiasaan) dan tidak mendzalimi salah satu pihak atau tidak
menimbulkan madharat (kerusakan) maka tingkat marjin keuntungan
tersebut masih dianggap sah menurut syariah, sekalipun itu hingga
mencapai 100% dari biaya produksi (modal).
86 Wawancara langsung dengan pihak Bank BNI Syariah.
60
Berikut adalah data tingkat profit pembiayaan KPR iB dengan Akad
Murabahah pada Bank BNI Syariah dalam 5 tahun terakhir :
Tabel 4.1 Tingkat Profit Murabahah87
Gambar 4.1 Tingkat Profit Pembiayaan KPR iB dengan Akad Murabahah
Menurut hasil wawancara penulis dengan pihak Bank BNI Syariah,
produk pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah selalu meningkat
87 http://www.bnisyariah.co.id/laporan-keuangan diakses pada tanggal 12 Februari 2018
pukul 19.30
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Grafik Tingkat Profit Pembiayaan KPR iB dengan Akad
Murabahah
Tahun
Tingkat Profit Murabahah BNI Syariah
(dalam miliar)
2012 527
2013 854
2014 1.440
2015 1.741
2016 1.880
61
setiap tahunnya dari tahun 2012 sampai 2016. Hal itu dapat dilihat dari
tabel di atas tingkat profit Murabahah Bank BNI Syariah dari tahun 2012
ke tahun 2013 mengalami persentase kenaikan sebesar 62%, pada tahun
2013 ke tahun 2014 persentase kenaikan sebesar 68,8%, pada tahun 2014
ke tahun 2015 persentase kenaikan sebesar 20,9%, dan tingkat profit akad
Murabahah Bank BNI Syariah pada tahun 2015 ke tahun 2016 persentase
kenaikan sebesar 7,9%.88
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas
produk pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah selalu mengalami
kenaikan dalam 5 tahun terakhir.
Tahun
Tingkat Profit Murabahah
BNI Syariah
(dalam miliar)
Tingkat Profit Murabahah
Seluruh BUS dan UUS
(dalam miliar)
2012 527
2013 854
2014 1.440 11.552
2015 1.741 12.620
2016 1.880 13.403
Tabel 4.2 Tingkat Profit Murabahah BNI Syariah dan Seluruh BUS89
88 Wawancara langsung dengan pihak Bank BNI Syariah. 89 http://www.bnisyariah.co.id/laporan-keuangan dan www.ojk.go.id diakses pada tanggal
12 Februari 2018 pukul 19.30.
62
Gambar 4.2 Perbandingan Tingkat Profit BNI Syariah dan seluruh BUS
Tingkat profit Murabahah Bank BNI Syariah dari tahun 2014 ke tahun
2015 mengalami kenaikan sebesar 20,9%. Sedangkan, tingkat profit
Murabahah pada seluruh Bank Umum Syariah mengalami kenaikan
sebesar 9,2% pada tahun yang sama. Dengan begitu, tingkat profit
Murabahah Bank BNI Syariah berada di atas rata-rata nilai industri.
Selain itu, tingkat profit Murabahah Bank BNI Syariah dari tahun
2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 7,9%. Sedangkan tingkat
profit Murabahah pada seluruh Bank Umum Syariah mengalami kenaikan
sebesar 6,2% pada tahun yang sama. Dengan begitu, tingkat persentase
profit Murabahah Bank BNI Syariah berada di atas rata-rata nilai industri.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat
persentase profit Murabahah Bank BNI Syariah berada di atas nilai
industri dari tahun 2014 sampai 2016. Sedangkan untuk tahun 2012 dan
2013 belum tersedia rincian data mengenai profit Murabahah seperti tahun
2014, 2015 dan 2016 dalam gabungan seluruh Bank Umum Syariah pada
data statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
0
5000
10000
15000
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Grafik Perbandingan Tingkat Profit Murabahah BNI
Syariah dan Seluruh BUS
Tingkat Profit Murabahah BNI Syariah Tingkat Profit Murabahah Seluruh BUS
63
Tahun Total Pembiayaan Murabahah
BNI Syariah
(dalam miliar)
Total Pembiayaan Murabahah
Seluruh BUS dan UUS
(dalam miliar)
2014 18.434 91.874
2015 21.774 93.647
2016 24.980 110.103
90Tabel 4.3 Total Pembiayaan Murabahah
Gambar 4.3 Total Pembiayaan Murabahah BNI Syariah dan Seluruh BUS
Total pembiayaan Murabahah Bank BNI Syariah dari tahun 2014 ke
tahun 2015 mengalami kenaikan persentase sebesar 18%. Sedangkan total
pembiayaan Murabahah pada seluruh Bank Umum Syariah mengalami
kenaikan persentase sebesar 1,9% pada tahun yang sama. Dengan begitu,
total pembiayaan Murabahah Bank BNI Syariah berada di atas rata-rata
nilai industri.
