Post on 30-Dec-2015
description
ANALISIS SHIFT-SHARE PERTUMBUHAN, PERGESERAN SERTA KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI KOTA MEDAN
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister SainsProgram Studi Ilmu Ekonomi
TESIS
Oleh :
RINY VIRI INSY SINAGANIM. 8126162019
PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
1.1. Latar Belakang
1. Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, menuntut pemerintah daerah untuk melaksanakan desentralisasi dan memacu pertumbuhan ekonomi guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Peranan investasi swasta dan perusahaan milik daerah sangat diharapkan sebagai pemicu utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Investasi akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan dapat menimbulkan multiplier effect terhadap sektor-sektor lainnya.
3. Kebutuhan ekonomi akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk sehingga dibutuhkan peningkatan pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik Regional Bruto atau yang lebih dikenal dengan PDRB setiap tahun (Tambunan, 2001;20)
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1. PDRB Kota Medan Tahun 2008-2012 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 735,253.74 765,950.80 771,325.61 830,624.79 893,995.70
2.. Pertambangan & Penggalian 567.16 569.77 553.49 596.04 641.52
3. Industri Pengolahan 4,514,289.28 4,591,595.91 4,792,159.14 5,160,578.28 5,554,294.58
4. Listrik, Gas & Air Bersih 442,537.31 464,916.70 497,661.59 535,921.60 576,808.70
5. Bangunan 3,463,836.71 3,748,682.48 4,005,474.15 4,313,413.28 4,642,496.78
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 8,134,822.15 8,824,157.84 9,584,505.26 10,321,357.91 11,108,805.88
7. Pengangkutan & Komunikasi 6,287,379.45 6,866,783.50 7,346,132.59 7,910,900.11 8,514,446.88
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,586,682.59 4,720,839.82 5,133,721.48 5,528,399.78 5,950,178.32
9. Jasa-Jasa 3,208,583.61 3,446,554.21 3,690,691.41 3,974,430.18 4,277,651.62
PDRB 31,373,951.99 33,430,051.02 35,822,224.73 38,576,221.98 41,519,319.99
Tabel 1.2. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kota Medan Tahun 2008-2012 (Persen)
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1.Pertanian 2.34 2.29 2.15 2.15 2.15
2.Pertambangan & Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3.Industri Pengolahan 14.39 13.73 13.38 13.38 13.38
4.Listrik, Gas & Air Bersih 1.41 1.39 1.39 1.39 1.39
5.Bangunan 11.04 11.21 11.18 11.18 11.18
6.Perdagangan, Hotel & Restoran 25.93 26.40 26.76 26.76 26.76
7.Pengangkutan & Komunikasi 20.04 20.54 20.51 20.51 20.51
8.Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 14.62 14.12 14.33 14.33 14.33
9.Jasa-Jasa 10.23 10.31 10.30 10.30 10.30
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
1. Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah kota Medan?
2. Bagaimana perubahan dan pergeseran sector perekonomian wilayah kota Medan?
3. Bagaimana Kontribusi Provincial Share, Proportional Shift dan DiffereNtial Shift terhadap perekonomian wilayah kota Medan?
4. Bagaimana kausalitas antar sektor dalam perkonomian di Kota Medan ?
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis sektor-sektor apakah yang menjadi sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah kota Medan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah kota Medan
3. Untuk mengetahui dan menganalisis Kontribusi Provincial Share, Proportional Shift dan Differential Shift terhadap perekonomian wilayah kota Medan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis kausalitas antar sektor dalam perkonomian di Kota Medan ?
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk perencanaan pembangunan ekonomi kota Medan.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang terkait dengan pembangunan dan perencanaan ekonomi daerah.
2.1. Kerangka Teori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terlampir
2.2. Penelitian Terdahulu
1. MarhayanieHasil penelitian diperoleh bahwa sector yang potensial dalam perencanaan pembangunan kota Medan adalah sector industry pengolahan
2. Tampubolon
Potensi sector-sektor wilayah mempengaruhi perubahan struktur ekonomi. Struktur ekonomi wilayah pantai barat menuju industry pengolahan hasil pertanian dan struktur ekonomi wilayah timur menuju industry pengolahan barang jadi.
3. Hasani Akrom
Hasilnya menunjukkan adanya pergeseran penyerapan tenaga kerja dari sector pertanian ke sector industry di propinsi Jawa Tengah.
4. Fachrulrazy
Hasil penelitian tipologi menunjukkan sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat yaitu sektor pertanian dan sektor pengangkutan dan komunikasi, hasil LQ menunjukkan sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industry, sektor pengangkutan dan komunikasi yang merupakan sektor basis, dan beradasarkan hasil analisis persektor yang menjadi sektor unggulan kabupaten Aceh Utara dengan kriteria sektor maju dan tumbuh pesat, sektor basis dan mempunyai kompetitif adalah sektor pertanian.
