Definisi Shift Kerja

27
BAB I PENDAHULUAN Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin suksesnya industrialisasi tersebut dituntut tingkat efisiensi yang tinggi terhadap penggunaaan sumber produksi dan produktifitas tenaga kerja yang terlibat di dalamnya. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang di sektor industri sangat membutuhkan sumber daya manusia (tenaga kerja) yang sehat, efesien dan produktif. Tenaga kerja seperti ini diharapkan akan mampu berkompetisi dengan tenaga kerja yang lain, baik di dalam dan di luar negeri. Keunggulan tersebut dapat tercapai bila semua pihak turut berperan aktif bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang ada pada tenaga kerja itu sendiri. Bagi sektor industri peran yang dapat dilakukan di antaranya dengan mengurangi atau menghilangkan berbagai 1

description

definisi shift kerja

Transcript of Definisi Shift Kerja

Page 1: Definisi Shift Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

suksesnya industrialisasi tersebut dituntut tingkat efisiensi yang tinggi terhadap

penggunaaan sumber produksi dan produktifitas tenaga kerja yang terlibat di

dalamnya.

Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang di sektor industri sangat

membutuhkan sumber daya manusia (tenaga kerja) yang sehat, efesien dan

produktif. Tenaga kerja seperti ini diharapkan akan mampu berkompetisi dengan

tenaga kerja yang lain, baik di dalam dan di luar negeri. Keunggulan tersebut

dapat tercapai bila semua pihak turut berperan aktif bekerja sama dengan tingkat

kemampuan yang ada pada tenaga kerja itu sendiri.

Bagi sektor industri peran yang dapat dilakukan di antaranya dengan

mengurangi atau menghilangkan berbagai potensi bahaya yang ada pada

lingkungan kerja seperti peralatan (mesin), iklim, pola waktu kerja (shift kerja),

dan sebagainya, sehingga berbagai dampak negatif yang akan timbul terhadap

pekerja sedini mungkin dapat dicegah.

Tenaga kerja merupakan tulang punggung di bidang industri yang sangat

menentukan berhasil tidaknya suatu usaha untuk mempertinggi produksi,

produktifitas dan efesiensi kerja. Sekalipun faktor modal cukup, material baik

1

Page 2: Definisi Shift Kerja

mutunya, mesin-mesin yang serba sempurna namun perusahaan tidak akan

berjalan lancar apabila derajat kesehatan tenaga kerja tidak memuaskan.

Upaya yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan

produktivitas perusahaannya adalah dengan menambah jam kerja karyawannya

yaitu dengan memberlakukan sistem shift kerja. Dimana shift kerja merupakan

pembagian kerja dalam waktu 24 jam meliputi pagi, sore dan malam yang

dilaksanakan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan

memenuhi dan meningkatkan produksi. Bagi perusahaan pengaturan shift kerja

dilaksanakan bertujuan untuk menjaga kelancaran dan pemenuhan target produksi,

sedangkan bagi pekerja merupakan beban kerja yang harus dipikul sebagai

pekerja.

2

Page 3: Definisi Shift Kerja

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI SHIFT KERJA

Shift kerja disebutkan sebagai pekerjaan yang secara permanen

atau sering pada jam kerja yang tidak teratur (Kuswadji, 1997).

Menurut Suma’mur (1994), shift kerja merupakan pola waktu

kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh

perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. Proporsi

pekerja shift semakin meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh

investasi yang dikeluarkan untuk pembelian mesin-mesin yang

mengharuskan penggunaannya secara terus menerus siang dan malam

untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sebagai akibatnya pekerja juga

harus bekerja siang dan malam. Hal ini menimbulkan banyak masalah

terutama bagi tenaga kerja yang tidak atau kurang dapat menyesuaikan

diri dengan jam kerja yang lazim..

2. SISTEM SHIFT KERJA

Sistem shift kerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan,

walaupun biasanya menggunakan tiga shift setiap hari dengan delapan

jam kerja setiap shift. Menurut William yang dikutip oleh Sri Ramayuli

(2004) dikenal dua macam sistem shift kerja yang terdiri dari :

1. Shift Permanen

Tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap harinya. Tenaga

3

Page 4: Definisi Shift Kerja

kerja yang bekerja pada shift malam yang tetap adalah orang-orang yang

bersedia bekerja pada malam hari dan tidur pada siang hari.