90 http://www.bnisyariah.co.id/laporan-keuangan dan www.ojk.go.id diakses pada tanggal 12
Februari 2018 pukul 20.00
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Perbandingan Total Pembiayaan Murabahah BNI Syariah
dan Seluruh BUS
Total Pembiayaan Murabahah BNI Syariah Total Pembiayaan Murabahah Seluruh BUS
64
Selanjutnya, dari tahun 2015 ke tahun 2016, total pembiayaan
Murabahah Bank BNI Syariah mengalami kenaikan persentase sebesar
14%. Sedangkan, pada tahun yang sama, total pembiayaan pada seluruh
Bank Umum Syariah mengalami kenaikan persentase sebesar 17%.
Dengan begitu, total pembiayaan Murabahah Bank BNI Syariah berada
dibawah rata-rata nilai industri.
B. Faktor-faktor Yang Membuat Profitabilitas Produk KPR iB dengan
Akad Murabahah Meningkat
Meningkatnya tingkat proftabilitas produk pembiayaan KPR iB
dengan akad Murabahah mempunyai beberapa faktor yang
mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya
proftabilitas produk pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah ini
saling beruhubungan satu dengan lainnya. Berikut ini adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi meningkatnya profitabilitas produk KPR iB dengan
akad Murabahah:
1. Marjin
Marjin adalah salah satu faktor yang membuat profitabilitas produk
KPR iB dengan akad Murabahah di Bank BNI Syariah meningkat.
Dengan adanya marjin ini, bank mendapatkan profit dari hasil produk
KPR iB. Dari wawancara yang penulis lakukan, menurut pihak Bank
BNI Syariah, marjin ini sudah ditetapkan oleh pihak bank. Apabila
angsuran rumah itu semakin lama jangka waktunya, maka marjin yang
di dapatkan oleh bank juga akan semakin besar, dan apabila jangka
waktunya pendek maka marjinnya juga kecil. selain itu, penentuan
marjin ini harus dilakukan di awal dan diketahui oleh kedua belah
pihak yaitu Nasabah sebagai pembeli dan ank sebagai penjual,
kemudian disepakati oleh keduanya. Nasabah tidak bisa melakukan
tawar menawar soal marjin yang sudah ditetapkan oleh pihak bank,
kecuali ada kerja sama khusus. Yang dimaksud dengan kerja sama
65
khusus adalah apabila untuk tarif reguler KPR iB marjinnya 8,27%
selama 10 tahun, kemudian ada Nasabah yang bekerja di perusahaan
A, perusahaan tempat Nasabah bekerja ini telah bekerja sama dengan
Bank BNI Syariah, dengan begitu kemungkinan Nasabah ini
mendapatkan tarif khusus (dibawah marjin reguler).91
2. Total Penyaluran Pembiayaan Murabahah
Total penyaluran pembiayaan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi meningkatnya profitabilitas produk KPR iB dengan
akad Murabahah dari tahun 2012 sampai 2016. Dengan meningkatnya
penyaluran pembiayaan Murabahah maka akan berdampak kepada
meningkatnya profit produk KPR iB dengan akad Murabahah juga.