6. Anilda Katili
Hasilnya, struktur ekonomi Gorontalo didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (31,12 %) dan jasa, pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,02 %, multiplier sektor basis kota Gorontalo berkisar antara 1,10 – 1,2. Dan hasil penggabungan analisis kontribusi, rata-rata pertumbuhan, LQ dan shift share diperoleh sektor unggulan di kota Gorontalo adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran
5. Purwaningsih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam struktur perekonomian kabupaten Parigi Moutong mulai terjadi pergeseran dari sektor primer menuju ke sektor sekunder dan tersier, walaupun tingkat pergeserannya masih relatif kecil.
2.3. Kerangka Penelitian
Hubungan Kausalitas Antar Sektor :
Sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, Konstruksi, Listrik, Perdagangan, Komunikasi, Perbankan dan Jasa.
Perekonomian Wilayah
Sektor Basis dan Non Basis Perubahan & Pergeseran Sektor
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kausalitas Antar Sektor
Penentuan Sektor Unggulan
2.4. Hipotesis
1. Sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor industri pengolahan merupakan sektor basis di wilayah kota Medan.
2. Terdapat perubahan dan pergeseran sektor perekonomian di wilayah kota Medan.
3. Terdapat pengaruh sektor-sektor perekonomian wilayah kota Medan terhadap sektor-sektor perekonomian propinsi Sumatera Utara.
4. Adanya hubungan kausalitas antar sektor ekonomi di kota Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada wilayah kota Medan, yang merupakan salah satu kabupaten/ kota dalam propinsi Sumatera Utara.
3.2. Jenis & Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikeluarkan oleh BPS Kota Medan. Berhubung keterbatasan data yang ada, maka penelitian ini menggunakan data antar waktu (time series) yaitu data tahun 1998 s/d 2012.
3.3. Metode Analisis Data
1. Sektor Basis & Non Basis (LQ)
2. Perubahan & Pergeseran Struktural (Shift Share)
Bentuk umum Persamaan Shift Share
Melalui analisis shift share, maka pertumbuhan ekonomi dan pergeseran structural perekonomian kota Medan ditentukan oleh tiga komponen yang secara matematis, provincial share (SP), proportional shift (P) dan differential shift (D) dapat diformulasikan sebagai berikut (Tarigan, 2007;88, Sjafrijzal, 2008;91)
• Provincial Share (PS)
• Proportional Shift (P)
• Differential Shift (D)
3. Kausalitas Antar Sektor (Analisis Granger Causality)
Teori Granger dilandasi atas asumsi sejumlah informasi yang memasukkan X dan Y saat ini dan semua informasi masa lalu. Katakanlah At adalah himpunan informasi yang telah tersedia dengan t = ... , -1, 0, 1, 2, ... Dengan kata lain, asumsi yang digunakan adalah ,A. '''' t (X, Y)}. X dan Y dianggap merupakan sepasang data runtut waktu yang memiliki kovarians linear yang stasioner (linear couariancestationary time series). Oleh karena itu :
Yt = ai Yt -i + bj Xt -j + Vt (A)
X t = ci Xt -i + dj Yt -j + t (B)
di mana (t > vt) adalah vektor random independen dengan rata-rata nol dan
matriks kovarians terbatas. Persamaan (A) menunjukkan bahwa variabel Xt gagal
menyebabkan Yt apabila dalam regresi Yt terhadap Y lag dan X lag, koefisien X lag
sama dengan nol. Dengan kata lain, bila bj = 0 (i = 1, 2, ... , k), maka Xt gagal
menyebabkan Yt.
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan pomunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa kota Medan adalah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari masing-masing sector perekonomian di kota Medan dari tahun 1998 – 2012 berdasarkan harga kosntan dalam satuan juta rupiah.
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan pomunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa propinsi Sumatera Utara adalah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari masing-masing sector perekonomian di propinsi Sumatera Utara dari tahun 1998 – 2012 berdasarkan harga kosntan dalam satuan juta rupiah.