2. Sistem Rotasi

Tenaga kerja bekerja tidak terus-menerus di tempatkan pada shift

yang tetap. Shift rotasi adalah shift rotasi yang paling menggangu

terhadap irama circardian dibandingkan dengan shift permanen bila

berlangsung dalam jangka waktu panjang.

ILO (1983) menyatakan pergantian shift yang normal 8 jam/shift.

Shift kerja yang dilaksanakan 24 jam termasuk hari Minggu dan hari

libur memerlukan 4 regu kerja. Regu ini dikenal dengan regu kerja terus-

menerus (3x8).

A. Sistem 2-2-2,

sistem ini disebut dengan sistem rotasi pendek masing-masing

shift lamanya 2 hari dan pada akhir shift diberikan libur 2 hari.

B. Sistem 2-2-3

merupakan system rotasi pendek dimana salah satu shift

dilaksanakan 3 hari untuk 2 shift dilaksanakan 2 hari dan pada akhir

periode shift diberikan libur 2 hari. Siklus ini bergantian untuk stiap shift.

Pada akhir shift malam diperlukan istirahat sekurang-kurangnya 24 jam.

Sistem rotasi ini dianjurkan oleh pakar yang berpandangan

modern dengan mempertimbangkan faktor sosial dan psikologis

untuk industri yang bergerak pada bagian manufaktur dan kontiniu

(Pulat dalam Sri Ramayuli, 2004).

4

Page 5: Definisi Shift Kerja

3. MANAJEMEN KERJA SHIFT

Menurut Tayari F and Smith J.L. (1997) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

untuk   manajemen kerja shift adalah sebagai berikut.

a) Jika memungkinkan lamanya kerja   shift malam dikurangi  tanpa mengurangi 

kompensasi dan benefit lainnya.

b) Jumlah karyawan shift malam yang diperlukan seharusnya  dikurangi untuk

mengurangi jumlah hari kerja pekerja  shift malam.

c)  Lamanya kerja shift tidak melebihi  8 jam.

d)  Tiap shift siang atau malam  seharusnya diikuti dengan  paling sedikit 24 jam libur

dan tiap shift malam  dengan paling sedikit  2 hari libur, sehingga pekerja  dapat

mengatur  kebiasaaan tidur mereka.

e)   Memungkinkan adanya interaksi sosial dengan teman kerja.

f)   Menyediakan fasilitas kegiatan olah raga  seperti permainan bola baskket, 

khususnya untuk pekerja shift malam.

g)   Musik yang tidak monoton selama bekerja shift malam sangat berguna.

5

Page 6: Definisi Shift Kerja

4. SIMULASI PENGATURAN KERJA SHIFT

Pengaturan Jadwal kerja shift di Industri manufacture Indonesia terdapat beberapa

model yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan itu sendiri. Penjadwalan Kerja Shift

yang biasa digunakan antara lain :

1.  Empat (4) Grup Tiga (3) Shift

Penjadwalan model ini digunakan untuk aktivitas manufacture selama 24 jam

sehari dan beroperasi penuh selama sepanjang tahun, terhenti  pada hari besar Idul fitri

dan Tahun Baru . Besarnya  output produksi yang ditetapkan dan aktivitas engineering

yang menuntut aktivitas ini berlangsung terus. Karyawan terbagi kedalam 4 Grup,

Bekerja selama 5 hari kerja dengan working hours 7 + 1. Pergantian Shift dari 3 ke 1,

karyawan mendapat libur 2 hari. Model ini menyebabkan Hari Libur karyawan tidak

menentu.

 Berikut Contoh simulasi penjadwalan 4 Grup 3 Shift

1) Shift 1 : Pk. 07.00 – 15.00 , Shift 2 : Pk.15.00 – 23.00 , Shift 3 : Pk. 23.00 – 07.0

2) Urutan Putaran shift  Shift 3 -> Shift 2 -> Shift 1 ( 3-2-1 ) , Pergesaran Shift menuju

dan setelah Shift 3 ada perlakuan khusus. Setelah Shift 3 karyawan mendapat libur

lebih banyak ( 2 hari ) sebelum memasuki jadwal shift 1.