Hal itu dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 total pembiayaan dan profit Murabahah BNI Syariah92
91 Wawancara langsung dengan pihak Bank BNI Syariah 92 http://www.bnisyariah.co.id/laporan-keuangan dan www.ojk.go.id diakses pada tanggal
12 Februari 2018 pukul 20.00
Tahun
Total Pembiayaan
Murabahah BNI Syariah
(dalam miliar)
Tingkat Profit Murabahah BNI
Syariah (dalam miliar)
2012 7.969 527
2013 12.913 854
2014 18.434 1.440
2015 21.774 1.741
2016 24.980 1.880
66
Tabel diatas membuktikan bahwa ketika total penyaluran
pembiayaan Murabahah meningkat maka tingkat profit Murabahah
juga meningkat. Meningkatnya penyaluran pembiayaan dari tahun
2012 sampai 2016 dipengaruhi dengan tingginya minat masyarakat
dalam menggunakan akad Murabahah di Bank BNI Syariah, dengan
begitu akan berdampak langsung kepada tingkat profit Murabahah di
Bank BNI Syariah.
3. Nasabah
Selain kedua faktor diatas. Faktor ketiga yang mempengaruhi
meningkatnya profitabiltas produk KPR iB dari tahun 2012 sampai
2016 dengan akad Murabahah adalah peran Nasabah. Nasabah
merupakan salah satu faktor yang tidak kalah penting dengan kedua
faktor diatas dalam mempengaruhi meningkatnya profitabilitas produk
KPR dengan akad Murabahah. Dengan tingginya minat Nasabah
dengan akad Murabahah akan di ikuti dengan meningkatnya total
penyaluran pembiayaan dengan akad Murabahah. Tingginya
penyaluran pembiayaan Murabahah ini karena Nasabah atau
masyarakat tertarik dengan produk KPR iB dengan akad Murabahah.
Hal ini terjadi karena Nasabah merasa aman dalam menggunakan akad
Murabahah pada produk pembiayaan KPR iB di Bank BNI Syariah.
Nasabah juga diuntungkan dengan sudah mengetahui dari awal berapa
hutang yang harus dibayar dan diangsur kedepannya. Selain itu, bank
juga mendapatkan keuntungan dengan lancarnya angsuran yang
dilakukan oleh Nasabah, karena tingkat resiko kredit macet yang akan
didapat oleh bank akan lebih kecil dan tidak akan ada kenaikan biaya
angsuran yang akan membebani Nasabah seperti bunga.93
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi meningkatnya profitabilitas produk pembiayaan KPR
93 Wawancara langsung dengan pihak Bank BNI Syariah
67
dengan akad Murabahah adalah Marjin, Penyaluran Pembiayaan
Murabahah dan Nasabah. Ketiga faktor tersebut sangat berbuhungan,
karena apabila minat Nasabah terhadap produk KPR iB dengan akad
Murabahah tinggi, maka akan berdapak kepada tingginya penyaluran
pembiayaan dengan akad Murabahah, dan marjin keuntungan yang
didapat juga akan tinggi. Dengan begitu, profitabilitas produk pembiayaan
KPR iB dengan akad Murabahah juga akan meningkat.
C. Mekanisme Pembiayaan KPR iB Menggunakan Akad Murabahah
Menurut hasil wawancara yang telah penulis lakukan, dalam
prakteknya, Nasabah data ke Bank BNI Syariah dengan tujuan untuk
membeli suatu asset. Kemudian, Bank BNI Syariah membeli sebuah asset
sesuai dengan permintaan Nasabah tersebut. Setelah itu, Bank BNI
Syariah memberitahu harga pokok barang tersebut ditambah marjin
keuntungan. Kemudian Nasabah harus mengangsur sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati sampai jatuh tempo. Produk murabahah
dapat diaplikasikan bentuk pembiayaan yang bersifat produktif maupun
konsumtif. Jenis pembiayaan ini dapat diaplikasikan untuk tujuan
pembiayaan kepemilikan aset seperti rumah maupun kendaraan baik baru
maupun lama.94
94 Wawancara langsung dengan pihak Bank BNI Syariah.
68
Berikut ini adalah skema Pembiayaan KPR iB dengan Menggunakan
Akad Murabahah :
Gambar 4.4 Skema Akad Murabahah 95
1. Keterangan dari skema diatas adalah:
a) Nasabah mengajukan permohonan kepada bank untuk membeli
rumah. Bank memberikan persyaratan atas pengajuan Nasabah,
lalu dilakukan negosiasi harga.