3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Perekonomian Kota Medan
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
40000000
45000000
22,0
17,7
75.5
5
23,6
23,2
35.5
7
25,2
72,4
16.5
1
27,2
34,4
54.0
2
29,3
52,9
23.7
0
31,3
73,9
52.0
0
33,4
30,0
51.0
3
35,8
22,2
24.7
2
38,5
76,2
21.9
7
41,5
19,3
19.9
8
Tahun
Juta Rp
Sumber : BPS Kota Medan, Kota Medan Dalam Angka Tahun 2003-2013
Grafik 4.1. Perkembangan PDRB ADHK 2000 Tahun 2003 – 2012Kota Medan
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20125.5
6
6.5
7
7.5
8
7.29
6.98
7.767.78
6.89
6.55
7.16
7.697.63
Tahun
Persen
Sumber : BPS Kota Medan, Kota Medan Dalam Angka Tahun 2003-2013
Grafik 4.2. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota MedanTahun 2004-2012
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
(15.00)
(10.00)
(5.00)
-
5.00
10.00
15.00
1.45 1.30 0.37
5.14 3.89 4.18
0.70
6.39 8.94 9.30
0.88
(5.89)
(10.30)
(13.48)
0.46
(2.86)
5.88
9.47
Pertanian Pertambangan & Penggalian
Tahun
Persen
Sumber : BPS Kota Medan
Grafik 4.3. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian di Kota Medan
Tahun 2004-2012
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
(4.00)
(2.00)
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
5.31 3.14
6.59 6.08
3.91
1.71
4.37
7.48 7.84
4.12
2.27
5.39
(2.81)
4.52 5.06
7.04 7.61 7.71
12.96
7.52
11.01
6.43 8.07 8.22
6.85
8.69
6.64
Tahun
Persen
Sumber : BPS Kota Medan
Grafik 4.4. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor Industri; Listrik, Gas dan Air Minum; Bangunan; di Kota Medan Tahun 2004-2012
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 -
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
5.66
10.44
6.15 5.94 5.60
8.47 8.62 8.31 7.01
13.48
7.62
13.34
10.61
8.15 9.22
6.98 6.60
8.72
4.22 4.89 5.08
12.82
10.31
2.92
8.75 8.08
7.24
5.30
7.54 6.34 6.83 7.08 7.42 7.08 7.15
8.17
Perdagngan, Hotel & Restoran AngkutanKeuangan Jasa-jasa
Tahun
Persen
Sumber : BPS Kota Medan
Grafik 4.5. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan,
Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan & Tanah, Jasa Perusahaan; Jasa-jasa di Kota Medan Tahun 2004-2012
4.1.2. Hasil Analisis Penentuan Sektor Unggulan
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient (LQ) Kota Medan Tahun 2003 – 2012
Sektor 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Rata-rata
Pertanian 0.11 0.10 0.09 0.09 0.08 0.07 0.07 0.06 0.06 0.06 0.08
Tambang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Industri 0.61 0.58 0.54 0.52 0.49 0.45 0.41 0.38 0.36 0.34 0.47
Listrik 0.07 0.06 0.06 0.06 0.05 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.05
Bangunan 0.39 0.39 0.38 0.38 0.36 0.34 0.33 0.31 0.30 0.29 0.35
Dagang 1.02 0.96 0.96 0.93 0.87 0.81 0.78 0.75 0.72 0.69 0.85
Komunikasi 0.66 0.67 0.65 0.67 0.65 0.62 0.61 0.58 0.55 0.53 0.62
Perbankan 0.56 0.52 0.49 0.47 0.47 0.46 0.42 0.40 0.38 0.37 0.45
Jasa 0.40 0.38 0.37 0.36 0.34 0.32 0.31 0.29 0.28 0.26 0.33
4.1.3. Hasil Analisis Penentuan Perubahan dan Pergeseran Sektoral
Tabel 4.2. Hasil Analisis Shift Share Sektor Ekonomi Kota MedanTahun 2003 – 2012
Sektor PS P D Growth
1. Pertanian 577,924.34 907,548.46 (76,683.13) 1,408,789.66
2. Tambang 623.77 881.94 (308.56) 1,197.14
3. Industri 3,133,187.51 4,701,015.91 511,020.53 8,345,223.95
4. Listrik 343,834.37 535,863.73 3,385.74 883,083.84
5. Bangunan 1,978,323.48 4,387,010.71 39,381.13 6,404,715.32
6. Dagang 5,199,769.62 9,823,621.69 717,180.05 15,740,571.37
7. Komunikasi 3,363,133.33 8,541,942.49 (394,872.20) 11,510,203.62
8. Bank 2,841,674.87 7,195,079.19 (1,555,315.22) 8,481,438.84
9. Jasa 2,063,073.15 4,116,972.36 (64,683.43) 6,115,362.07
Tabel 4.3. Perubahan Sektoral dan Komponen Yang Mempengaruhi Ekonomi Kota Medan Tahun 2003 – 2012
Sektor PS P D Growth
1.Pertanian 577,924.34 907,548.46 (76,683.13) 1,408,789.66
2.Tambang 623.77 881.94 (308.56) 1,197.14
3.Industri 3,133,187.51 4,701,015.91 511,020.53 8,345,223.95