Dua hari sebelum  libur sebelum shift 3, aktual libur adalah 1 hari. Satu harinya

lagi merupakan hari pertengahan, tapi karyawan harus mulai masuk pada malam

harinya (Pukul 23.00)

6

Page 7: Definisi Shift Kerja

2.  Tiga (3) Grup Tiga (3) Shift

Penjadwalan shift model ini, memberikan peluang istirahat / Libur secara

Teratur. Karyawan bekerja dari Senin – Sabtu, minggu istirahat. Dibanding model 4

Grup, Total karyawan yang dibutuhkan pastinya lebih sedikit, begitu pula untuk out put

volume Produksinya.

Jam kerja perhari 7 + 1 ( 7 jam kerja, 1 jam istirahat ), kecuali hari sabtu 5 Jam

kerja dengan Total jam kerja  40 jam Seminggu. Jam kerja ini fleksibel, jika diperlukan

pada hari terakhir bisa dibuat overtime ( otomatis ) selama 2 Jam.

Berikut contoh simulasi Penjadwalan 3 grup 3 Shift

1.   Jam Kerja Shift fleksibel, untuk Shift 1, bisa dimulai di Pk. 06.00 atau 07.00, Shift

berikutnya menyesuaikan.

2.   Putaran Shift  Shift 3 -> Shift 2 -> Shift 1 (3-2-1).

3.  Jadwal ini bisa diterapkan untuk putaran 2 Grup, 2 Shift

4.  Berdasarkan Keputusan Menteri, Kep.102/MEN/2004, Pasal 3 ayat 1, “ waktu Kerja

lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1

minggu”. Khusus shift 1 bisa diberlakukan Long Shift ( Pk.07.00 – 19.00 ), dengan

istirahat, selama maksimal 15 Jam/orang perminggu.

7

Page 8: Definisi Shift Kerja

          3. Non Shift

 Non Shift, pada umumnya diperuntukkan bagi  departemen yang memerlukan

koordinasi internal dan eksternal saat jam-jam kerja pagi – siang. Jam Kerja normal

fleksible, Pk.08.00-16.00. Jadwal kerja Non Shift  ada 2 model, 6 hari kerja dan 5 hari

kerja. Meski beda Lama jam kerja sehari namun tetap total jam kerja seminggu 40 Jam. 

     4. Tiga (3) Grup Dua (2) Shift  atau  Long Shift 

    Model penjadwalan shift ini  untuk mengadopsi jam kerja bagian petugas keamanan

(security ) atau karyawan dengan terlebih dahulu ada kesepakatan antara perwakilan

pekerja dan management. Pengatuan jadwal kerjanya menggunakan formulasi 2-2-2.

Yaitu dalam 1 minggu kerja terdiri dari 2 hari shift 1, 2 hari shift 2, dan 2 hari libur.

seperti simulasi dibawah ini.

Berikut contoh pengaturan jam kerjanya :

Shift I

Senin – Kamis   : Jam 08.00 wib – jam 20.00 wib

Sabtu – Minggu : Jam 08.00 wib – jam 20.00 wib

Istirahat            : Jam 12.00 wib – jam 13.00 wib

Break               : Jam 17.00 wib – jam 17.05 wib 

Jumat                : Jam 08.00 wib – jam 20.00 wib

Istirahat            : Jam 11.45 wib – jam 13.15 wib

Break               : Jam 17.30 wib _ jam 17.35 wib 

8

Page 9: Definisi Shift Kerja

Shift II

Senin – Kamis    : Jam 20.00 wib – jam 08.00 wib

Sabtu - Minggu  : Jam 20.00 wib – jam 08.00 wib

Istirahat              : Jam 00.00 wib –jam 01.00 wib

Break                 : Jam 05.00 wib – jam 05.05 wib 

Perhitungan Jam kerja untuk long shift ini, ada beberapa macam :

1) Jam kerja 7 jam + 1 jam istirahat + 4 jam over time.

Perhitungan jam overtime perharinya = 1,5 + (2 x 3 ) jam = 7,5 jam/hari

2) Jam kerja 8 jam + 1 jam istirahat + 3 jam overtime

Perhitungan jam overtime per harinya = 1,5 + ( 2x2 ) jam = 5,5 jam/hari

5. EFEK SHIFT KERJA

Menurut Fish yang dikutip oleh Hery Firdaus (2005) mengemukakan bahwa

efek shift kerja yang dapat dirasakan antara lain :

1. Efek fisiologis

a. Kualitas tidur : tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan

biasanya dipelukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja

malam.

b. Menurunnya kapasitas kerja fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk

dan lelah.

c. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.