b) Bank membeli rumah dari supplier/developer sesuai dengan
spesifikasi yang diminta oleh Nasabah.
c) Bank dan Nasabah melakukan akad jual beli atas rumah yang
diminta oleh Nasabah.
d) Supplier/developer mengirim barang yang diminta oleh
Nasabah.
e) Nasabah melakukan pembayaran kepada bank secara di angsur
ditambah marjin dan harga pokok
2. Persyaratan:96
a. Warga Negara Indonesia
b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat
pensiun pembiayaan harus lunas.
95 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2014), hal. 63. 96 https://www.bnisyariah.co.id/id-id/personal/bnigriyaibhasanah diakses pada tanggal 12
Februari 2018 pukul 20.30.
Supplier/Penjual
Bank Nasabah
1. Negosiasi
2. Beli barang Kirim
barang
4. Bayar
3. Jual
69
c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
e. Maksimum Pembiayaan Rp.5 Milyar.
f. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun kecuali
untuk pembelian kavling maksimal 10 tahun atau disesuaikan
dengan kemampuan pembayaran.
g. jangka waktu sd 20 tahun untuk Nasabah fixed-income.
3. Dokumen-dokumen yang umum dibutuhkan dalam pembiayaan
dengan menggunakan akad Murabahah antara lain:97
a. Surat persetujuan prinsip (Offering Letter)
a. Akad Jual Beli (Murabahah)
b. Perjanjian Pengikatan Jaminan
c. Surat Pemohonan Realisasi Murabahah
d. Tanda Terima Uang/Bukti Pembayaran kepada
Supplier/Developer.
e. Tanda Terima Barang dari Bank yang ditandatangani oleh
Nasabah.
D. Dasar Bank BNI Syariah Dalam Menawarkan Produk KPR iB
Dengan Akad Murabahah
Menurut hasil wawancara yang telah penulis lakukan, yang menjadi
dasar Bank BNI Syariah menawarkan produk KPR iB dengan akad
Murabahah karena sudah ketentuan dari Dewan Syariah Nasional (DSN)
dan ketentuan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jadi, bank syariah ini
tidak menawarkan peminjaman berupa uang langsung dan pinjaman untuk
KPR iB harus berdasarkan dengan akad Murabahah. Selain pembiayaan
KPR iB, Bank BNI Syariah juga menerapkan akad Murabahah untuk
pembiayaan kendaraan, maka dari itu untuk semua pembiayaan Bank BNI
97 Ibid.
70
tidak memberikan pinjaman berupa uang langsung, harus jelas
ketentuannya untuk apa, dan kegunaannya untuk apa.98
E. Respon Nasabah Terhadap Produk KPR iB Dengan Akad Murabahah
Tahun Total Pembiayaan Murabahah BNI Syariah
(dalam miliar)
2012 7.969
2013 12.913
2014 18.434
2015 21.774
2016 24.980
Table 4.5 total pembiayaan Murabahah BNI Syariah99
Menurut hasil wawancara Penulis dengan pihak Bank BNI Syariah,
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, respon Nasabah terhadap akad
Murabahah itu positif, hal itu dapat dilihat dari tabel di atas total
penyaluran pembiayaan KPR dengan akad Murabahah di Bank BNI
Syariah selalu mengalami kenaikan pada tahun 2013 persentase
penyaluran pembiayaan dengan akad Murabahah BNI Syariah meningkat
sebesar 62% dari tahun 2012, pada tahun 2014 persentase penyaluran
pembiayaan dengan akad Murabahah meningkat sebesar 42% dari tahun
2013, pada tahun 2015 persentase penyaluran pembiayaan dengan
Murabahah BNI Syariah meningkat sebesar 18% dari tahun 2014, dan
pada tahun 2016 persentase penyaluran pembiayaan dengan akad
Murabahah BNI Syariah meningkat 7,95 dari tahun 2015. Positif dan
98 Wawancara langsung dengan pihak Bank BNI Syariah. 99 http://www.bnisyariah.co.id/laporan-keuangan diakses pada tanggal 12 Februari 2018
pukul 19.30
71
tingginya minat Nasabah terhadap pembiayaan dengan akad Murabahah