4.Listrik 343,834.37 535,863.73 3,385.74 883,083.84
5.Bangunan 1,978,323.48 4,387,010.71 39,381.13 6,404,715.32
6.Dagang 5,199,769.62 9,823,621.69 717,180.05 15,740,571.37
7.Komunikasi 3,363,133.33 8,541,942.49 (394,872.20) 11,510,203.62
8.Bank 2,841,674.87 7,195,079.19 (1,555,315.22) 8,481,438.84
9.Jasa 2,063,073.15 4,116,972.36 (64,683.43) 6,115,362.07
Jumlah 19,501,544.43 40,209,936.47 (820,895.09) 58,890,585.81
Persentase Penyebab
Pertumbuhan33.11 68.28 (1.39) 100.00
4.1.4. Hasil Analisis Kausalitas Antar Sektor
Uji Akar Unit (Units Roots
Test) Level
Belum Stasioner
Uji Derajat Integrasi
First Defference
Belum Stasioner
Uji Derajat Integrasi
Second Defference
Stasioner
Uji Lag Lenght
Granger Causality Test
4.2. Pembahasan
4.2.1. Sektor Unggulan dan Sektor Ekonomi
Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) kota Medan, meskipun tidak ada sektor ekonomi yang memiliki nilai LQ > 1, namun dari nilai LQ terbesar sektor-sektor tersebut adalah sektor perdagangan, hotal dan restoran, sektor komunikasi, sektor industri dan sektor perbankan serta sektor konstruksi/ bangunan.
Sedangkan dengan penghitungan analisis shift share secara agregat terjadi pertambahan tingkat output ekonomi selama tahun 2003 – 2012 sebesar 58.890.585,81 juta rupiah dan secara keseluruhan sektor-sektor perekonomian Kota Medan masih banyak memiliki daya saing atau kemandirian daerah seperti sektor bangunan/ konstruksi, keuangan dan jasa perusahaan serta sektor jasa lainnya.
4.2.2. Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi
Sektor Industri
Sektor Pertanian Sektor Pertambangan
Sektor Jasa
Sektor Listrik
Sektor Perdagangan
Sektor Komunikasi
Sektor Perbankan
Sektor Konstruksi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil estimasi dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) terbentuklah sektor unggulan atau sektor basis, yaitu: sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor industri pengolahan, sektor lembaga keuangan dan perbankan dan sektor konstruksi (bangunan) dalam perekonomian Kota Medan.
2. Dari hasil analisis shift-share secara agregat terjadi pertambahan tingkat output ekonomi selama tahun 2003 – 2012 sebesar Rp. 58.890.585,81 juta dan sebesar 33,11 persen disebabkan oleh efek pertumbuhan ekonomi di tingkat propinsi, sementara itu pengaruh dari efek bauran industri/ sektoral (proporsional share) terhadap pertumbuhan ekonomi propinsi Sumatera Utara bernilai positif. Dan secara keseluruhan sektor-sektor perekonomian Kota Medan masih banyak memiliki daya saing atau kemandirian daerah seperti sektor bangunan/ konstruksi, keuangan dan jasa perusahaan serta sektor jasa lainnya.
3. Dari hasil estimasi dengan menggunakan analisis causalitas grangger menunjukkan bahwa tidak ada satu sektor ekonomi kota Medan yang saling mempengaruhi antar sektor (causality) Sedangkan sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya banyak dipengaruhi oleh sektor lain dalam perekonomian kota Medan.
5.2. Saran
1. Dalam memacu perekonomian Kota Medan, pemerintah daerah sebaiknya fokus pada sektor-sektor unggulan terutama sektor-sektor dengan penyumbang multiplier terbesar dan banyak menyerap tenaga kerja.
2. Anggaran untuk sektor-sektor unggulan perlu ditingkatkan guna lebih mendorong pertumbuhan sektor unggulan tersebut sehingga sektor unggulan tersebut lebih tumbuh dan mendorong sektor lain untuk lebih berkembang.
3. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sebaiknya yang mendukung dan mendorong investasi swasta untuk menanamkan modalnya pada sektor-sektor potensi dan sektor-sektor yang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja.
4. Lebih banyak lagi penelitian sejenis dengan menambah variabel ataupun mengganti variabel lainnya sehingga menambah khazanah dan wawasan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
Terima KasihAtas Saran & Masukannya Untuk Perbaikan Penelitian
ini Nantinya
Medan, 19 Juli 2014