9

Page 10: Definisi Shift Kerja

2. Efek psikososial

Efek menunjukkan masalah lebih besar dari efek fisiologis, antara lain adanya

gangguan kehidupan keluarga, hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk

berinteraksi dengan teman, dan menggangu aktivitas kelompok dalam

masyarakat.

Saksono (1991) menyatakan bahwa pekerjaan malam berpengaruh terhadap

kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari.

Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau

tidur, sehingga tidak dapat beradaptasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat

tersisih dari lingkungan masyarakat.

3. Efek kinerja

Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis

dan psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental

menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti

kualitas kendali dan pemantauan.

4. Efek terhadap kesehatan

Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointesnal, masalah ini cenderung terjadi

pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap

keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.

5. Efek terhadap keselamatan kerja

Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang

dilakukan Smith et. al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi

terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan

0,69% per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa

10

Page 11: Definisi Shift Kerja

kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu

kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan

lebih banyak terjadi pada shift malam. (Adiwardana dalam Khairunnisa, 2001).

6. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI SHIFT KERJA

A. Irama Sirkadian

Circardian rhythm berasal dari bahasa Latin. Circa yang berarti kira-kira dan Dies

berarti hari ( circardies = kira-kira satu hari). Circardian rhythm adalah irama dan

pengenalan waktu yang sesuai dengan perputaran bumi dalam siklus 24 jam. Hampir

seluruh makhluk hidup di dunia ini mempunyai irama yang secara teratur mengalami

perubahan fungsi tubuh dan fisiologik dalam siklus 24 jam, tetapi adapula beberapa

perubahan yang sesuai dengan bulan atau tahun. Sebenarnya siklus circardian

manusia berkisar antara 22-25 jam (Mahyastuti, 1993).

Fungsi tubuh yang sangat dipengaruhi oleh circardian rhythm adalah pola

tidur, kesiapan bekerja, beberapa fungsi otonom, proses metabolisme, suhu tubuh,

denyut jantung dan tekanan darah. Setiap hari fungsi tubuh ini akan berubah-ubah

antara maksimum dan minimum, pada siang hari meningkat dan pada malam hari

menurun

Menurut Mahyastuti (1993) dalam keadaan normal, fungsi tubuh dapat

dibedakan atas 2 fase, yaitu ;

11

Page 12: Definisi Shift Kerja

1. Fase ergotropik, terjadi pada siang hari dan semua organ tubuh

siap untuk bekerja.

2. Fase tropotropik, terjadi malam hari dan sebagian besar fungsi tubuh

menurun serta waktu ini dipakai untuk pemulihan dan pembaharuan

energi.

B. Kelelahan Kerja

Salah satu keluhan yang paling sering dan umum di antara pekerja adalah

rasa letih, baik karena kurang tidur malamnya, terlalu banyak bekerja atau suatu

masalah emosional lainnya. Bila rasa letih sedemikian menonjol dan terus

menerus sehingga menggangu kerja dan kegiatan lainnya ini disebut kelelahan

(fatique).

Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya

berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh

(Suma’mur,1994).

Banyak defenisi tentang kelelahan kerja yang telah dikemukakan, namun

secara garis besar dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola

yang timbul pada suatu keadaan, yang secara umum terjadi papda setiap

individu, yang telah tidak sanggup lagi melakukan aktivitasnya (Satalaksana,

1979).

12

Page 13: Definisi Shift Kerja

C. Sikap Tenaga Kerja Terhadap Shift Kerja

Banyak pandangan orang yang tidak menyukai shift kerja tetapi sikap

ini tidak umum. Sebagai contoh survei yang dilakukan oleh Weddenburn

tentang tanggapan terhadapa shift kerja dari 315 pekerja industri baja di

Inggris diperoleh bahwa 18 % sangat suka, 29% suka, 22% kurang suka,

23% tidak suka, dan 8% sangat tidak suka. Individu yang tidak suka

terhadap shift kerja tersebut disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya 61% beranggapan bahwa shift kerja berpengaruh

terhadap kehidupan ocial, 47% beranggapan bahwa shift kerja

menyebabkan waktu tidur tidak teratur,44% karena kerja malam, 38%

waktu makan tidak teratur, 35% menyebabkan cepat bangun (Fish dalam

Hery Firdaus, 2005).