terjadi karena Nasabah banyak hal yang menguntungkan dan membuat
Nasabah aman menggunakan pembiayaan dengan akad Murabahah. Salah
satunya adalah Nasabah mengatahui dari awal berapa harga jual Bank BNI
Syariah yang diberikan kepada Nasabah. Bank BNI Syariah juga
memberikan informasi yang lengkap tentang biaya-biaya yang harus
dibayar oleh Nabasah nantinya, istilahnya Nasabah sudah mengetahui dari
awal berapa hutang yang harus dibayar nanti selama jatuh tempo. Selain
itu, selama perjalanan pembiayaan berlangsung, tidak akan ada kenaikan
angsuran. Jadi, angsuran pembiayaan yang dilakukan Nasabah akan selalu
flat sampai jatuh tempo atau sampai lunas. Keuntungan lain yang
didapatkan Nasabah adalah Nasabah tersebut mengetahui harga rumah
yang dibeli yang akan terjadi 15 tahun atau 10 tahun mendatang sesuai
dengan jangka waktu yang di ambil100
Jadi, produk KPR iB dengan akad Murabahah memiliki respon yang
positif, karena di anggap lebih menguntungkan untuk pihak Nasabah dan
akad Murabahah dianggap sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti.
100 Wawancara langsung dengan pihak Bank BNI Syariah.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang Analisis
Profitabilitas Pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah di Bank BNI
Syariah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Grafik profit pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah dari
tahun 2012 sampai 2016 selalu mengalami peningkatan. tingkat
profit Murabahah Bank BNI Syariah dari tahun 2012 ke tahun
2013 mengalami persentase kenaikan sebesar 62%, pada tahun
2013 ke tahun 2014 persentase kenaikan sebesar 68,8%, pada
tahun 2014 ke tahun 2015 persentase kenaikan sebesar 20,9%, dan
tingkat profit akad Murabahah Bank BNI Syariah pada tahun 2015
ke tahun 2016 persentase kenaikan sebesar 7,9%.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya profitabilitas
produk pembiayaan KPR dengan akad Murabahah adalah Marjin,
Penyaluran Pembiayaan Murabahah dan Nasabah. Ketiga faktor
tersebut sangat berbuhungan, karena apabila minat Nasabah
terhadap produk KPR iB dengan akad Murabahah tinggi, maka
akan berdapak kepada tingginya penyaluran pembiayaan dengan
akad Murabahah, dan marjin keuntungan yang didapat juga akan
tinggi. Dengan begitu, profitabilitas produk pembiayaan KPR iB
dengan akad Murabahah juga akan meningkat.
3. Mekanisme pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah yaitu
Nasabah data ke Bank BNI Syariah dengan tujuan untuk membeli
suatu asset. Kemudian, Bank BNI Syariah membeli sebuah asset
sesuai dengan permintaan Nasabah tersebut. Setelah itu, Bank BNI
Syariah memberitahu harga pokok barang tersebut ditambah
73
marjin keuntungan. Kemudian Nasabah harus mengangsur sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati sampai jatuh tempo.
74
B. Saran
Adapun saran dari penulis yang yang dapat dijadikan masukan dan
bermanfaat untuk Bank BNI Syariah, yaitu:
1. Pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah adalah salah satu faktor
yang memberikan profit tinggi untuk Bank BNI Syariah. Dengan
begitu, untuk meningkatkan pendapatan yang lebih besar di masa yang
akan datang, Bank diharapkan meningkatkan kinerjanya, agar
pembiayaan-pembiayaan yang lain dapat menyumbang profit yang
besar untuk Bank seperti pembiayaan emas, kendaraan, haji, dan
pembiayaan-pembiayaan lainnya. Sehingga apabila terjadi penurunan
pembiayaan Murabahah, maka pembiayaan-pembiayaan lainnya dapat
berkontribusi.
2. Pembiayaan KPR iB di BNI Syariah diharapkan kedepannya
mempunyai akad selain Murabahah. Dengan begitu masyarakat
mempunyai opsi untuk memilih akad dalam pembiayaan KPR iB.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faizal. Manajemen Perbankan (Teknik Analisa Kinerja Keuangan
Bank), (Universitas Muhamadiyah Malang, 2003).
Al Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung:
Alfabeta, 2012.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Bulughul Maram Min‟Adillati Ahkam, terj. M. Zaenal
Arifin, Kitab Bulughul Maram Kumpulan Hadits Hukum dan Akhlak,
Jakarta: Khatulistiwa Press, 2014.
Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2009.
Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001).
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag.
Djuwaini dan Dimyauddin. Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2010.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Murabahah.
Ghazaly, Abdul Rahman, Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).
Hakim, Atang Abdul dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT
Remaja Rusdakarya, 1995).
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.
Raja GrafindoPersada, 2010).
Hasan, Nurul Ichsan. Perbankan Syariah (Sebuah Pengantar), (Ciputat: GP Press
Group, 2014).
Hasan dan Zubairi. Undang Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009).
Hidayat, Alimul dan A.Aziz. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta, 2011.
Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis
dan Praktis (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Ed. Baru.
76
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, Jakarta: Erlangga, 2009.
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2014).
Ismail. Perbankan Syariah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011).
Karim Adiwarman A. “Bank Islam (analisis fiqih keuangan)” (Jakarta:
Rajgrafindo Persada, 2013).
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010).
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : Rajagrafindo Persada,
2012).
Libby, Robert. Akuntansi Keuangan, (Yogyakarta: ANDI, 2007), Edisi lima.
Mahmud, Amir dan Rukmana. Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Studi Empiris
di Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2010).
Mahmoeddin. Melacak Kredit Bermasalah, (Jakarta : PT Dharma Karsa Utama,
2010).
Mardani. Fqh Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012).
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya, 2010.
Muhammad. Model-Model Akad Pembiayaan di BankSyariah (Panduan teknis
pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah),
(Yogyakarta : UII Press, 2009).
Muslich, Mohamad. Manajemen Keuangan Modern, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2007).
Nor, Dumairi dkk. Ekonomi Syariah Versi Salaf, (Pasuruan, Pustaka Pondok
Pesantren Sidogiri, 2007)
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba
Empat, 2012.
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. Islamic Banking; Sistem Bank Islam Bukan
Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Mengahadapi
Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global (Jakarta: Bumi Aksara,
2010).
Sunhaj, Ahmad, Teknik Penulisan Kualitatif dalam Penelitian Kualitatif dalam
Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan (Malang: Kalimasada Press, 1996)
77
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV.
Alfabeta, 2009), Cetakan Ke-8, h.205
SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR....../SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS
BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta,
Gramata Publishing, 2013)
Undang-undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah.
UU RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.Undang-undang Republik Indonesia No 10 Tahun
1998Tentang Perbankan Syariah.
Wuryandani, G., M. J. Hermanto, dan R. Prasetya. 2010. Perilaku Pembiayaan
Dalam Industri Properti.
Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah; teori dan praktik kontemporer.
Jakarta: Salemba Empat. 2009.
SUMBER LAINNYA :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_eksploratif
Wawancara langsung dengan pihak Bank BNI Syariah.
http://www.bnisyariah.co.id/produk
http://www.ojk.go.id/produk
http://www.bps.go.id
78
LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara:
1. Bagaimana tingkat profit pada pembiyaan KPRib dengan akad
Murabahah?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas produk
pembiayaan KPR iB dengan akad Murabahah?
3. Bagaimana mekanisme pembiayan KPRib menggunakan akad
Murabahah?
4. Bagaimana dasar bank BNI Syariah menawarkan produk KPRiB dengan
akad murabahah?
5. Bagaimana respon nasabah terhadap produk KPR iB dengan akad
murabahah?