Kuswadji (1997) juga melaporkan bahwa tanggapan pekerja terhadap tiga

shift kerja adalah sebagai berikut :

1. Shift pagi : memberikan waktu luang baik untuk kehidupan keluarga dan

tida terbatas kehidupan sosialnya.

2. Shift siang : terbatas kehidupan ocial, waktu siang terbuang dan sedikit lelah.

3. Shift malam : lelah, kehidupan ocial terbatas, kurang baik untuk kehidupan

keluarga, gangguan tidur, memberikan banyak waktu luang terbuang

13

Page 14: Definisi Shift Kerja

7. REGULASI SHIFT KERJA

A. Pada sidang ke-77 di Jenewa tanggal 26 Juni 1990 dibahas mengenai standar

Internasional bagi pekerja malam. Standar yang dimaksud adalah The Night Work

Convention and Recommendation. The Night Work Conventionmembahas

mengenai kesehatan dan keselamatan, transfer kerja siang hari, perlindungan bagi

kaum wanita, kompensasi dan pelayanan sosial.Recommendation membahas

mengenai batas waktu kerja normal, waktu istirahat yang minimum antar shift,

transfer kerja siang pada situasi khusus, kesempatan pelatihan

B. Menurut pasal 76 Undang-Undang No. 13 tahun 2003, pekerja perempuan yang

berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul

23.00 sampai dengan pukul 07.00, yang artinya pekerja perempuan diatas 18

(delapan belas) tahun diperbolehkan bekerja shift malam (23.00 sampai 07.00).

Perusahaan juga dilarang mempekerjakan pekerja perempuan hamil yang menurut

keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya

maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

C. Perusahaan memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan

Undang-Undang No.13/2003 yang lebih lanjutnya diatur

dalam Kep.224/Men/2003tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan

Pekerja Perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00. Pengusaha yang

mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul

07.00 wajib  memberikan makanan dan minuman bergizi. Makanan dan minuman

14

Page 15: Definisi Shift Kerja

yang bergizi harus sekurang-kurangnya memenuhi 1.400 kalori, harus bervariasi,

bersih dan diberikan pada waktu istirahat antara jam kerja. Makanan dan minuman

tidak dapat diganti dengan uang. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di

tempat kerja. Pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja

perempuan dengan menyediakan petugas keamanan di tempat kerja dan

menyediakan kamar mandi yang layak dengan penerangan yang memadai serta

terpisah antara pekerja perempuan dan laki-laki.

D. Waktu Kerja Normal menurut Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi,

No. Kep. 102/MEN/VI/2004. Untuk 6 hari kerja : Waktu Kerja 7 jam/hari (hari

ke1-5), 5 jam/hari (hari ke-6) , 40 jam/minggu. Untuk 5 hari kerja : Waktu Kerja 8

jam/hari, 40 jam/mingguLebih dari waktu ini dihitung waktu kerja lembur

15

Page 16: Definisi Shift Kerja

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Menurut Suma’mur (1994), shift kerja merupakan pola waktu kerja yang

diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan

biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam.

2. Menurut William yang dikutip oleh Sri Ramayuli (2004) dikenal dua macam

sistem shift kerja yang terdiri dari :

a. Shift Permanen

b. Sistem Rotasi

B. Saran

1. Manajemen shift kerja harus benar-benar diperhatikan guna terciptanya suasana

kerja yang nyaman.

2. Risiko kecelakaan kerja pada shift kerja harus benar benar diminimalisir dan

peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja harus ditingkatkan.

16

Page 17: Definisi Shift Kerja

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32889/3/Chapter%20II.pdf

http://wendikurniadirjas.blogspot.com/2010/04/shift-kerja-yang-baik-di-sesuaikan.html

http://dedylondong.blogspot.com/2012/03/penjadwalan-shift-kerja.html

http://bisnisrumahan2012.wordpress.com/article/dunia-kerja/sekilas-kerja-shift/

17